Anda di halaman 1dari 141

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Menurut kamus besar bahasa indonesia Praktek(praktik) ialah pelaksanaan nyata
dari teori, penerapan, pelaksaan pekerjaan. Sedangkan Profesi ialah bidang pekerjaan yang
dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu. jadi
praktek profesi adalah pelaksanaan nyata dari bidang pekerjaan keahlian tertentu. Praktek
profesi merupakan satu dari beberapa mata kuliah yang wajib diambil dan diselesaikan
bagi seluruh mahasiswa/i Teknik Universitas Tadulako untuk menyelesaikan kuliah
pendidikan S1.
Praktek profesi dalam bidang arsitektur mencakup konsep atau design rancangan
atas suatu bangunan, serta kekuatan kekokohan bangunan, estetika, daya tampung, dan
jenis serta material bangunan yang hendak digunakan. Maka dari itu diperlukan kecermatan
dan ketelitian dalam pengerjaannya karena seorang arsiek dituntut untuk bertanggung
jawab terhadap bangunan dan keselamatan atas penggunaan bangunana tersebut.
Pertanggung jawaban yang dimaksud bukan hanya sebatas perdata berupa penggantian
kerugian sebesar 10% dari objek bangunan, melainkan turut bertanggung jawab secara
pidana apabila terbukti melakukan kelalaian yang menyebbka adanya kesalahan dalam
konstruksi bangunan.
Maka dari itu, mengingat besarnya tanggung jawab dari seorang arsitek dalam
konstruksi bangunan sehingga mengharuskan mahasiswa tidak hanya diberikan ilmu
arsitektur secara teori saja, tetapi juga harus disertai dengan praktek langsung dilapangan
yang secara teknisnya para mahasiswa dituntut untuk ikut bekerja dibawah bantuan
kantor/perusahaan konsultan dan para prektisi yang erlibat didalamnya. Untuk itulah
adanya matakuliah praktek profesi ini, agar calon-calon arsitek nantinya memahami tugas
dan tanggung jawabnya saat memerankan profesinya.

1
1.2 Maksud, Tujuan dan Manfaat Praktek Profesi
1.2.1 Maksud Praktek Profesi
Praktek profesi adalah kegiatan mahasiswa yang di lakukan di perusahaan
konsultan dengan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh. Maksud dari praktek profesi
ini adalah :
a. Mengetahui dengan jelas apa yang di maksud dengan Biro Perencana;
b. Bagaimana sistem kerja di dalam Biro Perencana
c. Pihak-pihak apa saja yang terlibat di dalam Biro Perencana
d. Mengetahui bagaimana tahapan-tahapan di dalam suatu proyek, prosedur dan
pengatasan masalah dari proyek yang dikerjakan.
1.2.2 Tujuan Praktek Profesi
a. Mengetahui proses kerja atau kegiatan suatu instansi tempat melakukan kerja
praktek profesi dalam mengelola suatu proyek.
b. Mengetahui tahapan-tahapan dalam pelaksanaan suatu proyek.
c. Mempelajari mekanisme kerja suatu instansi dengan melihat dan mempelajari
secara Iangsung tentang prinsipprinsip kerjanya.
d. Untuk memenuhi persyaratan kurikulum mata kuliah Jurusan Arsitektur.
1.2.3 Manfaat Praktek Profesi
Bagi mahasiswa
a. Dapat meingkatkan ilmu-ilmu teknik arsitektur, desain kreatif, material, detil-detil
arsitektur yang telah diperoleh selamadi bangku perkuliahan.
b. Mendapatkan pengalaman tentang berbagai macam masalah yang sering terjadi
dalam pekerjaan arsitektur dan permasalahan teknik yang dapat dipecahkan
bersama.
c. Kesempatan untuk memperoleh gambaran, pengalaman, dan memahami profesi
arsitek dalam kenyataan bekerja.

Bagi Program Studi Arsitektur Universitas Tadulako


a. Sebagai bahan evaluasi dalam peningkatan mutu kurikulum pendidikan dan proses
pelaksanaan pembelajaran prodi arsitektur.
b. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa lain yang akan KP untuk menerapkan
dan meningkatkan ilmudan kreativitas desain arsitektur dalam dunia praktek
arsitektur dan pelaksanaan dalam sebuah proyek.

2
c. Menjelaskan kualitas pekerjaan desain arsitektur dan konstruksi, kepada
mahasiswa yang Kerja Praktek agar mendapatkan gambaran dan pengalaman cara
kerja arsitek dan perkembangan desain arsitektur dan teknologi.

Bagi biro kontraktor


a. Dapat ikut berperan dengan menunjukkan kemampuan arsitek memberi contoh
dalam peningkatan dan pengembangan profesi.
b. Membantu penyiapan tenaga kerja terdidik di bidang teknik arsitektur yang
diharapkan nantinya setelah lulus dapat bekerja dengan baik di bidang arsitek.
c. Mengenal lebih dekat sistem pendidikan dan kemampuan mahasiswa arsitektur
yang Kerja Praktek dari Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas
Tadulako.

1.3 Lingkup Pembahasan


Praktek Profesi di dasari dengan teori yang di berikan di bangku
perkuliahaan.Praktek praktek di batasi dengan penerapan arsitektur dalam desain berupa
tugas yang di berikan oleh penanggung jawab di kantor. Praktek berlangsung di kantor dan
berlangsung dilapangan yang sedang dalam proses pembangunan.
1.4 Metode
1.4.1 Partisipasi Langsung
Praktek terlibat secara langsung dalam kegiatan di kantor sesuai dengan tugas
yang diberikan oleh Rudy Hoo, SE,. AK. Berada di lapanganselama jam kerja untuk
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Ikut survey langsung ke lapangan untuk
melengkapi data untuk tugas yang di berikan.

1.4.2 Diskusi
Diskusi dilakukan bersama dengan tim dan Pemilik Proyek Rudy Hoo, SE,.
AK selaku leader untuk membahas tentang perkembangan kerja yang telah
dilakukan danpenyeleseian atau pemecahan masalah dalam proyek
pembangunanbersama.

3
1.4.3 Metode Dokumenter
Praktekan mengerjakan tugas berdasarkan data yang sudah ada,karena
beberapa proyek sedang dalam proses pengerjaan saat praktekan datang serta
didukung oleh arahan dari pembimbing.

1.4.4 Studi Literature


Studi literature merupakan upaya untuk mencari data-data / reverensi sebagai
landasan teori. Usaha mengkaitkan antara berbagai macam teori dengan penerapan
praktis dalam desain yang diwujudkan dalam sebuah pembangunan bangunan yang
nyata. Mahasiswa belajar dari literature berupa teori.

1.5 Sistematika Pembahasan


Sistematika pembahasan laporan Praktek Profesi ini adalah berupa uraian secara urut
per bab. Masing-masing bab diuraikan sebagai berikut :

a. Bab 1. Pendahuluan
Bagian pendahuluan ini berisi uraian latar belakang, tujuan dan manfaat kerja praktek,
lingkup kerja praktek, sistematika penulisan dan waktu pelaksanaan kerja praktek.

b. Bab 2. Tinjauan Umum Kontraktor Pelaksana


Berisi teori dan prinsip-prinsip manajemen pelaksana dan menjadi dasar dalam
penulisan dan pembahasan manajemen dan proses pelaksana pada Proyek.

c. Bab 3. Tinjauan Khusus Kontraktor Pelaksana PT.KILONGAN NUSA


KONTRUKSINDO
Bagian ini membahas tinjauan tentang kontraktor pelaksana dengan spesifik, dan
bagaimana cara dari PT.KILONGAN NUSA KONTRUKSINDO menangani pekerjaan
dengan banyaknya pengalaman di bidang Kontraktor.

d. Bab 4. Analisis PelaksanaanNonFisikDan Fisik Proyek

4
a. Hasil pengerjaan pelaksana proyek.

e. Bab 5. Penutup
Berisi kesimpulan dan saran tentang pembelajaran manajemen pelaksanaan, proses
pelaksanaan, dan hasil kerja praktek serta saran dari penulis berdasar pengalaman
selama Praktek Profesi, yang diharapkan akan dapat memberikan pengalamanPraktek
Profesi bagi pembaca.

5
BAB II
TINJAUAN UMUM KONTRAKTOR

2.1 Pengertian Kontraktor

Kontraktor Pelaksana adalah badan hukum atau perorangan yang ditunjuk untuk
melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan keahliannya. Atau dalam definisi lain
menyebutkan bahwa pihak yang penawarannya telah diterima dan telah diberi surat
penunjukan serta telah menandatangani surat perjanjian pemborongan kerja dengan
pemberi tugas sehubungan dengan pekerjaan proyek. Pada Proyek tempat penulis kerja
praktek ini, pemilik proyek (owner) memberikan kepercayaan secara langsung kepada
kontraktor pelaksana untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi. Peraturan dan persetujuan
tentang hak dan kewajiban masing-masing pihak diatur dalam dokumen kontrak.

2.2 Persyaratan Kontraktor

A. Persiapan

Persiapan terdiri dari :


1) Konsultasi , yang berguna untuk : mengetahui ruang lingkup pendirian perusahaan,
mengetahui biaya administrasi dan cara pembayarannya, dan mengetahui prosedur dan
persyaratan pendirian perusahaan.
2) Pengisian Formulir
3) Pengisian Surat Kuasa

6
B. Pengajuan Nama Perusahaan

Di daftarkan oleh notaris melalui SISMINBAKUM dengan persyaratan :


1) Melampirkan asli formulir dan pendirian surat kuasa
2) Melampirkan copy KTP para pendirinya dan para pengurus perusahaan
3) Melampirkan copy KK pimpinan perusahaan

C. Persetujuan Nama dan Pendaftaran

Proses pendaftaran dilakukan oleh notaris untuk mendapatkan persetujuan dari instansi
terkait (menteri Hukum dan HAM RI) sesuai dengan UU no. 40 tahun 2007 tentang
perseroan terbatas (PT) dan peraturan pemerintah no.26 tahun 1998 tentang pemakaian
perseroan terbatas

D. Pembuatan Akta

Pembuatan akta pendirian dilakukan oleh notaris yang berwenang diseluruh wilayah
negara Indonesia untuk selanjutnya mendapatkan pesetujuan dari menteri kehakiman dan
HAM RI

E. Surat Keterangan Domisili

Permohonan surat keterangan domisili diajukan kepada kantor kelurahan setempat sesuai
dengan alamat kantor perusahaan tersebut berada sebagai bukti keterangan / keberadaan
alamat perusahaan. Lama proses adalah 2 hari kerja. Persyaratan lain yang dibutuhkan
adalah : copy bukti PBB tahun terakhir atau bukti PPN atas sewa atau kontrak tempat
usaha bagi yang berdomisili di gedung perkantoran.

F. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)

7
Permohonan pendaftaran nomor pokok wajib pajak diajukan kepada Kepala Kantor
Pelayanan Pajak sesuai dengan keberadaan domisili perusahaan. Lama proses 2 hari kerja.
Persyaratan lain yang dibutuhkan :
1) Untuk wajib pajak perseorangan: FC KTP bagi WNI atau FC paspor bagi WNA,
suratketerangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang bagi orang asing
minimal lurah atau kepala desa, surat keterangan tempat kegiatan usaha atau
pekerjaan dari instansi yang berwenang.
2) Untuk wajib pajak badan usaha: FC akta pendirian dan perubahan terakhir, FC KTP
bagi WNI atau FC paspor bagi WNA ditambah surat keterangan tempat tinggal dari
instansi yang berwenang bagi orang asing minimal lurah atau kepala desa, surat
keterangan tempat kegiatan usaha dari instansi yang berwenang minimal lurah atau
kepala desa.

G. Pengesahan Menteri Kehakiman dan HAM RI

Permohonan ini diajukan kepada Menteri Kehakiman dan HAM RI untuk mendapatkan
pengesahan Anggaran Dasar Perseroan (Akta Pendirian) sebagai badan hukum PT sesuai
dengan UU no. 40 tahun 2007 tentang perseroaan terbatas. Lama proses 25 hari kerja
setelah permohonan diajukan. Persyaratan lain yang dibutuhkan adalah :
1) Bukti setor bank senilai modal disetor dalam akta pendirian
2) Bukti PNBP sebagai pembayaran berita acara negara
3) Asli akta pendirian

H. SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan)

Permohonan SIUP diajukan kepada Dinas Perdagangan Kota/Kabupaten/Propinsi sesuai


dengan keberadaan domisili Perusahaan. Lama proses adalah 10 hari kerja. Penggolongan
SIUP terdiri dari SIUP Besar, Menengah dan Kecil dengan ketentuan sebagai berikut :
1) SIUP Besar untuk Modal disetor diatas 500 Juta,
2) SIUP Menengah untuk Modal disetor diatas 200 juta s.d 500 juta.
3) SIUP Kecil untuk Modal disetor s.d 200 juta.

Prosedur permohonan SIUP :

8
1) Perusahaan mengambil formulir, mengisi dan mengajukan permohona SIUP beserta
persyaratan melalui kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota atau wilayah
sesuai domisili perusahaan untuk permohonan SIUP menengah dan SIUP kecil
2) sedangkan permohonan SIUP besar diajukan melalui Kanwil Perindutrian dan
Perdagangan kota atau propinsi sesuai domisili perusahaan

I. TDP (Tanda Daftar Perusahaan)

Permohonan pendaftaran dajukan kepada kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan


kota atau kabupaten terkait sesuai dengan domisili perusahaan. Bagi perusahaan yang
telah terdaftar akan diberikan sertifikat TANDA DAFTAR PERUSAHAAN sebagai bukti
bahwa perusahaan / badan usaha telah melakukan wajib daftar prusahaan sesuai dengan
peratran Menteri Perdagangan RI no.37 / m-DnG / DER / 9 / 2007 tentang
penyelenggaraan pendaftaran perusahaan, persyaratan yang dibutuhkan :

1) FC izin persetujuan investasi dari BKPM untuk PMA / PMDN (asli diperlihatkan)
2) FC akta pendirian dan perubahannya (asli ditunjukan)
3) Asli SK Menteri Hukum dan HAM RI dan laporan perubahan akta
4) FC surat keterangan domisili perusahaan, SIUP / SIUJPT / SIUPA / ijin operasional
lainnya (asli ditunjukan)
5) FC KTP pengurus (direksi dan komisaris) atau paspor jika pengurus adalah WNA.

J. Pengumuman dalam Berita Acara Negara Republik Indonesia

Setelah perusahaan melakukan wajib daftar perusahaan dan telah mendapatkan


pengesahan dari Menteri Kehakiman dan HAM RI, maka harus di umumkan dalam
berita negara dari perusahaan yang telah diumumkan dalam berita negara, maka
perusahaan telah sempurna statusnya sebagai badan hukum.

K. SKT (Surat Keterangan Tenaga Teknis)

9
Merupakan bukti kompetensi dan kemampuan proses keterampilan kerja bidang jasa
pelaksana konstruksi yang harus dimiliki tenaga kerja / ahli perusahaan untuk dapat
ditetapkan sebagai penanggung jawab.

L. KTA (Kartu Tanda Anggota)

Kartu tanda anggota ini merupakan tanda anggota asosiasi perusahaan untuk
mendaftarkan sebagai anggota asosiasi, terlebih dahulu harus mempunyai sertifikat
ketrampilan contohnya KTA pada kontraktor adalah KTA GAPENSI, GAPINDO, DAN
GAPEKNAS.
Untuk permohonan KTA pada GAPENSI:
Penerimaan dan pendaftaran berkas:
a. Verifikasi/ validasi berkas
b. Permohonan registrasi KTA
c. Persetujuan registrasi KTA
d. Cetak KTA
e. Tanda tangan ketua umum
f. Penyerahan KTA
Persyaratan:
a. Akta pendiri dan perubahannya, serta pengesahan mentri kehakiman atau
pendaftaran
dalam negeri
b. Domisili badan usaha
c. Neraca keunagnan perusahaan
d. Bukti pembayaran

10
M. SBU (Surat Badan Usaha)
Langkah-langkah pembuatan SBU adalah sebagai berikut:
1) Persiapan permohonan
2) Menentukan sub bidang, dan bidang yang ingin diajukan
3) Tentukan kwalisifikasi dari setiap sub bidang yang dimiliki
4) Menentukan asosiasi
5) Siapkan daftar tenaga ahli dan tetapkan seorang tenaga ahli sebagai penanggung
jawab
6) Siapkan persyaratan dan kelengkapan data
N. SIUJK (Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi)

Persyaratan utama untuk dapat mengajukan permohonan SIUJK adalah setiap


perusahaan harus memiliki sertifikat badan usaha terlebih dahulu yang dikeluarkan
badan sertifikasi asosiasi terakreditasi (LPJK).

11
2.3 Struktur Organisasi Kontraktor

12
2.4 Tanggung Jawab Kontraktor

1. Kepala Proyek

a. Tugas kepala proyek

1. Mengkoordinir bagian-bagian di bawahnya dan menjamin pelaksanaan pekerjaan sesuai


spesifikasi yang ditentukan oleh pihak pengguna jasa serta mengoreski bila ada review
design.

2. Mengkoordinir pelaksanaan penyelesaian keluhan pelanggan dan bertanggungjawab


terhadap pelaksanaan penyelesaian produk yang tidak sesuai,

3. Mendata perubahan-perubahan pelaksanaan terhadap kontrak,

4. Melakukan tindakan koreksi dan pencegahan yang telah direkomendasi pengendalian


sistem mutu,

5. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan yang tidak memenuhi standar mutu yang telah
ditetapkan,

6. Membuat laporan-laporan yang telah ditetapkan perusahaan dan laporan-laporan lain


yang berhubungan dengan bidang tugasnya,

7. Berkoordinasi dengan pihak konsultan supervisi, aparat setempat, utamanya pihak direksi
PU serta menyelesaikan masalah-masalah teknis lapangan dengan pengawas,

8. Membantu bidang administrasi kontrak untuk memeriksa dan menyetujui tagihan upah
mandor, sub kontraktor, dan sewa alat yang berhubungan dengan prestasi fisik lapangan
serta mengajukan request ke direksi proyek sebelum pekerjaan dimulai termasuk
koordinasi dengan konsultan supervisi.

b. Tanggung Jawab:

1. Menetapkan sasaran mutu,

13
2. Memimpin setiap pertemuan,

3. Melakukan komunikasi dengan pihak-pihak terkait dilokasi proyek,

4. Memberikan persetujuan atas permintaan kebutuhan proyek ke kantor pusat/ cabang

2. Site Engineer

Tugas dan kewajiban site engineer adalah sebagai berikut:

1. Menjamin bahwa semua isi dari kerangka acuan pekerjaan akan dipenuhi dengan baik
yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan,

2. Membantu pejabat pelaksana teknis kegiatan dalam penyelesaian administrasi kemajuan


proyek. Bantuan ini termasuk mengumpulkan data proyek seperti kemajauan pekerjaan,
kunjungan pekerjaan, kunjungan lapangan, rapat-rapat koordinasi dilapangan, data
pengukuran kuantitas, dan pembayaran kepada kontraktor. Semuanya dikumpulkan dalam
dalam bentuk laporan kemajuan bulanan dan memberikan saran-saran untuk
mempercepat pekerjaan serta memberikan penyelesaian terhadap kesulitan yang timbul
baik secara teknis maupun kontraktual untuk menghindari keterlambatan pekerjaan,

3. Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan mayor tidak akan terlambat
selama masa mobilisasi untuk masing-masing paket kontrak dalam menentukan lokasi,
tingkat serta jumlah dari jenis-jenis pekerjaan yang secara khusus disebutkan dalam
dokumen kontrak,

4. Membantu dan memberikan petunjuk kepada tim di lapangan dalam melaksanakan


pekerjaan pengawasan teknis segera setelah kontrak fisik ditandatangani, menyiapkan
rekomendasi secara terinci atas usulan desain, termasuk data pendukung yang diperlukan,
mengendalikan kegiatan-kegiatan kontraktor, termasuk pengendalian pemenuhan waktu
pelaksanaan pekerjaan, serta mencari pemecahan-pemecahan atas permasalahan yang
timbul baik sehubungan dengan teknis maupun permasalahan kontrak,

14
5. Mengendalikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan penyelidikan
bahan/material baik di lapangan maupun laboratorium serta menyusun rencana kerjanya,

6. Mengikuti petunjukpetunjuk dan persyaratan yang telah ditentukan terutama


sehubungan dengan:

1. Inspeksi secara teratur ke paket-paket pekerjaan untuk melakukan monitoring


kondisi pekerjaan dan melakukan perbaikan-perbaikan agar pekerjaan dapat
direalisasikan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang telah ditentukan,

2. Pemahaman terhadap spesifikasi. Metode pelaksanaan untuk setiap jenis


pekerjaan yang disesuaikan dengan kondisi dilapangan,

3. Metode pengukuran volume pekerjaan yang benar sesuai dengan pasal-pasal


dalam Dokumen Kontrak tentang cara pengukuran dan pembayaran.

4. Melakukan pemantauan dengan ketat atas prestasi kontraktor segera melaporkan


kepada pejabat pelaksana teknis kegiatan apabila kemajuan pekerjaan ternyata
mengalami keterlambatan lebih dari 15% dari rencana, serta membuat saran-saran
penanggulangan dan perbaikan,

5. Melakukan pengecekan secara cermat semua pengukuran pekerjaan dan secara


khusus harus ikut serta dalam proses pengukuran akhir pekerjaan,

6. Menyusun laporan bulanan tentang progress fisik dan keuangan serta


menyerahkan kepada Pejabat pelaksana teknis kegiatan,

7. Menyusun Justifikasi teknis, termasuk gambar dan perhitungan, sehubungan


dengan usulan perubahan kontrak,

8. Mengecek dan menandatangani dokumen pembayaran bulanan (Monthly


Certificate),

15
9. Mengecek dan menandatangani dokumen-dokumen tentang pengendalian mutu
dan volume pekerjaan,

10. Memeriksa gambar kerja (shop drawing) yang diajukan oleh kontraktor dan
disetujui oleh Direksi Teknik,

11. Memeriksa gambar hasil terlaksana (as built drawing) yang diajukan oleh
kontraktor dan disetujui oleh Direksi Teknik. Gambar tersebut harus dibuat secara
bertahap setiap pekerjaan selesai dikerjakan.

3. Pelaksana

Tugas dan kewajibannya, antara lain:

1. Menyimpan gambar kerja dengan baik, tidak boleh merubah/mencoret tanpa


seizin atasan langsung,

2. Melaksanakan pekerjaan dengan konsisten sesuai dengan rencana mutu proyek


(instruksi kerja), speksifikasi teknis dari pelanggan, dan gambar kerja yang
diterimanya dengan mengarahkan tukang/sub kontraktor dan pekerjanya hingga
didapat pekerjaan yang bermutu, tepat waktu, dan biaya yang seefisien mungkin,

3. Melaksanakan tindakan koreksi dan pencegahan,

4. Membuat dan melaksanakan detail program kerja berdasarkan program


harian/mingguan/bulanan yang adan serta melaporkan prestasi kerja ke kepala
proyek,

5. Membuat opname prestasi pekerjaan bersama-sama kepala proyek dan sub


kontraktor (bila ada) yang bersangkutan untuk keperluan tagihan dan lain-lain,

6. Menyelenggarakan pencatatan-pencatatan atas tindakan yang telah dikerjakan


baik qualitatif maupun quantitatif untuk dapat membuat laporan mingguan
mengenai:

16
Pemakaian bahan, mesin-mesin/alat-alat dalam pekerjaan yang sedang
dilaksanakan.

Penggunaan persekot karya yang dipercayakan kepadanya.

Ihktisar upah dan hari perkerjaan.

Kemajuan pekerjaan yang sedang dilaksanakan.

Mengumpulkan bukti-bukti penerimaan/pengeluaran tertulis akibat bahan/


material, alat, dan keperluan lainnya kepada kepala proyek sehingga
pertanggungjawaban akan terlihat di dalam cash flow perusahaan.

4. Quality Engineer

Tugas dan kewajibannya adalah sebagai berikut:

1. Membuat rencana berkala pelaksanaan pemeriksaan dan pengetesan sesuai RMP.

2. Melaksanakan pemeriksaan dan/atau pengetesan barang serat memberikan tanda


status pada pekerjaan barang yang telah diperiksa/dites.

3. Melakukan finalinspection atau memastikan bahwa seluruh kegiatan pemeriksaan


dan pengetesan telah dilaksanakan semuanya serta melakukan tes terhadap
material yang masuk khususnya yang dominan untuk mutu.

4. Mengontrol barang/alat yang dipasok untuk pelanggan apakah sesuai


persyaratan/perjanjian atau tidak dan menjamin bahwa keluhan pelanggan atau
produk tidak sesuai ditangani (prosedur mutu yang berlaku).

5. Mengkoordinir pelaksanaan lapangan terhadap tindakan koreksi dan


pencegahannya,

17
6. Bertanggung jawab penuh ke kepala proyek dan berkoordinasi ke konsultan
supervisi maupun direksi PU.

5. Quantity Engineer

Tugas dan kewajiban quantity engineer, antara lain:

1. Melakukan opname pekerjaan,

2. Memonitor pelaksanaan pekerjaan di lapangan,

3. Menyampaikan rencana pekerjaan (request) kepada pengguna jasa/pemilik


proyek,

4. Membuat laporan kemajuan fisik proyek,

5. Membuat sertifikat bulanan dan data pendukungnya,

6. Membina, mengarahkan, dan mengkoordinasi bawahan,

7. Memastikan diimplementasikannya sistem manajemen mutu di bagian proyek,

8. Memenuhi sasaran mutu yang telah ditetapkan di bagian proyek,

9. Menyimpan arsip.

6. Logistik

Tugas dan tanggung jawabnya:

1. Melakukan pembelian barang langsung/alat, sesuai dengan tingkatan proyek


dengan mengambil pemasok yang sudah termasuk dalam daftar pemasok
terseleksi dan atas persetujuan direktur perusahaan,

18
2. Menyediakan tempat yang layak dan memelihara dengan baik barang langsung
maupun barang/alat yang dipasok pelanggan termasuk memberi label keterangan
setiap barang,

3. Bertanggung jawab terhadap cara penyimpanan barang dan mencatat keluar


masuknya barang-barang yang tersedia di penyimpanan/gudang,

4. Membuat/menyusun laporan yang telah ditetapkan perusahaan dan laporan


lainnya yang berhubungan dengan bidang tugasnya.

5. Membuat berita acara penerimaan/penolakan bahan/material setelah pengontrolan


kualitas (oleh quality control) dan kuantitas,

6. Selalu berkoordinasi dengan bagian teknik dan pelaksana dalam pengiriman


bahan/material termasuk berkoordinasi ke pihak direksi PU serta mengamankan
aktiva perusahaan berikut bukti-bukti kerjanya.

7. Surveyor

Tugas dan kewajiban surveyor adalah:

1. Melakukan pelaksanaan survei lapangan dan penyelidikan/pengukuran tempat-


tempat lokasi yang akan dikerjakan terutama untuk pekerjaan mayor item,

2. Mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang telah dilakukan sehingga dapat
meminimalisir kesalahan dan melakukan tindak koreksi dan pencegahannya,

3. Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaan ke kepala proyek.

8. Operator

Tugas dan kewajiban operator, antara lain:

1. Mengoperasikan mesin/peralatan dengan benar,

19
2. Menjaga kebersihan, kondisi, dan keamanan mesin/peralatan,

3. Melaporkan ke atasan apabila mesin/peralatan rusak/perlu diperbaiki.

2.5 Hak dan Wewenang Kontraktor

Seorang kontraktor bertanggung jawab terhadap sarana-sarana dan metode-metode yang


akan digunakannya untuk menjalankan proyek konstruksi sesuai dengan pasal-pasal dan ayat-
ayat yang ada dalam dokumen kontrak. Dokumen-dokumen kontrak tersebut biasanya meliputi
perjanjian kontrak berisi anggaran belanja proyek, kondisi umum, dan kondisi-kondisi khusus
proyek serta rencana dan spesifikasi proyek yang sebelumnya telah dipersiapkan oleh desainer
profesional, misalnya seorang arsitek. Seorang kontraktor biasanya juga bertanggung jawab
terhadap pengadaan material yang akan digunakan. Selain itu, ia juga harus menyediakan tenaga-
tenaga kerja untuk menjalankan proyek tersebut. Seorang kontraktor dalam menjalankan
tugasnya juga harus menyediakan peralatan-peralatannya sendiri yang ia perlukan untuk
menangani proyek yang dibebankan kepadanya. Oleh karena itu, dalam menjalankan
pekerjaanya, kontraktor biasanya membagi pekerjaannya dengan kontraktor lain yang
mempunyai keahlian yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak dikuasai
oleh kontraktor utama. Orang-orang yang menjalankan pekerjaan kontraktor dari kontraktor
lainnya biasa disebut sub-kontraktor.

Subkontraktor adalah seorang individu atau dalam beberapa hal seorang usahawan yang
menandatangani kontrak untuk melaksanakan sebagian atau seluruh kewajiban dari kontrak
orang lain. Subkontraktor biasanya disewa atau dipekerjakan oleh kontraktor umum (atau
kontraktor utama) untuk melaksanakan tugas tertentu sebagai bagian dari seluruh proyek. Meski
konsep umumnya subkontraktor bergerak di bidang pekerjaan bangunan dan teknik sipil,
jangkauan pekerjaan subkontraktor sekarang ini semakin meluas. Bahkan, mungkin sebagian
besar subkontraktor sekarang ini bergerak di bidang teknologi informasi dan sektor informasi
bisnis. Insentif penggunaan subkontraktor adalah untuk mengurangi biaya atau risiko proyek.
Dengan cara ini, kontraktor umum menerima layanan yang sama atau lebih baik ketimbang yang
disediakan oleh kontaktor umum sendiri. Banyak subkontraktor melakukan pekerjaan untuk

20
perusahaan yang sama ketimbang perusahaan-perusahaan lain. Hal seperti ini memungkinkan
subkontraktor untuk lebih mengasah keterampilan mereka.

Beberapa tipe subkontraktor, yaitu:

1. Subkontraktor domestik

Subkontraktor domestik adalah subkontraktor yang menandatangani kontrak utama untuk


menyuplai atau memberikan setiap material, barang, atau melaksanakan pekerjaan dari kontrak
utama. Secara esensial, subkontraktor ini dipekerjakan oleh kontaktor utama.

2. Subkontraktor ternominasi

Kontrak-kontrak tertentu mengizinkan petugas arsitek atau pengawas untuk menyediakan


hak seleksi final dan persetujuan subkontraktor. Kontraktor utama diizinkan mancari keuntungan
dari pemanfaatan subkontraktor tenominasi dalam hal ini, meski harus memberikan penyediaan
(biasanya persediaan air bersih dan listrik untuk memampukan subkontraktor ternominasi
melakukan pekerjaannya). Sebagai akibatnya, penunjukan subkontraktor ternominasi
menetapkan suatu hubungan kontraktual secara langsung antara klien dan subkontraktor.

3. Subkontraktor bernama

Subkontraktor ini secara efektif sama dengan subkontraktor domestik. Subkontraktor ini
adalah subkontraktor yang melakukan kontrak dengan kontraktor utama untuk memberikan
material, barang, atau pelaksanaan pekerjaan yang membentuk bagian dari kontrak utama. Secara
esensial, kontraktor ini dipekerjakan oleh kontraktor utama.

Kontraktor independen adalah seorang individu, badan usaha, atau perusahaan yang
menyediakan barang atau jasa kepada individu, badan usaha, atau perusahaan lain di bawah
persyaratan-persyaratan tertentu yang dituangkan ke dalam sebuah kontrak atau kesepakatan
tertulis. Kontraktor independen tidak bekerja dalam waktu yang teratur untuk satu panitia
pengadaan barang atau jasa. Kontraktor independen bekerja jika diperlukan. Karena sifatnya
yang demikian itu, kontraktor independen dibayar atas dasar paro waktu. Kontraktor independen

21
ini sering bekerja dalam sebuah perusahaan yang terbatas yang mereka miliki sendiri atau
bekerja di bawah perusahaan lain.

Hak dan kewajiban kontraktor diatur dalam kontrak yang telah disetujui. Kotrak
merupakan perjanjian tertulis yang mengikat secara hukum antara dua pihak (atau lebih) yang
membuat perjanjian dimana satu pihak melakukan pekerjaan dan pihak lain memberikan imbalan
atas pekerjaan yang dilakukan dan berlaku hubungan jasa dan imbalan. Hak dan kewajiban
dalam satu kontrak bisa berbeda-beda dengan kontrak yang lain tergantung ketentuan-ketentuan
kontrak yang bersangkutan. Hal yang terpenting mengenai pengelolaan kontrak adalah
bagaimana melindungi diri terhadap tuntutan atau atau klaim dan mengajukan tuntutan atau
klaim untuk hak langsung (pembayaran pekerjaan) dan hak tidak langsung (penyerahan lapangan
terlambat).

Tugas dan tanggung jawab perusahaan kontraktor meliputi :

Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, peraturan, syarat-syarat,


penjelasan pekerjaan, dan syarat-syarat tambahan yang telah ditetapkan oleh pengguna
jasa

Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disetujui oleh konsultan perencana

Merencanakan tentang perencanaan dan pengendalian waktu, biaya, kualitas, dan


keselamatan kerja

Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam peraturan untuk
menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat

Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikannya sesuai dengan
ketetapan yang berlaku.

Tugas dan tanggung jawab lain dari perusahaan kontraktor, yaitu

Meminta persetujuan untuk subkontraktor, contohnya untuk pengadaan bahan-bahan


material (pekerjaaannya minimal 30 % dari nilai proyek)

22
Memberikan jaminan pelaksanaan atau uang muka pelaksanaan proyek

Melaksanakan, menyelesaikan, dan memelihara pekerjaan

Memperbaiki cacat-cacat pada pelaksanaan proyek

Menyediakan bahan-bahan material, alat-alat pelaksanaan proyek, dan tenaga kerja


pelaksanaan proyek.

Hak yang dapat didapat oleh perusahaan kontraktor, yaitu

Mendapat kepastian pekerjaan pelaksanaan proyek dalam artian bahwa pemilik proyek
tidak akan membatalkan pelaksanaan proyek secara sepihak selain ketentuan-ketentuan
yang tertulis di dalam kontrak yang telah disetujui oleh kedua belah pihak;

Mendapat kepastian pembayaran setelah pelaksanaan pekerjaan proyek selesai tepat


waktunya

Mendapat jaminan asuransi kepada tenaga kerja yang akan melaksanakan pekerjaan
proyek.

Hak dan kewajiban perusahaan kontraktor harus tertuang dalam kontrak pelaksanaan
proyek. Ini untuk menjamin agar tidak ada satu pihak yang merasa dirugikan sehingga
pelaksanaan pekerjaan proyek dapat selesai tepat pada waktunya.

2.6 Lingkup Tugas dan Proses Pekerjaan Kontraktor

1. POLA DASAR MANAJEMEN PROYEK (MP) MELIPUTI:

1.1 Perencanaan/Strategi/Policy

Pengendalian secara menyeluruh untuk menjamin terpenuhinya targer seperti


yang ditetapkan dalam kontrak antara Pemberi Tugas dengan Perencana dan
Kontraktor, yaitu Pengendalian Biaya, Mutu, dan Waktu.
23
1.2 Monitoring, Expediting dan Execution

Menjamin lancarnya arus komunikasi timbal balik antara semua pihak


yang terlibat. Manajemen Proyek akan membuat aturan main sehingga dapat
melaksanakan peran tersebut diatas, untuk itu Manajemen Proyek perlu dibekali
kekuatan untuk bertindak (Execution) bila ada pihak lain yang tidak dapat
melaksanakantugasnya dengan baik sesuai target. Artinya, Pemberi Tugas
bersama Manajemen Proyek/Manajemen Konstruksi perlu menyepakati suatu
pola dan batas waktu dalam pengambilan keputusan.

1.3 Pertelaan tugas Manajemen Proyek

Akan kami jabarkan secara lebih rinci tugas Manajemen Proyek untuk
setiap tahap : Program/Master Plan, Design & Engineering, serta Construction.

2. POLA DASAR PERANAN MANAJEMEN KONSTRUKSI (MK):

Titik berat tugas Manajemen Konstruksi adalah Memilih, Merekomendasi,


Mengkoordinir dan Mengawasi Kontraktor/Sub-Kontraktor.

Pokok-pokok penting yang menjadi tanggung jawabnya antara lain:

Koordinasi dan Monitoring.

Menjamin terselenggaranya pengadaan (Procurement) bahan-bahan.

Menyelenggarakan proses pembayaran.

Menyelenggarakan testing bahan.

Menjamin terselenggaranya keamanan dan keselamatan kerja dengan menetapkan


disiplin kerja yang baik.

Sebagaimana halnya Manajemen Proyek, maka Manajemen Konstruksi juga punya


wewenang untuk bertindak dalam keadaan tertentu, dimana ada indikasi adanya
penyimpangan yang akan merugikan proyek.

B. LINGKUP TUGAS MANAJEMEN PROYEK UNTUK SETIAP TAHAP PROYEK:

24
1. TAHAP PRA PROYEK

a. Bersama Pemberi Tugas, Manajemen Proyek membahas hal - hal yang bersifat
kebijaksanaan dasar ( policy ) didalam penanganan proyek, antara lain : penjadwalan,
pembiayaan, pengadaan bahan, ketenagaan, peralatan, pelaksanaan , pengoperasian,
kwalitas dan kategori proyek dll.
b. Mengumpulkan data-data dan informasi lain dari Pemberi Tugas dengan daftar
pertanyaan ( Questionaire ) dan lain-lain untuk diolah menjadi Term Of Reference
( TOR ).
Mencari data-data dan informasi lain yang berkaitan dengan proyek seperti:

Data lokasi , termasuk kontor tanah, dan test tanah.

Sumber bahan , tenaga kerja, peralatan, dll.

Peraturan-peraturan daerah dll.

Membahas dan mengusulkan jenis konsultan yang diperlukan proyek dan


memproses pengadaannya ( Prakwalifikasi , Seleksi, dll ) termasuk menyiapkan
kontraknya.

c. Menjadwalkan dan Memimpin Rapat-rapat Koordinasi antara semua pihak yang terlibat
didalam proyek sesuai tahapannya.
d. Mempersiapkan kontrak MP dengan Pemberi Tugas, Mitra kerja , Penasehat teknis dll.
e. Mengadakan Cost Trending dan mengingatkan kemungkinan penyimpangan dari
estimasi semula yang direncanakan.
f. Menjaga agar batasan-batasan yang telah ditentukan seperti, pembangunan secara
bertahap, waktu pelaksanaan tidak dilanggar atau dilampaui.

2. TAHAP PERENCANAAN

2.1 Menyusun TOR dan memberikan kepada Manajer Perencanaan dan para
Perencana meliputi

Garis besar Jadwal

25
Master Budget

Outline Specs

Fungsi dan performance dari bangunan

2.2 Bersama Pemberi Tugas membahas hasil Perencanaan , memberi komentar dan
koreksi serta mengembalikan kepada Manajer Perencanaan untuk diproses
selanjutnya.

2.3 Bersama stafnya memeriksa bahwa Perencanaan sudah dibuat berdasarkan TOR
dan peraturan-peraturan yang masih berlaku.

2.4 Menjamin bahwa rapat-rapat koordinasi Perencanaan telah dilaksanakan oleh


manajer Perencanaan dengan mendapatkan masukan dari Manajemen Konstruksi.

3. TAHAP PENGEMBANGAN RENCANA

3.1 Meminta Manajer Perencana dan Perencana membuat pengembangan rencana


dengan alternatif-alternatif serta mencek dari segi performance, biaya, teknis
pelaksanaan, jadwal dsb, dengan mendapat masukan dari Manajemen Konstruksi.

3.2 Setelah diperiksa bersama stafnya , alternatif yang terbaik dikembangkan terus
menjadi dokumen pelelangan.

3.3 Bersama MK menetapkan paket-paket pekerjaan serta mengusulkan kepada


Pemberi Tugas.

4. TAHAP DOKUMEN PELELANGAN

4.1 Menjamin terlaksananya koordinasi Manajer Perencanaan dengan tim Perencana


dari semua disiplin dengan bagian lain ( spesifikasi, cost contract administration )
dengan mendapaat masukan dari MK.

26
4.2 Melaporkan perkembangan design setiap pekerjaan kepada Pemberi Tugas dan
meneruskan komentar-komentar dari Pemberi Tugas kepada manager Perencanaan.

4.3 Mengatur dan memimpin rapat koordinasi antara Pemberi Tugas dengan Tim
Perencana, MK dan lain-lain.

4.4 Menjamin bahwa semua kegiatan, penyelesaian dan persetujuan terlaksan pada
waktunya.

4.5 Memeriksa bahwa nilai setiap paket pekerjaan tidak melebihi budget yang telah
digariskan.

4.6 Menyiapkan instruksi kepada peserta lelang, laporan bulanan, yang meliputi
Jadwal dan hal-hal yang sifatnya teknis dari Tim Perencana.

4.7 Menjamin dan mengingatkan kepada Tim Perencana , bahwa sejak diserahkannya
dokumen pelelangan , semua perubahan terhadap dimensi, lokasi, detail potongan,
material dll, sudah sesuai dengan rencana semula.

5. TAHAP TENDER ( PELELANGAN )

5.1 Membantu Pemberi Tugas dalam melakukan prakwalifikasi rekanan pemborong


yang akan diikut sertakan dalam tender.

5.2 Menyiapkan strategi prosedure dan jadwal pelelangan sesuai aturan yang berlaku.

5.3 Menyiapkan system evaluasi penawaran yang akan dipakai , untuk disetujui oleh
Pemberi Tugas.

5.4 Mengatur rapat penjelasan dan mengkoordinir tim untuk mendampinginya.

5.5 Menyusun laporan evaluasi rekomendasi pemenang tender kepada Pemberi Tugas.

5.6 Memeriksa dan menggarap SPK dan Surat Perjanjian Pemborongan.

27
5.7 Memeriksa dan menandatangani surat penyerahan lapangan dan ijin untuk
memulai pelaksanaan pekerjaan yang disiapkan oleh MK.

6. TAHAP KONSTRUKSI ( PELAKSANAAN )

6.1 Bersama MK menetapkan policy dan strategi Konstruksi / Pelaksanaan yang


dilaksanakan bertahap denagn memperhatikan terhadap dampak lingkungan.

6.2 Mengatur dan memimpin rapat berkala dengan Pemberi Tugas, Pemborong, Tim
Perencana dan MK, serta instansi-instansi lain yang terlibat dalam proyek.

6.3 Memberitahukan Pemberi Tugas bila ada hal-hal yang kritis yang akan
mempengaruhi penyelesaian pekerjaan , dengan mengadakan diskusi untuk mencari
penyelesaiannya.

6.4 Memeriksa dan menanda tangani sertifikat pembayaran, sertifikst penyerahan


pertama, kedua, untuk diteruskan kepada Pemberi Tugas.

6.5 Menjamin terlaksananya testing dan commissioning dengan diawasi oleh Tim
Perencana dan MK serta melaporkannya kepada Pemberi Tugas.

6.6 Membantu Pemberi Tugas bila ada masalah dengan Pemborong, missal claim,
penalty, dll.

7. TAHAP PENGOPRASIAN BANGUNAN

7.1 Memprogram latihan dengan para calon operator.

7.2 Membantu menyiapkan manual.

C. LINGKUP TUGAS MK UNTUK SETIAP TAHAP PROYEK

Konsepnya adalah mengkoordinasikan tiga fungsi utama yaitu :

28
1. Perencanaan ( Design ).

2. Pengadaan ( Procurement )

3. Pelaksanaan ( Construction )

3.1 Dalam kegiatan pelaksanaan , menekankan agar dikerjakan oleh Kontraktor spesialis
atau proyek ditangani banyak Kontraktor, dengan pemilihan metoda konstruksi yang
tepat.

3.2 Konsultan Perencana bisa satu atau beberapa konsultan yang menyiapkan dokumen
pelaksanaan dalam paket-paket sesuai dengan urutan pekerjaan dan sesuai dengan
jumlah kontraktor spesialis.

3.3 Metode ini akan memberikan harapan bahwa pekerjaan akan selesai lebih cepat dan
lebih hemat biaya.

C.1 TAHAP PERSIAPAN

1. Bersama MP mengatur strategi yang meyangkut pelaksanaan proyek termasuk


penempatan peralatan seperti Tower Crane, dsb. Strategi ini akan memberi corak pada
pekerjaan , planning dan mengikat pekerjaan Kontraktor dalam penempatan peralatan
dilapangan.

2. Bersama MP mengatur strategi yang meyangkut pekerjaan pengadaan dan pembagian


paket yang disinkronkan dengan cashflow dan jadwalnya sekali. Strategi ini akan
mempengaruhi pemakaian jumlah dan jenis disiplin konsultan serta jumlah dan jenis
spesialis kontraktornya sekali.

3. Menekankan pentingnya Site Engineering dan pekerjaan persiapan terkoordinir dengan


memperhatikan dampak lingkungan seperti :

Kebisingan peralatan serta getaranya,

Air buangan limbah, sampah dan debu,

29
Keamanan pekerjaan dan pemukimam sekitarnya.

4. MK memberi masukan hal-hal yang terkait dalam kontrak agar sesuai dengan strategi
diatas serta membuat pasal-pasal yang mengkoordinir itu semua serta pasal-pasal
pengamannya apabila terjadi hambatan pada pekerjaan salah satu rekanan.

2 TAHAP PERENCANAAN

1. Menyusun suatu system dan prosedure administrative yang mengatur hubungan antar
Konsultan Perencana, Kontraktor, Supplier, Manajemen Konstruksi, dan
menjalankan/menerapkan prosedure yang sudah disetujui bersama.

2. Koordinasi antara rencana dan pelaksanaan, menserasikan perencanaan, dan


perancangan serta memberi petunjuk-petunjuk pada Perencana, agar satu sama lainnya
serasi sedemikian rupa sehingga berfungsi sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.

3. Mengusulkan pembagian paket pekerjaan disesuaikan dengan dana yang tersedia .

4. Pelaksanaan sedemikian rupa sehingga waktu yang telah ditentukan tidak


terlampauinya.

5.Memberikan masukan , pandangan, pertimbangan atas perencanaan yang dibuat oleh

Konsultan Perencana.

6.Mempelajari semua dokumen yang telah disiapkan oleh Perencana sebagai dokumen

perencanaan dan dokumen tender yang meliputi sedikitnya :

Gambar-gambar perencanaan dan perhitungannya,

Gambar-gambar kerja perencanaan dan detail,

RKS ( Spesifikasi ),

30
Jadwal waktu konstruksi proyek.

7. Memberi penjelasan pada waktu Aanwijzing hal-hal yang berkaitan dengan jalan
masuk, dan tata letak peralatan serta hal-hal lain yang berkenaan dengan tahapan
pelaksanaan pekerjaan dan persyaratan dampak lingkungan.

C.3 TAHAP PELAKSANAAN

1. Menentukan titik-titik referensi dilapangan bagi Kontraktor pada saat pematokan dan
selanjutnya memeriksa dan mensahkan letak patok yang dibuat oleh Kontraktor.
2. Menyampaikan serta mengawasi pekerjaan persiapan Kontraktor yang meliputi :

Pagar halaman,

Jalan masuk bahan/orang,

Tata letak gudang bahan, dan alat-alat bantu lainnya,

Pengadaan air bersih dan MCK.

Pengadaan tempat sampah sementara,

Pengaturan keamanan,

Kantor Pelaksana dan bedeng pekerja,

Saluran buangan air kotor didalam site dan diluar site.

3. Mengawasi dan mempertanggung jawabkan agar pelaksanaan pekerjaan yang


dilaksanakanoleh Kontraktor/Supplier sesuai dengan spesifikasi, kwalitas, biaya, dan
waktu yang telah ditetapkan dalam kontrak dari perencanaan paket pekerjaan yang
bersangkutan.
4. Menyesuaikan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang harus diikuti oleh Kontraktor,
memantau dan mempertahankan jadwal.
5. Memeriksa dan mempelajari rencana kerja kontraktor .

31
6. Mengatur dan menetapkan ruang kerja termasuk sarana penunjangnya untuk masing-
masing kontraktor yang berkaitan dengan tempat penimbunan material, gudang
sementara, workshop dilapangan , bedeng kantor, lapangan untuk fabrikasi dll.
7. Menyelenggarakan rapat koordinasi dengan para Kontraktor, serta mengundang
Perencanan dan Pemberi Tugas , minimal satu kali dalam seminggu.
8. Memeriksa dan menyetujui kemajuan pekerjaan dilapangan dan menertibkan Berita
Acara sertifikat pembayaran jika sudah sesuai dengan kontrak.
9. Mengajukan kepada Pemberi Tugas jika terjadi adanya perubahan / penambahan atau
menampung keinginan Pemberi Tugas jika ada keinginan perubahan untuk
disampaikan kepada Kontraktor.
10. Meneliti setiap instalasi mekanikal dan elektrikal yang menyangkut tentang kesiapan
system maupun operasinya terhadap pengetesan dan penyalaan awal ( Start-Up).

C.4 TAHAP MENGOPRASIKAN BANGUNAN ( MASA PEMELIHARAAN )

1. Menyiapkan Cheklist setelah penyerahan pertama setiap paket pekerjaan dan


mengawasi saat pelaksanaan perbaikkan.
2. Membuat laporan perbaikan / rehabilitasi cacat dan kekurang sempurnaan dalam
aplikasi pelaksanaan.
3. Melakukan pengawasan selama masa pemeliharaan.
4. Menyiapkan Berita Acara Penyerahan kedua/terakhir dari setiap paket pekerjaan.
5. Menginstruksikan Kontraktor untuk segera membuat As - Built dokuments, serta
memeriksa dan mempertanggung jawabkan kebenaran dokumen tersebut dan
selanjutnya digambar oleh Kontraktor yang bersangkutan sebagai gambar As-built
drawing. As built dokuments adalah gambar-gambar terlaksana dari setiap paket
pekerjaan yang sudah sesuai dengan petunjuk teknis.
6. Membuat laporan akhir proyek berlangsung termasuk final account.
7. Menjamin terlaksananya pelatihan bagi teknisi Pemberi Tugas oleh Kontraktor
sebelum serah terima pekerjaan untuk kedua kalinya.

2.7 Proses Pengadaan Proyek dan Badan yang Terlibat

Urutan pelaksanaan di lapangan sangat dibutuhkan, karena dengan adanya manajemen


yang baik akan mendukung kelancaran proyek sehingga proyek dapat diselesaikan dengan baik.

32
Adapun langkah-langkah yang diambil sebelum dan pada saat dilaksanakan hingga pembayaran
termin dilaksanakan:

1. Perijinan
Merupakan pengajuan / permintaan ijin untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang sudah
siap untuk dikerjakan baik kesiapan alat, bahan maupun tenaga kerja. Jika kesiapan telah
memenuhi syarat yang telah ditentukan, maka Owner baru bisa menyetujui pekerjaan tersebut
untuk dapat dilaksanakan.
2. Pelaksanaan
Menuntut pemahaman terhadap pekerjaan yang akan maupun yang sedang dilaksanakan
agar dapat menghindari kesalahan pengerjaan. Untuk itu pelaksana diharapkan dapat memahami
gambar-gambar konstruksi perencanaan dengan baik dan menggunakan metode yang tepat dalam
pelaksanaan pekerjaan.
3. Pengawasan
Di dalam pelaksanaan pekerjaan, pengawasan yang cermat wajib dilaksanakan guna
menjamin keberhasilan suatu proyek. Dengan pengawasan yang baik dapat dihindari kesalahan-
kesalahn yang merugikan. Pengawasan dalam hal ini dilakukan oleh konsultan pengawas sebagai
pengawas dan pengendali proyek.
4. Pengendalian (Controlling)
Pengendalian proyek dilakukan dengan pengawasan dan pemantauan lansung selama masa
pelaksanaan proyekmelalui rapat koordinasi dengan tujuan untuk mengoptimalkan kerja seluruh
unsur yang terlibat didalam proyek. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara yaitu :
a. Time Scheduling
Time scheduling merupakan uraian pekerjaan dari awal hingga akhir pekerjaan secara
global. Time scheduling ini disusun berdasarkanurutan langkah-langkah kerja dengan net work
planning. Masing-masing pekerjaan ini diatur dengan sedemikian rupa dengan memperhatikan
urutan pekerjaan, pengaturan waktu, tenaga, peralatan dan material agar dapat tercapai suatu
pekerjaan yang baik dan lancar. Dari time schedule ini diberi bobot masing-masing, sehingga
dapat diperoleh kurva S.
b. Pelaporan

33
Pelaporan adalah kegiatan yang telah dilaksanakanyang meliputi jenis pekerjaan yang
dilakukan, kuantitas atau volume pekerjaan, serta hal-hal yang bersifat non teknis seperti halnya
keadaan cuaca pada saat pelaksanaan pekerjaan.

1. Laporan Harian ( Daily Report )


Laporan harian ini dibuat setiap hari secara tertulis dengan ditandatangani oleh pihak
kontraktor utama dan pihak dari konsultan pengawas. Laporan harian berisikan antara lain :
Waktu dan jam kerja
Pekerjaan yang telah dilaksanakan pada hari yang bersangkutan
Keadaan cuaca
Bahan yang masuk kelapangan
Peralatan yang tersedia dilapangan
Jumlah tenaga kerja
Hal-hal yang terjadi dilapangan
Dengan adanya laporan harian ini, maka kegiatan proyek yang ada dilapangan dapat
dipantau dengan baik setiap harinya.

2. Laporan Mingguan ( Weekly Report )


Laporan mingguan ini bertujuan agar memperoleh gambaran kemajuan pekerjaan yang
telah dicapai dalam satu minggu, yang disusun dalam laporan harian selama satu minggu
tersebut. Pada laporan ini pihak kontraktor diwajibkan melakukan pemotretan yang
menggambarkan tiap tahap kemajuan pekerjaan.Laporan mingguan berisikan tentang :
Jenis pekerjaan yang telah diselesaikan
Volume dan prosentase pekerjaan dalam satu minggu
Catatan lain yang diperlukan, seperti halnya instruksi dan teguran/evaluasi dri
konsultan pengawas dan catatan mengenai tambah kurangnya pekerjaan

Presentase pekerjaan yang telah dicapai sampai dengan minggu yang bersangkutan dapat
diketahui dengan memperhitungkan semua laporan mingguan yang telah dibuat, ditambah bobot
prestasi pekerjaan yang telah diselesaikan pada minggu itu. Dari presentase pekerjaan yang telah
dicapai pada minggu ini kemudian dibandingkan dengan presentase pekerjaan yang telah dicapai
pada minggu yang bersangkutan, maka akan diketahui presentase keterlambatan atau kemajuan

34
yang diperoleh. Laporan mingguan ini merupakan realisasi dan time schedule yang berupa kurva
S.

3. Laporan Bulanan ( Monthly Report )


Laporan bulanan ini pada prinsipnya sama dengan laporan mingguan yaitu memberikan
gambaran untuk kemajuan pelaksanaan proyek selama satu bulan itu. Baik dari segi teknis, dana
maupun manajerial. Untuk tujuan itu dibuatlah rekapitulasi laporan harian maupun laporan
mingguan dengan dilengkapi data-data foto selama pelaksanaan pekerjaan sebulan itu. Laporan
bulanan dibuat oleh kontraktor utama dan diberikan kepada konsultan pengawas dan pemilik
proyek.

c. Gambar Kerja
Rencana gambar kerja yang telah dibuat masih perlu dijelaskan dengan gambar dan detail
agar memudahkan pelaksanaannya dan menghindari kesalahan serta memperlancar jalannya
pelaksanaan pekerjaan.
Selain untuk memperjelas, gambar kerja terkadang juga dalam pelaksanaan apabila terjadi
perubahan dari rencana semula, maka perlu perubahan gambar yang lebih lengkap dari kesalahan
semula dan gambar tersebut disetujui oleh perencana dan pengawas.

d. Rapat Koordinasi
Hal - hal yang berhubungan dengan pelaksanaan serta terdapat masalah teknis yang
timbul tak terduga dilokasi proyek
Alternatif - alternatif pekerjaan dan solusi dari masalah-masalah yang muncul.baik dari
segi teknis, administrasi maupun dana.
Prestasi fisik yang telah dicapai berdasarkan laporan yang dibuat.
Koordinasi masing - masing pihak yang terlibat lansung dalam pelaksanaan.
Sebagai laporan Konsultan Pengawas untuk melakukan Controlling.

2.8 Hubungan Antara Pemberi Tugas (Owner) Dengan Kontraktor

Hubungan kerja unsur-unsur proyek digambarkan dalam suatu diagram seperti dibawah ini :

35
Pemberi Tugas
Hendra Tanujaya

2
1

Kontraktor 3 Konsultan

PT. Langko Anugrah Sejahtera Anton Salim

Gambar 2.1 Hubungan Kerja Unsur-unsur Proyek

Keterangan :
: Garis Kerja
: Garis Koordinasi
+

BAB III
TINJAUAN KHUSUS KONTRAKTOR
PELAKSANA PT.KILONGAN NUSA KONTRUKSINDO

3.1 Latar Belakang Berdiri Kontraktor

36
PT. Kilongan Nusa Kontruksindo hadir Sebagai wadah yang berbentuk badan usaha
serta tempat bagi paratenaga ahli/terampil untuk kegiatan profesional terkait
denganketeknikan yang dimana ingin ikut serta berpartisipasi aktif didalam pembangunan
menuju Indonesia yang lebih baik dengan salasatu cara ialah menyediakan layanan jasa
kontraktor bidang keteknikan pengawasan dan pelaksanaan konstruksi yang profesional
dan handal.Berangkat dari sebuah idialisme serta keinginan untuk menunjukan pengabdian
menujuprofesionalisme yang seimbang antara faktor-faktor kewirausahaan dan idialisme
pribadi yangmerupakan tuntutan kefrofesian yang tentunya harmonis, selaras serta
didukung oleh tenagaprofesional yang memiliki konpentensi diatas rata-rata serta telah
berpengalaman didalambidangnya masing - masing maka kami akan senantiasa siap
menghadapisetiap tugas untuk mensukseskan program pembangunan yang dicanankanoleh
pemerintah yang memerlukan pelayanan jasa kontraktor yangprofesional, tepat, cepat dan
dapat dipertanggung jawabkan secaraketeknikan.

3.2 Bentuk Perusahaan

PT.Kilongan Nusa Kontruksindoengineering contractoradalah layananjasa keahlian


profesional yang menangani berbagaibidang keahlian keteknikan dalam rangka
mencapaisasaran yang diinginkan oleh pengguna jasa.Di sektor konstruksi jasakontraktor
adalah jasa pelaksanaan konstruksi danjasa pengawasan konstruksi.
PT.Kilongan Nusa Kontruksindoengineering contractoradalah perusahaannasional
yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi keteknikan, perusahaan ini dikelola oleh
tenaga tenagaprofesional yang telah terbina dalam sebuah prinsipprinsip efisiensi,
mengutamakan kualitas, etika dandedikasi kerja yang tangguh. Mempunyai latar
belakangpendidikan dari berbagai perguruan tinggi.
PT.Kilongan Nusa Kontruksindoengineering contractortelah merekrut tenaga
ahliuntuk melayani jasa konstruksi yang akan ditanganinya,terutama dalam bidang-bidang,
teknologi informasi,keteknikan, ekonomi, supervisi, survei, dan apprasial.Jenis-jenis
kegiatan yang dilakukan meliputi perencanaanprogram, pengolahan dan interpretasi data,
studikelayakan, appraisal, perencanaan induk dan supervisi,perancangan sistem informasi
manajemen, pelatihan danbimbingan serta monitoring dan evaluasi konstruksiPT.Kilongan

37
Nusa Kontruksindoengineering contractoradalah layananjasa keahlian profesional yang
menangani berbagaibidang keahlian keteknikan dalam rangka mencapaisasaran yang
diinginkan oleh pengguna jasa.

3.3. Struktur Organisasi Perusahaan

PT.Kilongan Nusa Kontruksindoengineering contractordidirikan padatahun 2014


(dua ribu empat belas) dihadapan notarisCharles, SH., M.kn. dengan nomor akta
pendirian26 maret 2014. Pada awalnya PT.Kilongan Nusa Kontruksindoengineering
contractorlebih banyak berkecimpung dalam bidangketeknikan. Data Perusahaan
Nama Lengkap Perusahaan : PT.Kilongan Nusa
Kontruksindoengineering contractor
Nomor Akta Pendirian : 26 Maret 2014
Alamat Perusahaan : Jl. Anoa I no.117
Nama Direktur : Ichsan Hamsah. SH.Msi
Alamat Direktur : Jl. M.H. Thamrin No. 50 Palu
Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP) : PEM-157/WPJ.16/KP.0103/2014
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) : 02.678.548.5-831.000
Nomor Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) :1.7271.1.00114.011704
No. Telepon : 0451-483123

3.4. Lingkup Bidang Usaha


Dalam rangka mengisi dan melaksanakan program-program PembangunanNasional
Indonesia, terutama menghadapi era reformasi yang sedanggencar-gencarnya saat ini
didengungkan oleh pemerintah yaitumengupayakan kegiatan pembangunan untuk benar-
benar dapatdirasakan oleh masyarakat kecil pada khususnya sehingga diharapkanbangsa
kita dapat secepatnya bangkit dari keterpurukan yangberlangsung cukup lama.

38
MakaPT.Kilongan Nusa Kontruksindoengineering contractorhadir dengan memberikan
layananjasa konsultansi keteknikan guna menumbuhkan dan meningkatkanprekonomian
yang didukung oleh aspek kemandirian dan kualitassumber daya manusia yang mumpuni.
a. SIPIL. Jasa pelayanan konsultan pada bidang ini secara garis besar dapat dibagi
menjadi 4 (empat) sub bidang layanan yaitu jasa nasehat/pra-desain dan disain
engineering bangunan, pekerjaan teknik sipil dan keairan, pekerjaan teknik sipil dan
transportasi, dan pekerjaan teknik sipil lainnya.

b. MEKANIKAL. Jasa pelayanan konsultan pada bidang ini yaitu untuk jasa disain
engineering mekanikal mencakup kegiatan desain sistem pemanasan, ventilasi,
pengaturan udara, pendinginan dan instalasi mekanikal lainnya, desain engineering
akustik dan vibrasi, pembangunan prototipe dan desain enjinering detail.

3.6. Pengalaman perusahaan dalam bidang pelaksanaan


PT.Kilongan Nusa Kontruksindoengineering contractortelah memiliki beberapa
rekanan yang meliputilembaga/instansi pemerintah/BUMN dan perusahaan-perusahaan
swasta. Lingkup layanan yangdilaksanakan pada umumnya adalah aspek-aspek teknologi
informasi, sosial ekonomi, keteknikan,dan Manajemen. Dalam melaksanakan kegiatan
layanan PT.Kilongan Nusa Kontruksindoengineering contractormengadakan kerjasama
dengan beberapa perusahaan sejenis, yang memiliki kualifikasidan pengalaman luas. Upaya
ini kami lakukan untuk tetap mempertahankan citra profesionalismejasa konsultansi dalam
memberikan alternatif terbaik serta pemecahan masalah.
1. Jasa pelaksana untuk kostruksi bangunan hunian koppel 2009 Rp 21.020.000
2. Jasa pelaksana untuk kostruksi bangunan Gudang dan Industri 2009 Rp
21.020.000
3. Jasa pelaksana untuk kostruksi bangunan Pendidikan 2009 Rp 5.492.000
4. Jasa pelaksana untuk kostruksi bangunan Pendidikan 2010 Rp 7.898.000
5. Jasa Pelaksana untuk konstruksi bangunan dan gedung lainnya 2010 Rp.
14.115.000

39
BAB. IV
ANALISIS PELAKSANAAN NON FISIK DAN FISIK PROYEK

4.1 Analisis Pelaksanaan Non Fisik

40
4.1.1 Latar Balakang Proyek

Pembangunan suatu rumah sakit membutuhkan perencanaan dan perancangan


yang baik. Rumah sakit harus didesain untuk memenuhi kebutuhan pasien, dan
menyiapkan sumber daya dalam mengoperasikan rumah sakit tersebut. Berfungsinya
sebuah rumah sakit sangat terkait dengan berfungsinya prasarana dan sarananya,
terlebih pada rumah sakit modern yang menggunakan teknologi maju. Konstruksi
ruangan harusnya dirancang khusus letaknya, bentuknya, dan luasnya. Tata letak
ruang yang baik berguna untuk kenyamanan kerja bagi para petugas yang bekerja di
dalamnya.

Dalam rumah sakit, yang menghasilkan pelayanan adalah unit. Sebagai unit
penghasil pelayanan, maka unit di rumah sakit merupakan ujung tombak produksi dan
operasional di rumah sakit, Salah satu pelayanan yang sentral di rumah sakit adalah
pelayanan Intensive Care Unit. ICU merupakan salah satu unit di dalam rumah sakit
yang menangani pasien-pasien gawat karena penyakit, trauma atau komplikasi
penyakit lain, dengan staf khusus dan perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk
observasi, perawatan, dan terapi. Fungsi utama ICU adalah merawat pasien yang
dalam keadaan kritis, memantau keadaan pasien secara terus menerus dan memberikan
tindakan segera jika dibutuhkan pasien tersebut.

4.2 Waktu Pelaksanaan Proyek


Waktu pelaksanaan proyek pelayanan Intensive Care Unit (PICU) adalah 120 hari
kerja, terhitung di mulainya kontrak 15 juli 2016. Bobot dan aktu pelaksanaan
proyek dapat di lihat pada lampiran jadwal waktu pelaksanaan.

4.3 Tujuan Proyek


Tujuan program pembangunan ruang kelas baru (RKB)ini adalah:

1. Meningkatkan akses layanan dan mutu;


2. Memenuhi Standar Sarana dan Prasarana;

41
3. Memberikan manfaat bagi manajemen Rumah Sakit untuk mengembangkan dan
memperbaiki desain ruang ICU.

4.4 Cara Mendapatkan Proyek dan Hubungan Kerja


Berdasarkan Lelang Terbuka
Proyek yang akan ke konsultan perencana oleh pemilik proyek diumumkan baik
itu melalui media massa maupun dengan cara-cara lain yang lazim dilakukan untuk
memberitahukan kepada semua kontraktor pelaksana. Dalam hal ini semua kontraktor
pelaksana yang sesuai klasifikasinya dan sudah memenuhi syarat sebagai rekanan
pemilik proyek mengirimkan dokumen sebagai peserta lelang. Pemilik proyek
kemudian mengundang kontraktor pelaksana yang mendaftar dan memenuhi syarat
untuk mengambil lelang dan TOR. Kemudian peserta lelang dalam batas waktu tertentu
membuat usulan pra rancangan dan penawaran fee perencanaan. Bouwer akan
meyeleksi dan memanggil kontraktor pelaksana yang dianggap mengajukan usulan
terbaik dalam hal ini maupun harga fee perencanaan. Bila semua sudah disetujui maka
pemberi tugas akan menerbitkan surat perintah kerja (SPK) yang berarti kontraktor
pelaksana berhak untuk melakukan perencanaan dan wajib tunduk terhadap segala
ketentuan pada SPK.

4.1.5 Lingkup Tugas Kontraktor Sesuai TOR


A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembuatan Direksi Keet dan Barak Kerja
Sambil mengadakan pembersihan lokasi, Pekerjaan Base Camp, Direksi Keet dll
didirikan pada lokasi proyek. (Sesuai yang diminta dalam dokumen pelelangan
dan gambar rencana). Semua kegiatan, monitoring dan administrasi proyek
dikerjakan didalam Direksi keet.

2. Pengadaan penerangan

42
Base camp dan lokasi disekitar proyek disediakan alat penerangan sebagai
penunjang dalam pelaksanaan pekerjaan. Sumber penerangan dapat diambil dari
perusahaan listrik maupun dari mesin pembangkit listrik yang disediakan oleh
kontraktor.
3. Pengadaan air kerja
Pengadaan Air disediakan oleh kontraktor pelaksana untuk digunakan baik dalam
pekerjaan maupun keperluan para pekerja sehari hari seperti memasak, mandi
dan cuci.
4. Buat papan nama proyek
Papan nama dibuat dari bahan kayu dan Plastik yang diberi keterangan berupa
papan nama proyek, pemilik proyek, jumlah nilai proyek, lokasi proyek dan lain
lain yang memperjelas keterangan proyek yang sedang dikerjakan. Dalam
pelaksanaannya menggunakan tenaga manusia dibantu dengan alat lainnya seperti
palu, gergaji, dll. Selanjutnya papan nama diletakkan pada lokasi sekitar proyek
yang mudah untuk dilihat dan dikenali oleh public.
5. Asuransi dan K3
Setiap pekerja akan diasuransi JAMSOSTEK untuk mendapatkan jaminan
keselamatan dalam pelaksanaan pekerjaan. Sedangkan dalam melaksanakan
pekerjaan akan diberlakukan sistem K3 untuk menjaga keselamatan dalam
melaksanakan pekerjaan.
6. Mobilisasi personil
Personil yang akan dimobilisasi disesuaikan dengan daftar usulan personil yang
diusulkan dan dilaksanakan pada saat setelah kontrak kerja ditanda tangani.
7. Mobilisasi peralatan
Mobilisasi/pengiriman peralatan dijadwalkan terlebih dahulu yang berisi
keterangan lokasi, peralatan, usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangan
peralatan dilapangan. Selanjutnya alat ditempatkan pada lokasi yang aman/dalam
base camp dilokasi proyek agar mudah digunakan dalam pekerjaan nantinya.

8. Mobilisasi tenaga kerja

43
Mobilisasi tenaga kerja dijadwalkan sesuai kebutuhan dan urutan pekerjaan yang
akan dilaksanakan dilapangan. Selanjutnya tenaga kerja ditempatkan pada barak
kerja yang telah disediakan dilokasi proyek agar mudah berkoordinasi.
9. Waktu pelaksanaan
Semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan Time Schedule yang ada.
B. Pekerjaan pembongkaran
Untuk semua pekerjaan pembongkaran akan disesuaikan dengan kondisi keadaan dan
keamanan di lapangan. Tentu saja pada setiap fase pembongkaran yang akan kami
lakukan seiring dengan pelaksanaan pekerjaan, akan selalu memperhatikan
keamanan.
C. Pekerjaan tanah dan pasir
1. Pekerjaan galian tanah dan pondasi
Pekerjaan ini meliputi semua galian tanah dalam batas batas yang ditunjukkan
dalam gambar rencana, dan pembuangan hasil galian, pembentukan bidang galian
dan penentuan kedalaman yang diinginkan dimana kedalaman disesuaikan dengan
gambar rencana.
2. Pekerjaan urugan di bawah pondasi
Pekerjaan ini meliputi pengangkatan dan penghamparan material pasir pada
daerah permukaan hasil galian pondasi batu kali.
3. Pekerjaan urugan tanah di bawah lantai
Dasar tanah yang akan ditimbun dipadatkan sesuai persyaratannya. Pemadatan
dilakukan menggunakan Stamper dengan lintasan sebanyak percobaan pemadatan
yang telah dilakukan. Bidang pemadatan harus overlapping lebih kurang 15 cm
agar seluruh permukaan dapat dipastikan telah padat. Jika kepadatan telah
memenuhi syarat maka dilanjutkan dengan timbunan pilihan.
D. Pekerjaan Struktur
Sebelum diadakan pengecoran, sample bahan/ material untuk beton (Aggregate,
pasir, semen) diadakan mix design dilaboratorium untuk menentukan komposisi
material pengecoran agar target mutu beton yang direncanakan dapat tercapai (atau
cukup menggunakan komposisi campuran sesuai koefisien dalam analisa harga
satuan pekerjaan beton), selama pelaksanaan pengecoran berlangsung dibuatkan

44
kubus kubus beton 15 x 15 x 15 cm, yang nantinya pada saat kubus beton tersebut
telah cukup umur, 7, 14 dan 28 hari , diadakan pengetesan kuat tekan dilaboratorium.
E. Pekerjaan pasangan dan pelesteran
Pekerjaan ini meliputi pengangkutan dan pemasangan dinding batu bata sebagai
berikut :
a. Pasangan dinding batu bata 1 Pc : 3 Ps.
Pekerjaan ini dilaksanakan untuk pasangan trasram yaitu semua pasangan yang
dilaksanakan mulai dari sloof sampai setinggi + 30 cm pada seluruh dinding dan
pasangan untuk dinding km / wc setinggi 60 cm dari sloof beton.
b. Pasangan dinding batu bata 1 Pc : 5 Ps.
c. Pasangan dinding 1 Bata 1 Pc : 5 Ps.
F. Pekerjaan kuda-kuda rangka baja
Lingkup pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan/material, tenaga kerja, dan pemasangan
rangka kuda-kuda baja ringan, ukuran sesuai gambar dan RAB..
2. Material
Bahan rangka kuda-kuda, gording dari baja ringan, ukuran sesuai spesifikasi tehnis.
Penutup atap dan bubungan menggunakan genteng Metal Roof tebal 0.35 mm,
warna akan ditentukan kemudian, Semua material akan diperlihatkan pada direksi
sebelum pengerjaannya.
3. Pelaksanaan Pekerjaan :
Pekerjaan pemasangan rangka kuda-kuda dilaksanakan setelah pengecoran ringbalk
oleh tenaga trampil dan berpengalaman.
G. Pekerjaan atap dan plafon
Pekerjaan dilaksanakan dengan menggunakan tenaga manusia dan alat bantu lainnya.
Material
Baja ringan yang digunakan adalah yang mempunyai kualitas yang baik dan
memenuhi persyaratan sebagaimana yang dipersyaratkan dalam spesifikasi tehnis.
Baja ringan tersebut adalah Standar dan mampu memikul beban yang ada pada
konstruksi atap dan beban angin. Sebelum pekerjaan ini dimulai, terlebih 15

45
dahulu mengajukan contoh barang/material yang akan digunakan kepada Direksi
Teknik / Konsultan Pengawas.
4) Urutan Kerja.
a. Pekerjaan Rangka plafond menggunakan baja ringan hollow dilaksanakan dilokasi
pekerjaan, dimana konstruksi tersebut dipasang dan disesuaikan dengan ukuran yang
ada pada gambar yang selanjutnya dibentuk sesuai pola yang ditentukan.
b. Rangka yang akan dipasang disesuaikan dengan jarak dan bentuk pada gambar
rencana dan dudukan pada ringbalk.
c. Pekerjaan selanjutnya adalah memasang penutup plafon menggunakan Calsi board
3,5 mm, dan Plafon tipe PVC
d. Semua pertemuan bidang Calsi board ditutupi dengan isolasi agar tidak terjadi
ruang yang terbuka.
e. Semua pertemuan sambungan baja ringan dibuat kuat dan tidak mudah lepas dan
diperkuat scrup.
f. Listplank (bila ada), dipasang setelah pemasangan kuda kuda selesai dipasang dan
rangka atap.
g. Semua pekerjaan dianggap selesai dan siap dipasang atap bila telah diadakan
pemeriksaan dan disetujui oleh Direksi teknik / konsultan pengawas.
H. Pekerjaan almunium dan kaca
Material aluminium dipotong dan dibentuk sesuai gambar rencana sehingga pada saat
pemasangan tidak terjadi rongga antara tembok dan kosen aluminium begitupun
antara kosen dan pintu / jendela yang akan dipasang. Aluminium tidak bisa menahan
beban yang berat, oleh sebab itu pada tembok yang akan dipasang kosen pintu dan
jendela diberi penguat berupa balok latei (beton) dengan dimensi 15/20 pada bagian
atasnya. Pemasangan rangka kosen dilaksanakan bila pasangan batu dan plesteran
termasuk pemasangan balok beton pada keempat sisinya telah selesai dikerjakan.
Pemasangan kosen aluminium dibuat rata dan tegak lurus satu sama lain sehingga
memudahkan menutup dan membuka pintu/jendela serta tidak ada celah antara
tembok dan kosen aluminium, (celah ini dapat ditutup dengan sealant kaca).
Pekerjaan dianggap selesai bila semua hasil pekerjaan telah diperiksa dan disetujui
oleh Direksi Teknik/Konsultan Pengawas.

46
I. Pekerjaan pengecatan
Pekerjaan pengecatan dilaksanakan, apabila semua bagian pekerjaan yang akan dicat
telah selesai dilaksanakan, dimana pekerjaan pengecatan merupakan finishing dari
semua pekerjaan yang dilaksanakan. Pengecatan plafond dan dinding sebagaimana
yang ditunjuk pada gambar rencana. Semua permukaannya yang telah dicat harus
rata, halus serta memperlihatkan warna yang sama.Pekerjaan pengecatan dianggap
selesai bila, telah diadakan pemeriksaan oleh Direksi Teknik / Konsultan Pengawas.
J. Pekerjaan instalasi listrik
Urutan Kerja
1. Instalasi
2. Pipa dan Fitting
3. Kotak-kotak dan saklar
K. Pekerjaan deep well pump
Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Pengeboran dan pemasangan mesin pompa
jenis Submersible dengan menggunakan tenaga listrik.
Pekerjaan Persiapan :
Mobilisasi peralatan, Tenaga & Bahan / Material
Penentuan Titik Pengeboran
Peyiapan Landasan serta Seting Mesin
Pekerjaan Pengeboran
Pengeboran Pilot Hole & Remming Hole
Logging & Laporan
Pemasangan Konstruksi
Pengisian Gravel Pack & Pembuatan Screen
Pekerjaan Pipa dan Pompa
Pemasangan PipaCassing
Pemasangan Pipa Outlet
Pengisian Gravel Pack
Pekerjaan Mekanikal & Elektrikal
Pemasangan Pompa Submersible
Pemasangan Panel, & Kabel Elektroda
Pamping Test & Pengujian Air / LAB
L. Pekerjaan Sanitasi
Air bersih
a. Perpipaan dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan, kerapian,
ketinggian yang benar, serta memperkecil banyaknya penyilangan.

47
b. Pekerjaan ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50 mm
diantara pipa-pipa atau dengan bangunan dan peralatan.
c. Semua pipa dan fitting dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang,
membersihkan semua kotoran.
d. Pekerjaan perpipaan dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan antara
lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan fungsi
sistem dan yang diperlihatkan digambar.
e. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan dilengkapi dengan UNION
atau FLANGE.
f. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan cabang pada
pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
g. Reducer dan expanders yang terletak dijalur pipa-pipa uap pada posisi horizontal
dasarnya harus datar untuk memungkinkan drainase. Perpipaan untuk uap harus
menurun searah dengan aliran uap.
h. Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti berikut,
kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.

Air Kotor
a. Pemasangan Pipa
- Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.
- Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda-benda keras/tajam.
- Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar galian dengan
adukan semen.
- Urugan pasir setinggi dasar pipa dan dipadatkan.
- Pipa yang telah tersambung diletakkan diatas dasar pipa.
- Pengurugan bertahap dengan pasir 10 cm, tanah halus, kemudian tanah kasar.
b. Pemasangan Sambungan Fleksible.
Sambungan fleksible harus disediakan untuk menghilangkan getaran dari sumber
getaran.
c. Sambungan Ulir
- Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir berlaku
untuk sampai dengan 40 mm.

48
- Kedalam ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting bisa masuk pada pipa dengan
diputar pipa sebanyak 3 ulir.
- Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henepdan zinkwite dengan
campuran minyak.
- Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau roda.
- Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan reamer.
- Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.
d. Sambungan Solvent
- Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan Solvent yang sesuai
dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa.
- Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus dipergunakan alat
press khusus.
e. Sambungan yang mudah dibuka
Sambungan ini dipergunakan pada alat-alat saniter sebagai berikut :
- Antara Lavatory Faucet dan Supply Valve.
- Pada Waste Fitting dan SIPHON.
Pada sambungan ini kerapatan diperoleh oleh adanya paking dan bukan seal threat.
f. Sleeves
- Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton.
- Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran diluar
pipa ataupun isolasi.
- Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja, untuk yang
mempunyai kedap air (water proofing) harus dari jenis flushing sleeves.
- Rongga antara pipa dan sleeves harus dibuat kedap air dengan rubber sealed atau
Caulk.
g. Pembersihan.
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan
disetiap service harus dibersihkan dengan seksama.

