Sriwijaya
A.
PENDAHULUAN
Tugas dasar sistem proteksi adalah untuk memonitor komponen sistem yang
terganggu dan dimungkinkan komponen ini agar distribusi tetap terjaga. Untuk itulah
sistem proteksiharus bertindak dengan cepat dan selektif untuk mengamankan
peralatan-peralatan listrik dari gangguan-gangguan arus lebih atau hubung singkat
dengan pemasangan relay arus lebih (Over Current Relay) pada masing-masing
penyulang di GI Gandus
Dalam laporan ini penulis akan membuat simulasi koordinasi relay arus lebih
(OCR) di GI Gandus dengan sebuah program simulator. Adapun simulator tersebut
adalah software ETAP versi 12.6, software ini berfungsi untuk merancang suatu
jaringan yang nilai-nilai setting harus dimasukkan terlebih dahulu sesuai dengan
keadaan sebenarnya kemudian disimulasikan apakah masukan nilai setting yang
sudah dimasukkan itu sesuai dengan prosedur. Untuk masuk ke tahap simulasi penulis
terlebih dahulu menganalisa penyetelan arus dan waktu terhadap relay arus lebih di
masing masing penyulang melalui hasil perhitungan manual, kemudian data dari hasil
perhitungan manual tersebut akan dimasukkan ke dalam input data OCR pada
simulatot. Dari hasil simulasi akan dapat dilihat seberapa efektifkan program ETAP
Politeknik Negeri
Sriwijaya
versi 12.6 untuk melihat kerja koordinasi Relay Arus Lebih bila terjadi gangguan
pada GI Gandus.
1. Bagaimana cara untuk menentukan setting arus dan waktu Relay Arus Lebih
(OCR) pada GI Gandus.
2. Apakah simulasi pada software ETAP 12.6 dapat melihat koordinasi relay arus
lebih di GI Gandus.
A.4.1 Tujuan
1. Mengetahui penyetelan arus dan waktu relay arus lebih (OCR) GI Gandus.
2. Mengetahui koordinasi relay arus lebih (OCR) di GI Gandus bila terjadi
ganguan (abnormal) dan tidak terjadi gangguan (normal).
3. Mengetahui seberapa besar manfaat penggunaan ETAP 12.6 dalam
menyelesaikan suatu permasalahan khususnya di bidang kelistrikan.
A.4.2 Manfaat
Politeknik Negeri
Sriwijaya
Studi Literatur
Studi ini bertujuan untuk mempelajari literatur yang berkaitan dengan proteksi
sistem tenaga listrik.
Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan dalam penulisan tugas akhir ini antara lain :
Data sistem distribusi GI Gandus sampai dengan titik beban terujung
untuk tiap penyulang yang berupa single line diagram, jenis kabel,
impedansi, panjang saluran, dan lain-lain.
Data total beban maksimum terpasang pada GI Gandus untuk masing-
masing penyulang.
Data sumber penyedia daya pada GI Gandus.
Data sistem proteksi GI Gandus , khususnya rele arus lebih pada GI
Seduduk Putih.
Menganalisa Data
Dari data-data yang diperoleh akan dilakukan evaluasi setting Overload
Current Relay (OCR) dan Ground Fault Relay pada GI Gandus dengan cara
menghitung arus maksimum yang terjadi pada tiap penyulang, kemudian
menentukan nilai setting waktunya.
Menarik Kesimpulan
Dari hasil simulasi akan didapatkan data dan perhitungan yang dilakukan
maka penulis akan mendapatkan suatu kesimpulan.
Politeknik Negeri
Sriwijaya
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang keadaan umum data-data yang ada pada sistem
tenaga GI Seduduk Putih dan sitem proteksinya.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini metupakan uraian hasil perhitungan yang meliputi data untuk
perhitungan setting OCR, dan Simulasi menggunakan ETAP, beserta analisa.
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil dan pembahasan
yang telah dilakukan penulis.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Politeknik Negeri
Sriwijaya
B.
TINJAUAN PUSTAKA
OCR (Over Current Relay) atau Relay arus lebih adalah relay yang bekerja
terhadap arus lebih, ia akan bekerja bila arus yang mengalir melebihi nilai settingnya
(I set).berfungsi Untuk mengamankan peralatan terhadap gangguan hubung singkat
Politeknik Negeri
Sriwijaya
antar fase, hubung singkat satu fase ketanah dan dapat digunakan sebagai pengaman
beban lebih, Sebagai pengaman utama pada jaringan distribusi dan sub-transmisi
sistem radial, Sebagai pengaman cadangan generator, transformator daya dan saluran
transmisi. Pada dasarnya relay arus lebih adalah suatu alat yang mendeteksi besaran
arus yang melalui suatu jaringan dengan bantuan trafo arus. Harga atau besaran yang
boleh melewatinya disebut dengan setting.
