PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Menurut kamus besar bahasa indonesia Praktek(praktik) ialah pelaksanaan nyata
dari teori, penerapan, pelaksaan pekerjaan. Sedangkan Profesi ialah bidang pekerjaan yang
dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu. jadi
praktek profesi adalah pelaksanaan nyata dari bidang pekerjaan keahlian tertentu. Praktek
profesi merupakan satu dari beberapa mata kuliah yang wajib diambil dan diselesaikan
bagi seluruh mahasiswa/i Teknik Universitas Tadulako untuk menyelesaikan kuliah
pendidikan S1.
Praktek profesi dalam bidang arsitektur mencakup konsep atau design rancangan
atas suatu bangunan, serta kekuatan kekokohan bangunan, estetika, daya tampung, dan
jenis serta material bangunan yang hendak digunakan. Maka dari itu diperlukan kecermatan
dan ketelitian dalam pengerjaannya karena seorang arsiek dituntut untuk bertanggung
jawab terhadap bangunan dan keselamatan atas penggunaan bangunana tersebut.
Pertanggung jawaban yang dimaksud bukan hanya sebatas perdata berupa penggantian
kerugian sebesar 10% dari objek bangunan, melainkan turut bertanggung jawab secara
pidana apabila terbukti melakukan kelalaian yang menyebbka adanya kesalahan dalam
konstruksi bangunan.
Maka dari itu, mengingat besarnya tanggung jawab dari seorang arsitek dalam
konstruksi bangunan sehingga mengharuskan mahasiswa tidak hanya diberikan ilmu
arsitektur secara teori saja, tetapi juga harus disertai dengan praktek langsung dilapangan
yang secara teknisnya para mahasiswa dituntut untuk ikut bekerja dibawah bantuan
kantor/perusahaan konsultan dan para prektisi yang erlibat didalamnya. Untuk itulah
adanya matakuliah praktek profesi ini, agar calon-calon arsitek nantinya memahami tugas
dan tanggung jawabnya saat memerankan profesinya.
1
1.2 Maksud, Tujuan dan Manfaat Praktek Profesi
1.2.1 Maksud Praktek Profesi
Praktek profesi adalah kegiatan mahasiswa yang di lakukan di perusahaan
konsultan dengan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh. Maksud dari praktek profesi
ini adalah :
a. Mengetahui dengan jelas apa yang di maksud dengan Biro Perencana;
b. Bagaimana sistem kerja di dalam Biro Perencana
c. Pihak-pihak apa saja yang terlibat di dalam Biro Perencana
d. Mengetahui bagaimana tahapan-tahapan di dalam suatu proyek, prosedur dan
pengatasan masalah dari proyek yang dikerjakan.
1.2.2 Tujuan Praktek Profesi
a. Mengetahui proses kerja atau kegiatan suatu instansi tempat melakukan kerja
praktek profesi dalam mengelola suatu proyek.
b. Mengetahui tahapan-tahapan dalam pelaksanaan suatu proyek.
c. Mempelajari mekanisme kerja suatu instansi dengan melihat dan mempelajari
secara Iangsung tentang prinsipprinsip kerjanya.
d. Untuk memenuhi persyaratan kurikulum mata kuliah Jurusan Arsitektur.
1.2.3 Manfaat Praktek Profesi
Bagi mahasiswa
a. Dapat meingkatkan ilmu-ilmu teknik arsitektur, desain kreatif, material, detil-detil
arsitektur yang telah diperoleh selamadi bangku perkuliahan.
b. Mendapatkan pengalaman tentang berbagai macam masalah yang sering terjadi
dalam pekerjaan arsitektur dan permasalahan teknik yang dapat dipecahkan
bersama.
c. Kesempatan untuk memperoleh gambaran, pengalaman, dan memahami profesi
arsitek dalam kenyataan bekerja.
2
c. Menjelaskan kualitas pekerjaan desain arsitektur dan konstruksi, kepada
mahasiswa yang Kerja Praktek agar mendapatkan gambaran dan pengalaman cara
kerja arsitek dan perkembangan desain arsitektur dan teknologi.
1.4.2 Diskusi
Diskusi dilakukan bersama dengan tim dan Pemilik Proyek Rudy Hoo, SE,.
AK selaku leader untuk membahas tentang perkembangan kerja yang telah
dilakukan danpenyeleseian atau pemecahan masalah dalam proyek
pembangunanbersama.
3
1.4.3 Metode Dokumenter
Praktekan mengerjakan tugas berdasarkan data yang sudah ada,karena
beberapa proyek sedang dalam proses pengerjaan saat praktekan datang serta
didukung oleh arahan dari pembimbing.
a. Bab 1. Pendahuluan
Bagian pendahuluan ini berisi uraian latar belakang, tujuan dan manfaat kerja praktek,
lingkup kerja praktek, sistematika penulisan dan waktu pelaksanaan kerja praktek.
4
a. Hasil pengerjaan pelaksana proyek.
e. Bab 5. Penutup
Berisi kesimpulan dan saran tentang pembelajaran manajemen pelaksanaan, proses
pelaksanaan, dan hasil kerja praktek serta saran dari penulis berdasar pengalaman
selama Praktek Profesi, yang diharapkan akan dapat memberikan pengalamanPraktek
Profesi bagi pembaca.
5
BAB II
TINJAUAN UMUM KONTRAKTOR
Kontraktor Pelaksana adalah badan hukum atau perorangan yang ditunjuk untuk
melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan keahliannya. Atau dalam definisi lain
menyebutkan bahwa pihak yang penawarannya telah diterima dan telah diberi surat
penunjukan serta telah menandatangani surat perjanjian pemborongan kerja dengan
pemberi tugas sehubungan dengan pekerjaan proyek. Pada Proyek tempat penulis kerja
praktek ini, pemilik proyek (owner) memberikan kepercayaan secara langsung kepada
kontraktor pelaksana untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi. Peraturan dan persetujuan
tentang hak dan kewajiban masing-masing pihak diatur dalam dokumen kontrak.
A. Persiapan
6
B. Pengajuan Nama Perusahaan
Proses pendaftaran dilakukan oleh notaris untuk mendapatkan persetujuan dari instansi
terkait (menteri Hukum dan HAM RI) sesuai dengan UU no. 40 tahun 2007 tentang
perseroan terbatas (PT) dan peraturan pemerintah no.26 tahun 1998 tentang pemakaian
perseroan terbatas
D. Pembuatan Akta
Pembuatan akta pendirian dilakukan oleh notaris yang berwenang diseluruh wilayah
negara Indonesia untuk selanjutnya mendapatkan pesetujuan dari menteri kehakiman dan
HAM RI
Permohonan surat keterangan domisili diajukan kepada kantor kelurahan setempat sesuai
dengan alamat kantor perusahaan tersebut berada sebagai bukti keterangan / keberadaan
alamat perusahaan. Lama proses adalah 2 hari kerja. Persyaratan lain yang dibutuhkan
adalah : copy bukti PBB tahun terakhir atau bukti PPN atas sewa atau kontrak tempat
usaha bagi yang berdomisili di gedung perkantoran.
7
Permohonan pendaftaran nomor pokok wajib pajak diajukan kepada Kepala Kantor
Pelayanan Pajak sesuai dengan keberadaan domisili perusahaan. Lama proses 2 hari kerja.
Persyaratan lain yang dibutuhkan :
1) Untuk wajib pajak perseorangan: FC KTP bagi WNI atau FC paspor bagi WNA,
suratketerangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang bagi orang asing
minimal lurah atau kepala desa, surat keterangan tempat kegiatan usaha atau
pekerjaan dari instansi yang berwenang.
2) Untuk wajib pajak badan usaha: FC akta pendirian dan perubahan terakhir, FC KTP
bagi WNI atau FC paspor bagi WNA ditambah surat keterangan tempat tinggal dari
instansi yang berwenang bagi orang asing minimal lurah atau kepala desa, surat
keterangan tempat kegiatan usaha dari instansi yang berwenang minimal lurah atau
kepala desa.
Permohonan ini diajukan kepada Menteri Kehakiman dan HAM RI untuk mendapatkan
pengesahan Anggaran Dasar Perseroan (Akta Pendirian) sebagai badan hukum PT sesuai
dengan UU no. 40 tahun 2007 tentang perseroaan terbatas. Lama proses 25 hari kerja
setelah permohonan diajukan. Persyaratan lain yang dibutuhkan adalah :
1) Bukti setor bank senilai modal disetor dalam akta pendirian
2) Bukti PNBP sebagai pembayaran berita acara negara
3) Asli akta pendirian
8
1) Perusahaan mengambil formulir, mengisi dan mengajukan permohona SIUP beserta
persyaratan melalui kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota atau wilayah
sesuai domisili perusahaan untuk permohonan SIUP menengah dan SIUP kecil
2) sedangkan permohonan SIUP besar diajukan melalui Kanwil Perindutrian dan
Perdagangan kota atau propinsi sesuai domisili perusahaan
1) FC izin persetujuan investasi dari BKPM untuk PMA / PMDN (asli diperlihatkan)
2) FC akta pendirian dan perubahannya (asli ditunjukan)
3) Asli SK Menteri Hukum dan HAM RI dan laporan perubahan akta
4) FC surat keterangan domisili perusahaan, SIUP / SIUJPT / SIUPA / ijin operasional
lainnya (asli ditunjukan)
5) FC KTP pengurus (direksi dan komisaris) atau paspor jika pengurus adalah WNA.
9
Merupakan bukti kompetensi dan kemampuan proses keterampilan kerja bidang jasa
pelaksana konstruksi yang harus dimiliki tenaga kerja / ahli perusahaan untuk dapat
ditetapkan sebagai penanggung jawab.
Kartu tanda anggota ini merupakan tanda anggota asosiasi perusahaan untuk
mendaftarkan sebagai anggota asosiasi, terlebih dahulu harus mempunyai sertifikat
ketrampilan contohnya KTA pada kontraktor adalah KTA GAPENSI, GAPINDO, DAN
GAPEKNAS.
