OLEH :
UNIVERSITAS RIAU
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Makalah
Pendidikan Lingkungan ini sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Tak
lupa pula, penulis kirimkan salam dan salawat kepada junjungan kita semua,
Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, dan seluruh sahabatnya.
Makalah Pendidikan Lingkungan yang penulis susun ini berjudul Alih Fungsi
Lahan Hutan Menjadi Perkebunan Kelapa Sawit di Kecamatan Lirik Kabupaten
INHU, Riau. Makalah ini hadir untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Lingkungan dari dosen pengampu mata kuliah yaitu Bapak Drs. Nursal, M.Si.
Banyak pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini.
Olehnya itu, penulis ucapkan banyak terimakasih. Penulis menyadari, bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, olehnya itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian.
Desember 2016
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR . 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
BAB II PEMBAHASAN. 6
Lirik 8
Lirik. 10
Lirik. 12
3.1 Kesimpulan. 13
3.2 Saran 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
Alih fungsi lahan hutan atau lazimnya disebut sebagai konversi lahan
hutan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan hutan dari
fungsinya semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi lain yang membawa
dampak negatif terhadap lingkungan dan potensi lahan hutan itu sendiri. Alih
fungsi lahan hutan juga dapat diartikan sebagai perubahan untuk penggunaan lain
disebabkan oleh faktor-faktor yang secara garis besar meliputi keperluan untuk
memenuhi kebutuhan penduduk yang makin bertambah jumlahnya dan
meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik. Alih fungsi lahan
hutan biasanya terkait dengan proses perkembangan wilayah, bahkan dapat
dikatakan bahwa alih fungsi lahan hutan merupakan konsekuensi dari
perkembangan wilayah. Sebagian besar alih fungsi lahan hutan yang terjadi,
menunjukkan adanya ketimpangan dalam penguasaan lahan hutan yang lebih
didominasi oleh pihak kapitalis dengan mengantongi izin membuat perkebunan
yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Salah satu alih fungsi lahan hutan adalah menjadi perkebunan kelapa
sawit. Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) naik dua kali lipat
antara tahun 2000 dan awal 2008 serta adanya prospek meningkatnya pasar CPO
untuk bahan bakar nabati (BBN) atau agrofuel membuat tanaman kelapa sawit
menjadi tanaman yang sangat populer dikalangan masyarakat.
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari alih fungsi lahan hutan dan perkebunan kelapa sawit ?
2. Apa penyebab alih fungsi lahan hutan menjadi perkebunan sawit di
Kecamatan Lirik ?
3. Apa dampak yang di timbulkan dari alih fungsi lahan hutan menjadi
perkebunan sawit di Kecamatan Lirik?
4. Bagaimana cara mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh alih fungsi
lahan hutan menjadi perkebunan sawit di Kecamatan Lirik?
5
BAB II
PEMBAHASAN
Alih fungsi lahan hutan juga biasa disebut dengan konversi lahan hutan.
Alih fungsi lahan hutan atau konversi lahan hutan merupakan kegiatan yang
berkaitan tentang kegiatan di dalam sektor pertanian. Alih fungsi lahan hutan
adalah dirubahnya fungsi lahan hutan yang telah di rencanakan baik itu sebagian
maupun seluruh kawasan lahan hutan dari fungsi semula menjadi fungsi yang lain
dan biasanya di alih fungsikan ke sektor pembangunan. Alih fungsi lahan hutan
juga dapat diartikan sebagai berubahnya guna lahan hutan awal yang telah dialih
fungsikan ke guna lahan hutan lain yang telah di rencanakan oleh pihak pihak
tertentu yang bersangkutan dengan pengalih fungsian lahan hutan tersebut.
