Anda di halaman 1dari 50

Matriks dan Determinan

MATRIKS DAN DETERMINAN

1. DEFINISI DAN NOTASI MATRIKS


Matriks adalah sekumpulan bilangan (real atau kompleks) atau sekumpulan
variabel atau sekumpulan fungsi yang disusun menurut baris dan kolom sehingga
membentuk jajaran (miring) persegi panjang,
Matriks yang mempunyai m baris dan n kolom disebut matriks m x n (dibaca m
kali n) atau matriks berorde m n.
Matriks ditunjukkan dengan menuliskan jajarannya di antara tanda kurung siku
atau kurung biasa

Contoh 1
a b c
j k l
,
r s t

adalah matriks 3 3 (dibaca 3 kali 3 ) dengan a,b,c,j,k,l,r,s,t merupakan


elemen-elemennya.
Dalam menyatakan matriks, yang pertama disebutkan adalah banyaknya baris
dan yang kedua adalah banyaknya kolom

Contoh 2
1 3
2 4

0 5

adalah matriks berorde 3 x 2, yaitu matriks dengan 3 baris dan 2 kolom.


Jadi, matriks
f1 ( x ) f2 (x) f3 (x)
f (x) merupakan matriks berorde 2x3
4 f5 (x) f 6 ( x )

dan matriks
2 3
5 merupakan matriks berorde 2x2
7

Matriks baris (Line matrix)


Matriks baris adalah suatu matriks yang hanya terdiri atas suatu baris saja
sedangkan jumlah kolomnya bebas.

1
Matriks dan Determinan

Contoh 3
5 0 4 8 2 adalah matriks berorde 1 5 .
Matriks kolom (Coloumn matrix)
Matriks kolom adalah suatu matriks yang hanya terdiri atas satu kolom saja.
Contoh 4
a
b
adalah matriks kolom berorde 4 x 1
c

d

a
b
merupakan matriks kolom berorde 4x1
c

d
Untuk menghemat tempat, matriks kolom seringkali dituliskan dalam satu garis
horizontal, tetapi dibatasi tanda kurung kurawal .
Contoh 5
a b c d mernyatakan matriks kolom berorde 1 x 4
Jadi, berdasarkan pembahasan di atas :
8
(a) 3 adalah matriks kolom berorde 1 x 2

(b) 4 3 1 adalah matriks kolom berorde 3 1

Matriks nol
Matriks nol adalah suatu matriks berorde sembarang yang semua elemennya sama
dengan nol. Matriks nol dapat ditulis dengan simbol Omxn yang dibaca matriks nol
berorde m n.
0 0 0 0 0 0
0 , adalah contoh-contoh matriks nol
0 0
0 0 0

Matriks berelemen tunggal


Matriks berelemen tunggal adalah matriks yang hanya mempunyai
satu baris dan satu kolom saja.
Sebuah bilangan atau sebuah variabel atau sebuah fungsi dapat dipandang sebagai
matriks berorde 1 x 1 atau matriks berelemen tunggal.

2
Matriks dan Determinan

[a], [2 3i] , [f ( x )] , [0] adalah contoh-contoh matriks berelemen tunggal.


Notasi dua indeks
Masing-masing elemen suatu matriks memiliki alamat atau tempat yang dapat
ditentukan dengan menggunakan sistem dua indeks, indeks pertama menyatakan
baris dan indeks kedua menyatakan kolom.
Dengan demikian , dalam matriks
a 11 a 12 a 13 ... a 1n
a a 22 a 23 ... a 2 n
21
a 31 a 32 a 33 ... a 3n

a 41 a 42 a 43 ... a 4n
: : : :

a m11 a m2 a m3 ... a mn

a 32 menunjukan elemen yang terletak pada baris ketiga dan kolom kedua.

a m1 menunjukan elemen yang terletak pada baris ke-m dan kolom ke-satu.

a 2 n menunjukan elemen yang terletak pada baris kedua dan kolom ke-n

Jadi, dalam matriks


8 5 0 7
1 6 2 4

3 4 8 2

(a) letak elemen 8 dapat dinyatakan dengan indeks a 33


(b) a 32 menyatakan letak elemen -4
(c) a 13 menyatakan letak elemen 0
NOTASI MATRIKS
Keseluruhan matriks dapat dinyatakan dengan sebuah elemen umum yang
dituliskan dalam tanda kurung siku, atau dengan huruf yang dicetak tebal.
Penulisan ini singkat dan rapih, dan juga menghemat banyak huruf dan tempat.

Contoh 6

3
Matriks dan Determinan

a 11 a 12 a 13 ... a 1n
a a 22 a 23 ... a 2 n
21
a 31 a 32 a 33 ... a 3n

a 41 a 42 a 43 ... a 4n
: : : :

a m11 a m2 a m3 ... a mn

dinyatakan dengan [a ij ] atau dengan huruf besar A atau A.


Serupa dengan itu
Contoh 7

x1
x
2 dapat dinyatakan dengan x i atau dengan x saja.
x 3

Untuk menyatakan matriks (m x n) dapat digunakan huruf besar A atau huruf


besar tebal, misalnya A. Sedangkan untuk matriks baris atau kolom dapat
digunakan huruf kecil x atau huruf kecil tebal, misalnya x.

2. ALJABAR MATRIKS
a. Kesamaan matriks
Dua buah matriks dikatakan sama jika semua elemen yang bersesuaian letaknya
sama. Karena itu kedua matriks tersebut harus pula berorde sama. Jika
A a ij mxn dan B bij mxn
maka
A B a ij b ij untuk 1 i m dan 1 j n
Jadi, bila
a 11 a 12 1 0
a
21 a 22 2 2

maka a 11 1, a 12 0, a 21 2, a 22 2,
Sehingga jika
P 2 2 0 1
Q R S
T U V W 3
5 1 4

X Y Z M 5 3 4 6
maka

4
Matriks dan Determinan

T = 3, Z = -4 , R = 0
b. Penjumlahan dan Pengurangan Matriks
Agar dua buah matriks atau lebih dapat dijumlahkan atau dikurangkan, maka orde
dari masing-masing matriks tersebut harus sama. Selanjutnya jumlah atau
selisihnya diperoleh dengan menambahkan atau mengurangkan elemen-elemen
yang letaknya bersesuaian.
Jadi, jika
A a ij mxn
,
B b ij mxn


A B a ij b ij mxn
,

Contoh 1
2 5 0 7 1 0 3 3
1 6 2 4 2
2 2 5

3 4 8 2 3 5 6 4

2 (1) 50 03 7 (3) 1 5 3 4
1 2 62 2 (2) 4 5 1
8 0 9

3 (3) 45 86 2 4 0 1 14 2

Contoh 2
2 5 0 7 1 0 3 3
1 6 2 4 2
2 2 5

3 4 8 2 3 5 6 4

2 ( 1) 50 03 7 (3) 3 5 3 10
1 2 62 2 ( 2) 4 5 3
4 4 1

3 ( 3) 45 86 2 4 6 9 2 6

Karena pertukaran letak matriks dalam operasi penjumlahan tidak mengubah


hasil, maka penjumlahan mariks mengikuti sifat komutatif:
A+B=B+A
Penjumlahan matriks juga mengikuti sifat asosiatif:
(A + B) + C = A + (B + C)
Untuk operasi pengurangan, tidak mengikuti kedua sifat di atas karena :
AB B-A
dan

5
Matriks dan Determinan

(A B) C A(BC)

c. Perkalian Matriks
1) Perkalian suatu matriks dengan suatu skalar
Mengalikan sebuah matriks dengan sebuah bilangan (yaitu skalar) berarti
mengalikan masing-masing elemennya dengan bilangan tersebut ;
Contoh 4

1
1 4 1 2 2 2
1
3
2 3 0 4 0 2
2
Jadi, secara umum dapat ditulis :
k [a ij ]mxn [ ka ij ]mxn

Kebalikannya juga berlaku, yaitu kita dapat mengeluarkan faktor yang sama dari
setiap elemen.
Contoh 5
15 18 21 5 6 7
3 6 9 3 1
2 3

6 12 3 2 4 1

2) Perkalian dua buah matriks


Dua buah matriks dapat dikalikan satu terhadap yang lain, jika dan hanya jika
banyaknya kolom pada matriks yang ke-1 sama dengan banyaknya baris pada
matriks ke-2

