PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan yang memberikan
darurat, unit rawat jalan dan unit rawat inap (Muninjaya, 2004).
semakin tinggi pula tuntutan masyarakat atas mutu pelayanan kesehatan yang
Faktor yang dominan adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia
pasien adalah tenaga perawat yang berjumlah 60% dari tenaga kesehatan lain
(Depkes, 2005).
kesehatan di rumah sakit dan merupakan tenaga yang paling lama kontak
dengan pasien yaitu selama 24 jam Keliat (1999 dikutip dari Pitaloka, 2010).
fenomena di rumah sakit adanya perawat yang tidak sabar, suka marah,
berbicara ketus dengan pasien dan keluarga pasien, bahkan terjadi kelalaian
dalam melakukan injeksi. Hal ini tentu sangat berlawanan dengan tugas dan
pada pasien. Tugas dan tanggung jawab perawat bukan hal yang ringan untuk
pasien, serta dituntut untuk selalu tampil sebagai profil perawat yang baik
oleh pasiennya. Selain itu, perawat juga dibebani tugas tambahan lain dan
tugas kebersihan, 63,6% melakukan tugas administrasi, dan lebih dari 90%
bekerja ini apabila berlangsung secara terus menerus akan menjadi faktor
pemicu munculnya stres kerja. Stres kerja merupakan beban kerja yang
performance individu (Robbins, 2004). Jika hal ini terus terjadi, kondisi
psikologis perawat akan menurun dan menjadi tertekan dan keadaan ini dapat
mudah marah, tidak ramah, serta mudah lelah. Berbagai situasi dan tuntutan
Menurut Siagian (2006) menyatakan bahwa jika stres tidak dapat diantisipasi
dengan baik dan benar maka akan berakibat pada ketidakmampuan seseorang
pekerja.
Menurut Rahardjo (2005), stres yang berasal dari lingkungan kerja lazim
disebut stres kerja. Menurut Riggio (2003)stres kerja adalah interaksi antara
pekerja.
Menurut American National Association for Occupational (dikutip dari
diurutan paling atas pada empat puluh pertama kasus stres kerja. Tingginya
angka kejadian stres kerja pada perawat juga terlihat di Indonesia. Hasil
survei yang dilakukan oleh PPNI (2006 dikutip dari Rosmawar 2009) sekitar
kerja yaitu sering pusing, lelah, tidak bisa beristirahat karena beban kerja
perawat mengalami stres kerja. Setiap individu mengalami stres kerja dengan
gejala stres kerja dalam empat bagian, yaitu gejala fisik (sakit kepala,
kehilangan nafsu makan, dan sulit tidur), gejala emosi (marah-marah, cemas,
serta gejala tingkah laku ( tidur berlebihan, jadi pendiam). Semua gejala yang
muncul harus diatasi segera agar tidak menimbulkan dampak yang lebih
Stres yang berkepanjangan dapat berdampak pada aspek dan sistem tubuh
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sekitar satu juta kasus absensi di tempat
kerja berkait dengan masalah stres, 27% mengatakan bahwa aspek pekerjaan
tingkat stres kerja sebagai tingkat stres yang sangat tinggi, satu pertiga
pekerjaan mereka, dan 70% berkata stres kerja telah merusak kesehatan fisik
dan mental mereka. Dampak dari stres kerja tersebut dapat merugikan
ditampilkan sertarespon terhadap stres itu sendiri, mulai dari tahap stres
ringan sampai dengan tahapstres berat. Menurut Robbins (2004) stres kerja
(2003) yang menyebabkan stres kerja adalah sumber intrinsik pada pekerjaan
(kondisi kerja, beban kerja yang berlebihan), peran di dalam organisasi (peran
tempat kerja yang kurang baik. Menurut Abraham dan Shanley (1992, dikutip
Beban kerja perawat yang bekerja di rumah sakit berkaitan dengan asuhan
pertimbangan dalam beban kerja perawat adalah jumlah pasien yang dirawat,
keahlian dan waktu yang tersedia maka akan menjadi sumber stres (Ilyas,
2001).
emosi perawat yang tidak sesuai dengan yang diharapkan pasien. Unsur yang
ruangan yang terlalu dingin. Panas bukan hanya dalam pengertian temperatur
udara tetapi juga sirkulasi atau arus udara. Selain itu kebisingan juga
pada kebisingan.
terhadap terjadinya stres kerja kemudian tipe kepribadian 89,5% dan beban
kerja 87,5%.Jadi banyak hal yang berkaitan dengan beban kerja perawat di
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Adnan W.D merupakan pelayanan kesehatan
dengan letaknya yang strategis dan merupakan rumah sakit rujukan di kota
maret 2014 didapatkan data ketenagaan dari bidang Keperawatan RSUD Dr.
D3 keperawatan sebanyak 107 orang PNS, dan 2 orang SPK. Selain itu
meningkat setiap tahunnya. Grafik BOR tahun 2010 hingga 2011 mengalami
peningkatan sebesar 11% tahun 2012 hingga 2013 meningkat menjadi 13%.
(Sumber: Rekam medis dan bidang keperawatan RSUD Dr. Adnan WD
Payakumbuh,2014).
Stres kerja yang terjadi akibat beban kerja yang berlebih pada perawat RSUD
Dr. Adnan WD, cenderung berdampak pada kelelahan kerja, emosi yang tidak
yang tinggi. Data yang diperoleh dari bagian bidang keperawatan data
keterlambatan perawat dengan persentase 32% dan data absensi perawat yang
dan absensi perawat merupakan dampak dari stres kerja yang dialami perawat
diruangan. Kemudian dari segi jumlah tenaga perawat yang sangat minim
dalam satu shift jaga, dimana perbandingan jumlah perawat dengan pasien
perawat dan pasien dalam satu shift adalah 1 : 5, serta komunikasi yang
kurang baik antara pasien dan perawat maupun sesama perawat di ruangan
pelaksana di ruang rawat inap RSUD Dr. Adnan W.D Payakumbuh pada
tanggal 2-3 April 2014, menjelaskan bahwa 3 dari 9 perawat pelaksana yang
sering meningkat, merasa bosan, mudah marah, dan merasa cemas. Apabila
gejala stres tersebut menumpuk dapat menyebabkan penurunan kondisi fisik
perawat dan bisa menyebabkan stres kerja. Tiga perawat juga mengeluhkan
Selain itu perawat juga mengeluhkan keluarga pasien yang tidak kooperatif
ruangan, dimana kunjungan keluarga yang datang terlalu ramai hal ini
membuat suasana ruangan menjadi sesak, panas dan penuh yang membuat
mengalami stres.
dengan stres kerja perawat di Instalasi Rawat Inap (IRNA) RSUD Dr. Adnan
B. Rumusan masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas dapat ditetapkan permasalahan
dengan stres kerja perawat di Instalasi Rawat Inap (IRNA) RSUD Dr. Adnan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Rumah Sakit
stres kerja perawat diharapkan menjadi bahan masukan bagi perawat dan
dan berkualitas.
tenaga keperawatan.
3. Bagi Pendidikan