Anda di halaman 1dari 15

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH PENDIDIKAN LINGKUNGAN

ALIH FUNGSI LAHAN HUTAN MENJADI PERKEBUNAN


KELAPA SAWIT

DI KECAMATAN LIRIK KABUPATEN INHU, RIAU

OLEH :

Nama : Nur Pitri Rahma


NIM : 1405119866

Dosen Pengampu : Drs. Nursal, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Makalah
Pendidikan Lingkungan ini sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Tak
lupa pula, penulis kirimkan salam dan salawat kepada junjungan kita semua,
Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, dan seluruh sahabatnya.

Makalah Pendidikan Lingkungan yang penulis susun ini berjudul Alih Fungsi
Lahan Hutan Menjadi Perkebunan Kelapa Sawit di Kecamatan Lirik Kabupaten
INHU, Riau. Makalah ini hadir untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Lingkungan dari dosen pengampu mata kuliah yaitu Bapak Drs. Nursal, M.Si.
Banyak pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini.
Olehnya itu, penulis ucapkan banyak terimakasih. Penulis menyadari, bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, olehnya itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian.

Besar harapan penulis, dengan hadirnya makalah ini dapat memberikan


sumbangsih yang berarti demi kemajuan ilmu pengetahuan bangsa.

Desember 2016

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR . 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN 4

1.1 Latar Belakang Masalah.. 4

1.2 Rumusan Masalah 5

1.3 Tujuan Penulisan. 5

BAB II PEMBAHASAN. 6

2.1 Pengertian Alih Fungsi Lahan 6

2.2 Sekilas Tentang Kecamatan Lirik ... 7

2.3 Penyebab Terjadinya Alih Fungsi Lahan

Menjadi Perkebunan Sawit di Kecamatan

Lirik 8

2.4 Dampak Alih Fungsi Lahan

Menjadi Perkebunan Sawit di Kecamatan

Lirik. 10

2.5 Solusi Alih Fungsi Lahan

Menjadi Perkebunan Sawit di Kecamatan

Lirik. 12

BAB III PENUTUP.. 13

3.1 Kesimpulan. 13

3.2 Saran 13

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sumberdaya lahan hutan merupakan sumberdaya alam yang sangat


penting untuk kelangsungan hidup manusia. Salah satu masalah yang sering kita
hadapi dalam pemanfaatan lahan hutan adalah adanya alih fungsi lahan hutan
( konversi ). Hal ini muncul seiring dengan bertambahnya kebutuhan dan
permintaan terhadap lahan hutan.

Alih fungsi lahan hutan atau lazimnya disebut sebagai konversi lahan
hutan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan hutan dari
fungsinya semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi lain yang membawa
dampak negatif terhadap lingkungan dan potensi lahan hutan itu sendiri. Alih
fungsi lahan hutan juga dapat diartikan sebagai perubahan untuk penggunaan lain
disebabkan oleh faktor-faktor yang secara garis besar meliputi keperluan untuk
memenuhi kebutuhan penduduk yang makin bertambah jumlahnya dan
meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik. Alih fungsi lahan
hutan biasanya terkait dengan proses perkembangan wilayah, bahkan dapat
dikatakan bahwa alih fungsi lahan hutan merupakan konsekuensi dari
perkembangan wilayah. Sebagian besar alih fungsi lahan hutan yang terjadi,
menunjukkan adanya ketimpangan dalam penguasaan lahan hutan yang lebih
didominasi oleh pihak kapitalis dengan mengantongi izin membuat perkebunan
yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Salah satu alih fungsi lahan hutan adalah menjadi perkebunan kelapa
sawit. Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) naik dua kali lipat
antara tahun 2000 dan awal 2008 serta adanya prospek meningkatnya pasar CPO
untuk bahan bakar nabati (BBN) atau agrofuel membuat tanaman kelapa sawit
menjadi tanaman yang sangat populer dikalangan masyarakat.