Dalam UU No. 41 tahun 1999 pasal 19, istilah alih fungsi dikenal sebagai
perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan :
6
Lirik merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau,
Indonesia. Secara umum keadaan topografinya adalah berupa dataran meskipun
ada beberapa daerah yang berbukit-bukit, dengan ketinggian 6 meter dari
permukaan laut. Dengan Batas Kecamatan Lirik Sebelah Utara langsung dengan
Kabupaten Pelalawan (Desa Ukui) Sebelah Selatan dengan Kecamatan Pasir
Penyu (Air Molek) Sebelah Timur dengan Kecamatan Lirik, dan Sebelah Barat
dengan Kecamatan Lubuk Batu Jaya.
7
kepentingan pekerjaan dinas, maupun dalam melayani anggota keluarga karyawan
perusahan minyak yang ada di Lirik.
2.3 Penyebab Terjadinya Alih Fungsi Lahan Hutan menjadi Perkebunan Sawit di
Kecamatan Lirik
Adapun beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan hutan.
Faktor faktor penting yang menyebabkan alih fungsi lahan tersebut antara lain :
Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan hutan
menjadi perkebunan adalah harga minyak sawit dunia. Harga minya sawit yang
menggiurkan membuat masyarakat berbondong-bondong melakukan pembukaan
hutan untuk di jadikan sebagai perkebunan kelapa sawit.
sebagai petani karet dan sayuran seperti bayam, kangkung, singkong, jagung,
dan lain sebagainya. Namun dengan turunnya harga karet dan sulitnya perawatan
tanaman palawija membuat masyarakat Kecamatan Lirik beralih untuk membuat
perkebunan kelapa sawit.
8
Kurangnya pengetahuan mengenai dampak alih fungsi lahan hutan dan
kurangnya sosialisasi pemerintah mengenai dampak yang di timbulkan merupakan
salah satu faktor yang juga menyebabkan masih tingginya animo masyarakat
Kecamatan Lirik untuk membuka hutan untuk membuat perkebunan kelapa sawit.
9
2.4 Dampak Alih Fungsi Lahan Hutan menjadi Perkebunan Kelapa Sawit di
Kecamatan Lirik.
Hutan yang di buka untuk di jadikan sebagai perkebunan kelapa sawit membuat
hilangnya sumber oksigen bagi manusia. Kerusakan hutan di Kabupaten Indragiri
Hulu, Riau, kian parah akibat alih fungsi hutan menjadi lahan perkebunan serta
kegiatan penebangan ilegal, kata Humas Dana Suaka Marga Satwa untuk Alam
(World Wide Fund for Nature/WWF) Syamsidar. Dari 57 ribu hektare areal hutan
di wilayah itu, khususnya di areal Bukit Betabuh, hanya 25 ribu hektare yang
masih tersisa, hal itu akibat alih fungsi lahan, sementara upaya menghentikan
aktivitas tersebut belum optimal.
10
4. Polusi udara akibat membuka hutan dengan membakar lahan
6. Kerusakan Lahan
Salah satu Pabrik pengolahan sawit yanga ada di Kecamatan Lirik adalah
milik PT Tunggal Perkasa Plantations terletak di Desa Sungai Sagu Kecamatan
Lirik. Pabrik pengolahan Crude Plam Oil (CPO) dan kernel di Desa Sungai Sagu
memiliki kapasitas olah 60 ton/jam. Pabrik sawit mengolah sawit menjadi minyak
Sawit mentah dan inti sawit (kernel) . Dalam proses pengolahan tersebut
menimbulkan pencemaran udara berupa asap yang di timbulkan.
Selain itu, limbah sisa pengolahan kelapa sawit yang berbau busuk yang tidak
tertampung lagi di kolam penampungan limbah dialirkan ke sungai kecil di sekitar
pabrik. Hal ini menyebabkan pencemaran air sungai sehingga tidak dapat di
gunakan lagi. PT TPP pernah mengalirkan limbahnya ke anak sungai sekitar
pabrik, hal ini memicu kemarahan masyarakat Kecamatan Lirik khususnya di
desa-desa yang berbatasan langsung dengan pabrik sawit milik PT TPP. Akhirnya
setelah mendapat teguran dari masyarakat sekitar dan pihak berwajib PT TPP
11
tidak lagi mengalirkan limbahnya ke anak sungai atau mengolah limbah tersebut
sebelum di buang.