Gambar 3. Karakteristik Relay Arus Lebih Waktu Tertentu (Definite Time Relay).
2. Relay arus lebih waktu terbalik
Relay ini akan bekerja dengan waktu tunda yang tergantung dari besarnya arus
secara terbalik (inverse time), makin besar arus makin kecil waktu tundanya.
Politeknik Negeri
Sriwijaya
simetrisnya arus netral adalah jumlah dari arus ketiga fasanya. Arus urutan nol
dirangkaian primernya baru dapat mengalir jika terdapat jalan kembali melalui
tanah (melalui kawat netral).
dengan :
Is : penyetelan arus
A B C
Is k In
dengan :
In : arus nominal, dapat merupakan dua nilai yang merupakan kelipatannya. (misal
2,5 A atau 5,0 A;1,0 A atau 2,0 A dan seterusnya)
A B C
tC= t1
tB = t2 = t1 + t
tA= t3 = t1 + 2 t
Politeknik Negeri
Sriwijaya
Misalkan suatu jaringan listrik radial seperti pada gambar berikut ini, seting
waktu di bus D dipilih yang paling cepat, dengan waktu t D = 0,2 detik. Untuk
menghindari agar relay tidak bekerja saat ada pemasukan beban baru, maka beban
waktu dipilih sebesar 0,5 detik.
A B C D
Contoh
gambar jaringan listrik sistem radial untuk penyetingan waktu relay
tD = 0,2 detik
tA
tB
tC tD
A B C D
Karakteristik
arus waktunya sebagai berikut :
Politeknik Negeri
Sriwijaya
Syarat untuk setting wakktu ( TD / Time dial atau TMS/ Time Multiple setting )
dari relay arus lebih jenis ini, harus diketahui data-data sebagai berikut :
Kerja relay secara keseluruhan harus cepat bereaksi dan selektif, sehingga waktu
kerja relay untuk dua bus yang berurutan pada lokasi gangguan yang sama harus
mempunyai beda waktu t minimum 0,4 s/d 0,5 detik.
Adapun untuk tempat / lokasi gangguan yang berlainan pada satu rangkaian ( satu
pengamanan ), maka relay akan bekerja sesuai dengan arus perkaliannya.
perbedaan dalam kegunaannya. Bila rele OCR mendeteksi adanya hubungan singkat
antara fasa, maka GFR mendeteksi adanya hubung singkat ke tanah.
detik
tset
I (amp)
Gambar 2.7 Karakteristik Inverse
Sumber : Prasetyo, N. E. 2009
detik
tset I(A)
tset I(A)
Gambar 2.9 karakteristik
Instantaneous
Sumber : Prasetyo, N. E. 2009
terjadi gangguan hubung singkat fasa ke tanah maka akan timbul arus urutan nol
pada kawat netral. Arus urutan nol ini akan mengakibatkan Ground Fault Relay
(GFR) bekerja.
Untuk menentukan penyetelan (setting) Ground Fault Relay (GFR) terlebih
dahulu diketahui besar arus hubung singkat yang mungkin terjadi, dan harus
diketahui terlebih dahulu impedansi sumber, reaktansi trafo tenaga, dan impedansi
penyulang. Dan setelah ketiga komponen yang telah disebutkan , baru dapat
ditentukan total impedansi jaringan. Total impedansi jaringan inilah yang akan
langsung digunakan dalam perhitungan arus hubung singkat. Dalam perhitungan arus
hubung singkat satu fasa ke tanah sangat dipengaruhi oleh sistem pentanahan yang
digunakan.
D.3 Penyetelan Ground Fault Relay (GFR) pada Sistem Tanpa Pentanahan
Pada sistem ini arus gangguan satu fasa ke tanah relatif kecil namun terjadi
pergeseran tegangan bila sistemnya menggunakan rele tegangan urutan nol. Maka
rele ini tidak boleh bekerja bila terjadi pergeseran tegangan pada keadaan normal.