Jika
A a ij pxq
dan B b ij qxr

maka
AB C c ij pxr

dengan
c ij a i1 b 1 j a i 2 b 2 j a i 3 b 3 j ...a ip b pj

Contoh 6
Tentukan hasil perkalian matriks

6
Matriks dan Determinan

b1
a a 13

A a ij 11
a 12
a 23

dan B b ij b 2
a 21 a 22
b 3

A adalah matrik orde 2 x 3 dan B matriks orde 3x1 . Kedua matriks dapat
dikalikan karena jumlah kolom A sama dengan jumlah baris B yaitu 3. Hasil
perkalian matriks ini adalah matriks C berorde 2 x1 dengan elemen c ij adalah
c ij a i1 b 1 j a i 2 b 2 j a i 3 b 3 j ...a ip b pj

Jadi,
c 11 a 11 b 12 a 12 b 21 a 13 b 31
c 21 a 21 b 11 a 22 b 21 a 23 b 32

maka
b 11
a
AB 11
a 12 a 13
b a 11 b 11 a 12 b 21 a 13 b 31

a 23
21 a b a b a b
a 21 a 22 b 31 21 1 22 21 23 31

Masing-masing elemen matriks A dalam baris pertama dikalikan elemen yang


bersesuaian dalam kolom pertama matriks b dan kemudian semua hasil-hasilnya
dijumlahkan. Serupa dengan itu, baris kedua dari hasil kali dua buah matriks
diperoleh dengan mengalikan masing-masing elemen dalam baris kedua matriks A
dengan elemen yang bersesuaian dalam kolom pertama matriks b.

Contoh 7

2
2 4 1 2( 2) 4(1) (1)( 4) 4 4 4 4
3 1
1 0
4 3(2) 1(1) 0(4) 6 1 0 5

7
Matriks dan Determinan

Contoh 8
1 5
4 1
7 9 6 4 7 36 42 0 35 9 12 12 85 68
7 2

0 3

Perhatikan bahwa perkalian matriks (3 x 2) dengan matriks (2 x 4) menghasilkan


matriks berorde (3 x 4) yaitu
orde (3 2) orde ( 2 4) orde (3 4)

sama
Secara umum, perkalian matriks (l x m) dengan matriks (m x n) akan
menghasilkan matriks berorde (l x n) yaitu
orde (1 m) orde ( m n ) orde (1 n )

sama
Suatu matriks hanya dapat dikuadratkan jika matriks tersebut merupakan matriks
bujur sangkar, yaitu matriks dengan banyak baris sama dengan banyak kolomnya.
Contoh 10
Jika

2 3
C
4 1

maka
2 3 2 3 4 12 6 3 16 9
C 2 C.C
4 1 4 1
8 4 12 1

12 13

dan jika
1 2 3
C
4 5 6

maka

8
Matriks dan Determinan

1 2 3 1 2 3
C2 4 5 6
4 5 6
hasil dari C2 tidak terdefinisi. Kedua matriks tidak dapat dikalikan karena jumlah
kolom matriks pertama (3 kolom) tidak sama dengan jumlah baris matriks kedua
( 2 baris ).
Jika P adalah matriks (m n ) dan Q adalah matriks (n m) , maka perkalian PQ
dan QP keduanya mungkin dilakukan.

Contoh 11

1 3
2 1 3
P dan Q 4 2
4 1 2 6 1

maka
1 3
2 1 3 2 4 18 6 2 3 12 7
PQ 4 2
4 1 2 4 4 12 12 2 2 12 12
6 1

dan
1 3 2 12 1 3 3 6 10 4 9
2 1 3
QP 4 2 88 42 12 4 16 2 8
4 1 2
6 1 12 4 6 1 18 2 16 5 16

Perhatikan bahwa perkalian matriks PQ QP , dengan demikian perkalian


matriks tidak mengikuti sifat komutatif.

SOAL LATIHAN (1-1)


1. Diberikan matriks
1 0 2 1 1 0
A 3 1 0 , B 0 2 1
0 5 1 3 1 0

Tentukan A B, 5A 3B, AB dan BA

2. Diberikan matriks

9
Matriks dan Determinan

1 2 - 3 3 -1 2 4 1 2
A 5 0 2 , B 4 2 5 , dan C 0 3 2
1 -1 1 2 0 3 1 -2 3

a. Tentukan A B, A C dan - 2A
b. Buktikan A (B - C) (A B) C
c. Tentukan matriks D jika A D B
3. Diberikan
32 4 16
A 21 16 dan B
8 7 0

Tentukan AB dan BA
4. Buktikan A 2 4A 5I 0 jika
1 2 2 1 0 0
A 2 1 2
dan I 0 1 0 adalah matriks satuan orde ketiga.
2 2 1 0 0 1

2 5
5. Diberikan matrik A
3 1

Tentukan bilangan skalar a dan b yang memenuhi persamaan I aA bA 2 0

1 0
dimana I adalah matriks satuan orde kedua.
0 1

3. KOMUTATOR DAN ANTI KOMUTATOR


Komutator
Selisih antara dua matriks AB dan BA disebut komutator dari A dan B, yang
dinotasikan sebagai berikut :
[ A, B] AB BA

Jelas bahwa
[ B, A ] [ A, B]

Secara khusus jika AB BA atau [A, B] 0 maka dikatakan kedua matriks A


dan B saling komut satu sama lain.
Contoh 1
Tunjukkan bahwa matiks A dan B berikut tidak komut
3 7 9 6 9 3
A 1 2 3 dan B 2 0 5
5 0 6 8 1 7

10
Matriks dan Determinan

3 7 9 6 9 3 104 18 37
AB 1 2 3 2 0 5 22 12 8
5 0 6 8 1 7 78 39 57

6 9 3 3 7 9 12 24 9
BA 2 0 5 1
2 3 31
14 48
8 1 7 5 0 6 12 58 33

Jadi
104 18 37 12 24 9
A, B AB BA 22 12 8 31
14 48
78 39 57 12 58 33

92 6 46
A, B 53 2 56 0 ,
66 97 90

dengan demikian A dan B tidak komut.

Contoh 2
Tunjukan bahwa matriks C dan D berikut adalah komut
13 2 5 0 1 2
C 2 10 2 dan D 1 1 1
5 2 13 2 1 0

13 2 5 0 1 2 12 6 24
CD 2 10 2 1 1 1 6
6 6
5 2 13 2 1 0 24 6 12

0 1 2 13 2 5 12 6 24
DC 1 1 1 2 10 2 6
6 6
2 1 0 5 2 13 24 6 12

Jadi

11
Matriks dan Determinan

12 6 24 12 6 24
C, D CD DC 6 6 6 6
6 6
24 6 12 24 6 12

0 0 0
[C, D] 0 0 0 0
0 0 0

Dengan demikian C dan D bersifat komut.


Anti Komutator
Penjumlahan matriks AB dan matriks BA disebut anti-komutator dari A dan B,
yang dinotasikan sebagai berikut :
{A, B} AB BA

Jelas bahwa
{B, A} {A, B}

Contoh 3
Jika
13 2 5 0 1 2
C 2 10 2 dan D 1 1 1
5 2 13 2 1 0

maka
12 6 24 12 6 24
CD 6 6 6 dan DC 6 6 6
24 6 12 24 6 12

Jadi
24 12 48
C, D CD DC 12 12 12
48 12 34

SOAL LATIHAN (1-2)

12
Matriks dan Determinan

1. Tentukan pasangan matriks yang komutator atau pasangan matriks yang anti
komutator dari matriks berikut ini :
0 1 1 0
A B
1 0 0 1

dan buktikan A 2 B 2
2. Tunjukkan bahwa A dan B saling komut jika
2 3 5 1 3 5
A 1 4 5 dan B 1 3 5
1 3 4 1 3 5

3. Diberikan matriks-matriks sebagai berikut :


0 1 0 1 0 0 1 0 0
A 1 0 1 , B 0 1 0 , C 0 0 0
0 1 0 0 0 1 0 0 1

a) Tunjukkan bahwa : A komut B, B komut dengan C, tapi A tidak komut


dengan C
b) Tunjukkan bahwa : A, B, C B, C, A C, A, B = 0

4. TRANSPOS MATRIKS
Jika baris dan kolom suatu matriks dipertukarkan, maksudnya :
baris pertama menjadi kolom pertama,
baris kedua menjadi kolom kedua,
baris ketiga menjadi kolom ketiga, dan seterusnya.
maka matriks baru yang terbentuk disebut transpos dari matriks semula.
Jika matriks semula adalah A maka transposnya dinyatakan dengan A T .