2.5 Solusi Alih Fungsi Lahan Hutan Menjadi Perkebunan Sawit di Kecamatan
Lirik
Alih fungsi lahan menjadi perkebunan kelapa sawit yang terjadi di Kecamatan
Lirik sudah cukup mengkhawatirkan, karena banyak dampak yang di hasilkan dari
alih fungsi lahan tersebut. Berikut adalah solusi dari alih fungsi hutan menjadi
perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Lirik, yaitu :
Terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke perkebunan yang dilakukan para petani
sebenarnya bisa dimaklumi, selain karena kondisi lebih menguntungkan juga
dikarenakan kondisi lahan lahan yang ada kurang cocok untuk lahan pertanian.
12
2. Memberikan Penyuluhan
3. Melakukan Pelarangan
Larangan alih fungsi lahan menjadi lahan perkebunan dan sebagainya telah
dikeluarkan oleh pemerintah. Melalui Undang-undang (UU) 41 tahun 2009,
pemerintah telah mengeluarakan aturan, setiap pelaku baik petani, pejabat maupun
badan usaha melakukan alih fungsi lahan akan dikenakan hukuman pidana dan
denda sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pemerintah baik pusat maupun daerah harus bekerja ekstra keras untuk
menegakkan peraturan tentang alih fungsi lahan dan menjerat para pelakunya.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Alih fungsi lahan hutan juga biasa disebut dengan konversi lahan hutan. Alih
fungsi lahan hutan atau konversi lahan hutan merupakan kegiatan yang berkaitan
tentang kegiatan di dalam sektor pertanian. Alih fungsi lahan hutan adalah
dirubahnya fungsi lahan hutan yang telah di rencanakan baik itu sebagian maupun
seluruh kawasan lahan hutan dari fungsi semula menjadi fungsi yang lain dan
biasanya di alih fungsikan ke sektor pembangunan. Alih fungsi lahan hutan juga
dapat diartikan sebagai berubahnya guna lahan hutan awal yang telah dialih
fungsikan ke guna lahan hutan lain yang telah di rencanakan oleh pihak pihak
tertentu yang bersangkutan dengan pengalih fungsian lahan hutan tersebut.
3.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Oksana, dkk. 2012. Pengaruh Alih Fungsi Lahan Hutan Menjadi Perkebunan
Kelapa Sawit TerhadapSifat Kimia Tanah. Jurnal Agroteknologi, Vol. 3 No. 1.
http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/agroteknologi/article/viewFile/92/82
(Diakses pada 24 Desember 2016 pukul 12.32)
Anung Hanindito. Gregorius, dkk. 2014. Analisis Alih Fungsi Hutan Menjadi
Lahan Perkebunan Melalui Data Citra Satelit Landsat Dengan Metode Supervisi
Classification. http://ris.uksw.edu/download/jurnal/kode/J01248 . (Diakses pada
24 Desember 2016 pukul 12.47)
Ramli. 2015. Analisis Alih Fungsi Lahan Padi Menjadi Lahan Sawit Di Desa
Kemuning Muda Kecamatan Bunga Raya Kabupaten Siak. Jom FISIP. Vol. 2 No.
2. http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=336811&val=6444&title=ANALISIS%20ALIH%20FUNGSI%20LAHAN
%20PADI%20MENJADI%20LAHAN%20SAWIT%20DI%20DESA
%20KEMUNING%20MUDA%20KECAMATAN%20BUNGA%20RAYA
%20KABUPATEN%20SIAK . (Diakses pada 24 Desenber 2016 pukul 12.55)
Pahan, I. 2008. Panduan Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta.
15