Anda di halaman 1dari 35

Pengantar

Pelayanan Konseling yang mulai dikenal di Indonesia sejak dekade tahun 1960-an
(semula dikenal dengan nama pelayanan Bimbingan dan Penyuluhan, kemudian
berubah menjadi pelayanan Bimbingan dan Konseling) mendapat posisi yang cukup
proporsional dan menentukan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dengan isi pokok materi yang tertuang di dalam Permendiknas No. 22 dan No. 23 tahun
2008 tentang Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan pada Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah. Pengertian kurikulum yang digunakan dalam KTSP adalah seperangkat
kegiatan belajar yang dijalani peserta didik yang menjadi tanggung jawab satuan
pendidikan. Dengan pengertian itu, KTSP meliputi sejumlah komponen pokok, yaitu
komponen mata pelajaran dan muatan lokal, serta komponen pengembangan diri yang
mencakup pelayanan konseling dan kegiatan ekstra kurikuler. Sebagai perangkat
pemberlakuan KTSP, khususnya untuk komponen pelayanan konseling dan kegiatan
ekstra kurikuler, Pusat Kurikulum Balitbang Diknas telah menyusun panduan dengan
judul Panduan Pengembangan Diri untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,
berdasarkan Permendiknas yang dimaksud. Panduan ini telah disosialisasikan ke seluruh
tanah air.

Untuk lebih menegaskan dan mengkhususkan fokus kinerja Pusat Pengembangan


dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan bidang Pendidikan Jasmani dan
Bimbingan Konseling (PPPPTK Penjas dan BK), khususnya bidang Pelayanan
Konseling berdasarkan KTSP, PPPPTK Penjas dan BK menyiapkan Pedoman
Pelaksanaan Pelayanan Konseling untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Materi Pedoman Pelaksanaan yang dikembangkan oleh PPPPTK Penjas dan BK ini
sepenuhnya diambil dari Panduan Pengembangan Diri yang sebelumnya telah
dikembangkan oleh Pusat Kurikulum, khususnya bagian tentang Pelayanan Konseling.
Di samping itu, Pedoman Pelaksanaan tersebut juga mengakomodasi masukan dari
berbagai pihak yang sangat relevan dengan pengembangan dan pemantapan
profesionalisasi pelayanan konseling dan kinerja para pelaksananya di lapangan, yaitu
para Guru Pembimbing (konselor sekolah/madrasah). Secara keseluruhan, Pedoman
Pelayanan Konseling yang materi pokoknya diambil dari panduan yang dikembangkan
oleh Pusat Kurikulum itu, merupakan penyempurnaan dari pedoman-pedoman
pelaksanaan pelayanan konseling terdahulu yang telah dikembangkan dan ditatarkan
kepada Guru Pembimbing (konselor sekolah) se Indonesia oleh PPPPTK Penjas dan BK
dahulu bernama PPPG Keguruan sejak tahun 1993

Dengan dikeluarkannya Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Konseling ini sangat


diharapkan adanya satu pemahaman yang jelas dan mantap, sambil tetap sinkron dengan
panduan yang telah dikembangkan oleh Pusat Kurikulum, tentang pelaksanaan
pelayanan konseling di sekolah/madrasah oleh para Guru Pembimbing (konselor
sekolah). Lebih jauh, Pedoman Pelaksanaan tersebut digunakan oleh PPPPTK Penjas dan
BK sesuai dengan tugas pokok dan fungsi kelembagaan PPPPTK Penjas dan BK, untuk
menyusun Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang akan dijadikan Standar Pelatihan
bagi para Guru Pembimbing (konselor sekolah) di seluruh Indonesia.

Dengan digunakannya buku Pedoman ini pelaksanaan praktik konseling dapat


berjalan dengan lancar, terarah dan berhasil sesuai dengan kaidah-kaidah pelayanan
sebagai sebuah profesi dalam bidang pendidikan. Demikian juga penyelenggaraan
i
pelatihannya pada berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan bagi Guru Pembimbing
(konselor sekolah) di serluruh Indonesia. Semua pihak yang terkait di dalam lingkungan
sekolah/madrasah dan pihak lain di luar sekolah, baik pihak formal maupun nonformal di
bidang pendidikan diharapkan dapat berpartisipasi secara optimal demi suksesnya
pelayanan professional konseling yang dimaksud.

Dengan tersusunnya Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Konseling untuk Satuan


Pendidikan Dasar dan Mengengah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berpartisipasi didalamnya.

Parung, April 2008

Dr. Sarono, M.Ed


NIP. 130873243

ii
DAFTAR ISI

PENGANTAR ..........................................................................................................i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Trilogi Profesi Pendidik ................................................................ ......1
B. Komponen Profesi Guru Kelas/Guru Pembimbing...........................2
C. Pelayanan Konseling dalam KTSP .................................................... 4

BAB II STRUKTUR PELAYANAN KONSELING


A. Pengertian, Paradigma, Visi dan Misi................................................6
B. Tugas Perkembangan Peserta Didik SD/MI......................................7
C. Bidang Pelayanan ................................................................................8
D. Fungsi Konseling ................................................................................. 8
E. Prinsip dan Asas ................................................................................. .9
F. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung ..................................... ...9
G. Bentuk Kegiatan .............................................................................11
H. Program Pelayanan ............................................................................11

BAB III PERENCANAAN PELAKSANAAN DAN PENILAIAN KEGIATAN


A. Perencanaan Kegiatan ........................................................................13
B. Pelaksanaan Kegiatan..........................................................................13
C. Penilaian Kegiatan...............................................................................15
D. Pelaksana Kegiatan..............................................................................16

BAB IV PENGELOLAAN KEGIATAN

A. Pengelolaan Berbasis Kinerja.............................................................17


B. Pengawasan Kegiatan..........................................................................19

LAMPIRAN .............................................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Trilogi Profesi Pendidik

Di awal abad ke-21 ini dunia pendidikan di Indonesia mulai memasuki era
profesional. Hal ini ditandai dengan penegasan bahwa pendidik merupakan tenaga
profesional (UU No.20 Tahun 2003 Pasal 39 Ayat 2), dan profesional adalah
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber penghasilan
kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi
standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (UU No.14
Tahun 2005 Pasal 1 Butir 4).

Untuk menjadi profesional seseorang harus menguasai dan memenuhi ketiga


komponen trilogi profesi, yaitu (1) komponen dasar keilmuan, (2) komponen
substansi profesi, dan (3) komponen praktik profesi, sebagaimana gambar berikut

Praktik Profesi

Trilogi
Profesi

Dasar Keilmuan Substansi Profesi

Komponen dasar keilmuan memberikan landasan bagi calon tenaga profesional


dalam wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap berkenaan dengan
profesi yang dimaksud. Komponen substansi profesi membekali calon profesional
apa yang menjadi fokus dan objek praktis spesifik pekerjaan profesionalnya.
Komponen praktik mengarahkan calon tenaga profesional untuk menyelenggarakan
praktik profesinya itu kepada sasaran pelayanan atau pelanggan secara tepat dan
berdaya guna. Penguasaan dan penyelenggaraan trilogi profesi secara mantap
merupakan jaminan bagi suksesnya penampilan profesi tersebut demi kebahagiaan
1
sasaran pelayanan. Penguasaan ketiga komponen profesi tersebut diperoleh di dalam
program pendidikan profesi dan pendidikan akademik yang mendasarinya.

