Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang bergerak di bidang

pelayanan kesehatan yang setiap hariberhubungan dengan pasien. Rumah

sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan yang memberikan

pelayanan kesehatan mencakup pelayanan medik, rehabilitasi medik dan

pelayanan perawatan. Pelayanan tersebut dilaksanakan melalui unit gawat

darurat, unit rawat jalan dan unit rawat inap (Muninjaya, 2004).

Seiring dengan semakin pedulinya masyarakat terhadap kesehatannya,

semakin tinggi pula tuntutan masyarakat atas mutu pelayanan kesehatan yang

diberikan oleh pihak Rumah Sakit khususnya dari segi asuhan

keperawatannya. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Faktor yang dominan adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia

yang terlibat secara langsung dalampemberian pelayanan keperawatan pada

pasien adalah tenaga perawat yang berjumlah 60% dari tenaga kesehatan lain

(Depkes, 2005).

Perawat adalah profesi pekerjaan yang mengkhususkan diri pada upaya

penanganan asuhan keperawatan kepada pasien dengan tuntutan kerja yang

tergantung pada karakteristik-karakteristik tertentu dalam melaksanakan

pekerjaannya yaitu, karakteristik tugas dan material seperti (peralatan,

kecepatan, kesiagaan), karakteristik organisasi yaitu jam kerja/shift kerja dan

karakteristik lingkungan kerja seperti teman, tugas, suhu, kebisingan,


penerangan, sosio budaya, dan bahan pencemar (Nursalam, 2002). Selain itu

peran perawat sangat penting karena merupakan ujung tombak pelayanan

kesehatan di rumah sakit dan merupakan tenaga yang paling lama kontak

dengan pasien yaitu selama 24 jam Keliat (1999 dikutip dari Pitaloka, 2010).

Menurut Setiyana (2013) mengatakan bahwa banyak ditemukan

fenomena di rumah sakit adanya perawat yang tidak sabar, suka marah,

berbicara ketus dengan pasien dan keluarga pasien, bahkan terjadi kelalaian

dalam bekerja seperti kesalahan dalam pemberian obat, dan keterlambatan

dalam melakukan injeksi. Hal ini tentu sangat berlawanan dengan tugas dan

kewajiban sebagai seorang perawat yang harus memberikan pelayanan prima

pada pasien. Tugas dan tanggung jawab perawat bukan hal yang ringan untuk

dilakukan. Menurut Danang(2009) perawat bertanggung jawab terhadap tugas

fisik, administratif, menghadapi kecemasan, dan keluhan yang muncul dari

pasien, serta dituntut untuk selalu tampil sebagai profil perawat yang baik

oleh pasiennya. Selain itu, perawat juga dibebani tugas tambahan lain dan

sering melakukan kegiatan yang bukan kegiatan perawat.

Hasil penelitian Departemen Kesehatan dan Universitas Indonesia

(dikutip dari Prihatini, 2007)bahwa terdapat 78,8% perawat melaksanakan

tugas kebersihan, 63,6% melakukan tugas administrasi, dan lebih dari 90%

melakukan tugas nonkeperawatan dan hanya 50% yang melakukan

tindakanasuhan keperawatan sesuai dengan fungsinya.

Menurut Swedarma (2011 dikutip dari Setiyana, 2013) kurangnya

kapasitas perawat dibandingkan jumlah pasien menyebabkan perawat akan


mengalami kelelahan dalam bekerja karena kebutuhan pasien terhadap asuhan

keperawatan lebih besar dari standar kemampuan perawat. Kelelahan dalam

bekerja ini apabila berlangsung secara terus menerus akan menjadi faktor

pemicu munculnya stres kerja. Stres kerja merupakan beban kerja yang

berlebihan, perasaan susah dan ketegangan emosional yang menghambat

performance individu (Robbins, 2004). Jika hal ini terus terjadi, kondisi

psikologis perawat akan menurun dan menjadi tertekan dan keadaan ini dapat

mengakibatkan stres kerja. Stres kerja dapat membuat perawat menjadi

mudah marah, tidak ramah, serta mudah lelah. Berbagai situasi dan tuntutan

kerja yang dialami dapat menjadi sumber potensial terjadinya stres.

