Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA NN.S DENGAN MASALAH UTAMA PERILAKU KEKERASAN


DI UNIT RAWAT JALAN
RSJD Dr. AMONI GONDOHUTOMO SEMARANG

DISUSUN OLEH:
AGUNG FEBRIANTI DWI I.P.W.S
1408051

PROFESI NERS
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2015
RESUME KEPERAWATAN JIWA DI URJ
PADA Nn. S DENGAN MASALAH UTAMA PERILAKU KEKERASAN

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. S
Umur : 25 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid
Tanggal Masuk : tahun 2008
No RM : 062164

B. ALASAN MASUK
Alasan Masuk : Klien mengatakan ingin kontrol, karena klien tidak ingin dirawat lagi
di RSJ, dan agar tidak kambuh marah-marah/amuknya.
Masalah keperawatan: Perilaku kekerasan
Resiko menciderai diri, orang lain, dan
lingkungan
C. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI
Klien mengatakan dulu tahun 2008 awal pertama dirawat di rumah sakit ini, karena
klien halusinasi sering melihat pocong serta mendengar suara-suara. Klien mengatakan
setelah dirawat 2 minggu klien sembuh dan mengikuti pengobatan jalan, tetapi pada
tahun 2011 dipikir klien sudah sembuh dan tidak kontrol dan tidak minum obat teratur .
Pengobatan sebelumnya kurang berhasil karena klien mengalami gangguan jiwa lagi
pada thun 2012 dan tidak minum obat selama 1 tahun. Selain itu terbukti klien pernah
rawat inap di RSJ ini selama 3x. Klien mengatakan jika klien sedang kambuh, klien
dapat mencaci-maki semua anggota keluarganya sampai melempar piring-piring, gelas,
dll. Klien mengatakan ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa seperti
klien yaitu ibu dan sepupu klien. Klien mengatakan ada beberapa pengalaman masa lalu
yang tidak menyenangkan, yaitu klien pernah diejeki teman-temannya dan tetangga
karena klien pernah dirawat di RSJ.
Klien mengatkan penyebab klien mengamuk itu jika ada orang yang mengejek klien
dan menganggap klien orang gila. Klien juga mengatakan klien merasa malu karena
klien pernah dirawat di RSJ, tetangganya menganggap bahwa dirinya gila sehingga
klien merasa malu dan merasa tidak bisa berguna karena klien pernah dirawat sebagai
pasien di RSJ
Masalah keperawatan: Perilaku kekerasan
Resiko menciderai diri, rang lain dan lingkungan
Harga diri rendah
D. DATA FOKUS
DS :
Klien mengatakan ada beberapa pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan,
yaitu klien pernah diejeki teman-temannya dan tetangga karena klien pernah
dirawat di RSJ.
Klien mengatakan klien masuk RSJ karena klien mengamuk
Klien mengatakan dulu sering melihat pocong dan sering mendengar suara-suara
Klien mengatakan jika klien sedang kambuh, klien dapat mencaci-maki semua
anggota keluarganya sampai melempar piring-piring, gelas, dll.
Klien mengatakan saat mengamuk itu sepertinya klien susah untuk mengontrol
Klien mengatkan penyebab klien mengamuk itu jika ada orang yang mengejek
klien dan menganggap klien orang gila.
Klien mengatakan dulu klien merasa malu karena klien pernah dirawat di RSJ,
tetangganya menganggap bahwa dirinya gila sehingga klien merasa malu dan
merasa tidak bisa berguna karena klien pernah dirawat sebagai pasien di RSJ
DO :
Klien tampak kooperatif
Klien menjawab pertanyaan
Klien mampu BHSP
Kontak mata baik

E. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Perilaku kekerasan
2. Resiko menciderai diri, orang lain, dan lingkungan
3. Harga diri rendah
F. ANALISA DATA

Jam/ Tanggal Data Fokus Masalah Keperawatan Paraf


Jam 10.00 DS : Perilaku Kekerasan febri
Tgl 10/03/2015 Klien mengatakan jika klien sedang kambuh, klien dapat mencaci-maki semua
anggota keluarganya sampai melempar piring-piring, gelas, dll.
Klien mengatakan saat mengamuk itu sepertinya klien susah untuk mengontrol

DO :
Klien tampak kooperatif
Klien menjawab pertanyaan
Klien mampu BHSP
Jam 10.00 DS : Resiko menciderai diri febri
Tgl 10/03/2015 Klien mengatakan ada beberapa pengalaman masa lalu yang tidak sendiri, orang lain dan
menyenangkan, yaitu klien pernah diejeki teman-temannya dan tetangga karena lingkungan
klien pernah dirawat di RSJ.
Klien mengatkan penyebab klien mengamuk itu jika ada orang yang mengejek
klien dan menganggap klien orang gila.
Klien mengatakan jika klien sedang kambuh, klien dapat mencaci-maki semua
anggota keluarganya sampai melempar piring-piring, gelas, dll.
DO : -
Jam 10.00 DS : Harga diri rendah febri
Tgl 10/03/2015 Klien mengatkan penyebab klien mengamuk itu jika ada orang yang
mengejek klien dan menganggap klien orang gila.
Klien mengatakan dulu klien merasa malu karena klien pernah dirawat di
RSJ, tetangganya menganggap bahwa dirinya gila sehingga klien merasa
malu dan merasa tidak bisa berguna karena klien pernah dirawat sebagai
pasien di RSJ
DO : -
G. PATWAY / PSIKOPATOLOGI

Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Perilaku kekerasan

H. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Gangguan Konsep diri Harga Diri Rendah 1. Perilaku
kekerasan
2. Resiko menciderai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
3. Gangguan Konsep diri Harga Diri Rendah
INTERVENSI KEPERAWATAN

DX. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


TGL/JAM TTD
KEP TUJUAN KRITERIA HASIL TINDAKAN KEPERAWATAN
10/03/2015 1 TUM: Setelah dilakukan 1x tatap muka SP I : Febri
JM 10.00 Klien terhindar dari dengan 1x20 menit diharapkan klien 1. Mengidentifikasi penyebab
mencederai diri, orang lain dapat: PK
dan lingkungan. 1. Klien dapat membina hubungan 2. Mengidentifikasi tanda dan
TUK: saling percaya. gejala PK
1. Klien dapat membina 2. Klien dapat mengidentifikasi 3. Mengidentifikasi PK yang
hubungan saling penyebab perilaku kekerasan. dilakukan
percaya. 3. Klien dapat mengidentifikasi 4. Mengidentifikasi akibat PK
2. Klien dapat tanda tanda perilaku kekerasan 5. Mengajarkan cara mengontrol
mengidentifikasi 4. Klien dapat mengidentifikasi PK
penyebab perilaku perilaku kekerasan yang biasa 6. Melatih cara kontrol PK fisik
kekerasan. dilakukan. I (nafas dalam)
3. Klien dapat 5. Klien dapat mengidentifikasi 7. Membimbing klien
mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan. memasukkan dalam jadwal
tanda-tanda perilaku 6. Klien dapat mengidentifikasi kegiatan harian
kekerasan cara konstruktif dalam berespon SP II Febri
4. Klien dapat terhadap kemarahan. 1. Memvalidasi maslah dan
mengidentifikasi 7. Klien dapat mengidentifikasi latihan sebelumnya
perilaku kekerasan yang cara mengontrol perilaku 2. Melatih klien cara kontrol
biasa dilakukan. kekerasan. PK fisik II (memukul bantal/
5. Klien dapat 8. Klien mendapat dukungan dari kasur)
mengidentifikasi akibat keluarga. 3. Membimbing klien
perilaku kekerasan. 9. Klien dapat menggunakan obat memasukkan dalam jadwal
6. Klien dapat dengan benar (sesuai program). kegiatan harian
mengidentifikasi cara 10. Latih mengontrol perilaku SP III Febri
konstruktif dalam kekerasan dengan patuh minum 1. Memvalidasi masalah dan
berespon terhadap obat : latihan sebelumnya
kemarahan. 11. Ikut sertakan pasien dalam 2. Melatih
7. Klien dapat Terapi Aktivitas Kelompok klien cara kontrol PK secara
mengidentifikasi cara Stimulasi Persepsi mengontrol verbal (meminta, menolak
mengontrol perilaku Perilaku Kekerasan dan mengungkapkan marah
kekerasan. dengan baik)
8. Klien mendapat 3. Membimbi
dukungan dari keluarga. ng klien memasukkan dalam
9. Klien dapat jadwal kegiatan harian
menggunakan obat SP IV Febri
dengan benar (sesuai 1. Memvalidasi maslah dan
program). latihan sebelumnya
9. Latih mengontrol 2. Melatih
perilaku kekerasan klien cara kontrol PK secara
dengan patuh minum sepiritual
obat : 3. Membimbi
10. Ikut sertakan pasien ng klien memasukkan dalam
dalam Terapi Aktivitas jadwal kegiatan harian Febri
Kelompok Stimulasi SP V
Persepsi mengontrol 1. Memvalidasi masalah
Perilaku Kekerasan sebelumnya
2. Melatih
klien cara kontrol PK dengan
minum obat
3. Membimbi
ng klien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


TGL/JA
DX KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI TTD
M
13 Des
Perilaku kekerasan - Membangun BHSP: Membina hubungan
2012/
saling percaya:
S: Nn. S mengatakan Nama saya S, kabar
10.00 WIB Mengucapkan salam terapeutik
Berjabat tangan saya baik. Klien mau mengontrol rasa
Menjelaskan tujuan interaksi febri
marah dengan cara tarik napas panjang,
Membuat kontrak topik, waktu dan
membicarakan masalah secara baik-baik,
tempat bertemu pasien.
mengalihkan perhatian saya dengan cara
-Mengukur tanda-tanda vital
1. Mengukur TD melakukan aktifitas yang lain, saya akan
3. Mengukur Nadi
rajin sholat 5 waktu kalau bisa saya akan
4. Mengukur BB
- Memberikan pendidikan kesehatan tentang mengaji, dan kalau saya memang ingin
perilaku kekerasan: marah maka saya akan memukul bantal
1. Menjelaskan kepada klien dan keluarga atau kasur saja, karena akan merugikan
cara-cara mengidentifikasi penyebab saya sendiri atau orang lain jika saya
perilaku kekerasan, seperti: meukul orang atau melempar
- Menganjurkan keluarga untuk gelas/piring
memberi kesempatan O: Klien mau berjabat tangan, klien mau
mengungkapkan perasaan. berintraksi dengan perawat, KU klien
- Menganjurkan keluarga untuk baik, Klien tampak kooperatif kontak
membantu klien mengungkapkan mata klien terjaga, klien tidak
perasaan jengkel / kesal. mendominasi pembicaraan. TD:
- Menganjurkan keluarga untuk 110/70mmHg, N: 84 x /menit,. BB : 60
mendengarkan ungkapan rasa marah kg, klien mampu menyebutkan cara-cara
dan perasaan bermusuhan klien mengontrol marah setelah dilakukan
dengan sikap tenang. pendidikan kesehatan.
2. Menjelaskan keluarga dan klien tentang A: Klien dapat melakukan ansietas, klien
cara-cara mengidentifikasi tanda-tanda mampu menyebutkan cara-cara
perilaku kekerasan, seperti: mengontrol masalah
- Menganjurkan klien P: Delegasikan kepada keluarga untuk
mengungkapkan yang dialami dan membantu mengontrol rasa marah klien.
dirasakan saat jengkel/kesal.
- Menganjurkan klien untuk
mengobservasi tanda perilaku
kekerasan.
- Menyimpulkan bersama klien
tanda-tanda jengkel/kesal yang
dialami klien.
3. Mengajarkan klien dan keluarga cara-cara
mengidentifikasi perilaku kekerasan yang
biasa dilakukan, seperti:
- Anjurkan mengungkapkan perilaku
kekerasan yang biasa dilakukan.
- Bantu bermain peran sesuai dengan
perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan.
- Tanyakan "apakah dengan cara yang
dilakukan masalahnya selesai?"
4. Mengajarkan klien dan keluarga cara-cara
mengidentifikasi akibat perilaku
kekerasan, seperti:
- Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang
dilakukan.
- Bersama klien menyimpulkan akibat dari
cara yang digunakan.
5. Mengajarkan klien dan keluarga cara-
cara konstruktif dalam berespon terhadap
kemarahan, seperti:
- Beri pujian jika mengetahui cara lain
yang sehat.
- Diskusikan cara lain yang sehat.Secara
fisik : tarik nafas dalam jika sedang
kesal, berolah raga, memukul bantal /
kasur.
- Secara verbal : katakan bahwa anda
sedang marah atau kesal / tersinggung
- Secara spiritual: berdoa, sembahyang,
memohon kepada Tuhan untuk diberi
kesabaran.
6. Mengajarkan klien dan keluarga cara-cara
mengontrol marah, seperti:
- Bantu memilih cara yang paling tepat.
- Bantu mengidentifikasi manfaat cara
yang telah dipilih.
- Bantu mensimulasikan cara yang telah
dipilih.
- Beri reinforcement positif atas
keberhasilan yang dicapai dalam
simulasi.
- Anjurkan menggunakan cara yang telah
dipilih saat jengkel / marah.

Anda mungkin juga menyukai