PENDAHULUAN
Maksud dari dilkukany prktikum ini adalah untuk memahami cara kerja
akuisisi data Aeromagnetik,dan memahami cara pengolahanya serta mengetahui
bagaimana membaca hasil peta intensitas magnet yang didapatkan.
Tujuan dari praktikum ini adalah menuangkan nilai intensitas magnet
dalam peta TMI,RTE,RTP dan Upwrd Continuation sehingga dari data tersebut
dapat dilkukan pembacaan secara geologi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perth merupakan kota yang terletak di pesisir pantai dan merupakan kota
terbesar di negara Australia. Perth terletak di bagian tenggara negara Australia.
Australia terletak di garis lintang 10o 41'LS sampai garis lintang 43o 39'LS dan
garis bujur 113o 09'BT sampai garis bujur 153o 39'BT.
G
ambar 2.1. Formasi Perth Basin
Berikut adalah stratigrafi dari Perth Basin:
Perth merupakan bagian dari pesisir pantai Swan dimana Perth Basin
berada. Perth Basin berkembang dari batuan sedimen yang diselimuti sedimen
yang terbentuk sejak era Kenozoikum dan terbentuk karena lingkungan alluvial
dan aeolian. Daerah ini dibatasi oleh patahan Urella dan Darling pada sebelah
timur dan sistem patahan Beagle pada sebelah barat yang membatasi Perth Basin
dengan batuan beku dari Yilgarn Craton. Batuan granit dan gneiss dari Yilgarn
Craton merupakan batuan tertua pada lingkungan ini. Batuan tersebut terbentuk
pada era Arkean. Terdapat juga intrusi dolerite dike yang terbentuk pada eon
Proterozoikum. Perth Basin secara lateral terdiri dari sedimen yang terbentuk pada
periode Perm sampai Cretaceous. Terdapat lembah pada Perth Basin yang
diendapkan oleh sedimen yang berasal dari kontinen.
Terlihat bahwa Perth Basin didominasi oleh batupasir, namun pada periode
Prekambrium didapati batuan kristalin. Kehadiran dominasi batupasir dijumpai
sejak periode Tersier pada fasies fluvial. Selain itu dijumpai juga sisipan-sisipan
batugamping dan batulempung pada formasi Cadda. Terlihat juga adanya
ketidakselarasan pada beberapa formasi di Perth Basin.
Selain itu medan magnet bumi juga mempunyai parameter fisis, lainnya
yaitu sudut inklinasi dan deklinasi. Sudut inklinasi dinyatakan dengan:
Z
I =tan 1
X 2+Y 2 (2.4)
Sudut inklinasi positif dibawah bidang horosintal dan negatif diatas bidang
horontal. Sedangkan sudut deklinasi positif ke arah timur geografis dan negatif ke
arah barat geografis. Sudut deklinasi dinyatakan dengan:
1 Y
D=tan
X 2 +Y 2 (2.5)
Gambar 3.3 Kurva M VS H dan posisi momen magnet dari bahan paramagnetik.
Ferromagnetik
Material yang memiliki banyak elektron bebas pada tiap kulit elektronnya,
hal ini menyebabkan batuan ini sangat mudah berinduksi oleh medan luar, bahan
ini memiliki nilai suseptibilitas positif dan besar. Pada bahan ini sejumlah kecil
medan magnetik luar dapat menyebabkan derajat penyearahan yang tinggi pada
momen dipole magnetik atomnya. Penyearahan ini dapat bertahan sekalipun
medan magnet luar yang diberikan telah hilang. Hal ini dapat terjadi karena
momen dipole magnetik atom dari bahan-bahan menyearahkan gaya-gaya yang
kuat pada atom tetangganya sehingga dalam daerah ruang yang sempit momen ini
disearahkan satu sama lain sekalipun medan luarnya tidak ada lagi. Daerah ruang
tempat momen dipole magetik disearahkan ini disebut daerah magnetik. Pada
temperatur diatas suhu kritis yang disebut titik curie. Gerak termal acak sudah
cukup besar untuk merusak keteraturan penyearahan ini pada bahan ferromagnetik
berubah menjadi paramagnetik. Contohnya: besi.
Gambar 3.4 Kurva M VS H dan posisi momen magnet dari bahan feromagnetik
Ferrimagnetik
Medium ini juga hampir sama dengan medium ferromagnetik tetapi
sebagian ada yg berbeda arah momen magnetiknya. Tanpa adanya pengaruh kuat
medan luar, arah momen magnetik paralel dan saling berlawanan, tetapi berbeda
dengan antiferromagnetik, momen paralelnya lebih besar dibandingkan momen
anti paralelnya. Medium ferro-, anti ferro, dan ferrimagnetik dipengaruhi oleh
suhu, dimana jika medium ini dipanaskan sampai pada suhu terntentu maka
medium ini akan berubah menjadi medium paramagnetik. Batasan tersebut
dinamakan suhu curie . Contohnya: ferrite.
Gambar 3.5 Kurva M VS H dan posisi momen magnet dari bahan Ferrimagnetik.