49
4.6 Tahapan Teknis pelaksanaan
i. Pekerjaan Persiapan
Pada tahap persiapan ini kegiatan yang dilaksanakan adalah:

(1).Mempersiapkan Gambar dan Jadwal Kerja


(2).Pembersihan lokasi (site clearing).
(3).Pembuatan bedeng kerja (direksi keet) untuk gudang bahan dan los kerja
untuk melakukan pembuatan dan perakitan komponen-komponen bangunan.
(4).Membuat papan informasi untuk penempelan informasi proses pelaksanaan
pembangunan dll yang dipasang di depan direksi keet dan terlindung dari
hujan.
(5).Menyiapkan fasilitas penerangan, air bersih dan sarana komunikasi
(disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi/kondisi setempat)
(6).Pengukuran bagian-bagian rencana bangunan (setting out).
(7).Pemasangan bouwplank atau patok (tanda) titik-titik luar bangunan yang
dihasilkan setelah pengukuran.
(8).Mendatangkan bahan dan alat bantu yang akan dipakai untuk pemasangan
fondasi dan sloof.
ii. Pekerjaan Galian dan Urugan Tanah
Pekerjaan galian dan urugan (untuk pemasangan fondasi) dilaksanakan
setelah pengukuran dan pemasangan bouwplank atau patok (tanda) selesai.
Kedalaman galian tanah untuk pondasi tergantung struktur kekerasan tanah.
Pekerjaan galian dan urugan tanah ini biasanya dilakukan dengan tenaga
manusia dan dilaksanakan mengikuti tanda/bouwplank yang sudah dipasang.
Detail pekerjaan galian dan urugan tanah dapat dilihat pada bagian Rencana
Kerja dan Syarat (RKS).

iii. Pekerjaan Fondasi


Setelah pekerjaan galian selesai pekerjaan selanjutnya adalah pemasangan
fondasi. Pekerjaan fondasi memakan biaya antara 8-12% dari total biaya
pembangunan, namun setelah selesai tidak terlihat karena tertimbun didalam

50
tanah. Jenis fondasi bermacam-macam tergantung dari kondisi tanah dimana
pondasi tersebut akan dibuat.

Jenis fondasi yang paling umum dipakai adalah fondasi batu kali atau tiang
pancang kayu atau tongkat untuk daerah-daerah tertentu yang kondisi
tanahnya berlumpur atau berair. Detail pekerjaan fondasi dapat dilihat dalam
RKS.

iv. Pekerjaan Beton


Bagian-bagian bangunan/ruang yang akan dibangun yang merupakan
pekerjaan beton terutama adalah sloof, kolom, balok dan ringbalk harus
dilaksanakan secara hati-hati sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku.
Campuran yang dipakai untuk pembuatan beton yaitu Semen, Pasir dan
kerikil dengan perbandingan 1:2:3. Ukuran besi tulangan sesuai dengan
gambar pelaksanaan. Detail pekerjaan beton dapat dilihat pada RKS.

v. Pekerjaan Pemasangan Dinding


Dinding pada umumnya terbuat dari pasangan batu bata, namun pada
daerah-daerah tertentu dinding bangunan dapat dibuat dari bahan lain yang
terdapat disekitar lokasi proyek, misalnya papan kayu, ferosemen/dinding
simpai atau bahan yang lainnya. Pada dasarnya apapun bahan material yang
digunakan untuk pembuatan dinding, semaksimal mungkin harus dapat
memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna ruangan tersebut.
Apabila dinding bangunan terbuat dari papan kayu, maka hendaknya papan-
papan kayu tersebut tersusun dengan rapi, rapat dan kuat sehingga dapat
menciptakan rasa aman dan nyaman bagi pemakai ruangan tersebut serta
dapat mengurangi kebisingan atau gangguan suara sehingga aktivitas pada
masing-masing ruangan tidak saling mengganggu.

vi. Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela


Pekerjaan kusen dan daun pintu/jendela merupakan bagian bangunan yang
dipasang bersama-sama atau parallel dengan pemasangan dinding, namun

51
demikian karena sifatnya yang peka terhadap gores dan air, maka dalam
pemasangannya memerlukan alat-alat bantu dan alat-alat pelindung. Pada
saat pekerjaan fondasi dimulai, sebaiknya kusen pintu dan jendela sudah
mulai dipesan atau diproduksi. Dengan demikian pada saat dinding mulai
dikerjakan, kusen pintu dan jendela sudah siap untuk dipasang. Semua
pekerjaan kayu yang dicat, harus dimeni dan diplamir terlebih dahulu.
Pengecatan dilakukan dengan pelapisan lebih dari satu kali sehinga
diperoleh hasil yang baik, rapi, halus dan rata.

vii. Pekerjaan Atap


Penutup atap yang biasa dipakai adalah genteng, dipasang diatas reng,
sedangkan atap metal (seng gelombang, atap multi roof dll) dipasang diatas
gording. Bentuk atap jika masyarakat menghendaki, dapat disesuaikan
dengan budaya daerah masing-masing lokasi sekolah.

viii. Pekerjaan Langit-Langit /Plafond


Plafond atau langit-langit adalah bidang penutup konstruksi atap, sehingga
ruang akan terlihat rapih dan terasa lebih segar karena plafond juga
berfungsi sebagai isolator radiasi panas matahari dari penutup atap.
Ketinggian plafond minimum adalah 3,25 m atau menyesuaikan dengan
fungsi ruangan agar memenuhi kecukupan penghawaan bagi pengguna
ruang yang bersangkutan dan disarankan untuk dicat dengan warna terang.
Pemasangan plafond hendaknya dilakukan setelah penutup atap selesai
dipasang.

ix. Pekerjaan Lantai


Lantai pada umumnya berupa permukaan tanah yang dilapisi penutup lantai,
baik beton rabat (beton tanpa tulangan), plester semen PC, tegel abu-abu,
keramik, papan kayu atau bahan lainnya. Beberapa catatan penting dalam
urutan pelaksanaan pakerjaan lantai antara lain: Pekerjaan lantai
dilaksanakan setelah pekerjaan atap, plafond, plesteran dan acian dinding
selesai.

x. Pekerjaan Penggantung dan Pengunci

52
Pekerjaan penggantung berupa engsel-engsel pintu dan jendela, sedangkan
pengunci adalah grendel, pengunci untuk pintu, serta hak angin untuk
jendela. Semua bahan yang digunakan minimal harus memenuhi syarat
kekuatan dan awet sehingga dapat menahan beban dan berfungsi dalam
waktu cukup lama. Setiap daun pintu/jendela minimal dipasang dua buah
engsel dan untuk daun pintu dipasang 3 buah engsel. Pada daun pintu
dipasang pengunci lengkap dengan handelnya, sedangkan pada daun jendela
dipasang grendel dan hak angin. Semua pekerjaan harus dilakukan dengan
rapi sehingga pintu dan jendela dapat berfungsi dengan sempurna.

xi. Pekerjaan Instalasi Listrik


Pekerjaan instalasi listrik adalah seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan
pemasangan kabel-kabel, lampu-lampu, switch/ skaklar dan stop kontak
serta sistim pemutus arus termasuk pentanahannya. Pada prinsipnya
pemasangan instalasi listrik harus benar-benar memenuhi persyaratan
teknis, dan semua bahan yang digunakan hendaknya berkualitas cukup
sehingga dapat berfungsi dengan baik dalam waktu cukup lama.

xii. Pekerjaan Plambing dan Drainasi


Pekerjaan plumbing dan drainasi disini dimaksudkan adalah seluruh
pekerjaan pamasangan pipa air bersih dan air kotor dari wastafel atau
zink/bak cuci yang ada di ruang Ruang Kelas Baru, pemasangan kran-kran
dan wastafel/ zink termasuk dalam hal ini adalah penyaluran air hujan
secara sistematis sehingga tidak mengganggu kenyamanan pemakai atau
merusak konstruksi bangunan.

xiii. Pekerjaan Finishing dan Perapihan


Pekerjaan finishing meliputi pekerjaan antara lain: pengecatan dinding,
pengecatan plafond, pengecatan pintu dan Jendela, pengecatan Lisplank,

53
sedangkan pekerjaan perapihan pada dasarnya merupakan penyempurnaan
atau perapihan pekerjaan yang pada hakekatnya telah selesai namun masih
diperlukan penyempurnaan. Sebagai contoh, misalnya terdapat pintu yang
tidak dapat dibuka/tutup dengan sempurna; jika terdapat cat yang masih
kurang rata, plesteran retak-retak, plafond melendut dan sebagainya.

4.7 Tinjauan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


Persiapan Pelaksanaan
Setelah menerima salinan Surat Keputusan bersangkutan segera melalukan hal
sebagai berikut:

Membentuk dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembangunan yang terdiri


dari:
1. Kelengkapan teknis, terdiri dari (a) gambar kerja, mengikuti disain prototipe yang telah
disediakan dalam buku panduan pelaksanaan dan teknis, (b) spesifikasi teknis atau jenis
pekerjaan dan kualitas bahan material yang akan digunakan, (c) rencana anggaran biaya,
(d) jadwal pelaksanaan, dan (e) dokumen penyesuaian/perubahan rencana pelaksanaan
(jika terdapat penyesuaian/perubahan rencana), (f) menyiapkan asuransi tenaga kerja
untuk melindungi keselamatan dan keamanan tenaga kerja pada saat pelaksanaan
pembangunan (meninggal dunia, sakit dan kecelakaan lainnya).
2. Kelengkapan administrasi pencairan dana bantuan, terdiri dari (a) surat perjanjian
pemberian bantuan, (b) pernyataan kesanggupan melaksanakan pembangunan sesuai
dengan ketentuan/persyaratan yang telah ditetapkan, (c) kuitansi penerimaan dana
pembangunan Ruang Kelas Baru yang sudah ditandatangani oleh ketua,

54
Mempelajari buku panduan pelaksanaan dan teknis program pembangunan
Ruang Kelas Barusecara lebih seksama dan menyiapkan format-format
administrasi, keuangan dan teknis pelaksanaan serta pelaporan;
merekrut kepala pelaksana pembangunan sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan
Membuat papan informasi pembangunan, dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Papan informasi ukuran minimal 80 x 120 cm.
2. Papan informasi dipasang/ditempatkan disekitar lokasi pembangunan, mudah dilihat oleh
masyarakat dan tidak terkena/tertimpa air hujan.Papan Informasi paling tidak memuat
hal-hal sebagai berikut:
a. Lokasi pembangunan pada peta site plan sekolah,
b. Informasi tentang jenis program, besar dana dan sumber dana,
c. Informasi tentang progres pembangunan,
d. Bagan organisasi P2S delengkapi dengan nama-nama anggotanya,
Gambar kerja rencana pembangunan dan rencana biayanya

Mengecek harga bahan, dan pemilihan tenaga kerja sebagai berikut.


1. Sebelum Pelaksanaan pembangunan harus dilakukan survey harga minimal ke 3
toko/suplier bahan bangunan dengan harapan penerima bantuan bisa mendapatkan
material dan harga yang bagus.
2. Sekolah penerima bantuan harus mengumumkan tentang rencana Perekrutan Tenaga
Kerja. Masyarakat di sekitar lokasi pembangunan berhak mendaftarkan diri sebagai calon
tenaga kerja, termasuk anak muda yang berumur 18 tahun keatas bila mereka ingin
bekerja.Seleksi Tukang dilaksanakan oleh syarat-syarat pemilihan tenaga kerja.
Pendaftaran dan hasil seleksi tersebut harus didokumentasikan dengan baik.Besarnya
insentif ditentukan oleh musyawarah. Hasil musyawarah dituangkan dalam berita acara
rapat.

55
a. Pembayaran tenaga kerja menggunakan sistem harian. Untuk
sistem harian, kepala pelaksana mencatat kehadiran tiap pekerja.
Pencatatan dan pembayaran direncanakan satu minggu sekali,
sesuai dengan jumlah hari kerja setiap orang, satu hari kerja
paling sedikit 6 jam di luar jam istirahat kerja. Untuk
pembayaran, setiap penerima insentif harus membubuhkan
tanda tangan atau cap jempol tangan kiri.
b. Pembayaran tenaga kerja dengan sistem upah
borongan.Sistemupah borongan ini dapat menggunakan:
(i).Sistem upah borongan/m2 bangunan, atau dengan (ii). Sistem
upah borongan per satuan item pekerjaan (misal pekerjaan
pasang pintu-jendela/unit, pekerjaan pengecatan/m2, pekerjaan
pasang bata/m2, pekerjaan plesteran/m2, pembuatan dan
pemasangan kuda-kuda/unit). Besarnya ongkos kerja borongan
harus berdasarkan kesepakatan biaya antara Pelaksana dengan
pihak yang akan melaksanakan upah borongan (perorangan atau
kelompok pekerja) yang dituangkan dalam Berita Acara
Kesepakatan Ongkos Kerja Borongan (dalam kesepakatan biaya
juga disepakati jumlah kebutuhan tenaga kerja, serta waktu
pelaksanaannya). Pembayaran boleh dilakukan per minggu atau
satu kali per dua minggu, sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan masyarakat dengan menghitung progres pekerjaan
yang sudah dicapai.

Pelaksanaan PembangunanLangkah-langkah yang perlu dilakukan oleh Panitia


Pembangunan pada saat pelaksanaan pembangunan antara lain:
1. Mobilisasi personil tenaga kerja;
Personil yang akan dimobilisasi disesuaikan dengan daftar usulan personil
yang diusulkan dan dilaksanakan pada saat setelah kontrak kerja ditanda
tangani.
2. Pembersihan lokasi;

56
3. Pengukuran lapangan;
4. Pemasangan Papan Nama Kegiatan dan Papan Informasi;
5. Pemasangan bouwplank, pembuatan los bahan dan direksi keet;
6. Mencairkan dana dari rekening sesuai dengan kebutuhan pembangunan dan
jadual kerja yang telah dibuat;
7. Melaksanakan pembangunan sesuai dengan dokumen teknis yang telah disusun
dalam Rencana Pelaksanaan Pembangunan;
8. Pelaksana wajib membuat dokumentasi progres selama masa pelaksanaan
pembangunan, berupa foto-foto kegiatan pembangunan, minimal:
1) Foto kondisi sebelum pembangunan dimulai (0%);
2) Foto pada saat pelaksanaan pembangunan (50%);
3) Foto pada saat pelaksanaan pembangunan (75%);
4) Foto kondisi akhir setelah pembangunan selesai dikerjakan (100%).

Apabila setelah pekerjaan pembangunan Ruang Kelas Baru sudah selesai


lengkap dengan mebelairnya dan masih terdapat sisa danaharus dikembalikan
ke kas negaradengan menggunakan formulir SSBP.

4.8 Struktur Kerja Team Pelaksana

57
4.9 Jenis Dan Macam Pekerjaan Yang Dilaksanakan
a. Pekerjaan tanah dan pasir
1. Pekerjaan galian tanah dan pondasi
Galian tanah pondasi bangunan adalah galian tanah untuk poer plat, pasangan
batu kali, yang dilaksanakan sesuai gambar rencana atau petunjuk Konsultan
Pengawas / Direksi Teknik.
2. Pekerjaan urugan di bawah pondasi
Pekerjaan ini meliputi pengangkatan dan penghamparan material pasir pada
daerah permukaan hasil galian pondasi batu kali.
3. Pekerjaan urugan tanah di bawah lantai
Dasar tanah yang akan ditimbun dipadatkan sesuai persyaratannya.
Pemadatan dilakukan menggunakan Stamper dengan lintasan sebanyak
percobaan pemadatan yang telah dilakukan. Bidang pemadatan harus
overlapping lebih kurang 15 cm agar seluruh permukaan dapat dipastikan
telah padat. Jika kepadatan telah memenuhi syarat maka dilanjutkan dengan
timbunan pilihan

b. Pekerjaan Struktur
Pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk item ini meliputi pekerjaan poor plat,
sloof, kolom, balok, plat lantai, yang dilaksanakan dengan menggunakan tenaga
manusia, concrete mixer, (atau Ready Mix), vibrator concrete, dump truck dan alat
bantu lainnya.
Material :
a) Semen digunakan disesuaikan dengan spesifikasi yang ada dan dibawah ke
site pekerjaan dalam kemasan standar.
b) Agregate yang didatangkan adalah agregate yang mempunyai gradasi dari
yang halus sampai kasar yang disesuaikan dengan spesifikasi maupun
ketentuan ketentuan dalam pembetonan.
c) Perletakan dilaksanakan sedemikian rupa , sehingga bebas dari kontaminasi
dengan bahan bahan yang dapat merusak.

58
d) Air yang digunakan untuk pengecoran adalah air yang bersih dan tidak
mengandung lumpur dan bahan kimia lainnya yang dapat merusak beton.
e) Besi yang digunakan adalah besi yang mempunyai dimensi yang
dipersyaratkan dalam gambar rencana.
f) Penyimpanan besi tulangan bebas dari kontaminasi langsung dengan, tanah
lembab, aspal, olie, gemuk dll.
g) Bahan yang digunakan untuk bekesting/mall adalah Multipleks dan balok
dengan kualitas klass III.

c. Pekerjaan pasangan dan pelesteran


Pekerjaan ini meliputi pengangkutan dan pemasangan dinding batu bata sebagai
berikut :
a. Pasangan dinding batu bata 1 Pc : 3 Ps.
Pekerjaan ini dilaksanakan untuk pasangan trasram yaitu semua pasangan yang
dilaksanakan mulai dari sloof sampai setinggi + 30 cm pada seluruh dinding
dan pasangan untuk dinding km / wc setinggi 60 cm dari sloof beton.

b. Pasangan dinding batu bata 1 Pc : 5 Ps.

c. Pasangan dinding 1 Bata 1 Pc : 5 Ps.

d. Pekerjaan kuda-kuda ranka baja


ringan yang digunakan adalah yang mempunyai kualitas yang baik dan memenuhi
persyaratan sebagaimana yang dipersyaratkan dalam spesifikasi tehnis. Baja
ringan tersebut adalah Standar dan mampu memikul beban yang ada pada
konstruksi atap dan beban angin. Bahan rangka kuda-kuda, gording dari baja
ringan, ukuran sesuai spesifikasi tehnis. Penutup atap dan bubungan menggunakan
genteng Metal Roof tebal 0.35 mm, warna akan ditentukan kemudian, Semua
material akan diperlihatkan pada direksi sebelum pengerjaannya.

e. Pekerjaan atap dan plafon


Urutan Kerja.

59
a. Pekerjaan Rangka plafond menggunakan baja ringan hollow dilaksanakan
dilokasi pekerjaan, dimana konstruksi tersebut dipasang dan disesuaikan
dengan ukuran yang ada pada gambar yang selanjutnya dibentuk sesuai pola
yang ditentukan.
b. Rangka yang akan dipasang disesuaikan dengan jarak dan bentuk pada gambar
rencana dan dudukan pada ringbalk.
c. Pekerjaan selanjutnya adalah memasang penutup plafon menggunakan Calsi
board 3,5 mm, dan Plafon tipe PVC
d. Semua pertemuan bidang Calsi board ditutupi dengan isolasi agar tidak terjadi
ruang yang terbuka.

e. Semua pertemuan sambungan baja ringan dibuat kuat dan tidak mudah lepas dan
diperkuat scrup.

f. Listplank (bila ada), dipasang setelah pemasangan kuda kuda selesai dipasang
dan rangka atap.
g. Semua pekerjaan dianggap selesai dan siap dipasang atap bila telah diadakan
pemeriksaan dan disetujui oleh Direksi teknik / konsultan pengawas.

f. Pekerjaan almunium dan kaca


Material
a. Aluminium digunakan untuk kosen pintu dan jendela sebagaimana yang
ditunjukkan dalam gambar rencana.
b. Aluminium yang digunakan disesuaikan dengan spesifikasi yang ada.

g. Pekerjaan pengecatan

a) Material aluminium dipotong dan dibentuk sesuai gambar rencana sehingga


pada saat pemasangan tidak terjadi rongga antara tembok dan kosen aluminium
begitupun antara kosen dan pintu / jendela yang akan dipasang.
b) Aluminium tidak bisa menahan beban yang berat, oleh sebab itu pada tembok
yang akan dipasang kosen pintu dan jendela diberi penguat berupa balok latei
(beton) dengan dimensi 15/20 pada bagian atasnya.

60
c) Pemasangan rangka kosen dilaksanakan bila pasangan batu dan plesteran
termasuk pemasangan blok beton pada keempat sisinya telah selesai
dikerjakan.
d) Pemasangan kosen aluminium dibuat rata dan tegak lurus satu sama lain
sehingga memudahkan menutup dan membuka pintu/jendela serta tidak ada
celah antara tembok dan kosen aluminium, (celah ini dapat ditutup dengan
sealant kaca).
e) Pekerjaan dianggap selesai bila semua hasil pekerjaan telah diperiksa dan
disetujui oleh Direksi Teknik/Konsultan Pengawas.

h. Pekerjaan instalasi listrik

Material
a. Semua contoh bahan yang akan digunakan terlebih dahulu diajukan contoh
kepada direksi teknik/konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
b. Semua material yang digunakan mengikuti spesifikasi material yang
diisyaratkan.
c. untuk penanaman pipa dan kotak saklar dilaksanakan sebelum plesteran
dilaksanakan.
d. Untuk pemasangan stop kontak dan lampu, dilaksanakan setelah pengecatan
selesai. Atau sesuai petunjuk dan instruksi teknis dari Direksi Teknis /
Konsultan Pengawas..
4) Urutan Kerja
Instalasi
a. Pemasangan instalasi disesuaikan dengan tegangan yang terpasang, untuk
penerangan dan stop kontak menggunakan kabel NYM 2x2,5 mm2 NYM
2x2,5 mm2 dengan pelindung PVC diameter 5/8.
b. Untuk instalasi yang menghubungkan panel-panel menggunakan Kabel NYY
4x16mm, Kabel NYY 4x25mm, Kabel NYY 4x70mm, Kabel NYY
4x150mm, Kabel NYY 4x240mm disesuiakan dengan fungsi dan besaran
panel.
c. Semua penyambung kabel menggunakan terminal box atau ditutup dengan las
dop, pemasangan instalasi listrik di kerjakan sebelum plafon ditutup dan
pelesteran dinding dikerjakan.
d. Semua stop kontak dan zekering kast di beri arde dengan menggunakan kawat
BC,

61
e. Khusus pentanahan pada zekering kast dibagian yang tertanam kedalam tanah
dikerjakan sampai mendapatkan tahanan yang diisyaratkan, serta diberi
pelindung pipa GIP diameter .

Pipa dan Fitting


a) Seluruh pengkabelan untuk penerangan, stop kontak dan fan dilaksanakan
dalam pipa dan fitting-fitting High Impact Conduit PVC dalam bangunan
kecuali untuk feeder dan NYY tanpa pipa.
b) Sparing pipa menggunakan pipa galvanis yang ukurannya 2 tingkat di atas pipa
instalasi.
c) Penyambungan dari jalur instalasi ke armature lampu menggunakan pipa
flexible jenis PVC.
d) Semua teknik pelaksanaan yaitu percabangan, pembelokan, pegetapan dan
sebagainya harus menggunakan fitting-fitting yang sesuai yaitu socket, elbow,
Tdoos, cross-doos, terminal 3 M.

Kotak-kotak dan saklar


a) Kotak-kotak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata adalah
type pemasangan masuk / inbow (flush-mounting) dan tipe floor mounted.
b) Kotak-kotak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 15A dan
mengikuti standard VDE..
c) Flush-Box (inbow doos) untuk tempat saklar, kotak-kotak dinding dan push
button dipakai dari jenis bahan metal atau plastik jenis pasangan reles mounted
atau surface mounted.

4.10 Pekerja Dan Jenis Peralatan Yang Digunakan Dalam Pekerjaan

A. Pekerjaan Tanah Dan Pasir


Pekerjaan ini meliputi semua galian tanah dalam batas batas yang ditunjukkan
dalam gambar rencana, dan pembuangan hasil galian, pembentukan bidang galian
dan penentuan kedalaman yang diinginkan dimana kedalaman disesuaikan dengan
gambar rencana.

62
Bila kedalaman yang tertera dalam gambar rencana telah dicapai namun pihak
Direksi Teknik/Konsultan Pengawas menganggap bahwa kedalaman tersebut belum
mampu untuk memikul daya dukung struktur bangunan, maka diambil langkah
langkah untuk mengadakan penggalian kembali ( menambah kedalaman dll ).

63
B. Pekerjaan Struktur
Pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk item ini meliputi pekerjaan poor plat, sloof,
kolom, balok, plat lantai, yang dilaksanakan dengan menggunakan tenaga manusia,
concrete mixer, (atau Ready Mix), vibrator concrete, dump truck dan alat bantu
lainnya. Lokasi Pekerjaan : Pada lokasi pekerjaan beton bertulang sebagaimana yang
tertera dalam gambar rencana.

(Jika dipersyaratkan), Sebelum diadakan pengecoran, sample bahan/ material untuk


beton (Aggregate, pasir, semen) diadakan mix design dilaboratorium untuk menentukan
komposisi material pengecoran agar target mutu beton yang direncanakan dapat tercapai
(atau cukup menggunakan komposisi campuran sesuai koefisien dalam analisa harga
satuan pekerjaan beton), selama pelaksanaan pengecoran berlangsung dibuatkan kubus
kubus beton 15 x 15 x 15 cm, yang nantinya pada saat kubus beton tersebut telah cukup
umur, 7, 14 dan 28 hari , diadakan pengetesan kuat tekan dilaboratorium.

b) Bekesting / Cetakan.

- Pembuatan cetakan/ bekesting harus memenuhi syarat-syarat dalam spesifikasi yang


telah ditetapkan.

- Dalam pelaksanaan seluruh konstruksi beton bertulang, tidak boleh terjadi kesalahan
dalam pembuatan cetakan.

- Bekesting yang direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk
yang nyata dan cukup dapat menampung beban sementara dan berat sendiri beton sesuai
dengan jalannya kecepatan pengecoran. Semua bekesting diberi penguat dasar dan
silangan sehingga kemungkinan bergeraknya bekesting selama pelaksanaan dapat
dihindari.

- Susunan bekesting dengan penopang harus teratur dan tertata cukup rapi. Agar
kekurangannya dapat dengan mudah diketahui.

- Pada celah-celah sambungan papan, jika ternyata dapat mengakibatkan lolosnya air
semen keluar, maka akan disumbat dengan kertas semen basah sebelum pengecoran.

64
c) Pembesian

- Pengukuran dan pemotongan besi dilakukan diluar area kerja pengecoran.

- Besi yang telah diukur dan dipotong selanjutnya diangkut kearea pengecoran yang
bekestingnya telah selesai dikerjakan, dimana besi tersebut dirakit / diikat sesuai
komposisi / kelompok kelompok tulangan yang ditunjukkan dalam gambar rencana.

- Besi yang digunakan adalah besi dengan dimensi yang disesuaikan dengan gambar
rencana.

- Tulangan yang akan digunakan harus disimpan dengan baik, bebas dari kontaminasi
langsung dengan tanah lembab, aspal, olie/minyak/gemuk.

- Pengikat tulangan digunakan kawat beton dengan diameter 1,00 mm.

d) Pengecoran

- Sebelum pengerjaan pengecoran beton dilaksanakan, semua pekerjaan bekesting baja


tulangan, pemasangan pipa-pipa instalasi air dan instalasi listrik serta angkur angkur
yang harus ditanam dalam beton, sudah harus terpasang dan telah mendapat pemeriksaan
dan persetujuan dari Direksi Teknik / Konsultan Pengawas.

- Dipastikan peralatan concrete mixer dan vibrator concrete yang akan digunakan telah
siap pakai.

- Acuan / bekesting harus dibersihkan terlebih dahulu dengan cara menyemprotkan air
bersih sehingga semua kotoran tersapu bersih.

- Beton harus dicor pada tempat pekerjaan secepat mungkin setelah bidang acuan
dibasahi dengan air.

- Bila pengecoran pada salah satu bagian konstruksi terpaksa harus diputuskan, maka
tempatnya harus terletak pada batas/ siar pelaksanaan yang akan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk konstruksi beton
bertulang.

- Selama pengecoran berlangsung adukan beton pada acuan harus dipadatkan dengan
menggunakan alat penggetar (Vibrator concrete).

65
- Pemakaian bahan additive harus disetujui terlebih dahulu oleh direksi teknis/konsultan
pengawas yang disertai hasil percobaan laboratorium.

e) Perawatan Beton

Beton yang telah dicor terutama pada plat lantai harus dijaga agar tidak terlalu cepat
kehilangan kelembaban selama + 14 hari yaitu dengan menggunakan atau menutup
permukaan beton dengan karung - karung yang senantiasa basah, atau sesuai petunjuk
direksi teknis/konsultan pengawas.

f) Pembongkaran bekesting

Pembongkaran bekesting dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menjamin


keselamatan penuh atas struktur beton yang telah dibuat dengan memperhatikan syarat
minimal yaitu :

- Bekesting pada sisi vertical struktur dapat dibongkar setelah 7 (tujuh) hari, dengan
syarat bahwa beton telah cukup keras dan tidak cacat pada saat pembongkaran
dilaksanakan.

- Bekesting pada sisi yang disanggah dengan penumpu, tidak boleh dibongkar sebelum
beton mencapai kekuatan yang cukup untuk menyanggah beratnya sendiri dan beban
pelaksanaan atau beban lainnya yang akan dipikul oleh struktur beton tersebut.

- Dalam hal apapun, bekesting pada struktur ini tidak boleh dibongkar sebelum mencapai
umur 14 (empat belas) hari

Semua prosedur kerja pembetonan, baik pembuatan bekesting / cetakan, perakitan besi,
pengecoran, pemeliharaan beton dan pembongkaran bekesting, harus mendapatkan
persetujuan dari direksi teknik/ konsultan pengawas sebelum memulai pekerjaan.

66
67
C. Pekerjaan Pasangan Lantai Dan Plesteran

68
D. Pekerjaan Atap Dan Plafond
Material
Baja ringan yang digunakan adalah yang mempunyai kualitas yang baik dan
memenuhi persyaratan sebagaimana yang dipersyaratkan dalam spesifikasi tehnis.

69
Baja ringan tersebut adalah Standar dan mampu memikul beban yang ada pada
konstruksi atap dan beban angin. Sebelum pekerjaan ini dimulai, terlebih dahulu
mengajukan contoh barang/material yang akan digunakan kepada Direksi Teknik /
Konsultan Pengawas.

E. Pekerjaan Aluminium Dan Kaca

Pekerjaan
elektrikal
Asumsi
a. Pekerjaan

dilaksanakan dengan menggunakan tenaga manusia, alat bantu dll.


b. Lokasi Pekerjaan : Pada semua tempat / lokasi sebagaimana yang ditunjukkan
pada gambar rencana dan instruksi teknis dari direksi teknik / konsultan
pengawas.
2) Uraian
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangannya.
3) Material
a. Semua contoh bahan yang akan digunakan terlebih dahulu diajukan contoh
kepada direksi teknik/konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

70
b. Semua material yang digunakan mengikuti spesifikasi material yang
diisyaratkan.
c. untuk penanaman pipa dan kotak saklar dilaksanakan sebelum plesteran
dilaksanakan.
d. Untuk pemasangan stop kontak dan lampu, dilaksanakan setelah pengecatan
selesai. Atau sesuai petunjuk dan instruksi teknis dari Direksi Teknis / Konsultan
Pengawas..

4) Urutan Kerja

Instalasi
a. Pemasangan instalasi disesuaikan dengan tegangan yang terpasang, untuk
penerangan dan stop kontak menggunakan kabel NYM 2x2,5 mm2 NYM 2x2,5
mm2 dengan pelindung PVC diameter 5/8.
b. Untuk instalasi yang menghubungkan panel-panel menggunakan Kabel NYY
4x16mm, Kabel NYY 4x25mm, Kabel NYY 4x70mm, Kabel NYY
4x150mm, Kabel NYY 4x240mm disesuiakan dengan fungsi dan besaran
panel.
c. Semua penyambung kabel menggunakan terminal box atau ditutup dengan las
dop, pemasangan instalasi listrik di kerjakan sebelum plafon ditutup dan
pelesteran dinding dikerjakan.
d. Semua stop kontak dan zekering kast di beri arde dengan menggunakan kawat
BC,
e. Khusus pentanahan pada zekering kast dibagian yang tertanam kedalam tanah
dikerjakan sampai mendapatkan tahanan yang diisyaratkan, serta diberi
pelindung pipa GIP diameter .

Pipa dan Fitting


a) Seluruh pengkabelan untuk penerangan, stop kontak dan fan dilaksanakan dalam
pipa dan fitting-fitting High Impact Conduit PVC dalam bangunan kecuali untuk
feeder dan NYY tanpa pipa.
b) Sparing pipa menggunakan pipa galvanis yang ukurannya 2 tingkat di atas pipa
instalasi.
c) Penyambungan dari jalur instalasi ke armature lampu menggunakan pipa flexible
jenis PVC.

71
d) Semua teknik pelaksanaan yaitu percabangan, pembelokan, pegetapan dan
sebagainya harus menggunakan fitting-fitting yang sesuai yaitu socket, elbow,
Tdoos, cross-doos, terminal 3 M.

Kotak-kotak dan saklar


a) Kotak-kotak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata adalah
type pemasangan masuk / inbow (flush-mounting) dan tipe floor mounted.
b) Kotak-kotak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 15A dan
mengikuti standard VDE..
c) Flush-Box (inbow doos) untuk tempat saklar, kotak-kotak dinding dan push
button dipakai dari jenis bahan metal atau plastik jenis pasangan reles mounted
atau surface mounted.
d) Kotak-kotak dinding yang dipasasng 30 cm dari permukaan lantai dari ruang-
ruang yang basah / lembab jenis water tight atau sesuai gambar.
e) Saklar type standard warna putih, jenis pasangan surface mounted. Dalam
supply sakelar harus lengkap dengan box tempat duduknya dari bahan metal
atau plastik. Kotak-kotak dan saklar yang akan dipakai adalah type tanam
dalam dinding dan dipasang pada ketinggian 300 mm dari permukaan lantai
untuk kotak-kotak dan 1500 mm untuk saklar atau sesuai gambar detail.
f) Bila tidak terdapat gambar detail, pihak Kontraktor meminta persetujuan dari
pihak Manajemen Konstruksi dan pihak Interior.
g) Kotak-kotak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab harus water
Tight, Industrial type IP 44 sampai dengan 56.
h) Sebelum pemasangan, pihak Kontraktor harus mendapat persetujuan dari
Direksi / Manajemen Konstruksi.
i) Metode pemasangan instalasi listrik ini sama dengan pemasangan MATV, fire alarm,
instalasi telepon, dengan menggunakan bahan bahan dan spesifikasi untuk masing
masing instalasi telepon, MATVm fire alarm.
j) Pemasangan AC, exchaust fan dilaksanakan oleh tenaga terampil dan
berpengalaman dibidang AC (Air Conditioning)

72
4.11 Masalah-Masalah Dan Pemecahannya
Dalam sebuah pelaksanaan pembangunan tidak lepas dari sebuah masalah, pada
banguanan ini masalah yang terjadi terkadang kurang adanya komunikasi yang baik antara
mandor dan pekerja, mengakibatkan adanya keterlambatan pekerjaan di beberapa bagian,
adapun pemecahan masalah pada bangunan ini team pelaksana menanbah personil pekerja
untuk mengejar bobot pengerjaan.

73
BAB IV

ANALISIS PELAKSANAAN NON FISIK DAN FISIK PROYEK

4.2.1 Pekerjaan Persiapan


1. Listrik kerja dan Air kerja

Pengadaan tenaga listrik serta air


kerjadisekitar lokasi pengerjaan bertujuan
untuk menunjang kelancaran pekerjaan
dilapangan berupa sumber energy, penerangan
dimalam hari serta sebagai sumber air untuk
beberapa aktifitas dilapangan seperti mencuci,
mandi serta sebagai campuran untuk adukan
semen.

Gambar 01. Persiapan perkerjaan listrik kerja (kiri) dan


persiapan pekerjaan air kerja (kanan)
Sumber : dokumentasi praktek profesi

2. Pemasangan Pagar Seng

Gambar 02. Persiapan perkerjaan pagar seng


Sumber : dokumentasi praktek profesi 74
Pemasangan pagar seng pada sekitar area pembangunan yang bertujuan sebagai
pembatas antara lahan yang sudah terbangun dan lahan yang sementara dalam proses
pembangunan, pagar seng yang di pasang di beberapa titik lokasi proyek juga berfungsi
sebagai pengamanan lokasi proyek serta0 penanda agar pengunjung rumah sakit yang
sedang berkunjung lebih berhati-hati karena telah mengetahui bahwa pada area tersebut
sedang berlangsung proyek pembangunan. Pagar proyek ini dibuat dengan menggunakan
seng dan balok sebagai bahan dan material utamanya.

3. Pemasangan Papan Proyek

Gambar 03. Persiapan pemasangan papan proyek


Sumber : dokumentasi praktek profesi

Pemasangan papan nama dibuat dari bahan kayu dan plastic, pada papan nama
proyek di beri keterangan berupa, pemilik proyek, jumlah nilai proyek, letak lokasi
proyek dan keterangan lainnya yang dapat memperjelas apa saja kegiatan dalam proyek
yang dilakukan. Dalam pembuatan dan pemasangannya di bantu oleh tenaga pekerja
proyek, alat yang butuhkan adalah gergaji, palu, paku dan lain sebagainya. Papan nama
diletakan pada sekitar lokasi proyek yang mudah di jangkau dan dilihat untuk dikenali.

4. Pembuatan Barak

75
Gambar 04. Persiapan pembuatan barak
Sumber : dokumentasi praktek profesi

Pembuatan barak kerja atau biasa disebut dengan kantor direksi dibangun dengan
tujuan sebagai tempat kerja para konsultan pengawas, pelaksana dan pemilik proyek
dalam melakukan diskusi mengenai proyek. Pembuatan ini juga bertujuan untuk
memonitoring pekerjaan serta pengurusan administrasi pekerjaan proyek.

5. Pembersihan Lokasi Proyek

Gambar 05. Persiapan pembersihan lokasi proyek


Sumber : dokumentasi praktek profesi

Pembersihan lokasi proyek ini dilakukan pada awal berlangsungnya proyek.


Pekerjaan ini merupakan pekerjaan awal dengan rangkaian kegiatan seperti pembersihan
sampah, semak belukar dan pepohonan. Pembersihan ini dikerjakan oleh tukang (pekerja
proyek) dan alat bantu lainnya bertujuan untuk memudahkan pekerja dalam pengerjaan
pembersihan lokasi proyek yang sedang berlangsung.

76
6. Pembongkaran Beton

Gambar 06. Pembongkaran beton


Sumber : dokumentasi praktek profesi

Pekerjaan pembongkaran beton pada bangunan ICU PICU yang bertujuan untuk
melanjutkan pembangunan struktur pada lantai dua bangunan. Pembongkaran juga
dilakukan dengan melihat kondisi sekitar bangunan proyek, tetap menjaga keamanan
masyarakat dan kenyamanan masyarakat yang sedang berkunjung. Para pekerja juga
tetap memperhatikan keselamatan dalam proses pengerjaan pembongkaran tersebut,
setiap pekerja telah mendapatkan asuransi dari JAMSOSTEK untuk mendapatkan
jaminan keselematan selama pengerjaan proyek berlangsung

7. Pembongkaran Dinding

77
Gambar 07. Pembongkaran dinding
Sumber : dokumentasi praktek profesi

Pembongkaran dinding bangunan lama bertujuan untuk penambahan area


bangunan dikarenakan akan dilakukan beberapa perubahan bentuk sesuai dengan
perencanaan pengembangan bangunan ini.
8. Pembongkaran Dinding Penahan Tanah

Gambar 07. Pembongkaran dinding


Sumber : dokumentasi praktek profesi

78
Pembongkaran dinding penahan tanahyang juga bersamaan dilakukan dengan
pembongkaran dinding bangunan ICU yang menggunakan alat berat yang telah
disediakan dalam proyek yang memudahkan pembongkaran area tersebut.

9. Pembongkaran outdoor Ac

Gambar 08. Pembongkaran outdoor ac


Sumber : dokumentasi praktek profesi

Pembongkaran Ac di area luar bangunan yang pada saat pembanguan kembali


semua instalasi yang ada di bongkar kembali yang kemudian di kerjakan kembali.

10. Pembongkaran Pintu dan Jendela

Pekerjaan pembongkaran kusen pintu dan jendela pada bangunan lama dilakukan
karena adanya perubahan bentuk desain dan ukuran pintu dan jendela pada bangunan ini

79
11. Pembongkaran Saluran Air Hujan

Gambar 11. Pembongkaran saluran air hujan


Sumber : dokumentasi praktek profesi

Pekerjaan pembongkaran saluran air hujan pada bangunan yang lama dikarenakan
akan dilakukan perubahan pada saluran air hujan, pada lokasi proyek tanah yang dimiliki
sedikit kurang baik, maka dari itu penggalian saluran air hujan di lakukan dengan alat
berat agar pada saat hujan turun air hujan dapat tersalurkan dengan baik.

12. Pembongkaran Septic tank

Gambar 12. Pembongkaran septic tank


Sumber : dokumentasi praktek profesi

80
Pekerjaan pembongkaran septic tank pada bangunan awal dilakukan saat
pembongkaran lain-lainnya berlangsung. Pembongkaran kembali bertujuan untuk
penambahan area Septic tank yang di buat sedikit lebih besar dari pada awalnya. Tanah
yang dimiliki lahan pembangunan proyek terlihat sedikit kurang baik maka dari itu
pengerjaan area ini dilakukan oleh tenaga kerja dan di bantu oleh alat-alat proyek yang
telah disiapkan.