Pertumbuhan perkebunan kelapa sawit yang pesat ternyata membawa


dampak yang negatif bagi lingkungan dan masyarakat sekitarnya.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari alih fungsi lahan hutan dan perkebunan kelapa sawit ?
2. Apa penyebab alih fungsi lahan hutan menjadi perkebunan sawit di
Kecamatan Lirik ?
3. Apa dampak yang di timbulkan dari alih fungsi lahan hutan menjadi
perkebunan sawit di Kecamatan Lirik?
4. Bagaimana cara mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh alih fungsi
lahan hutan menjadi perkebunan sawit di Kecamatan Lirik?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa pengertian dari alih fungsi lahan hutan dan
perkebunan kelapa sawit
2. Untuk mengetahui apa saja penyebab terjadinya alih fungsi lahan hutan di
Kecamatan Lirik.
3. Untuk mengetahui apa saja dampak yang di timbulkan dari alih fungsi
lahan hutan menjadi perkebunan sawit di Kecamatan Lirik.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi dampak yang di timbulkan
oleh alih fungsi lahan hutan di Kecamatan Lirik.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Alih Fungsi Lahan Hutan

Alih fungsi lahan hutan juga biasa disebut dengan konversi lahan hutan.
Alih fungsi lahan hutan atau konversi lahan hutan merupakan kegiatan yang
berkaitan tentang kegiatan di dalam sektor pertanian. Alih fungsi lahan hutan
adalah dirubahnya fungsi lahan hutan yang telah di rencanakan baik itu sebagian
maupun seluruh kawasan lahan hutan dari fungsi semula menjadi fungsi yang lain
dan biasanya di alih fungsikan ke sektor pembangunan. Alih fungsi lahan hutan
juga dapat diartikan sebagai berubahnya guna lahan hutan awal yang telah dialih
fungsikan ke guna lahan hutan lain yang telah di rencanakan oleh pihak pihak
tertentu yang bersangkutan dengan pengalih fungsian lahan hutan tersebut.

Dalam UU No. 41 tahun 1999 pasal 19, istilah alih fungsi dikenal sebagai
perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan :

1. Perubahan peruntukan kawasan hutan, terjadi melalui proses tukar


menukar kawasan hutan dan pelepasan kawasan hutan.
2. Alih fungsi kawasan hutan, yang terjadi melalui perubahan peruntukan
kawasan hutan terfokus untuk mendukung kepentingan di luar kehutanan
(pertanian, perkebunan, transmigrasi, pengembangan wilayah, dan non
kehutanan lainnya). Alih fungsi kawasan hutan dapat pula melalui
perubahan fungsi hutan namun tidak mengurangi luas kawasan hutan,
misalnya untuk yujuan pembangunan kehutanan (konservasi kawasan
hutan alam/tanaman, hutan pendidikan/penelitian dsb).
3. Alih fungsi kawasan hutan yang berimplikasi terhadap berkurangnya luas
kawasan hutan produksi adalah kegiatan pelepasan hutan. Kebijakan di
masa lalu, dalam upaya mendukung pembangunan di luar sektor
kehutanan telah ditetapkan Rencana Penatagunaan dan Pengukuhan Hutan
(RPPH) yang tertuang dalam TGHK (tahun 1980) bahwa kawasan hutan
produksi yang dapat dikonversi dialokasikan sebesar + 30 juta hektar.

2.2 Sekilas Tentang Kecamatan Lirik

6
Lirik merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau,
Indonesia. Secara umum keadaan topografinya adalah berupa dataran meskipun
ada beberapa daerah yang berbukit-bukit, dengan ketinggian 6 meter dari
permukaan laut. Dengan Batas Kecamatan Lirik Sebelah Utara langsung dengan
Kabupaten Pelalawan (Desa Ukui) Sebelah Selatan dengan Kecamatan Pasir
Penyu (Air Molek) Sebelah Timur dengan Kecamatan Lirik, dan Sebelah Barat
dengan Kecamatan Lubuk Batu Jaya.

