Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Suhu/Temperatur Udara
Suhu udara sangat berperan terhadap kenyamanan kerja. Sebagaimana kita
ketahui, tubuh manusia menghasilkan panas yang digunakan untuk
metabolisme basal dan muskular, namun dari semua energi yang dihasilkan
tubuh hanya 20 % saja dipergunakan dan sisanya akan dibuang ke
lingkungan. Variasi suhu udara tubuh dengan ruangan memungkinkan
terjadinya pelepasan suhu tubuh, sehingga tubuh merasa nyaman.
Sebaliknya suhu ruangan yang tinggi merupakan beban tambahan bagi
seseorang yang sedang bekerja
Untuk melakukan penilaian suhu suhu udara ruangan, pada umumnya
dibedakan menjadi dua yaitu suhu basah dimana pengukuran dilakukan jika
udara mengandung uap air, dan suhu kering bilamana udara sama sekali
tidak mengandung uap air. Pembacaannya dilakukan dengan termometer
sensor kering dan sensor basah. Kisaran suhu kering 22- 25C. Bagi pekerja
dengan beban kerja ringan kisaran suhu dapat lebih luas yaitu 20-25C.
Kualitas Ventilasi
Ventilasi merupakan salah satu faktor yang penting dalam menyebabkan
terjadinya Sick Building Syndrome. Menurut standar WHO, luas ventilasi
ruangan yang kurang dari 10% atau ventilation rate kurang dari 20 CFM OA
memberikan risiko yang besar untuk terjadinya gejala SBS. Ventilation rate
yang baik untuk suatu gedung atau ruangan adalah 25 -50 CFM OA per
penghuni. Ventilasi yang paling ideal untuk suatu ruangan apabila ventilasi
dalam keadaan bersih, luas memenuhi syarat, sering dibuka, adanya cross
ventilation sehingga tidak menyebabkan adanya dead space dalam ruangan.
Ketidakseimbangan antara ventilasi dan pencemaran udara merupakan salah
satu sebab terbesar gejala SBS.
Pencahayaan
Sistem pencahayaan ruangan terdiri dari dua macam yaitu pencahayaan
alami (sinar matahari) dan pencahayaan buatan (lampu). Faktor
pencahayaan penting berkaitan dengan perkembangbiakan mikro organisme
dalam ruangan. Sinar matahari yang mengandung ultra violet dapat
membunuh kuman-kuman sehingga pertumbuhan mikroorganisme
terhambat. 21
Sebagian partikulat RSP berasal dari luar gedung yang masuk melalui sistem
pengatur udara, ventilasi alami atau melalui infiltrasi. Pada umumnya
konsentrasi partikulat RSP lebih besar di dalam ruangan dibanding dengan
konsentrasi diluar ruangan. Konsentrasi di dalam ruangan biasanya sekitar
100 sampai dengan 500 ?gr/meter kubik dengan konsentrasi yang paling
tinggi berada diruangan para perokok. Walaupun pembakaran yang terjadi
pada kompor minyak merupakan sumber partikulat RSP didalam ruangan,
tetapi kegiatan lain seperti memasak, penyedotan partikulat (vacuum
cleaning), dan produk aerosol spray, serta aktivitas lain juga merupakan
sumber-sumber partikulat RSP di dalam ruangan.
http://helpingpeopleideas.com/publichealth/standar-penilaian-kualitas-udara-
ruang/
Fungsi, Prinsip dan Mekasnisme Sistem Kerja Ventilasi
Ventilasi pada banyak penelitian berperan penting dalam kesehatan lingkungan dan
kesehatan masyarakat. Banyak penelitian menunjukkan hubungan signifikan antara ventilasi dan
kejadian penyakit berbasis lingkungan seperti tuberculosis paru atau penyakit lainnya. Sebagai
tenaga kesehatan lingkungan, kita juga memahami ventilasi sebagai salah satu komponen
standar rumah sehat.
Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran udara kotor
dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis. Tersedianya udara segar
dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia, sehingga apabila suatu ruangan
tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan over crowded maka akan menimbulkan
keadaan yang dapat merugikan kesehatan
Fungsi utama ventilasi dan jendela antara lain : Sebagai lubang masuk dan keluar angin
sekaligus sebagai lubang pertukaran udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap (sering berupa
jendela atau pintu); Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari).
Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela sebagai berikut :
1. Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan dan luas
lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5% luas lantai,
dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit.
2. Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan
jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm.
3. Udara yang masuk harud udara yang bersih, tidak dicemari oleh asap
pembakaran sampah, knaolpot kendaraan, debu dan lain-lain.
4. Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa
berhadapan antara dua dinding ruangan.Aliran udara ini diusahakan tidak
terhalang oleh barang-barang seperti almari, dinding, sekat-sekat, dan lain-lain.
5. Kelembaban udara dijaga antara 40% s/d 70%.
Prinsip utama dari ventilasi adalah menggerakan udara kotor dalam rumah atau di tempat kerja,
kemidian menggantikannya dengan udara bersih. Sistem ventilasi menjadi fasilitas penting dalam
upaya penyehatan udara pada suatu lingkungan kerja. Menurut ILO (1991), ventilasi digunakan
untuk memberikan kondisi dingin atau panas serta kelembaban di tempat Kerja. Fungsi lain
adalah untuk mengurangi konsentrasi debu dan gas-gas yang dapat menyebabkan keracunan,
kebakaran dan peledakan.
http://www.indonesian-
publichealth.com/prinsip-kerja-ventilasi/
Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran udara
kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis
Tersedianya udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia,
sehingga apabila suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan
over crowded maka akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan.
4.Confort ventilation
(ventilasi kenyamanan)
Pertukaran udara di dalam industri merupakan bagian dari AC, sering digunakan
bersama-sama degan alat pemanas atau alat pendingin dan alat pengatur
kelembaban
Untuk peroleh ventilasi yang baik dapat dilaksanakan dengan cara :
1. Mensuplai udara bersih yaitu udara yang mengandung kadar oksigen yang
optimum untuk pernafasan
2. Membebaskan udara ruangan dari bau2an, asap , debu dan zat2 pencemar
lain dagan cara pengenceran udara
a. Jenis polutan
Polutan adalah suatu zat yang menjadi sebab pencemaran terhadap
lingkungan
Polutan disebut juga sbg zat pencemar.
Suatu zat atau bahan dapat disebut sebagai zat
pencemar atau polutan apabila mengalami :
Dapat dilihat secara kasat mata akibat udara yang tidak bersih dan sehat pada kesehatan
dapat digolongkan menjadi dua yakni akibat berat dan akibat ringan. Akibat ringan biasanya
berupa stres dan penat karena udara yang tidak bersih. Sedangkan akibat berat yang biasanya
dialami adalah penyakit di tubuh manusia. Mungkin saat ini sudah banyak orang yang sudah
menginsyafi betapa vitalnya udara yang bersih bagi kesehatan manusia utamanya dalam sistem
respirasi. Akan tetapi karena efek pencemaran udara tidak langsung mematikan, kecuali dalam
hal yang sangat ekstrim. Sastrawijaya (1991) mengungkapkan akibat berat dari pencemaran
udara yang langsung mematikan adalah kasus Sinila di Dieng. Hal ini dikarenakan masyarakat
belum menyadari seutuhnya bagaimana pengaruh dari aktivitasnya seperti pemborosan
melakukan pembakaran BBM kendaraan, industrialisasi, kebakaran hutan, dan lain-lain yang
mengakibatkan lemahnya kualitas lingkungan hidup tanpa tindakan preventif maupun kuratif
yang nyata. Beban yang ditimbulkan dari pencemaran udara seperti timbulnya penyakit,
pengobatan, dan menurunnya efektivitas kerja serta kondisi lingkungan yang semakin buruk.
Jika kita melihat fenomena yang nyata yang hadir di masyarakat penyakit-penyakit yang
sering diderita oleh masyarakat akibat udara yang tidak bersih dan sehat adalah ISPA (Infeksi
Saluran Pernapasan Akut) dan sesak napas. Kedua penyakit tersebut secara diam-diam telah
merenggut nyawa orang dengan penyebab yang sama namun dengan kasus yang berbeda. Kedua
penyakit tersebut memiliki sensitifitas yang sama terhadap udara yang dihirup oleh manusia.
Alsagaff, Amin, dan Saleh (1989) mengungkapkan bahwa Infeksi Saluran Pernapasan
Akut atau yang biasa dikenal ISPA merupakan sebuah inflamasi yang sering menjadi penyebab
presentase absensi tertinggi sekitar lebih dari 50% ketidakhadiran dalam masuk sekolah ataupun
kerja di mana biasanya disebabkan oleh infeksi jasad renik bakteri, virus maupun riketsia,
tanpa/disertai radang parenkim paru baik atas maupun bawah. Sedangkan sesak napas menurut
Alsagaff, Amin, dan Saleh (1989) didefinisikan sebagai sebagai bentuk rintihan individualistik
dan salah satu akibat dari sosio-kultural, serta kapabilitas seseorang untuk menahan rasa sakit dan
sesak, yang mampu mempengaruhi tingkat keluhan ketika sesak napas.
Mekanisme peradangan pada ISPA adalah rusaknya sel-sel epitel mukosa dan silia baik
yang ada pada bagian atas maupun bawah pada sistem respirasi karena adanya infeksi bakterial
dengan penyebab utamanya adalah pencemaran udara seperti asap rokok, gas SO 2, dan zat-zat
hasil pembakaran fosil. Begitu juga sesak napas yang bisa juga penyebab utamanya adalah udara
yang tercemar. Namun bedanya mekanisme terjadinya sesak napas adalah terletak pada
bereaksinya otot sterno-kleido-mastoideus dan retraksi otot daerah supraklavikular dan
interkostal, yang pada dasarnya sesak napas baru akan timbul, bila terjadi peningkatan aktivitas
tubuh seperti aktivitas jasmani atau panas badan yang meningkat yang mengakibatkan
peningkatan ventilasi (hiperneu) dengan penampakan terjadinya pernapasan cepat (trakipneu).
Semua uraian yang diungkapkan berdasarkan fakta tersebut membutuhkan tanggung
jawab individu untuk memberikan tindakan pada kasus yang terjadi tersebut. Karena dengan
tanggung jawab individu akan memunculkan peran yang sejati. Beberapa peran yang bisa
dilakukan untuk mengurangi terjadinya akibat ringan dan berat dari udara yang tidak bersih dan
sehat adalah melakukan promosi kesehatan.
Promosi kesehatan untuk saat ini dirasa perlu dan lebih efektif, karena titik sasaran ruang
lingkup setiap individu yang berbeda-beda sehingga bisa memperluas jangkauan promosi
kesehatan atau pendidikan kesehatan. Grout (1958) dalam Machfoedz dan Suryani (2009)
mengatakan bahwa pendidikan kesehatan adalah suatu usaha yang berkaitan dengan kesehatan
yang telah dipahami untuk diartikan ke dalam perilaku yang diinginkan dari perorangan ataupun
masyarakat melalui proses edukasi.
Berdasar batasan WHO (1954) dalam Machfoedz dan Suryani (2009) tujuan pendidikan
kesehatan adalah untuk merubah perilaku orang atau masyarakat dari perilaku tidak sehat menjadi
perilaku sehat. Seperti kita ketahui bila perilaku yang tidak sesuai dengan prinsip kesehatan,
maka dapat, menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan seperti apa yang telah dibicarakan
sebelumnya kaitannya dengan udara yang bersih dan sehat sebagai cermin kesehatan kita.
Sebetulnya istilah promosi kesehatan sudah dikenal masyarakat melalui berbagai bantuk
kegiatan seperti promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif untuk berbagai tipe kesehatan.
Mengapa sudah lama dikenal masyarakat? Karena selain melihat faktor efektivitas juga melihat
hasil akhir dari tujuan yang terwujud. Dan ini adalah pengaruh dari ruang lingkup promosi
kesehatan yang terarah.
Promosi kesehatan mempunyai 5 area atau ruang lingkup promosi kesehatan diantaranya
mengembangkan kebijaksanaan pembangunan berwawasan kesehatan, mengembangkan jaringan
kemitraan dan suasana yang mendukung, memperkuat kegiatan masyarakat, meningkatkan
keterampilan perorangan, dan mengarahkan pelayanan kesehatan yang lebih memberdayakan
masyarakat. (Machfoedz & Suryani, 2009:84)
Sehingga untuk memberikan berbagai tipe tindakan seperti yang sudah diuraikan sebelumnya
demi terwujudnya udara yang bersih dan sehat sehingga tercermin kesehatan yang baik pula pada
sistem respirasi perlu dilakukan promosi kesehatan tentang betapa pentingnya menjaga kesehatan
udara di sekitar kita untuk menciptakan kondisi tubuh yang sehat. Selain itu, hal ini juga
merupakan tanggung jawab pribadi untuk menjaga lingkungan udaranya dari berbagai jenis
polutan berbahaya bagi kesehatannya masing-masing.
Daftar Pustaka
Alsagaff, H., Amin, M., & Saleh, W. B. M. T. (Eds.). (1989). Ilmu penyakit paru (edisi pertama).
Surabaya: Airlangga University Press.
Arsimunandar, W. & Saito, H. (2002). Penyegaran udara (edisi keenam). Jakarta: PT Pradnya Paramita.
LS2LP. (2012). Ancaman udara kotor kian menakutkan. Diakses pada 10 November 2014,
darihttp://green.kompasiana.com/polusi/2012/02/18/ancaman-udara-kotor-kian-menakutkan-
440103.html
Machfoedz, I., & Suryani, E. (2009). Pendidikan kesehatan bagian dari promosi kesehatan (edisi
ketujuh). Yogyakarta: Fitramaya.
Raharjo, M. (2009). Dampak pencemaran udara pada lingkungan dan kesehatan manusia. Jurnal Badan
Lingkungan Hidup, 1.
Udara pada dasarnya terdiri atas bermacam-macam gas. Udara yang bebas dari pengotor
disebut udara bersih.Udara yang mengandung berbagai zat pengotor disebut udara
tercemar.Udara bersih dibutuhkan oleh makhluk hidup. Udar bersih tersa lebih segar,
sedangkan udara tercemar terasa menyesakkan.
Udara di daerah pegunungan terasa segar karena banyak terdapat tumbuhan. Selain itu,
udara di pegunungan masih bebas dari pengotor. Daerah pegunungan cukup jauh dari
kegiatan-kegiatan industri dan lalu lintas kendaraan bermotor. Kegiatan industri dan lalu
lintas kendaraan bermotor menghasilkan banyak pengotor uadra.
Kamu juga dapat menghirup udara bersih tanpa harus pergi ke daerah pegunungan.
Bagaimana pagi-pagi, kemudian pergilah ke kebun atau taman di sekitar tempat tinggalmu.
Hiruplah udara dalam-dalam. Segar bukan? Jika kamu lebih sering lagi melakukan jalan
pagi, kamu akan merasakan tubuhmu bertambah segar.
Udara bersih juga bisa kamu rasakan di dalam rumah. Di rumah yang bagaimanakah kamu
dapat merasakan udara bersih ?
Udara bersih dapat masuk ke dalam rumah melalui lubang angin. Lubang angin
merupakan jalan pertukaran udara. Udara segar dari luar rumah bertukar dengan udara
tidak segar di dalam rumah. Dengan demikian, udara di dalam rumah akan selalu terasa
segar. Lubang anagin disebut juga ventilasi udara. Dibagian manakah lubang angin biasa di
buat?
lubang angin berguna untuk pertukaran udara
Lubang angin biasa dibuat orang dibagian atas jendela dan pintu. Adakah lubang angin
pada jendelan dan pintu rumahmu? Bagaimana jika semua jendela,pintu, dan lubang angin
tertutup? Jika semuanya tertutup, tidak dapat terjadi pertukaran udara. Udara di dalam
rumah tidak akan terasa nyaman dan segar. Akan tetapi, rumah yang berpenyejuk udara
(ber-AC) tidak perlu memiliki lubang angin. Alat penyejuk udara kan bekerja untuk
menyegarkan udara dalam ruangan. Rumah yang memiliki lubang angin akan memberi
keuntungan,yaitu :
2. tidak berbau
3. tidak lembap
Lubang angin (ventilasi udara) membuat udara di dalam rumah tetap segar.
B. UDARA TERCEMAR
Udara bersih dapat menjadi udara tercemar jika bercampur dengan berbagai pengotor.
Berbagai pengotor dapat masuk ke udara setiap saat, misalnya debu, asap, dan bau tidak
sedap. Pencemaran udara disebut juga polusi udara. Secara alami udara dapat juga dicemari
oleh gas-gas letusan gunung berapi. Akan tetapi, polusi akibat letusan gunung berapi tidak
terlalu besar.
Udara kotor mengandung banyak debu. Akan tetapi, kamu terkadang tidak menyadarinya.
Debu terdapat di sekitar kita. Jika jumlah debu di udara terlalu banyak maka udara menjadi
kotor. Jika kita menghirup udara berdebu, maka nafas menjadi sesak. Kita pun menjadi
terbatuk-batuk.
Dari manakah debu berasal? Debu merupakan benda padat yang berbutir sangat halus dan
ringan. Debu dapat berasal dari tanah kering, serpihan kayu, semen, dan lain-lain. Di musim
kemarau jumlah debu menjadi lebih banyak. Terutama uadara di sekitar lapangan tanah
yang kering, banyak mengandung debu.
2. Asap
Pengotor udara dapat berupa benda gas. Benda gas yang dapat kamu lihat di lingkungan
sekitarmu adalah asap. Asap dapat berbentuk dari pembakaran bahan bakar. Asap dari
bahan bakar kebanyakan berasal dari industri (pabrik) dan kendaraan bermotor. Asap
kendaraan bermotor mengandung karbon monoksida. Karbon monoksida adalah gas
beracun yang sangat berbahaya bagi makhluk hidup.
Sampah yang banyak tertimbun dapat menimbulkan bau tidak sedap. Bau tidak sedap
membuat udara menjadi tidak segar. Kita tidak dapat bernapas dengan nyaman karena kita
terus menutup hidup. Oleh karena itu, tempat (wadah) pembuangan sampah harus
mempunyai tutup. Dan tentu saja, kita tidak boleh membuang sampah secara sembarangan.
Udara tercemar terasa tidak segar. Udara tercemar dapat mengganggu pernapasan. Udara
tercemar dapat mengotori saluran pernapasan kita. Oleh karena itu, kita harus melindungi
diri dari udara tercemar.
Tindakan pertama yang harus kamu lakukan untuk menghindari udara tercemar adalah
menutup hidung. Kamu dapat menggunakan telapak tangan atau sapu tangan untuk
menutup hidung. Namun perlu diingat, sapu tangan juga harus bersih.
Udara tercemar juga dapat menyebabkan mata pedih (merah). Kamu juga harus
melindungi matamu agar debu dan asap tidak masuk ke mata. Hal yang lebih utama
sesungguhnya adalah mencegah pencemaran udara. Kita tidak boleh melakukan
pembuangan dan pembakaran sampah sembarangan. Selain itu, pabrik-pabrik dan
kendaraan bermotor harus dilengkapi dengan alat penyaring. Alat penyaring berguna untuk
menyaring asap yang dikeluarkan agar tidak mengotori udara.
Kamu juga dapat melakukan hal-hal yang sederhana untuk mengatasi pencemaran
udara. Cara termudah adalah memelihara tanaman. Tanaman dapat mengurangi
pencemaran udara. Tanaman mmbuat terasa segar karena tanaman dapat menghasilkan
oksigen.
Secara alami, pencemaran udara berkurang dengan terjadinya hujan. Bukanlah setelah
hujan, udara terasa terasa lebih segar? Air hujan melakukan pencemar yang ada di udara,
misalnya debu. Jadi, udara menjadi lebih bersih setelah turun hujan.
http://ismi-relegia7114.blogspot.co.id/2014/06/udara-bersih-dan-udara-
tercemar.html
VENTILASI
1. PENGERTIAN
Tersedianya udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia, sehingga apabila
suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan over crowded maka akan menimbulkan
keadaan yang dapat merugikan kesehatan. Sebelumnya terlebih dahulu masyarakat harus mengetahui
pengertian dari ventilasi. Ventilasi sendiri adalah tempat keluar masuk dan pertukaran udara yang
digunakan untuk memelihara dan juga mengatur udara sesuai kebutuhan dan kenyamanan.
Prinsip kerja ventilasi ini adalah membuat suatu proses pertukaran udara yang terjadi karena
perbedaan tekanan. Yang mana udara akan bergerak dari tempat yang bertekanan tinggi menuju
tempat yang bertekanan rendah. Ventilasi dapat berupa pintu, jendela, lubang angin, ventilasi
sistem pengendali suhu dan kelembaban, ventilasi sistem pengeluaran udara (exhaust system)
dan pemasukan udara (supply system), atau juga bisa dibantu menggunakan kipas angin (fan).
Pengadaan ventilasi tentunya mempunyai tujuan, antara lain :
1. Mengeluarkan kontaminan
2. Mengatur panas atau dingin di dalam ruangan
3. Menyegarkan ruangan dengan pertukaran udara
4. Mengencerkan konsentrasi kontaminan dalam udara
5. Mencegah terjadinya peledakan atau kebakaran
2. JENIS-JENIS VENTILASI
Ventilasi mempunyai 4 jenis, diantaranya :
1. Ventilasi umum
Ventilasi umum digunakan untuk menurunkan konsentrasi kontaminan udara di dalam ruang kerja sampai
mencapai kadar/tingkat yang tidak membahayakan. Ventilasi umum ini dapat terlaksana dengan 2 cara,
yaitu:
1. Ventilasi horizontal (silang)
Aliran udara yang masuk tidak boleh terhambat, tidak boleh terlalu kuat dan juga harus diarahkan ke
bagian yang ditempati. Karena pada dasarnya semakin besar perbandingan lubang ventilasi, maka semakin
tinggi pula kecepatan angin yang masuk.
2. Ventilasi vertical
Aliran udara terjadi karena perbedaan berat jenis lapisan udara luar dan dalam bangunan. Contohnya saja
seperti pembuatan cerobong. Semakin tinggi cerobong udara, maka semakin baik pula sirkulasi udara
dalam ruangan.
Syarat-syarat menggunakan ventilasi umum, yakni :
Toksisitas rendah
Jumlah kontaminan tidak besar (sedikit) dan tidak terus-menerus
Sumber merata
Konsentrasi rendah
2. Ventilasi buatan (mekanik)
Pengaturan aliran udara dibantu dengan alat mekanik seperti kipas angin, penyedot udara, atau exhauster.
Pemakaian ventilasi ini biasanya disebabkan ruangan yang terlalu luas sehingga tidak cukup jika hanya
menggunakan ventilasi umum karean dirasa kurang efektif. Adapun persyaratan dalam menggunakan
ventilasi mekanik, antara lain:
1. Sistem ventilasi harus bekerja terus-menerus selama ruangan digunakan
2. Penempatan ventilasi mekanik harus memungkinkan pertukaran udara bekerja secara maksimal
3. Ventilasi local
Pembuangan udara dilakukan langsung dari sumber kontaminan melalui corong penghisap yang berada di
dekat sumber kontaminan. Tahap selanjutnya dari corong penghisap langsung disalurkan melalui pipa-pipa
saluran dibantu dengan penyedot udara. Kemudian tahap terakhir udara bersih dibuang langsung ke
atmosfir. Ventilasi local mempunyai 5 tipe, yakni:
1. ventilasi local dengan sistem pembersih kontaminan
2. Ventilasi local dengan corong pengeluaran yang berada di dekat sumber kontaminan
3. Ventilasi local dengan corong celah
4. Ventilasi local dengan sistem tiup dan bisa (push and pull exhauster)
5. Ventilasi local untuk pembuangan kontaminan yang ada pada pabrik penyepulan logam
4. Ventilasi pengendalian suhu udara
Ventilasi ini bertujuan untuk menurunkan panas di dalam ruangan dan diganti denga udara dingin dan
menyegarkan. Cara kerja pengendalian suhu udara ini dapat dilaksanakan dengan ventilasi alami maupun
mekanik seperti kipas angin ataupun pendingin udara (AC). Sistem pendingin ruang ini terdiri dari sistem
langsung dan tidak langsung. Yang mana sistem langsung (direct cooling), udara didinginkan dengan zat
pendingin dengan sistem paket. Dan sistem tidak langsung (indirect cooling), udara didinginkan
menggunakan media air es dan mesin pengolah udara.
http://k3tium2013.blogspot.co.id/2013/12/ventilasi.html
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
3. Parameter yang diukur adalah besar aliran udara dan besar kecepatan
udara.
5. Alat keselamatan yang dipakai adalah cattle pack, safety shoes dan
safety helmet yang digunakan supaya terhindar dari kecelakaan kerja
yang mungkin terjadi saat dilaksanakan praktikum ini.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Definisi Ventilasi
2. Mengeluarkan kontaminan
2.3.Jenis Ventilator
1. Kadar kontaminan udara dalam ruang tidak terlalu tinggi agar volume
udara pengencer tidak terlalu besar.
Arus angin datang dari luar ruang secara horizontal, dapat terjadi
bila terdapat perbedaan suhu udara luar dan dalam ruang atau antar
ruang dalam bangunan.Ventilasi silang berfungsi dengan baik, maka
pada dinding harus ada bukaan atau lubang seperti pintu, jendela, atau
lubang angin.Aliran udara masuk kedalam ruangan tidak terlalu kuat
dan tidak terhambat, dan harus diarahkan ke bagian-bagian ruang yang
ditempati atau dipakai.Kemungkinan penempatan lubang ventilasi
Penempatan lubang ventilasi adalah penting untuk pengarahan aliran
udara dari lubang masuk (inlet) ke lubang keluar (outlet).
Keadaan 1
Tidak ada lubang keluar tidak ada aliran udara keluar, ventilasi
tidak efektif, menimbulkan ketidaknyamanan.
Keadaan 2
Keadaan 3
Keadaan 4
Lubang masuk dan keluar sama tinggi dan sama luas ventilasi baik
sekali. Pemasangan kisi-kisi, jalusi, sungkup (kanopi) pada lubang
masukan dapat memperbaiki pola aliran udara masuk kedalam
ruang.Penempatan lubang keluar hampir tidak merubah pola aliran
udara dalam ruang.Aliran udara dalam ruang hanya tergantung pada
ukuran, bentuk dan letak lubang angin masuk. Ventilasi lebih baik lagi
bila dibuat dua lubang masuk dengan lubang besar pada bagian bawah
dna lubang kecil atau jalusi dibagian atas.Kecepatan aliran udara
masuk dapat diperbesar bila lubang keluar dibuat lebih
besar.Perbandingan ukuran lubang keluar dengan lubang masuk
mempengaruhi kecepatan aliran udara dalam ruang.Makin besar
perbandingan lubang, makin tinggi kecepatan aliran udara.Dalam
gambar ditunjukkan besar kecepatan aliran udara dalam ruang
dinyatakan dalam persen kecepatan udara luar.
2. Ventilasi vertikal
Kesimpulan:
PenentuanVentilasi Umum
Ventilation rate
c. Aliran udara per unit luas area (air floor per unit floor area)
Jumlah pekerja
5. Ruang parkir pada ruang bawah tanah (besmen) yang terdiri dari lebih
satu lantai, gas buang mobil pada setiap lantai tidak boleh
mengganggu udara bersih pada lantai lainnya.
Sumber: BSNI,2001
Tipe corong penghisap dan sistem pemasangannya harus
disesuaikan dengan jenis kontaminan dan cara kerja operator sehingga
terhindar dari pengaruh kontaminasi dari hasil proses produksi.
Kapasitas penghisap harus kecil, sehingga pemakaian energi kecil dan
ekonomi.Kontaminan harus dapat diisap seluruhnya, jangan sempat
menyebar dalam ruang atau zona pernafasan operator.Kontaminan
harus terkonsentrasi dalam sistem ventilasi untuk dapat dipisahkan
menjadi udara bersih dan sisa buangan yang dapat dimanfaatkan
selanjutnya.Ventilasi lokal dengan sistem pembersih kontaminan.
d. Ventilasi lokal menggunakan sistem tiup dan bisa (push and pull
exhauster).
2.4.Perancangan Ventilasi
2. Mentukan ventilasi gaya angin atau ventilasi gaya termal yang akan
digunakan.
1. Kecepatan rata-rata.
Q = CV.A.V.............................................................(2.5)
dimana :
CV = effectiveness dari bukaan (CV dianggap sama dengan 0,5 ~ 0,6 untuk
angin yang tegak lurus dan 0,25 ~ 0,35 untuk angin yang diagonal).
1. Pada sisi arah tempat teduh dari bangunan yang berlawanan langsung
dengan inlet.
2. Pada atap, dalam area tekanan rendah yang disebabkan oleh aliran
angin yang tidak menerus.
3. pada sisi yang berdekatan ke muka arah angin dimana area tekanan
rendah terjadi dalam pantauan pada sisi arah tempat
teduh,dalamventilator atap, atau
4. Pada cerobong.
.........................(2.6)
dimana :
To = Temperatur luar, K.
Untuk kondisi ini, aliran yang melalui bukaan dua arah, yaitu udara
dari sisi hangat mengalir melalui bagian atas bukaan, dan udara dari
sisi dingin mengalir melalui bagian bawah. Campuran batas terjadi
dikedua sisi antar muka aliran yang berlawanan, dan koefisien orifis
dapat dihitung sesuai dengan persamaan (Kiel dan Wilson, 1986):
Jika ada bukaan lain yang cukup, aliran udara yang melalui bukaan
akan tidak terarah dan campuran batas tidak dapat terjadi.
Jumlah laju aliran udara yang perlu disediakan oleh sistem ventilasi
mengikuti persyaratan. Untuk mengambil perolehan kalor yang terjadi
di dalam ruangan, diperlukan laju aliran udara dengan jumlah tertentu
untuk menjaga supaya temperatur udara di dalam ruangan tidak
bertambah melewati harga yang diinginkan. Jumlah laju aliran udara V
(m3/detik) tersebut, dapat dihitung dengan persamaan:
..............................(2.8)
dimana :
V = laju aliran udara (m3/detik).
Kebutuhan Udara
Luar
No Fungsi Gedung Satuan
Tidak
Merokok
Merokok
2 Restoran:
3 Service mobil
e. Ruang pertemuan
(m/min)/orang 1,05 0,21
(kecil)
5 Kantor
6. Ruang Umum
a. Koridor (m/min)/orang 0 0
7. Pertokoan
8. Ruang Kecantikan
d. Salon Binatang
0 0,3
Peliharaan (m/min)/orang
9. Ruang Hiburan
Kebutuhan Udara
Luar
No Fungsi Gedung Satuan
Tidak
Merokok
Merokok
11 Transportasi, Ruang
1,05 0,21
. Tunggu, atau Peron (m/min)/orang
12
. Rauang Kerja
13
. Sekolah
14
. Rumah Sakit
15
. Rumah Tinggal
a. Ruang Duduk (m/min)/orang 0 0,3
16
. Industri
16 20 0,25
21 22 0,25 0,30
24 25 0,40 0,60
26 27 0,70 - 1,00
28 - 30 1,10 1,30
1. Suhu yang diizinkan dalam ruangan adalah 21C sampai dengan 30C.
2. Kelembaban udara yang diizinkan dalam ruangan adalah 65% hingga
95 %.
1. Untuk sistem fan dengan volume tetap, daya yang dibutuhkan motor
pada sistem fan gabungan tidak melebihi 1,36 W/(m3/jam);
4. Setiap fan pada sistem volume aliran berubah atau VAV (Variable Air
Volume) dengan motor 60 kW atau lebih harus memiliki kontrol dan
peralatan yang diperlukan agar fan tidak membutuhkan daya lebih dari
50 % daya rancangan pada 50 % volume rancangan berdasarkan data
uji;
1. daerah asalnya
2. Konsentrasi rendah
3. Toksisitas rendah
4. Sumber merata
Menurut Prof. dr. Juli Soemirat, Ph. D & Team. Gangguan yang
dapat muncul dari kualitas udara yang buruk berupa timbulnya
penyakit yang berasal dari kondisi bangunan (Building Related Desease,
BRD) seperti kanker, asma, hypersensitivety pneunomitis, iritasi selaput
lendir, humidifier fever, legionnaire, alergi dan lain-lain. Gangguan lain
berupa gejala Sindroma Bangunan Sakit (Sick Building Syndrome, SBS)
yang menggambarkan keluhan-keluhan non-spesifik dari penghuni.
Keluhan itu mencakup iritasi mata, hidung, tenggorokan dan kulit, serta
sakit kepala, lelah, sukar konsentrasi, napas pendek/berat, termasuk
keluhan tentang temperatur dan kelembaban udara.Keluhan ini hilang
bila penderita keluar dari gedung atau bila yang bersangkutan tidak
berada di dalam gedung.Keluhan tersebut biasanya tidak terlalu parah
dan tidak menimbulkan kecacatan tetap, tetapi jelas terasa amat
mengganggu, tidak menyenangkan dan bahkan mengakibatkan
menurunnya produktivitas kerja para pekerja.
Daftar Pustaka
Buku petunjuk praktek.Automatic fire extinguisher Laboratory. PPNS ITS
http://nuzuliana.blogspot.co.id/2012/06/laporan-praktikum-ventilasi-umum.html
1. Temperatur efektif
2. PMV-Indeks
3. PPD-Indeks
1. Temperatur efektif
Temperatur Efektif (TE) didefinisikan sebagai temperatur dari udara jenuh dalam
keadaan diam atau mendekati diam (0.1 m/s), pada keadaan tidak ada radiasi
panas akan memberikan perasaan kenyamanan termal yang sama dengan kondisi
udara yang dimaksud. Temperatur efektif pertama kali ditemukan oleh Houghten
dan Yaglow dalam tahun 1923, yang bekerja untuk The American society of
Heating and Ventilating Engineers. Jadi konsep temperatur efektif adalah
berdasarkan anggapan bahwa kombinasi-kombinasi tertentu dari temperatur udara,
kelembaban udara dan kecepatan udara dapat menimbulkan kondisi termal yang
sama (Yan Straaten, 1967, Soegijanto, 1999 : 240).
Untuk menetukan kenyamanan, maka dalam tahun 1923 Yaglou menyiapkan dua
ruang psikometrik. Ruang yang pertama berudara tenang, tanpa angin, dan
kelembabannya 100%. Sedangkan di dalam ruang kedua, temperatur, kelembaban
dan gerakan udaranya dapat diubah. Yaglou ingin menentukan beberapa kombinasi
dari ketiga faktor tersebut di atas sehingga terjadi kondisi atmosfer yang dapat
memberikan rasa yang sama dengan kondisi ruang pertama. Hal tersebut dilakukan
berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap seorang yang memasuki ruang
kedua setelah terlebih dahulu berada di ruang pertama. Kondisi atmosfer di ruang
kedua tersebut dinyatakan dengan Temperatur Efektif. Dalam kenyataannya,
kecepatan udara di dalam ruangan sangat rendah. Oleh karena itu temperatur
efektif dilukiskan sebagai kombinasi dari temperatur dan kelembaban saja.
Untuk lebih menjelaskan mengenai hal ini diberikan contoh beberapa kondisi
udara yang dirasakan memberikan kenyamanan termal yang sama meskipun
temperatur, kelembaban udara dan kecepatan udara berbeda.
Tabel.Temperatur efektif
Temperatur Kelembaban
Kecepatan udara (m/s)
0
( C) (%)
29 70 0.2
31 40 0.4
32 30 0.6
33 27 1.0
Keempat kondisi udara ini didefinisikan mempunyai temperatur efektif yang sama
ialah 27 0C. Temperatur efektif ini pada kondisi lingkungan aktual dapat
dikalkulasikan dengan mengetahui : temperatur operatif, kecepatan aliran udara,
tekanan uap parsial, metabolisme (Met), dan pakaian yang digunakan (Clo).
Sedangkan pada grafik psikometrik, penunjukan garis temperatur efektif dapat
dilihat pada gambar dibawah.
Predicted Mean Vote (PMV) adalah kondisi termal lingkungan yang secara statistik
menurut pilihan banyak orang dinyatakan sebagai : dingin, sejuk, normal, agak
hangat, hangat dan panas. Predicted Mean Vote mempunyai rentang skala dari -3
(dingin) sampai +3 (panas) sementara 0 kondisi normal, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Hubungan Antara Skala PMV dengan Kondisi Termal Lingkungan
Panas
1 +3
Hangat
2 +2
Agak Hangat
3 +1
Normal
4 0
Agak Sejuk
5 -1
Sejuk
6 -2
Dingin
7 -3
1. Menggunakan komputerisasi
(2)
dimana,
Standar kenyamanan termal untuk daerah tropis seperti Indonesia dapat dibagi
menjadi :
Untuk mempertahankan kondisi nyaman, kecepatan udara yang jatuh diatas kepala
tidak boleh lebih besar dari 0,25 m/detik dan sebaiknya lebih kecil dari 0,15
m/detik.
https://atjenese.wordpress.com/2012/06/04/indeks-kenyamanan-termal/