Menurut Siagian (2006) menyatakan bahwa jika stres tidak dapat diantisipasi

dengan baik dan benar maka akan berakibat pada ketidakmampuan seseorang

berinteraksi secara positif dengan lingkungannya, baik dalam lingkungan

pekerjaan maupun lingkungan di luar pekerjaannya. Menurut Handoko (1995,

dikutip dari Chairani, 2009) bahwa lingkungan yang paling potensial

menghadirkan stres adalah lingkungan kerja di mana beban tugas dari

pekerjaan yang bersangkutan benar-benar dapat mengganggu karyawan atau

pekerja.

Menurut Rahardjo (2005), stres yang berasal dari lingkungan kerja lazim

disebut stres kerja. Menurut Riggio (2003)stres kerja adalah interaksi antara

seseorang dan situasi lingkungan atau stresor yang mengancam atau

menantang sehingga menimbulkan reaksi pada fisiologis maupun psikologis

pekerja.
Menurut American National Association for Occupational (dikutip dari

Ratnasari, 2009) menempatkan kejadian stres kerja pada perawat berada

diurutan paling atas pada empat puluh pertama kasus stres kerja. Tingginya

angka kejadian stres kerja pada perawat juga terlihat di Indonesia. Hasil

survei yang dilakukan oleh PPNI (2006 dikutip dari Rosmawar 2009) sekitar

50,9% perawat yang bekerja di empat provinsi di Indonesia mengalami stres

kerja yaitu sering pusing, lelah, tidak bisa beristirahat karena beban kerja

tinggi dan menyita waktu. Penelitian yang dilakukan oleh Simanjorang

(2008) di RSUD Pringadi Medan didapatkan 59,6% perawat mengalami stres

kerja. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Tobing (2007) di Ruang TB

Paru RSUD Sidikalang Kabupaten Dairi Sumatera Utara didapatkan 41,7%

perawat mengalami stres kerja. Setiap individu mengalami stres kerja dengan

gejala yang bermacam-macam tergantung kondisi dan lingkungannya.

Ada beberapa macam gejala yang ditunjukkan ketika seseorang mengalami

stres kerja. Mumpuni & Ari Wulandari (2010) mengelompokkan gejala-

gejala stres kerja dalam empat bagian, yaitu gejala fisik (sakit kepala,

kehilangan nafsu makan, dan sulit tidur), gejala emosi (marah-marah, cemas,

mudah tersinggung), gejala kognitif (sulit konsentrasi, dan sulit berpikir),

serta gejala tingkah laku ( tidur berlebihan, jadi pendiam). Semua gejala yang

muncul harus diatasi segera agar tidak menimbulkan dampak yang lebih

buruk bagi individu tersebut.

Stres yang berkepanjangan dapat berdampak pada aspek dan sistem tubuh

seseorang. Menurut Potter dan Perry (2005) dampak secara emosional


meliputi cemas, depresi, tekanan fisik dan psikologis, dampak kognitif

berakibat pada penurunan konsentrasi dan dampak terhadap psikologis

berakibat pada sistem pencernaan, serta dampak pada perilaku berakibat

terjadi peningkatan ketidakhadiran kerja dan kualitas pekerjaan.

Menurut Mangkunegara (2002) perawat yang bekerja dengan stress yang

tinggi, bila dibiarkan, akan menyebabkan terjadinya kelelahan kerja.

Northwestern National Life Insurance dalam Losyk (2007) telah melakukan

beberapa penelitian penting tentang dampak stres di tempat kerja.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah sekitar satu juta kasus absensi di tempat

kerja berkait dengan masalah stres, 27% mengatakan bahwa aspek pekerjaan

menimbulkan stres paling tinggi dalam hidup mereka, 46% menganggap

tingkat stres kerja sebagai tingkat stres yang sangat tinggi, satu pertiga

pekerja berniat untuk langsung mengundurkan diri karena stres dalam

pekerjaan mereka, dan 70% berkata stres kerja telah merusak kesehatan fisik

dan mental mereka. Dampak dari stres kerja tersebut dapat merugikan

individu yang mengalaminya dan perusahaan dimana ia bekerja.

Kemampuan seorang perawat dalam mengatasi stres kerja berbeda

satudengan lainnya, demikian juga dengan mekanisme koping yang

ditampilkan sertarespon terhadap stres itu sendiri, mulai dari tahap stres

ringan sampai dengan tahapstres berat. Menurut Robbins (2004) stres kerja

yang terjadi akan berpengaruh padakondisi fisiologis, kondisi psikologis, dan

kondisi perilaku pada perawat. Perawatyang mengalami stres kerja dengan


intensitas yang tinggi akan mempengaruhibagaimana perawat tersebut dalam

menjalin hubungan emosional denganpasiennya (Ellis, 2000).

Banyak faktor yang dapat menimbulkan stres kerja. Menurut Greenberg

(2003) yang menyebabkan stres kerja adalah sumber intrinsik pada pekerjaan

(kondisi kerja, beban kerja yang berlebihan), peran di dalam organisasi (peran

yang ambigu, konflik peran), perkembangan karir, dan hubungan relasi di

tempat kerja yang kurang baik. Menurut Abraham dan Shanley (1992, dikutip

dari Lazarus, 2007)menambahkan bahwa stres kerja dapat disebabkan oleh

beban kerja dan kondisi kerja.

Beban kerja perawat yang bekerja di rumah sakit berkaitan dengan asuhan

keperawatan yang harus diberikan kepada pasien. Menurut Arwani dan

Supriyanto (2006 dikutip dari Minarsih, 2011) hal-hal yang menjadi

pertimbangan dalam beban kerja perawat adalah jumlah pasien yang dirawat,

kondisi atau tingkat ketergantungan pasien, rata-rata hari perawatan pasien,

aktivitas keperawatan langsung, tidak langsung dan pendidikan kesehatan

serta rata-rata waktunya, dan frekuensi tindakan yang dibutuhkan pasien.

Bilabanyaknya tugas tidak sebanding dengan kemampuan baik fisik maupun

keahlian dan waktu yang tersedia maka akan menjadi sumber stres (Ilyas,

2001).

Menurut Munandar (2008) akibatdari meningkatnyabeban kerja adalah timbulnya

emosi perawat yang tidak sesuai dengan yang diharapkan pasien. Unsur yang

menimbulkan beban berlebih ialah kondisi kerja. Kondisi kerja meliputi

variabel lingkungan kerja fisik seperti suhu udara, pencahayaan, kebisingan,


dan penghawaan ruangan. Ruangan yang terlalu panas menyebabkan

ketidaknyamanan seseorang dalam menjalankan pekerjaannya, begitu juga

ruangan yang terlalu dingin. Panas bukan hanya dalam pengertian temperatur

udara tetapi juga sirkulasi atau arus udara. Selain itu kebisingan juga

menyebabkan munculnya stres kerja, sebab beberapa orang sangat sensitif

pada kebisingan.

Menurut hasil penelitian yangdilakukan oleh Supardi (2007) didapatkan

bahwa kondisi kerja sebanyak 95% memperlihatkankontribusi paling besar

terhadap terjadinya stres kerja kemudian tipe kepribadian 89,5% dan beban

kerja 87,5%.Jadi banyak hal yang berkaitan dengan beban kerja perawat di

rumah sakit yang dapat memicu munculnya stres kerja.

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Adnan W.D merupakan pelayanan kesehatan

tipe C satu satunya milik pemerintah yang berada di kota Payakumbuh

dengan letaknya yang strategis dan merupakan rumah sakit rujukan di kota

Payakumbuh.Rumah sakit ini terdiri dari berbagai unit pelayanan kesehatan,

salah satunya adalah Ruang Rawat Inap.Berdasarkan survei awal tanggal 26

maret 2014 didapatkan data ketenagaan dari bidang Keperawatan RSUD Dr.

Adnan WD Payakumbuh memiliki S1 keperawatan sebanyak 22 orang PNS,

D3 keperawatan sebanyak 107 orang PNS, dan 2 orang SPK. Selain itu

RSUD Dr. Adnan WD memiliki grafik Bed Occupancy Rate(BOR) yang

meningkat setiap tahunnya. Grafik BOR tahun 2010 hingga 2011 mengalami

peningkatan sebesar 11% tahun 2012 hingga 2013 meningkat menjadi 13%.
(Sumber: Rekam medis dan bidang keperawatan RSUD Dr. Adnan WD

Payakumbuh,2014).

Stres kerja yang terjadi akibat beban kerja yang berlebih pada perawat RSUD

Dr. Adnan WD, cenderung berdampak pada kelelahan kerja, emosi yang tidak

stabil, sehingga terjadinya keterlambatan dalam bekerja dan tingkat absensi

yang tinggi. Data yang diperoleh dari bagian bidang keperawatan data

keterlambatan perawat dengan persentase 32% dan data absensi perawat yang

diperoleh di RSUD Adnan WD adalah 15%. Tingginya angka keterlambatan

dan absensi perawat merupakan dampak dari stres kerja yang dialami perawat

diruangan. Kemudian dari segi jumlah tenaga perawat yang sangat minim

dalam satu shift jaga, dimana perbandingan jumlah perawat dengan pasien

dalam satu shift adalah 1 : 7 sedangkan normalnya rasio perbandingan

perawat dan pasien dalam satu shift adalah 1 : 5, serta komunikasi yang

kurang baik antara pasien dan perawat maupun sesama perawat di ruangan

sehingga sering terjadi kesalahpahaman yang menyebabkan munculnya stres

kerja. (Sumber: data sekunder dari wawancara dengan kepala bagian

keperawatan RSUD Dr. Adnan WD Payakumbuh).

Survey yang dilakukan melalui wawancara dengan 9 orang perawat

pelaksana di ruang rawat inap RSUD Dr. Adnan W.D Payakumbuh pada

tanggal 2-3 April 2014, menjelaskan bahwa 3 dari 9 perawat pelaksana yang

mengeluhkan adanya rasa lelah, badan terasa tidak bugar, sulit

berkonsentrasi. Perawat tersebut juga mengaku kondisi emosional yang

sering meningkat, merasa bosan, mudah marah, dan merasa cemas. Apabila
gejala stres tersebut menumpuk dapat menyebabkan penurunan kondisi fisik

perawat dan bisa menyebabkan stres kerja. Tiga perawat juga mengeluhkan

sering mengerjakan tugas lain yang bukan tugas keperawatan misalnya

mengurus administrasi, membuat resep, dan melakukan tugas kebersihan.

Selain itu perawat juga mengeluhkan keluarga pasien yang tidak kooperatif

terhadap pengobatan dan terapi yang diberikan sehingga sering

terjadikesalahpahamanyang menyebabkan perawat menjadi stres. Tiga orang

perawat yang diwawancarai juga mengeluhkan terhadap kondisi kerja di

ruangan, dimana kunjungan keluarga yang datang terlalu ramai hal ini

membuat suasana ruangan menjadi sesak, panas dan penuh yang membuat

perawat menjadi tidak nyaman dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga

mengalami stres.

Semua kondisi diatas apabila tidak ditangani dapat berimplikasi pada

menurunnya kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan, dan

tekanan yang terus menerus pada diri perawat akan mengakibatkan

munculnya stres kerja. Berdasarkan fenomena diatas peneliti tertarik

melakukan penelitian tentang Hubungan kondisi dan beban kerja perawat

dengan stres kerja perawat di Instalasi Rawat Inap (IRNA) RSUD Dr. Adnan

W.D Payakumbuh tahun 2014.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas dapat ditetapkan permasalahan

penelitian dengan pertanyaan bagaimana hubungan kondisi dan beban kerja

dengan stres kerja perawat di Instalasi Rawat Inap (IRNA) RSUD Dr. Adnan

W.D Payakumbuh tahun 2014?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan kondisi dan beban kerja dengan stres kerja

perawat di Instalasi Rawat Inap (IRNA) RSUD Dr. Adnan W.D

Payakumbuh pada tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi frekuensi stres kerja perawat di IRNA RSUD

Dr. Adnan W.D Payakumbuh.

b. Mengetahui distribusi frekuensi kondisi kerja perawat di IRNA

RSUD Dr. Adnan W.D Payakumbuh.

c. Mengetahui distribusi frekuensi beban kerja perawat di IRNA RSUD

Dr. Adnan W.D Payakumbuh.

d. Mengetahui hubungan kondisi kerjadengan stres kerja perawat di

IRNA RSUD Dr. Adnan W.D Payakumbuh.

e. Mengetahui hubunganbeban kerjadengan stres kerja perawat di

IRNA RSUD Dr. Adnan W.D Payakumbuh.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Rumah Sakit

Dengan diketahuinya hubungan kondisi dan beban kerja perawat dengan

stres kerja perawat diharapkan menjadi bahan masukan bagi perawat dan

manager keperawatan sehingga pelayanan keperawatan bisa lebih baik

dan berkualitas.

2. Bagi Profesi Perawat

Dapat memberikan masukan bagi pengembangan sumber daya manusia

keperawatan, baik pada masa pendidikan maupun di tempat pelayanan

kesehatan, dan sebagai pertimbangan dalam pengambilan kebijakan

terutama dalam proses pengadaan tenaga keperawatan dan pembinaan

tenaga keperawatan.

