Anda di halaman 1dari 27

Politeknik Negeri

Sriwijaya

A.

PENDAHULUAN

A.1 Latar Belakang

Dalam operasi pelayanan penyediaan energi listrik khususnya di GI Gandus,


sistem tenaga listrik ini dapat mengalami berbagai macam gangguan, misal gangguan
dari hubung singkat yang akan mengakibatkan terhentinya pelayanan tenaga listrik
terhadap konsumen. Akibat lain dari gangguan tersebut adalah dapat merusak
peralatan-peralatan dalam sistem tenaga listrik dan dapat pula meluas ke sistem yang
lain. Untuk itu dalam hal mencegah terjadinya kerusakan jaringan maka harus
terdapat sistem proteksi. Sistem proteksi terdiri dari beberapa peralatan yang
berhubungan dan saling bekerjasama untuk pengamanan.

Tugas dasar sistem proteksi adalah untuk memonitor komponen sistem yang
terganggu dan dimungkinkan komponen ini agar distribusi tetap terjaga. Untuk itulah
sistem proteksiharus bertindak dengan cepat dan selektif untuk mengamankan
peralatan-peralatan listrik dari gangguan-gangguan arus lebih atau hubung singkat
dengan pemasangan relay arus lebih (Over Current Relay) pada masing-masing
penyulang di GI Gandus

Dalam laporan ini penulis akan membuat simulasi koordinasi relay arus lebih
(OCR) di GI Gandus dengan sebuah program simulator. Adapun simulator tersebut
adalah software ETAP versi 12.6, software ini berfungsi untuk merancang suatu
jaringan yang nilai-nilai setting harus dimasukkan terlebih dahulu sesuai dengan
keadaan sebenarnya kemudian disimulasikan apakah masukan nilai setting yang
sudah dimasukkan itu sesuai dengan prosedur. Untuk masuk ke tahap simulasi penulis
terlebih dahulu menganalisa penyetelan arus dan waktu terhadap relay arus lebih di
masing masing penyulang melalui hasil perhitungan manual, kemudian data dari hasil
perhitungan manual tersebut akan dimasukkan ke dalam input data OCR pada
simulatot. Dari hasil simulasi akan dapat dilihat seberapa efektifkan program ETAP
Politeknik Negeri
Sriwijaya

versi 12.6 untuk melihat kerja koordinasi Relay Arus Lebih bila terjadi gangguan
pada GI Gandus.

A.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang yang dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan


masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana cara untuk menentukan setting arus dan waktu Relay Arus Lebih
(OCR) pada GI Gandus.
2. Apakah simulasi pada software ETAP 12.6 dapat melihat koordinasi relay arus
lebih di GI Gandus.

A.3 Pembatasan Masalah

Pada pembatasan masalah ini penulis menitik beratkan pembahasan mengenai


koordinasi penyetelan waktu dan arus pada relay arus lebih GI Gandus- Palembang
dan cara kerja rele arus lebih berdasarkan pengoperasian simulasi pada program
ETAP dan tidak mengkaji penyebab terjadinya gangguan.

A.4 Tujuan dan Manfaat

A.4.1 Tujuan

Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah :

1. Mengetahui penyetelan arus dan waktu relay arus lebih (OCR) GI Gandus.
2. Mengetahui koordinasi relay arus lebih (OCR) di GI Gandus bila terjadi
ganguan (abnormal) dan tidak terjadi gangguan (normal).
3. Mengetahui seberapa besar manfaat penggunaan ETAP 12.6 dalam
menyelesaikan suatu permasalahan khususnya di bidang kelistrikan.

A.4.2 Manfaat
Politeknik Negeri
Sriwijaya

Manfaat yang dihasilkan dari penulisan tugas akhir ini adalah :

1. Sebagai sarana untuk meningkatkan pemahaman tentang kajian penyetelan


relay arus lebih.
2. Sebagai muskan dan bahan pertimbangan bagi PT.PLN (Persero) untuk
menggunakan software ETAP 12.6 agar lebih efektif dalam pencarian suatu
permasalahan kelistrikan.

A.5 Metodologi Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah :

Studi Literatur
Studi ini bertujuan untuk mempelajari literatur yang berkaitan dengan proteksi
sistem tenaga listrik.

Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan dalam penulisan tugas akhir ini antara lain :
Data sistem distribusi GI Gandus sampai dengan titik beban terujung
untuk tiap penyulang yang berupa single line diagram, jenis kabel,
impedansi, panjang saluran, dan lain-lain.
Data total beban maksimum terpasang pada GI Gandus untuk masing-
masing penyulang.
Data sumber penyedia daya pada GI Gandus.
Data sistem proteksi GI Gandus , khususnya rele arus lebih pada GI
Seduduk Putih.

Menganalisa Data
Dari data-data yang diperoleh akan dilakukan evaluasi setting Overload
Current Relay (OCR) dan Ground Fault Relay pada GI Gandus dengan cara
menghitung arus maksimum yang terjadi pada tiap penyulang, kemudian
menentukan nilai setting waktunya.

Menarik Kesimpulan
Dari hasil simulasi akan didapatkan data dan perhitungan yang dilakukan
maka penulis akan mendapatkan suatu kesimpulan.
Politeknik Negeri
Sriwijaya

A.6 Sistematika Penulisan

Tugas akhir ini ditulis dengan Sistematika Penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Merupakan uraian umum yang memuat latar belakang masalah, perumusan


masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat, metodologi penulisan, dan
sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan tentang penjelasan umum gangguan berkaitan dengan gangguan


yang terjadi pada sistem tenaga listrik, proteksinya dan program ETAP yang akan
digunakan untuk mensimulasikannya.

BAB III KEADAAN UMUM

Bab ini menjelaskan tentang keadaan umum data-data yang ada pada sistem
tenaga GI Seduduk Putih dan sitem proteksinya.

BAB IV PEMBAHASAN

Bab ini metupakan uraian hasil perhitungan yang meliputi data untuk
perhitungan setting OCR, dan Simulasi menggunakan ETAP, beserta analisa.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil dan pembahasan
yang telah dilakukan penulis.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
Politeknik Negeri
Sriwijaya

B.

TINJAUAN PUSTAKA

B.1 Pengertian OCR (Over Current Relay)

OCR (Over Current Relay) atau Relay arus lebih adalah relay yang bekerja
terhadap arus lebih, ia akan bekerja bila arus yang mengalir melebihi nilai settingnya
(I set).berfungsi Untuk mengamankan peralatan terhadap gangguan hubung singkat
Politeknik Negeri
Sriwijaya

antar fase, hubung singkat satu fase ketanah dan dapat digunakan sebagai pengaman
beban lebih, Sebagai pengaman utama pada jaringan distribusi dan sub-transmisi
sistem radial, Sebagai pengaman cadangan generator, transformator daya dan saluran
transmisi. Pada dasarnya relay arus lebih adalah suatu alat yang mendeteksi besaran
arus yang melalui suatu jaringan dengan bantuan trafo arus. Harga atau besaran yang
boleh melewatinya disebut dengan setting.

Gambar 1.Prinsip Kerja Rele Arus Lebih

B.2 Jenis relay arus lebih

Jenis relay arus lebih :


1. Relay waktu seketika (Instantaneous relay)
2. Relay arus lebih waktu tertentu (Definite time relay)
3. Relay arus lebih waktu terbalik (Inverse Relay)
B.2.1 Relay Waktu Seketika (Instantaneous relay)
Relay yang bekerja seketika (tanpa waktu tunda) ketika arus yang mengalir
melebihi nilai settingnya, relay akan bekerja dalam waktu beberapa mili detik (10
20 ms). Dapat kita lihat pada gambar dibawah ini.
Politeknik Negeri
Sriwijaya

Gambar 2. Karakteristik Relay Waktu Seketika (Instantaneous Relay).


Relay ini jarang berdiri sendiri tetapi umumnya dikombinasikan dengan relay
arus lebih dengan karakteristik yang lain.
1. Relay arus lebih waktu tertentu (definite time relay)
Relay ini akan memberikan perintah pada PMT pada saat terjadi gangguan
hubung singkat dan besarnya arus gangguan melampaui settingnya (Is), dan jangka
waktu kerja relay mulai pick up sampai kerja relay diperpanjang dengan waktu
tertentu tidak tergantung besarnya arus yang mengerjakan relay, lihat gambar
dibawah ini.

