Anda di halaman 1dari 10

PENYELIDIKAN

TANAH
( MEKANIKA TANAH II )

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


2016/2017

Page 1 of 10
DISUSUN OLEH :
NURUL MUSYAFA ULUL HIDAYAH
LUTHFY ALFARIZI
GALIH KHUSUMA PERMADI
RIDI NURARDIANSYAH
SLAMET IRWANTO

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tanah merupakan reseptor dari sejumlah besar bahan pencemar, tanah
merupakan tempat penampungan berbagai bahan kimia yang berasal dari rembesan
penumpukan sampah (landfill), Instalasi Pengolahan Air Limbah, dan sumber-sumber
lainnya. Dalam beberapa kasus, lahan pertanian yang terkontaminasi pestisida
menyebabkan terjadinya penumpukkan bahan berbahaya dan beracun di dalam tanah.
Tidak berbeda dengan udara dan air, tanah pun dapat mengalami penurunan
kualitas. Walaupun banyak jenis tanah mempunyai kemampuan mengasimilasi dan
menetralisir bahan pencemar, namun tanah juga dapat mengalami penurunan
kualitasnya. Apabila mengalami penurunan kualitasnya, tanah tidak dapat lagi
memmberikan daya dukung bagi kehidupan manusia secara optimal.
Penurunan kualitas tanah terutama disebabkan oleh kehadiran bahan-bahan
pencemar di tanah. Selain itu, kualitas tanah juga dapat menurun disebabkan oleh erosi.
Erosi menyebabkan tersingkapnya lapisan tanah yang lebih asam, terbentuknya lapisan
dengan kandungan allumunium yang lebih tinggi, menurunkan kandungan bahan
organik, unsur-unsur hara menjadi lebih rendah dan terbentuknya lapisan bawah yang
lebih padat. Bila keadaan lebih parah lagi akan terbentuk lahan kritis.
Dengan adanya beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan kualitas tanah,
maka diperlukan sebuah penelitian atau penyelidikan tentang kualitas tanah. Dimana
penyelidikan tanah dibutuhkan untuk data perancangan pondasi bangunan-bangunan,
seperti : bangunan gedung, dinding penahan tanah, bendungan, jalan, dll. Sedangkan

Page 2 of 10
fungsi dari pondasi sendiri adalah menerima beban dari atas (upper structures),
memikul, melimpahkan & meratakan ke lapisan tanah di bawahnya.
Untuk memperoleh suatu pondasi yang baik maka harus memenuhi kriteria
berikut :
1. Beban yang diteruskan oleh pondasi ke tanah tidak boleh melampaui
kekuatan tanah yang bersangkutan.
2. Harus mampu menahan beban bangunan diatasnya tanpa menimbulkan
keretakan maupun kegagalan konstruksi.

Sedangkan kriteria untuk tanah yang baik adalah sebagai berikut :

1. Penurunan ( settlement ) tanah yang disebabkan oleh beban masih dalam


batas yang diperbolehkan.
2. Keruntuhan geser dari tanah dimana pondasi berada tidak terjadi ( daya
dukungnya cukup bagus ).
Maka dari itu, untuk memperoleh suatu pondasi yang baik dan juga bangunan yang
baik maka harus dilakukan penyelidikan tanah.

1.2 Tujuan
Dengan menulis/berbagi pengetahuan tentang PENYELIDIKAN TANAH kami
berharap untuk kami dan tentunya semua semua pembaca yang tadinya kurang paham
ataupun belum mengerti,kemudian menjadi lebih mengerti / antusias dalam mendalami
pengetahuan hal tersebut. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memperoleh
gambaran yang memadai tentang sistematis penyelidikan tanah dan mengetahui
berbagai masalah kualitas tanah yang perlu diselidiki. Tuntutan ketelitian penyelidikan
tanah tergantung dari besarnya beban bangunan, tingkat keamanan yang diinginkan,
kondisi lapisan tanah, dan biaya yang tersedia untuk penyelidikan. Oleh karena itu,
untuk bangunan-bangunan sederhana atau ringan, kadang-kadang tidak dibutuhkan
penyelidikan tanah, karena kondisi tanahnya dapat diketahui berdasarkan pengalaman
setempat.
Adapun beberapa tujuan umum penyelidikan tanah antara lain :
1. menentukan kapasitas dukung tanah menurut tipe fondasi yang dipilih.
2. menentukan tipe dan kedalaman fondasi.
3. untuk mengetahui posisi muka air tanah.
Page 3 of 10
4. untuk mengetahui besarnya penurunan.
5. menentukan besarnya tekanan tanah terhadap dinding penahan tanah atau
pangkal jembatan ( abutment ).
6. menyelidiki keamanan suatu struktur bila penyelidikan dilakukan pada bangunan
yang telah ada sebelumnya.
7. pada proyek jalan raya dan irigasi, penyelidikan tanah berguna untuk
menentukan letak-letak saluran, gorong-gorong, pennetuan lokasi dan maca
bahan timbunan.

II. PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Umum


Tanah merupakan materi dasar yang menerima sepenuhnya penyaluran beban
yang ditimbulkan akibat konstruksi bangunan yang dibuat diatasnya. Tanah yang ada di
permukaan bumi mempunyai karakteristik dan sifat yang berbeda-beda, sehingga hal ini
merupakan suatu tantangan bagi perekayasa konstruksi untuk memaharni perilaku tanah
yang dihadapi dalam perencanaan konstruksi dengan jalan melakukan penyelidikan dan
penelitian terhadap sifat-sifat yang dimiliki tanah, yang tentunya hasilnya tidak mutlak
tepat dan benar akan tetapi paling tidak kita dapat melakukan pendekatan secara teknis
yang dapat dipertanggungjawabkan akurasinya dalam perencanaan konstruksi.
Dalam pengertian teknik secara umum tanah didefinisikan sebagai material yang
terdiri dan butiran-butiran mineral padat yang tidak tersegmentasi (terikat secara kimia)
antara satu dengan yang lainnya dan merupakan partikel padat hasil penguraian bahan
organik yang telah lapuk yang berangkai dengan zat cair dan gas sebagai pengisi ruang-
ruang kosong antar partikel.
Daerah berpotensi longsor adalah daerah di mana kondisi terrain dan geologinya tidak
menguntungkan. Daerah ini sangat peka terhadap gangguan luar, baik yang bersifat
alami maupun aktivitas manusia yang merupakan faktor pemicu gerakan tanah.

2.2 Konsep Penyelidikan Tanah


Penyelidikan di lapangan adalah pokok untuk memutuskan apakah suatu usulan
pekerjaan rekayasa layak atau patut dan cukup secara ekonomis untuk direncanakan.
Penyelidikan lapangan sangat perlu untuk menganalisa keamanan atau kasus keruntuhan
pekerjaan pekerjaan yang ada, untuk memilih bahan bahan dan menentukan metoda
konstruksi untuk direncanakan yang kemudian dilaksanakan. Penyelidikan tanah
Page 4 of 10
dilakukan untuk mengetahui parameter-parameter tanah yang dalam hal ini antara lain
adalah kompisisi tanah (soil properties), sifat sifat teknik tanah (soil engineering) serta
kandungan mineralogi yang dimiliki oleh tanah. Pengetahuan akan akan paremeter-
parameter tanah tersebut sangat di perlukan untuk perencaanan awal desain stabilisasi
tanah.

Metoda metoda penyelidikan lapangan sangat luas dalam lingkungan proyek rekayasa
dan macam macam lapangan. Pada umumnya, beberapa penyelidikan akan akan dimulai
dengan mengumpulkan dan mempelajari semua data tentang keadaan tanah dan kondisi
geologi di lapangan. Pada banyak daerah, keadaan pengetahuan setempat, catatan
percobaan lubang galian, lubang bor dan lain lain disekitarnya serta perilaku struktur
yang ada yang kesemuanya ini akan sangat membantu. Jika keterangan yang ada tidak
cukup atau tidak pasti, maka lapangan diperiksa secara detail.

2.3 Cara Penyelidikan Tanah


Dalam proses penyelidikan tanah terdapat beberapa metode yang dapat
dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat tanah, diantaranya :
1. Lubang-uji (test pit)
2. Bor tangan (hand auger)
3. Bor cuci (wash boring)
4. Bor putar (rotary drill)

2.3.1 Lubang-uji (test pit)


Sumur sumur uji adalah lubang lubang hasil pengalian dengan diameter 1
1,5 meter, hingga mencapai kedalaman tertentu selama kohesi tanah yang digali masih
memungkinkan dan permukaan air tanah di tempat tersebut lebih dari.
Sumur uji paling sesuai dilakukan untuk tempat sumber material bagi pembangunan
oleh karena contoh yang banyak dapat terlihat secara lansung. Sumur uji dapat
digunakan untuk mendapatkan contoh contoh tidak terganggu (undisturbed
sampels) yang diambil dengan rapi dan teliti untuk pengujian di laboratorium. Selain
itu sumur uji dapat dipakai sebagai tempat pengujian lapangan , biasanya uji
pembebanan secara berangsur angsur untuk dapat mensimulasikan suatu pondasi. Ini
disebut Uji Pelat Beban (plate load test), dan kapasitas beban pelat yang terbesar di
kaitkan dengan tekanan tanah izin yang direkomendasikan kapada para perencana untuk
desain pondasi.

Page 5 of 10
Test Pit digali dengan menggunakan Bachoe atau Frontend Loader, tetapi
mempunyai kedalaman yang terbatas, melakukan tempat yang cukup luas dan biaya
pelaksanaannya cukup mahal. Test Pit jarang digali dengan tangan karna banyaknya
waktu dan tenaga yang dibutuhkan. Test Pit paling sesuai dilakukan untuk sumber
material bagi pembangunan, oleh karena sampel/contoh yang banyak dapat terlihat
secara lansung. Test Pit juga digunakan untuk mendapatkan sampel tidak terganggu
(undisturbed sampel) yang diambil dengan rapi dan teliti untuk pengujian
dilaboratorium. Selain itu, Test Pit dapat dipakai sebagai tempat pengujian lapangan,
biasanya uji penbebanan dengan menggunakan pelat logam dasar. Untuk pekerjaan
pekerjaan penimbunan tanah, Test Pit sangat berguna untuk mengetahui angka pori dan
kondisi lapisan tanah jelek mungkin dapat ditemui pada lokasi tempat pengambilan
tanah urungan (borrow area). Selain itu cara ini sangat berguna dalam penyelidikan
tanah untuk pondasi bangunan yang ringan seperti : Bangunan gedung, tangki, dinding
penahan tanah, dan jalan raya.
Perlu diperhatikan bahwa, Test Pit tidak perlu dibuat pada tempat tempat dinding
atau koom akan diletakan. Karna, jika kedalaman Test Pit lebih dalam dari kedalaman
pondasi, maka tanah urug akan di timbun untuk mencapai elevasi kedalaman dasar
pondasi yang dibutuhkan, dapat mengurangi kekuatan tanah dasar galiannya. Karena
itu, Test Pit sebaiknya dilakukan pada titik titik yang di anggap atau dipartimbangkan
penting.

Gambar Dimensi Galian Sumur Uji

Page 6 of 10
Gambar Perspeksif Galian Sumur

GAMBAR PROSEDUR PELAKSANAAN PENGUJIAN TEST PIT

Page 7 of 10
.

Page 8 of 10
Gambar Praktek Test Pit

2.3.2 Bor tangan (hand auger)


Sejarah bor tangan Arthur L. Hawkesworth (1869-1925), Penemu Mesin Bor
Modern mesin bor Di awal tahun 20an, Hawkesworth adalah seorang ahli mekanik di
Anaconda Copper Mining Co. Dia terkenal sebagai penemu mesin bor tambang dengan
mata bor yang dapat dibongkar pasang. Dengan penemuannya, sebuah bor dapat dibuat
tetap produktif dengan hanya mengganti ujung mata bor. Sebelum penemuan itu,
seorang operator bor tambang bawah tanah memerlukan banyak batang bor dengan
panjang bervariasi mulai dari 13, 20, dan 26 m untuk menyelesaikan semua
pekerjaannya. Selama bertahun-tahun Hawkesworth mengamati bahwa dengan metode
konvensional, pekerja mesti mengirim batang bor dengan berbagai ukuran ke area kerja
di bawah tanah. Setelah bor tumpul karena digunakan, batang bor ini mesti dikirim ke
permukaan untuk dipertajam kembali. Di hari Jumat, 21 Mei 1922, Anaconda
menggelar demonstrasi Bor Hawkesworth. Semua pemilik tambang, manajer, insinyur
dan mekanik menghadiri uji coba tersebut. Hasil uji coba ternyata memuaskan semua
yang hadir. Dalam waktu 2 menit, Bor Hawkesworth mampu membuat lubang sedalam
520 dan 560 mm pada batuan granit. Sedang bor konvensional hanya mampu
menembus sedalam 240 mm dengan waktu yang sama. Penemuan Hawkesworth
mampu menghasilkan penghematan yang besar baik dari sisi waktu, biaya dan juga
keselamatan. Penghematan waktu didapat dari kecepatan bor yang meningkat dan
peningkatan efisiensi karena operator selalu dapat bekerja dengan mata bor yang tajam
tanpa perlu menunggu batang bor dipertajam. Ini karena operator langsung dapat
mengganti mata bor yang tumpul dengan yang baru. Penghematan juga datang dari
tidak diperlukannya lagi orang untuk mengirim batang bor tumpul ke permukaan dan
membawa kembali yang sudah dipertajam ke area tambang bawah tanah. Keselamatan
kerja juga mampu ditingkatkan dengan hilangnya angka kecelakaan yang terjadi selama
kegiatan transportasi batang bor dari dan ke area kerja. Setelah penemuan itu, batang
bor yang dapat dibongkar pasang mendapatkan tempatnya di industri pertambangan.
Sumbangan Hawkesworth dalam dunia pertambangan pun menjadi tidak diragunakan.

Mohon maaf makalah belum selesai

Page 9 of 10
Page 10 of 10

Anda mungkin juga menyukai