Jika dulunya Kecamatan Lirik masih menginduk pada Kecamatan Pasir


Penyu (Air Molek), kini Lirik berdiri sendiri karena terdampak oleh kebijakan
pemerintah tentang pemekaran wilayah menjadi Kecamatan Lirik, yang menaungi
beberapa desa dan kelurahan seperti : Desa Banjar Balam, Japura, Lambang Sari
IV, Mekarsari, Pasir Ringgit, Redang Seko, Seko Lubuk Tigo, Sidomulyo,
Sukajadi, Sungai Sagu, Wonosari, Pasir Sialang Jaya, Kelurahan Gudang Batu,
Lambang Sari I, II, III dan Pasar, Lambang Sari V, Lirik Area, dan Rejosari
(Sumber : Lirik in Figure, BPS Kab. Indragiri Hulu, 2014)

Lirik, merupakan dataran sedang yang berbatasan dengan kawasan Bukit


Macan belantara Seko Lubuk Tigo. Lirik dikenal karena menjadi wilayah di
Indonesia, yang sengaja dibuka untuk merintis kegiatan awal eksplorasi
pertambangan minyak dan gas bumi oleh salah satu perusahaan eksplorasi minyak
asing sekitar tahun 1950-an. Dulu hanya merupakan kawasan kecil yang banyak
terdapat titik minyak bumi. Seiring berjalannya waktu, masyarakat di wilayah
sekitarnya, seperti Air Molek, Kota Rengat, Belilas, Sorek dll menganggap bahwa
Lirik merupakan daerah tempat tinggal bagi keluarga orang-orang berpunya.
Dulunya, kebutuhan umum seperti Listrik, Air dan Telpon disediakan gratis bagi
keluarga pegawai/karyawan perusahaan minyak. Fasilitas umum seperti : bioskop,
kolam renang, lapangan tennis, golf-yard, panggung pertunjukan, rumah sakit,
bumi perkemahan, pemadam kebakaran, landasan helycopter disediakan dan
dibangun untuk mensupport kegiatan perusahaan minyak tersebut. Diakhir pekan,
LRC (sekarang Dang Patra) dan Isdoli, menjadi sentra kegiatan hiburan dan
olahraga di Lirik. Ada juga fasilitas bandara Japura, yang digunakan untuk

7
kepentingan pekerjaan dinas, maupun dalam melayani anggota keluarga karyawan
perusahan minyak yang ada di Lirik.

Namun seiring dengan semakin menipisnya persedian minyak bumi di


Lirik, maka perusahan minyak yang berada di Lirik menutup cabangnya di Lirik
yang tertinggal sekarang hanyalah PT Pertamina.

Perusahaan yang semakin besar geliatnya sekarang di Lirik adalah


Perusahaan Perkebunan Sawit. Hal ini juga memicu masyarakat di Lirik
berlomba-lomba membuka hutan untuk di jadikan perkebunan Kelapa Sawit.

2.3 Penyebab Terjadinya Alih Fungsi Lahan Hutan menjadi Perkebunan Sawit di
Kecamatan Lirik

Adapun beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan hutan.
Faktor faktor penting yang menyebabkan alih fungsi lahan tersebut antara lain :

1. Harga Minyak Sawit Dunia Yang Menggiurkan

Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan hutan
menjadi perkebunan adalah harga minyak sawit dunia. Harga minya sawit yang
menggiurkan membuat masyarakat berbondong-bondong melakukan pembukaan
hutan untuk di jadikan sebagai perkebunan kelapa sawit.

2. Ekonomi Masyarakat Kecamatan Lirik

Sebelum mengenal sektor perkebunan sawit, sebagian besar masyarakat


Kecamatan Lirik berprofesi

sebagai petani karet dan sayuran seperti bayam, kangkung, singkong, jagung,
dan lain sebagainya. Namun dengan turunnya harga karet dan sulitnya perawatan
tanaman palawija membuat masyarakat Kecamatan Lirik beralih untuk membuat
perkebunan kelapa sawit.

3. Kurangnya Pengetahuan Mengenai Dampak Alih Fungsi Lahan Hutan

8
Kurangnya pengetahuan mengenai dampak alih fungsi lahan hutan dan
kurangnya sosialisasi pemerintah mengenai dampak yang di timbulkan merupakan
salah satu faktor yang juga menyebabkan masih tingginya animo masyarakat
Kecamatan Lirik untuk membuka hutan untuk membuat perkebunan kelapa sawit.

4. Adanya perusahaan yang bergerak pada sektor perkebunan sawit di


Kecamatan Lirik

Adanya perusahaan yan bergerak di sektor perkebunan sawit merupakan salah


satu faktor terbesar penyumbang terjadinya alih fungsi lahan hutan di Kecamatan
Lirik. Alih fungsi lahan menjadi perkebunan kelapa kelapa sawit dalam skala yang
besar salah satunya di lakukan oleh PT Tunggal Perkasa Plantations.