Guru Kelas/Guru Pembimbing, yang adalah pendidik (UU No.20 Tahun 2003
Pasal 1 Butir 6) , sebagai tenaga professional dituntut untuk menguasai dan
memenuhi trilogi profesi dalam bidang pendidikan, khususnya bidang konseling,
yaitu

Komponen Dasar Keilmuan : Ilmu Pendidikan

Komponen Substansi Profesi : Proses pembelajaran terhadap pengembangan


diri/ pribadi individu melalui modus pelayanan
konseling.

Komponen Praktik Profesi : Penyelenggaraan proses pembelajaran terhadap


sasaran pelayanan melalui modus pelayanan
konseling.

B. Komponen Profesi Guru Kelas/Guru Pembimbing

1. Ilmu Pendidikan
Guru Kelas/Guru Pembimbing diwajibkan menguasai ilmu pendidikan
sebagai dasar dari keseluruhan kinerja profesionalnya dalam bidang pelayanan
konseling, karena Guru Kelas/Guru Pembimbing digolongkan ke dalam
kualifikasi pendidik; dan oleh karenanya pula kualifikasi akademik seorang Guru
Kelas/Guru Pembimbing pertama-tama adalah Sarjana Pendidikan. Atas dasar
keilmuan inilah Guru Kelas/Guru Pembimbing akan menguasai dengan baik
kaidah-kaidah keilmuan pendidikan sebagai dasar dalam memahami peserta
didik (sebagai sasaran pelayanan konseling) dan memahami seluk beluk proses
pembelajaran yang akan dijalani peserta didik melalui modus pelayanan
konseling. Dalam hal ini proses konseling tidak lain adalah proses pembelajaran
yang dijalani oleh sasaran layanan bersama Guru Kelas/Guru Pembimbingnya.
Dalam arti yang demikian pulalah, Guru Kelas/Guru Pembimbing sebagai
pendidik diberi label juga sebagai agen pembelajaran.

2. Substansi Profesi Konseling

2
Di atas kaidah-kaidah ilmu pendidikan itu Guru Kelas/Guru Pembimbing
membangun substansi profesi konseling yang meliputi objek praktis spesifik
profesi konseling, pendekatan, dan teknologi pelayanan, pengelolaan dan
evaluasi, serta kaidah-kaidah pendukung yang diambil dari bidang keilmuan lain.
Semua subtansi tersebut menjadi isi dan sekaligus fokus pelayanan konseling.
Secara keseluruhan substansi tersebut sebagai modus pelayanan konseling*).
Objek praktis spesifik yang menjadi fokus pelayanan konseling adalah
kehidupan efektif sehari-hari (KES). Dalam hal ini, sasaran pelayanan konseling
adalah kondisi KES yang dikehendaki untuk dikembangkan dan kondisi
kehidupan efektif sehari-hari yang terganggu (KES-T). Dengan demikian,
pelayanan konseling pada dasarnya adalah upaya pelayanan dalam
pengembangan KES dan penanganan KES-T.
Berkenaan dengan pendekatan dan teknologi, pengelolaan dan evaluasi
pelayan konseling, Guru Kelas/Guru Pembimbing wajib menguasai berbagai
jenis layanan dan kegiatan pendukungnya dengan landasan teori, acuan praksis,
standar prosedur operasional (SPO), serta implementasinya dalam praktik
konseling. Pendekatan dan teknologi, pengelolaan dan evaluasi pelayanan itu
perlu didukung oleh kaidah-kaidah keilmuan dan teknologi seperti psikologi,
sosiologi, teknologi- informasi-komunikasi sebagai alat untuk lebih
menepatgunakan dan mendayagunakan pelayanan konseling.

3. Praktik Pelayanan Konseling

Praktik pelayanan konseling terhadap sasaran pelayanan merupakan


puncak dari keberadaan bidang konseling di satuan pendidikan. Mutu pelayanan
konseling diukur dari penampilan paktik pelayanan oleh Guru Kelas/Guru
Pembimbing terhadap sasaran pelayanan. Demikian pula mutu kinerja Guru
Kelas/Guru Pembimbing di sekolah/ madrasah dihitung dari penampilannya
dalam praktik pelayanan konseling terhadap siswa yang menjadi tanggung
jawabnya.

C. Pelayanan Konseling dalam KTSP


* )
Bandingkan modus pelayanan konseling yang dijalankan oleh Guru Kelas/Guru Pembimbing, misalnya
dengan modus pelayanan kesehatan oleh dokter.
3
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum
pendidikan yang diberlakukan untuk setiap satuan pendidikan yang didasarkan pada
Peraturan Menteri Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Nomor 23 Tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. KTSP
meliputi tiga komponen, yaitu komponen mata pelajaran, muatan lokal, dan
pengembangan diri. Komponen pengembangan diri terdiri dari dua sub-komponen,
yaitu pelayanan konseling dan kegiatan ekstra kurikuler. KTSP yang meliputi tiga
komponen itu digambarkan dalam diagram sebagai berikut:

Muatan
Lokal

Guru
Mata Pengembangan
Pelajaran
optimal potensi
siswa

Guru Kelas/Guru
Pembimbing Pelayanan
/konselor Konseling
sekolah

Pembina Keg. Eks


Khusus

Pengertian kurikulum yang digunakan dalam KTSP adalah semua kegiatan


belajar peserta didik yang menjadi tanggung jawab satuan pendidikan. Dengan
pengertian tersebut, selain mata pelajaran, yang termasuk juga ke dalam kurikulum
satuan pendidikan adalah muatan lokal, pelayanan konseling, dan kegiatan ekstra
kurikler. Segenap komponen dan sub-komponen KTSP itu harus benar-benar
dikembangkan dan dilaksanakan secara penuh oleh satuan pendidikan. Dengan
demikian, komponen KTSP pada satuan pendidikan dianggap lengkap apabila
meliputi seluruh komponen mata pelajaran, muatan lokal, pelayanan konseling, dan
kegiatan ekstra kurikuler.

4
Lebih jauh, tenaga pengampu masing-masing komponen KTSP telah pula
ditentukan. Mata pelajaran dan muatan lokal diampu oleh guru, pelayanan konseling
diampu oleh Guru Kelas/Guru Pembimbing, dan kegiatan ekstra kurikuler diampu
oleh pembina khusus yang masing-masing memiliki kewenangan dan kemampuan
dalam bidang yang diampunya itu. Pada era profesionalisasi, para pengampu bidang-
bidang yang dimaksud haruslah mereka yang benar-benar profesional dalam
bidangnya. Dalam kaitan ini, pelayanan konseling, yang merupakan salah satu pokok
isi komponen KTSP, haruslah diampu oleh tenaga profesional yang disebut guru
pembimbing/konselor sekolah.