Contoh 3
Jika
8 12 4
A
6 7 5

maka
8 6

A 12
T
7
4 5

13
Matriks dan Determinan

Contoh 4
Jika
2 6 3 7
P dan Q
3 5 1 5

maka

12 44
PQ T
12 14
PQ dan
14 46 44 46

d. MATRIKS-MATRIKS KHUSUS
Matriks bujursangkar
Matriks bujur sangkar adalah matriks berorde n x n, atau secara singkat
dikatakan matriks berorde n.
Contoh 1

adalah matriks 4 x4 , atau matriks bujur sangkar berorde 4

a b c d
e f g h
A
i j k l

m n o p

A merupakan matriks 4 x 4 atau matriks bujur sangkar berorde 4.


Matriks bujur sangkar aij dikatakan simetrik, jika aij a ji
Contoh 2

1 2 3
2 4 5 , matriks ini simetri terhadap diagonal utamanya.

3 5 6

Perhatikan bahwa untuk matriks bujur sangkar yang simetrik ini akan berlaku
A AT .

14
Matriks dan Determinan

Matriks bujur sangkar a


ij dikatakan tidak simetrik (skew simetrik), jika
a ij a ji

Contoh 3
1 2 3
2 4 5

3 5 6

Perhatikan bahwa untuk matriks bujur sangkar yang tidak simetrik ini akan
berlaku A A T
Matriks diagonal
Matriks diagonal adalah matriks bujur sangkar yang semua elemennya sama
dengan nol, kecuali elemen pada diagonal utamanya.

Contoh 4
Matriks diagonal berorde 3,
1 0 0
C 0 2 0
0 0 1

Matriks satuan
Matriks satuan adalah matriks diagonal yang semua elemen diagonal utamanya
sama dengan satu. Matriks satuan dinyatakan oleh simbol I atau I.
Contoh 5
1 0 0 0
0 1 0 0

I 0 0 1 0 adalah matriks satuan

0 0 0 0
0 0 0 0 1

Matriks satuan orde 3


1 0 0
I 0 1 0
0 0 1

Jika

15
Matriks dan Determinan

1 3 2
A 4 8 6
7 5 9

maka
1 3 2 1 0 0 1 3 2
A I 4 8 6 0
1 0 4
8 6 A
7 5 9 0 0 1 7 5 9

Jadi, hasil perkalian sebuah matriks A dikalikan dengan sebuah matriks satuan I
adalah matriks A semula.
AI A
Serupa dengan itu, jika kita bentuk perkalian IA, kita peroleh
1 0 0 1 3 2 1 0 0 300 2 0 0 1 3 2
I A 0 1 0 . 4 8 6 0 4 0
080 0 6 0 4
8 6 A
0 0 1 7 5 9 0 0 7 005 0 0 9 7 5 9

A
Ternyata AI IA A
Jadi, sifat matriks satuan I sangat mirip dengan bilangan satu dalam ilmu hitung
dan aljabar biasa.
Matriks konstanta
Matriks konstanta adalah suatu matriks hasil perkalian suatu konstanta dengan

matriks satuan. Jadi, matriks konstanta dapat berbentuk :


1 0 0 0 a 0 0 0
0 1 0 0 0 a 0 0
A aI a


0 0 0 1 0 0 0 a

disini a adalah suatu konstanta.


Matriks real
Suatu matriks dikatakan matriks real jika :
A* (matriks konjugat kompleks) = A (matriks asal )
Contoh 6
Jika

16
Matriks dan Determinan

1 3 5
A 2 4 3
5 1 2

maka

1 3 5 1 3 5
A 2 4 3 2 4 3 A
5 1 2 5 1 2

Jadi, A merupakan matriks real, karena A A


Dengan kata lain, suatu matriks akan merupakan matriks real jika semua
elemennya merupakan bilangan real.

Matriks Hermitian
Suatu matriks dikatakan matriks hermitian jika :
A (transpos matriks konjugat) = A(matriks asal)

Contoh 7
Tunjukkan bahwa matriks M berikut merupakan matriks Hermitian :
1 0 0
M 0 0 0
0 0 1

1 0 0
M M T
MT
0 0 0 M
0 0 1

Jadi, terbukti bahwa matriks M merupakan matriks Hermitian

Contoh 8
Jika
0 i 0
P i 0 i
0 i 0

Apakah matriks P merupakan matriks Hermitian?


T
0 i 0 0 i 0
P P


T
i 0 i i 0 i P
0 i 0 0 i 0

17
Matriks dan Determinan

Jadi, P bukan matriks Hermitian.

Trace dari suatu Matriks


Trace dari suatu matriks bujur sangkar A a ij n didefinisikan sebagai jumlah
dari elemen-elemen diagonal utamanya.
Jadi P tidak Hermitian
Trace Matriks dinyatakan dengan simbol Tr.
n
TrA a ii
i 1

Contoh 9
Jika
3 0 2
A 9 1 4
2 5 3

maka
Tr A = 3 + 1 + (-3)=1
Contoh 10
Jika
1 2 1 0 5 3
A 0 3 4 dan B 1 2 7
2 0 5 2 6 4

Tentukan Tr (AB) , Tr(BA) dan Tr (A + B )


Penyelesaian :
1 2 1 0 5 3 0 3 21
AB 0 3 4 1
2 7 11
30 5
2 0 5 2 6 4 10 20 26

Tr AB = 0 + 30 + (-26) = 4
0 5 3 1 2 1 6 15 35
BA 1 2 7 0
3 4 13 8 42
2 6 4 2 0 5 10 22 2

Tr BA = (-6) + 8 + 2 = 4
Ternyata
Tr (AB) = Tr (BA)

18
Matriks dan Determinan

1 2 1 0 5 3 1 7 2
A B 0 3 4 1 2 7 1 5 11
2 0 5 2 6 4 0 6 1

Tr (A+B) = 1 + 5 + 1 = 7
Jika kita hitung Trace dari masing-masing matriks A dan B didapat dan hasilnya
dijumlahkan akan didapat :
Tr A = 1 + 3 + 5 = 9
Tr B = 0 + 2 + (-4) = -2
maka
Tr A + Tr B = 9 + (-2) = 7
Ternyata
Tr (A B) Tr A Tr B

Jadi, trace dari penjumlahan beberapa buah matriks akan sama dengan jumlah
trace masing-masing matriks yang dijumlahkan tersebut.

5. DETERMINAN MATRIKS BUJUR SANGKAR


Misalkan suatu persamaan:
a11x + a12y + a13z = 0
a21x + a22y + a23z = 0
a31x + a32y + a33z = 0
memiliki sebuah solusi nontrivial (x,y dan z tidak sama dengan nol), maka untuk
mengetahui keberadaan solusi tersebut digunakan metode yang menempatkan
koefisien x,y,dan z dalam sebuah matriks. metode ini dinamakan dengan
determinan.
Pada setiap matriks bujur sangkar A berorde n, determinan dari matriks itu
dilambangkan dengan sebuah bilangan det (A) atau (aij). Sebelum membahas
penentuan besarnya determinan ini terleih dahulu menelaah kedua besaran berikut
a. Determinan Minor
Determinan minor adalah determinan yang elemen-elemennya adalah elemen
yang tidak terpotong oleh garis horizontal dan vertikal dari sebuah elemen pada
sebuah determinan yang diketahui.

19
Matriks dan Determinan

Determinan minor dari a ij pada determinan A adalah determinan yang diperoleh


dengan menghilangkan baris i dan kolom j pada determinan A tersebut.
Jadi, dituliskan determinan minor a ij M ij yang elemen-elemennya adalah
elemen yang tidak terpotong oleh garis horizontal dan vertikal yang melalui a ij .