Secara geografis PT Tunggal Perkasa Plantations berada antara 02212 -


01236 Lintang Selatan dan antara 102936 - 1021948 Bujur Timur. PT
TPP terletak di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Lirik dan Kecamatan Pasir
Penyu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: sebelah barat berbatasan
dengan Desa Sungai Lala dan Jati Rejo, Kecamatan Sungai Lala; sebelah timur
berbatasan dengan Desa Sungai Sagu, Desa Sungai Karas Desa Japura Kecamatan
Lirik, Desa Kongsi Empat Kecamatan Pasir Penyu; sebelah utara berbatasan
dengan Desa Radang Seko, Desa Banjar Balam Kecamatan Lirik, serta sebelah
selatan yang berbatasan dengan Desa Kembang Harum, Desa Air Molek
Kecamatan Pasir Penyu.

Luas hak guna usaha PT Tunggal Perkasa Plantations adalah 14 935.40 ha


dengan areal tanam seluas 14 153.56 ha yang terbagi atas lima kebun, yaitu Kebun
Sei Sagu 3 234.88 ha, Kebun Sei Meranti 3 029.79 ha, Kebun Sei Lala 3 377.48
ha, Kebun Redang Seko 4 511.46 ha, dan kebun Plasma KKPA (Kredit Koperasi
Primer Anggota) 1 393.02 ha. Peta PT Tunggal Perkasa Plantations dapat dilihat
pada Lampiran 6. PT TPP memiliki pabrik pengolahan crude palm oil (CPO) dan
kernel dengan kapasitas 60 ton/jam.

9
2.4 Dampak Alih Fungsi Lahan Hutan menjadi Perkebunan Kelapa Sawit di
Kecamatan Lirik.

Alih fungsi lahan hutan yang terjadi di Kecamatan Lirik menyebabkan


beberapa dampak bagi lingkungan di sekitar perkebunan sawit antara lain sebagai
berikut :

1. Berkurangnya atau bahkan hilangnya hutan yang merupakan sumber


Oksigen di Kecamatan Lirik

Hutan yang di buka untuk di jadikan sebagai perkebunan kelapa sawit membuat
hilangnya sumber oksigen bagi manusia. Kerusakan hutan di Kabupaten Indragiri
Hulu, Riau, kian parah akibat alih fungsi hutan menjadi lahan perkebunan serta
kegiatan penebangan ilegal, kata Humas Dana Suaka Marga Satwa untuk Alam
(World Wide Fund for Nature/WWF) Syamsidar. Dari 57 ribu hektare areal hutan
di wilayah itu, khususnya di areal Bukit Betabuh, hanya 25 ribu hektare yang
masih tersisa, hal itu akibat alih fungsi lahan, sementara upaya menghentikan
aktivitas tersebut belum optimal.

2. Sedikit demi sedikit keanekaragaman tumbuhan di Kecamatan Lirik


berkurang atau bahkan menghilang

Budidaya kelapa sawit di Kecamatan Lirik dilakukan dengan sistem


monokultur, hal ini menyebabkan keanekaragaman tumbuhan lain sedikit
demi sedikit berkurang bahkan hilang. Dahulunya hutan di daerah Kecamatan
Lirik terdiri atas pohon meranti, pohon jati, tanaman pakis, dan lain
sebagainya. Namun sekarang tanaman yang mendominasi di Kecamatan Lirik
adalah tanaman perkebunan seperti Kelapa sawit.

3. Berkurangnya air tanah dan keringnya anak sungai di Kecamatan Lirik

Kelapa sawit membutuhkan air dalam jumlah sangat banyak mencapai 12


liter/pohon. Hal ini menyebabkan kandungan air tanah berkurang bahkan
membuat anak-anak sungai yang berada di sekitar perkebunan sawit menjadi
kering.

10
4. Polusi udara akibat membuka hutan dengan membakar lahan

Membuka lahan untuk di jadikan perkebunan sawit dengan jalan membakar


hutan menyebabkan polusi udara yang mengganggu pernapasan masyarakat di
Kecamatan Lirik.