Gambar 3. Karakteristik Relay Arus Lebih Waktu Tertentu (Definite Time Relay).
2. Relay arus lebih waktu terbalik
Relay ini akan bekerja dengan waktu tunda yang tergantung dari besarnya arus
secara terbalik (inverse time), makin besar arus makin kecil waktu tundanya.
Politeknik Negeri
Sriwijaya

Karakteristik ini bermacam-macam dan setiap pabrik dapat membuat karakteristik


yang berbeda-beda, karakteristik waktunya dibedakan dalam tiga kelompok :
a. Standar invers
b. Very inverse
c. Extreemely inverse

Gambar 4. Karakteistik Relay Arus Lebih Waktu Terbalik (Inverse Relay).

A. Pengaman Pada Relay Arus Lebih


a. Pada relay arus lebih memiliki 2 jenis pengamanan yang berbeda antara lain:
Pengamanan hubung singkat fasa. Relay mendeteksi arus fasa. Oleh karena itu,
disebut pula Relay fasa. Karena pada relay tersebut dialiri oleh arus fasa, maka
settingnya (Is) harus lebih besar dari arus beban maksimum. Ditetapkan Is = 1,2 x
In (In = arus nominal peralatan terlemah).
b. Pengamanan hubung tanah. Arus gangguan satu fasa tanah ada kemungkinan lebih
kecil dari arus beban, ini disebabkan karena salah satu atau dari kedua hal berikut:
Gangguan tanah ini melalui tahanan gangguan yang masih cukup tinggi.
Pentanahan netral sistemnya melalui impedansi/tahanan yang tinggi, atau bahkan
tidak ditanahkan Dalam hal demikian, relay pengaman hubung singkat (relay fasa)
tidak dapat mendeteksi gangguan tanah tersebut. Supaya relay sensitive terhadap
gangguan tersebut dan tidak salah kerja oleh arus beban, maka relay dipasang
tidak pada kawat fasa melainkan kawat netral pada sekunder trafo arusnya.
Dengan demikian relay ini dialiri oleh arus netralnya, berdasarkan komponen
Politeknik Negeri
Sriwijaya

simetrisnya arus netral adalah jumlah dari arus ketiga fasanya. Arus urutan nol
dirangkaian primernya baru dapat mengalir jika terdapat jalan kembali melalui
tanah (melalui kawat netral).

Gambar 5. Sambungan Relay GFR dan 2 OCR.


B. Prinsip dasar perhitungan penyetelan arus
a. Batas penyetelan minimum relay arus lebih dinyatakan bahwa relay arus lebih
tidak boleh bekerja pada saat terjadi beban maksimum, sehingga dapat ditulis
suatu persamaan sebagai berikut :
k fk
Is I maks
kd

dengan :
Is : penyetelan arus

Kfk : faktor keamanan, antara 1,11,2

Kd : faktor arus kembali


Imaks : arus maksimum yang diijinkan pada peralatan yang diamankan
(diambil nilai arus nominalnya)
b. Batas penyetelan maksimum relay arus lebih
Yang dimaksud batas penyetelan maksimum relay arus lebih adalah relay
harus bekerja bila terjadi gangguan hubung singkat pada rel berikutnya.
Politeknik Negeri
Sriwijaya

A B C

Gambar Jaringan listrik yang


terbagi dalam 3 zone

Relay yang terdapat di A merupakan pengaman utama zone AB, sebagai


pengaman cadangan untuk zone berikutnya AB dan C.
Batas penyetelan maksimum :
Is = Ihs 2 fase pada pembangkitan minimum
c. Cara penyetelan arus
1. Relay arus lebih definite
Penyetelan arus Is :

Is k In

dengan :

k : konstanta perbandingan, besarnya tegantung dari pabrik pembuatnya, (umumnya


0,6 1,4 atau 1,0 2,0)

In : arus nominal, dapat merupakan dua nilai yang merupakan kelipatannya. (misal
2,5 A atau 5,0 A;1,0 A atau 2,0 A dan seterusnya)