Contoh 1
Sebuah determinan orde ketiga mempunyai 3 baris dan 3 kolom yaitu :
a1 b1 c1
a2 b2 c2
a3 b3 c3

Masing-masing elemen dalam determinan ini berkaitan dengan minor-minornya,


yang diperoleh dengan menghilangkan baris dan kolom yang memuat elemen
tersebut.
Misalnya, minor dari a 1 adalah
a1 b1 c1
b2 c2
yang diperoleh dari a 2 b2 c2
b3 c3
a3 b3 c3

Minor dari b1 adalah


a1 b1 c1
a2 c2
yang diperoleh dari a 2 b2 c2
a3 c3
a3 b3 c3

Minor dari c1 adalah


a1 b1 c1
a2 b2
yang diperoleh dari a 2 b2 c2
a3 b3
a3 b3 c3

Sehingga dengan cara yang sama, minor dari a 2 adalah


b1 c1
b3 c3

karena untuk memperoleh minor dari a 2 , kita hanya tinggal membuang baris dan
kolom yang memuat a 2 yaitu

20
Matriks dan Determinan

a1 b1 c1
a2 b2 c2
a3 b3 c3

dan seterusnya.

Contoh 2
Sebuah determian
2 0 5
A 7 1 2
4 9 3

mempunyai minor determinan dari elemen 2 adalah


1 2
M 11
9 3

yaitu determinan yang mempunyai elemen tidak terpotong oleh garis horinzontal
dan vertikal yang melalui elemen 2 atau a 11 . Dan minor determinan elemen 9
adalah
2 5
M 32
7 2

Determinan Orde kedua


Sebuah determinan orde kedua mempunyai 2 baris dan 2 kolom, ditulis sebagai :
a1 b1
a2 b2

yang menyatakan a 1 b 2 a 2 b 1 berarti kita mengalikan elemen-elemennya secara


diagonal untuk memperoleh bentuk perkalian seperti dalam uraiannya; kita

a1 b1
kalikan dan kemudian kita kurangi dengan hasil kali yaitu
b2 a2

a 1 b 2 a 2 b1 .

Contoh 3
2 5 2 5
( 2)(7) (1)( 5) 14 5 19
1 7 7 1

Dengan cara yang sama, kita dapatkan :

21
Matriks dan Determinan

1 8 4 2 9 3
(a) 14; (b) 30; (c) 72
3 10 3 6 12 4

Determinan Orde ketiga


Determinan orde ketiga Sebuah determinan orde ketiga mempunyai 3 baris
dan 3 kolom yaitu :
a1 b1 c1
a2 b2 c2
a3 b3 c3

Menghitung determinan orde ketiga

Untuk menghitung orde ketiga, kita tuliskan elemen-elemen dari baris atas,
kemudian masing-masing kita kalikan dengan minornya dan kita beri tanda
bergantian pada suku-sukunya.
a1 b1 c1
b c2 a c2 a b2
a2 b2 c 2 a1 2 b1 2 c3 2
b3 c3 a3 c3 a3 b3
a3 b3 c3

Selanjutnya kita terapkan bagaimana menghitung determinan orde kedua,


a1 b1 c1
a2 b2 c 2 a1[b 2c3 c 2 b3 ] b1[a 2c3 c 2a 3 ] c1[a 2 b3 b 2a 3 ]
a3 b3 c3

sehingga
a1 b1 c1
a2 b2 c 2 [a1b 2c3 b1c 2a 3 c1b 2a 3 ] [c1a 2 b3 a1c 2 b 3 b1a 2c3 ]
a3 b3 c3

Karena nilai determinan orde ketiga ini merupakan jumlah perkalian setiap
elemen diagonal utama dan sejajarnya dikurangi dengan jumlah perkalian elemen
diagonal samping dan sejajarnya maka cara ini dikenal dengan perkalian
diagonal.

Contoh 4
Hitunglah determinan berikut

22
Matriks dan Determinan

1 5 2
7 3 4
2 1 5

1 5 2
3 4 7 4 7 3
7 3 4 1 5 2
1 5 2 5 2 1
2 1 5
1{(3)(5) ( 4)(1)} 5{(7)(5) ( 4)( 2)} 2{(7)(1) (3)( 2)} 122

Contoh 5
2 3 4
2 , hitunglah Det A
Jika A 3 4
5 6 3

2 3 4
4 2 3 2 3 4
detA 3 4 2 2 3 4
6 3 5 3 5 6
5 6 3

detA 2{( 4)(3) ( 2)(6)} 3{(3)(3) ( 2)(5)} 4{(3)(6) (4)(5)} 11

Contoh 6
Hitunglah determinan berikut :
5 17 3
2 4 3
11 0 2

Jabarkan mengikuti baris yang paling atas, kalikan masing-masing elemen dengan
minornya lalu kemudian berikan tanda + dan bergantian pada hasilnya.

5 17 3
4 3 2 3 2 3
2 4 3 5 17 3
0 2 11 2 11 0
11 0 2

5[4( 2) (0)( 3)] 17[( 2)( 2) 11( 3)] 3[( 2)(0) (11)( 4)] 721

Hasil di atas didapat dengan menjabarkan determinannya mengikuti baris teratas.


Jika seandainya dengan cara yang sama, kita uraikan ke bawah mengikuti kolom
pertama dan kita beri tanda + dan secara bergantian pada perkaliannya, maka
kita peroleh :
5 17 3
4 3 17 3 17 3
2 4 3 5 2 11 721
0 2 0 2 4 3
11 0 2

23
Matriks dan Determinan

yang ternyata sama dengan hasil yang kita peroleh sebelumnya.


Sebetulnya, jika kita mau , kita boleh menguraikan determinan atas sembarang
baris atau kolom dengan cara serupa, yaitu kita kalikan masing-masing dengan
minornya, asal saja pada masing-masing perkalian kita berikan tanda + atau
i j
yang sesuai . Tanda tempat untuk elemen a ij (1) , sehingga diperoleh
urutan tanda sebagai berikut :
... ...
... ...
... ...
... ...
... ... ... ... ... ...

Elemen kunci adalah elemen a11 (elemen pada baris 1 kolom 1) sehingga tanda
tempatnya ( 1)11 selalu +. Yang lainnya bergantian + atau bila kita bergerak
sepanjang baris atau turun sepanjang kolom. Jadi dalam determinan :
1 2 3 4
7 5 3 2
6 2 8 5
4 3 9 2

tanda tempat untuk elemen 9 adalah (-) karena elemen 9 terletak pada baris 4
kolom 3 , maka tanda tempatnya ( 1) 4 3 ( )
Contoh 7
Hitunglah determinan berikut :
2 6 1
5 7 3
0 8 4

Jika kita urakan menjadi determinan minor dari elemen-elemen kolom 2, kita

peroleh

.....

2 6 1
5 3 2 1 2 1
5 7 3 6 7 8 72
0 4 0 4 5 3
0 8 4

Catatan

24
Matriks dan Determinan

1. Sifat-sifat determinan ini, berlaku umum, dapat diterapkan tidak hanya pada
determinan berorde dua saja tetapi juga pada determinan berorde sembarang.
2. Untuk menghitung sebuah determinan orde n lakukan dengan cara determinan
minor. Hati-hati, menghitung determinan dengan cara perkalian diagonal
hanya berlaku untuk determinan orde kedua dan orde ketiga.
Sifat-Sifat Determinan
Menjabarkan determinan yang elemen-elemennya sangat banyak akan sangat
menjemukan, tetapi bila kita mengetahui sifat-sifat determinan, kita dapat
menyederhanakan perhitungannya. Sifat-sifat yang berlaku untuk suatu
determinan adalah :
1. Harga suatu determinan tidak akan berubah jika baris diganti menjadi kolom
dan kolom menjadi baris ;
a1 a2 a b1
1
b1 b2 a2 b2

2. Jika dua baris (atau kolom) ditukarkan tempatnya, tanda determinan berubah ;
a1 b1 a2 b2

a2 b2 a1 b1

3. Jika ada dua baris (atau kolom) yang identik, maka harga determinan tersebut
sama dengan nol ;
a1 a2
0
a1 a2

4. Jika elemen-elemen salah satu baris (atau kolom) dikali dengan faktor yang
sama, maka determinannya pun dikalikan dengan faktor tersebut ;
a1 b1 ka 1 kb1
k
a2 b2 a2 b2

5. Jika elemen-elemen salah satu baris (atau kolom) ditambah (atau dikurangi)
dengan kelipatan elemen-elemen baris (atau kolom) yang lain yang
bersesuaian, maka harga determinannya tidak akan berubah ;
a1 b1 a kb 1 b1
1
a2 b2 a 2 kb 2 b2

Contoh 8

25
Matriks dan Determinan

Hitunglah determinan berikut ;


532 530
476 474

Tentu saja kita dapat menghitungnya dengan cara biasa


(532)(474) (530)(476) , yang nampaknya terlalu sukar . Tetapi kita dapat

juga menghitungnya dengan menerapkan sifat-sifat determinan, yaitu


532 530

Sifat 5:

476 474 Kolom 1 dikurangi 1 kali kolom 2

2 2 53

Sifat 5:

Baris 1 dikurangi 1 kali baris 2 2

532 530 0 56
[(0)( 474)
476 474 2 474

Jika, elemen nol yang dapat kita peroleh semakin banyak, maka akan semakin
mudah juga menyelesaikannya.