5. Masalah pembukaan lahan hutan

Kegiatan pembukaan lahan kelapa sawit yang dilakukan di Kecamatan Lirik


pada umumnya dengan menggunakan metode tebang habis (land clearing)
agar menghemat biaya dan waktu. Akibatnya makhluk hidup yang tinggal di
dalamnya pun menjadi terganggu.

6. Kerusakan Lahan

Proses pertumbuhan Tanaman Sawit di Kecamatan Lirik acap kali dirangsang


memakai pestisida, zat fertilizer, dan bahan kimia lainnya hal ini
menyebabkan lahan menjadi rusak. Akibatnya lahan bekas kelapa sawit hanya
bisa ditumbuhi semak belukar dan bukan tanaman produksi lagi.

7. Pencemaran yang di akibatkan oleh Pabrik Pengolahan Sawit

Salah satu Pabrik pengolahan sawit yanga ada di Kecamatan Lirik adalah
milik PT Tunggal Perkasa Plantations terletak di Desa Sungai Sagu Kecamatan
Lirik. Pabrik pengolahan Crude Plam Oil (CPO) dan kernel di Desa Sungai Sagu
memiliki kapasitas olah 60 ton/jam. Pabrik sawit mengolah sawit menjadi minyak
Sawit mentah dan inti sawit (kernel) . Dalam proses pengolahan tersebut
menimbulkan pencemaran udara berupa asap yang di timbulkan.

Selain itu, limbah sisa pengolahan kelapa sawit yang berbau busuk yang tidak
tertampung lagi di kolam penampungan limbah dialirkan ke sungai kecil di sekitar
pabrik. Hal ini menyebabkan pencemaran air sungai sehingga tidak dapat di
gunakan lagi. PT TPP pernah mengalirkan limbahnya ke anak sungai sekitar
pabrik, hal ini memicu kemarahan masyarakat Kecamatan Lirik khususnya di
desa-desa yang berbatasan langsung dengan pabrik sawit milik PT TPP. Akhirnya
setelah mendapat teguran dari masyarakat sekitar dan pihak berwajib PT TPP

11
tidak lagi mengalirkan limbahnya ke anak sungai atau mengolah limbah tersebut
sebelum di buang.

Suara yang dihasilkan pabrik saat mengolah sawit juga cukup


mengganggu ketenangan masyarakat yang tinggal di sekitar pabrik. Dan juga
sampah sisa pengolahan sawit seperti tandan kosong juga mengganggu. Mobil-
mobil membawa tangkos kadang menjatuhkan tangkos di jalan. Hal ini
menyebabkan terganggunya para pengguna jalan lainnya.

2.5 Solusi Alih Fungsi Lahan Hutan Menjadi Perkebunan Sawit di Kecamatan
Lirik

Alih fungsi lahan menjadi perkebunan kelapa sawit yang terjadi di Kecamatan
Lirik sudah cukup mengkhawatirkan, karena banyak dampak yang di hasilkan dari
alih fungsi lahan tersebut. Berikut adalah solusi dari alih fungsi hutan menjadi
perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Lirik, yaitu :

1. Memberi subsidi untuk petani

Terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke perkebunan yang dilakukan para petani
sebenarnya bisa dimaklumi, selain karena kondisi lebih menguntungkan juga
dikarenakan kondisi lahan lahan yang ada kurang cocok untuk lahan pertanian.

Pemerintah harus turun tangan setidaknya dengan melakukan subsidi kepada


petani. Harga sarana produksi seperti pupuk dan pestisida sangat mahal. Di sisi
lain hasil produksi tanaman perkebunan kelapa sawit terus mengalami
peningkatan dan harga jual yang stabil mekipun pemerintah tidak ikut campur
dalam hal pemasaran. Subsidi yang dilakukan pemerintah adalah dengan membeli
hasil produksi pertanian tanaman pangan dengan harga mahal dari petani dan
kemudian dijual dengan harga murah. Jika pemerintah ikut campur tangan dalam
hal pemasaran hasil pertanian petani, maka alih fungsi lahan khususnya lahan-
lahan yang cocok untuk pertanian tidak akan dilakukan petani.