Antiferromagnetik
Suatu bahan batuan akan mempunyai sifat-sifat yang ditunjukkan oleh
antiferromanetik pada saat benda ferromagnetik naik sesuai dengankenaikan
temperature yang kemudian hilang setelah temperature mencapaititik curie
(4000C 700 0C). Harga momen magnetic kecil hingga sampai nol karna momen
magnetik saling tolak menolak. Nilai suseptibiltasnya kecil yang sama seperti
bahan paramagnetik umumnya contohnya: hematite dan chromium.
Gambar 3.6 Kurva M VS H dan posisi momen magnet dari bahan Antiferomagnetik
3.7. Aeromagnetik
Pada saat pesawat terbang di udara , alat magnetometer akan mencatat
total intensitas medan magnet yang ada di lokasi penelitian di sensor, yang
merupakan kombinasi dari medan magnet yang dihasilkan di Bumi serta variasi
kecil karena efek temporal angin matahari terus-menerus yang bervariasi serta
medan magnet dari pesawat survei itu sendiri. Dengan mengurangi pengaruh
anomali baik surya, regional, dan efek pesawat, peta aeromagnetik yang
dihasilkan menunjukkan distribusi spasial dan kelimpahan relatif mineral
magnetik (paling sering besi oksida mineral magnetit) pada tingkat atas dari kerak
bumi. Karena jenis batuan yang berbeda berbeda dalam konten mereka mineral
magnetik, peta magnetik memungkinkan visualisasi struktur geologi dari lapisan
atas di bawah permukaan, khususnya geometri spasial tubuh batuan serta adanya
lipatan dan patahan . Hal ini sangat berguna di mana batuan dasar dikaburkan oleh
pasir permukaan, tanah atau air. Data aeromagnetik pernah disajikan sebagai plot
kontur, tapi sekarang lebih sering dinyatakan sebagai tematik (berwarna) dengan
visualisasi yang yang dihasilkan pseudo-topografi. Bukit-bukit, pegunungan dan
lembah merupakan anomali dalam aeromagnetik. Seorang geofisikawan dapat
menggunakan model matematika untuk menyimpulkan bentuk, kedalaman dan
sifat dari badan batu yang memiliki nilai anomali tersendiri.
BAB IV
METODOLOGI
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Peta TMI
Gambar 5.2 adalah gambar dari peta TMI yang telah dilakukan filtering
secara reduce to pole. Filtering reduce to pole adalah sebuah jenis filtering yang
dilakukan dengan asumsi seolah olah pengambilan data di lakukan di kutub. Tujun
dari filtering ini adalah mendapatkan anomali yang semula masih dipole menjadi
monopole atau mendapatkan nilai anomali yang letaknya tepat dibawah lokasi
pengukuran.Cara yang dilakukan untuk membuat menadi monopole adalah
dengan cara membuat 0 nilai sudut deklinasinya dan memuat nilai 90 pada sudut
inklinasinya.
Peta TMI daerah penelitian ketika dilakukan proses reduce to pole ternyata
membentuk sebuah peta yang baik dimana klosur pada peta sangat sedikit dan
tidak ada pasangan nilai intensitas magnet besar dan nilai intensitas magnet kecil.
Pada peta RTP ini mengalami pembalikan orientasi nilai setelah dibandingkan
dengan pengambaran peta TMI dimana zona biru(nilai intensitas rendah menjadi
seakan-akan terpotong dan menerus ke aras selatan),sedangkan pada peta TMI
terjadi sebaliknya.
Pada peta RTP juga memiliki 3 zona yaitu zona intensitas mgnet tinggi
,zona intensitas magnet rendah dan sedang dimana penyebaranya masih relatif
sama dengan penyebaran pada peta TMI.Hal ini menandakan tenik filtering
Reduce to pole cocok digunkan pada zona zona dekat dengan kutub.
5.3.Peta RTE
Gambar 5.3. Peta RTE
Gambar 5.3 adalah penampakan dari peta TMI yang telah dikenai proses
filtering secara reduce to ekuator yaitu mngasumskan bahwa pengambilan dita
dilakukan di daerah ekuator ,dimana tujuan dari proses filtering ini sama dengan
proses filtering RTE yaitu sama-sama membuat nilai anomali yang semula dipole
menjadi dipole,namun filtering RTE ini memiliki perbedaan dalam
asumsinya.Metode Reduce to ekuator ini berangapan bahwa untuk mendapatkan
nilai inetensitas yang monopole maka dilakukan pengaturan sudut deklinasi
dinagap 90 derajat dan sudut inklinasi menjadi 0 derajat.
Pada peta RTE tersebut memiliki 3 zona dengan skala intensitas magnet
yang berbeda.Zona dengan nilai intensitas tinggi ditandai dengan kenampakan
warna merah,zona dengan nilai intensitas magnet rendah ditandai dengan
kenampakan warna biru pada peta dan zona dengan intensitas magnet sedang
ditandai dengan warna hijau pada peta.Namun setelah dilakukan proses reduce to
ekuator ternyata zona intensitas magnet menadi terbalik sehingga filtering ini
belum cocok dipakai di lokasi yang jauh dari kutub.