Contoh 9
Hitunglah determinan berikut :
1 4 4
2 3 2
2 5 7

Karena determinan ini adalah determinan orde 3, dapat kita hitung dengan cara
perkalian diagonal dan sejajarnya,
D [1(1)(3)(7) ( 4)(2)(2) ( 4)(2)(5)] [(4)(3)( 2) ( 4)( 2)(7) (8)( 2)(5)]
D 13
atau dengan cara minor.

3 2 2 2 2 3
D 1 4 4 1( 21 10) 4(14 4) 4(10 6) 13
5 7 2 7 2 5

Sekarang mari kita coba menyelesaikannya dengan menerapkan sifat-sifat


determinan.
Salah satu cara penyelesaiannya adalah seperti berikut :
1 4 4
D 2 3 2
2 5 7

26
Matriks dan Determinan

kolom 2 dikurangi 1 kali kolom 3 ( sifat 5 )


1 0 4
D 2 1 2
2 2 7

kolom 3 dikurangi 4 kali kolom 1 ( sifat 5 )


1 0 0
D 2 1 6
2 2 1

Sekarang jabarkan sepanjang baris teratas


1 6
D (1) 13
2 1

Contoh 10
6 3 3
Hitunglah : 3 6 3
3 3 6

Penyelesaian :
Gunakan sifat-sifat determinan di atas yang dianggap paling praktis dan paling
cepat memberikan hasil. Berikut ini diberikan salah satu cara untuk
menyelesaikannya. Ingat ini bukan satu-satunya cara !.
6 3 3
D 3 6 3
3 3 6

Keluarkan faktor 3 dari masing-masing baris ( sifat 4 )


6 3 3 2 1 1
D 3 6 3 (3)(3)(3) 1 2 1
3 3 6 1 1 2

Kolom 2 dikurangi kolom 3 ( sifat 5 )


2 0 1
D 27 1 1 1
1 1 2

Kolom 1 dikurangi 2 kali kolom 3 ( sifat 5 )

27
Matriks dan Determinan

0 0 1
D 27 1 1 1
1 1 2

Jabarkan sepanjang baris teratas akan menghasilkan determinan berorde dua.


1 1
D ( 27)(1)
3 1

Baris 2 ditambah baris 1


1 1
D ( 27 )(1) 27[( 1)(0) ( 4)(1)] 108
4 0

Contoh 11
Pecahkanlah persamaan yang didapat dalam deteminan berikut ini.
x 5 3
5 x 1 1 0
3 4 x2

Penyelesaian :
Untuk jenis pertanyaan ini, kita coba mendapatkan faktor yang sama, jika
mungkin. Sebagai contoh jika baris 2 dan 3 kita tambahkan pada baris 1, (sifat 5)
kita peroleh :
( x 2) ( x 2) ( x 2)
5 ( x 1) 1 0
3 4 ( x 2)

Keluarkan faktor yang sama ( x 2) dari baris 1 (sifat 4) didapat :


1 1 1
( x 2) 5 ( x 1) 1 0
3 4 ( x 2)

Jika kolom 2 dan kolom 3 kita kurangi dengan kolom 1 (sifat 5) maka akan
didapat :
1 0 0
( x 2) 5 ( x 4) 4 0
3 1 ( x 1)

28
Matriks dan Determinan

Penjabaran hasil ini sepanjang baris teratas akan mengubahnya menjadi


determinan orde kedua
( x 4) 4
( x 2) 0
1 ( x 1)

Jika determinannya kita buka, maka diperoleh


( x 2)[( x 4)( x 1) ( 1)(4)] ( x 2)( x 2 3x 8) 0

yang akhirnya memberikan

3 41
x 2 atau x
2
b. Kofaktor
Jika A [a ij ] adalah matriks bujur sangkar, kita dapat membentuk determinan
yang elemen-elemennya adalah :
a11 a12 a13 ... a 1n
a 21 a 22 a 23 ... a 2n
a 31 a 32 a 33 ... a 3n
: : : :
a n1 an2 a n3 ... a nn

masing-masing elemen memberikan kofaktor, yang tidak lain daripada minor


elemen dalam determinan bersama-sama dengan tanda tempatnya.sebelumnya.
i j
Kofaktor dari a ij ( 1) M ij .
Sebagai contoh, kita ingin menentukan kofaktor dari elemen-elemen matriks A
berikut.
2 4 1
A 3 1 4
5 6 0

Minor dari elemen 2 yaitu


1 4
M11 0 24 24
6 0

karena elemen 2 terletak pada baris 1 kolom 1, maka tanda tempatnya adalah
( 1)11 ( ) .

Jadi kofaktor elemen 2 adalah ( )(24) 24 . Dengan cara yang sama dapat
dihitung minornya dari elemen 3 :

29
Matriks dan Determinan

4 1
M 21 0 6 6
6 0

dan tanda tempatnya ( 1) 2 1 () . Jadi kofaktor elemen 3 adalah ( )(6) 6


.
Untuk masing-masing elemen, minornya diperoleh dengan menghilangkan baris
dan kolom yang memuat elemen yang bersangkutan dan kemudian dibentuk
determinan dari elemen-elemen yang tersisa.
Jadi dalam contoh ini, kofaktor dari elemen 6 adalah
2 1
(1) 3 2 M 32 ( ) (8 3) 5
3 4

karena elemen 6 terletak pada baris 3 kolom 2.


Serupa dengan itu, untuk matriks
7 6 3
1 5 8 ,

2 4 9

kofaktor elemen 5 adalah 69, kofaktor elemen 8 adalah 40

SOAL LATIHAN (1-3)


Hitung determinan pada soal 1 s.d 4 dengan menggunakan determinan minor,
1 3 0 5 17 3
1. 2 6 4 2. 2 4 3
1 0 2 11 0 2

1 2 1 2 1
1 2 1 2
0 0 1 1 1
3 0 1 5
3. 1 1 0 0 0 4. 1 2 0 3
0 0 1 1 2
2 4 1 6
1 2 2 1 1

7. Tentukan harga bilangan k jika


k 3k 10
1 k 2k 5 48
2 4k k

8. Tunjukkan tanpa dihitung bahwa


0 2 3
2 0 4 0
3 4 0

30
Matriks dan Determinan

6. KAIDAH CRAMER
Cara lain untuk memecahkan sistem persamaan linear, selain dengan metode
eliminasi Gauss seperti yang telah kita pelajari adalah Kaidah Cramer.
Perhatikan sistem persamaan linear serempak berikut
a 1 x b1 y c1 (1)
a 2x b2y c2 (2)
Kita telah memahami cara menyelesaikan persamaan linear serempak di atas
dengan cara eliminasi. Untuk mengeliminasi y kita samakan koefisien y dalam
kedua persamaan itu dengan mengalikan persamaan (1) dengan b 2 dan
persamaan (2) dengan b1 . Dengan demikian persamaan di atas menjadi
a 1b 2 x b1b 2 y c1b 2
a 2 b1x b1b 2 y c 2 b1

Jika persamaan yang atas dikurangi dengan persamaan yang bawah, akan didapat
a 1b 2 a 2 b1 c1b 2 - c 2 b1

Jadi
c1b 2 - c 2 b1
x
a1b 2 a 2 b1
Jika kita mengingat pada definisi determinan orde kedua maka x dapat ditulis
sebagai .
c1 b1
c2 b2
x
a1 b1
a 2 b2

Dengan cara yang serupa maka kita dapat mengeliminasi x dengan menyamakan
koefisien x pada kedua persamaan. Jika ini dilakukan maka akan didapat
a1c 2 - a 2c1
y
(a1b 2 a 2 b1 )
Dan jika kita mengingat pada definisi determinan orde kedua maka y dapat ditulis
sebagai

31
Matriks dan Determinan

a1 c1
a c2
y 2
a1 b1
a2 b2

Dengan demikian untuk memecahkan pers)amaan linear serempak di atas dapat


digunakan definisi determinan dengan aturan
c1 b1 a1 c1
c b2 a c2
x 2 dan y 2
a1 b1 a1 b1
a 2 b2 a2 b2

Jika kita perhatikan bahwa determinan penyebut pada pernyataan x dan y adalah
sama yaitu
a1 b1
a2 b2

Dengan demikian untuk menyederhanakan penulisan maka kita dapat


menggunakan suatu simbol untuk menyatakan masing-masing determinan,
misalnya sebagai berikut
D1 D2
x , y
D0 D0
dimana
a1 b1 c1 b1 a1 c1
D0 , D1 , D2
a2 b2 c2 b2 a2 c2

Perhatikan kembali persamaan linear serempak semula,


a 1 x b1 y c1
a 2x b2 y c2

D 0 adalah determinan dengan elemennya adalah koefisien variabel x dan y. D1

adalah determinan D 0 yang elemen kolom pertamanya diganti dengan koefesien


persamaan pada ruas kanan. Begitu juga D 2 adalah determinan D 0 yang elemen
kolom kedua diganti dengan koefisien persamaan pada ruas kanan. Dengan
demikian cara ini ini dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan linear
serempak orde-n.