5
BAB II
STRUKTUR PELAYANAN KONSELING

Pelayanan konseling di sekolah/madrasah merupakan usaha membantu peserta


didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar,
serta perencanaan dan pengembangan karir. Pelayanan konseling memfasilitasi
pengembangan peserta didik, secara individual, kelompok dan atau klasikal, sesuai
dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta peluang-
peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga membantu mengatasi kelemahan dan
hambatan serta masalah yang dihadapi peserta didik.

A. Pengertian, Paradigma, Visi dan Misi

1. Pengertian

Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, berkenaan


dengan pengembangan kondisi kehidupan efektif sehari-sehari (KES) dan
penanganan kondisi kehidupan efektif sehari-hari yang terganggu (KES-T),
baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan
berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi,
kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui
berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma
yang berlaku.

2. Paradigma

Paradigma konseling adalah pelayanan bantuan psiko-pendidikan dalam


bingkai budaya. Artinya, pelayanan konseling berdasarkan kaidah-kaidah
keilmuan dan teknologi pendidikan serta psikologi yang dikemas dalam kaji-
terapan pelayanan konseling yang diwarnai oleh budaya lingkungan peserta
didik.

6
3. Visi

Visi pelayanan konseling adalah terwujudnya kehidupan kemanusiaan


yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam
pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar peserta
didik berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia.

4. Misi
Misi pelayanan konseling meliputi:
1) Misi pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta didik melalui
pembentukan perilaku efektif-normatif dalam kehidupan keseharian dan
masa depan.
2) Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi dan
kompetensi peserta didik di dalam lingkungan sekolah/madrasah, keluarga
dan masyarakat.
3) Misi pengentasan masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan masalah
peserta didik mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari.

B. Tugas Perkembangan Peserta Didik SD/MI


Arah pelayanan konseling dalam mencapai visi dan misi di atas didasarkan
pada pemenuhan tugas-tugas perkembangan peserta didik SD/MI, yaitu:
.a Memiliki kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
.b Mengembangkan ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.
.c Mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari.
.d Belajar bergaul dan bekerja dengan kelompok sebaya.
.e Belajar menjadi pribadi yang mandiri
.f Mempelajari ketrampilan fisik sederhana yang diperlukan baik untuk
permainan maupun kehidupan.
.g Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai sebagai pedoman perilaku.
.h Membina hidup sehat, untuk diri sendiri, dan lingkungan serta keindahan.
.i Belajar memahami diri sendiri dan orang lain sesuai dengan jenis kelaminnya
dan menjalankan peran tanpa membedakan jenis kelamin.
.j Mengembangkan sikap terhadap kelompok, lembaga sosial, serta tanah air
bangsa dan Negara. Mengembangkan pemahaman dan sikap awal untuk
perencanaan masa depan.

7
C. Bidang Pelayanan
Bidang pelayanan konseling meliputi:

1. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu


peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan
kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik
kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik.

2. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu


peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan
kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya,
anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.

3. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu


peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti
pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri.

4. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik


dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil
keputusan karir.

D. Fungsi Konseling
Pelayanan konseling mendukung fungsi-fungsi:

1. Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan
lingkungannya.

2. Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah


atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat
perkembangan dirinya.

3. Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah


yang dialaminya.

4. Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu peserta


didik memelihara dan menumbuh-kembangkan berbagai potensi dan kondisi
positif yang dimilikinya.
8
5. Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan
atas hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.

E. Prinsip dan Asas

Pelayanan konseling dilaksanakan dengan menerapkan prinsip dan asas-


asas berikut:

1. Prinsip-prinsip konseling berkenaan dengan sasaran layanan, permasalahan


yang dialami peserta didik, program pelayanan, serta tujuan dan pelaksanaan
pelayanan.

2. Asas-asas konseling meliputi asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan,


kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan,
keahlian, alih tangan kasus, dan tut wuri handayani.

F. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung

Pelayanan konseling diselenggarakan melalui berbagai jenis layanan dan


kegiatan pendukung berikut:
1. Jenis Layanan:

a. Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami


lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-
obyek yang dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan
memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang baru.

b. Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan


memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan
pendidikan lanjutan.

c. Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta


didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam
kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan,
magang, dan kegiatan ekstra kurikuler.

9
d. Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik
menguasai konten tertentu, terutama konten-konten yang berisi
kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam kehidupan di
sekolah, keluarga, dan masyarakat.

e. Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik


dalam mengentaskan masalah pribadinya.

f. Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam


pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar,
karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan
tertentu melalui dinamika kelompok.

g. Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam


pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika
kelompok.

h. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak
lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu
dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.

i. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan


permasalahan dan memperbaiki hubungan antar mereka.

2. Kegiatan Pendukung

a. Aplikasi Instrumentasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri


peserta didik dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen,
baik tes maupun non-tes.

b. Himpunan Data, yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan


pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan,
sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia.

c. Konferensi Kasus, yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik


dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat
memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya
masalah peserta didik, yang bersifat terbatas dan tertutup.

10
d. Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan
komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan
dengan orang tua dan atau keluarganya.

e. Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan


pustaka yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan
pribadi, kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/jabatan.

f. Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan


masalah peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya.

G. Bentuk Kegiatan

Bentuk kegiatan pelayanan konseling meliputi:

1. Individual, yaitu bentuk kegiatan konseling yang melayani peserta didik


secara perorangan.

2. Kelompok, yaitu bentuk kegiatan konseling yang melayani sejumlah peserta


didik melalui suasana dinamika kelompok.

3. Klasikal, yaitu bentuk kegiatan konseling yang melayani sejumlah peserta


didik dalam satu kelas.

4. Lapangan, yaitu bentuk kegiatan konseling yang melayani seorang atau


sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan.

5. Pendekatan Khusus, yaitu bentuk kegiatan konseling yang melayani


kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak yang dapat
memberikan kemudahan.

H. Program Pelayanan

1. Jenis Program

a Program Tahunan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh


kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di
sekolah/madrasah.

11
b Program Semesteran, yaitu program pelayanan konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan penjabaran
program tahunan.

c Program Bulanan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh


kegiatan selama satu bulan yang merupakan penjabaran program
semesteran.

d Program Mingguan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh


kegiatan selama satu minggu yang merupakan penjabaran program
bulanan.

e Program Harian, yaitu program pelayanan konseling yang dilaksanakan


pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan
penjabaran dari program mingguan dalam bentuk rencana program
pelayanan/pendukung (RPP).

2. Penyusunan Program

a Program pelayanan konseling disusun berdasarkan kebutuhan peserta


didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi.

b Substansi program pelayanan konseling meliputi empat bidang


pengembangan, jenis layanan dan kegiatan pendukung, bentuk kegiatan,
sasaran pelayanan, dan volume/beban tugas Guru Kelas/Guru
Pembimbing.

(Lampiran 1 dan Lampiran 2a, 2b, 2c, dan 2d)

12
BAB III
PERENCANAAN PELAKSANAAN DAN PENILAIAN KEGIATAN

A. Perencanaan Kegiatan
Perencanaan kegiatan pelayanan konseling mengacu pada program tahunan yang
telah dijabarkan ke dalam program semesteran, bulanan, serta mingguan.

1. Perencanaan kegiatan pelayanan konseling harian yang merupakan


penjabaran dari program mingguan disusun dalam bentuk RPP (Rencana
Program Pelayanan/Pendukung) yang memuat:

a Sasaran layanan/kegiatan pendukung

b Substansi layanan/kegiatan pendukung

c Jenis layanan/kegiatan pendukung, serta alat bantu yang digunakan

d Pelaksana layanan/kegiatan pendukung dan pihak-pihak yang terlibat

e Waktu dan tempat

(Lampiran 3)

2. Rencana kegiatan pelayanan konseling mingguan meliputi kegiatan di dalam


kelas dan di luar kelas untuk masing-masing kelas peserta didik yang menjadi
tanggung jawab Guru Kelas/Guru Pembimbing. (Lampiran 1)

3. Satu kali kegiatan layanan atau kegiatan pendukung konseling berbobot


ekuivalen 2 (dua) jam pembelajaran.

4. Volume keseluruhan kegiatan pelayanan konseling dalam satu minggu minimal


ekuivalen dengan beban tugas wajib Guru Kelas/Guru Pembimbing di sekolah/
madrasah.

B. Pelaksanaan Kegiatan

Guru Kelas/Guru Pembimbing secara langsung dan aktif menyelenggarakan


kegiatan pelayanan konseling terhadap seluruh siswa yang menjadi tanggung
jawabnya.

13
1. Program pelayanan konseling yang direncanakan dalam bentuk RPP (Rencana
Program Pelayanan/Pendukung) dilaksanakan sesuai dengan sasaran layanan,
substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat, dan pihak-pihak yang terkait.

2. Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Konseling

a. Di dalam jam pembelajaran sekolah/madrasah:

1) Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk


menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran,
penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain
yang dapat dilakukan di dalam kelas.

2) Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jam pembelajaran


per kelas per minggu dan dilaksanakan secara terjadwal.

3) Kegiatan tidak tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan


layanan konsultasi, kegiatan konferensi kasus, himpunan data, kunjungan
rumah, pemanfaatan kepustakaan, dan alih tangan kasus.

b. Di luar jam pembelajaran sekolah/madrasah:

1) Kegiatan tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan


layanan orientasi, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling
kelompok, dan mediasi, serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di
luar kelas.

2) Satu kali kegiatan layanan/pendukung konseling di luar kelas/di luar jam


pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam pembelajaran tatap muka
dalam kelas.

3) Kegiatan pelayanan konseling di luar jam pembelajaran sekolah/madrasah


maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan konseling, diketahui dan
dilaporkan kepada pimpinan sekolah/madrasah.

3. Kegiatan pelayanan konseling (kegiatan layanan dan kegiatan pendukung) dicatat


dalam laporan pelaksanaan program (LAPELPROG). (Lampiran 4).

4. Volume dan waktu untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan konseling di dalam


kelas dan di luar kelas setiap minggu diatur oleh Guru Kelas/Guru Pembimbing
dengan persetujuan pimpinan sekolah/madrasah (Lampiran 5)
14
Program pelayanan konseling pada masing-masing satuan sekolah/madrasah dikelola
dengan memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program antar kelas dan antar
jenjang kelas, dan mensinkronisasikan program pelayanan konseling dengan kegiatan
pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler, serta mengefektifkan dan
mengefisienkan penggunaan fasilitas sekolah/ madrasah.

C. Penilaian Kegiatan

1. Penilaian hasil kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui:

a. Penilaian segera (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap jenis layanan
dan kegiatan pendukung konseling untuk mengetahui perolehan peserta didik
yang dilayani.

b. Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu tertentu


(satu minggu sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis layanan dan atau
kegiatan pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui dampak
layanan/kegiatan terhadap peserta didik.

c. Penilaian jangka panjang (LAIJAPANG), yaitu penilaian dalam waktu


tertentu (satu bulan sampai dengan satu semester) setelah satu atau beberapa
layanan dan kegiatan pendukung konseling diselenggarakan untuk
mengetahui lebih jauh dampak layanan dan atau kegiatan pendukung
konseling terhadap peserta didik.

2. Penilaian proses kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui analisis


terhadap keterlibatan unsur-unsur sebagaimana tercantum di dalam RPP
(Rencana Program Pelayanan/Pendukung), untuk mengetahui efektifitas dan
efesiensi pelaksanaan kegiatan.

5. Hasil penilaian kegiatan pelayanan konseling dicantumkan dalam LAPELPROG


(Lampiran 4).

6. Hasil kegiatan pelayanan konseling secara keseluruhan dalam satu semester


untuk setiap peserta didik dilaporkan secara kualitatif. (Lampiran 6 dan
Lampiran 7)
15
D. Pelaksana Kegiatan

Pelaksana kegiatan pelayanan konseling adalah Guru Kelas/Guru Pembimbing


sekolah/ madrasah.

1. Guru Kelas/Guru Pembimbing pelaksana kegiatan pelayanan konseling di


sekolah/madrasah wajib:

a. Melaksanakan tugas pelayanan konseling yang setiap kali


dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan, terutama pimpinan
sekolah/madrasah, orang tua, dan peserta didik.

b. Mewaspadai hal-hal negatif yang dapat mengurangi keefektifan kegiatan


pelayanan konseling.

c. Mengembangkan kemampuan profesional konseling secara berkelanjutan.

(Rincian kewajiban Guru Kelas/Guru Pembimbing Lampiran 8).

2. Pelaksana pelayanan konseling

a. Pelaksana pelayanan konseling di SD/MI/SDLB pada dasarnya adalah Guru


Kelas/Guru Pembimbing yang melaksanakan layanan orientasi, informasi,
penempatan dan penyaluran, dan penguasaan konten dengan menginfusikan
materi layanan tersebut ke dalam pembelajaran, serta untuk peserta didik
Kelas IV, V, dan VI dapat diselenggarakan layanan konseling perorangan,
bimbingan kelompok, dan konseling kelompok.

b. Pada satu SD/MI/SDLB atau sejumlah SD/MI/SDLB dapat diangkat seorang


Guru Kelas/Guru Pembimbing untuk menyelenggarakan pelayanan
konseling.