13. Pembongkaran Tegel

Gambar 13. Pembongkaran tegel


Sumber : dokumentasi praktek profesi

Pekerjaan pembongkaran tegel pada bangunan awal dikarenakan oleh adanya


perubahan bentuk desain mulai dari denah, ukuran material serta material yang
digunakan.

14. Pembongkaran Tiang Listrik

Gambar 14. Pembongkaran tiang listrik


Sumber : dokumentasi praktek profesi
81
Pembongkaran tiang listrik pada area luar bangunan yang bertujuan untuk
pemasangan jaringan arus listrik yang baru sesuai dengan penempatan yang telah
direncanakan, pengerjaan dilakukan oleh para pekerja proyek dan dibantu dengan
beberapa alat yang telah disediakan dalam proyek tersebut.

15. Pemasangan Bowplank

Gambar 15. Pemasangan bowplank


Sumber : dokumentasi praktek profesi

Pekerjaan pemasangan bowplank pada bangunan ini bertujuan untuk menentukan


dimana as dinding bangunan. Dalam pemasangan bowplank jika terjadi kemiringan atau
kesalahan dalam penempatan akan mempengaruhi dinding bangunan, untuk itu
pemasangan ini dibantu oleh penggunaan teknologi yang disebut sebagai teodolit untuk
memudahkan dalam hal penentuan kemiringan dan titik bangunan.

Gambar 16. Pemasangan bowplank


Sumber : dokumentasi praktek profesi

82
Pemasangan bowplank pada area yang akan dibangun, yaitu area toilet pria, yang
pada bagian ini memasang tali sebagai as pada suatu bangunan, yang jika terjadi
kesalahan pada pemasangan makan akan terjadi kesalahan pada pekerjaan selanjutnya.

4.2.2 Pekerjaan Galian Tanah dan Pondasi


Pada pengerjaan ini adalah tahapan awal yang dilakukan untuk membuat jalur
pondasi pada bagian penambahan bangunan pada area sebelah kiri bangunan, yaitu
penambahan ruangan toilet pria

Gambar 16. Pekerjaan kolom 20cm x 45cm


Sumber : dokumentasi praktek profesi

Pada bagian ini adalah pengerjaan pemasangan pondasi untuk kolom yang
berukuran 20cm x 45cm sebagai penguat plat lantai yang akan menopang dan sebagai
penambah estetika. Pada bagian ini juga dibuatkan stek sebagai tempat besi untuk
pembuatan kolom

83
Gambar 17. Pekerjaan galian tanah dan pondasi
Sumber : dokumentasi praktek profesi

Pekerjaan galian tanah dan pondasi ini meliputi semua galian tanah sesuai dengan
bentuk denah pengembangan/perubahan. Galian tanah pondasi mengacu pada ukuran
kedalaman galian tanah pondasi jalur yang digunakan pada bangunan.
Pada tahap ini pengerjaan pondasi yang dilakukan adalah pada bagian toilet pria,
dan pengerjaan pondasi untuk mnyambungkan teras yang berada di sebelah selatan
ruangan dan toilet yang berada di sebelah timur.
Tahap ini pengerjaannya adalah membuat ruangan penambahan untuk toilet pria
dan wanita, yang berukuran 4,5m x 11m, 3m x 4m toilet x 2,5m toilet priawanita, 1,5m
dan koridor 4,5m x 2,5m +1,5 x 6m.
Pekerjaan galian tanah pondasi bangunan meliputi galian tanah untuk poer plat,
pasangan pondasi batu kali yang berukuran tinggi 80cm lebar bagian atas25cm dan pada
bagian bawah 60cm

84
Gambar 17. Pekerjaan pemasangan batu pondasi
Sumber : dokumentasi praktek profesi

Pekerjaan pemasangan batu pondasi ini di awali dengan memberikan pasir yang
kasar untuk menutupi celah-celah batu yang kosong yang kemudian mencampurkan
semen, pasir dan air dengan perbandingan 1:5 yang di tuangkan ke atas batu kosong, dan
kemudian batu-batu yang telah disediakan disusun dengan ketinggian 60cm dengan lebar
25cm.

85
Gambar 18. Pekerjaan pemasangan batu pondasi
Sumber : dokumentasi praktek profesi

Penggalian septitank

86
Gambar 19. Pekerjaan penggalian septitank
Sumber : dokumentasi praktek profesi

Pada pengerjaan ini adalah penggalian tanah untuk septitank, penggalian


dilakukan pada sebelah timur bangunan. Pada penggalian ini menggunakan alat berat
eskavator agar dapat mempercepat proses penggalian, pada bagian ini ukuran septitank
dengan kedalaman 1,5m, lebar 1,7m dan panjang 2,3m.
Pengerjaan pondasi poorplat
Pada tahap pengerjaan ini yang bertujuan untuk pemasangan pondasi poorplat
sebagai penambahan kekuatan pondasi pada bagngunan gedung ICU PICU agar dapat
menahan beban bangunan yang mengalami penambahan pengerjaan lantai 2.

Gambar 20. Pekerjaan penggalian pondasi poorplat


Sumber : dokumentasi praktek profesi

87
Tahapan pengerjaan awal yang dilakukan pada bagian ini adalah penggalian tanah
untuk pemasangan poorplat yang dilakukan secara manual oleh pekerja proyek yang
menggunakan alat proyek manual sekop, pengerjaan dilakukan oleh dua orang yang
dilakukan secara bergantian.
Ukuran galian yang dilakukan adalah 2m x 2m agar pada saat mengerjakan
pembesian pondasi memiliki sedikit ruang, kedalam galian mencapai 2,75 dari balok
lantai 1 eksisting, dan pondasi yang dikerjakaan adalah 4 pondasi poorplat.

Pengecoran galian poorplat

Gambar 21. Pekerjaan pengecoran galian poorplat


Sumber : dokumentasi praktek profesi

Pengerjaan pengecoran galian poorplat dilakuan masih dengan cara manual


dikerjakaan oleh pekerja proyek dengan alat manual. Seperti cangkul, sekop, tandu-tandu
dan bahan yang di perlukan.

88
Gambar 22. Pekerjaan pengecoran galian poorplat
Sumber : dokumentasi praktek profesi

Pada pengerjaan ini kemudian dilanjutkan dengan pembesian yang mencapai sloof
lantai. Dalam proses pngerjaan pembesian ada penggabungan antara tulang besi16mm,
untuk mnyambungkan dilakukan pengelasan paa besi tersebut. Begel yang digunakan
pada pembesian ini adalah begel dengan ukuran 8mm yang diikat menggunakan bendrat
yang berukuran 1mm dan jarak antara begel yang di diikat adalah 17cm. Pada tahap
selanjutnya yaitu pemasangan bekisting poorplat dengan menggunakan beton kualitas
k250 campuran semen, pasir, kerikil dengan perbandingan 1:2:3 paada pegerjaan poorplat

Gambar 23. Pekerjaan pemasangan bekisting poorplat


Sumber : dokumentasi praktek profesi

89
Setelah pengerjaan pembesian selesai kemudian dilakukan pengerjaan penyusunan
batu pondasi yang biasa disebut pasangan pondasi, pondasi ini dilakukan dengan cara
penyusunan batu yang mencapai pada sloof lantai 1.

Gambar 24. Pekerjaan penyusunan batu pondasi


Sumber : dokumentasi praktek profesi

4.2.3 Pekerjaan Konstruksi Beton


Pembuatan sempel uji kuat kolom 40 x 40

Gambar 25. Pembuatan sempel uji kuat beton 40 x 40


Sumber : dokumentasi praktek profesi
90
Pada pengerjaan ini sebelum diadakan proser penkerjaan beton, terlebih dahulu
dilakukan proses tes sample kekuatan mutu beton di Laboratorium Beton yang berada di
Lab Struktur Teknik Sipil Fakultas Teknik. Dalam proses pekerjaan ini campuran beton
dimasukan kedalam cetakan uji beton yang berukuran 15cm x 15cm. Pada percobaan tes
uji beton dengan komposisi semen, pasir, dan agregrat. Untuk mengetahui kekuatan beton
sudah mencapai kekuatan yang maksimal harus berumur 7 hari, 14 hari, dan 28 hari
kemudianakan di bawa ke Lab Struktur Teknik sipil. Namun pekerjaan tes uji ini sedikit
kurang berjalan dengan baik sehingga pekerjaan ini dilakukan bersamaan dengan
pekerjaan struktur beton.

Gambar 25. Pekerjaan beton


Sumber : dokumentasi praktek profesi
Pekerjaan konstruksi beton yang akan dilaksanakan untuk item ini meliputi
pekerjaan poor plat, sloof, kolom, balok, plat lantai, yang dilaksanakan dengan
menggunakan tenaga manusia (pekerja proyek), concrete mixer, (atau Ready Mix),
vibrator concrete, dump truck dan alat bantu lainnya. Urutan pekerjaan dalam kontruksi
beton dalam proyek yang sedang berlangsung:
1. (Jika dipersyaratkan), Sebelum diadakan pengecoran, sample bahan/ material
untuk beton (Aggregate, pasir, semen) diadakan mix design dilaboratorium untuk
menentukan komposisi material pengecoran agar target mutu beton yang
direncanakan dapat tercapai
2. Bekesting / Cetakan.
3. Pembesian
4. Pengecoran
5. Perawatan Beton
6. Pembongkaran Bekesting

91
Pekerjaan Bekisting Kolom Beton Bertulang

Gambar 26. Pekerjaan bekisting beton bertulang


Sumber
Pada pengerjaan ini, : dokumentasi
tahap praktek
yang pertama profesi
adalah pembuatan cetakan beton yang
menyesuaikan dengan ukuran kolom dimana dimensi kolom yang digunakan 40/40.
Bekisting diberi penguat dasar dan silangan, silangan dipasang setelah pemasangan
bekisting selesai, fungsi dari silangan yaitu agar menghindari bergeraknya bekisting saat
pengerjaan dilakukan.

Perawatan beton

92
Gambar 27. Pekerjaan perawatan beton
Sumber : dokumentasi praktek profesi

Pengerjaan perawatan beton Beton yang telah dicor terutama pada plat lantai
harus dijaga agar tidak terlalu cepat kehilangan kelembaban selama + 14 hari yaitu
dengan menggunakan atau menutup permukaan beton dengan karung - karung yang harus
selalu dalam keadaan yang basah
Pekerjaan Bekisting Pada Lift

Gambar 28. Pekerjaan galian lift


Sumber : dokumentasi praktek profesi
Pada pengerjaan ini adalah pengerjaan penggalian (core lift), untuk pengerjaan ini
dilakukan dengan cara manual tanpa alat berat, alat yang digunakan saat pengerjaan
adalah sekop, cangkul, tandu-tandu dengan ukuran lubang 3m x 4m x 1,5m, pengerjaan
galian ini dibuat luas agar dapat melakukan kegiatan pembesian

93
Gambar 29. Pekerjaan bekisting lift
Sumber : dokumentasi praktek profesi

Pengerjaan Bekisting pada lift, menggunakan bahan multipleks sebagai dinding


cetakan, Bekisting diberi penguat dasar silangan, silangan yang juga berfungsi sebagai
penguat dasar selama pekerjaan berlangsung. Setelah selesai pengerjaan, bekisting yang
di gunakan sebagai cetakan tidak boleh langsung di bongkar karena harus menunggu
sampai kekuatan beton mencukupi batas yaitu selama 14 hari. Pembongkaran bekisting
juga dilakukan ketika tim konsultan pengawas telah menyetujui.

Gambar 30. Pekerjaan pembesian lift


Sumber : dokumentasi
Pengerjaan pemasangan praktek
core pada lift profesi
ini menggunakan teknik pengecoran yang
bertahap, setiap rangkaian yang mencapai 1,5m ke atas yang kemudian akan ditutupi
dengan pemasangan bekisting dan dilakukan pengecoran dengan mutu beton k300 agar
kekuatan beton benar benar bisa mencapai titik maksimal. Dengan menggunakan
komposisi campuran semen, pasir dan kerikil yang dicampur menggunakan mesin
94
pencampur (molen). Pengecoran terus dilakukan hingga mencapai atap plat beton
sebagai penutup.

Gambar 31. Pekerjaan pembesian lift


Sumber : dokumentasi praktek profesi

Pada pengerjaan ini adalah proses pembesian, proses ini dilakukan di lantai 1.
Proses pembesian ini dilakukan dengan menggunakan alat gurinda dan pembengkok besi.
pembesian yang pertama adalah pebesian kolom yang berukuran 40cm x 40cm, dan besi
utama yang digunakan adalah besi utama yang berdiameter 16mm dan besi begel yaitu
8mm dan kawat pengikat besi yaitu 1mm.

untuk kolom pertama terdiri dari 8 bah besi 16mm yang panjangnya 4m, yang
kemudian dihubungkan hingga membentuk persegi empat, dengan besi begel yang
pertama telah di bengkokkan menjadi beberapa kotak. Besi begel dan besi utama
kemudian di ikat menggunakan bendrat yang berukuran 1mm agar dapat terikat satu
dengan yang lainnya. Teknik yang digunakan adalah teknik pengikatan bendrat dan tidak
menggunakan teknik pengelasan. Sebelum telah diberi lubang yang berukuran 2 cm
seluas 40 x 40 yang di tujukan agar dapat mengikat kolom.

Pembesian sloof pada area toilet

95
Gambar 32. Pembesian sloof
Sumber : dokumentasi praktek profesi

Pengerjaan pembesian pada bagian sloof struktur bawah pada area toilet pria.
Proses pembesian ini menggunakan besi yang berdiameter 12mm sebagai besi utama dan
besi 6mm sebagai begel dan menggunakan bendrat sebagai pengikat. Besi 12mm
sebanyak 4 buah yang kemudian di ikat padah sebuah begel hingga membentu persegi
empat untuk sloof.

96
Gambar 33. Pembesian sloof
Sumber : dokumentasi praktek profesi

Setelah pembesian telah selesai, maka dilakukan proses pemasangan bekisting,


material bekisting yaitu berupabalok kayu sebagai ranga dan kemudian menggunakans
multipleks sebagai penutup. Ukuran sloof yang di pasang berukuran 15cm x 20 cm,
setelah pemasangan bekisting telah selesai maka di lanjutkan dengan pengerjaan
pengecoran dengan mutu k250.

Gambar 34. Bekisting kolom tambahan


Sumber : dokumentasi praktek profesi
97
Pengerjaan bekisting kolom tambahan, pemasangan ini dilakukan pada kolom-
kolom yang berfungsi sebagai estetika,dan sebagai kolom tambahan struktur penahan
atap, bekisting terbuat dari balok-balok kayu dan multipleks sebagai pembungkus
bekisting yang di hubungkang dengan paku. Setelah semuanya telah selesai terpasang
akan dilakukan pemeriksaan kembali sebelum siap untuk di lakukan pengecoran dengan
campuran beton.

Gambar 35. Bekisting kolom tambahan


Sumber : dokumentasi praktek profesi
Pengerjaan pengecoran, pada pengerjaan ini pengecoran dilakukan dengan
menggunakan kualitas mutu beton k250. Proses pengerjaan menggunakan alat sekop
ember argo dan dan alat berat molen untuk mencampur.

Pemasangan bekisting kolom lantai 2

98
Gambar 36. Bekisting kolom lantai 2
Sumber : dokumentasi praktek profesi
Pengerjaan bekisting ukuran 40cm x 40 cm pada lantai 2, bekisting ini terbuat dari
balok kayu biasa yang digunakan sebagai rangka bekisting dan menggunakan multipleks
sebagai penutup bagian rangka. Pemasangan bekisting yang dipasang harus 90 derajat
tegak lurus yang didapatkan dengan menggunakan waterpast.

Setelah pemasangan bekisting telah selesai tahap selanjutnya adalah pengecoran.


Pada pengecoran beton dengan kualitas k 250, semen, pasir, agregat, air di campur
dengan menggunakan mesin molen agar pengerjaan lebih cepat. Untuk proses membawa
campuran ke lantai dua di gunakan mesin kator yang campuran semen di tuangkan pada
ember campuran, yang kemudian di ikat menggunakan tali yang bisa membawa ember
berisi campuran sampai kelantai 2 bangunan

99
Gambar 37. Pengerjaan kolom koridor
Sumber : dokumentasi praktek profesi

Selanjutnya adalah pengerjaan kolom-kolom pada bagian koridor sebelah timur,


pada bagian ini menggunakan besi utama 14mm dan begel berdiamter 8mm dan bendrat
1mm sebagai pengikat. Proses pengerjaan yang pertama adalah besi utama yang
berdiameter14mm yang terdiri dari 6 buah dengan panjang 4 meter yang di ikat hingga
berbentuk persegi empat berukuran 20cm x 45cm . pengerjaan dilakukan dengan
penyambungan antara besi stek dengan teknik pengikatan.

Pengerjaan balok induk

Gambar 38. Pekerjaan balok induk lantai 2


Sumber : dokumentasi praktek profesi

100
Pekerjaan pembesian balok induk yang berukuran 20cm x 40cm dan pembesian
balok 20cm x 30cm . pada balok induk digunakan besi utama 14mm dan 6mm sebagai
begel dan kemudian kwat bendrat 1mm sebagai kawat pengikat.

Besi 14mm yang dugunakan berjumlah 7 buah. Yang 1 buah di bengkokkan


berbentuk u dengan jarak 1,6m. sementara pada balok 20cm x 30cm yang meggunakan 5
buah besi utama yang 1 buah kemudian dibengkokan kedalam rangkaian besi.

Pemasangan bekisting balok induk pada lantai 2

Gambar 39. Bekisting balok induk lantai 2


Sumber : dokumentasi praktek profesi

Pekerjaan pemasangan bekisting balok induk 20cm x 40cm dan balok anak 20cm
x 30cm. pekerjaan bekisting ini dilakukan bersamaan dengan pengerjaan bekisting plat
lantai. Material bekisting yang digunakan adalah balok kayu sebagai rangka dan
multipleks sebagai penutup bekisting, pada pemasangan bekisting ini pada bagian bawah
di tambahkan penyanggah bambu yang berfungsi sebagai penyanggah agar campuran
yang belum mngerah bisa bertahan.

Gambar 40. Pembesian plat atap


Sumber : dokumentasi praktek profesi

101
Pengerjaan pembesian plat atap (atap beton), material besi yang digunakan
berdiameter 10mm dan kawat bendrat sebagai pengikat.pada pengerjaan pembesian ini
membentuk persegi empat dengan ukuran 15cm x 15cm kemudian digunakan bendrat
sebagai pengikat. Pembesian pada bagian tengan dibengkokkan berbentuk u. pembesian
plat lantai terhubung dengan pembesian balok-balok dan kolom.

Pekerjaan pembesian atap toilet

Gambar 41. Pembesian plat atap


Sumber : dokumentasi praktek profesi

Pengerjaan pembesian plat atap toilet, pengerjaan dilakukan dengan tenaga


manusia tanpa alat berat, material besi yang digunakan berdiamater 10mm dan kawat
bendrat sebagai pengikat, pembesian ini membentuk persegi empat dengan kuran 15cm x
15cm. pembesian plat lantai juga terhubung dengan pembesian balok-balok dan kolom.

Pekerjaan pemasangan bekisting plat atap toilet

Gambar 42. Pembesian plat atap


102
Sumber : dokumentasi praktek profesi
Pengerjaan pemasangan bekisting pada balok 15 x 20 plat atap toilet material
bekisting yang digunakan adalah balok-balok kayu sebagai rangka dan multipleks sebagai
penutup bekisting.

Pengecoran plat atap beton pada toilet

Gambar 43. Pengecoran plat atap beton toilet


Sumber : dokumentasi praktek profesi

Pekerjaan pengecoran plat atap pada toilet tambahan ini menggunakan bantuan
alat berat (molen) yang menggunakan mutu kualitas beton k250 pengecoran dilakukan
bersamaan dengan balok dan plat lantai. Alat-alat bantu lainnya seperti kayu, sekop. Kayu
yang digunakan untuk meratakan campuran agar lebih halus dan rata. Setelah bekisting
telas selesai dikerjakan dibutuhkan waktu selama 2 minggu untuk melihat kekuatan
campuran semen pada plat atap beton

Pekerjaan pembesian sunscreen

103
Gambar 44. Pembesian sunscreen
Sumber : dokumentasi praktek profesi

Pekerjaan pembesian pada sunscreen bangunan yang menggunakan material besi


yang berdiameter 10mm yang kemudian diikat menggunakan kawat bendrat 1mm.
kegunaan dari sunscreen sendiri yaitu sebagai penghalang sinar matahari agar cahaya
matahari tidak bisa menembus kedalam bangunan dan juga sebagai penambahan estetika
pada banguanan.

Pekerjaan pengecoran atap

104
Gambar 45. Pengecoran atap
Sumber : dokumentasi praktek profesi
Pekerjaan pengecoran beton pada atap yang menggunakan alat berat (molen),
kualitas beton yang digunakan adalah beton mutu kualitas k250 pengecoran dilakukan
secara bersamaan balok dan plat lantai. Untuk proses perataan campuran digunakan alat
sekop, kayu dan besi. untuk proses setlah selesai pengecoran bekisting yang telah
dipasang dibiarkan selama 2 minggu.

Pengerjaan balok latei dan kolom praktis

Gambar 46. Pengerjaan balok latei dan kolom praktis


Sumber : dokumentasi praktek profesi

Pekerjaan balok latei dan kolom praktis, kolom praktis yang digunakan sebagai
pengaku dinding pada sudut-sudut ruangan pada lantai 2. Besi yang digunakan pada
balok latei adalah besi yang berdiameter 12mm sebagai besi utama dan besi 6mm sebagai
begel dan kawat bendrat sebagai pengikat. Jarak antara begel yaitu 20cmdan ukuran
kolom praktis adalah 10cm x 15cm. penyusunan bata 1-1,5cm. yang kemudian dilakukan
pemasangan bekisting. Setelah pemasangan bekisting selesai pekerjaan selanjutnya
adalah pengecoran dengan campuran semen, pasir, dan kerikil 1:2:3.

105
Fungsi dari pengerjaan balok latei adalah sebagai penahan beban dinding pada
daerah bukaan. Pada pekerjaan ini material yang digunakan besi 12mm sebagai besi utma
dan besi 6mm sebagai begel yang kemudian diikat menggunakan kawat bendrat 1mm.

4.2.4 Pekerjaan Atap Bangunan

Gambar 47. Pengerjaan atap bangunan


Sumber : dokumentasi praktek profesi
Pekerjaan atap bangunan menggunakan materialbaja ringan yang mempunyai
kualitas yang baik dan memenuhi persyaratan sebagaimana yang dipersyaratkan dalam
spesifikasi teknis. Baja ringan tersebut adalah Standar dan mampu memikul beban yang
ada pada konstruksi atap dan beban angin. Sebelum pekerjaan ini dimulai para pekerja
terlebih dahulu mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan, , pengerjaan dilakukan pada
rangka atap yang terlebih dahulu telah dipasang. Pengerjaan atap ini tidak memakan
waktu yang lama hanya memakan waktu selema 2 minggu.

Gambar 48. Pengerjaan atap bangunan


Sumber : dokumentasi praktek profesi

106
Pada pengerjaan bagian penutup atap terjadi sedikit perubahan sedikit berbeda
dari gambar kerja yang ada. Pada gambar kerja hanya terdapat 14 baja ringan kanal C,
tetapi karena adanya perubahan baja ringan di tambahkan 2 menjadi 16 baja ringan

Gambar 49. Pemasangan genteng


Sumber : dokumentasi praktek profesi

Bahan rangka kuda-kuda, gording dari baja ringan, ukuran sesuai spesifikasi
teknis. Penutup atap dan bubungan menggunakan genteng Metal Roof tebal 0.35 mm,
warna yang digunakan sebagai material penutup atap adalah hijau.

107
4.2.5 Pekerjaan Pasangan Dinding Dan Lantai

Gambar 50. Pkerjaan pasangan dinding dan lantai


Sumber : dokumentasi praktek profesi

Pekerjaan Pasangan Dinding pada lantai dua bangunan yang dekerjakan oleh para
tukang dengan di bantu alat kerja yang telah disediakan di lapangan proyek beserta alat
keselamatan. Adapun jenis pekerjaan pasangan dinding yang dikerjakan meliputi:
1. Pasangan dinding batu bata 1 Pc : 3 Ps.
2. Pasangan dinding batu bata 1 Pc : 5 Ps.
3. Pasangan dinding 1 Bata 1 Pc : 5 Ps.
Material yang digunakan:
1. Batu bata / batu merah
2. Campuran/adukan
3. Semen
4. Pasir yang digunakan adalah pasir yang bersih dan tidak memiliki kandungan organik
dan lumpur.

Pembesian kolom 40 x 40

108
Gambar 51. Pembesian kolom 4o x 40
Sumber : dokumentasi praktek profesi
Pengerjaan pembesian kolom 40 x 40 pada lantai dua bangunan, besi yang
digunakan adalah besi utama yang berdiameter 12 yang kemudian dikaitkan pada begel
dan kemudian diikat pada menggunakan bendrat.

Gambar 52. Pekerjaan pasangan setengah bata


Sumber : dokumentasi praktek profesi
Pengerjaan pasangan setengah bata, untuk pengerjaan dinding, awal pengerjaan
dimulai dari pemasangan setengah bata kemudian dilapisi dengan plesteran dengan
tebal plesteran 2cm kemuadian dilanjutkan dengan acian untuk memperhalus dinding.

Pemasangan rangka Alcopan

109
Gambar 53. Pemasangan rangka alcopan
Sumber : dokumentasi praktek profesi
Pemasanagan rangka alkopan sebagai penambahan estetika pada bangunan
gedung ICU PICU. Setelah rangka alcopan terpasang pemasangan alcopan di lakukan
oleh tenaga manusia dan di bantu alat kerja proyek.

Gambar 54. Pemasangan rangka alcopan


Sumber : dokumentasi praktek profesi

Pada bagian finising bangunan menggunakan material alcopant sebagai bahan


finising sehingga bangunan dapat memiliki nilai estetika dan sesuai dengan
perancangan dan gambar perencanaan.
Pekerjaan pemasangan keramik

110
Gambar 55. Pemasangan keramik
Sumber : dokumentasi praktek profesi

Pekerjaan pemasangan keramik pada lantai dilakukan pada saat semua telah
dibersihkan dengan sempurna, permukaan cor plat dan dinding yang akan dipasangi
keramik telah dibersihkan dari segala macam kotoran, debu dll yang dapat merusak daya
lekat spasi keramik terhadap cor/beton dibawahnya.

Gambar 56. Pemasangan keramik


Sumber : dokumentasi praktek profesi

Material penutup lantai yang digunakan dalam bangunan adalah keramik polished
yang berukuran 40/40, sedangkan penutup lantai pada bagian teras atau selasar dan kamar
mandi menggunakan keramik unpolished, yang berfungsi sebagai pengaman pada saat

111
pengafakuaisan pasien yang menggunakan kusi roda dan alat bantu jalan lainnya agar
tidak tergelincir.

Gambar 57. Pemasangan kusen, pintu dan jendela

Sumber :dokumentasi praktek profesi

Material keramik yang digunakan adalah keramik granito dengan ukuran 60 x 60


cm, 50 x 50 cm dan 25 x 50 cm. Pada pengerjaan keramik pada dinding yang pertama
dilakukan adalah plesteran pada dinding. Campuran semen yang digunakan pada
pasangan dinding keramik adalah kapur acian dan semen.

4.2.6 Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela

Gambar 58. Pemasangan kusen, pintu dan jendela

Sumber :dokumentasi praktek profesi


112
Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela yang di kerjakan pada bangunan ini
menggunakan material alumunium dan kaca. Alumunium yang dipakai tidak bisa
menahan beban yang berlebih, oleh karena itu tembok yang akan dipasang kosen pintu
dan jendela di tambahkan penguat berupa balok latei (beton) dengan ukuran 15/20 pada
bagian atasnya.
Pemasangan rangka kosen dilaksanakan apabilapasangan batu dan plesteran dan
pemasangan balok beton pada keempat sisi telah selesai di pasang.

Gambar 59. Pemasangan kusen, pintu dan jendela


Sumber : dokumentasi praktek profesi

Material aluminium dipotong dan dibentuk sesuai gambar rencana sehingga pada
saat pemasangan tidak terjadi rongga antara tembok dan kosen aluminium begitupun
antara kosen dan pintu / jendela yang akan dipasang.

113
Gambar 59. Pemasangan kusen, pintu dan jendela
Sumber : dokumentasi praktek profesi
4.2.7 Pekerjaan Plafon

Gambar 60. Pekerjaan plafon


Sumber : dokumentasi praktek profesi

Pekerjaan plafon bangunan menggunakan material baja ringan ukuran 2cm x 4 cm


dan papan Gypsum dengan merek Kalsiboard yang dikerjakan langsung oleh tenaga
ahli. Pekerjaan rangka plafon ini dikerjakan dengan menggunakan rangka 60cm x 120
cm. Pekerjaan ini juga dirangkaikan dengan pemasangan titik lampu dan alat penyaring
udara. 1Pekerjaan ini dapat dilakukan apabila pekerjaan instalasi pada bagian atas
plafon telah selesai dikerjakan. Berikut ini merupakan urutan pengerjaan pemasangan
plafon yang dilaksanakan:

114
Gambar 61. Pekerjaan plafon
Sumber : dokumentasi praktek profesi

Pekerjaan Rangka plafond menggunakan baja ringan hollow , dimana konstruksi


tersebut dipasang dan disesuaikan dengan ukuran Rangka yang akan dipasang
disesuaikan dengan jarak dan bentuk pada gambar rencana dudukan pada ringbalk.
Pekerjaan selanjutnya adalah memasang penutup plafon menggunakan Calsi board 3,5
mm, dan Plafon tipe PVC Semua pertemuan bidang Calsi board ditutupi dengan isolasi
agar tidak terjadi ruang yang terbuka. Semua pertemuan sambungan baja ringan dibuat
kuat dan tidak mudah lepas dan diperkuat scrup.
4.2.8 Pekerjaan Finishing Cat

Gambar 62. Pekerjaan finshing cat


Sumber : dokumentasi praktek profesi

115
Pekerjaan pengecatan pada bangunan dilakukan dengan peralatan yang ada dan
menggunakan bahan cat sesuai dengan spesifikasi dan standar yang ada. Pekerjaan
pengecatan dilaksanakan, apabila semua bagian pekerjaan yang akan dicat telah selesai
dilaksanakan, dimana pekerjaan pengecatan merupakan finishing dari semua pekerjaan
yang dilaksanakan. jika ada sedikit keterlambatan dalam pengerjaan bangunan maka
proses pengecatan pun akan mengalami kemuduran waktu pelaksanaan.

Gambar 63. Pekerjaan finshing cat


Sumber : dokumentasi praktek profesi

Perkerjaan finishing pengecatan benar-benar dilakukan secara maksimal, seluruh


permukaan bangunan di cat dengan rata. Walaupun pengerjaan finshing cat pada
bangunan sedikit melewati batas waktu, tepapi pengerjaan dikerjakan dengan lancer.
4.2.9 Pekerjaan Instalasi Listrik

Gambar 64. Pekerjaan instalasi listrik


Sumber : dokumentasi praktek profesi

116
Pengerjaan Instalasi Listrik dilakukan pada bagian atas plafon sehingga setiap titik
lampu dan bagian-bagian yang memerlukan tenaga listrik dapat dikerjakan. Pekerjaan ini
dilakukan oleh tenaga ahli khusus sehingga dalam pengerjaannyaUntuk instalasi yang
menghubungkan panel-panel menggunakan Kabel NYY, semua penyambung kabel
mengunakan terminal BOX, Semua stop kontak dan zekering kast di beri arde dengan
menggunakan kawat BC.Khusus pentanahan pada zakering serta diberi pelindung pipa GIP
diameter .
Urutan pengerjaan pemasangan :
1. Instalasi.
2. Pipa dan fitting.
3. Kotak-kotak dan saklar.
Pengerjaan Pipa

Gambar 65. Pekerjaan pemasangan pipa instalasi listrik


Sumber : dokumentasi praktek profesi

Pengerjaan pipa untuk pengakabelan dan penerangan stop kontak dan fan
dilaksanakan sebelum berlangsungnya pemasangan plafon dalam pipa dan fitting-fitting
High Impact Conduit PVC, Sparing pipa menggunakan pipa galvanis yang ukurannya 2
tingkat di atas pipa instalasi. Penyambung dari jalur instalasi pada bangunan mengunakan
pipa flexible jenis PVC.

117
Gambar 66. Pekerjaan pemasangan pipa instalasi listrik
Sumber : dokumentasi praktek profesi

Saklar type standard warna putih, jenis pasangan surface mounted. Dalam supply
sakelar harus lengkap dengan box tempat duduknya dari bahan metal atau plastik. Kotak-
kotak dan saklar yang akan dipakai adalah type tanam dalam dinding dan dipasang pada
ketinggian 300 mm dari permukaan lantai untuk kotak-kotak dan 1500 mm untuk saklar
yang ada.

Pengerjaan Fitting pada koridor lantai 2

Gambar 67. Pekerjaan pemasangan pipa instalasi listrik


Sumber : dokumentasi praktek profesi

118
Pada pemasangan Fitting Lampu yang deikerjakan setelah pengerjaan plafon
selesai. Fitting yang digunakan adalah downlight kotak, fitting yang digunakan fitting
yang sudah memenuhi standar yang sesuai dengan peruntukan gedung bangunan ICU
PICU.
Pengerjaan kotak-kotak dan Saklar

Gambar 68. Pekerjaan pemasangan kotak-kotak saklar


Sumber : dokumentasi praktek profesi

Pemasangan kotak saklar pada bangunan dilakukan setelah pemasangan instalasi


listrik selesai. Kotak-kotak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 15A dan
mengikuti standard VDE Flush-Box (inbow doos) untuk tempat saklar, kotak-kotak
dinding dan push button dipakai dari jenis bahan metal atau plastik jenis pasangan reles
mounted atau surface mounted.

Gambar 69. Pekerjaan pemasangan kotak-kotak saklar


Sumber : dokumentasi praktek profesi

119
Pekerjaan instalasi Fire Alarm

Gambar 70. Pekerjaan pemasangan smoke detector


Sumber : dokumentasi praktek profesi

Pekerjaan pemasangan intalasi fire alarm pada lantai 2, yang pertama,


pemasangan bell alarm, yang dipasang pada beberapa titik dinding bangunan ICU PICU
bahan yang digunakan NYA 2(1x 1,5) mm2. Yang kemudian dilanjutkan dengan
pemasangan smoke detector pada langit-langit bangunan dengan menggunakan bahan
yang sama NYA 2(1x 1,5) mm2.
Pekerjaan Exhause

Gambar 71. Pekerjaan pemasangan exhause


Sumber : dokumentasi praktek profesi

120
Pada pekerjaan ini adalah pemasangan Exhause yang di letakan pada rangka
plafon yang menggunakan rangka besi holo. Fungsi dari exhause adalah sebagai alat
penghisap bau dan asap yang ada pada ruangan yang kemudian dikeluarkan keluar
bangunan.
Pekerjaan pemasangan AC pada ruangan kamar inap

Gambar 72. Pekerjaan pemasangan ac


Sumber : dokumentasi praktek profesi

Pengerjaan pemasangan AC ini di kerjakan pada area kamar anak-anak yang


berkapasitas 2 pk cassette type dan yang berkapasitas 1 pk wall mounted.

4.2.10 Pekerjaan Plumbing dan Sanitai


Pekerjaan pemasangan pipa air bersih dan fitting air bersih

Gambar 73. Pekerjaan pemasangan pipa air bersih


Sumber : dokumentasi praktek profesi

121
Pekerjaan Plumbing dan Sanitary yaitu pemasangan saluran air bersih dan air
kotor yang akan di salurkan keluar dari bangunan, pengerjaan ini dilakukan oleh pekerja
proyek dan di tambah alat-alat yang telah disediakan alat yang di pasang adalah yang
sudah memenuhi standar spesifikasi yang telah di setujui. Sebelum pemasangan pipa,
pipa dibersihkan terlebih dahulu, perpipaan yang digunakan untuk menyambungkan
pipa, harus dilengkapi dengan UNION atau FLANGE.
Pada pengerjaan ini dipasangkang sambungan lengkung, dan menggunakan pipa
yang berasal dari pabrik

Pengerjaan pemasangan pipa air kotor

Gambar 74. Pekerjaan pemasangan pipa air kotor


Sumber : dokumentasi praktek profesi

Urutan pengerjaan pemasangan pipa Air Kotor :


1. Pemasangan pipa
2. Pemasangan sambungan fleksibel
3. Sambungan ulir
4. Sambungan Solevent
5. Sambungan yang mudah dibuka
6. Sleeves

122
7. Pembersihan
Pemasangan instalasi air hujan

Gambar 75.Pekerjaan pemasangan instalasi air hujan


Sumber : dokumentasi praktek profesi
Pada pengerjaan ini yaitu pemasangan instalasi air hujan pada bagian atas
bangunan, yang menggunakan pipa, yang berfungsi sebagai tempat mengalirnya air hujan
agar tidak masuk kedalam bangunan. Tetapi sebenarnya peletakan pipa dalam struktur
bangunan kurang baik karena dapat merusak struktur yang ada.
Pengerjaan Hydrant

Gambar 76. Pekerjaan pemasangan hydrant


Sumber : dokumentasi praktek profesi

123
Pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan petunjuk tehnis peralatan yang akan
dipasang yang disesuaikan dengan spesifikasi tehnis yang ada. Dilaksanakan oleh tenaga
yang berpengalaman dan terlatih.
4.2.11 Pekerjaan akhir

Gambar 77. Pekerjaan akhir


Sumber : dokumentasi praktek profesi

Pembersihan tegel yang sudah selesai di pasang, pada pengerjaan ini pekerja proyek
membersihkan sisa cat yang jatuh pada tegel pada saat pengecatan, di bantu dengan alat
yang telah tersedia dilapangan proyek.

Gambar 78. Pekerjaan akhir


Sumber : dokumentasi praktek profesi

124
Pembersihan bagian kusen dari sisa-sisa semen dan cat yang menempel dengan
menggunakan tiner, dan dibantu dengan peralatan yang tersedia sehingga kusen
almunium terlihat bersih seperti semula.

BAB V
KESIMPULAN
Mengingat besarnya tanggung jawab dan peran profesi arsitek, maka tidak cukup
bila mahasiswa arsitektur hanya mendapat materi secara teori, tetapi juga harus
berpengalaman dalam bidangnya secara langsung dilapangan. Maka dari itu kuliah

125
praktek profesi ini di laksanakan. Praktek profesi yang di jalankan selama beberapa bulan
ini adalah praktek
dalam bidang kontraktor pelaksanaan di lapangan, proyek bangunan ICU PICU
yang diperuntukan untuk anak-anak ini yang berlokasi di rumah sakit undata, adalah
milik PT.KILONGAN NUSA KONSTRUKSINDO. Dalam menjalankan kuliah profesi
ini, tidak sedikit hambatan yang dihadapi, seperti terlambatnya pelaksanaan pekerjaan
bangunan dilapangan yang menyebabkan lewatnya jangka waktu proyek yang telah
disepakati. Tetapi semua dapat diatasi, dan proyek dapat selesai sesuai dengan yang telah
direncanakan

SARAN
Dalam melakuka kuliah profesi ini, sebaiknya sebelum turun dan melihat langsung
keadaan lapangan hendaklah kita mengerti apa yang menjadi tugas kita di lapangan,
karena akan sangat rugi bila kita menjalankan kuliah profesi ini tanpa mengetahui apa
yang sebenarnya dikerjakan. Kuliah profesi adalah mata kuliah yang mampu membuat
mahasiswa mengetahui keadaan lapangan bukan hanya mengetahui dari segi teori saja.
Dalam pelaksanaan proyek ini memiliki sedikit kendala pada bagian pengerjaan-
pengerjaan tertentu karena pekerja proyek yang tidak terlalu banyak. Tetapi pemilik
proyek yang ada sangat tegas dan professional dalam bidangnya sehingga pekerjaan yang
banyak tertunda akhirnya bisa terselesaikan dengan baik.

FOTO-FOTO PEKERJAAN GEDUNG BANGUNAN ICU PICU UNDATA

126
127
128
129
PEKERJAAN LIFT

130
131
132
133
PENGECORAN PLAT ATAP BETON

134
135
136
137
138
139
140
141

Anda mungkin juga menyukai