Untuk permohonan KTA pada GAPENSI:
Penerimaan dan pendaftaran berkas:
a. Verifikasi/ validasi berkas
b. Permohonan registrasi KTA
c. Persetujuan registrasi KTA
d. Cetak KTA
e. Tanda tangan ketua umum
f. Penyerahan KTA
Persyaratan:
a. Akta pendiri dan perubahannya, serta pengesahan mentri kehakiman atau
pendaftaran
dalam negeri
b. Domisili badan usaha
c. Neraca keunagnan perusahaan
d. Bukti pembayaran
10
M. SBU (Surat Badan Usaha)
Langkah-langkah pembuatan SBU adalah sebagai berikut:
1) Persiapan permohonan
2) Menentukan sub bidang, dan bidang yang ingin diajukan
3) Tentukan kwalisifikasi dari setiap sub bidang yang dimiliki
4) Menentukan asosiasi
5) Siapkan daftar tenaga ahli dan tetapkan seorang tenaga ahli sebagai penanggung
jawab
6) Siapkan persyaratan dan kelengkapan data
N. SIUJK (Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi)
11
2.3 Struktur Organisasi Kontraktor
12
2.4 Tanggung Jawab Kontraktor
1. Kepala Proyek
5. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan yang tidak memenuhi standar mutu yang telah
ditetapkan,
7. Berkoordinasi dengan pihak konsultan supervisi, aparat setempat, utamanya pihak direksi
PU serta menyelesaikan masalah-masalah teknis lapangan dengan pengawas,
8. Membantu bidang administrasi kontrak untuk memeriksa dan menyetujui tagihan upah
mandor, sub kontraktor, dan sewa alat yang berhubungan dengan prestasi fisik lapangan
serta mengajukan request ke direksi proyek sebelum pekerjaan dimulai termasuk
koordinasi dengan konsultan supervisi.
b. Tanggung Jawab:
13
2. Memimpin setiap pertemuan,
2. Site Engineer
1. Menjamin bahwa semua isi dari kerangka acuan pekerjaan akan dipenuhi dengan baik
yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan,
3. Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan mayor tidak akan terlambat
selama masa mobilisasi untuk masing-masing paket kontrak dalam menentukan lokasi,
tingkat serta jumlah dari jenis-jenis pekerjaan yang secara khusus disebutkan dalam
dokumen kontrak,
14
5. Mengendalikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan penyelidikan
bahan/material baik di lapangan maupun laboratorium serta menyusun rencana kerjanya,
15
9. Mengecek dan menandatangani dokumen-dokumen tentang pengendalian mutu
dan volume pekerjaan,
10. Memeriksa gambar kerja (shop drawing) yang diajukan oleh kontraktor dan
disetujui oleh Direksi Teknik,
11. Memeriksa gambar hasil terlaksana (as built drawing) yang diajukan oleh
kontraktor dan disetujui oleh Direksi Teknik. Gambar tersebut harus dibuat secara
bertahap setiap pekerjaan selesai dikerjakan.
3. Pelaksana
16
Pemakaian bahan, mesin-mesin/alat-alat dalam pekerjaan yang sedang
dilaksanakan.
4. Quality Engineer
17
6. Bertanggung jawab penuh ke kepala proyek dan berkoordinasi ke konsultan
supervisi maupun direksi PU.
5. Quantity Engineer
9. Menyimpan arsip.
6. Logistik
18
2. Menyediakan tempat yang layak dan memelihara dengan baik barang langsung
maupun barang/alat yang dipasok pelanggan termasuk memberi label keterangan
setiap barang,
7. Surveyor
2. Mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang telah dilakukan sehingga dapat
meminimalisir kesalahan dan melakukan tindak koreksi dan pencegahannya,
8. Operator
19
2. Menjaga kebersihan, kondisi, dan keamanan mesin/peralatan,
Subkontraktor adalah seorang individu atau dalam beberapa hal seorang usahawan yang
menandatangani kontrak untuk melaksanakan sebagian atau seluruh kewajiban dari kontrak
orang lain. Subkontraktor biasanya disewa atau dipekerjakan oleh kontraktor umum (atau
kontraktor utama) untuk melaksanakan tugas tertentu sebagai bagian dari seluruh proyek. Meski
konsep umumnya subkontraktor bergerak di bidang pekerjaan bangunan dan teknik sipil,
jangkauan pekerjaan subkontraktor sekarang ini semakin meluas. Bahkan, mungkin sebagian
besar subkontraktor sekarang ini bergerak di bidang teknologi informasi dan sektor informasi
bisnis. Insentif penggunaan subkontraktor adalah untuk mengurangi biaya atau risiko proyek.
Dengan cara ini, kontraktor umum menerima layanan yang sama atau lebih baik ketimbang yang
disediakan oleh kontaktor umum sendiri. Banyak subkontraktor melakukan pekerjaan untuk
20
perusahaan yang sama ketimbang perusahaan-perusahaan lain. Hal seperti ini memungkinkan
subkontraktor untuk lebih mengasah keterampilan mereka.
1. Subkontraktor domestik
2. Subkontraktor ternominasi
3. Subkontraktor bernama
Subkontraktor ini secara efektif sama dengan subkontraktor domestik. Subkontraktor ini
adalah subkontraktor yang melakukan kontrak dengan kontraktor utama untuk memberikan
material, barang, atau pelaksanaan pekerjaan yang membentuk bagian dari kontrak utama. Secara
esensial, kontraktor ini dipekerjakan oleh kontraktor utama.
Kontraktor independen adalah seorang individu, badan usaha, atau perusahaan yang
menyediakan barang atau jasa kepada individu, badan usaha, atau perusahaan lain di bawah
persyaratan-persyaratan tertentu yang dituangkan ke dalam sebuah kontrak atau kesepakatan
tertulis. Kontraktor independen tidak bekerja dalam waktu yang teratur untuk satu panitia
pengadaan barang atau jasa. Kontraktor independen bekerja jika diperlukan. Karena sifatnya
yang demikian itu, kontraktor independen dibayar atas dasar paro waktu. Kontraktor independen
21
ini sering bekerja dalam sebuah perusahaan yang terbatas yang mereka miliki sendiri atau
bekerja di bawah perusahaan lain.
Hak dan kewajiban kontraktor diatur dalam kontrak yang telah disetujui. Kotrak
merupakan perjanjian tertulis yang mengikat secara hukum antara dua pihak (atau lebih) yang
membuat perjanjian dimana satu pihak melakukan pekerjaan dan pihak lain memberikan imbalan
atas pekerjaan yang dilakukan dan berlaku hubungan jasa dan imbalan. Hak dan kewajiban
dalam satu kontrak bisa berbeda-beda dengan kontrak yang lain tergantung ketentuan-ketentuan
kontrak yang bersangkutan. Hal yang terpenting mengenai pengelolaan kontrak adalah
bagaimana melindungi diri terhadap tuntutan atau atau klaim dan mengajukan tuntutan atau
klaim untuk hak langsung (pembayaran pekerjaan) dan hak tidak langsung (penyerahan lapangan
terlambat).
Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam peraturan untuk
menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat
Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikannya sesuai dengan
ketetapan yang berlaku.
22
Memberikan jaminan pelaksanaan atau uang muka pelaksanaan proyek
Mendapat kepastian pekerjaan pelaksanaan proyek dalam artian bahwa pemilik proyek
tidak akan membatalkan pelaksanaan proyek secara sepihak selain ketentuan-ketentuan
yang tertulis di dalam kontrak yang telah disetujui oleh kedua belah pihak;
Mendapat jaminan asuransi kepada tenaga kerja yang akan melaksanakan pekerjaan
proyek.
Hak dan kewajiban perusahaan kontraktor harus tertuang dalam kontrak pelaksanaan
proyek. Ini untuk menjamin agar tidak ada satu pihak yang merasa dirugikan sehingga
pelaksanaan pekerjaan proyek dapat selesai tepat pada waktunya.
1.1 Perencanaan/Strategi/Policy
Akan kami jabarkan secara lebih rinci tugas Manajemen Proyek untuk
setiap tahap : Program/Master Plan, Design & Engineering, serta Construction.
24
1. TAHAP PRA PROYEK
a. Bersama Pemberi Tugas, Manajemen Proyek membahas hal - hal yang bersifat
kebijaksanaan dasar ( policy ) didalam penanganan proyek, antara lain : penjadwalan,
pembiayaan, pengadaan bahan, ketenagaan, peralatan, pelaksanaan , pengoperasian,
kwalitas dan kategori proyek dll.
b. Mengumpulkan data-data dan informasi lain dari Pemberi Tugas dengan daftar
pertanyaan ( Questionaire ) dan lain-lain untuk diolah menjadi Term Of Reference
( TOR ).
Mencari data-data dan informasi lain yang berkaitan dengan proyek seperti:
c. Menjadwalkan dan Memimpin Rapat-rapat Koordinasi antara semua pihak yang terlibat
didalam proyek sesuai tahapannya.
d. Mempersiapkan kontrak MP dengan Pemberi Tugas, Mitra kerja , Penasehat teknis dll.
e. Mengadakan Cost Trending dan mengingatkan kemungkinan penyimpangan dari
estimasi semula yang direncanakan.
f. Menjaga agar batasan-batasan yang telah ditentukan seperti, pembangunan secara
bertahap, waktu pelaksanaan tidak dilanggar atau dilampaui.
2. TAHAP PERENCANAAN
2.1 Menyusun TOR dan memberikan kepada Manajer Perencanaan dan para
Perencana meliputi
25
Master Budget
Outline Specs
2.2 Bersama Pemberi Tugas membahas hasil Perencanaan , memberi komentar dan
koreksi serta mengembalikan kepada Manajer Perencanaan untuk diproses
selanjutnya.
2.3 Bersama stafnya memeriksa bahwa Perencanaan sudah dibuat berdasarkan TOR
dan peraturan-peraturan yang masih berlaku.
3.2 Setelah diperiksa bersama stafnya , alternatif yang terbaik dikembangkan terus
menjadi dokumen pelelangan.
26
4.2 Melaporkan perkembangan design setiap pekerjaan kepada Pemberi Tugas dan
meneruskan komentar-komentar dari Pemberi Tugas kepada manager Perencanaan.
4.3 Mengatur dan memimpin rapat koordinasi antara Pemberi Tugas dengan Tim
Perencana, MK dan lain-lain.
4.4 Menjamin bahwa semua kegiatan, penyelesaian dan persetujuan terlaksan pada
waktunya.
4.5 Memeriksa bahwa nilai setiap paket pekerjaan tidak melebihi budget yang telah
digariskan.
4.6 Menyiapkan instruksi kepada peserta lelang, laporan bulanan, yang meliputi
Jadwal dan hal-hal yang sifatnya teknis dari Tim Perencana.
4.7 Menjamin dan mengingatkan kepada Tim Perencana , bahwa sejak diserahkannya
dokumen pelelangan , semua perubahan terhadap dimensi, lokasi, detail potongan,
material dll, sudah sesuai dengan rencana semula.
5.2 Menyiapkan strategi prosedure dan jadwal pelelangan sesuai aturan yang berlaku.
5.3 Menyiapkan system evaluasi penawaran yang akan dipakai , untuk disetujui oleh
Pemberi Tugas.
5.5 Menyusun laporan evaluasi rekomendasi pemenang tender kepada Pemberi Tugas.
27
5.7 Memeriksa dan menandatangani surat penyerahan lapangan dan ijin untuk
memulai pelaksanaan pekerjaan yang disiapkan oleh MK.
6.2 Mengatur dan memimpin rapat berkala dengan Pemberi Tugas, Pemborong, Tim
Perencana dan MK, serta instansi-instansi lain yang terlibat dalam proyek.
6.3 Memberitahukan Pemberi Tugas bila ada hal-hal yang kritis yang akan
mempengaruhi penyelesaian pekerjaan , dengan mengadakan diskusi untuk mencari
penyelesaiannya.
6.5 Menjamin terlaksananya testing dan commissioning dengan diawasi oleh Tim
Perencana dan MK serta melaporkannya kepada Pemberi Tugas.
6.6 Membantu Pemberi Tugas bila ada masalah dengan Pemborong, missal claim,
penalty, dll.
28
1. Perencanaan ( Design ).
2. Pengadaan ( Procurement )
3. Pelaksanaan ( Construction )
3.1 Dalam kegiatan pelaksanaan , menekankan agar dikerjakan oleh Kontraktor spesialis
atau proyek ditangani banyak Kontraktor, dengan pemilihan metoda konstruksi yang
tepat.
3.2 Konsultan Perencana bisa satu atau beberapa konsultan yang menyiapkan dokumen
pelaksanaan dalam paket-paket sesuai dengan urutan pekerjaan dan sesuai dengan
jumlah kontraktor spesialis.
3.3 Metode ini akan memberikan harapan bahwa pekerjaan akan selesai lebih cepat dan
lebih hemat biaya.
29
Keamanan pekerjaan dan pemukimam sekitarnya.
4. MK memberi masukan hal-hal yang terkait dalam kontrak agar sesuai dengan strategi
diatas serta membuat pasal-pasal yang mengkoordinir itu semua serta pasal-pasal
pengamannya apabila terjadi hambatan pada pekerjaan salah satu rekanan.
2 TAHAP PERENCANAAN
1. Menyusun suatu system dan prosedure administrative yang mengatur hubungan antar
Konsultan Perencana, Kontraktor, Supplier, Manajemen Konstruksi, dan
menjalankan/menerapkan prosedure yang sudah disetujui bersama.
Konsultan Perencana.
6.Mempelajari semua dokumen yang telah disiapkan oleh Perencana sebagai dokumen
RKS ( Spesifikasi ),
30
Jadwal waktu konstruksi proyek.
7. Memberi penjelasan pada waktu Aanwijzing hal-hal yang berkaitan dengan jalan
masuk, dan tata letak peralatan serta hal-hal lain yang berkenaan dengan tahapan
pelaksanaan pekerjaan dan persyaratan dampak lingkungan.
1. Menentukan titik-titik referensi dilapangan bagi Kontraktor pada saat pematokan dan
selanjutnya memeriksa dan mensahkan letak patok yang dibuat oleh Kontraktor.
2. Menyampaikan serta mengawasi pekerjaan persiapan Kontraktor yang meliputi :
Pagar halaman,
Pengaturan keamanan,
31
6. Mengatur dan menetapkan ruang kerja termasuk sarana penunjangnya untuk masing-
masing kontraktor yang berkaitan dengan tempat penimbunan material, gudang
sementara, workshop dilapangan , bedeng kantor, lapangan untuk fabrikasi dll.
7. Menyelenggarakan rapat koordinasi dengan para Kontraktor, serta mengundang
Perencanan dan Pemberi Tugas , minimal satu kali dalam seminggu.
8. Memeriksa dan menyetujui kemajuan pekerjaan dilapangan dan menertibkan Berita
Acara sertifikat pembayaran jika sudah sesuai dengan kontrak.
9. Mengajukan kepada Pemberi Tugas jika terjadi adanya perubahan / penambahan atau
menampung keinginan Pemberi Tugas jika ada keinginan perubahan untuk
disampaikan kepada Kontraktor.
10. Meneliti setiap instalasi mekanikal dan elektrikal yang menyangkut tentang kesiapan
system maupun operasinya terhadap pengetesan dan penyalaan awal ( Start-Up).
32
Adapun langkah-langkah yang diambil sebelum dan pada saat dilaksanakan hingga pembayaran
termin dilaksanakan:
1. Perijinan
Merupakan pengajuan / permintaan ijin untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang sudah
siap untuk dikerjakan baik kesiapan alat, bahan maupun tenaga kerja. Jika kesiapan telah
memenuhi syarat yang telah ditentukan, maka Owner baru bisa menyetujui pekerjaan tersebut
untuk dapat dilaksanakan.
2. Pelaksanaan
Menuntut pemahaman terhadap pekerjaan yang akan maupun yang sedang dilaksanakan
agar dapat menghindari kesalahan pengerjaan. Untuk itu pelaksana diharapkan dapat memahami
gambar-gambar konstruksi perencanaan dengan baik dan menggunakan metode yang tepat dalam
pelaksanaan pekerjaan.
3. Pengawasan
Di dalam pelaksanaan pekerjaan, pengawasan yang cermat wajib dilaksanakan guna
menjamin keberhasilan suatu proyek. Dengan pengawasan yang baik dapat dihindari kesalahan-
kesalahn yang merugikan. Pengawasan dalam hal ini dilakukan oleh konsultan pengawas sebagai
pengawas dan pengendali proyek.
4. Pengendalian (Controlling)
Pengendalian proyek dilakukan dengan pengawasan dan pemantauan lansung selama masa
pelaksanaan proyekmelalui rapat koordinasi dengan tujuan untuk mengoptimalkan kerja seluruh
unsur yang terlibat didalam proyek. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara yaitu :
a. Time Scheduling
Time scheduling merupakan uraian pekerjaan dari awal hingga akhir pekerjaan secara
global. Time scheduling ini disusun berdasarkanurutan langkah-langkah kerja dengan net work
planning. Masing-masing pekerjaan ini diatur dengan sedemikian rupa dengan memperhatikan
urutan pekerjaan, pengaturan waktu, tenaga, peralatan dan material agar dapat tercapai suatu
pekerjaan yang baik dan lancar. Dari time schedule ini diberi bobot masing-masing, sehingga
dapat diperoleh kurva S.
b. Pelaporan
33
Pelaporan adalah kegiatan yang telah dilaksanakanyang meliputi jenis pekerjaan yang
dilakukan, kuantitas atau volume pekerjaan, serta hal-hal yang bersifat non teknis seperti halnya
keadaan cuaca pada saat pelaksanaan pekerjaan.
Presentase pekerjaan yang telah dicapai sampai dengan minggu yang bersangkutan dapat
diketahui dengan memperhitungkan semua laporan mingguan yang telah dibuat, ditambah bobot
prestasi pekerjaan yang telah diselesaikan pada minggu itu. Dari presentase pekerjaan yang telah
dicapai pada minggu ini kemudian dibandingkan dengan presentase pekerjaan yang telah dicapai
pada minggu yang bersangkutan, maka akan diketahui presentase keterlambatan atau kemajuan
34
yang diperoleh. Laporan mingguan ini merupakan realisasi dan time schedule yang berupa kurva
S.
c. Gambar Kerja
Rencana gambar kerja yang telah dibuat masih perlu dijelaskan dengan gambar dan detail
agar memudahkan pelaksanaannya dan menghindari kesalahan serta memperlancar jalannya
pelaksanaan pekerjaan.
Selain untuk memperjelas, gambar kerja terkadang juga dalam pelaksanaan apabila terjadi
perubahan dari rencana semula, maka perlu perubahan gambar yang lebih lengkap dari kesalahan
semula dan gambar tersebut disetujui oleh perencana dan pengawas.
d. Rapat Koordinasi
Hal - hal yang berhubungan dengan pelaksanaan serta terdapat masalah teknis yang
timbul tak terduga dilokasi proyek
Alternatif - alternatif pekerjaan dan solusi dari masalah-masalah yang muncul.baik dari
segi teknis, administrasi maupun dana.
Prestasi fisik yang telah dicapai berdasarkan laporan yang dibuat.
Koordinasi masing - masing pihak yang terlibat lansung dalam pelaksanaan.
Sebagai laporan Konsultan Pengawas untuk melakukan Controlling.
Hubungan kerja unsur-unsur proyek digambarkan dalam suatu diagram seperti dibawah ini :
35
Pemberi Tugas
Hendra Tanujaya
2
1
Kontraktor 3 Konsultan
Keterangan :
: Garis Kerja
: Garis Koordinasi
+
BAB III
TINJAUAN KHUSUS KONTRAKTOR
PELAKSANA PT.KILONGAN NUSA KONTRUKSINDO
36
PT. Kilongan Nusa Kontruksindo hadir Sebagai wadah yang berbentuk badan usaha
serta tempat bagi paratenaga ahli/terampil untuk kegiatan profesional terkait
denganketeknikan yang dimana ingin ikut serta berpartisipasi aktif didalam pembangunan
menuju Indonesia yang lebih baik dengan salasatu cara ialah menyediakan layanan jasa
kontraktor bidang keteknikan pengawasan dan pelaksanaan konstruksi yang profesional
dan handal.Berangkat dari sebuah idialisme serta keinginan untuk menunjukan pengabdian
menujuprofesionalisme yang seimbang antara faktor-faktor kewirausahaan dan idialisme
pribadi yangmerupakan tuntutan kefrofesian yang tentunya harmonis, selaras serta
didukung oleh tenagaprofesional yang memiliki konpentensi diatas rata-rata serta telah
berpengalaman didalambidangnya masing - masing maka kami akan senantiasa siap
menghadapisetiap tugas untuk mensukseskan program pembangunan yang dicanankanoleh
pemerintah yang memerlukan pelayanan jasa kontraktor yangprofesional, tepat, cepat dan
dapat dipertanggung jawabkan secaraketeknikan.
37
Nusa Kontruksindoengineering contractoradalah layananjasa keahlian profesional yang
menangani berbagaibidang keahlian keteknikan dalam rangka mencapaisasaran yang
diinginkan oleh pengguna jasa.
38
MakaPT.Kilongan Nusa Kontruksindoengineering contractorhadir dengan memberikan
layananjasa konsultansi keteknikan guna menumbuhkan dan meningkatkanprekonomian
yang didukung oleh aspek kemandirian dan kualitassumber daya manusia yang mumpuni.
a. SIPIL. Jasa pelayanan konsultan pada bidang ini secara garis besar dapat dibagi
menjadi 4 (empat) sub bidang layanan yaitu jasa nasehat/pra-desain dan disain
engineering bangunan, pekerjaan teknik sipil dan keairan, pekerjaan teknik sipil dan
transportasi, dan pekerjaan teknik sipil lainnya.
b. MEKANIKAL. Jasa pelayanan konsultan pada bidang ini yaitu untuk jasa disain
engineering mekanikal mencakup kegiatan desain sistem pemanasan, ventilasi,
pengaturan udara, pendinginan dan instalasi mekanikal lainnya, desain engineering
akustik dan vibrasi, pembangunan prototipe dan desain enjinering detail.
39
BAB. IV
ANALISIS PELAKSANAAN NON FISIK DAN FISIK PROYEK
40
4.1.1 Latar Balakang Proyek
Dalam rumah sakit, yang menghasilkan pelayanan adalah unit. Sebagai unit
penghasil pelayanan, maka unit di rumah sakit merupakan ujung tombak produksi dan
operasional di rumah sakit, Salah satu pelayanan yang sentral di rumah sakit adalah
pelayanan Intensive Care Unit. ICU merupakan salah satu unit di dalam rumah sakit
yang menangani pasien-pasien gawat karena penyakit, trauma atau komplikasi
penyakit lain, dengan staf khusus dan perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk
observasi, perawatan, dan terapi. Fungsi utama ICU adalah merawat pasien yang
dalam keadaan kritis, memantau keadaan pasien secara terus menerus dan memberikan
tindakan segera jika dibutuhkan pasien tersebut.