3. Bagi Pendidikan

Dalam dunia pendidikan penelitian ini dapat menambah informasi

yang berguna bagi pendidikan keperawatan.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai data awal untuk melakukan

penelitian selanjutnya dengan ruang lingkup yang sama.

Anda mungkin juga menyukai

  • Dokumen Rekam Medis
    Dokumen Rekam Medis
    Dokumen1 halaman
    Dokumen Rekam Medis
    Teguh Karisma Anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Kuisioner Stres
    Kuisioner Stres
    Dokumen2 halaman
    Kuisioner Stres
    Teguh Karisma Anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Kuisioner Mekanisme Koping
    Kuisioner Mekanisme Koping
    Dokumen3 halaman
    Kuisioner Mekanisme Koping
    Teguh Karisma Anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen23 halaman
    Bab Ii
    Teguh Karisma Anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen23 halaman
    Bab Ii
    Teguh Karisma Anugeraha
    Belum ada peringkat
  • RISET
    RISET
    Dokumen15 halaman
    RISET
    yosi saputra
    Belum ada peringkat
  • Neuropati Diabetikum
    Neuropati Diabetikum
    Dokumen8 halaman
    Neuropati Diabetikum
    Teguh Karisma Anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Anggaran Pengmas
    Anggaran Pengmas
    Dokumen1 halaman
    Anggaran Pengmas
    Teguh Karisma Anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Rekap Tanggal
    Rekap Tanggal
    Dokumen15 halaman
    Rekap Tanggal
    Teguh Karisma Anugeraha
    Belum ada peringkat
  • 1 2 PB
    1 2 PB
    Dokumen12 halaman
    1 2 PB
    Teguh Karisma Anugeraha
    Belum ada peringkat
  • 155 Diagnosa Penyakit Bpjs
    155 Diagnosa Penyakit Bpjs
    Dokumen6 halaman
    155 Diagnosa Penyakit Bpjs
    jefri111
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Teguh Karisma Anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Adrenaln
    Adrenaln
    Dokumen21 halaman
    Adrenaln
    Teguh Karisma Anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Askep Komunitas Wiyung
    Askep Komunitas Wiyung
    Dokumen72 halaman
    Askep Komunitas Wiyung
    Teguh Karisma Anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Teguh Karisma Anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Abstrak Ana
    Abstrak Ana
    Dokumen2 halaman
    Abstrak Ana
    Teguh Karisma Anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Askep Komunitas Wiyung
    Askep Komunitas Wiyung
    Dokumen72 halaman
    Askep Komunitas Wiyung
    Teguh Karisma Anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Nomi PDF
    Nomi PDF
    Dokumen53 halaman
    Nomi PDF
    Syukron Ma'mun
    Belum ada peringkat
  • Tindak Lanjut
    Tindak Lanjut
    Dokumen16 halaman
    Tindak Lanjut
    Teguh Karisma Anugeraha
    Belum ada peringkat
  • FORM23
    FORM23
    Dokumen3 halaman
    FORM23
    Teguh Karisma Anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Identitas Pasien
    Identitas Pasien
    Dokumen2 halaman
    Identitas Pasien
    Teguh Karisma Anugeraha
    Belum ada peringkat
  • IKD2 Sistem Saraf
    IKD2 Sistem Saraf
    Dokumen23 halaman
    IKD2 Sistem Saraf
    Teguh Karisma Anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Formahht Askep
    Formahht Askep
    Dokumen3 halaman
    Formahht Askep
    Teguh Karisma Anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen2 halaman
    Abs Trak
    Teguh Karisma Anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Protelindo KARANGREJO Surabaya
    Protelindo KARANGREJO Surabaya
    Dokumen2 halaman
    Protelindo KARANGREJO Surabaya
    Teguh Karisma Anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Dines Puskesmas Jagir
    Jadwal Dines Puskesmas Jagir
    Dokumen4 halaman
    Jadwal Dines Puskesmas Jagir
    Teguh Karisma Anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Penelitian Vaksin Malaria
    Penelitian Vaksin Malaria
    Dokumen4 halaman
    Penelitian Vaksin Malaria
    Teguh Karisma Anugeraha
    Belum ada peringkat
  • Bahan Judul
    Bahan Judul
    Dokumen2 halaman
    Bahan Judul
    Teguh Karisma Anugeraha
    Belum ada peringkat
  • SAP Katarak
    SAP Katarak
    Dokumen4 halaman
    SAP Katarak
    Teguh Karisma Anugeraha
    Belum ada peringkat