Anda di halaman 1dari 7

Nama : Maharani Hendrati

Nim : 21030115140139

VISKOSITAS
A. Pengertian
Cairan mempunyai gaya gesek yang lebih besar untuk mengalir daripada gas. Sehingga
cairan mempuyai koefisien viskositas yang lebih besar daripada gas. Viskositas gas bertambah
dengan naiknya temperatur. Koefisien gas pada tekanan tidak terlalu besar, tidak tergantung
tekanan, tetapi untuk cairan naik dengan naiknya tegangan. Viskositas (kekentalan) dapat
diartikan sebagai suatu gesekan di dalam cairan zat cair. Kekentalan itulah maka diperlukan gaya
untuk menggerakkan suatu permukaan untuk melampaui suatu permukaan lainnya, jika
diantaranya ada larutan baik cairan maupun gas mempunyai kekentalan air lebih besar daripada
gas, sehingga zat cair dikatakan lebih kental daripada gas. Koefisien viskositas fluida atau
disingkat sebagai perbandingan tegangan luncur F/A, dengan cepat perubahan tegangan luncur :
B. Dasar Teori Viskositas
Koefisien viskositas secara umum diukur dengan dua metode, yaitu :

1. Viskositas Ostwald

Waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan sejumlah tertentu cairan dicatat dan dihitung dengan
menggunakan hubungan :
Karena P = . g . h maka persamaan di atas dapat ditulis sebagai berikut :
Dimana :
P = tekanan hidrostatik
R = jari-jari kapiler / tabung
T = waktu aliran zat cair sebanyak volume (V) dengan beda tinggi (h)
l = panjang kapiler / tabung
Umumnya koefisien viskositas dihitung dengan membendingkan laju aliran cairan yang
koefisien viskositasnya diketahui.
Hubungan itu adalah :
Dimana : d . t = laju aliran

1. Metode bola jatuh

Metode bola jatuh menyangkut gaya gravitasi yang seimbang dengan gerakan aliran pekat dan
hubungannya adalah :
Dimana :
b = bola jatuh atau manik-manik
g = konstanta gravitasi
Pada persamaan di atas bila digunakan perbandingan maka akan didapatkan :
dicatat dengan stopwatch. Percobaan diulangi lagi dengan cairan pembanding setelah
dibersihkan. Dengan ini ditentukan t1 dan t2.
Viskositas suatu cairan murni merupakan indeks hambatan air cairan atau larutan. Viskositas
dapat diukur dengan menggunakan tabung Cannon Fenske, yaitu dengan menghitung waktu alir
zat cair di dalam tabung Cannon Fenske. Cara ini juga untuk menghitung jari-jari molekul.
Caranya yaitu setelah didapatkan waktu alir zat cair maka akan didapatkan viskositas dari zat
cair tersebut. Selanjutnya akan didapat slope (A), akhirnya akan didapatkan jari-jari (r) dengan
menggunakan persamaan :
A = 6,3 x 1021 x r3
Dimana :
A = slope
Persamaan tersebut didapatkan dari persamaan yang telah diturunkan oleh Einstein.
Aliran cairan viskositas dapat dikelompokkan menjadi dua tipe, yaitu :

1. Aliran laminer atau aliran kental

Menggambarkan laju aliran kecil melalui sebuah pipa dengan garis tengah kecil.