41
3. Memberikan manfaat bagi manajemen Rumah Sakit untuk mengembangkan dan
memperbaiki desain ruang ICU.
2. Pengadaan penerangan
42
Base camp dan lokasi disekitar proyek disediakan alat penerangan sebagai
penunjang dalam pelaksanaan pekerjaan. Sumber penerangan dapat diambil dari
perusahaan listrik maupun dari mesin pembangkit listrik yang disediakan oleh
kontraktor.
3. Pengadaan air kerja
Pengadaan Air disediakan oleh kontraktor pelaksana untuk digunakan baik dalam
pekerjaan maupun keperluan para pekerja sehari hari seperti memasak, mandi
dan cuci.
4. Buat papan nama proyek
Papan nama dibuat dari bahan kayu dan Plastik yang diberi keterangan berupa
papan nama proyek, pemilik proyek, jumlah nilai proyek, lokasi proyek dan lain
lain yang memperjelas keterangan proyek yang sedang dikerjakan. Dalam
pelaksanaannya menggunakan tenaga manusia dibantu dengan alat lainnya seperti
palu, gergaji, dll. Selanjutnya papan nama diletakkan pada lokasi sekitar proyek
yang mudah untuk dilihat dan dikenali oleh public.
5. Asuransi dan K3
Setiap pekerja akan diasuransi JAMSOSTEK untuk mendapatkan jaminan
keselamatan dalam pelaksanaan pekerjaan. Sedangkan dalam melaksanakan
pekerjaan akan diberlakukan sistem K3 untuk menjaga keselamatan dalam
melaksanakan pekerjaan.
6. Mobilisasi personil
Personil yang akan dimobilisasi disesuaikan dengan daftar usulan personil yang
diusulkan dan dilaksanakan pada saat setelah kontrak kerja ditanda tangani.
7. Mobilisasi peralatan
Mobilisasi/pengiriman peralatan dijadwalkan terlebih dahulu yang berisi
keterangan lokasi, peralatan, usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangan
peralatan dilapangan. Selanjutnya alat ditempatkan pada lokasi yang aman/dalam
base camp dilokasi proyek agar mudah digunakan dalam pekerjaan nantinya.
43
Mobilisasi tenaga kerja dijadwalkan sesuai kebutuhan dan urutan pekerjaan yang
akan dilaksanakan dilapangan. Selanjutnya tenaga kerja ditempatkan pada barak
kerja yang telah disediakan dilokasi proyek agar mudah berkoordinasi.
9. Waktu pelaksanaan
Semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan Time Schedule yang ada.
B. Pekerjaan pembongkaran
Untuk semua pekerjaan pembongkaran akan disesuaikan dengan kondisi keadaan dan
keamanan di lapangan. Tentu saja pada setiap fase pembongkaran yang akan kami
lakukan seiring dengan pelaksanaan pekerjaan, akan selalu memperhatikan
keamanan.
C. Pekerjaan tanah dan pasir
1. Pekerjaan galian tanah dan pondasi
Pekerjaan ini meliputi semua galian tanah dalam batas batas yang ditunjukkan
dalam gambar rencana, dan pembuangan hasil galian, pembentukan bidang galian
dan penentuan kedalaman yang diinginkan dimana kedalaman disesuaikan dengan
gambar rencana.
2. Pekerjaan urugan di bawah pondasi
Pekerjaan ini meliputi pengangkatan dan penghamparan material pasir pada
daerah permukaan hasil galian pondasi batu kali.
3. Pekerjaan urugan tanah di bawah lantai
Dasar tanah yang akan ditimbun dipadatkan sesuai persyaratannya. Pemadatan
dilakukan menggunakan Stamper dengan lintasan sebanyak percobaan pemadatan
yang telah dilakukan. Bidang pemadatan harus overlapping lebih kurang 15 cm
agar seluruh permukaan dapat dipastikan telah padat. Jika kepadatan telah
memenuhi syarat maka dilanjutkan dengan timbunan pilihan.
D. Pekerjaan Struktur
Sebelum diadakan pengecoran, sample bahan/ material untuk beton (Aggregate,
pasir, semen) diadakan mix design dilaboratorium untuk menentukan komposisi
material pengecoran agar target mutu beton yang direncanakan dapat tercapai (atau
cukup menggunakan komposisi campuran sesuai koefisien dalam analisa harga
satuan pekerjaan beton), selama pelaksanaan pengecoran berlangsung dibuatkan
44
kubus kubus beton 15 x 15 x 15 cm, yang nantinya pada saat kubus beton tersebut
telah cukup umur, 7, 14 dan 28 hari , diadakan pengetesan kuat tekan dilaboratorium.
E. Pekerjaan pasangan dan pelesteran
Pekerjaan ini meliputi pengangkutan dan pemasangan dinding batu bata sebagai
berikut :
a. Pasangan dinding batu bata 1 Pc : 3 Ps.
Pekerjaan ini dilaksanakan untuk pasangan trasram yaitu semua pasangan yang
dilaksanakan mulai dari sloof sampai setinggi + 30 cm pada seluruh dinding dan
pasangan untuk dinding km / wc setinggi 60 cm dari sloof beton.
b. Pasangan dinding batu bata 1 Pc : 5 Ps.
c. Pasangan dinding 1 Bata 1 Pc : 5 Ps.
F. Pekerjaan kuda-kuda rangka baja
Lingkup pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan/material, tenaga kerja, dan pemasangan
rangka kuda-kuda baja ringan, ukuran sesuai gambar dan RAB..
2. Material
Bahan rangka kuda-kuda, gording dari baja ringan, ukuran sesuai spesifikasi tehnis.
Penutup atap dan bubungan menggunakan genteng Metal Roof tebal 0.35 mm,
warna akan ditentukan kemudian, Semua material akan diperlihatkan pada direksi
sebelum pengerjaannya.
3. Pelaksanaan Pekerjaan :
Pekerjaan pemasangan rangka kuda-kuda dilaksanakan setelah pengecoran ringbalk
oleh tenaga trampil dan berpengalaman.
G. Pekerjaan atap dan plafon
Pekerjaan dilaksanakan dengan menggunakan tenaga manusia dan alat bantu lainnya.
Material
Baja ringan yang digunakan adalah yang mempunyai kualitas yang baik dan
memenuhi persyaratan sebagaimana yang dipersyaratkan dalam spesifikasi tehnis.
Baja ringan tersebut adalah Standar dan mampu memikul beban yang ada pada
konstruksi atap dan beban angin. Sebelum pekerjaan ini dimulai, terlebih 15
45
dahulu mengajukan contoh barang/material yang akan digunakan kepada Direksi
Teknik / Konsultan Pengawas.
4) Urutan Kerja.
a. Pekerjaan Rangka plafond menggunakan baja ringan hollow dilaksanakan dilokasi
pekerjaan, dimana konstruksi tersebut dipasang dan disesuaikan dengan ukuran yang
ada pada gambar yang selanjutnya dibentuk sesuai pola yang ditentukan.
b. Rangka yang akan dipasang disesuaikan dengan jarak dan bentuk pada gambar
rencana dan dudukan pada ringbalk.
c. Pekerjaan selanjutnya adalah memasang penutup plafon menggunakan Calsi board
3,5 mm, dan Plafon tipe PVC
d. Semua pertemuan bidang Calsi board ditutupi dengan isolasi agar tidak terjadi
ruang yang terbuka.
e. Semua pertemuan sambungan baja ringan dibuat kuat dan tidak mudah lepas dan
diperkuat scrup.
f. Listplank (bila ada), dipasang setelah pemasangan kuda kuda selesai dipasang dan
rangka atap.
g. Semua pekerjaan dianggap selesai dan siap dipasang atap bila telah diadakan
pemeriksaan dan disetujui oleh Direksi teknik / konsultan pengawas.
H. Pekerjaan almunium dan kaca
Material aluminium dipotong dan dibentuk sesuai gambar rencana sehingga pada saat
pemasangan tidak terjadi rongga antara tembok dan kosen aluminium begitupun
antara kosen dan pintu / jendela yang akan dipasang. Aluminium tidak bisa menahan
beban yang berat, oleh sebab itu pada tembok yang akan dipasang kosen pintu dan
jendela diberi penguat berupa balok latei (beton) dengan dimensi 15/20 pada bagian
atasnya. Pemasangan rangka kosen dilaksanakan bila pasangan batu dan plesteran
termasuk pemasangan balok beton pada keempat sisinya telah selesai dikerjakan.
Pemasangan kosen aluminium dibuat rata dan tegak lurus satu sama lain sehingga
memudahkan menutup dan membuka pintu/jendela serta tidak ada celah antara
tembok dan kosen aluminium, (celah ini dapat ditutup dengan sealant kaca).
Pekerjaan dianggap selesai bila semua hasil pekerjaan telah diperiksa dan disetujui
oleh Direksi Teknik/Konsultan Pengawas.
46
I. Pekerjaan pengecatan
Pekerjaan pengecatan dilaksanakan, apabila semua bagian pekerjaan yang akan dicat
telah selesai dilaksanakan, dimana pekerjaan pengecatan merupakan finishing dari
semua pekerjaan yang dilaksanakan. Pengecatan plafond dan dinding sebagaimana
yang ditunjuk pada gambar rencana. Semua permukaannya yang telah dicat harus
rata, halus serta memperlihatkan warna yang sama.Pekerjaan pengecatan dianggap
selesai bila, telah diadakan pemeriksaan oleh Direksi Teknik / Konsultan Pengawas.
J. Pekerjaan instalasi listrik
Urutan Kerja
1. Instalasi
2. Pipa dan Fitting
3. Kotak-kotak dan saklar
K. Pekerjaan deep well pump
Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Pengeboran dan pemasangan mesin pompa
jenis Submersible dengan menggunakan tenaga listrik.
Pekerjaan Persiapan :
Mobilisasi peralatan, Tenaga & Bahan / Material
Penentuan Titik Pengeboran
Peyiapan Landasan serta Seting Mesin
Pekerjaan Pengeboran
Pengeboran Pilot Hole & Remming Hole
Logging & Laporan
Pemasangan Konstruksi
Pengisian Gravel Pack & Pembuatan Screen
Pekerjaan Pipa dan Pompa
Pemasangan PipaCassing
Pemasangan Pipa Outlet
Pengisian Gravel Pack
Pekerjaan Mekanikal & Elektrikal
Pemasangan Pompa Submersible
Pemasangan Panel, & Kabel Elektroda
Pamping Test & Pengujian Air / LAB
L. Pekerjaan Sanitasi
Air bersih
a. Perpipaan dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan, kerapian,
ketinggian yang benar, serta memperkecil banyaknya penyilangan.
47
b. Pekerjaan ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50 mm
diantara pipa-pipa atau dengan bangunan dan peralatan.
c. Semua pipa dan fitting dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang,
membersihkan semua kotoran.
d. Pekerjaan perpipaan dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan antara
lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan fungsi
sistem dan yang diperlihatkan digambar.
e. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan dilengkapi dengan UNION
atau FLANGE.
f. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan cabang pada
pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
g. Reducer dan expanders yang terletak dijalur pipa-pipa uap pada posisi horizontal
dasarnya harus datar untuk memungkinkan drainase. Perpipaan untuk uap harus
menurun searah dengan aliran uap.
h. Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti berikut,
kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
Air Kotor
a. Pemasangan Pipa
- Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.
- Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda-benda keras/tajam.
- Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar galian dengan
adukan semen.
- Urugan pasir setinggi dasar pipa dan dipadatkan.
- Pipa yang telah tersambung diletakkan diatas dasar pipa.
- Pengurugan bertahap dengan pasir 10 cm, tanah halus, kemudian tanah kasar.
b. Pemasangan Sambungan Fleksible.
Sambungan fleksible harus disediakan untuk menghilangkan getaran dari sumber
getaran.
c. Sambungan Ulir
- Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir berlaku
untuk sampai dengan 40 mm.
48
- Kedalam ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting bisa masuk pada pipa dengan
diputar pipa sebanyak 3 ulir.
- Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henepdan zinkwite dengan
campuran minyak.
- Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau roda.
- Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan reamer.
- Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.
d. Sambungan Solvent
- Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan Solvent yang sesuai
dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa.
- Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus dipergunakan alat
press khusus.
e. Sambungan yang mudah dibuka
Sambungan ini dipergunakan pada alat-alat saniter sebagai berikut :
- Antara Lavatory Faucet dan Supply Valve.
- Pada Waste Fitting dan SIPHON.
Pada sambungan ini kerapatan diperoleh oleh adanya paking dan bukan seal threat.
f. Sleeves
- Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton.
- Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran diluar
pipa ataupun isolasi.
- Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja, untuk yang
mempunyai kedap air (water proofing) harus dari jenis flushing sleeves.
- Rongga antara pipa dan sleeves harus dibuat kedap air dengan rubber sealed atau
Caulk.
g. Pembersihan.
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan
disetiap service harus dibersihkan dengan seksama.
49
4.6 Tahapan Teknis pelaksanaan
i. Pekerjaan Persiapan
Pada tahap persiapan ini kegiatan yang dilaksanakan adalah:
50
tanah. Jenis fondasi bermacam-macam tergantung dari kondisi tanah dimana
pondasi tersebut akan dibuat.
Jenis fondasi yang paling umum dipakai adalah fondasi batu kali atau tiang
pancang kayu atau tongkat untuk daerah-daerah tertentu yang kondisi
tanahnya berlumpur atau berair. Detail pekerjaan fondasi dapat dilihat dalam
RKS.
51
demikian karena sifatnya yang peka terhadap gores dan air, maka dalam
pemasangannya memerlukan alat-alat bantu dan alat-alat pelindung. Pada
saat pekerjaan fondasi dimulai, sebaiknya kusen pintu dan jendela sudah
mulai dipesan atau diproduksi. Dengan demikian pada saat dinding mulai
dikerjakan, kusen pintu dan jendela sudah siap untuk dipasang. Semua
pekerjaan kayu yang dicat, harus dimeni dan diplamir terlebih dahulu.
Pengecatan dilakukan dengan pelapisan lebih dari satu kali sehinga
diperoleh hasil yang baik, rapi, halus dan rata.
52
Pekerjaan penggantung berupa engsel-engsel pintu dan jendela, sedangkan
pengunci adalah grendel, pengunci untuk pintu, serta hak angin untuk
jendela. Semua bahan yang digunakan minimal harus memenuhi syarat
kekuatan dan awet sehingga dapat menahan beban dan berfungsi dalam
waktu cukup lama. Setiap daun pintu/jendela minimal dipasang dua buah
engsel dan untuk daun pintu dipasang 3 buah engsel. Pada daun pintu
dipasang pengunci lengkap dengan handelnya, sedangkan pada daun jendela
dipasang grendel dan hak angin. Semua pekerjaan harus dilakukan dengan
rapi sehingga pintu dan jendela dapat berfungsi dengan sempurna.
53
sedangkan pekerjaan perapihan pada dasarnya merupakan penyempurnaan
atau perapihan pekerjaan yang pada hakekatnya telah selesai namun masih
diperlukan penyempurnaan. Sebagai contoh, misalnya terdapat pintu yang
tidak dapat dibuka/tutup dengan sempurna; jika terdapat cat yang masih
kurang rata, plesteran retak-retak, plafond melendut dan sebagainya.
54
Mempelajari buku panduan pelaksanaan dan teknis program pembangunan
Ruang Kelas Barusecara lebih seksama dan menyiapkan format-format
administrasi, keuangan dan teknis pelaksanaan serta pelaporan;
merekrut kepala pelaksana pembangunan sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan
Membuat papan informasi pembangunan, dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Papan informasi ukuran minimal 80 x 120 cm.
2. Papan informasi dipasang/ditempatkan disekitar lokasi pembangunan, mudah dilihat oleh
masyarakat dan tidak terkena/tertimpa air hujan.Papan Informasi paling tidak memuat
hal-hal sebagai berikut:
a. Lokasi pembangunan pada peta site plan sekolah,
b. Informasi tentang jenis program, besar dana dan sumber dana,
c. Informasi tentang progres pembangunan,
d. Bagan organisasi P2S delengkapi dengan nama-nama anggotanya,
Gambar kerja rencana pembangunan dan rencana biayanya
55
a. Pembayaran tenaga kerja menggunakan sistem harian. Untuk
sistem harian, kepala pelaksana mencatat kehadiran tiap pekerja.
Pencatatan dan pembayaran direncanakan satu minggu sekali,
sesuai dengan jumlah hari kerja setiap orang, satu hari kerja
paling sedikit 6 jam di luar jam istirahat kerja. Untuk
pembayaran, setiap penerima insentif harus membubuhkan
tanda tangan atau cap jempol tangan kiri.
b. Pembayaran tenaga kerja dengan sistem upah
borongan.Sistemupah borongan ini dapat menggunakan:
(i).Sistem upah borongan/m2 bangunan, atau dengan (ii). Sistem
upah borongan per satuan item pekerjaan (misal pekerjaan
pasang pintu-jendela/unit, pekerjaan pengecatan/m2, pekerjaan
pasang bata/m2, pekerjaan plesteran/m2, pembuatan dan
pemasangan kuda-kuda/unit). Besarnya ongkos kerja borongan
harus berdasarkan kesepakatan biaya antara Pelaksana dengan
pihak yang akan melaksanakan upah borongan (perorangan atau
kelompok pekerja) yang dituangkan dalam Berita Acara
Kesepakatan Ongkos Kerja Borongan (dalam kesepakatan biaya
juga disepakati jumlah kebutuhan tenaga kerja, serta waktu
pelaksanaannya). Pembayaran boleh dilakukan per minggu atau
satu kali per dua minggu, sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan masyarakat dengan menghitung progres pekerjaan
yang sudah dicapai.
56
3. Pengukuran lapangan;
4. Pemasangan Papan Nama Kegiatan dan Papan Informasi;
5. Pemasangan bouwplank, pembuatan los bahan dan direksi keet;
6. Mencairkan dana dari rekening sesuai dengan kebutuhan pembangunan dan
jadual kerja yang telah dibuat;
7. Melaksanakan pembangunan sesuai dengan dokumen teknis yang telah disusun
dalam Rencana Pelaksanaan Pembangunan;
8. Pelaksana wajib membuat dokumentasi progres selama masa pelaksanaan
pembangunan, berupa foto-foto kegiatan pembangunan, minimal:
1) Foto kondisi sebelum pembangunan dimulai (0%);
2) Foto pada saat pelaksanaan pembangunan (50%);
3) Foto pada saat pelaksanaan pembangunan (75%);
4) Foto kondisi akhir setelah pembangunan selesai dikerjakan (100%).
57
4.9 Jenis Dan Macam Pekerjaan Yang Dilaksanakan
a. Pekerjaan tanah dan pasir
1. Pekerjaan galian tanah dan pondasi
Galian tanah pondasi bangunan adalah galian tanah untuk poer plat, pasangan
batu kali, yang dilaksanakan sesuai gambar rencana atau petunjuk Konsultan
Pengawas / Direksi Teknik.
2. Pekerjaan urugan di bawah pondasi
Pekerjaan ini meliputi pengangkatan dan penghamparan material pasir pada
daerah permukaan hasil galian pondasi batu kali.
3. Pekerjaan urugan tanah di bawah lantai
Dasar tanah yang akan ditimbun dipadatkan sesuai persyaratannya.
Pemadatan dilakukan menggunakan Stamper dengan lintasan sebanyak
percobaan pemadatan yang telah dilakukan. Bidang pemadatan harus
overlapping lebih kurang 15 cm agar seluruh permukaan dapat dipastikan
telah padat. Jika kepadatan telah memenuhi syarat maka dilanjutkan dengan
timbunan pilihan
b. Pekerjaan Struktur
Pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk item ini meliputi pekerjaan poor plat,
sloof, kolom, balok, plat lantai, yang dilaksanakan dengan menggunakan tenaga
manusia, concrete mixer, (atau Ready Mix), vibrator concrete, dump truck dan alat
bantu lainnya.
Material :
a) Semen digunakan disesuaikan dengan spesifikasi yang ada dan dibawah ke
site pekerjaan dalam kemasan standar.
b) Agregate yang didatangkan adalah agregate yang mempunyai gradasi dari
yang halus sampai kasar yang disesuaikan dengan spesifikasi maupun
ketentuan ketentuan dalam pembetonan.
c) Perletakan dilaksanakan sedemikian rupa , sehingga bebas dari kontaminasi
dengan bahan bahan yang dapat merusak.
58
d) Air yang digunakan untuk pengecoran adalah air yang bersih dan tidak
mengandung lumpur dan bahan kimia lainnya yang dapat merusak beton.
e) Besi yang digunakan adalah besi yang mempunyai dimensi yang
dipersyaratkan dalam gambar rencana.
f) Penyimpanan besi tulangan bebas dari kontaminasi langsung dengan, tanah
lembab, aspal, olie, gemuk dll.
g) Bahan yang digunakan untuk bekesting/mall adalah Multipleks dan balok
dengan kualitas klass III.
59
a. Pekerjaan Rangka plafond menggunakan baja ringan hollow dilaksanakan
dilokasi pekerjaan, dimana konstruksi tersebut dipasang dan disesuaikan
dengan ukuran yang ada pada gambar yang selanjutnya dibentuk sesuai pola
yang ditentukan.
b. Rangka yang akan dipasang disesuaikan dengan jarak dan bentuk pada gambar
rencana dan dudukan pada ringbalk.
c. Pekerjaan selanjutnya adalah memasang penutup plafon menggunakan Calsi
board 3,5 mm, dan Plafon tipe PVC
d. Semua pertemuan bidang Calsi board ditutupi dengan isolasi agar tidak terjadi
ruang yang terbuka.
e. Semua pertemuan sambungan baja ringan dibuat kuat dan tidak mudah lepas dan
diperkuat scrup.
f. Listplank (bila ada), dipasang setelah pemasangan kuda kuda selesai dipasang
dan rangka atap.
g. Semua pekerjaan dianggap selesai dan siap dipasang atap bila telah diadakan
pemeriksaan dan disetujui oleh Direksi teknik / konsultan pengawas.
g. Pekerjaan pengecatan
60
c) Pemasangan rangka kosen dilaksanakan bila pasangan batu dan plesteran
termasuk pemasangan blok beton pada keempat sisinya telah selesai
dikerjakan.
d) Pemasangan kosen aluminium dibuat rata dan tegak lurus satu sama lain
sehingga memudahkan menutup dan membuka pintu/jendela serta tidak ada
celah antara tembok dan kosen aluminium, (celah ini dapat ditutup dengan
sealant kaca).
e) Pekerjaan dianggap selesai bila semua hasil pekerjaan telah diperiksa dan
disetujui oleh Direksi Teknik/Konsultan Pengawas.