2. Relay arus lebih inverse


Politeknik Negeri
Sriwijaya

Jenis relay ini penyetelan arus Is langsung dalam Amper

C. Prinsip dasar perhitungan penyetelan waktu

Untuk mendapatkan pengamanan yang selektif, maka penyetelan waktu dibuat


bertingkat.

a. Relay arus lebih Definite time

Misal suatu jaringan sistem radial seperti pada gambar dibawah:

A B C

Jika terjadi gangguan di titik F, maka untuk mendapatkan pengamanan yang


selektif : tA > tB > tc. Karena pada reley arus lebih definite time waktu kerja relay tidak
dipengaruhi oleh besarnya arus, maka untuk mendapatkan pengamanan yang baik
perlu menentukan beda waktu ( tingkatan waktu t ) antara dua tingkatan pengaman.

Jadi untuk penyetelan waktu pada rangkaian tersebut diatas adalah :

tC= t1

tB = t2 = t1 + t

tA= t3 = t1 + 2 t
Politeknik Negeri
Sriwijaya

Misalkan suatu jaringan listrik radial seperti pada gambar berikut ini, seting
waktu di bus D dipilih yang paling cepat, dengan waktu t D = 0,2 detik. Untuk
menghindari agar relay tidak bekerja saat ada pemasukan beban baru, maka beban
waktu dipilih sebesar 0,5 detik.

A B C D

Contoh
gambar jaringan listrik sistem radial untuk penyetingan waktu relay

Sehingga relay akan bekerja dengan beda waktu sebagai berikut :

tD = 0,2 detik

tC = 0,2 detik + 0,5 detik = 0,7 detik

tB = 0,2 detik + 2 x 0,5 detik = 1,2 detik

tA = 0,2 detik + 3 x 0,5 detik = 1,7 detik

tA
tB
tC tD
A B C D
Karakteristik
arus waktunya sebagai berikut :
Politeknik Negeri
Sriwijaya

b. Relay arus lebih Inverse

Syarat untuk setting wakktu ( TD / Time dial atau TMS/ Time Multiple setting )
dari relay arus lebih jenis ini, harus diketahui data-data sebagai berikut :

o Besarnya arus hubung singkat pada setiap bus


o Penyetelan / setting arusnya (IS)
o Kurve karakteristik relay yang dipakai

Kerja relay secara keseluruhan harus cepat bereaksi dan selektif, sehingga waktu
kerja relay untuk dua bus yang berurutan pada lokasi gangguan yang sama harus
mempunyai beda waktu t minimum 0,4 s/d 0,5 detik.

Adapun untuk tempat / lokasi gangguan yang berlainan pada satu rangkaian ( satu
pengamanan ), maka relay akan bekerja sesuai dengan arus perkaliannya.

D. Ground Fault Relay (GFR)


Gangguan satu fasa ke tanah sangat tergantung dari jenis pentanahan dan
sistemnya. Gangguan satu fasa ke tanah umumnya bukan merupakan hubung singkat
melalui tahanan gangguan, sehingga arus gangguannya menjadi semakin kecil dan
tidak bisa terdeteksi oleh Over Current Relay (OCR). Dengan demikian diperlukan
rele pengaman gangguan tanah.
Pada gambar di bawah merupakan rangkaian pengawatan dari rele GFR. Rele
hubung tanah yang lebih dikenal dengan GFR (Ground Fault Relay) pada dasarnya
mempunyai prinsip kerja sama dengan rele arus lebih (OCR) namun memiliki
Politeknik Negeri
Sriwijaya

perbedaan dalam kegunaannya. Bila rele OCR mendeteksi adanya hubungan singkat
antara fasa, maka GFR mendeteksi adanya hubung singkat ke tanah.

Gambar 2.6 Rangkaian pengawatan rele GFR


Sumber : Irfan Affandi

D.1 Jenis Ground Fault Relay Berdasarkan Waktu Kerja


Ground Fault Relay (GFR) dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya
adalah :
1. Ground Fault Relay (GFR) Inverse
Ground Fault Relay (GFR) Inverse adalah waktunya kerjanya tegantung dari
arus gangguan. Rele ini akan memberikan perintah kepada PMT (Pemutus
Tenaga) pada saat terjadi gangguan bila besar gangguannya melampaui
arus penyetelannya dan jangka waktu rele ini mulai pick up sampai kerja
waktunya diperpanjang berbanding terbailk dengan besarnya arus.
Sifat atau karakteristik dari rele inverse adalah rele baru akan bekerja bila
yang mengalir pada rele tersebut melebihi besarnya arus setting (Is) yang
telah ditentukan. Dan lamanya waktu rele bekerja untuk memberikan
komando tripping adalah paling lambat sesuai dengan waktu setting (Ts)
yang dipilih. Pada rele ini waktu bekerjanya (T trip) tidak sama dengan
waktu setting (Ts). Karena sangat tergantung dengan besarnya arus yang
mengerjakan rele tersebut, sehingga makin besar arus yang mengerjakan
rele tersebut maka makin cepat waktu kerja (T trip) dari rele tersebut.
Politeknik Negeri
Sriwijaya

detik

tset
I (amp)
Gambar 2.7 Karakteristik Inverse
Sumber : Prasetyo, N. E. 2009

2. Ground Fault Relay (GFR) Definite


Ground Fault Relay (GFR) Definite adalah Ground Fault Relay (GFR) yang
waktu kerjanya tidak tergantung dari arus gangguan. Rele ini memberikan
perintah kepada PMT (Pemutus Tenaga) pada saat terjadi gangguan bila
besar gangguannya melampaui arus penyetelannya, dan jangka waktu rele
ini mulai pick up sampai kerja diperpanjang dengan waktu tidak
tergantung besarnya arus.
Sifat atau karakteristik dari rele definite adalah rele baru akan bekerja bila
yang mengalir pada rele tersebut melebihi besarnya arus setting (Is) yang
telah ditentukan. Dan lamanya selang waktu rele bekerja untuk
memberikan komando tripping adalah sesuai dengan waktu setting (Ts)
yang diinginkan. Pada rele ini waktu bekerjanya (T tripping = Ts) tetap
konstan, tidak dipengaruhi oleh besarnya arus yang mengerjakan rele
tersebut.

detik

tset I(A)

Gambar 2.8 Karakteristik Definite


Sumber : Prasetyo, N. E. 2009
Politeknik Negeri
Sriwijaya

3. Ground Fault Relay (GFR) Instantaneous


Ground Fault Relay (GFR) Instantaneous adalah Ground Fault Relay
(GFR) yang bekerja tanpa waktu tunda. Rele ini akan memberikan
perintah kepada PMT (Pemutus Tenaga) pada saat terjadi gangguan bila
besar arus gangguannya melampaui arus penyetelannya, dan jangka waktu
kerja mulai pick up sampai kerja sangat singkat tanpa penundaan waktu
(20 60 mdet).
Karena rele ini tanpa perlambatan, maka koordinasi untuk mendapatkan
selektifitas didasarkan tingkat beda arus. Adapun jangkauan rele ini karena
bekerjanya seketika atau tanpa perlambatan waktu, supaya selektif maka
tidak boleh menjangkau pada keadaan arus gangguan maksimum.
detik

tset I(A)
Gambar 2.9 karakteristik
Instantaneous
Sumber : Prasetyo, N. E. 2009

D.2 Penyetelan Ground Fault Relay (GFR)


Sebagian besar gangguan hubung singkat yang terjadi adalah gangguan
hubung singkat fasa ke tanah maka rele yang perlu digunakan adalah Ground Fault
Relay (GFR). Untuk gangguan penggerak Ground Fault Relay (GFR) dipakai arus
urutan nol serta tegangan urutan nol.Untuk sistem yang beroperasi dalam keadaan
normal arus urutan nol tidak mengalir.
Pada prinsipnya kerja Ground Fault Relay (GFR) dan Over Current Relay
(OCR) sama namun karena besar arus gangguan tanah lebih kecil dibandingkan besar
arus gangguan fasa maka digunakan Ground Fault Relay (GFR). Prinsip kerja
Ground Fault Relay (GFR) yaitu pada kondisi normal dengan beban seimbang arus
arus fasa Ir, Is, dan It (Ib) sama besar sehingga kawat netral tidak timbul arus dan rele
gangguan tanah tidak dialiri arus. Namun bila terjadi ketidakseimbangan arus atau
Politeknik Negeri
Sriwijaya

terjadi gangguan hubung singkat fasa ke tanah maka akan timbul arus urutan nol
pada kawat netral. Arus urutan nol ini akan mengakibatkan Ground Fault Relay
(GFR) bekerja.
Untuk menentukan penyetelan (setting) Ground Fault Relay (GFR) terlebih
dahulu diketahui besar arus hubung singkat yang mungkin terjadi, dan harus
diketahui terlebih dahulu impedansi sumber, reaktansi trafo tenaga, dan impedansi
penyulang. Dan setelah ketiga komponen yang telah disebutkan , baru dapat
ditentukan total impedansi jaringan. Total impedansi jaringan inilah yang akan
langsung digunakan dalam perhitungan arus hubung singkat. Dalam perhitungan arus
hubung singkat satu fasa ke tanah sangat dipengaruhi oleh sistem pentanahan yang
digunakan.

D.3 Penyetelan Ground Fault Relay (GFR) pada Sistem Tanpa Pentanahan
Pada sistem ini arus gangguan satu fasa ke tanah relatif kecil namun terjadi
pergeseran tegangan bila sistemnya menggunakan rele tegangan urutan nol. Maka
rele ini tidak boleh bekerja bila terjadi pergeseran tegangan pada keadaan normal.

V0 = 30% V

Dimana:

V0 = Penyetelan rele tegangan urutan nol

V = Tegangan nol

D.4 Penyetelan Ground Fault Relay (GFR) pada Sistem Pentanahan Langsung
Penyetelan untuk pengaman gangguan tanah pada sistem ini sama dengan
sistem pentanahan melalui tahanan rendah tetapi untuk sistem 3 fasa 4 kawat harus
dipertimbangkan adanya ketidakseimbangan yang minimum. Penyetelan rele
gangguan tanah pada sistem ini adalah :
Politeknik Negeri
Sriwijaya

Iset = ks Ivb A

Dimana :

Iset = Penyetelan arus gangguan tanah

Ivb = Arus tidak seimbang yang mungkin terjadi

Ks = Faktor keamanan, digunakan 1,2 1,5

Karena pada jaringan ini arus gangguan cukup besar maka kriteria
penyetelannya sama dengan rele gangguan antar fasa tetapi batas minimum dapat
lebih kecil dari arus beban nominal.

D.5 Penyetelan Ground Fault Relay (GFR) pada Sistem Pentanahan Melalui
Tahanan Rendah
Penyetelan Ground Fault Relay GFR) pada Sistem Pentanahan Melalui Tahanan
Rendah ada beberapa jenis, yaitu :
1. Ground Fault Relay (GFR) pada SUTM
Arus gangguan pada umumnya lebih kecil, hal ini karena gangguan tanah melalui
tahanan gangguan tanah maka penyetelan rele ini adalah :

Iset = 10% I0 A

Dimana, Iset = Penyetelan arus rele

Io = Arus gangguan terkecil ( ujung penyulang )

2. Ground Fault Relay (GFR) pada SKTM


Pada jaringan SKTM saat terjadi gangguan satu fasa ke tanah aka mengalir arus
kapasitif yang cukup besar termasuk pada penyulang yang tidak terganggu.
Dengan diasumsikan saat menentukan penyetelan untuk batasan minimum harus
diperhitungkan bahwa rele tidak boleh bekerja pada saluran yang tidak terganggu.
Penyetelannya sebagai berikut :
Politeknik Negeri
Sriwijaya

Iset = ks IsCE A
Dimana :
Iset = Penyetelan arus
IsCE = Arus kapasitif saluran yang terpanjang
operasinya
Ks = Faktor keamanan digunakan 1,2 1,5.

