Anda di halaman 1dari 3

Fabrication and operation of a 1 kW class anode-supported flat tubular SOFC stack

1. Introduction
SOFC adalah teknologi yang menjanjikan untuk pembangkitan daya listrik. SOFC
mengubah energy kimia dari gas bahan bakar menjadi energy listrik, dengan demkian dapat
didapatkan efisiensi potensial listrik yang tinggi. Ada dua konfigurasi utama SOFC menurut
geometrinya : tubular dan planar. Performa dari SOFC planar secara teori lebih tinggi dari
tubular, karena pengurangan in-plane ohmic resistance. Namun disisi lain, konfigurasi tubular
dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan cracking, thermo-cycling, start-up time dan
sealing.
Potongan melintang dari flat tubular SOFC seperti tabung yang dipipihkan. 3 ribs dapat
dibuat di dalam bagian anoda, dan luasan aliran bahan bakar dibagi menjadi empat ruang. Tiap
ruang memiliki introducing tube untuk bahan bakar sendiri-sendiri. Ribs bersifat konduktif
terhadap electron dan dapat dijadikan sebagai shortcut untuk inlasan electron bagian dalam,
sehingga electron dapat bergerak tidak hanya melingkar seperti pada tubular SOFC tetapi juga
dapat melalui ribs konduktif ini. Hal ini dapat mengurangi cell resistance dan juga meningkatkan
cell power density.

2. Experimental
Flat tubular anode support bermanfaat sebagai elektroda bahan bakar. Komponen cell
lainnya dibuat dengan lapisan tipis dan dipasangkan pada anoda. 40 vol.% bubuk anoda Ni/YSZ
disiapkan dengan mencampurkan YSZ dan bubuk nikel oksida. Bubuk anoda dan karbon aktif
sebagai pore former ditimbang dan dicampur dalam ethanol dengan ball milling selama dua
minggu dan kemudian dikeringkan. Organic binder dan 25 wt.% air sulingan ditambahkan pada
bubuk kering tersebut, dan kemudian campuran tersebut diekstrusi membentuk flat tube. Flat
tube tersebut dikeringkan dalam tungku microwave 120 oC selama 12 jam, dan kemudian
dilakukan pre-sintered pada suhu 1100oC. Lapisan elektrolit YSZ dilapisi pada pre-sintered
anode tube dengan menggunakan metode vacuum slurry dip-coating untuk membentuk lapisan
yang tipis dan bebas retakan, yang mana kemudian dipanaskan kembali pada suhu 1400 oC.
ketebalan lapisan elektrolit ini urang lebih 7 mikrometer. Material katoda (La0.85Sr0.15)0.9MnO3
(LSM) dan La0.6Sr0.4Co0.2Fe0.8O3 (LSCF) disintesis dengan bubuk reaksi padat dengan berat yang
sesuai dengan ukuran yang ditentukan dan dicapurkan dalam ethanol dengan ball milling selama
10 hari. Bubuk sintesis kemudian dikalsinasi pada suhu 1000oC selama 5 jam. Katoda berlapis
yang terdiri dari LSM/YSZ komposit, LSM, dan LSCF, dan dilapisi ke dalam co-sintered flat
tube dengan metode slurry dip-coating, dan disinterring pada suhu 1200oC selama 5 jam.
Ribs yang berada didalam tube, diharapkan dapan meningkatkan kekuatan mekanis dan
juga konduktivitas elektris dari anode tube. Flat tubular cell tersebut kemudian dibrazing
menggunakan metal cap dengan proses induction brazing. Metal cap penting untuk lintasan
aliran bahan bakar dan untuk anode current collector. Dua flat tube cell yang telah dibrazing
dihubungkan secara parallel dan disebut satu unit bundle. Untuk satu bundle, dua brazing anode-
supported flat tubular cell dihubungkan dengan menggunakan flexible metal tube. Setiap unit
bundle dihubugnkan kembali secara seri enggunakan unique metal jig yang dipasang pada sisi
atas. Dengan konsep yang sama 1kW SOFC didesain dan dibuat dengan 30 unit bundle yang
dihubungkan. Luasan aktif dari flat tubular cell adalah 90 cm2. Ruang bahan bakar dan udara
didesain dengan menggunakan teknik simulasi dan diciptakan untuk menyuplai bahan bakar dan
gas udara secara seragam. 3% humified hydrogen sebagai bahan bakar disuplai melalui fuel
manifold yang dihubungkan dengan brazing caps.
3. Results and discussion
Gambar 3 menunjukkan performa dari general tubular SOFC single cell dan flat tubular
SOFC singe cell yang bekerja pada suhu 750 oC dengan hydrogen dan udara. Sebagai
perbandingan pada kurva I-V menunjukkan bahwa performa flat tubular single cell pada 0.7V
meningkat dari 0.21 menjadi 0.39 W/cm2. Hal ini karena penggunakan metode efficient anode
current collecting dan 3 anode ribs.
Gambar 4 menunjukan ketahanan dari anode-supported flat tubular SOFC cell. OCV dari
flat tubular cell ditunjukkan stabil. Untuk mengecek ketahanan dari flat tubular SOFC dilakukan
operasi dengan pembebanan 190 dan 290 mA cm-2. Selama operasi pertama pada 190 mA cm-2,
Antara 20 dan 210 jam, cell voltages secara menerus meningkat.
Gambar 7 menunjukkan OCV setiap unit bundle sebelum dan sesudah 3 vol.%
humidification. Sebelum humidification pada sisi anode, OCV menunjukkan ketidak stabilan
pada rentang 1.095 1.145 V. setelah dilakukan himidification distribusi rata-rata tegangan stabil
pada 1.08V.
Gambar 8 menunjukkan performa pada flat tubular SOFC stack dan performa dari setiap 5
SOFC unit bundle pada suhu 750oC. selama proses, laju aliran bahan bakar dan udara 30 SLPM
dan 110 SLPM. SOFC stack menunjukkan maksimum daya kurang lebih 921 W pada suhu
750oC.
4. Kesimpulan
SOFC stack diciptakan untuk memaksimalkan desain desain dari single flat tubular cell,
current collecting method, brazing method dan design of the manifold. SOFC stack menunjukkan
daya maksimal mendekat 921 W pada 750 oC enggunakan H2. Hal ini menunjukkan flat tubular
SOFC stack memiliki thermo-mechanical properties yang bagus.

Anda mungkin juga menyukai