32
Matriks dan Determinan

Contoh 1
Tentukanlah penyelesaian persamaan linear serempak berikut,
2 x 3y 3
x 2y 5

Penyelesaian :
Jika kita samakan dengan persamaan simultan pada Kaidah Cramer, maka
a1 2, b1 3, c1 3, a 2 1, b 2 2, c 2 5

Kunci untuk cara ini adalah :


D1 D2
x , y
D0 D0

Jika kita cari masing-masing determinan D1 , D 2 , D 0 maka akan didapat


c1 b1 3 3
D1 (6) (15) 21
c2 b2 5 2

a1 c1 2 3
D2 (10) (3) 7
a2 c2 1 5

a1 b1 2 3
D0 ( 4) (3) 7
a2 b2 1 2

dengan demikian akan didapatkan


21 7
x 3, y 1
7 7

Contoh 2
Tentukanlah penyelesaian persaman linier serempak
2 x 3y 14
3x 2 y 5

Penyelesaian :
Pertama-tama kita tuliskan dulu kuncinya :
D1 D2
x , y
D0 D0

Jika kita hitung D 0 , D1 , D 2 , maka kita akan mendapat


a1 b1 2 3
D0 ( 4) (9) 13
a2 b2 3 2

Tentukan D1 dan D 2 dengan cara yang sama.

33
Matriks dan Determinan

c1 b1 14 3
D1 (28) ( 15) 13
c2 b2 5 2

a1 c1 2 14
D2 (10) (42) 52
a2 c2 3 5

sehingga
D 0 13, D1 13, D 2 52

Jadi
D1 13 D 2 52
x 1 dan y 4
D 0 13 D0 13

Persamaan Linear Serempak dengan Tiga Variabel Yang Dicari


Tinjaulah sistem persamaan linier berikut :
a1x b1 y c1z d1
a 2 x b2 y c2z d 2
a 3 x b 3 y c 3z d 3

Jika kita cari x, y dan z dengan cara eliminasi, akan kita dapatkan bahwa hasilnya
dapat dinyatakan dalam bentuk determinan, yaitu :
d1 b1 c1 a1 d1 c1 a1 b1 d1
d2 b2 c2 a2 d2 c2 a2 b2 d 2
d b3 c3 a3 d3 c3 a3 b3 d 3
x 3 ; y ; z
a1 b1 c1 a1 b1 c1 a1 b1 c1
a2 b2 c2 a2 b2 c2 a2 b2 c2
a3 b3 c3 a3 b3 c3 a3 b3 c3

Kita dapat mengingat hasil ini dengan mudah dalam bentuk


D1 D2 D3
x , y , z
D0 D0 D0
dengan

34
Matriks dan Determinan

d1 b1 c1 a1 d1 c1
D1 d 2 b2 c2 ; D2 a 2 d2 c2
d3 b3 c3 a3 d3 c3

a1 b1 d1 a1 b1 c1
D3 a 2 b2 d2 ; D0 a 2 b2 c2
a3 b3 d3 a3 b3 c3

Contoh 3
Selesaikan persamaan linear serempak berikut
2 x y 5z 11
xyz 6
4 x 2 y 3z 8

Penyelesaian :
Pertama-tama kita tulis dulu kuncinya,
D1 D2 D3
x , y , z
D0 D0 D0

Kemudian kita cari masing-masing D 0 , D1 , D 2 dan D3 seperti berikut


2 1 5
1 1 1 1 1 1
D0 1 1 1 2 1 5
2 3 4 3 4 2
4 2 3

D 0 2 3 2 1 3 4 5 2 4 21

Sekarang dengan cara yang sama D1 , D 2 dan D 3 dapat dicari sebagai berikut
11 1 5
1 1 6 1 6 1
D1 6 1 1 11 1 5
2 3 8 3 8 2
8 2 3

D1 11 3 2 1 18 8 512 8 21
2 11 5
6 1 1 1 1 6
D2 1 6 1 2 11 5
8 3 4 3 4 8
4 8 3

D 2 2 18 8 11 3 4 5 8 24 63
2 1 11
1 6 1 6 1 1
D3 1 1 6 2 1 11
2 8 4 8 4 2
4 2 8

35
Matriks dan Determinan

D2 2 8 12 1 8 24 11 2 4 42
sehingga diperoleh :
D 0 21, D1 21, D 2 63 dan D3 42

dengan demikian
D1 21 D 63 D 42
x 1; y 2 3 ; z 3 2
D 0 21 D 0 21 D0 21
Jadi
x 1, y 3 dan z2

Hal penting yang perlu diingat adalah :


D1 D D
1. Kunci x , y 2, z 3
D0 D0 D0

2. D 0 adalah determinan dengan elemen setiap kolom menunjukkan koefisien


dari variabel yang sejenis. Misalnya D 0 pada determinan orde ketiga ini
3. mempunyai elemem pada kolom pertama terdiri dari koefisien x saja, elemen
pada kolom dua adalah koefisien y saja dan elemen pada kolom ketiga terdiri
dari koefisien z saja.
4. Untuk memperoleh D1 yang dalam hal ini berkaitan dengan x , kita ganti
semua koefisien x pada D 0 dengan koefisien ruas kanan untuk semua
persamaan. Demikian juga untuk memperoleh D 2 dan D3 .

SOAL LATIHAN (1-4)


Selesaikan persamaan berikut dengan Kaidah Cramer,
x y 3z 0 x y 2z 5
1. y 4z 0 2. x 3z 0
xyz 5 2x y 1

7. MATRIKS SINGULER
Suatu matriks yang determinannya nol disebut matriks singuler.

Contoh 1
Periksa apakah matriks A berikut merupakan matriks singuler ?
Penyelesaian :

36
Matriks dan Determinan

2 0 0
A 0 5 0
0 0 4

2 0 0
5 0
det A A 0 5 0 2 2( 20 0) 40
0 4
0 0 4

Ternyata det A 40 0 , A bukan merupakan matriks singuler.


Contoh 2
Periksa apakah matriks berikut Singuler ?
2 1 1
B 4 2 2
1 0 5

Mula-mula kita hitung determinan dari B sebagai berikut


2 1 1
1 1 2 1 2 1
det B 4 2 2 1 0 5 0
2 2 4 2 4 2
1 0 5

Ternyata det B 0 , jadi B merupakan matriks singuler.

SOAL LATIHAN (1-5)


Tentukan yang merupakan matriks singuler diantara matriks-matriks berikut ini,
4 1 3 9 12 4 7
1. 2, 3.
1 7 9 3 4 5 0

1 2 3 4
3 6 9 2 2 4 1
3 4 5
4. 2 5 8 5.

6. 4 2 1
3 4 5 6
1 4 7 7 1 3
4 5 6 7

8. ADJOINT MATRIKS BUJUR SANGKAR


(dibaca adj B).
Adjoint dari suatu matriks bujur sangkar B, dinyatakan oleh B
Cara untuk memperoleh adjoint dari suatu matriks bujur sangkar adalah
mengganti setiap elemennya dengan kofaktornya dan kemudian
ditranspose.Misalnya

37
Matriks dan Determinan

b11 b12 b13


B b 21 b 22 b 23
b31 b32 b33

dari sini kita dapat membuat matriks baru C yang elemen-elemennya merupakan
kofaktor dari matriks B ;
B11 B12 B13
C B21 B22 B23
B31 B32 B33

dengan Bij adalah kofaktor b ij


Dan kemudian untuk mencari adjoint dari B, langkah selanjutnya adalah
mentranspose matriks C. Jadi
T
B11 B12 B13 B11 B21 B31
C B
B T
B23 B12 B32
21 B22 B22
B31 B32 B33 B13 B23 B33

Contoh 1
Tentukanlah adjoint dari matriks A berikut ;
2 4 1
A 3 1 4
5 6 0

Dari matriks A ini, didapat kofaktornya yaitu,


1 4 4 1 4 1
A11 24, A21 6, A31 15
6 0 6 0 1 4
3 4 2 1 2 1
A12 20, A22 5, A32 5
5 0 1 0 3 4
3 1 2 4 2 4
A13 13, A23 8, A33 10
5 6 5 6 3 1

sehingga matriks kofaktor A adalah

24 20 13
C 6 5 8
15 5 10

dan transpose dari C adalah

38
Matriks dan Determinan

24 6 15

C T 20 5 5 Adj A A
13 8 10

Jadi untuk memperoleh adjoint dari suatu matriks bujur sangkar A kita harus :
(a) membentuk matriks kofaktor, C.
(b) menuliskan transpose dari C, yaitu C T .

SOAL LATIHAN (1-6)


Tentukan adjoint dari matriks-matriks dari :
1 2 1 5 3 1
1. 2. 3.
3 4 2 3 2 4

-1 2 3 1 2 4 2 -1 3
- 4 3 0
4. 2 0 5. 1 0 6. 1 2
- 1 -1 1 3 1 - 2 3 -5 2

9. INVERS MATRIKS BUJUR SANGKAR


Adjoint suatu matriks bujur sangkar sangatlah penting, karena dengan matriks ini
memungkinkan kita untuk membentuk invers matriks yang bersangkutan. Jika
masing-masing elemen dari matriks adjoint A dibagi dengan determinan A, yaitu
A , (asal saja A 0, maka diperoleh matriks baru yang disebut invers dari
matriks A dan dituliskan sebagai A 1 .
Contoh 1
Tentukanlah invers dari matriks pada contoh (8.1) !
2 4 1
A 3 1 4
5 6 0

maka determinan dari matriks A dapat ditentukan sebagai berikut :


2 4 1
A 3 1 4 2(0 24) 4(0 20) 1(18 5) 45
5 6 0

Matriks kofaktornya adalah :

39
Matriks dan Determinan

24 20 13
C 6 5 8
15 5 10

dan adjoint dari matriks A adalah


T
24 20 13 24 6 15
CT 6
A 5 8 20 5 5

15 5 10 13 8 10

maka invers dari A diberikan oleh


24 6 15 8 2 1
24 6 45 45 45 15 15 3
15 20
1 5 5 4 1 1
A 1
20 5 5
45 45 45 45 9 9 9
13 8 10 13 8 10 13 8 2
45 45
45 45 45 9
Jadi langkah-langkah untuk membentuk Invers dari matriks bujur sangkar [ A ] :
(a) Hitung determinan A yaitu A

(b) Bentuk matriks C yang elemen-elemennya adalah kofaktor elemen A .


(c) Tuliskan transpose matriks C, yaitu C T , untuk memperoleh adjoint A
(d) Bagilah masing-masing elemen C T dengan A .
(e) Matriks terakhir yang diperoleh adalah matriks Invers A 1 dari matriks A
semula.

Contoh 2
Tentukan invers dari matriks B berikut :
1 2 2
B 4 1 5
6 0 2

(a) Pertama-tama kita hitung det B,


1 2 3
B 4 1 5 1(2 0)) 2(8 30) 3(0 6) 28
6 0 2

(b) Sekarang kita bentuk matriks kofaktornya.C


2 22 6
C 4 16 12
7 7 7

40
Matriks dan Determinan

karena
1 5 4 5 4 1
B11 2, B12 22, B13 6
0 2 6 2 6 0
2 2 1 3 1 2
B21 4, B 22 16, B 23 12
0 2 6 2 6 0
2 3 1 3 1 3
B31 7, B32 7, B33 7
1 5 4 5 4 5

(c) Kemudian kita tuliskan transpose matriks C untuk memperoleh adjoint


matriks B,
CT
AdjB B

2 4 7
B C 22
T
16 7
6 12 7

(d) kita bagi dengan harga


Akhirnya, elemen-elemen B B , yaitu 28, untuk
memperoleh B1 .
Jadi,

B
B1 ,
B

1 2 1
14 4
2 4 7 11
14
1 22 16 7 4 1
B1
28 14 7 4
6 12 7 3 3 1
14 14 4

Contoh 3
Tentukanlah invers matriks :
2 3 5
B 7 1 6
4 6 8

Penyelesaian :
(a) Nilai Det B
2 3 5
B 7 1 6 38
4 6 8

(b) Matriks kofaktornya

41
Matriks dan Determinan

28 32 38
C 6 4 0
13 23 19

karena kofaktor matriks B adalah


1 6 7 6 7 1
B11 28, B12 32, B13 38
6 8 4 8 4 6
3 5 2 5 2 3
B 21 6, B 22 4, B 23 0
6 8 4 8 4 6
3 5 2 5 2 3
B31 13, B 32 23, B 33 19
1 6 7 6 7 1

(c) Transpos matriks C adalah


28 6 13
C T
32 4 23 B
38 0 19

(d) CT dengan
Bagi B det B B didapat

B
(e) B1
B

14 3 13
19 19 38
28 6 13 16
1 2 23
B 1
32 4 23
38 19 19 38
38 0 19 1 1
0
2

SOAL LATIHAN (1-7)


Gunakan adjoint matriks untuk menentukan invers matris dari
2 -1 3 2 -1 3 -2 0 1
4 - 1 1 0 2
1. 0 2. 2 3. 1 -1
3 3 2 3 -5 2 3 3 2

4. Tentukan invers matriks jika ada dari soal latihan (1-6)

10. PERKALIAN MATRIKS BUJUR SANGKAR DENGAN

INVERSNYA
Dari contoh sebelumnya, telah kita buktikan bahwa Invers dari matriks

42
Matriks dan Determinan

1 2 3
A 4 1 5
6 0 2

adalah
2 4 7
1
A 1
22 16 7 .
28
6 12 7

sekarang jika kita kalikan A-1 dengan matriks asal A, didapat,


1 2 3 2 4 7
1
AA 1
4 1 5 22 16 7
28
6 3 2 6 12 7

2 44 18 4 32 36 7 14 21
1
AA -1
8 22 30 16 16 60 28 7 35
28
12 0 12 24 0 24 42 0 14
28
0 0
28 0 0 28 1 0 0
1 1 28
0 28 0 0 0 0 1 0 I
28 28 28
0 0 28 0 28 0 0 1
0
28

Ternyata , A A 1 I
Sekarang kita lakukan perkalian dengan urutan yang terbalik, yaitu A-1 x A,
2 4 7 1 2 3 1 0 0
1
A 1
A 22 16 7 4 1 5 0
1 0 I
28
6 12 7 6 0 3 0 0 1

Ternyata juga didapat A 1 A I


Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa A x A-1 = A-1 x A = I
Hasil ini memperlihatkan bahwa perkalian suatu matriks bujursangkar dengan
inversnya, dalam urutan bagaimanapun juga, akan menghasilkan matriks satuan
dalam orde yang sama dengan matriks semula.

SOAL LATIHAN (1-8)


1. Tentukan matrik invers dari soal latihan (1-6) dengan menggunakan AA 1 I

43
Matriks dan Determinan

11. PEMECAHAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DENGAN

METODE MATRIKS DAN INVERS MATRIKS.


Tinjau suatu sistem persamaan liner.
a11 x1 a12 x 2 a13 x 3 ... a1n x n b1
a 21x1 a 22 x 2 a 23 x 3 ... a 2n x n b 2
a 31x1 a 32 x 2 a 33 x 3 ... a 3n x n b3

a n1x1 a n2 x 2 a n3 x 3 ... a n1n x n b n

Dari bekal kita tentang perkalian matriks, sistem persamaan di atas dapat

dituliskan dalam bentuk matriks.


a11 a12 a13 a1n 1 x1 b1
a x b
21 a 22 a 23 a 2n 2 2 2


a n1 a n2 a n3 a1n x n b n

yaitu AX b (persamaan matriks) dengan


a11 a12 a13 a1n1 x1 b1
a x b
A 21 a 22 a 23 a 2n 2 ; X 2 ; dan b 2


a n1 a n2 a n3 a nn xn bn
Jika kedua ruas persamaan matriks tersebut kita kalikan dengan invers matriks A,
kita peroleh:
A 1AX A 1b
tetapi A 1A I , jadi IX A 1b
dan karena IX X , maka didapat
X A 1b
Kita lihat bahwa jika kita bentuk invers dari matriks koefisien, dan matriks b kita
kalikan dari sebelah kiri dengan matriks invers ini, maka akan kita peroleh matriks
pemecahan X.

Contoh 1

44
Matriks dan Determinan

Pecahkanlah sistem persamaan linear


x z 5
2x y 1
x y 2 z 10

Pertama-tama kita tuliskan sistem persamaan ini dalam bentuk matriks, maka kita
dapatkan :
1 0 1 x 5
2 1 0 y 1

1 1 2 z 10

yaitu AX b X A 1b
Langkah selanjutnya adalah mencari invers matriks A, dengan A adalah matriks
koefisien X. Kita telah mengetahui bagaimana menentukan invers suatu matriks.
Matriks A dalam persamaan simultan ini adalah
1 0 1
A 2 1 0
1 1 2

dan
1 0 1
A 2 1 0 1
1 1 2

Kofaktor
1 0 2 0 2 1
A11 2, A12 4, A13 1
1 2 1 2 1 1

0 1 1 1 1 0
A21 1, A22 3, A23 1
1 2 1 2 1 1

0 1 1 1 1 0
A 31 1, A 32 2, A 33 1
1 0 2 0 2 1

Jadi
2 4 1 2 1 1
C 1 3 1 CT 4 3 2
1 2 1 1 1 1

sehingga
2 1 1
CT 1
A 1
4 3 2
A 1
1 1 1

dengan demikian

45
Matriks dan Determinan

X A 1b

x 2 1 1 5 1
y 4 2
3 1 3
z 1 1 1 10 4

Jadi,
x 1, y 3 dan z 4

Sekali anda telah mendapatkan inversnya, selanjutnya mudah, hanya tinggal


menghitung X A 1b

Contoh 2
Jika :
xyz 4
2 x y z 1
3x 2 y 2 z 5

Pokok-pokok langkah penyelesaiannya adalah seperti berikut


1 1 1 x 4
2 1 1 y 1

3 2 2 z 5

1 1 1 x 4
2 1 1 y 1

3 2 2 z 5

yaitu AX b atau X A 1b
1 1 1
det A A 2 1 1 12
3 2 2

matriks kofaktornya adalah ;


4 7 1
C 4 1 5
0 3 3

dan adjoint A adalah


4 4 0
C 7
T
1 3
1 5 3

dan

46
Matriks dan Determinan

4 4 0
CT 1
A 1 7 1 3
A 12
1 5 3

Terahkir
4 4 0 4
1
XA b 1
7 1 3 1
12
1 5 3 5

16 4 0 12 1
1 1
X 28 1 15 12 1

12 12
3 5 15 24 2

atau
x 1
y 1

z 2

sehingga
x 1, y 1 dan z 2

SOAL LATIHAN (1-9)


Gunakan invers matriks untuk menyelesaikan persamaan linear serempak berikut :
2 x 6 y 3z 4 2 x y 3z 3
1. xyz 5 2. x 2 y 1
2x - 5y 5z 8 3x - 5y 2z 1

4 x 6 y 3z 0 x y 2z 3
3. 2x 3y 4z 0 4. 2 x z 1
x - y 3z 7 x yz 1

2 w 2 x 3y 4z 33 7 w 2 x 11y 3z 42
3w 5x 7 y 3z 11 10w 3x 6 y 4z 40
5. 4w 3x 4 y 5 z 3
6. 4w 5x 4 y 2 z 28
5w 4 x 6y 2z 45 5w 2 x 9 y 5z 34

RANGKUMAN

Matriks jajaran elemen (bilangan, variabel, fungsi) berbentuk persegi


1.
panjang yang dibatasi oleh tanda kurung siku atau kurung biasa.
Ordo matriks berorde (m x n) memiliki m baris dan n kolom
2.

47
Matriks dan Determinan

Matriks baris Matriks yang terdiri satu baris saja sedang banyak kolomnya
3.
sembarang
Matriks kolom Matriks yang terdiri satu kolom saja sedang banyak
4.
barisnya sembarang.
Matriks Nol Matriks yang semua elemennya sama dengan Nol
5.

Notasi dua Indeks a ij menyatakan elemen yang terletak pada baris ke-i
6.
dan kolom ke-j.
Kesamaan matriks Menyamakan elemen-elemen dari dua buah matriks
7.
yang letaknya bersesuaian.
Penjumlahan dan pengurangan matriks Menjumlahkan atau mengurangkan
8.
elemen-elemen yang bersesuaian letak. Jadi untuk penjumlahan dan

pengurangan ordo matriksnya harus sama . a ij mxn bij mxn a ij bij mxn
Perkalian matriks.
9.

Perkalian skalar setiap elemen dikalikan dengan bilangan yang sama yaitu


k a ij ka ij
Perkalian matriks perkalian A pxq B qxr C pxr hanya mungkin jika

banyaknya kolom A sama dengan banyaknya baris B.


A pxq B qxr C pxr a ij b
pxq ij qxr
c ij pxq

c ij a i1 b 1 j a i1 b 1 j a i1 b 1 j ... a ip b pj

g j
a b c ag bh ci aj bk cl
d h k
e f dg ch fi dj ek fl
i l

Komutator selisih antara dua buah matriks AB dan BA , yaitu


10.
A, B AB BA . Jika A, B 0 maka A dan B disebut saling komut.

48
Matriks dan Determinan

Matriks kompleks konjugat


11. A * , matriks yang ordenya sama dengan
matriks A tetapi elemen-elemennya merupakan konjugat kompleks dari
elemen-elemen matriks A
Matriks transpose baris dan kolom dipertukarkan. Tranpose A A T
12.

Matriks Transpose konjugat A (A*)T (A T ) * , lakukan operasi


13.
kompleks konjugat terhadap matriks A dan dilanjutkan dengan operasi
transpose atau sebaliknya.
Matriks bujur sangkar berorde(n x n) jumlah baris sama dengan jumlah
14.
kolom.
Matriks simetrik anti simetrik :Matriks simetrik matriks bujur sangkar
15.
yang a ij a ji
Matriks anti simetrik matriks bujur sangkar yang a ij a ji

Matriks diagonal semua elemennya sama dengan Nol, kecuali yang terletak
16.
pada diagonal utama.
Matriks konstan matriks diagonal dengan semua elemen diagonalnya sama.
17.

Contoh untuk orde 3 :


a 0 0
0 a 0

0 0 a

Matriks satuan matriks diagonal dengan semua elemen pada diagonal


18.
utamanya sama dengan satu. Contoh untuk orde 3:
1 0 0
0 1 0

0 0 1

Trace Matriks Jumlah elemen-elemen diagonal utama dari matriks bujur


19.
sangkar

49
Matriks dan Determinan

n
TrA a ii
i 1

Eleminasi Gauss metode pemecahan sistem persamaan linier dengan cara


20.
reduksi baris hingga membentuk suatu matriks eselon
a b c p

0 d e q
0 0 f r

Determinan Minor a ij M ij determinan yang elemennya adalah elemen-


21.
elemen yang tidak terpotong oleh garis vertikal dan horizontal melalui elemen
a ij

Kofaktor minor elemen A beserta tanda tempat elemen yang


22.
i j
bersangkutan. Kofaktor a ij ( 1) M ij
Kaidah Cramer metode pemecahan suatu persamaan linier dengan
23.
membentuk determinan dari koefisien-koefisien sistem persamaan tersebut.
Adjoin Matriks bujursangkar A bentuk dahulu matriks ko faktor elemen-
24.
elemen A , yaitu C; maka adjoin A CT ; yaitu transpose dari C.
Invers Matriks bujur sangkar A
25.

adjA CT
A 1
A A

Perkalian matriks bujur sangkar dengan Inversnya:


26.

AA 1 A 1A I
Pemecahan sistem persamaan linier :
27.

A.x b atau x A 1b

50

Anda mungkin juga menyukai