Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

I. KonsepKebutuhan Harga Diri

1.1 Definisi kebutuhan Harga Diri (self esteem) adalah penilaian tentang individu
dengan menganalisa kesesuaian prilaku dengan ideal diri. Harga diri rendah
adalah evaluasi diri dan perasaan-perasaan tentang diri atau kemampuan diri
yang negatif,yang dapat diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung.
Individu yang mempunyai harga diri rendah cenderung untuk menilainya
negatif dan merasa dirinya lebih rendah dari orang lain. (Stuart dan
sundeen,1991).
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan merasa
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri
dan kemampuan diri.

1.2 Fisiologi sistem Harga Diri

1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi sistem Harga Diri Rendah
1. Penolakan orang tua.
2. Harapan orang tua yang tidak relistis.
3. Kegagalan yang berulang kali.
4. Kurang mempunyai tanggung jawab personal.
5. Ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis.

1.4 Macam-macam gangguan mungkin terjadi pada sistem Harga Diri Rendah
a. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi,
kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan
malu karena sesuatu (korban perkosaan, dituduh korupsi, dipenjara tiba-
tiba).
Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah, karena :
1) Privacy yang harus diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis,
pemasangan kateter, pemeriksaan perineal).
2) Harapan akan struktur bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai
karena dirawat/sakit/penyakit.
3) Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai
pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa
persetujuan.
b. Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama,
yaitu sebelum sakit/dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang
negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif
terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptif.

II. Rencana asuhan klien dengan gangguan kebutuhan Harga Diri


2.1 Pengkajian
2.1.1 Riwayat keperawatan
a. Identitas klien meliputi Nama, umur, jenis kelamin, tanggal dirawat,
tanggal pengkajian, nomor rekam medic
b. Faktor predisposisi merupakan faktor pendukung yang meliputi faktor
biologis, faktor psikologis, sosial budaya, dan faktor genetik
c. Faktor presipitasi merupakan faktor pencetus yang meliputi sikap
persepsi merasa tidak mampu, putus asa, tidak percaya diri, merasa
gagal, merasa malang, kehilangan, rendah diri, perilaku agresif,
kekerasan, ketidak adekuatan pengobatan dan penanganan gejala stress
pencetus pada umunya mencakup kejadian kehidupan yang penuh
dengan stress seperti kehilangan yang mempengaruhi kemampuan
individu untuk berhubungan dengan orang lain dan menyebabkan
ansietas.
d. Psikososial yang terdiri dari genogram, konsep diri, hubungan social
dan spiritual
e. Status mental yang terdiri dari penampilan, pembicaraan, aktifitas
motorik, alam perasaan, afek pasien, interaksi selama wawancara,
persepsi, proses pikir, isi pikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat
kosentrasi dan berhitung, kemampuan penilaian, dan daya tilik diri.
f. Mekanisme koping : koping yang dimiliki klien baik adaptif maupun
maladaptif
g. Aspek medi yang terdiri dari diagnosa medis dan terapi medis

2.1.2 Pemeriksaan fisik: data focus


a. TTV : Tekanan darah, Nadi, Suhu, Respirasi
b. Ukuran : Tinggi badan, Berat badan
c. Kondisi Fisik

2.1.3 Pemeriksaan penunjang


-

2.2 Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul


Diagnosa 1: Harga Diri Rendah situasional berhubungan dengan gangguan
citra tubuh.
2.2.1 Definisi : perkembangan persepsi negative tentang harga diri sebagai
respons terhadap situasi saat ini.

2.2.2 Batasan karakteristik


- Subjektif : - Evaluasi diri bahwa ia tidak sanggup menghadapi situasi
atau peristiwa
- Ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada harapan.
- Objektif : - ketidakmampuan untuk membersihkan anggota tubuh
2.2.3 Faktor yang berhubungan
- Kehilangan Anggota tubuh
- Gangguan citra tubuh
- Kurang penghargaan
Diagnosa 2: Resiko Harga Diri Rendah situasional berhubungan dengan
ketidakefektifan koping.
2.2.4 Definisi : Perkembangan persepsi negatif tentang harga diri sebagai
respons terhadap situasi saat ini.
2.2.5 Batasan karakteristik
Objektif : - Kehilangan
- Penyakit fisik
- Perubahan peran social

2.2.6 Faktor yang berhubungan :


- Gangguan citra tubuh
- Gangguan identitas personal

2.3 Perencanaan
Diagnosa 1 : Harga Diri Rendah situasional berhubungan dengan gangguan citra
tubuh.
2.3.1 Tujuan dan Kriteria Hasil : Menunjukkan Harga diri : (berdasarkan NOC)
Kemampuan untuk mengungkapkan penerimaan diri.
2.3.2 Intervensi keperawatan dan rasional : peningkatan citra tubuh :
(berdasarkan NIC) meningkatkan sikap dan persepsi sadar dan tak sadar
pasien terhadap tubuhnya .
Diagnosa 2 : Resiko Harga Diri Rendah situasional berhubungan dengan
ketidakefektifan koping.
2.3.3 Tujuan dan Kriteria Hasil : Peningkatan Harga Diri : (berdasarkan NOC)
Kemampuan untuk melakukan penilaian pribadi tentang harga diri.
2.3.4 Intervensi keperawatan dan rasional : (berdasarkan NIC) Membantu pasien
untuk meningkatkan penilaian pribadi tentang harga diri.

III. DaftarPustaka
Wilkinson, judith. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan NIC NOC Edisi 9.
Jakarta : EGC
http://fanjipradipthawebsite.co.id/2015/05/laporan-pendahuluan-harga-diri-
rendah.html
http://ayanurse38.co.id/2013/04/askep-harga-diri-rendah.html

Banjarmasin,..2016

PreseptorAkademik, Preseptorklinik,
(.) ()

Anda mungkin juga menyukai