16
BAB IV
PENGELOLAAN KEGIATAN

Pengelolaan kegiatan pelayanan konseling di sekolah/madrasah diselenggarakan


dengan pola pengelolaan berbasis kinerja dengan pengawasan/pembinaan yang efektif
baik dari pihak interen maupun eksteren sekolah/madrasah.

A. Pengelolaan Berbasis Kinerja

1. Kinerja Guru Kelas/Guru Pembimbing

Pengelolaan pada dasarnya terfokus pada empat pilar kegiatan, yaitu


perencanaan (planning- P), pengorganisasian (organizing-O), pelaksanaan
(actuating-A), dan pengontrolan (controlling-C). Pengelolaan berbasis kinerja
mendasarkan pelaksanaannya pada kinerja Guru Kelas/Guru Pembimbing
berkenaan dengan POAC penyelenggaraan pelayanan konseling terhadap sasaran
pelaksanaan yang menjadi tanggung jawabnya, yaitu:
a. Bagaimana Guru Kelas/Guru Pembimbing membuat perencanaan layanan,
mulai dari membuat program tahunan, semesteran, bulanan, dan mingguan
sampai dengan harian berupa RPP (Rencana Program Pelayanan/Pendukung).
b. Bagaimana Guru Kelas/Guru Pembimbing mengorganisasikan unsur-unsur
dan peralatan yang akan dilibatkan di dalam kegiatan, unsur-unsur ini
meliputi unsur-unsur personal (seperti peranan pimpinan sekolah, wali kelas,
guru, orang tua), urusan administrasi, dana, dll.
c. Bagaimana Guru Kelas/Guru Pembimbing mewujudkan dalam praktik jenis-
jenis layanan dan kegiatan pendukung melalui format-format kegiatan yang
telah direncanakan dan diorganisasikan.
d. Bagaimana Guru Kelas/Guru Pembimbing mengontrol praktik pelayanannya
dalam bentuk penilaian hasil dan proses kegiatan serta tindaklanjutnya.
Dalam pada itu, langkah pengontrolan ini melibatkan kegiatan pengawasan
dan pembinaan baik dari pihak intern maupun eksteren sekolah/madrasah.
Kinerja Guru Kelas/Guru Pembimbing ditujukan kepada seluruh sasaran
pelayanan yang menjadi tanggung jawabnya. Volume kerja Guru Kelas/Guru

17
Pembimbing secara berkala dipertanggungjawabkan kepada pimpinan lembaga
satuan pendidikan Guru Kelas/Guru Pembimbing bertugas.

2. Kinerja Guru Kelas/Guru Pembimbing dalam Pengelolaan Satuan Pendidikan

Unsur pengelolaan satuan pendidikan dapat dengan organigram sederhana


sebagai berikut:

Pimpinan
Sekolah/Madrasah

POAC

TU

POAC

Guru Guru Kelas/Guru


Mata Pelajaran Pembimbing

POAC POAC

Siswa

a. Semua unsur dalam organigram tersebut (kecuali unsur siswa) menyusun


dan menyelenggarakan POAC-nya sendiri. POAC Guru Kelas/Guru
Pembimbing sebagaimana dikemukakan di atas ditujukan kepada seluruh
siswa yang menjadi tanggung jawabnya.

b. Kondisi yang sangat menguntungkan terjadi apabila semua unsur yang ada
saling mengharmonisasikan POAC POAC mereka dalam suasana
kerjasama.

c. POAC pimpinan satuan pendidikan mengkoordinasikan POAC semua unsur


bawahannya untuk menciptakan ketepatgunaan dan kedayagunaan yang
optimal di seluruh satuan pendidikan sesuai dengan fungsi dan tugas pokok
setiap unsur.

18
B. Pengawasan Kegiatan

Kegiatan pelayanan konseling di sekolah/madrasah dipantau, dievaluasi, dan


dibina melalui kegiatan pengawasan.

1. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara:

a. interen, oleh Kepala Sekolah/Madrasah.

b. eksteren, oleh Pengawas Sekolah/Madrasah bidang konseling.

2. Fokus pengawasan adalah kemampuan Guru Kelas/Guru Pembimbing dan


implementasi kegiatan pelayanan konseling yang menjadi kewajiban dan tugas
Guru Kelas/Guru Pembimbing di sekolah/madrasah.

3. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara berkala dan


berkelanjutan. Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis, dan
ditindaklanjuti untuk peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
pelayanan konseling di sekolah/madrasah.

19
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Contoh Penugasan Pengasuhan kepada Guru Kelas/Guru
Pembimbing*

PENUGASAN PENGASUHAN PESERTA DIDIK


KEPADA KONSELOR

SEKOLAH/MADRASAH : SDN Rawabarat 05 TAHUN AJARAN : 2008/2009


KELAS : I - VI KONSELOR : Rohayati

No. Kelas Jumlah Siswa Keterangan

1. I 25 Masuk pagi

2. II 25 Masuk pagi

3. III 25 Masuk pagi

4. IV 25 Masuk pagi

5. V 25 Masuk pagi

6. VI 25 Masuk pagi

Jumlah 150

Keterangan :
* Untuk guru kelas menangani siswa asuh pada kelas yang menjadi tanggung
jawabnya.

Jakarta, 10 Juni 2008

Kepala Sekolah

Ttd

Dedi Utomo
NIP.

20
Lampiran 2 a : Contoh Program Tahunan Pelayanan Konseling

PROGRAM TAHUNAN
PELAYANAN KONSELING

SEKOLAH/MADRASAH : SDN Rawabarat 05 TAHUN AJARAN : 2006 - 2007


KELAS : VI KONSELOR : Rohayati

No Kegiatan Materi Bidang Pengembangan*)


Pribadi Sosial Belajar Karir
1 2 3 4 5 6
1. Layanan Orientasi Obyek-obyek pengembangan Obyek-obyek pengembangan Obyek-obyek pengembangan Obyek-obyek implementasi karir
pribadi hubungan sosial kemampuan belajar
(1) (2) (3) (4)
2. Layanan Informasi Informasi tentang perkembangan, Informasi tentang potensi, Informasi tentang potensi, Informasi tentang potensi,
potensi, kemampuan dan kondisi kemampuan dan kondisi kemampuan, kegiatan dan hasil kemampuan, arah dan kondisi
diri hubungan sosial belajar karir
(5) (6) (7) (8)
3. Layanan Penempatan dan penyaluran Penempatan dan penyaluran Penempatan dan penyaluran untuk Penempatan dan penyaluran untuk
Penempatan/Penyaluran untuk pengembangan untuk pengembangan kemampuan pengembangan kemampuan belajar pengembangan kemampuan karir
kemampuan pribadi sosial

(9) (10) (11) (12)


4. Layanan Penguasaan Kompetensi dan kebiasaan dalam Kompetensi dan kebiasaan dalam Kompetensi dan kebiasaan dalam Kompetensi dan kebiasaan dalam
Konten kehidupan pribadi kehidupan sosial kegiatan serta penguasaan bahan pengembangan karir
belajar

(13) (14) (15) (16)


5. Layanan Konseling Masalah pribadi: dalam Masalah pribadi: dalam Masalah pribadi: dalam Masalah pribadi: dalam
Perorangan kehidupan pribadi kehidupan sosial kemampuan, kegiatan dan hasil pengembangan karir
belajar
(17) (18) (19) (20)

*)
1. Rincian lihat pada Contoh Materi Pengembangan

21
No Kegiatan Materi Bidang Pengembangan*)
Pribadi Sosial Belajar Karir
1 2 3 4 5 6
6. Layanan Bimbingan Topik tentang: Kemampuan dan Topik tentang: Kemampuan dan Topik tentang: Kemampuan, Topik tentang: Kemampuan dan
Kelompok kondisi pribadi kondisi hubungan sosial kegiatan dan hasil belajar arah karir
(21) (22) (23) (24)
7. Layanan Konseling Masalah pribadi: dalam Masalah pribadi: dalam Masalah pribadi: dalam kemampuan Masalah pribadi: dalam
Kelompok kehidupan pribadi kehidupan sosial kegiatan belajar pengembangan karir

(25) (26) (27) (28)


8. Layanan Konsultasi Pemberdayaan pihak tertentu Pemberdayaan pihak tertentu Pemberdayaan pihak tertentu untuk Pemberdayaan pihak tertentu
untuk dapat membantu peserta untuk dapat membantu peserta dapat membantu peserta didik dalam untuk dapat membantu peserta
didik dalam pengembangan didik dalam pengembangan pengembangan kemampuan belajar didik dalam pengembangan karir
pribadi kemampuan sosial

(29) (30) (31) (32)


9. Layanan Mediasi Upaya mendamaikan pihak-pihak
--- tertentu (peserta didik) yang --- ---
berselisih
(33) (34) (35) (36)
10. Aplikasi Instrumentasi Intrument tes dan non tes untuk Intrument tes dan non tes untuk Intrument tes dan non tes untuk Intrument tes dan non tes untuk
mengungkapkan kondisi dan mengungkapkan kondisi dan mengungkapkan kondisi dan mengungkapkan kondisi dan
masalah pribadi peserta didik masalah hubungan sosial peserta masalah belajar peserta didik masalah karir peserta didik
didik

(37) (38) (39) (40)


11. Himpunan Data Data perkembangan, kondisi dan Data perkembangan, kondisi Data kemampuan, kegiatan dan hasil Data kemampuan, arah dan
lingkungan diri pribadi hubungan dan lingkungan sosial belajar persiapan karir
(41) (42) (43) (44)
12. Konferensi Kasus Pembahasan kasus-kasus masalah Pembahasan kasus-kasus masalah Pembahasan kasus-kasus masalah Pembahasan kasus-kasus masalah
pribadi tertentu yang dialami sosial tertentu yang dialami peseta belajar tertentu yang dialami peseta karir tertentu yang dialami peseta
peseta didik didik didik didik

(45) (46) (47) (48)


13. Kunjungan Rumah Pertemuan dengan orang tua, Pertemuan dengan orang tua, Pertemuan dengan orang tua, Pertemuan dengan orang tua,
keluarga, peserta didik yang keluarga, peserta didik yang keluarga, peserta didik yang keluarga, peserta didik yang
mengalami masalah pribadi mengalami masalah sosial mengalami masalah belajar mengalami masalah karir

(49) (50) (51) (52)

22
No Kegiatan Materi Bidang Pengembangan*)
Pribadi Sosial Belajar Karir
1 2 3 4 5 6
14. Tampilan Kepustakaan Bacaan dan rekaman tentang Bacaan dan rekaman tentang Bacaan dan rekaman tentang Bacaan dan rekaman tentang arah
perkembangan dan kehidupan perkembangan dan kemampuan kemampuan dan kegiatan belajar dan kehidupan karir
pribadi sosial

(53) (54) (55) (56)


15. Alih Tangan Kasus Pendalaman penanganan masalah Pendalaman penanganan masalah Pendalaman penanganan masalah Pendalaman penanganan masalah
pribadi sosial belajar karir

(57) (58) (59) (60)

Jakarta, 10 Juni 2008


Konselor

Ttd

Rohayati
NIP.

23
Contoh Materi Pengembangan:
(1) Layanan Orientasi: Obyek-obyek pengembangan pribadi, seperti:
Fasilitas olah raga; bela diri.
Kegiatan seni dan budaya
Tempat peribadatan
(2) Layanan Orientasi: Obyek-obyek pengembangan hubungan sosial, seperti:
Kegiatan gotong royong
Perjamuan
Seminar, lokakarya, diskusi, rapat dan kegiatan kelompok lainnya
(3) Layanan Orientasi: Obyek-obyek pengembangan kemampuan belajar, seperti
Lembaga bimbingan belajar
Fasilitas belajar di sekolah
Jenjang dan jenis pendidikan di sekolah/madrasah
(4) Layanan Orientasi: Obyek-obyek implementasi karir, seperti:
Kursus-kursus keterampilan
Bengkel
Perusahaan/pabrik, industri
Kantor
Perkebunan, pertanian, perikanan, pertambangan, peternakan
(5) Layanan Informasi: Informasi tentang perkembangan potensi, kemampuan dan
kondisi pribadi, seperti:
Kecerdasan
Bakat
Minat
Karakteristik pribadi; pemahaman diri
Tugas perkembangan, tahap perkembangan
Perbedaan individual
Keunikan diri
(6) Layanan Informasi: Informasi tentang potensi, kemampuan dan kondisi hubungan
sosial, seperti:
Pemahaman terhadap orang lain
Kiat berteman
Hubungan antar siswa
Hubungan dalam keluarga
Hubungan dengan guru, orangtua, pimpinan masyarakat
(7) Layanan Informasi: Informasi tentang potensi, kemampuan, kegiatan dan hasil
belajar, seperti:
Kiat belajar

24
Kegiatan belajar di dalam kelas
Belajar kelompok
Belajar mandiri
Hasil belajar mata pelajaran
Persiapan ulangan, ujian US dan UN
(8) Layanan Informasi: Informasi tentang potensi, kemampuan, arah dan kondisi karir,
seperti:
Hubungan antara bakat, minat, pekerjaan dan pendidikan
Persyaratan karir
Pendidikan umum dan pendidikan kejuruan
Informasi karir/pekerjaan
(9) , (10), (11), dan (12) Layanan Penempatan/Penyaluran: Penempatan dan
penyaluran untuk pengembangan kemampuan pribadi, sosial, belajar, dan karir
dapat dilakukan melalui penempatan di dalam kelas (berkenaan dengan tempat
duduk), pada kelompok belajar; diskusi, krida; latihan keberbakatan/prestasi, serta
kegiatan layanan bimbingan/konseling kelompok. Masing-masing
penempatan/penyaluran itu dapat dimaksudkan untuk mengembangkan satu atau
lebih kemampuan peserta didik: kemampuan pribadi, sosial, belajar, karir.
(13) Layanan Penguasaan Konten: Kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan
pribadi, seperti:
Mengatur jadwal kegiatan sehari-hari: di rumah, di sekolah, di luar
rumah/sekolah.
Mengambil keputusan
Menggunakan waktu senggang
Membiasakan diri melaksanakan ibadah keagamaan
Pengendalikan diri
Berpikir dan bersikap positif
Mematuhi peraturan lalu-lintas
(14) Layanan Penguasaan Konten: Kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan sosial,
seperti:
Cara berbicara dengan orang lain (seperti; teman sebaya, orang yang lebih tua,
anggota keluarga)
Menyampaikan pendapat secara lugu (asertive) kepada orang lain
Mendengar, memahami dan merespon secara tepat dan positif pendapat orang
lain
Mengucapkan salam; terima kasih; meminta maaf
(15) Layanan Penguasaan Konten: Kompetensi dan kebiasaan dalam kegiatan dan
penguasaan bahan belajar, seperti:
Menyusun jadwal belajar
Bertanya dan menjawab pertanyaan guru
Meringkas materi bacaan

25
Menyusun laporan tugas pelajaran

(16) Layanan Penguasaan Konten: Kompetensi dan kebiasaan dalam pengembangan


karir, seperti:
Menyalurkan bakat, minat, kegemaran kearah karir tertentu
Memelihara perlengkapan diri (pakaian, sepatu, jam tangan, tas, dll)
Mempertimbangkan dan memilih pendidikan lanjutan (SMP atau Tsanawiyah)
(17), (18), (19), dan (20) Layanan Konseling Perorangan:
Masalah yang dibahas dalam layanan konseling perorangan tidak dapat ditetapkan
terlebih dahulu, melainkan akan diungkapkan oleh konseli (klien) ketika layanan
dilaksanakan. Apapun masalah yang diungkapkan oleh klien (masalah pribadi,
sosial, belajar, ataupun karir), maka masalah itulah yang dibahas dalam layanan
konseling perorangan. Dalam hal ini konselor dapat memanggil peserta didik
(yaitu peserta didik yang menjadi tanggung jawab asuhannya) untuk diberikan
layanan konseling untuk masalah tertentu (masalah pribadi, sosial, belajar, atau
karir), namun konselor harus lebih mengutamakan masalah yang dikemukakan
sendiri oleh peserta didik yang menerima layanan konseling perorangan.
(21) Layanan Bimbingan Kelompok: Topik tentang kemampuan dan kondisi pribadi,
seperti:
Potensi diri
Penyalurkan bakat, minat, kegemaran, hobi
Kebiasaan sehari-hari di rumah; kegiatan rutin, membantu orang tua, belajar
Sikap terhadap narkoba, rokok, minuman keras
Sikap terhadap bencana alam; kecelakaan; kemiskinan; anak terlantar
(22) Layanan Bimbingan Kelompok: Topik tentang kemampuan dan kondisi hubungan
sosial, seperti:
Hubungan antar teman
Suasana hubungan di sekolah: antarsiswa, guru-siswa, antarpersonil sekolah
lainnya
Peranan tokoh masyarakat (Ketua RT, RW, Ulama, Perangkat Desa, dll)
Toleransi, solidaritas
(23) Layanan Bimbingan Kelompok: Topik tentang kemampuan, kegiatan dan hasil
belajar, seperti:
Kiat-kiat belajar; belajar sendiri; belajar kelompok
Sikap terhadap mata pelajaran; tugas/PR; suasana belajar di sekolah,
perpustakaan, laboratorium
Sikap terhadap hasil ulangan dan ujian
Berbuat kecurangan dalam ulangan atau ujian
Pemanfaatan buku pelajaran
(24) Layanan Bimbingan Kelompok: Topik tentang pengembangan karir, seperti:
Belajar dan bekerja adalah bentuk ibadah

26
Masa depan kita; masalah pengangguran; PHK
Menentukan cita-cita dan memilih pendidikan lanjutan

(25), (26), (27), dan (28) Layanan Konseling Kelompok:


Seperti untuk layanan konseling perorangan, masalah yang dibahas dalam
konseling kelompok tidak dapat ditetapkan terlebih dahulu oleh konselor,
melainkan akan dikemukakan oleh masing-masing anggota kelompok. Apapun
masalah yang diungkapkan oleh anggota kelompok tersebut, dan terpilih untuk
dibicarakan (apakah masalah pribadi, sosial, belajar, ataupun karir) itulah yang
dibahas melalui layanan konseling kelompok. Dalam hal ini konselor dapat
mengikutsertakan seorang atau lebih peserta didik yang diasuhnya untuk menjadi
anggota kelompok dan menjalani layanan konseling kelompok dengan masalah
tertentu (masalah pribadi, sosial, belajar, atau karir) dan dapat mengupayakan agar
masalah tersebut dapat dibahas, namun konselor harus lebih mengutamakan
masalah yang dipilih oleh kelompok untuk dibahas dalam konseling kelompok.
(29), (30), (31), (32) Layanan Konsultasi:
Seperti untuk layanan konseling perorangan, masalah yang dibahas dalam layanan
konsultasi tidak dapat ditetapkan terlebih dahulu oleh konselor, melainkan akan
dikemukakan oleh konsulti ketika layanan berlangsung. Apapun masalah yang
diungkapkan oleh konsulti tentang peserta didik yang hendak dibantunya (apakah
masalah pribadi, sosial, belajar , atau karir) itulah yang dibahas dalam layanan
konsultasi. Konselor dapat memperkirakan apa yang hendak dikemukakan oleh
konsulti untuk dibahas dalam layanan konsultasi, namun konselor harus
mengutamakan pembahasan masalah yang dikemukakan sendiri oleh konsulti.
(33), (34), (35), (36) Layanan Mediasi:
Masalah yang menyebabkan perselisihan pada dasarnya adalah masalah sosial.
Dalam hal ini layanan mediasi pertama-tama menangani hubungan sosial di antara
pihak-pihak yang berselisih. Dalam pelaksanaan layanan mediasi boleh jadi akan
muncul masalah pribadi, masalah belajar, masalah karir, dan masalah sosial
lainnya yang perlu ditangani oleh konselor.
(37), (38), (39), (40) Aplikasi Instrumentasi:
Instrumen tes dan nontes untuk mengungkapkan kondisi dan masalah pribadi,
sosial, belajar, dan karir bentuk dan isinya bermacam-macam, seperti:
Tes Inteligensi
Tes Bakat
Inventori Kreativitas
Inventori Hubungan Sosial
Inventori Tugas Perkembangan
Sosiometri
Alat Ungkap Masalah
Tes Hasil Belajar
Tes Diagnostik

27
Masing-masing instrumen di atas ada yang mengukur atau mengungkapkan satu
atau lebih kondisi diri peserta didik: kondisi diri pribadi, hubungan sosial,
kemampuan belajar, dan atau arah/kemampuan karir.