2. Aliran turbulen

Menggambarkan laju aliran yang besar melalui pipa dengan diameter yang lebih besar.
Dengan kata lain pembagian ini ialah pertama bagian air yang mengalir seakan-akan
mengikuti suatu garis tak putus, bik lurus maupun melengkung. Ada bagian-bagian yang
alirannya berputar-putar dengan putaran yang tidak jelas ujung dan pangkalnya. Aliran yang
mengikuti suatu garis (lurus ataupun melengkung) yang jelas ujung dan pangkalnya disebut
aliran garis arus atau dalam bahasa Inggris disebut aliran Streamline. Secara lebih cermat
dikatakan bahwa aliran garis arus adalah aliran yang tiap partikel yang melalui suatu titik
mengikuti suatu garis yang sama seperti partikel-partikel lain melalui titik itu. Selain itu, pada
aliran garis arus arah gerak partikel-partikel itu sama dengan arah aliran secara keseluruhan.
Garis yang dilalui oleh partikel-partikel itu pada aliran seperti ini disebut garis arus.
Berbeda dengan aliran garis arus, ada aliran yang disebut aliran turbulent. Aliran
turbulent ditandai oleh adanya aliran berputar. Ada partikel-partikel yang arah geraknya berbeda,
bahkan berlawanan dengan arah gerak keseluruhan fluida. Jika aliran turbulent maka akan
terdapat pusaran-pusaran dalam gerakannya dan lintasan partikel-partikelnya senantiasa berubah.
Aliran turbulent menggambarkan laju aliran yang beasar melqlui pipa dengan diameter yang
lebih besar.
Sifat dari fluida sejati adalah kompersibel, artinya volume dan massa jenisnya akan
berubah bila diberikan tekanan. Selain itu juga fluida sejati mempunyai viskositas yaitu gesekan
di dalam fluida sedangkan dalam anggapan fluida ideal semua sifat-sifat ini diabaikan.
Viskositas di dalam zat cair disebabkan oleh gaya kohesi antar molekul dan di dalam gas
disebabkan oleh pelanggaran-pelanggaran antar molekul yang bergerak dengan cepat. Terutama
dalam arus turbulent, viskositas ini naik dengan cepat sekali hamper berbanding lurus dengan
pangkat tiga kecepatannya. Makin besar kecepatannya, makin besar viskositasnya.
Viskositas zat cair lebih besar daripada gas. Viskositas gas sedemikian kecilnya sehingga
sering diabaikan. Viskositas fluida bergantung kepada suhunya. Viskositas ini pada umumnya
yaitu zat cair, yang umumnya berkurang jika suhunya naik. Tetapi sebaliknya viskositas gas lebih
besar jika suhunya naik.
Lapisan-lapisan gas atau zat cair yang mengalir saling berdesakan. Karena itu terdapat
gaya gesek yang bersifat menahan aliran yang besarnya tergantung dari kekentalan zat cair
tersebut.
Pengukuran viskositas merupakan cara termudah dalam menentukan berat molekul dan jari-jari
molekul. Diantaranya, yaitu untuk menentukan viskositas dapat digunakan :

1. Viskometer Oswald

Digunakan untuk menentukan viskositas dari suatu cairan dengan menggunakan air sebagai
pembandingnya. Caranya yaitu dengan membandingkan waktu alir dan berat jenis cairan yang
akan ditentukan dengan berat jenis cairan dan waktu alir. Hubungan antara viskosits dan suhu
pertama kali ditemukan oleh Carransicle pada tahun 1913.
Pada viskositas Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah cairan
tertentu mengaliri pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh gaya beratnya sendiri.
Pengukuran viskositas merupakan cara termudah dan termurah dalam menentukan berat molekul
makro. Pengukuran viskositas mempunyai beberapa bentuk diantaranya adalah :