Material
a. Semua contoh bahan yang akan digunakan terlebih dahulu diajukan contoh
kepada direksi teknik/konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
b. Semua material yang digunakan mengikuti spesifikasi material yang
diisyaratkan.
c. untuk penanaman pipa dan kotak saklar dilaksanakan sebelum plesteran
dilaksanakan.
d. Untuk pemasangan stop kontak dan lampu, dilaksanakan setelah pengecatan
selesai. Atau sesuai petunjuk dan instruksi teknis dari Direksi Teknis /
Konsultan Pengawas..
4) Urutan Kerja
Instalasi
a. Pemasangan instalasi disesuaikan dengan tegangan yang terpasang, untuk
penerangan dan stop kontak menggunakan kabel NYM 2x2,5 mm2 NYM
2x2,5 mm2 dengan pelindung PVC diameter 5/8.
b. Untuk instalasi yang menghubungkan panel-panel menggunakan Kabel NYY
4x16mm, Kabel NYY 4x25mm, Kabel NYY 4x70mm, Kabel NYY
4x150mm, Kabel NYY 4x240mm disesuiakan dengan fungsi dan besaran
panel.
c. Semua penyambung kabel menggunakan terminal box atau ditutup dengan las
dop, pemasangan instalasi listrik di kerjakan sebelum plafon ditutup dan
pelesteran dinding dikerjakan.
d. Semua stop kontak dan zekering kast di beri arde dengan menggunakan kawat
BC,
61
e. Khusus pentanahan pada zekering kast dibagian yang tertanam kedalam tanah
dikerjakan sampai mendapatkan tahanan yang diisyaratkan, serta diberi
pelindung pipa GIP diameter .
62
Bila kedalaman yang tertera dalam gambar rencana telah dicapai namun pihak
Direksi Teknik/Konsultan Pengawas menganggap bahwa kedalaman tersebut belum
mampu untuk memikul daya dukung struktur bangunan, maka diambil langkah
langkah untuk mengadakan penggalian kembali ( menambah kedalaman dll ).
63
B. Pekerjaan Struktur
Pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk item ini meliputi pekerjaan poor plat, sloof,
kolom, balok, plat lantai, yang dilaksanakan dengan menggunakan tenaga manusia,
concrete mixer, (atau Ready Mix), vibrator concrete, dump truck dan alat bantu
lainnya. Lokasi Pekerjaan : Pada lokasi pekerjaan beton bertulang sebagaimana yang
tertera dalam gambar rencana.
b) Bekesting / Cetakan.
- Dalam pelaksanaan seluruh konstruksi beton bertulang, tidak boleh terjadi kesalahan
dalam pembuatan cetakan.
- Bekesting yang direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk
yang nyata dan cukup dapat menampung beban sementara dan berat sendiri beton sesuai
dengan jalannya kecepatan pengecoran. Semua bekesting diberi penguat dasar dan
silangan sehingga kemungkinan bergeraknya bekesting selama pelaksanaan dapat
dihindari.
- Susunan bekesting dengan penopang harus teratur dan tertata cukup rapi. Agar
kekurangannya dapat dengan mudah diketahui.
- Pada celah-celah sambungan papan, jika ternyata dapat mengakibatkan lolosnya air
semen keluar, maka akan disumbat dengan kertas semen basah sebelum pengecoran.
64
c) Pembesian
- Besi yang telah diukur dan dipotong selanjutnya diangkut kearea pengecoran yang
bekestingnya telah selesai dikerjakan, dimana besi tersebut dirakit / diikat sesuai
komposisi / kelompok kelompok tulangan yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
- Besi yang digunakan adalah besi dengan dimensi yang disesuaikan dengan gambar
rencana.
- Tulangan yang akan digunakan harus disimpan dengan baik, bebas dari kontaminasi
langsung dengan tanah lembab, aspal, olie/minyak/gemuk.
d) Pengecoran
- Dipastikan peralatan concrete mixer dan vibrator concrete yang akan digunakan telah
siap pakai.
- Acuan / bekesting harus dibersihkan terlebih dahulu dengan cara menyemprotkan air
bersih sehingga semua kotoran tersapu bersih.
- Beton harus dicor pada tempat pekerjaan secepat mungkin setelah bidang acuan
dibasahi dengan air.
- Bila pengecoran pada salah satu bagian konstruksi terpaksa harus diputuskan, maka
tempatnya harus terletak pada batas/ siar pelaksanaan yang akan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk konstruksi beton
bertulang.
- Selama pengecoran berlangsung adukan beton pada acuan harus dipadatkan dengan
menggunakan alat penggetar (Vibrator concrete).
65
- Pemakaian bahan additive harus disetujui terlebih dahulu oleh direksi teknis/konsultan
pengawas yang disertai hasil percobaan laboratorium.
e) Perawatan Beton
Beton yang telah dicor terutama pada plat lantai harus dijaga agar tidak terlalu cepat
kehilangan kelembaban selama + 14 hari yaitu dengan menggunakan atau menutup
permukaan beton dengan karung - karung yang senantiasa basah, atau sesuai petunjuk
direksi teknis/konsultan pengawas.
f) Pembongkaran bekesting
- Bekesting pada sisi vertical struktur dapat dibongkar setelah 7 (tujuh) hari, dengan
syarat bahwa beton telah cukup keras dan tidak cacat pada saat pembongkaran
dilaksanakan.
- Bekesting pada sisi yang disanggah dengan penumpu, tidak boleh dibongkar sebelum
beton mencapai kekuatan yang cukup untuk menyanggah beratnya sendiri dan beban
pelaksanaan atau beban lainnya yang akan dipikul oleh struktur beton tersebut.
- Dalam hal apapun, bekesting pada struktur ini tidak boleh dibongkar sebelum mencapai
umur 14 (empat belas) hari
Semua prosedur kerja pembetonan, baik pembuatan bekesting / cetakan, perakitan besi,
pengecoran, pemeliharaan beton dan pembongkaran bekesting, harus mendapatkan
persetujuan dari direksi teknik/ konsultan pengawas sebelum memulai pekerjaan.
66
67
C. Pekerjaan Pasangan Lantai Dan Plesteran
68
D. Pekerjaan Atap Dan Plafond
Material
Baja ringan yang digunakan adalah yang mempunyai kualitas yang baik dan
memenuhi persyaratan sebagaimana yang dipersyaratkan dalam spesifikasi tehnis.
69
Baja ringan tersebut adalah Standar dan mampu memikul beban yang ada pada
konstruksi atap dan beban angin. Sebelum pekerjaan ini dimulai, terlebih dahulu
mengajukan contoh barang/material yang akan digunakan kepada Direksi Teknik /
Konsultan Pengawas.
Pekerjaan
elektrikal
Asumsi
a. Pekerjaan
70
b. Semua material yang digunakan mengikuti spesifikasi material yang
diisyaratkan.
c. untuk penanaman pipa dan kotak saklar dilaksanakan sebelum plesteran
dilaksanakan.
d. Untuk pemasangan stop kontak dan lampu, dilaksanakan setelah pengecatan
selesai. Atau sesuai petunjuk dan instruksi teknis dari Direksi Teknis / Konsultan
Pengawas..
4) Urutan Kerja
Instalasi
a. Pemasangan instalasi disesuaikan dengan tegangan yang terpasang, untuk
penerangan dan stop kontak menggunakan kabel NYM 2x2,5 mm2 NYM 2x2,5
mm2 dengan pelindung PVC diameter 5/8.
b. Untuk instalasi yang menghubungkan panel-panel menggunakan Kabel NYY
4x16mm, Kabel NYY 4x25mm, Kabel NYY 4x70mm, Kabel NYY
4x150mm, Kabel NYY 4x240mm disesuiakan dengan fungsi dan besaran
panel.
c. Semua penyambung kabel menggunakan terminal box atau ditutup dengan las
dop, pemasangan instalasi listrik di kerjakan sebelum plafon ditutup dan
pelesteran dinding dikerjakan.
d. Semua stop kontak dan zekering kast di beri arde dengan menggunakan kawat
BC,
e. Khusus pentanahan pada zekering kast dibagian yang tertanam kedalam tanah
dikerjakan sampai mendapatkan tahanan yang diisyaratkan, serta diberi
pelindung pipa GIP diameter .
71
d) Semua teknik pelaksanaan yaitu percabangan, pembelokan, pegetapan dan
sebagainya harus menggunakan fitting-fitting yang sesuai yaitu socket, elbow,
Tdoos, cross-doos, terminal 3 M.
72
4.11 Masalah-Masalah Dan Pemecahannya
Dalam sebuah pelaksanaan pembangunan tidak lepas dari sebuah masalah, pada
banguanan ini masalah yang terjadi terkadang kurang adanya komunikasi yang baik antara
mandor dan pekerja, mengakibatkan adanya keterlambatan pekerjaan di beberapa bagian,
adapun pemecahan masalah pada bangunan ini team pelaksana menanbah personil pekerja
untuk mengejar bobot pengerjaan.
73
BAB IV
Pemasangan papan nama dibuat dari bahan kayu dan plastic, pada papan nama
proyek di beri keterangan berupa, pemilik proyek, jumlah nilai proyek, letak lokasi
proyek dan keterangan lainnya yang dapat memperjelas apa saja kegiatan dalam proyek
yang dilakukan. Dalam pembuatan dan pemasangannya di bantu oleh tenaga pekerja
proyek, alat yang butuhkan adalah gergaji, palu, paku dan lain sebagainya. Papan nama
diletakan pada sekitar lokasi proyek yang mudah di jangkau dan dilihat untuk dikenali.
4. Pembuatan Barak
75
Gambar 04. Persiapan pembuatan barak
Sumber : dokumentasi praktek profesi
Pembuatan barak kerja atau biasa disebut dengan kantor direksi dibangun dengan
tujuan sebagai tempat kerja para konsultan pengawas, pelaksana dan pemilik proyek
dalam melakukan diskusi mengenai proyek. Pembuatan ini juga bertujuan untuk
memonitoring pekerjaan serta pengurusan administrasi pekerjaan proyek.