D.6 Penyetelan Ground Fault Relay(GFR) pada Sistem Pentanahan Melalui


Tahanan Tinggi.
Pada sistem ini arus gangguan satu fasa ke tanah besarnya hanya 23 A dan
tidak jauh dengan kapasistansi ke tanah. Artinya arus kapasistansi ke tanah tidak
dapat diabaikan terhadap arus resistif.
Adapaun rele yang digunakan adalah rele gangguan tanah berarah. Rele ini
sangat sensitif dengan karakteristik waktu tertentu. Rele ini mendapat suplai dari arus
urutan nol tegangan urutan nol. Setelan minimum rele gangguan ini adalah 1 A.
Jika Is minimum masih bisa menyebabkan rele bekerja adalah 1,25 Iset.
Maka tahanan gangguan Rf maksimum yang masih menyebabkan rele bekerja sekitar
8500 . Jadi akibat sentuhan ranting pohon atau kawat putus menyentuh tanah
diharapkan rele bekerja.

D.7 Setting GFR


Dalam Ground Fault Relayada beberapa hal yang harus disetting, dimana itu arus
dan setelan waktunya. Penjelasannya sebagai berikut :
1. Arus Setting GFR
Penyetelan rele GFR pada sisi primer dan sisi sekunder transformator tenaga
terlebih dahulu harus dihitung arus setting. Arus setting untuk rele GFR baik pada
sisi primer maupun pada sisi sekunder transformator tenaga adalah :

Iset = 0,1 Arus gangguan tanah terkecil A


Politeknik Negeri
Sriwijaya

2. waktu (TMS)
Hasil perhitungan arus gangguan hubung singkat, selanjutnya digunakan untuk
menentukan nilai setelan waktu kerja rele (TMS). Rele GFR menggunakan rumus
penyetingan TMS dimana waktu kerja rele yang diinginkann lebih sensitif dari
pada rele OCR.

tms = SI

Untuk menentukan nilai TMS yang akan disetkan pada rele GFR sisi incoming 20
kV dan sisi 150 kV transformator tenaga diambil arus hubung singkat 1 fasa ke
tanah.
Persamaan untuk menentukan nilai TMS yang akan disetkan pada rele GFR sisi
penyulang yang mengalami gangguan Sympathetic Trip menggunakan rumus
dibawah ini.

tms = SI
0,14

3. Pemeriksaan Selektifitas Kerja Ground Fault Relay(GFR)

Hasil perhitungan setelan Ground Fault Relay(GFR) masih harus diperiksa.


Waktu kerja Ground Fault Relay(GFR) yang terpasang di penyulang dan yang
terpasang di incoming trafo tenaga 20 kV sudah bekerja selektif, tetapi masih
harus diperiksa apakah memberikan beda waktu kerja (grading time) yang terlalu
lama. Untuk Gradding Time yang terlalu lama, bila terjadi kegagalan kerja
Ground Fault Relay(GFR) di penyulang, maka Ground Fault Relay(GFR) di
incoming 20 kV dalam hal ini bekerja sebagai pengaman cadangan menjadi
terlalu lama mengetripkan PMTnya sehingga bisa merusak trafo.
Politeknik Negeri
Sriwijaya

Pemeriksaan ini dilakukan terutama pada Ground Fault Relay(GFR) jenis standar
inverse, karena setelan waktu tms pada Ground Fault Relay(GFR) jenis inverse
bukan menunjukkan lamanya waktu kerja rele tersebut. Lamanya waktu kerja rele
ini ditentukan oleh besarnya arus gangguan yang mengalir direle. Makin besar
arus gangguan yang mengalir di rele, makin cepat kerja rele tersebut menutup
kontaknya yang kemudian mentripkan PMT.

t detik
Persamaan yang digunakan dalam mencari waktu kerja rele pada penyulang yang
terkena gangguan penyulang lain adalah sebagai berikut.