(41) Himpunan Data: Data perkembangan, kondisi dan lingkungan diri pribadi,
seperti:
Identitas diri
Potensi dasar: inteligensi, bakat, minat
Identitas keluarga
Riwayat kesehatan
Masalah diri pribadi
(42) Himpunan Data: Data perkembangan, kondisi hubungan dan lingkungan sosial,
seperti:
Sosiogram
Peta kelas
Data hubungan sosial
Masalah sosial
(43) Himpunan Data: Data kemampuan, kegiatan dan belajar, seperti:
Nilai hasil belajar
Data kegiatan belajar
Riwayat pendidikan
Masalah belajar
(44) Himpunan Data: Data kemampuan, arah dan persiapan karir, seperti:
Pekerjaan orang tua/keluarga
Bakat dan minat karir
Masalah karir
(45) Konferensi Kasus: Masalah pribadi, seperti:
Sering absen; membolos
Tingkah laku menyimpang; nakal
(46) Konferensi Kasus: Masalah sosial, seperti:
Suka menyendiri
Menganggu teman
(47) Konferensi Kasus: Kasus masalah belajar, seperti:
Menganggu suasana kelas ketika sedang belajar
Lalai mengerjakan PR
Nilai pelajaran rendah
Sulit mengikuti pelajaran

28
(48) Konferensi Kasus: Masalah karir, seperti:
Pilihan belajar atau karir

(49), (50), (51), (52) Kunjungan Rumah:


Kegiatan kunjungan rumah dapat membawa satu atau lebih masalah peserta didik
(masalah pribadi, sosial, belajar, dan atau karir) untuk dibicarakan dengan orang
tua dan atau keluarga.

(53) Tampilan Kepustakaan: Materi bacaan, film, rekaman vidio dan audio tentang
perkembangan dan kehidupan pribadi, seperti:
Tahap-tahap perkembangan
Tugas-tugas perkembangan
Penampilan dan pengembangan bakat, minat, kegemaran
Kehidupan keagamaan
Bahan relaksasi
Motivasi berprestasi
Otobiografi: Kisah orang-orang sukses
(54) Tampilan Kepustakaan: Materi bacaan, film, rekaman vidio dan audio tentang
kemampuan hubungan sosial, seperti:
Suasana hubungan Saya Oke, Kamu juga Oke
Kiat bergaul
Kepemimpinan
Mengatasi konflik dengan win-win solution
(55) Tampilan Kepustakaan: Materi bacaan, film, rekaman vidio dan audio tentang
kemampuan dan kegiatan belajar, seperti:
Kiat belajar di sekolah
Panduan menulis makalah
Bagaimana menyiapkan diri dalam ulangan/ujian
Belajar secara mandiri
Belajar kelompok
(56) Tampilan Kepustakaan: Materi becaan, film, rekaman vidio dan audio tentang
arah dan kehidupan karir, misalnya:
Apa bakat dan karir Anda?
Informasi karir
Petunjuk pemilihan sekolah lanjutan
Kiat sukses dalam karir

29
(57) , (58), (59), (60), Alih Tangan Kasus:
Kegiatan alih tangan kasus merupakan pendalaman terhadap masalah pribadi,
sosial, belajar, dan atau karir peserta didik yang semula ditangani oleh konselor,
dan selanjutnya memerlukan penanganan oleh pihak lain yang berkeahlian/
berkewenangan.

30
Lampiran 2 b : Contoh Program Semesteran Pelayanan Konseling

PROGRAM SEMESTERAN
PELAYANAN KONSELING

SEKOLAH/MADRASAH : SDN Rawabarat 05 TAHUN AJARAN : 2006 - 2007


KELAS : VI KONSELOR : Rohayati

Materi Bidang Pengembangan


No Kegiatan Semester I (Juli-Desember 2006) Semester II (Januari-Juni 2007)
Pribadi Sosial Belajar Karir Pribadi Sosial Belajar Karir
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Layanan Orientasi Obyek-obyek Obyek-obyek Obyek-obyek Obyek-obyek Obyek-obyek Obyek-obyek Obyek-obyek Obyek-obyek
pengembangan pengembangan pengembangan implementasi pengembangan pengembangan pengembangan implementasi
pribadi hubungan sosial kemampuan karir pribadi hubungan sosial kemampuan karir
belajar belajar

(1) (2) (3) (4) (1) (2) (3) (4)


2. Layanan Informasi Informasi tentang Informasi Informasi Informasi Informasi tentang Informasi Informasi Informasi tentang
perkembangan,p tentang potensi, tentang potensi, tentang potensi, perkembangan,po tentang potensi, tentang potensi, potensi,
otensi, kemampuan dan kemampuan, kemampuan, tensi, kemampuan kemampuan dan kemampuan, kemampuan,
kemampuan dan kondisi kegiatan dan arah dan kondisi dan kondisi diri kondisi kegiatan dan arah dan kondisi
kondisi diri hubungan sosial hasil belajar karir hubungan sosial hasil belajar karir

(5) (6) (7) (8) (5) (6) (7) (8)


3. Layanan Penempatan dan Penempatan dan Penempatan dan Penempatan dan Penempatan dan Penempatan dan Penempatan dan Penempatan dan
Penempatan/Penyaluran penyaluran untuk penyaluran penyaluran penyaluran penyaluran penyaluran penyaluran untuk penyaluran untuk
pengembangan untuk untuk untuk untuk untuk pengembangan pengembangan
kemampuan pengembangan pengembangan pengembangan pengembangan pengembangan kemampuan kemampuan karir
pribadi kemampuan kemampuan kemampuan kemampuan kemampuan belajar
sosial belajar karir pribadi sosial

(9) (10) (11) (12) (9) (10) (11) (12)

4. Layanan Penguasaan Kompetensi dan Kompetensi dan Kompetensi dan Kompetensi dan Kompetensi dan Kompetensi dan Kompetensi dan Kompetensi dan
Konten kebiasaan dalam kebiasaan dalam kebiasaan dalam kebiasaan dalam kebiasaan dalam kebiasaan dalam kebiasaan dalam kebiasaan dalam

31
Materi Bidang Pengembangan
No Kegiatan Semester I (Juli-Desember 2006) Semester II (Januari-Juni 2007)
Pribadi Sosial Belajar Karir Pribadi Sosial Belajar Karir
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
kehidupan kehidupan sosial kegiatan dan pengembangan kehidupan kehidupan sosial kegiatan dan pengembangan
pribadi penguasaan karir pribadi penguasaan karir
bahan belajar bahan belajar

32

Anda mungkin juga menyukai