76
6. Pembongkaran Beton
Pekerjaan pembongkaran beton pada bangunan ICU PICU yang bertujuan untuk
melanjutkan pembangunan struktur pada lantai dua bangunan. Pembongkaran juga
dilakukan dengan melihat kondisi sekitar bangunan proyek, tetap menjaga keamanan
masyarakat dan kenyamanan masyarakat yang sedang berkunjung. Para pekerja juga
tetap memperhatikan keselamatan dalam proses pengerjaan pembongkaran tersebut,
setiap pekerja telah mendapatkan asuransi dari JAMSOSTEK untuk mendapatkan
jaminan keselematan selama pengerjaan proyek berlangsung
7. Pembongkaran Dinding
77
Gambar 07. Pembongkaran dinding
Sumber : dokumentasi praktek profesi
78
Pembongkaran dinding penahan tanahyang juga bersamaan dilakukan dengan
pembongkaran dinding bangunan ICU yang menggunakan alat berat yang telah
disediakan dalam proyek yang memudahkan pembongkaran area tersebut.
9. Pembongkaran outdoor Ac
Pekerjaan pembongkaran kusen pintu dan jendela pada bangunan lama dilakukan
karena adanya perubahan bentuk desain dan ukuran pintu dan jendela pada bangunan ini
79
11. Pembongkaran Saluran Air Hujan
Pekerjaan pembongkaran saluran air hujan pada bangunan yang lama dikarenakan
akan dilakukan perubahan pada saluran air hujan, pada lokasi proyek tanah yang dimiliki
sedikit kurang baik, maka dari itu penggalian saluran air hujan di lakukan dengan alat
berat agar pada saat hujan turun air hujan dapat tersalurkan dengan baik.
80
Pekerjaan pembongkaran septic tank pada bangunan awal dilakukan saat
pembongkaran lain-lainnya berlangsung. Pembongkaran kembali bertujuan untuk
penambahan area Septic tank yang di buat sedikit lebih besar dari pada awalnya. Tanah
yang dimiliki lahan pembangunan proyek terlihat sedikit kurang baik maka dari itu
pengerjaan area ini dilakukan oleh tenaga kerja dan di bantu oleh alat-alat proyek yang
telah disiapkan.
82
Pemasangan bowplank pada area yang akan dibangun, yaitu area toilet pria, yang
pada bagian ini memasang tali sebagai as pada suatu bangunan, yang jika terjadi
kesalahan pada pemasangan makan akan terjadi kesalahan pada pekerjaan selanjutnya.
Pada bagian ini adalah pengerjaan pemasangan pondasi untuk kolom yang
berukuran 20cm x 45cm sebagai penguat plat lantai yang akan menopang dan sebagai
penambah estetika. Pada bagian ini juga dibuatkan stek sebagai tempat besi untuk
pembuatan kolom
83
Gambar 17. Pekerjaan galian tanah dan pondasi
Sumber : dokumentasi praktek profesi
Pekerjaan galian tanah dan pondasi ini meliputi semua galian tanah sesuai dengan
bentuk denah pengembangan/perubahan. Galian tanah pondasi mengacu pada ukuran
kedalaman galian tanah pondasi jalur yang digunakan pada bangunan.
Pada tahap ini pengerjaan pondasi yang dilakukan adalah pada bagian toilet pria,
dan pengerjaan pondasi untuk mnyambungkan teras yang berada di sebelah selatan
ruangan dan toilet yang berada di sebelah timur.
Tahap ini pengerjaannya adalah membuat ruangan penambahan untuk toilet pria
dan wanita, yang berukuran 4,5m x 11m, 3m x 4m toilet x 2,5m toilet priawanita, 1,5m
dan koridor 4,5m x 2,5m +1,5 x 6m.
Pekerjaan galian tanah pondasi bangunan meliputi galian tanah untuk poer plat,
pasangan pondasi batu kali yang berukuran tinggi 80cm lebar bagian atas25cm dan pada
bagian bawah 60cm
84
Gambar 17. Pekerjaan pemasangan batu pondasi
Sumber : dokumentasi praktek profesi
Pekerjaan pemasangan batu pondasi ini di awali dengan memberikan pasir yang
kasar untuk menutupi celah-celah batu yang kosong yang kemudian mencampurkan
semen, pasir dan air dengan perbandingan 1:5 yang di tuangkan ke atas batu kosong, dan
kemudian batu-batu yang telah disediakan disusun dengan ketinggian 60cm dengan lebar
25cm.
85
Gambar 18. Pekerjaan pemasangan batu pondasi
Sumber : dokumentasi praktek profesi
Penggalian septitank
86
Gambar 19. Pekerjaan penggalian septitank
Sumber : dokumentasi praktek profesi
87
Tahapan pengerjaan awal yang dilakukan pada bagian ini adalah penggalian tanah
untuk pemasangan poorplat yang dilakukan secara manual oleh pekerja proyek yang
menggunakan alat proyek manual sekop, pengerjaan dilakukan oleh dua orang yang
dilakukan secara bergantian.
Ukuran galian yang dilakukan adalah 2m x 2m agar pada saat mengerjakan
pembesian pondasi memiliki sedikit ruang, kedalam galian mencapai 2,75 dari balok
lantai 1 eksisting, dan pondasi yang dikerjakaan adalah 4 pondasi poorplat.
88
Gambar 22. Pekerjaan pengecoran galian poorplat
Sumber : dokumentasi praktek profesi
Pada pengerjaan ini kemudian dilanjutkan dengan pembesian yang mencapai sloof
lantai. Dalam proses pngerjaan pembesian ada penggabungan antara tulang besi16mm,
untuk mnyambungkan dilakukan pengelasan paa besi tersebut. Begel yang digunakan
pada pembesian ini adalah begel dengan ukuran 8mm yang diikat menggunakan bendrat
yang berukuran 1mm dan jarak antara begel yang di diikat adalah 17cm. Pada tahap
selanjutnya yaitu pemasangan bekisting poorplat dengan menggunakan beton kualitas
k250 campuran semen, pasir, kerikil dengan perbandingan 1:2:3 paada pegerjaan poorplat
89
Setelah pengerjaan pembesian selesai kemudian dilakukan pengerjaan penyusunan
batu pondasi yang biasa disebut pasangan pondasi, pondasi ini dilakukan dengan cara
penyusunan batu yang mencapai pada sloof lantai 1.
91
Pekerjaan Bekisting Kolom Beton Bertulang
Perawatan beton
92
Gambar 27. Pekerjaan perawatan beton
Sumber : dokumentasi praktek profesi
Pengerjaan perawatan beton Beton yang telah dicor terutama pada plat lantai
harus dijaga agar tidak terlalu cepat kehilangan kelembaban selama + 14 hari yaitu
dengan menggunakan atau menutup permukaan beton dengan karung - karung yang harus
selalu dalam keadaan yang basah
Pekerjaan Bekisting Pada Lift
93
Gambar 29. Pekerjaan bekisting lift
Sumber : dokumentasi praktek profesi
Pada pengerjaan ini adalah proses pembesian, proses ini dilakukan di lantai 1.
Proses pembesian ini dilakukan dengan menggunakan alat gurinda dan pembengkok besi.
pembesian yang pertama adalah pebesian kolom yang berukuran 40cm x 40cm, dan besi
utama yang digunakan adalah besi utama yang berdiameter 16mm dan besi begel yaitu
8mm dan kawat pengikat besi yaitu 1mm.
untuk kolom pertama terdiri dari 8 bah besi 16mm yang panjangnya 4m, yang
kemudian dihubungkan hingga membentuk persegi empat, dengan besi begel yang
pertama telah di bengkokkan menjadi beberapa kotak. Besi begel dan besi utama
kemudian di ikat menggunakan bendrat yang berukuran 1mm agar dapat terikat satu
dengan yang lainnya. Teknik yang digunakan adalah teknik pengikatan bendrat dan tidak
menggunakan teknik pengelasan. Sebelum telah diberi lubang yang berukuran 2 cm
seluas 40 x 40 yang di tujukan agar dapat mengikat kolom.
95
Gambar 32. Pembesian sloof
Sumber : dokumentasi praktek profesi
Pengerjaan pembesian pada bagian sloof struktur bawah pada area toilet pria.
Proses pembesian ini menggunakan besi yang berdiameter 12mm sebagai besi utama dan
besi 6mm sebagai begel dan menggunakan bendrat sebagai pengikat. Besi 12mm
sebanyak 4 buah yang kemudian di ikat padah sebuah begel hingga membentu persegi
empat untuk sloof.
96
Gambar 33. Pembesian sloof
Sumber : dokumentasi praktek profesi
98
Gambar 36. Bekisting kolom lantai 2
Sumber : dokumentasi praktek profesi
Pengerjaan bekisting ukuran 40cm x 40 cm pada lantai 2, bekisting ini terbuat dari
balok kayu biasa yang digunakan sebagai rangka bekisting dan menggunakan multipleks
sebagai penutup bagian rangka. Pemasangan bekisting yang dipasang harus 90 derajat
tegak lurus yang didapatkan dengan menggunakan waterpast.
99
Gambar 37. Pengerjaan kolom koridor
Sumber : dokumentasi praktek profesi
100
Pekerjaan pembesian balok induk yang berukuran 20cm x 40cm dan pembesian
balok 20cm x 30cm . pada balok induk digunakan besi utama 14mm dan 6mm sebagai
begel dan kemudian kwat bendrat 1mm sebagai kawat pengikat.
Pekerjaan pemasangan bekisting balok induk 20cm x 40cm dan balok anak 20cm
x 30cm. pekerjaan bekisting ini dilakukan bersamaan dengan pengerjaan bekisting plat
lantai. Material bekisting yang digunakan adalah balok kayu sebagai rangka dan
multipleks sebagai penutup bekisting, pada pemasangan bekisting ini pada bagian bawah
di tambahkan penyanggah bambu yang berfungsi sebagai penyanggah agar campuran
yang belum mngerah bisa bertahan.
101
Pengerjaan pembesian plat atap (atap beton), material besi yang digunakan
berdiameter 10mm dan kawat bendrat sebagai pengikat.pada pengerjaan pembesian ini
membentuk persegi empat dengan ukuran 15cm x 15cm kemudian digunakan bendrat
sebagai pengikat. Pembesian pada bagian tengan dibengkokkan berbentuk u. pembesian
plat lantai terhubung dengan pembesian balok-balok dan kolom.
Pekerjaan pengecoran plat atap pada toilet tambahan ini menggunakan bantuan
alat berat (molen) yang menggunakan mutu kualitas beton k250 pengecoran dilakukan
bersamaan dengan balok dan plat lantai. Alat-alat bantu lainnya seperti kayu, sekop. Kayu
yang digunakan untuk meratakan campuran agar lebih halus dan rata. Setelah bekisting
telas selesai dikerjakan dibutuhkan waktu selama 2 minggu untuk melihat kekuatan
campuran semen pada plat atap beton
103
Gambar 44. Pembesian sunscreen
Sumber : dokumentasi praktek profesi
104
Gambar 45. Pengecoran atap
Sumber : dokumentasi praktek profesi
Pekerjaan pengecoran beton pada atap yang menggunakan alat berat (molen),
kualitas beton yang digunakan adalah beton mutu kualitas k250 pengecoran dilakukan
secara bersamaan balok dan plat lantai. Untuk proses perataan campuran digunakan alat
sekop, kayu dan besi. untuk proses setlah selesai pengecoran bekisting yang telah
dipasang dibiarkan selama 2 minggu.
Pekerjaan balok latei dan kolom praktis, kolom praktis yang digunakan sebagai
pengaku dinding pada sudut-sudut ruangan pada lantai 2. Besi yang digunakan pada
balok latei adalah besi yang berdiameter 12mm sebagai besi utama dan besi 6mm sebagai
begel dan kawat bendrat sebagai pengikat. Jarak antara begel yaitu 20cmdan ukuran
kolom praktis adalah 10cm x 15cm. penyusunan bata 1-1,5cm. yang kemudian dilakukan
pemasangan bekisting. Setelah pemasangan bekisting selesai pekerjaan selanjutnya
adalah pengecoran dengan campuran semen, pasir, dan kerikil 1:2:3.
105
Fungsi dari pengerjaan balok latei adalah sebagai penahan beban dinding pada
daerah bukaan. Pada pekerjaan ini material yang digunakan besi 12mm sebagai besi utma
dan besi 6mm sebagai begel yang kemudian diikat menggunakan kawat bendrat 1mm.
106
Pada pengerjaan bagian penutup atap terjadi sedikit perubahan sedikit berbeda
dari gambar kerja yang ada. Pada gambar kerja hanya terdapat 14 baja ringan kanal C,
tetapi karena adanya perubahan baja ringan di tambahkan 2 menjadi 16 baja ringan
Bahan rangka kuda-kuda, gording dari baja ringan, ukuran sesuai spesifikasi
teknis. Penutup atap dan bubungan menggunakan genteng Metal Roof tebal 0.35 mm,
warna yang digunakan sebagai material penutup atap adalah hijau.
107
4.2.5 Pekerjaan Pasangan Dinding Dan Lantai
Pekerjaan Pasangan Dinding pada lantai dua bangunan yang dekerjakan oleh para
tukang dengan di bantu alat kerja yang telah disediakan di lapangan proyek beserta alat
keselamatan. Adapun jenis pekerjaan pasangan dinding yang dikerjakan meliputi:
1. Pasangan dinding batu bata 1 Pc : 3 Ps.
2. Pasangan dinding batu bata 1 Pc : 5 Ps.
3. Pasangan dinding 1 Bata 1 Pc : 5 Ps.
Material yang digunakan:
1. Batu bata / batu merah
2. Campuran/adukan
3. Semen
4. Pasir yang digunakan adalah pasir yang bersih dan tidak memiliki kandungan organik
dan lumpur.
Pembesian kolom 40 x 40
108
Gambar 51. Pembesian kolom 4o x 40
Sumber : dokumentasi praktek profesi
Pengerjaan pembesian kolom 40 x 40 pada lantai dua bangunan, besi yang
digunakan adalah besi utama yang berdiameter 12 yang kemudian dikaitkan pada begel
dan kemudian diikat pada menggunakan bendrat.
109
Gambar 53. Pemasangan rangka alcopan
Sumber : dokumentasi praktek profesi
Pemasanagan rangka alkopan sebagai penambahan estetika pada bangunan
gedung ICU PICU. Setelah rangka alcopan terpasang pemasangan alcopan di lakukan
oleh tenaga manusia dan di bantu alat kerja proyek.
110
Gambar 55. Pemasangan keramik
Sumber : dokumentasi praktek profesi
Pekerjaan pemasangan keramik pada lantai dilakukan pada saat semua telah
dibersihkan dengan sempurna, permukaan cor plat dan dinding yang akan dipasangi
keramik telah dibersihkan dari segala macam kotoran, debu dll yang dapat merusak daya
lekat spasi keramik terhadap cor/beton dibawahnya.
Material penutup lantai yang digunakan dalam bangunan adalah keramik polished
yang berukuran 40/40, sedangkan penutup lantai pada bagian teras atau selasar dan kamar
mandi menggunakan keramik unpolished, yang berfungsi sebagai pengaman pada saat
111
pengafakuaisan pasien yang menggunakan kusi roda dan alat bantu jalan lainnya agar
tidak tergelincir.
Material aluminium dipotong dan dibentuk sesuai gambar rencana sehingga pada
saat pemasangan tidak terjadi rongga antara tembok dan kosen aluminium begitupun
antara kosen dan pintu / jendela yang akan dipasang.
113
Gambar 59. Pemasangan kusen, pintu dan jendela
Sumber : dokumentasi praktek profesi
4.2.7 Pekerjaan Plafon
114
Gambar 61. Pekerjaan plafon
Sumber : dokumentasi praktek profesi
115
Pekerjaan pengecatan pada bangunan dilakukan dengan peralatan yang ada dan
menggunakan bahan cat sesuai dengan spesifikasi dan standar yang ada. Pekerjaan
pengecatan dilaksanakan, apabila semua bagian pekerjaan yang akan dicat telah selesai
dilaksanakan, dimana pekerjaan pengecatan merupakan finishing dari semua pekerjaan
yang dilaksanakan. jika ada sedikit keterlambatan dalam pengerjaan bangunan maka
proses pengecatan pun akan mengalami kemuduran waktu pelaksanaan.
116
Pengerjaan Instalasi Listrik dilakukan pada bagian atas plafon sehingga setiap titik
lampu dan bagian-bagian yang memerlukan tenaga listrik dapat dikerjakan. Pekerjaan ini
dilakukan oleh tenaga ahli khusus sehingga dalam pengerjaannyaUntuk instalasi yang
menghubungkan panel-panel menggunakan Kabel NYY, semua penyambung kabel
mengunakan terminal BOX, Semua stop kontak dan zekering kast di beri arde dengan
menggunakan kawat BC.Khusus pentanahan pada zakering serta diberi pelindung pipa GIP
diameter .
Urutan pengerjaan pemasangan :
1. Instalasi.
2. Pipa dan fitting.
3. Kotak-kotak dan saklar.
Pengerjaan Pipa
Pengerjaan pipa untuk pengakabelan dan penerangan stop kontak dan fan
dilaksanakan sebelum berlangsungnya pemasangan plafon dalam pipa dan fitting-fitting
High Impact Conduit PVC, Sparing pipa menggunakan pipa galvanis yang ukurannya 2
tingkat di atas pipa instalasi. Penyambung dari jalur instalasi pada bangunan mengunakan
pipa flexible jenis PVC.
117
Gambar 66. Pekerjaan pemasangan pipa instalasi listrik
Sumber : dokumentasi praktek profesi
Saklar type standard warna putih, jenis pasangan surface mounted. Dalam supply
sakelar harus lengkap dengan box tempat duduknya dari bahan metal atau plastik. Kotak-
kotak dan saklar yang akan dipakai adalah type tanam dalam dinding dan dipasang pada
ketinggian 300 mm dari permukaan lantai untuk kotak-kotak dan 1500 mm untuk saklar
yang ada.
118
Pada pemasangan Fitting Lampu yang deikerjakan setelah pengerjaan plafon
selesai. Fitting yang digunakan adalah downlight kotak, fitting yang digunakan fitting
yang sudah memenuhi standar yang sesuai dengan peruntukan gedung bangunan ICU
PICU.
Pengerjaan kotak-kotak dan Saklar
119
Pekerjaan instalasi Fire Alarm
120
Pada pekerjaan ini adalah pemasangan Exhause yang di letakan pada rangka
plafon yang menggunakan rangka besi holo. Fungsi dari exhause adalah sebagai alat
penghisap bau dan asap yang ada pada ruangan yang kemudian dikeluarkan keluar
bangunan.
Pekerjaan pemasangan AC pada ruangan kamar inap
121
Pekerjaan Plumbing dan Sanitary yaitu pemasangan saluran air bersih dan air
kotor yang akan di salurkan keluar dari bangunan, pengerjaan ini dilakukan oleh pekerja
proyek dan di tambah alat-alat yang telah disediakan alat yang di pasang adalah yang
sudah memenuhi standar spesifikasi yang telah di setujui. Sebelum pemasangan pipa,
pipa dibersihkan terlebih dahulu, perpipaan yang digunakan untuk menyambungkan
pipa, harus dilengkapi dengan UNION atau FLANGE.
Pada pengerjaan ini dipasangkang sambungan lengkung, dan menggunakan pipa
yang berasal dari pabrik
122
7. Pembersihan
Pemasangan instalasi air hujan
123
Pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan petunjuk tehnis peralatan yang akan
dipasang yang disesuaikan dengan spesifikasi tehnis yang ada. Dilaksanakan oleh tenaga
yang berpengalaman dan terlatih.
4.2.11 Pekerjaan akhir
Pembersihan tegel yang sudah selesai di pasang, pada pengerjaan ini pekerja proyek
membersihkan sisa cat yang jatuh pada tegel pada saat pengecatan, di bantu dengan alat
yang telah tersedia dilapangan proyek.
124
Pembersihan bagian kusen dari sisa-sisa semen dan cat yang menempel dengan
menggunakan tiner, dan dibantu dengan peralatan yang tersedia sehingga kusen
almunium terlihat bersih seperti semula.
BAB V
KESIMPULAN
Mengingat besarnya tanggung jawab dan peran profesi arsitek, maka tidak cukup
bila mahasiswa arsitektur hanya mendapat materi secara teori, tetapi juga harus
berpengalaman dalam bidangnya secara langsung dilapangan. Maka dari itu kuliah
125
praktek profesi ini di laksanakan. Praktek profesi yang di jalankan selama beberapa bulan
ini adalah praktek
dalam bidang kontraktor pelaksanaan di lapangan, proyek bangunan ICU PICU
yang diperuntukan untuk anak-anak ini yang berlokasi di rumah sakit undata, adalah
milik PT.KILONGAN NUSA KONSTRUKSINDO. Dalam menjalankan kuliah profesi
ini, tidak sedikit hambatan yang dihadapi, seperti terlambatnya pelaksanaan pekerjaan
bangunan dilapangan yang menyebabkan lewatnya jangka waktu proyek yang telah
disepakati. Tetapi semua dapat diatasi, dan proyek dapat selesai sesuai dengan yang telah
direncanakan
SARAN
Dalam melakuka kuliah profesi ini, sebaiknya sebelum turun dan melihat langsung
keadaan lapangan hendaklah kita mengerti apa yang menjadi tugas kita di lapangan,
karena akan sangat rugi bila kita menjalankan kuliah profesi ini tanpa mengetahui apa
yang sebenarnya dikerjakan. Kuliah profesi adalah mata kuliah yang mampu membuat
mahasiswa mengetahui keadaan lapangan bukan hanya mengetahui dari segi teori saja.
Dalam pelaksanaan proyek ini memiliki sedikit kendala pada bagian pengerjaan-
pengerjaan tertentu karena pekerja proyek yang tidak terlalu banyak. Tetapi pemilik
proyek yang ada sangat tegas dan professional dalam bidangnya sehingga pekerjaan yang
banyak tertunda akhirnya bisa terselesaikan dengan baik.
126
127
128
129
PEKERJAAN LIFT
130
131
132
133
PENGECORAN PLAT ATAP BETON
134
135
136
137
138
139
140
141