Metode merawas
b. Perahu
Pengukuran debit menggunakan perahu adalah petugas pengukur menggunakan sarana perahu sebagai alat
bantu pengukuran. Petugas pengukur minimal terdiri dari 3 orang, 1 orang petugas memegang dan menggeser
perahu, 1 orang petugasmengoperasikan peralatan dan 1 orang petugas mencatat data pengukuran.
Petugas pelaksanaan pengukuran dengan menggunakan perahu perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. dilakukan apabila tidak memungkinkan pengukuran dengan cara merawas
2. alat ukur arus dilengkapi dengan alat penggulung kabel (sounding reel) dan pemberat yang disesuaikan
dengan kondisi aliran (kedalaman dan kecepatan)
3. posisi alat ukur harus berada di depan perahu
4. kabel yang digunakan untuk mengukur lebar sungai (tagline) harus terpisah dari kabel yang digunakan
untuk menggantungkan perahu
5. apabila lebar sungai lebih dari 100 m, atau sungai digunakan untuk transportasi air maka kabel
penggantung perahu tidak dapat digunakan. Pengaturan posisi perahu diatur dengan
menggunakan sextant meter agar lintasan pengukuran tetap berada pada satu jalur sehingga lebar sungai
sesuai dengan lebar sungai sesungguhnya. Metode ini disebut metode sudut (angular method). Selain
metode ini dapat juga digunakan metode perahu bergerak.
Metode perahu
c. Sisi jembatan
1. Pengukuran debit dari sisi jembatan adalah pengukuran dilakukan dari sisi jembatan bagian hilir aliran
dan sebaiknya jembatan yang digunakan tidak terdapat pilar. Peralatan yang digunakan adalah bridge crane,
sounding reel, tagline, dan 1 set current meter + pemberat yang beratnya tergantung dari kecepatan aliran.
Petugas pengukur minimal terdiri dari 3 orang, 2 orang petugasmengoperasikan bridge crane dan peralatan
pengukur dan 1 orang petugas mencatat data pengukuran.
2. Pengukuran dari sisi jembatan dilakukan apabila pada lokasi pos terdapat fasilitas jembatan, dengan
kondisi kedalaman air lebih dari 2 m dan kecepatan airnya cukup deras sehingga tidak memungkinkan
dilakukan pengukuran dengan menggunakan perahu.
Metode Jembatan
d. Cable Car (Kereta Gantung)
Cable car adalah alat bantu pengukuran berupa kereta gantung yang digantungkan pada kabel utama yang juga
berfungsi sebagai alat ukur lebar sungai, dilengkapi dengan tempat duduk petugas pengukur dan
dudukan sounding reel. Peralatan yang digunakan adalah current meter lengkap dengan ekor panjang dan
pemberat yang disesuaikan dengan kondisi kecepatan dan kedalaman aliran. Petugas pengukur terdiri dari 2
orang, 1 orang petugasmengoperasikan peralatan dan 1 orang petugas mencatat data pengukuran.
Metode Pelampung
c. Dengan Menggunakan Larutan
Debit aliran dapat diukur dengan menggunakan larutan zat kimia. Metode larutan ini baik digunakan pada lokasi
pengukuran yang alur sungainya dangkal, aliran relatif turbulens dan kecepatan aliran cukup tinggi. Larutan zat
kimia yang biasa digunakan adalah Sodium Chlorida (NaCl) atau yang biasa kita kenal dengan garam dapur.
Metode Larutan
Tahapan Pengukuran
1. tentukan lokasi pengukuran
2. ukur penampang basah di hulu dan di hilir dengan jarak antara dua penampang tersebut L
3. tuangkan larutan zat kimia secara terus menerus di hulu dari penampang basah hulu
4. ukur konsentrasi di penampang hulu dan penampang hilir hingga puncak konsentrasi sampai normal dengan
alat electric conductivity
5. hitung waktu antara puncak konsentrasi di penampang hulu dan penampang hilir (T)
Pada metode ini larutan zat kimia dapat pula diganti dengan menggunakan zat warna. Perjalanan zat warna dari
penampang hulu ke penampang hilir dapat diamati secara manual.
d. Dengan Menggunakan ADCP (Acoustic Doppler Current Profiler)
ADCP adalah alat pengukur arus dimana kecepatan arus air dapat terpantau dalam 3 dimensi pada suatu
penampang melintang sungai dengan menggunakan efek dari doppler pada gelombang supersonic. Alat ini
dipasang di perahu dan akan mengukur air di sungai secara cepat bila perahu melalui suatu penampang sungai.
Metode ADCP
Cara bekerjanya peralatan ADCP adalah air sungai yang mengandung larutan sedimen, tanaman, kayu, dll.
merupakan media untuk memantulkan gelombang supersonic didalam air secara tegak lurus dalam 2 arah yang
dikirim oleh peralatan ADCP. Dengan menghitung data sistim transmisi, distribusi kecepatan arus 3 dimensi pada
tampang aliran dapat diketahui. Profil kecepatan arus digunakan untuk mengintegrasikan arah aliran vertikal dan
susunan keepatan arus terhadap tampang horizontal sungai dan digunakan untuk menghitung debit aliran
Keuntungan dan kerugian menggunakan peralaran ADCP ini :
Pengukuran kecepatan dapat dilakukan secara cepat
Distribusi kecepatan arus secara 3 dimensi dapat teramati
Kondisi kecepatan aliran, dan debit dapat langsung diketahui
Pada kondisi dimana banyak kayu besar yang terbawa dapat menghantam alat ADCP
Pengukuran sulit untuk dilakukan pada malam hari dan sungai yang berkelok-kelok
Komunikasi antara perahu radio kontrol dan kontrol transmisi radio maksimum berjarak 1000 meter
e. Dengan Menggunakan Bangunan Hidraulik
Debit aliran dihitung dengan menggunakan rumus hidrolika dimana koefisiennya dapat ditentukan dari hasil
kalibrasi di laboratorium dengan model tes atau dapat dilakukan pengukuran debit dengan current meter pada
berbagai elevasi muka air untuk mencari koefisiennya.
Keterangan:
Q = debit aliran (m3/s)
H = tinggi tekanan total hulu ambang = Yo+ (V2/2g)
P = tinggi ambang (m)
Yo = kedalaman hulu ambang (m)
Yc = tinggi muka air di atas hulu ambang (m)
Yt = tinggi muka air setelah hulu ambang (m)
hu = tinggi muka air di atas hilir ambang = Yo P (m)
Dengan adanya ambang, akan terjadi efek pembendungan di sebelah hulu
ambang. Efek ini dapat dilihat dari naiknya permukaan air bila dibandingkan
dengan sebelum dipasang ambang.
Pada saat melewati ambang biasanya aliran akan berperilaku sebagai aliran
kritik, selanjutnya aliran akan mencari posisi stabil. Pada kondisi tertentu
misalkan dengan adanya terjunan atau kemiringan saluran yang cukup besar ,
setelah melewati ambang aliran dapat pula berlaku sebagai aliran super kritik.
Q = Cd . 2/3 . . b .H1,5
Keterangan :
Cd = koef.debit (1,03 untk ambang lebar)
g = Percepatan Gravitasi (9,81 m/s2)
b = lebar ambang (m)
H = Tinggi Air dari atas ambang sampai permukaan air
(m)
Q = Debit (m3 /s)