12
2. Memberikan Penyuluhan

Keberadaan Badan Koordinasi Penyuluh (Bakorlu) sangat diperlukan sekali,


karena akan bisa memberikan pendampingan kepada masyarakat sekitar tentang
dampak yang di timbulkan dari alih fungsi lahan hutan menjadi perkebunan sawit.
Kurangnya penyuluhan membuat masyarakat masih melakukan alih fungsi lahan
hutan menjadi perkebunan sawit. Peran pemerintah dalam melakukan penyuluhan
sangat mempengaruhi pengurangan alih fungsi lahan hutan.

3. Melakukan Pelarangan

Larangan alih fungsi lahan menjadi lahan perkebunan dan sebagainya telah
dikeluarkan oleh pemerintah. Melalui Undang-undang (UU) 41 tahun 2009,
pemerintah telah mengeluarakan aturan, setiap pelaku baik petani, pejabat maupun
badan usaha melakukan alih fungsi lahan akan dikenakan hukuman pidana dan
denda sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Dalam UU 41 tahun 2009 dikatakan, bagi perseorangan yang melakukan tindakan


alih fungsi lahan akan dikenakan hukuman penjara paling lama lima tahun dan
denda paling banyak Rp 1 milyar. Dan apabila perbuatan tersebut diatas
pelakunya pejabat pemerintah, pidananya ditambah 1/3 (satu pertiga) dari pidana
yang diancamkan.

Pemerintah baik pusat maupun daerah harus bekerja ekstra keras untuk
menegakkan peraturan tentang alih fungsi lahan dan menjerat para pelakunya.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Alih fungsi lahan hutan juga biasa disebut dengan konversi lahan hutan. Alih
fungsi lahan hutan atau konversi lahan hutan merupakan kegiatan yang berkaitan
tentang kegiatan di dalam sektor pertanian. Alih fungsi lahan hutan adalah
dirubahnya fungsi lahan hutan yang telah di rencanakan baik itu sebagian maupun
seluruh kawasan lahan hutan dari fungsi semula menjadi fungsi yang lain dan
biasanya di alih fungsikan ke sektor pembangunan. Alih fungsi lahan hutan juga
dapat diartikan sebagai berubahnya guna lahan hutan awal yang telah dialih
fungsikan ke guna lahan hutan lain yang telah di rencanakan oleh pihak pihak
tertentu yang bersangkutan dengan pengalih fungsian lahan hutan tersebut.

Penyebab terjadinya alih fungsi lahan menjadi perkebunan sawit di


Kecamatan Lirik adalah harga minyak sawit yang menggiurkan, kurangnya
pengetahuan mengenai dampak alih fungsi lahan, dll. Alih fungsi lahan
menimbulkan dampak negatif seperti hilangnya hutan, kerusakan lahan, polusi
dari pabrik sawit, dll. Solusi untuk permasalahan tersebut adalah subsidi bagi
petani non sawit, penyuluhan, dan pelarangan.

3.2 Saran

Penulis sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan


makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan dari pembaca.

14
DAFTAR PUSTAKA

Oksana, dkk. 2012. Pengaruh Alih Fungsi Lahan Hutan Menjadi Perkebunan
Kelapa Sawit TerhadapSifat Kimia Tanah. Jurnal Agroteknologi, Vol. 3 No. 1.
http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/agroteknologi/article/viewFile/92/82
(Diakses pada 24 Desember 2016 pukul 12.32)
Anung Hanindito. Gregorius, dkk. 2014. Analisis Alih Fungsi Hutan Menjadi
Lahan Perkebunan Melalui Data Citra Satelit Landsat Dengan Metode Supervisi
Classification. http://ris.uksw.edu/download/jurnal/kode/J01248 . (Diakses pada
24 Desember 2016 pukul 12.47)
Ramli. 2015. Analisis Alih Fungsi Lahan Padi Menjadi Lahan Sawit Di Desa
Kemuning Muda Kecamatan Bunga Raya Kabupaten Siak. Jom FISIP. Vol. 2 No.
2. http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=336811&val=6444&title=ANALISIS%20ALIH%20FUNGSI%20LAHAN
%20PADI%20MENJADI%20LAHAN%20SAWIT%20DI%20DESA
%20KEMUNING%20MUDA%20KECAMATAN%20BUNGA%20RAYA
%20KABUPATEN%20SIAK . (Diakses pada 24 Desenber 2016 pukul 12.55)
Pahan, I. 2008. Panduan Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai