PERLATAN SURVEY
HIDROGRAFI
OLEH
ILHAM FATHUL HOIR
OLEH
JADWAL KEGIATAN
Hari Ke Materi Utama Target Pencapaian Keterangan
1 Pengenalan dasar-dasar Hidrografi, Diharapkan peserta Presentasi di Ruangan
echosounder dan Penentuan Posisi dapat mengetahui dan Dry Test
dasar-dasar dan
prinsip penggunaan
alat survey.
2 Praktek Instalasi peralatan survey, Diharapkan peserta Dilakukan insyalasi di
Echosounder, Penentuan Posisi, dapat malakukan Kapal.
Pengukur Pasang Surut, Sidescan instalasi alat
Sonar, dan Sensor Lainnya multibeam dan
system lainnya secara
baik dan benar sesuai
dengan kaidah survey.
3 Praktek Pengambilan Data Diharapkan peserta -Pengambilan data
mampu melakukan dengan menjalankan
survey (pengambilan pola lajur-lajur survey
data) secara mandiri - Melakukan Kalibrasi
dengan kaidah survey. (Patch Test)
4 Pengolahan Data Diharapkan peserta -Pengolahan data hasil
mampu menyajikan survey dengan di
data hasil survey koreksi data sound
berbentuk peta digital velocity dan data
atau peta cetak. pasang surut
-menyajikan kedalam
bentuk peta.
2. Acuan normatif
IHO Standards for Hydrographic Surveys 4 Edition, Special Publication No. 44, 1998.
IHO Standards for Hydrographic Surveys 5 Edition, Special Publication No. 32, 1994.
ISO 6709, Latitude Longitude, 1983.
SNI 19-6724-2002, Jaring kontrol horizontal.
3.3. batimetri
metode atau teknik penentuan kedalaman laut atau profil dasar laut dari hasil analisa
data kedalaman
3.10. heave
gerakan naik-turunnya kapal yang disebabkan oleh gaya pengaruh air laut
3.24. pitch
gerakan kapal ke arah depan (mengangguk) berpusat di titik tengah kapal
3.25. roll
gerakan kapal ke arah sisi-sisinya (lambung kapal) atau pada sumbu memanjang
3.28. settlement
sifat wahana apung dimana posisi badannya lebih tenggelam pada saat sedang berhenti
dibandingkan dengan pada saat berjalan
3.30. squat
keadaan buritan dan/atau haluan kapal lebih tenggelam pada saat berjalan disesuaikan.
4. Klasifikasi survey
4.1. Orde khusus
Orde khusus survei hidrografi mendekati standar ketelitian survei enjinering/rekayasa
dan digunakan secara terbatas di daerah-daerah kritis dimana kedalaman dibawah lunas
sangat minim dan dimana karakteristik dasar airnya berpotensi membahayakan kapal.
Daerah- daerah kritis tersebut ditentukan secara langsung oleh instansi yang
bertanggung jawab dalam masalah kualitas survei. Sebagai contoh adalah pelabuhan-
pelabuhan tempat sandar dan alur masuknya. Semua sumber kesalahan harus dibuat
minimal. Orde khusus memerlukan penggunaan yang berkaitan dengan scan sonar, multi
transducer arrays atau multibeam echosounder dengan resolusi tinggi dengan jarak
antar lajur perum yang rapat untuk mendapatkan gambaran dasar air 100%. Harus pula
diyakinkan bahwa setiap benda dengan ukuran lebih besar dari satu meter persegi dapat
terlihat oleh peralatan perum yang digunakan. Penggunaan side scan sonar dan
multibeam echosounder mungkin. diperlukan di daerah-daerah dimana benda-benda
kecil dan rintangan bahaya mungkin ditemukan, atau survei untuk keperluan investigasi.
Orde satu
5. Ketentuan survey
5.1. Ketelitian
Ketelitian dari semua pekerjaan penentuan posisi maupun pekerjaan pemeruman
selama survei dihitung dengan menggunakan metoda statistik tertentu pada tingkat
kepercayaan 95 % untuk dikaji dan dilaporkan pada akhir survei. Di bawah ini adalah
ringkasan standar ketelitian pengukuran pada survei hidrografi :
Tabel 1.
CATATAN:
1. a dan b adalah variabel yang digunakan untuk menghitung ketelitian kedalaman.
2. alat pemeruman dikalibrasi sebelum digunakan
Batas toleransi kesalahan antara kedalaman titik fix perum pada lajur utama dan lajur
silang
dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Spesifikasi Titik Kontrol (BM) utama (menurut standar Pilar GPS orde-1) adalah:
a. Ukuran BM adalah : (30 x 30 x 100) cm.
b. Ukuran sayap bawah : (80 x 80 x 10) cm.
c. Bagian yang muncul di permukaan tanah 35 cm dan bagian yang ditanam 75 cm.
d. Rangka BM dibuat dari besi begel diameter 9 mm dan ring-rangka dari besi begel
dengan diameter 6 mm.
e. BM dicor di tempat dengan perbandingan adukan semen:pasir:batu adalah 1:2:3.
f. Di bagian atas tengah BM dipasang Brass-tablet yang memuat tanda silang posisi
g. horisontal dan nomor tugu penjelasan kepemilikan.
h. BM dicat warna biru.
Setiap posisi harus direferensikan kedalam sistem Datum Geodesi Nasional 1995 (DGN-
1995) sebagai anjuran, bilamana terdapat pengecualian, dimana posisi direferensikan
terhadap datum geodetik lokal, maka geodetik lokal tersebut diikatkan dengan system
referensi DGN-1995. Sangat dianjurkan bahwa bilamana posisiposisi tersebut
ditentukan secara teristris, maka harus ada pengukuran redundan garis posisi. Suatu
teknik kalibrasi standar harus dilakukan sebelum dan sesudah pengumpulan data. Sistem
satelit harus mampu melakukan. tracking terhadap paling sedikit lima satelit secara
serentak, bagi orde khusus dan orde satu disarankan digunakan suatu monitoring yang
terintegrasi.
Titiktitik kontrol utama di darat harus ditetapkan dengan metode survei darat dengan
ketelitian relatif 1 : 100.000 bagian, bila metode penentuan posisi dengan satelit
digunakan untuk menetapkan titiktitik tersebut, kesalahannya harus tidak lebih besar
dari 10 cm pada tingkat kepercayaan 95%.
Stasiun sekunder bagi penentuan posisi secara lokal yang tidak digunakan untuk
memperbanyak jaringan kontrol harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga
kesalahannya tidak lebih besar dari 1 : 10.000 bagian dengan teknik survei darat atau 50
cm bila menggunakan posisi geodesi satelit.
5.10. Pengambilan sampel dasar laut Hal-hal yang harus dipenuhi dalam pengambilan
sampel dasar laut adalah :
a. Pemilihan alat sampling harus bisa memenuhi tujuan pengambilan sampel yaitu
untuk mengetahui jenis material dasar laut di daerah survei. Misalnya dilakukan
dengan grabing yaitu mengambil sample dengan menggunakan grab sampler
atau peralatan yang lain, pengamatan profil dasar laut serta survei gayaberat
laut.
b. Pada perairan dengan kedalaman kurang dari 200 m jarak antar titik
pengambilan sample adalah 10 kali interval antar lajur perum utama. Kepadatan
bisa ditingkatkan untuk daerah-daerah yang sering digunakan untuk
penjangkaran dan daerah yang direkomendasikan.
6.1.2.2. Personel
a. Pembagian tugas personel;
b. Pengarahan teknis tentang permasalahan teknis survei, deskripsi kerja dan deskripsi
wilayah survei;
c. Menyiapkan rencana pelaksanaan mobilisasi personel dan peralatan.
6.6. Pemeruman
Kegiatan pelaksanaan pemeruman sebagai berikut:
a. Menyiapkan sarana dan instalasi peralatan yang akan digunakan dalam pemeruman.
b. Melakukan percobaan pemeruman (sea trial) untuk memastikan peralatan survei siap
digunakan sesuai spesifikasi yang telah ditentukan.
c. Melaksanakan pemeruman setelah semua peralatan dan sarana dinyatakan siap.
d. Melakukan barcheck sebelum dan sesudah pemeruman
e. Membuat lembar kerja sebagai pedoman dalam pelaksanaan pemeruman di
lapangan.
g. Untuk mendapatkan garis nol kedalaman dilakukan pemeruman terpisah pada saatair
pasang.
ILHAM FATHUL HOIR
h. Melakukan investigasi bila ditemukan daerah kritis, yaitu daerah yang dapat
membahayakan pelayaran, seperti adanya karang laut, gosong, dan lain-lain.
i. Mengisi formulir log-book yang berisi informasi antara lain:
nama lokasi survei
waktu pemeruman (hari, tanggal, tahun)
nomor lajur pemeruman
nama file
nama operator
alat pemeruman
posisi, waktu dan kedalaman saat memulai dan mengakhiri pemeruman suatu
lajur
kejadian selama pemeruman dilaksanakan, misalnya terdapat kendala yang
mungkin mempengaruhi data.
8.1. Pemasangan
8.1.1. Transducer
Kapal tanpa bow thruster Gesekan antara air dan lambung kapal membuat layer
gelembung air. Akibat gesekan ini terbentuk 2 jenis pusaran air yang merupakan sumber
noise. Pusaran air tersebut adalah laminar dan turbulen. Laminar adalah gerakan air sejajar
dengan permukaan air laut, sedangkan turbulen adalah pusaran arus dengan arah acak.
Ketebalan arus laminar dan turbulen ini dipengaruhi oleh kecepatan kapal dan tingkat
kekasaran lambung kapal.
Transducer
Keterangan
Pasang transducer di bagian depan untuk menghindari noise laminar, turbulen, dan noise propeller
Pertimbangkan noise turbulen dan laminar, pasang transducer lebih dalam jika memungkinkan
Perhatian !
Jika motion anda tipe underwater, sebaiknya pasang di dekat transducer (di bawah air)
untuk meningkatkan ketelitian dalam mengkompensasi gerakan transducer.
Antena GPS
Perhatian !
Tidak semua GPS dapat dipasang tegak lurus kapal, GPS dapat dipasang tegak lurus kapal jika
terdapat setting alignment di software bawaan GPS
ILHAM FATHUL HOIR
8.1.4. Install Software SIS_EM2040.
Nonaktifkan semua anti virus (SMADAV, AVG, dll) dan matikan firewall OK
Perhatian !
Jangan masukkan ke dalam folder lain karena dapat mempengaruhi kinerja SIS
GridEngine tidak dapat bekerja, Install ulang SIS hingga tidak ada tanda tanya ???.
Akibat GridEngine tidak bekerja adalah real time coverage tidak muncul pada window
Geographical
Perhatian !
Jika Heading : COM2, maka heading diambil dari Motion Sensor. Heading : COM3 artinya menggunakan
Heading tersendiri misal dari Gyrocompass. Heading : COM1 artinya menggunakan Heading GPS
X Y
GPS 0 0
Transducer 0 0
Motion sensor -0.11 0.86
Motion
Sensor
X Z
GPS 0 -4.64
Motion Sensor -0.11 -2.23
Transducer 0 0
Waterline/draft -1.28
Perhatian !
Titik Referensi dapat dipilih dimana saja bebas, yang penting mengikuti aturan XYZ dari
Kongsberg yaitu X positif ke depan (bow) kapal, Y positif ke kanan (starboard), dan Z
positif ke bawah air. Tetapi rekomendasi kami adalah titik referensi di motion sensor.
Motion sensor
X Y Z
GPS 5.50 0 -3.91
Motion Sensor 6.06 0 -1.82
Transducer 6.51 0 2.17
X Y Z
GPS 0 0 -4.64
Motion Sensor -0.11 0.86 -2.23
Transducer 0 0 0
Waterline/draft -1.28
4.7. BIST. Klik Run All BIST dan tunggu hingga semua berwarna hijau.
--
Projection nam
Hel p l
Datum information
Information
Proyeksi UTM tidak mempengaruhi raw data, sehingga export data dari SIS berupa Lintang, Bujur,
dan Z. Data X, Y, Z didapat dari Hypack.
4.9. View Tear Off New Survey, Digunakan untuk membuat projek baru.
Isi New Survey name tanpa spasi. Isi Comment sebagai catatan projek. GridEngine Parameter:
Depth variable (Z, Zt, Zv, Zg, Zr) tidak mempengaruhi raw data dan display data di Geographical, tetapi
berguna untuk Data Cleaning.
Z Kedalaman real time dari permukaan air laut ke dasar laut
Zt Kedalaman terkoreksi pasut, dari dasar laut ke datum vertical.
Zv Kedalaman terkoreksi undulasi dan RTK, dari dasar laut ke datum vertical
Zg Kedalaman dari dasar laut ke geoid
Zr Kedalaman dari dasar laut ke ellipsoid
Perhatian !
Jika setelah Pinging tidak muncul coverage dan seabed image sedangkan Shiptrack dan Realtime
coverage sudah dicentang artinya GridEngine tidak bekerja,oleh karena itu install ulang SIS.
4.11. Munculkan depth dengan klik icon pojok kiri atas window crosstrack, lalu centang Depth Text Re
Waterline
Pada bagian Scaling pilih x4 untuk mengatur skala vertical supaya mudah dalam melihat perubahan
terrain/kedalaman dasar laut.
Perhatian !
Sound Velocity harus diinput dahulu, baru kemudian survey line Patch Test. Jika sound velocity belum berhasil
diinput tandanya adalah waterfall melengkung membentuk huruf U atau sebaliknya.
1. Kalibrasi latency, 2 line arah sama, line 1 kecepatan 2x line 2, bidang curam Koridor tepat di line
(searah line) dari datar ke curam atau sebaliknya
2. Kalibrasi roll, 2 line arah berlawanan, kecepatan sama, bidang datar Koridor tegak lurus line pada
bidang datar
3. Kalibrasi pitch, 2 line arah berlawanan, kecepatan sama, bidang curam Koridor tepat di line (searah
line) dari datar ke curam atau sebaliknya
4. Kalibrasi yaw/heading, 2 line sejajar dan saling bertampalan/overlap, kecepatan sama, terdapat objek
ditengah atau bidang curam Koridor di antara dua line dengan arah yang sama dengan arah line,
koridor harus diatas obyek tententu atau bidang curam
Perhatian !
Satu line dapat digunakan untuk beberapa jenis kalibrasi patch test. Catat semua line kalibrasi, arah, dan
kecepatan untuk memudahkan proses kalibrasi
6.1. Latency
a. Klik icon kalibrasi C.
b. Aktifkan window Calibration
c. Klik select lines Pilih 2 line untuk kalibrasi latency OK. Jika ini tidak berhasil pilih line dengan CTRL
+ klik kanan di window Geographical Select Shiptrack. Lalu klik line dengan CTRL + Klik kiri line yang
dipilih.
e. Buat corridor dengan klik CTRL + Klik kiri dari tempat datar ke tempat curam seperti gambar di atas.
Corridor tegak lurus line dan daerah datar Dua Line survey Roll
berimpit, berlawanan arah,
kecepatan sama
Perhatian !
Jika correction diubah secara significan (misal 4) tidak diikuti perubahan merah/biru secara significan, coba ubah
lokasi corridor dengan tetap memperhatikan prinsip masing-masing patch test (tegak lurus atau sejajar). Jika masih
tidak berubah signifikan kemungkinan line yang diminta berimpit tetapi selama survey kapalnya tidak dapat
mempertahankan berimpit (belok kanan dan kiri). Oleh karena itu penting memandu nahkoda kapal supaya
mengikuti line dengan baik.
Klik View Tear off Installation parameter Sensor setup Angular. Klik Apply dan Store maka nilai kalibrasi
Patch Test secara otomatis masuk ke angular offset OK.
Perhatian !
Klik OK supaya hasil survey berikutnya terkoreksi semua nilai patch test.
Jika Heading pada waktu installation dipilih dari attitude 1 maka akan masuk ke
Heading Attitude 1. Disini masuk ke Stand alone Heading karena menggunakan
Heading terpisah (bukan dari Motion Sensor).
8. Survey
Survey baru dapat dijalankan jika patch test sudah dilakukan. Lakukan survey di lokasi yang diinginkan. Klik
Logging.
9. Export data
Export data digunakan untuk mengkonversi raw data menjadi point cloud XYZ.
9.5. Pilih ASCII, All dan Zt. Zt adalah kedalaman terkoreksi pasang surut.
Export data disesuaikan dengan jenis kedalaman yang ditampilkan, jenis-jenis kedalaman yang dapat dipilih adalah:
Ketika di klik OK maka muncul window pop up command prompt proses export data, tunggu sampai selesai.
Lakukan export data ini di kapal pada saat transducer masih terhubung.
9.6. Buka data di folder D atau E > Sisdata > Grids > Survey name.
10. Pemodelan 3D
Pemodelan dapat dilakukan menggunakan software Hypack. Selain pemodelan 3D Hypack juga dapat digunakan
membuat kontur dan peta batimetri.
Setting
66
10.2. Pilih file XYZ hasil export.
67