0,14
0,02
+ t=
detik .. 1 (2.46)

Persamaan yang digunakan dalam mencari waktu kerja rele akibat pertambahan
arus kapasitif dari penyulang lain adalah sebagai berikut.

t detik . (2.47)

B.5 Software Electrical Transient Analizer Program (ETAP)

ETAP adalah software yang dapat melakukan pemodelan / perencanaan dan


gambaran sistem kelistrikan yang ada di suatu industri ataupun wilayah. Software ini
Politeknik Negeri
Sriwijaya

sangat bermanfaat untuk melakukan berbagai analisa. Analisa yang dapat dilakukan
pada ETAP antara lain:

Load Flow Analysis


Unbalanced Load Flow Analysis
Short Circuit Analysis
Motor Acceleration Analysis
Harmonic Analysis
Transient Analysis

ETAP awalnya dibuat dan dikembangkan untuk meningkatkan kualitas


keamanan fasilitas nuklir di Amerika Serikat yang selanjutnya dikembangkan menjadi
sistem monitor manajemen energi secara real time, simulasi, kontrol dan optimasi
sistem tenaga listrik. ETAP dapat digunakan untuk proyek sistem tenaga listrik dalam
bentuk diagram satu garis (on line diagram) dan jalur sistem pentanahan untuk
berbagai bentuk analisis.
ETAP power station memungkinkan anda untuk bekerja secara langsung
dengan tampilan gambar single line diagram/diagram satu garis. Program ini
dirancang sesuai tiga konsep utama:
1. Virtual reality operasi
2. Total integration data
3. Simplicity in data entry
Politeknik Negeri
Sriwijaya

Gambar B.10 Gambar Kerja Editor pada ETAP 12.6

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bekerja dengan ETAP power
station adalah:

1. One line diagram, menunjukkan hubungan antar komponen/peralatan listrik


sehingga membentuk suatu sistem kelistrikan.
2. Libary, informasi mengenai semua peralatan yang akan dipaka dalam sistem
kelistrikan. Data elektris maupun mekanis dari peralatan yang detail dapat
mempermudah dan memperbaiki hasil simulasi/analisa.
3. Standar yang dipakai, biasanya mengacu pada standar IEC atau ANSI,
frekuensi sistem dan metode-metode yang dipakai.
4. Study case, berisikan parameter-parameter yang berhubungan dengan metode
studi yang akan dilakukan dan format hasil analisa.

B.5.1 Elemen-elemen Sistem Tenaga Listrik Pada ETAP


Politeknik Negeri
Sriwijaya

Suatu sistem tenaga listrik terdiri atas sub-sub bagian, salah satunya adalah
aliran daya dan hubung singkat. Untuk membuat simulasi aliran daya dan hubung
singkat, maka data-data yang dibutuhkan untuk menjalankan program simulasi antara
lain:
1. Data generator
2. Data transformator
3. Data kawat penghantar
4. Data beban
5. Data bus
Politeknik Negeri
Sriwijaya

Gambar B.11 Elemen-elemen yang ada di ETAP 12.6

Program analisis ketidakseimbangan aliran daya pada software ETAP dapat


menghitung tegangan pada tiap-tiap cabang, aliran arus pada system tenaga listrik dan
aliran daya yang mengalir pada sistem tenaga listrik. Metode perhitungan
ketidakseimbangan aliran daya pada software ETAP menggunakan metode Current
Injection.
Politeknik Negeri
Sriwijaya

Gambar B.11 Toolbar Unbalanced Load Flow di ETAP 12.6

Gambar dari kiri ke kanan menunjukkan toolbar aliran daya, yaitu :

1. Run Unbalanced Load Flow adalah icon toolbar aliran daya yang
menghasilkan atau menampilkan hasil perhitungan aliran daya system
distribusi tenaga listrik dalam diagram satu garis.
2. Fault Insertion Open Phase A adalah icon untuk membuat beban tak
seimbang.
3. Display Option adalah bagian tombol untuk menampilkan hasil aliran daya.
4. Alert View adalah icon untuk menampilkan batas kritis dan marginal dari
hasil keluaran aliran daya sistem distribusi tenaga listrik.
5. Report Manager adalah icon untuk menampilkan hasil aliran daya dalam
bentuk report yang dapat dicetak.
Politeknik Negeri
Sriwijaya

DAFTAR PUSTAKA

Samulan Khazairin. Dasar-dasar Sistem Proteksi Tenaga Listrik, jilid I, UNSRI


2000.

Sitompul, Carlos R. Praktikum Sistem Pengaman. POLSRI

http://download-over-current-relay.docx Pukul 04. 35 wib, 13 Maret 2017

http://etappowerstation.wordpress.com/ Pukul 04. 55 wib, 12 Maret 2017

Anda mungkin juga menyukai