V0 = 30% V
Dimana:
V = Tegangan nol
D.4 Penyetelan Ground Fault Relay (GFR) pada Sistem Pentanahan Langsung
Penyetelan untuk pengaman gangguan tanah pada sistem ini sama dengan
sistem pentanahan melalui tahanan rendah tetapi untuk sistem 3 fasa 4 kawat harus
dipertimbangkan adanya ketidakseimbangan yang minimum. Penyetelan rele
gangguan tanah pada sistem ini adalah :
Politeknik Negeri
Sriwijaya
Iset = ks Ivb A
Dimana :
Karena pada jaringan ini arus gangguan cukup besar maka kriteria
penyetelannya sama dengan rele gangguan antar fasa tetapi batas minimum dapat
lebih kecil dari arus beban nominal.
D.5 Penyetelan Ground Fault Relay (GFR) pada Sistem Pentanahan Melalui
Tahanan Rendah
Penyetelan Ground Fault Relay GFR) pada Sistem Pentanahan Melalui Tahanan
Rendah ada beberapa jenis, yaitu :
1. Ground Fault Relay (GFR) pada SUTM
Arus gangguan pada umumnya lebih kecil, hal ini karena gangguan tanah melalui
tahanan gangguan tanah maka penyetelan rele ini adalah :
Iset = 10% I0 A
Iset = ks IsCE A
Dimana :
Iset = Penyetelan arus
IsCE = Arus kapasitif saluran yang terpanjang
operasinya
Ks = Faktor keamanan digunakan 1,2 1,5.
2. waktu (TMS)
Hasil perhitungan arus gangguan hubung singkat, selanjutnya digunakan untuk
menentukan nilai setelan waktu kerja rele (TMS). Rele GFR menggunakan rumus
penyetingan TMS dimana waktu kerja rele yang diinginkann lebih sensitif dari
pada rele OCR.
tms = SI
Untuk menentukan nilai TMS yang akan disetkan pada rele GFR sisi incoming 20
kV dan sisi 150 kV transformator tenaga diambil arus hubung singkat 1 fasa ke
tanah.
Persamaan untuk menentukan nilai TMS yang akan disetkan pada rele GFR sisi
penyulang yang mengalami gangguan Sympathetic Trip menggunakan rumus
dibawah ini.
tms = SI
0,14
Pemeriksaan ini dilakukan terutama pada Ground Fault Relay(GFR) jenis standar
inverse, karena setelan waktu tms pada Ground Fault Relay(GFR) jenis inverse
bukan menunjukkan lamanya waktu kerja rele tersebut. Lamanya waktu kerja rele
ini ditentukan oleh besarnya arus gangguan yang mengalir direle. Makin besar
arus gangguan yang mengalir di rele, makin cepat kerja rele tersebut menutup
kontaknya yang kemudian mentripkan PMT.
t detik
Persamaan yang digunakan dalam mencari waktu kerja rele pada penyulang yang
terkena gangguan penyulang lain adalah sebagai berikut.
0,14
0,02
+ t=
detik .. 1 (2.46)
Persamaan yang digunakan dalam mencari waktu kerja rele akibat pertambahan
arus kapasitif dari penyulang lain adalah sebagai berikut.
t detik . (2.47)
sangat bermanfaat untuk melakukan berbagai analisa. Analisa yang dapat dilakukan
pada ETAP antara lain:
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bekerja dengan ETAP power
station adalah:
Suatu sistem tenaga listrik terdiri atas sub-sub bagian, salah satunya adalah
aliran daya dan hubung singkat. Untuk membuat simulasi aliran daya dan hubung
singkat, maka data-data yang dibutuhkan untuk menjalankan program simulasi antara
lain:
1. Data generator
2. Data transformator
3. Data kawat penghantar
4. Data beban
5. Data bus
Politeknik Negeri
Sriwijaya
1. Run Unbalanced Load Flow adalah icon toolbar aliran daya yang
menghasilkan atau menampilkan hasil perhitungan aliran daya system
distribusi tenaga listrik dalam diagram satu garis.
2. Fault Insertion Open Phase A adalah icon untuk membuat beban tak
seimbang.
3. Display Option adalah bagian tombol untuk menampilkan hasil aliran daya.
4. Alert View adalah icon untuk menampilkan batas kritis dan marginal dari
hasil keluaran aliran daya sistem distribusi tenaga listrik.
5. Report Manager adalah icon untuk menampilkan hasil aliran daya dalam
bentuk report yang dapat dicetak.
Politeknik Negeri
Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA