Anda di halaman 1dari 7

6 Kerusakan Hari Valentine

Jumat, 05 Februari 2010


Muhammad Abduh Tuasikal

Alhamdulillahilladzi hamdan katsiron thoyyiban mubarokan fih kama yuhibbu robbuna wa yardho. Allahumma sholli ala
nabiyyina Muhammad wa ala alihi wa shohbihi wa sallam.

Banyak kalangan pasti sudah mengenal hari valentine (bahasa Inggris: Valentines Day). Hari tersebut
dirayakan sebagai suatu perwujudan cinta kasih seseorang. Perwujudan yang bukan hanya untuk sepasang
muda-mudi yang sedang jatuh cinta. Namun, hari tersebut memiliki makna yang lebih luas lagi. Di antaranya
kasih sayang antara sesama, pasangan suami-istri, orang tua-anak, kakak-adik dan lainnya. Sehingga
valentines day biasa disebut pula dengan hari kasih sayang.

Cikal Bakal Hari Valentine

Sebenarnya ada banyak versi yang tersebar berkenaan dengan asal-usul Valentines Day. Namun, pada
umumnya kebanyakan orang mengetahui tentang peristiwa sejarah yang dimulai ketika dahulu kala bangsa
Romawi memperingati suatu hari besar setiap tanggal 15 Februari yang dinamakan Lupercalia. Perayaan
Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama,
dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda
mengundi namanama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis
yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan dijadikan obyek
hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama
upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena
anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.

Ketika agama Kristen Katolik menjadi agama negara di Roma, penguasa Romawi dan para tokoh agama
katolik Roma mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti
nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine
dan Paus Gregory I (The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan lagi pada
ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan
Gereja dengan nama Saint Valentines Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14
Februari (The World Book Encyclopedia 1998).

Kaitan Hari Kasih Sayang dengan Valentine

The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada
14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun demikian tidak
pernah ada penjelasan siapa St. Valentine yang dimaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah
diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.
Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine
karena menyatakan Tuhannya adalah Isa Al-Masih dan menolak menyembah tuhan-tuhan orang Romawi.
Orang-orang yang mendambakan doa St.Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.

Versi kedua menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat
dalam medan peperangan daripada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah,
namun St.Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga iapun ditangkap dan
dihukum gantung pada 14 Februari 269 M (The World Book Encyclopedia, 1998).

Versi lainnya menceritakan bahwa sore hari sebelum Santo Valentinus akan gugur sebagai martir (mati
sebagai pahlawan karena memperjuangkan kepercayaan), ia menulis sebuah pernyataan cinta kecil yang
diberikannya kepada sipir penjaranya yang tertulis Dari Valentinusmu. (Sumber pembahasan di atas:
http://id.wikipedia.org/ dan lain-lain)

Dari penjelasan di atas dapat kita tarik kesimpulan:

1. Valentines Day berasal dari upacara keagamaan Romawi Kuno yang penuh dengan paganisme dan
kesyirikan.
2. Upacara Romawi Kuno di atas akhirnya dirubah menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint
Valentines Day atas inisiatif Paus Gelasius I. Jadi acara valentine menjadi ritual agama Nashrani yang
dirubah peringatannya menjadi tanggal 14 Februari, bertepatan dengan matinya St. Valentine.
3. Hari valentine juga adalah hari penghormatan kepada tokoh nashrani yang dianggap sebagai pejuang
dan pembela cinta.
4. Pada perkembangannya di zaman modern saat ini, perayaan valentine disamarkan dengan dihiasi
nama hari kasih sayang.

Sungguh ironis memang kondisi umat Islam saat ini. Sebagian orang mungkin sudah mengetahui kenyataan
sejarah di atas. Seolah-olah mereka menutup mata dan menyatakan boleh-boleh saja merayakan hari
valentine yang cikal bakal sebenarnya adalah ritual paganisme. Sudah sepatutnya kaum muslimin berpikir,
tidak sepantasnya mereka merayakan hari tersebut setelah jelas-jelas nyata bahwa ritual valentine adalah
ritual non muslim bahkan bermula dari ritual paganisme.

Selanjutnya kita akan melihat berbagai kerusakan yang ada di hari Valentine.

Kerusakan Pertama: Merayakan Valentine Berarti Meniru-niru Orang Kafir

Agama Islam telah melarang kita meniru-niru orang kafir (baca: tasyabbuh). Larangan ini terdapat dalam
berbagai ayat, juga dapat ditemukan dalam beberapa sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan hal
ini juga merupakan kesepakatan para ulama (baca: ijma). Inilah yang disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah dalam kitab beliau Iqtidho Ash Shiroth Al Mustaqim (Taliq: Dr. Nashir bin Abdil Karim Al Aql, terbitan
Wizarotusy Syuun Al Islamiyah).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan agar kita menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani.
Beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Sesungguhnya orang Yahudi dan Nashrani tidak mau merubah uban, maka selisihlah mereka. (HR. Bukhari no. 3462 dan
Muslim no. 2103)

Hadits ini menunjukkan kepada kita agar menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani secara umum dan di antara
bentuk menyelisihi mereka adalah dalam masalah uban. (Iqtidho, 1/185)

Dalam hadits lain, Rasulullah menjelaskan secara umum supaya kita tidak meniru-niru orang kafir. Beliau
shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka. (HR. Ahmad dan Abu Dawud.
Syaikhul Islam dalam Iqtidho [hal. 1/269] mengatakan bahwa sanad hadits ini jayid/bagus. Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa hadits ini shohih sebagaiman dalam Irwaul Gholil no. 1269).

Telah jelas di muka bahwa hari Valentine adalah perayaan paganisme, lalu diadopsi menjadi ritual agama
Nashrani. Merayakannya berarti telah meniru-niru mereka.

Kerusakan Kedua: Menghadiri Perayaan Orang Kafir Bukan Ciri Orang Beriman

Allah Taala sendiri telah mencirikan sifat orang-orang beriman. Mereka adalah orang-orang yang tidak
menghadiri ritual atau perayaan orang-orang musyrik dan ini berarti tidak boleh umat Islam merayakan
perayaan agama lain semacam valentine. Semoga ayat berikut bisa menjadi renungan bagi kita semua.

Allah Taala berfirman,

Dan orang-orang yang tidak menyaksikan perbuatan zur, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang
mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya. (QS. Al
Furqon [25]: 72)

Ibnul Jauziy dalam Zaadul Masir mengatakan bahwa ada 8 pendapat mengenai makna kalimat tidak
menyaksikan perbuatan zur, pendapat yang ada ini tidaklah saling bertentangan karena pendapat-pendapat
tersebut hanya menyampaikan macam-macam perbuatan zur. Di antara pendapat yang ada mengatakan
bahwa tidak menyaksikan perbuatan zur adalah tidak menghadiri perayaan orang musyrik. Inilah yang
dikatakan oleh Ar Robi bin Anas.
Jadi, ayat di atas adalah pujian untuk orang yang tidak menghadiri perayaan orang musyrik. Jika tidak
menghadiri perayaan tersebut adalah suatu hal yang terpuji, maka ini berarti melakukan perayaan tersebut
adalah perbuatan yang sangat tercela dan termasuk aib (Lihat Iqtidho, 1/483). Jadi, merayakan Valentines
Day bukanlah ciri orang beriman karena jelas-jelas hari tersebut bukanlah hari raya umat Islam.

Kerusakan Ketiga: Mengagungkan Sang Pejuang Cinta Akan Berkumpul Bersamanya di Hari Kiamat
Nanti

Jika orang mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka dia akan mendapatkan keutamaan berikut ini.

Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan bahwa seseorang bertanya pada Nabi shallallahu alaihi wa sallam,

Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah?

Beliau shallallahu alaihi wa sallam berkata,

Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?

Orang tersebut menjawab,

Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah.
Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya.

Beliau shallallahu alaihi wa sallam berkata,

(Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai. (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain di Shohih Bukhari, Anas mengatakan,

Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shallallahu alaihi
wa sallam: Anta maa man ahbabta (Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai).

Anas pun mengatakan,

Kalau begitu aku mencintai Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan Umar. Aku berharap bisa bersama dengan
mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka.
Bandingkan, bagaimana jika yang dicintai dan diagungkan adalah seorang tokoh Nashrani yang dianggap
sebagai pembela dan pejuang cinta di saat raja melarang menikahkan para pemuda. Valentine-lah sebagai
pahlawan dan pejuang ketika itu. Lihatlah sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam di atas: Kalau begitu
engkau bersama dengan orang yang engkau cintai.

Jika Anda seorang muslim, manakah yang Anda pilih, dikumpulkan bersama orang-orang sholeh ataukah
bersama tokoh Nashrani yang jelas-jelas kafir?

Siapa yang mau dikumpulkan di hari kiamat bersama dengan orang-orang kafir[?] Semoga menjadi bahan
renungan bagi Anda, wahai para pengagum Valentine!

Kerusakan Keempat: Ucapan Selamat Berakibat Terjerumus Dalam Kesyirikan dan Maksiat

Valentine sebenarnya berasal dari bahasa Latin yang berarti: Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan
Yang Maha Kuasa. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. (Dari berbagai
sumber)

Oleh karena itu disadari atau tidak, jika kita meminta orang menjadi To be my valentine (Jadilah valentineku),
berarti sama dengan kita meminta orang menjadi Sang Maha Kuasa. Jelas perbuatan ini merupakan
kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk dengan Sang Khalik, menghidupkan budaya pemujaan kepada
berhala.

Kami pun telah kemukakan di awal bahwa hari valentine jelas-jelas adalah perayaan nashrani, bahkan semula
adalah ritual paganisme. Oleh karena itu, mengucapkan selamat hari kasih sayang atau ucapan selamat
dalam hari raya orang kafir lainnya adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama
(baca: ijma kaum muslimin), sebagaimana hal ini dikemukakan oleh Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam
kitabnya Ahkamu Ahlidz Dzimmah (1/441, Asy Syamilah). Beliau rahimahullah mengatakan,

Adapun memberi ucapan selamat pada syiar-syiar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir (seperti mengucapkan
selamat natal atau selamat hari valentine, pen) adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma (kesepakatan) kaum
muslimin. Contohnya adalah memberi ucapan selamat pada hari raya dan puasa mereka seperti mengatakan, Semoga hari
ini adalah hari yang berkah bagimu, atau dengan ucapan selamat pada hari besar mereka dan semacamnya. Kalau
memang orang yang mengucapkan hal ini bisa selamat dari kekafiran, namun dia tidak akan lolos dari perkara yang
diharamkan. Ucapan selamat hari raya seperti ini pada mereka sama saja dengan kita mengucapkan selamat atas sujud
yang mereka lakukan pada salib, bahkan perbuatan seperti ini lebih besar dosanya di sisi Allah. Ucapan selamat semacam
ini lebih dibenci oleh Allah dibanding seseorang memberi ucapan selamat pada orang yang minum minuman keras,
membunuh jiwa, berzina, atau ucapan selamat pada maksiat lainnya.
Kerusakan Kelima: Hari Kasih Sayang Menjadi Hari Semangat Berzina

Perayaan Valentines Day di masa sekarang ini mengalami pergeseran. Kalau di masa Romawi, sangat terkait
erat dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol
perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini identik dengan pergaulan bebas muda-mudi. Mulai dari
yang paling sederhana seperti pesta, kencan, bertukar hadiah hingga penghalalan praktek zina secara legal.
Semua dengan mengatasnamakan semangat cinta kasih.

Dalam semangat hari Valentine itu, ada semacam kepercayaan bahwa melakukan maksiat dan larangan-
larangan agama seperti berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, bahkan hubungan seksual
di luar nikah di kalangan sesama remaja itu menjadi boleh. Alasannya, semua itu adalah ungkapan rasa kasih
sayang. Naudzu billah min dzalik.

Padahal mendekati zina saja haram, apalagi melakukannya. Allah Taala berfirman,

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang
buruk. (QS. Al Isro [17]: 32)

Dalam Tafsir Jalalain dikatakan bahwa larangan dalam ayat ini lebih keras daripada perkataan Janganlah
melakukannya. Artinya bahwa jika kita mendekati zina saja tidak boleh, apalagi sampai melakukan zina, jelas-
jelas lebih terlarang.

Kerusakan Keenam: Meniru Perbuatan Setan

Menjelang hari Valentine-lah berbagai ragam coklat, bunga, hadiah, kado dan souvenir laku keras. Berapa
banyak duit yang dihambur-hamburkan ketika itu. Padahal sebenarnya harta tersebut masih bisa dibelanjakan
untuk keperluan lain yang lebih bermanfaat atau malah bisa disedekahkan pada orang yang membutuhkan
agar berbuah pahala. Namun, hawa nafsu berkehendak lain. Perbuatan setan lebih senang untuk diikuti
daripada hal lainnya. Itulah pemborosan yang dilakukan ketika itu mungkin bisa bermilyar-milyar rupiah
dihabiskan ketika itu oleh seluruh penduduk Indonesia, hanya demi merayakan hari Valentine.

Tidakkah mereka memperhatikan firman Allah,

Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah
saudara-saudara syaitan. (QS. Al Isro [17]: 26-27).
Maksudnya adalah mereka menyerupai setan dalam hal ini. Ibnu Masud dan Ibnu Abbas mengatakan,
Tabdzir (pemborosan) adalah menginfakkan sesuatu pada jalan yang keliru. (Lihat Tafsir Al Quran Al Azhim)

Penutup

Itulah sebagian kerusakan yang ada di hari valentine, mulai dari paganisme, kesyirikan, ritual Nashrani,
perzinaan dan pemborosan. Sebenarnya, cinta dan kasih sayang yang diagung-agungkan di hari tersebut
adalah sesuatu yang semu yang akan merusak akhlak dan norma-norma agama. Perlu diketahui pula bahwa
Valentines Day bukan hanya diingkari oleh pemuka Islam melainkan juga oleh agama lainnya. Sebagaimana
berita yang kami peroleh dari internet bahwa hari Valentine juga diingkari di India yang mayoritas
penduduknya beragama Hindu. Alasannya, karena hari valentine dapat merusak tatanan nilai dan norma
kehidupan bermasyarakat. Kami katakan: Hanya orang yang tertutup hatinya dan mempertuhankan hawa
nafsu saja yang enggan menerima kebenaran.

Oleh karena itu, kami ingatkan agar kaum muslimin tidak ikut-ikutan merayakan hari Valentine, tidak boleh
mengucapkan selamat hari Valentine, juga tidak boleh membantu menyemarakkan acara ini dengan jual beli,
mengirim kartu, mencetak, dan mensponsori acara tersebut karena ini termasuk tolong menolong dalam dosa
dan kemaksiatan. Ingatlah, Setiap orang haruslah takut pada kemurkaan Allah Taala. Semoga tulisan ini
dapat tersebar pada kaum muslimin yang lainnya yang belum mengetahui. Semoga Allah memberi taufik dan
hidayah kepada kita semua.

Alhamdulillahilladzi bi nimatihi tatimmush sholihaat. Wa shollallahu ala nabiyyina Muhammad wa ala alihi wa
shohbihi wa sallam.

Anda mungkin juga menyukai