1. Viskositas spesifik

2. Viskositas reduksi

3. Viskositas intrinsik

C. Hukum Stokes
Benda bulat dengan radius r dan rapat adalah d yang jatuh karena gaya gravitasi melalui
fluida dengan rapat dm akan dipengaruhi gaya sebagai berikut :
f1 = 4/3 r3 ( d dm ) g
Benda yang jatuh mempunyai kecepatqan yang makin lama makin besar tetapi dalam
medium ada gaya gesek yang makin besar bila kecepatan benda jatuh makin besar. Pada saat
kesetimbangan, besarnya kecepatan benda jatuh adalah tetap (v konstan). Menurut George
Stokes, untuk benda bulat tersebut besarnya gaya gesek pada saat kesetimbangan adalah :
f2 = 6 r V
f1 = f2
4/3 r3 ( d dm ) g = 6 r V
Rumus ini berlaku bila jari-jari benda yang jatuh relative besar bila dibandingkan dengan jarak
antara molekul-molekul fluida.
Rumus Stokes inilah yang merupakan dasar viskositas atau viscometer bola jatuh. Viscometer ini
tersiri dari gelas silinder dengan cairan yang akan diteliti dan dimasukkan dalam thermostat.
Bola baja dengan rapat d dan diameter r dijatuhkan ke dalam tabung dan waktu yang diperlukan
untuk jatuh di antara dua tanda a dan b dicatat dengan stopwatch.
D. Pengaruh Temperatur Terhadap Viskositas
Viscositas merupakan besaran yang harganya tergantung terhadap temperatur. Pada kebanyakan
fluida cair, bila temperatur naik viscositas akan turun, dan sebaliknya bila temperatur turun maka
viscositas akan naik. Pada
TEGANGAN MUKA
Permukaan zat cair mempunyai sifat ingin merenggang, sehingga permukaannya seolah-
olah ditutupi oleh suatu lapisan yang elastis. Hal ini disebabkan adanya gaya tarik-menarik antar
partikel sejenis didalam zat cair sampai ke permukaan. Di dalam cairan, tiap molekul ditarik oleh
molekul lain yang sejenis di dekatnya dengan gaya yang sama ke segala arah. Akibatnya tidak
terdapat sisa (resultan) gaya yang bekerja pada masing-masing molekul. Adanya gaya atau
tarikan kebawah menyebabkan permukaan cairan berkontraksi dan berada dalam keadaan
tegang. tegangan ini disebut dengan tegangan permukaan. Tegangan permukaan bervariasi antara
berbagai cairan. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi dan merupakan agen pembasah
yang buruk karena air membentuk droplet, misalnya tetesan air hujan pada kaca depan mobil.
Permukaan air membentuk suatu lapisan yang cukup kuat sehingga beberapa serangga dapat
berjalan diatasnya
Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang,
sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya
kohesi antara molekul air. Pada zat cair yang adesi berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih
kecil dari pada gaya adesinya dan pada zat yang non-adesi berlaku sebaliknya. Salah satu model
peralatan yang sering digunakan untuk mengukur tegangan permukaan zat cair adalah pipa
kapiler. Salah satu besaran yang berlaku pada sebuah pipa kapiler adalah sudut kontak, yaitu
sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat dengan dinding. Sudut kontak ini timbul
akibat gaya tarik-menarik antara zat yang sama (gaya kohesi) dan gaya tarik-menarik antara
molekul zat yang berbeda (adesi) .
Ada beberapa metode dalam melakukan tegangan permukaan :
- Metode kenaikan kapiler
Tegangan permukaan diukur dengan melihat ketinggian air/ cairan yang naik melalui
suatu kapiler. Metode kenaikan kapiler hanya dapat digunakan untuk mengukur tegangan
permukaan tidak bisa untuk mengukur tegangan permukaan tidak bisa untuk mengukur tegangan
antar muka.
- Metode tersiometer Du-Nouy
Metode cincin Du-Nouy bisa digunakan untuk mengukur tegangan permukaan ataupun
tegangan antar muka. Prinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu
cincin platina iridium yang diperlukan sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan
antar muka dari cairan tersebut (Atfins, 1994).
Menurunnya tegangan permukaan larutan gliserol menurun secara linear dengan
meningkatnya temperatur. Hal ini disebabkan karena larutan gliserol merupakan campuran antara
gliserol dengan akuades pada rasio v/v 1 : 2, dimana berdasarkan literatur diketahui bahwa
tegangan permukaan dari akuades lebih besar daripada tegangan permukaaan gliserol. Apabila
larutan gliserol mengalami peningkatan temperatur dengan jalan pemanasan, maka dapat akan
terjadi penurunan konsentrasi akuades dalam larutan gliserol karena kemungkinan mengalami
penguapan, dimana hal tersebut akan menurunkan tegangan permukaan larutan gliserol secara
keseluruhan .
Surfaktan berbahan baku oleokimia memiliki beberapa keunggulan, diantaranya bersifat
terbarukan (renewable resources) dan secara alami mudah terdegradasi. Surfaktan ini dapat
dibuat dengan mengunakan bahan baku minyak kelapa murni dan melalui proses sebagai berikut:
reaksi transesterifikasi untuk mengkonversi minyak menjadi metil ester; pemisahan metil laurat
dari metil ester; reaksi hidrogenasi metil laurat menggunakan katalis Ni; reaksi sulfatasi dengan
menambahkan H2SO4; serta netralisasi dengan NaOH. Molekul-molekul pada permukaan cairan
mempunyai sifat khusus yang tidak dimiliki oleh sebagian dasar molekul-molekul dalam cairan.
Salah satu sifat khusus ini adalah tegangan permukaan. Apabila jarum diletakkan secara hati-hati
di atas permukaan jarum akan terapung, padahal jelas berat jenis jarum lebih besar daripada berat
jenis air, sehingga diharapkan jarum akan tenggelam. Terapungnya jarum disebabkan permukaan
air seolah-olah diliputi oleh selaput tipis yang berhubungan dengan tegangan permukaan adalah
terbentuknya miniskus apabila dimasukkan cairan ke dalam tabung reaksi. Air yang membasahi
dinding kapiler dan akan naik sehingga lebih tinggi daripada permukaan air sekitarnya. Spons
yang dapat menyerap air ataupun air yang dapat meresap ke dalam tanah merupakan beberapa
contoh yang menunjukkan bahwa tegangan permukaan memang ada.
Tegangan permukaan sebuah campuran zat cair fungsi sederhana permukaan komponen
murni karena komposisi permukaan pada campuran tidak sama dengan komposisi pada cairnya.
Dalam situasi begini, kita hanya mengetahui komposisi badan cair. Pada umunya oleh karena
fase afinitas ditingkatkan dengan gaya tekanan antara dua fase yang berbeda (gaya adhesi)
menjadi lebih besar dibandingkan gaya atraksi dua molekul yang sama (gaya kohesi).jika gaya
adhesi menjadi lebih besar, missel akan terbentuk dan tegangan permukaan akan menghilang.
Pembahasan ini hanya berfokus pada system yang dibatasi oleh fase afinitas, dimana sebuah
tegangan permukaan tetap ada.
Cara-cara penentuan tegangan antarmuka adalah:
1. Metode kenaikan kapiler yang didasarkan pada young laplace
Jika suatu cairan membasahi dinding suatu kapiler, permukaan cairan terssebut membentuk
cekung dan terdapat perbedaan tegangan antarmuka. Perbedaan ini menyebabkan cairan dalam
kapiler naik. Persamaan young laplace dapat juga digunakan untuk menentukan tegangan
permukaan berdasarkan jari-jari lengkungan.
2. Metode berat tetes
Metode ini didasarkan pada kenyataan bahwa berat tetesan yang jatuh dari suatu pipa berjari-jari
dan bergantung pada tegangan permukaan cairan tersebut. Metode ini membutuhkan factor
koreksi karena hanya sebagiantetesan tersebut yang mencapai ukuran ketidakstabilan untuk jatuh
yaitu suatu keseimbangan yang tetap menempel pada ujung kapiler.
3. Metode lempeng wilhelmy
Yaitu suatu metode atau pengukuran langsung dari gaya yang dikenakan pada selembar lempeng
platina yang terdapat pada antarmuka. Metode lempeng wilhelmy relative sederhana dan
memberikan hasil yang teliti, metode ini baik untuk mempelajari umur permukaan dan biasanya
metode ini digunakan untuk mengukur tegangan permukaan selama eksperimen keseimbangan
lapisan tetapi metode ini tidak dapat digunakan untuk mengukur tegangan antarmuka.
4. Metode pelepasan
Merupakan metode yang paling luas digunakan untuk menentukan tegangan permukaan dan
tegangan antar muka dalam farmasi. Metode ini tergantung pada pengukuran gaya yang
diperlukan untuk melepaskan suatu cincin kawat dari permukaan cairan.
5. Metode kenaikan kapiler
Bila suatu tabung kapiler diletakkan dalam cairan disebuah beker (gelas piala), biasanya cairan
tersebut naik kedaam pipa sampai ketinggian tertentu. Hal ini disebabkan karena kekuatan adhesi
antara molekul-molekul cairan dan dinding kapiler lebih besar dari pada kohesi antara molekul-
molekul cairan itu membasahi dinding kapiler, menyebar dan meninggi dalam pipa, namun
dengan menggunakan metode kenaikan kapiler tidak dapat memperoleh tegangan antarmuka.
6. Tensiometer dunouy
Prinsip dari alat ersebut tergantung pada kenyataan bahwa gaya yang diperlukan untuk
melepaskan suatu cincin platina-iridium yang dicelupkan pada permukaan antarmuka adalah
sebanding dengan tegangan permukaan dan tegangan antamuka.

Anda mungkin juga menyukai