Anda di halaman 1dari 52

ABSTRAK

Kereta Rel Listrik merupakan salah satu alat transportasi yang sangat penting untuk
wilayahjabotabek.SetiaptahunparapenggunaKRLterusmeningkat,olehkarenaitu
jumlah Kereta Rel Listrik terus ditingkatkan dan ini harus diimbangi pula dengan
peningkatanpenyediaandayapadalistrikaliranatasnya.

Listrik aliran atas adalah suatu jaringan litrik 1500 volt DC yang terdiri atas gardu
listrik dan jaringan listrik aliran atas (saluran atas) dan dibuat sedemikian rupa
sehinggadapatdigunakanuntukmenyalurkandayalistrikdarisumberkebebanyaitu
keretaRelListrik.

Perhitungan daya listrik aliran atas dapat dilakukan dengan berbagai cara,
diantaranya dengan menggunakan rumus empiris yang merupakan hasil percobaan.
Dengan perhitungan tersebut dapat ditentukan berapa kapasitas daya ideal setiap
gardulistrikdandapatmenentukanletakkritisantaraDuriTangerang.

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kereta rel listrik merupakan salah satu sarana transportasi yang sangat penting

untuk wilayah Jabotabek. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan wilayah Jabotabek

yang sangat pesat dari segi pembangunan maupun dari segi pertumbuhan

penduduknya. Kereta rel listrik merupakan salah satu alternatif sarana transportasi

yang paling cocok di wilayah Jabotabek karena :

1. Dapat mengangkut penumpang dalam jumlah yang cukup banyak yaitu lebih dari

1000 orang untuk setiap rangkaian keretanya. Hal ini sesuai dengan studi

standarisasi kereta rel listrik tahap II (lanjutan) dan kereta diesel dari Departemen

Perhubungan bulan Maret tahun 1987.

2. Letak stasiun pemberhentian kereta yang berada pada pusat-pusat kegiatan

masyarakat Jabotabek.

3. Polusi udara yang dihasilkan relatif kecil jika dibandingkan dengan sarana

transportasi lainya.

Dengan beberapa alasan diatas maka jumlah armada kereta rel listrik terus

ditingkatkan. Peningkatkan jumlah kereta rel listrik harus diimbangi pula oleh

penyediaan suplai daya pada listrik aliran atasnya.

1
Listrik aliran atas merupakan salah satu istilah yang digunakan oleh perusahaan

kereta api yang ada di Indonesia khususnya yang berada di wilayah Jabotabek

untuk suatu jaringan listrik DC yang terdiri dari gardu listrik dan jaringan listrik

(saluran atas) yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk

menyalurkan daya listrik dari sumber kebeban yaitu kereta rel listrik (KRL).

Kondisi listrik aliran atas yang ada di Jabotabek memang masih bisa untuk

mensuplai kereta rel listrik yang beroperasi pada saat ini, tetapi dengan peningkatan

permintaan dari pasar atau dengan pertambahan jumlah armada kereta rel listrik

dari tahun ke tahun, maka kapasitas daya dari gardu listrik yang telah ada sudah

tidak mencukupi lagi. Untuk itu pemecahan dari masalah tersebut adalah antara lain

dengan:

1. Penambahan kapasitas daya gardu listrik aliran atas yang ada di wilayah

jabotabek saat ini.

2. Penambahan kapasitas daya gardu listrik yang hanya disesuaikan dengan

kebutuhan.

Untuk itu, dalam tugas akhir ini penulis akan membahas permasalahan tersebut

diatas dengan mengambil judul ANALISA PERHITUNGAN KAPASITAS

DAYA GARDU TRAKSI PADA JALUR DURI-TANGERANG.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya kapasitas daya listrik yang

dibutuhkan antara lain:

2
1. Jumlah kereta rel listrik maksimal yang beroperasi pada satu petak jalan.

2. Kapasitas daya gardu listrik yang tersedia saat ini.

3. Jarak antara gardu pada suatu petak jalan.

1.2 Maksud Dan Tujuan Penelitian

Tujuan utama dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah :

1.Untuk mengetahui kebutuhan dan besarnya kapasitas daya gardu listrik yang

digunakan untuk menyuplai daya listrik ke kereta rel listrik jalur Duri-Tangerang.

2.Mengetahui letak titik-titik kritis dari masing-masing petak jalan yang ada di jalur

Duri-Tangerang sehingga dapat dicarikan solusi untuk mengatasinya.

1.3 Pembatasan Masalah

Permasalahan pada listrik aliran atas di wilayah Jabotabek sangat banyak dan cukup

menarik untuk dibahas, namun dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis hanya akan

membahas hal -hal sebagai berikut :

1. Besarnya daya gardu listrik yang dibutuhkan untuk mengoperasikan armada

kereta rel listrik.

2. Headway hanya untuk 15 menit, 10 menit dan 5 menit.

3. listrik aliran atas.

4. Jalur kereta yang ditinjau adalah jalur Duri-Tangerang saja.

3
1.4 Metode Penelitian

Metode yang dilakukan oleh penulis alam penelitian ini adalah:

a). Studi Kepustakaan.

Yaitu penulis melakukan studi kepustakaan di perpustakaan dengan membaca

buku-buku dan sumber bacaan lain yang menunjang penulisan.

b). Studi Lapangan.

Yaitu penulis melakukan studi lapangan dengan terjun langsung ke gardu listrik

Duri dan gardu listrik Grogol, dan untuk mendukung data-data tersebut maka

penulis banyak mengambil data dari:

1. Data kereta rel listrik pada saat pengujian dan pada saat operasional ( Hasil uji

coba yang pernah dilakukan oleh pusat perencanaan dan pengembangan

PT. KAI ).

2. Data yang ada pada gardu litrik Duri dan Grogol.

3. Data komponen yang ada di lapangan ( jalur Duri - Grogol ).

4. Data teknis dari PT. KAI DAOP I Jakarta unit seksi dan sarana.

4
1.5 Sistematika Penulisan Laporan

BAB I PENDAHULUAN

Berisi mengenai latar belakang masalah, pembatasan masalah, maksud

dan tujuan penulisan, metode penulisan laporan dan sistematika

penulisan laporan.

BAB II LANDASAN TEORI

Berisi mengenai kerangka pemikiran atau dasar teori dari penelitian

tersebut dan dijelaskan pula teori-teori atau data teknis yang mendukung

penelitian tersebut.

BAB III DATA LAPANGAN LISTRIK ALIRAN ATAS

Berisi tentang data lapangan mengenai listrik aliran atas yang diambil

dari lapangan sampai penulisan ini selesai.

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN

Berisi tentang analisa perhitungan data lapangan dan perhitungan secara

teori untuk menentukan kapasitas daya ideal sebuah gardu traksi Duri-

Tangerang.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan dari hasil penelitian tersebut yang digunakan sebagai

sarana penyelesaian masalah.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Silicon Contreled Rectiefier (SCR).

Silicon Controlled Rectifier (SCR) yang di maksud dalam Tugas Akhir ini adalah

konverter penuh tiga fasa Konverter penuh tiga fasa secara ekstensif digunakan

pada banyak aplikasi industri hingga level daya 120 KW dengan daerah operasi dua

kuadran. Gambar 2.1. memperlihatkan rangkaian jembatan konverter penuh tiga

fasa.

D1 D3 D5

Van

Vbn Beban
0

Vcn D4 D6 D2

Gbr 2.1. konverter penuh jembatan 3 fasa

Jembatan tiga fasa ini akan memberikan tegangan keluaran 6 pulsa dimana tiap

pulsa mewakili masa konduksi tiap dioda yaitu sebesar 60 0 atau / 3.

6
Diagram pulsa bentuk gelombang dan masa konduksi dioda dapat dilihat pada

gambar dibawah ini:

Gambar 2.2. Bentuk gelombang dan waktu konduksi dioda

Besarnya tegangan keluaran dari converter penuh tiga fasa ini dapat dilihat pada

persamaan berikut :

T
Vdc = Vm sin t dt (1)
T0

2 / 3
Vdc = Vs sin t dt
/ 3 /3

3 . 2.Vs
Vdc = ( cos t d t )2/ 3/ 3

7
3. 2.Vs
Vdc = ( cos / 3 cos 2 / 3)

3. 2.Vs
Vdc = (0,5 (0,5) )

3. 2.Vs
Vdc = ( )

3. 2.Vs
Vdc = = 1,35047Vs

2.2. Perhitungan kebutuhan arus total.

I = IMT + Iaux (2)

Dimana :

I = arus total satu set kereta

IMT = arus motor traksi pada satu set kereta

Iaux = arus tambahan untuk peralatan Bantu (diasumsikan = 200 A)

8
2.3. Perhitungan kapasitas gardu traksi ideal untuk tiap jam pada suatu

petak jalan bedasarkan rumus empiris.

Y = C . D . ( 60/H ) . N . Po ( W/1000 ) (3)

Dimana :

Y = Beban lebih dalam waktu satu jam

C = Susunan kereta

D = Jangkauan beban gardu listrik

N = Jumlah KRL yang beroperasi per jam pada lintas yang bersangkutan

W = Berat satuan KRL termasuk penumpang

H = Headway

Po = Konsumsi daya listrik spesifik (Wh/ton-km)

2.4. Transformator Daya.

2.4.1. Prinsip kerja.

Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang digunakan untuk

memindahkan daya dari suatu rangkaian ke rangkaian lain, dengan mengubah

tegangan tanpa mengubah frekuensi. Dalam bentuknya yang paling sederhana

transformator terdiri atas dua kumparan dan satu induktansi mutual. Kumparan

9
primer adalah kumparan yang menerima daya sedangkan kumparan sekunder

tersambung pada beban. Kedua kumparan dililit pada satu inti yang tcrdiri atas

material magnetik berlaminasi.

Landasan fisik transformator adalah induktasi mutual (timbal balik) antara

kedua rangkaian yang dihubungkan oleh suatu fluks magnetik bersama yang

melewati suatu jalur dengan relaktansi rendah (gambar 2.3.) kedua kumparan

memiliki induktansi mutual yang tinggi. Jika satu kumparan disambung pada

suatu sumber tegangan bolak-balik, maka suatu fluks bolak balik terjadi di

dalam inti berlaminasi, yang sebagian besar akan mengait pada kumparan

lainnya. Dan didalamnya akan terinduksi suatu gaya gerak listrik (ggl) yang

sesuai dengan hukum induksi elektromagnetik faraday, yaitu:

d
e = N (4)
dt

Dimana:

e = Gaya gerak listrik yang di induksikan

N = Jumlah lilitan

Bilamana rangkaian sekunder ditutup, maka akan mengalir arus, dan dengan

demikian maka energi listrik dipindah sepenuhnya secara magnetik dari

kumparan primer ke kumparan sekunder.

10
Gambar 2.3. Skema prinsip transformator dengan kumparan primer dan
sekunder serta rangkaian magnetiknya

2.4.2. Transformator Ideal.

Pada transformator ideal tidak terdapat rugi-rugi, yaitu kumparan-kumparannya

dianggap tidak memilki resistansi dan tidak terdapat kebocoran magnetik.

Dengan kata lain transformator ideal terdiri atas dua kumparan yang bersifat

induktif murni yang dibelitkan pada inti tanpa rugi-rugi. Bila kumparan primer

transformator dihubungkan dengan sumber tegangan yang sinusoidal, maka

akan mengalirlah arus primer yang sinusoidal pula. Arus primer ini akan

menimbulkan fluksi yang sefasa dan juga berbentuk sinusoidal.

dimana:

= max sin t (5)

11
Fluks sinusoidal ini akan menghasilkan tegangan induksi e1 yang tertinggal

90 0 .

dimana:

d
e1 = N 1 (6)
dt

d ( max sin t )
e1 = N 1
dt

e1 = N 1 max cos t

Harga efektifnya:

N 12f max
E1 = = 4,44 Nf max (7)
2

Pada rangkaian sekunder, fluks bersama tadi akan menimbulkan teggangan

induksi e2 dimana:

d
e2 = N 2 (8)
dt

d ( max sin t )
e2 = N 2
dt

e2 = N 2 max cos t

12
Harga efektifnya:

N 2 2f max
E2 = = 4,44 Nf max (9)
2

2.5. Resistansi saluran.

Tiap konduktor listrik memberi perlawanan atau tahanan terhadap mengalirnya

arus listrik dan hal ini dinamakan resistansi. Resistansi R suatu saluran

konduktor dengan panjang L dan luas penampang A ditentukan oleh rumus

sebagai berikut:

l
R= ohm ( 10 )
A

Dimana :

R = Resistensi

L = Panjang konduktor

A = penampang konduktor

= Resistensi spesifik (tahanan jenis) konduktor yang tergantung

dari jenis bahan dan suhu

13
dan tahanan jenis bahan konduktor ini akan berlainan pada suhu yang berlainan

pula, hal ini dapat diwakilkan oleh persamaan:

2 = 1 [1 + (t 2 t1 )] ( 11 )

Dimana:

1 = Resistansi spesifik pada suhu t1

2 = Resistansi spesifik pada suhu t 2

= koefisien suhu material

Nilai koefisien suhu juga tidak konstan dan tergantung dari suhu awal.

Koefisien suhu itu pada t1 adalah:

0
1 = ( 12 )
1 + 0 t1

Dimana:

0 = Koefisien suhu resitansi pada 0 0 C

14
BAB III

DATA LAPANGAN LISTRIK ALIRAN ATAS

3.1. Pendahuluan

Listrik aliran atas adalah suatu jaringan DC yang terdiri dari gardu listrik dan

jaringan listrik aliran atas (saluran atas) yang dibuat sedemikian rupa sehingga

dapat digunakan untuk menyalurkan daya listrik dari sumber menuju beban yaitu

kereta rel listrik (KRL), Jaringan ini dapat pula dikatakan sebagai saluran kontak

atas untuk KRL dan pemasanganya terbatas hanya pada struktur jalur kereta yang

dilewati KRL, jaringan listrik aliran atas biasanya terdiri dari dua jalur yang

berfungsi untuk peningkatan keandalan. Dan karenanya pada listrik aliran atas

terdiri dari bermacam-macam komponen, diantaranya adalah gardu listriknya

sendiri, kawat trolly, hanger, kawat feder, dropper, kawat mesanger dan sebagianya

yang kesemuanya itu saling mendukung satu sama lainya membentuk suatu sistem

jaringan yaitu sistem jaringan listrik aliran atas. KRL mengambil daya dari listrik

aliran atas ini dengan sebuah kontak geser yang disebut pantograph. Sedangkan

kereta rel listrik adalah suatu alat transformasi darat yang berbentuk memanjang

mengunakan jalur rel sebagai alat untuk jalan dan sumber energinya menggunakan

listrik untuk menjalankan motor motor di dalam peralatan kereta sehingga kereta

bisa jalan.

15
3.2. Gardu Listrik Aliran Atas Duri dan Grogol

Karena setiap gardu listrik aliran atas antara Duri Tangerang memiliki fungsi dan

tugas yang sama, maka kita ambil contoh untuk gardu listrik aliran atas Duri dan

Grogol saja. Gardu listrik aliran atas khususnya untuk gardu Duri dan Grogol

berfungsi untuk menyuplai daya listrik yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi

kereta rel listrik. Gardu gardu ini bertugas antara lain untuk:

- Menurunkan tegangan 20 KV menjadi tegangan 1245 VAC dan kemudian

disearahkan menjadi tegangan 1750 VDC yang disalurkan melalui lisrik aliran

atas untuk menyuplai kereta rel listrik.

- Menurunkan tegangan 20 KV menjadi 6 KV yang digunakan untuk menyuplai

daya bagi peralatan control,sinyal,pintu perlintasan,dan lain lain.

3.2.1. Peralatan Listrik Yang Terdapat Pada Gardu Listrik Duri dan Grogol.

Untuk dapat mengubah tegangan AC 20 KV menjadi tegangan DC 1750 Volt,

diperlukan komponen komponen yang saling mendukung. Gardu listrik Duri dan

Grogol memiliki fungsi yang sama yaitu menyediakan suplai daya untuk kereta rel

listrik pada jalur antar Duri dan Grogol. Oleh karena fungsi kedua gardu ini sama

persis, maka semua peralatan yang digunakan juga sama.Yang berbeda hanyalah

kapasitas daya yang dibangkitkan oleh masing masing gardu yaitu 3465 KW

untuk gardu Duri dan 2425 KW untuk gardu Grogol. Peralatan peralatan yang ada

pada kedua gardu ini diantaranya adalah:

16
3.2.1.1. Trafo penurun tegangan utama

Transformator adalah suatu peralatan listrik yang dapat menaikan tegangan (step

up transformer ) dan menurunkan tegangan (step down transformer) tanpa merubah

frekuensi yang ada. Pada Gardu terdapat Trafo penurun tegangan utama.

Yang dimaksud dengan trafo penurun tegangan utama adalah trafo 3 phasa yang

terdapat pada gardu listrik aliran atas dan berfungsi untuk menurunkan tegangan

dari 20 KV AC menjadi 1245 Volt AC.

3.2.1.2. Silicon Controlled Rectifier (SCR)

SCR berfungsi untuk menyearahkan tegangan 1245 Volt AC menjadi tegangan

1750 Volt DC, sebab tegangan yang dibutuhkan untuk menyuplai daya ke KRL

adalah 1750 Volt DC. Tegangan sebenarnya yang diijinkan untuk menyuplai KRL

adalah 1200 Volt sampai 1900 Volt DC.

Menurut perhitungan secara matematis, jika gelombang tegangan 3 phasa

disearahkan dengan penyearah gelombang penuh maka tegangan out putnya adalah:

Voutput =Vinput x 1,3504

Jadi untuk tegangan input 1245 V AC,akan menghasilkan tegangan output DC

sebesar:

Voutput = Vinput x 1,3504

Voutput = 1245 V x 1,3504

Voutput = 1750 Volt DC

17
Komponen utama dari penyearah ini yaitu SCR juga mempunyai kemampuan

mengalirkan daya yaitu kapasitor SCR jika beban yang di suplai melebihi 100%

adalah:

- 100 % kontinyu

- 150 % 2 jam

- 200 % 5 menit

- 300 % 1 menit

( sumber data : PT. KAI (persero) DAOP 1 Jakarta unit listrik aliran atas remote
control Manggarai ).

Jadi sebaiknya pembebanan SCR tidak diatas 100 % dari kemampuanya

menyalurkan daya agar kontinuitas penyaluran daya tetap terjaga atau kontinyu.

3.2.1.3. Pemutus Tenaga ( PMT )

Pemutus tenaga adalah perlengkapan gardu listrik yang berfungsi untuk memutus

atau menghubungkan arus listrik tegangan tinggi atau menengah, klasifikasi

Pemutus Tegangan (PMT) dibedakan berdasarkan pemadam busur api saat PMT

memutus atau menghubungkan arus tinggi.

3.2.1.4. Pemisah ( PMS )

Pemisah adalah alat yang digunakan untuk menyatakan secara visual bahwa suatu

peralatan listrik sudah bebas dari tegangan kerja, oleh karena itu pemisah tidak

boleh dikeluarkan pada rangkaian listrik dalam keadaan berbeban untuk tujuan

tertentu, pemisah penghantar atau kabel dilengkapi pemisah tanah. Umumnya

18
antara pemisah penghantar atau kabel pemisah tanah terdapat interlock dan

terpasangnya interlock ini, kesalahan operasi dapat dihindarkan.

3.2.1.6. Panel Kontrol

Panel kontrol ini berbentuk lemari yang mana didalamnya terpasang alat-alat

kontrol operasi, meter-meter pengukuran serta relay perlindungan. Pada panel ini

operator mengamati keadaan peralatan, melakukan operasi peralatan serta

pengukuran tegangan dan arus, daya dan lain sebagainnya. Bila terjadi gangguan,

panel hubung ini membuka pemutus beban secara otomatis melalui pengaman dan

memisahkan bagian yang terganggu. Disamping itu pada panel kontrol dilengkapi

denagan sistem pentanahan dengan mengunakan kabel pentanahan jenis SEFGBY

dengan ukuran 70 mm2 dengan warna hijau. Bertujuan untuk mencegah dan

mengantisipasi terjadinya arus bocor yang diakibatkan oleh induksi dalam panel itu

sendiri.

3.2.1.7. Dissconecting Switch

Dissconecting switch berfungsi untuk memutuskan atau memisahkan hubungan

rangkaian listrik dalam keadaan tidak berbeban.

3.2.1.8. Circuit Breaker (CB)

CB berfungsi sebagai alat proteksi gangguan, baik itu gangguan beban lebih atau

gangguan hubung singkat sehingga keamanan transformator dapat terjamin.

19
3.2.1.9. Relay

Relay adalah suatu piranti baik elektronik maupun mekanik di rancang untuk

mendeteksi suatu ketidak normalan pada peralatan listrik yang bisa membahayakan

jika bahaya itu muncul maka relay secara otomatis memberikan sinyal untuk

membuka atau memutus tenaga ( CB ) atau membandingkan suatau besaran-

besaran yang diterima, misalkan arus, tegangan daya. Disamping sikring sebagai

alat yang langsung dapat mengindera dan memutus secara langsung gangguan,

maka relay pada prinsipnya hanya mengindera bentuk dan besar gangguan yang

kemudian ditransmisikan dalam bentuk yang lain untuk menggerakan peralatan

mekanisme pemutus yang bekerja atas dasar prinsip kerja hidrolis atau

elektromagnetis. Relay disini adalah pemegang kunci keberhasilan dalam

mendeteksi gangguan-gangguan atau perubahan listrik yang tidak normal.

Kondisi relay seperti ini dapat digunakan sebagai alat pengindera atau pendeteksi

dari bermacam-macam gangguan, yang dipadukan dengan peralatan mekanisme

yang lain.Relay biasanya dinamai berdasarkan tranducernya, seperti:

- Tranduser arus contoh releay arus lebih

- Tranducer tegangan contoh relay tegangan lebih.

3.2.1.10. Over Current Relay

Over Current Relay ini berfungsi untuk memproteksi peralatan peralatan yang ada

di gardu dari gangguan arus lebih akibat hubung singkat atau beban lebih.

20
3.2.1.11. Over Current Ground Relay

Over current ground relay berfungsi untuk memproteksi peralatan yang ada di gardu

dari gangguan hubung singkat ketanah.

3.2.1.12. Over Voltage Relay

Relay ini berfungsi untuk memproteksi peralatan-peralatan yang ada di gardu dari

gangguan tegangan lebih/kelebihan tegangan yang abnormal yang mungkin

disebabkan oleh aliran arus ataupun malfungsi regulator tegangan otomatis.

3.2.1.13. Under Voltage Relay

Under voltage relay berfungsi untuk memproteksi peralatan-peralatan yang ada di

gardu dari gangguan tegangan kurang.

3.2.1.14. Fault Indikator

Fault indicator ini berfungsi untuk memberitahukan kepada kita tentang kesalahan-

kesalahan yang terjadi pada sistem dan biasanya ditunjukan dengan nyala lampu

atau bunyi sirene.

3.2.1.15. Lighting Arrester

Lighting Arrester berfungsi untuk melindungi peralatan-peralatan pada gardu listirk

dari bahaya gangguan petir.

21
3.2.1.16. Trafo 3 Phasa 20/6 KV

Trafo 3 phasa 20/6 KV berfungsi menurunkan tegangan 20 KV ke 6 KV yang

digunakan sebagai sumber daya peralatan-peralatan atau instrumen tambahan

seperti untuk peraltan kontrol,sinyal, pintu perlintasan dan lain-lain.

3.2.1.17. Baterai 80 cell, 96 Volt, 60 Ah beserta peralatan pengisianya

Baterai 80 cell, 96 Volt, 60 Ah berfungsi sebagai sumber daya cadangan untuk

peralatan-peralatan vital yang tidak boleh terputus daya listriknya seperti untuk

peralatan sinyal antara stasiun. Pengukuran baterai ini dilakukan di gardu listrik.

Baterai pada gardu listrik ini digunakan untuk menjaga apabila PLN mati untuk

mensuplay daya ke sistem kontrolnya. Pengukuran baterai ini dilakukan tiap

seminggu sekali. Banyak hal yang perlu diperhitungkan dan dirawat pada baterai

( per cell baterai ), yaitu:

- Temperatur.

- Berat jenis.

- Tegangan.

- Ketinggian larutan.

3.2.1.18. Peralatan pendingin (pendinginan udara dengan blower dan


pendingin minyak )

Peralatan pendingin berfungsi untuk mendinginkan peralatan-peralatan yang ada di

gardu agar tidak terjadi Over heat sehingga dapat digunakan dalam operasi yang

panjang.

22
3.2.1.19. Bus bar

Bus bar digunakan sebagai feeder utama panel.

3.2.1.20. Dan lain-lain

(gambar single line diagramnya terdapat pada lampiran 1).

23
3.2.2. Hubung Antar Gardu Listrik

Hubungan antara gardu yang satu dengan yang lainya adalah secara parallel.

Gambar rangkaian gardu listrik aliran listrik yang bekerja secara paralel dapat

dilihat pada gambar 3.1

Gbr 3.1. Kerja Paralel Gardu Listrik Duri Kepa Grogol

24
Hal ini dibuat sedemikian rupa sehingga mempunyai beberapa keuntungan antara

lain:

- Dalam satu petak jalan disuplai oleh dua buah gardu listrik.

- Memudahkan dalam perwatan jaringan aliran atas.

- Jika terjadi kerusakan disuatu daerah atau petak jalan tertentu, tidak terlalu

berpengaruh terhadap gardu listrik disekitarnya.

- Jika terjadi kerusakan atau gangguan pada salah satu gardu maka daerah yang

disuplai oleh gardu tersebut masih mendapatkan suplai daya dari gardu lain

yang berada disebelahnya.

Besarnya kapasitas dan lokasi masing masing gardu yang ada di wilayah

Jabotabek dapat dilihat pada lampiran 2 dan 3.

3.3. Komponen Utama

Komponen utama yang dimaksud adalah kawat penghantar, kawat penghubung dan

peralatan pengaman.

3.3.1. Kawat Trolly (Trolly Wire)

Kawat trolly adalah kawat-kawat listrik yang digantung dengan ketinggian tertentu

diatas permukaan rel dan berguna untuk mengalirkan daya listrik ke beban yaitu

KRL. Jenis material kawat trolly adalah tembaga campuran dengan luas penampang

107 mm buatan Jepang dan 100 mm buatan Perancis.

Kawat trolly harus diganti jika keausan atau luas penampang kawat sudah mencapai

2/3 (dua per tiga) dari luas penampang kawat dalam keadaan baru.

25
Cara penyaluranya adalah melalui kontak geser seperti yang terlihat pada

gambar 3.2.

Gbr 3.2 cara penyaluran listrik ke beban kereta rel listrik

3.3.2 Kawat pemikul (Messanger)

Kawat pemikul adalah kawat baja pilin yang di galvanis dan berfungsi untuk

menggantung kawat trolly melalui kawat penggantung atau hanger. Kawat pemikul

mempunyai luas penampang 90 mm.

3.3.3. Kawat Fedeer

Kawat feeder digunakan untuk mengalirkan daya listrik dari output gardu kekawat

trolly melalui cabang penyulang (kawat penyulang).

3.3.4. Hanger

Hanger adalah kawat penggantung yang terbuat dari besi atau baja tahan karat atau

bahan campuran tembaga tergantung dari jenis dan bentuknya. Hanger berfungsi

untuk menggantungkan kawat trolly pada kawat pemikul.

26
3.3.5. Droper

Droper adalah alat yang digunakan untuk menggantung bagian bagian dari kawat

trolly yang tidak efektif (bagian kawat trolly yang tidak bersentuhan langsung

dengan pantograph)

3.3.6. Konektor

Konektor adakah suatu peralatan yang digunakan untuk menyambung kawat trolly

dengan kawat trolly atau antara kawat pemikul dengan kawat pemikul sehingga

sambunganya menjadi seragam.yang digunakan untuk menyambung kawat trolly.

Kawat tanah harus mempunyai kapasitas pelepasan yang besar, karena nilai puncak

ketidaknormalan tegangan dapat berkurang bilamana arus pelepasan meningkat

dan ditambahkan pula kemampuan memutuskan arus dinamik yang baik sekali.

Untuk memenuhi kebutuhan seperti itu, kawat tanah biasanya direncanakan untuk

pengaturan celah percikan api dalam seri dan elemen karakteristrik. Celah percikan

api mempunyai fungsi agar dapat mengisolasi suatu saluran udara dari bumi

dengan isolasi udara dibawah tegangan normal dan dapat dibentuk jalan kecil

konduktif melalui pelepasan percikan api terhadap ketidaknormalan tegangan.

3.3.7. Isolator

Isolator adalah berfungsi untuk memisahkan bagian yang bertegangan dengan

bagian yang tidak bertegangan.

27
3.3.8. Lighgting Arrester

Lighting arrester berfungsi untuk mengamankan peralatan dari sambaran petir.

yang ditempatkan pada sebuah tiang kendali yang terdsapat di sepanjang lintasan

kereta rel listrik, yang berfungsi untuk menangkap tegangan surja yang memasuki

saluran udara, berasal dari udara yang bermuatan listrik

3.4. Saluran Balik

Saluran balik dari listrik aliran atas menggunakan rel kereta api, dengan data teknis

sebagai berikut:

A. Track dalam kota Jakarta

Jenis rel : R3

Nomal length : 11,9 13,60 meter

Berat : 33,4 kg/meter

Penampang : 42,5 cm

B. Track Grogol Tangerang

Jenis rel : R 14

Normal length : 13,60 meter

Berat : 41,52 kg/ meter

Penampang : 53.31 cm2

(sumber data : PT KAI (persero) DAOP 1 Jakarta unit listrik aliran atas remote
control Manggarai).

28
Pada sambungan antara rel dipasang (dilas) konektor listrik yang materialnya

dibuat dari tembaga tembaga elektrolitis, tetapi hal ini sering hilang atau dicuri

orang. Untuk mengatasinya maka antara sambungan rel disambung dengan

menggunakan besi dan dipasang dengan menggunakan baut dan dipasang sekeras

mungkin.

3.5. Kontruksi Listrik Aliran Atas

Kontruksi listrik aliran atas pada dasarnya berupa tiang beton dan baja beserta

perlengkapanyaseperti batang, penggantung dan lain lain.

( terdapat pada lampiran 4,5,6,dan 7)

Tiang listrik aliran atas dapat berupa:

- Kayu, umurnya terbatas, memerlukan perawatan yang intensif dan harganya

relatif paling murah.

- Beton , umurnya cukup lama, harganya tidal mahal, perawatan sederhana.

- Baja, dapat berupa pipa atau dari profil. Harganya relatif mahal, memerlukan

peawatan intensif, cocok untuk dipasang pada tempat-tempat stasiun, dimana

tiang beton tidak dapat digunakan.

Kontruksi beton dapat diklasifikasikan menjadi :

- Berbentuk silinder.

- Berbentuk empat persegi panjang.

- Berbentuk Flens.

- Kontruksi fouting foundation.

29
Di tambahkan pula walaupun tiang baja cocok untuk pembuatan dermaga

jembatan, tiang harus dityetapkan memakai baut jangkar.

3.6. Pengamanan Pada Listrik Aliran Atas (Saluran Atas)

A. Pengaman terhadap tegangan lebih

Tegangan lebih pada konduktor terutama disebabkan oleh beberapa faktor antara

lain:

- Sambaran petir.

- Pada waktu switching (pembukaan dan penutupan saklar).

Untuk melindungi listrik aliran atas (saluran atas) terhadap petir, maka dipasang

beberapa peralatan, seperti berikut ini:

- Lighting arrester yang dipasang setiap 500 meter.

- Ground wire yang terbuat dari kawat baja telanjang dan ditanam setiap 5 tiang.

- Pemasangan tombak-tombal (lighting rod) di puncak tiang.

B. Pada Perlintasan

- Dengan Jalan Raya

Pada perlintasan dipasang bola-bola pengaman setinggi 4,5 meter untuk

mencegah agar kendaraan selain KRL tidak menyentuh kawat trolly.

- Dengan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)

Perlindungan dengan SUTT dengan cara memasang kawat silang diantara

keduanya.

- Dengan Kawat Telepon

30
Untuk mengurangi gangguan listrik aliran atas dengan kawat telepon maka

dipasang filter harmonis.

3.7. Gangguan Pada Listrik Aliran Atas

Gangguan yang tampak pada aliran atas ini adalah:

- Pantograph yang menyangkut pada aliran atas.

- Gangguan petir.

- Kehilangan daya akibat gangguan dari PLN.

- Short circuit pada KRL.

- Pencuri.

31
BAB IV
PERHITUNGAN DAN ANALISA

4.1. Umum.

Perhitungan kebutuhan kapasitas daya gardu dimaksudkan untuk mengetahui

besarnya kapasitas daya gardu yang dibutuhkan pada suatu petak jalan untuk

pengoperasian kereta rel listrik pada jalur Duri- Tangerang. Untuk menentukan

besarnya kapasitas daya gardu, ada beberapa hal yang perlu diketahui, antara lain:

- Daya yang dibutuhkan untuk mengoperasikan satu atau dua buah set kereta rel

listrik.

- Jumlah kereta rel listrik yang ada pada suatu petak jalan atau jumlah maksimal

kereta rel listrik yang beroperasi dalam satu jam (Pola operasional dari armada

kereta rel listrik).

- Jarak antara gardu yang satu dengan gardu yang lainya.

- Membuat perhitungan dari data yang tersedia.

4.2. Perhitungan kebutuhan daya untuk mengoperasikan satu


atau dua set kereta rel listrik.

Untuk menghitung kebutuhan daya gardu, langkah pertama yang harus

diketahui adalah besarnya arus yang diperlukan untuk menggerakan kereta rel

listrik pada saat beroperasi, seperti yang terlihat pada tabel 4.1.

32
Tabel 4.1. Arus Total Motor Traksi pada masing-masing KRL

Arus Arus pada kecepatan Nominal (Amp)


NO Jenis KRL (Merk) Start 20 40 60 80 100
(Amp) Km/h Km/h Km/h Km/h Km/h
1 Holec BN 400 400 800 800 800 800
2 Hitachi 400 400 800 800 800 800
3 Nippon Sharyo 400 400 800 800 800 800
4 Hibah 800 800 1600 1600 1600 1600
5 Hyundai 400 400 800 800 800 800
(Sumber data: PT. KAI (Persero) divisi angkutan perkotaan jabotabek seksi sarana.)

Sesuai dengan data yang diperoleh dari PT. KAI, lokasi gardu traksi hanya

terdapat pada beberapa tempat antara duri dan tangerang, yaitu:

1. Duri

2. Grogol

3. Bojong Indah

4. Kalideres

5. Tangerang

Adapun lokasi dari gardu diatas dapat dilihat pada lampiran 3.

Sekarang ini perusahaan kereta api hanya mengoperasikan paling banyak 2 set

kereta yang artinya terdiri 8 gerbong atau 8 Carset. arus yang dibutuhkan oleh

rangkaian kereta itu adalah 2 kali arus per set kereta rel listrik.

Besarnya arus yang dibutuhkan untuk satu set kereta adalah:

I = IMT + Iaux

dan besarnya besarnya arus yang dibutuhkan untuk dua set kereta adalah:

I = 2 x ( IMT + I aux )

33
Dimana :

I = arus total satu set kereta

IMT = arus motor traksi pada satu set kereta

Iaux = arus tambahan untuk peralatan Bantu (diasumsikan = 200 A)

Berdasarkan persamaan dan data arus total motor traksi diatas dapatlah diketahui

berapa besar arus yang dikonsumsi untuk mengoperasikan satu atau dua set

kereta. Didalam perhitungan ini dipakai arus motor traksi yang paling besar pada

masing masing kereta.dengan asumsi arus traksi terbesarnya adalah pada

kcepatan 100 km/jam

Untuk satu set kereta berdasarkan jenisnya

- Untuk jenis kereta Holec BN, Hyundai, Hitachi dan Nippon Sharyo,

konsumsi arus traksi yang sama pada saat kecepatan 100km/jam, sebesar 800

Ampere.

ITotal = ( IMT + I aux )

ITotal = ( 800 A + 200 A )

ITotal = 1000 Ampere

- Untuk jenis Hibah konsumsi arus motor traksi pada kecepatan 100 km/jam

sebesar 1600 Ampere.

ITotal = ( IMT + I aux )

ITotal = ( 1600 A + 200 A )

ITotal = 1800 Ampere

34
Untuk dua set kereta berdasarkan jenisnya

- Untuk Jenis kereta Holec BN, Hyundai, Hitachi dan Nippon Sharyo, konsumsi

arus traksi yang sama pada saat kecepatan 100km/jam sebesar 800 Ampere.

ITotal = 2 x ( IMT + I aux )

ITotal = 2 x ( 800 A + 200 A )

ITotal = 2000 Ampere

- Adapun untuk jenis Hibah konsumsi arus motor traksi pada kecepatan 100

km/jam sebesar 1600 Ampere.

ITotal = 2 x ( IMT + I aux )

ITotal = 2 x ( 1600 A + 200 A )

ITotal = 3600 Ampere

Dengan mengetahui jumlah arus terbesar yang dibutuhkan oleh kereta yang

sedang beroperasi, dapatlah diketahui kebutuhan daya untuk mengoperasikan satu

atau dua set kereta yaitu:

Untuk satu set kereta berdasarkan jenisnya

a. KRL jenis Hibah

W = Tegangan Kerja x Arus terbesar yang mungkin diserap

W = 1750 x 1600 Ampere

W = 2800000 watt

W = 2800 KW

35
b. KRL jenis Nippon Sharyo

W = Tegangan Kerja x Arus terbesar yang mungkin diserap

W = 1750 x 1000 Ampere

W = 1750000 watt

W = 1750 KW

Untuk dua set kereta berdasarkan jenisnya

a. KRL jenis Hibah

W = Tegangan Kerja x Arus terbesar yang mungkin diserap

W = 1750 x 3600 Ampere

W = 6300000 watt

W = 6300 KW

b. KRL jenis Nippon Sharyo

W = Tegangan Kerja x Arus terbesar yang mungkin diserap

W = 1750 x 2000 Ampere

W = 3500000 watt

W = 3500 KW

Untuk saat ini jalur duri tangerang hanya mengoperasikan 1 set kereta jenis

Nippon sharyo yang mempunyai konsumsi arus sebesar 2000 Ampere, maka daya

listrik yang harus disediakan oleh dua buah gardu traksi untuk menyuplai kereta

adalah:

W = Tegangan Kerja x Arus terbesar yang mungkin diserap


W = 1750 x 1000 Ampere
W = 1750000 watt
W = 1750 KW

36
Dari data - data yang diperoleh dari PT. KAI mengenai penyediaan daya listrik

out-put DC untuk setiap gardu traksi adalah seperti ditunjukan pada tabel 4.2

berikut ini:

Tabel 4.2 lokasi dan kapasitas gardu traksi

NO Lokasi Penyediaan daya listrik Out Put DC


Daya Tegangan Arus
( KW ) ( VDC ) ( Ampere)

1 Duri 3465 1500 2310

2 Grogol 2425 1750 1386

3 Bojong Indah 2285 1750 1306

4 Kali Deres 2285 1750 1306

5 Tangerang 2425 1750 1386

Sumber data: PT. KAI (persero) Divisi angkutan perkotaan jabotabek seksi sarana.)

Tabel diatas dapat digunakan untuk menentukan kapasitas daya paralel antara

dua buah gardu traksi yang menyuplai kereta rel listrik, yaitu sebagai berikut:

a. Kapasitas daya paralel antara gardu traksi Duri dan Grogol

WP = W Duri + W Bojong indah

WP = 3465 KW + 2425 KW

WP = 5890 KW

37
b. Kapasitas daya paralel antara gardu traksi Grogol dan Bojong Indah
WP = W Grogol + WBojong Indah

WP = 2425 KW + 2285 KW

WP = 4710 KW

c. Kapasitas daya parallel antara gardu taksi Bojong Indah dan Kalideres

WP = WBojong Indah + WKalideres

WP = 2285 KW + 2285 KW

WP = 4570 KW

d. Kapasitas daya parallel antara gardu taksi Kalideres dan Tangerang

WP = WKalideres + WTangerang

WP = 2285 KW + 2425 KW

WP = 4710 KW

Dari perhitungan diatas dapat disimpuklan bahwa saat ini gardu traksi yang

terpasang antara Duri-Tangerang sudah ideal untuk melayani kebutuhan daya

kereta yang beroperasi saat sekarang ini, yaitu kereta jenis Nippon sharyo yang

terdiri satu atau dua set sekaligus. Ini terbukti dari nilai kapasitas daya paralel

untuk setiap dua buah gardu traksi yang nilainya selalu lebih besar dari kapasitas

daya ideal terbesar yang dibutuhkan kereta tersebut. berdasarkan hasil perhitungan

yaitu 1750 KW Dan 3500 KW. Namun untuk kedepannya, bilamana program PT.

KA untuk mengoperasikan dua set kereta jenis hibah, yang kebutuhan dayanya

adalah sebesar 6300 KW, maka kapasitas gardu traksi antara Duri sampai dengan

Tangerang, sudah tidak ideal lagi. Dengan demikian, untuk menanggulangi

penambahan daya tersebut, disarankan untuk menambahkan kapasitas masing-

masing gardu atau dapat dilakukan dengan cara, menyisipkan gardu tambahan.

38
4.3. Perhitungan kapasitas gardu traksi ideal untuk tiap jam berdasarkan
rumus empiris.

Kapasitas Gardu Traksi ideal adalah perhitungan yang menggunakan Rumus

Empiris dalam waktu satu jam.

Y = C . D . ( 60 / H ) . N . P . ( W / 1000 ) ( 12 )

Dimana :

Y = beban lebih maksimum dalam satu jam

C = susunan Kereta

D = jangkauan beban gardu listrik (KM)

N = jumlah jalur

P = pemakain listrik oleh KRL ( 50 Wh / ton.km )

H = headway

W = berat 1 set KRL + 200 % penumpang ( 213 ton )

Keterangan : Kwh = kW.1 jam

Untuk dapat menggunakan persamaan diatas diperlukan beberapa data lapangan

seperti yang ditunjukan oleh tabel 4.3 berikut ini:

39
Tabel 4.3 jangkauan gardu traksi terhadap beban.

No Gardu Pemasok D (km) H (menit)

1 Duri Grogol 1 km 15 menit

2 Grogol Bojong Indah 6,6 km 15 menit

3 Bojong Indah Kalideres 3,8 km 15 menit

4 Kalideres - Tangerang 7,3 km 15 menit


(Sumber data: PT. KAI (persero) divisi angkutan perkotaan jabotabek seksi sarana.)

Sehingga diperoleh:

a. Kapasitas gardu traksi Duri terhadap gardu traksi Grogol dalam waktu satu

jam atau sebaliknya adalah:

Y = C . D . ( 60 / H ) . N . P . ( W / 1000 )

Y = 2 . 1. ( 60 / 15 ) . 1. 50 ( 426 / 1000 )

Y = 170 KW

b. Kapasitas gardu traksi Grogol terhadap gardu traksi Bojong indah dalam

waktu satu jam atau srbaliknya adalah:

Y = C . D . ( 60 / H ) . N . P . ( W / 1000 )

Y = 2 . 6,6 . ( 60 / 15 ) . 1 . 50 ( 426 / 1000 )

Y = 1124,64 KW

c. Kapasitas gardu traksi Bojong Indah terhadap gardu traksi Kalideres dalam

waktu satu jam atau sebaliknya adalah:

Y = C . D . ( 60 / H ) . N . P . ( W / 1000 )

Y = 2 . 3,8 . ( 60 / 15 ) . 1 . 50 ( 426 / 1000 )

Y = 647,52 KW

40
d. Kapasitas gardu traksi Kalideres terhadap gardu traksi Tangerang dalam waktu

satu jam atau sebaliknya adalah:

Y = C . D . ( 60 / H ) . N . P . ( W / 1000 )

Y = 2 . 7,3 . ( 60 / 15 ) . 1 . 50 ( 426 / 1000 )

Y = 1243,92 KW

untuk menjamin tersedianya penyaluran daya yang dibutuhkan oleh kereta setiap

jam, gardu traksi harus dapat menyediakan daya sebesar perhitungan diatas.

Seiring dengan rencana PT. KAI untuk menambah armadanya di wilayah

jabotabek ini, dan tentu saja headway dari perjalanan kereta akan menjadi singkat

lagi. Sebagai contoh headway nya harus diperkecil misalnya 10 menit atau

bahkan 5 menit.

Dengan menggunakan tabel yang sama yaitu tabel 4.3 diatas, tetapi dengan

headway yang lebih kecil yaitu 10 menit dan 5 menit, maka akan diperoleh

perhitungan sebagai berikut:

A. Headway 10 menit:

a. Kapasitas gardu traksi Duri terhadap gardu traksi Grogol dalam waktu satu

jam atau sebaliknya adalah:

Y = C . D . ( 60 / H ) . N . P . ( W / 1000 )

Y = 2 . 1 . ( 60 / 10 ) . 1 . 50 . ( 426 / 1000 )

Y = 255,6 KW

41
b. Kapasitas gardu traksi Grogol terhadap gardu traksi Bojong Indah dalam

waktu satu jam atau sebaliknya adalah:

Y = C . D . ( 60 / H ) . N . P . ( W / 1000 )

Y = 2 . 6,6 . ( 60 / 10 ) . 1 . 50 . ( 426 / 1000)

Y = 1686,96 KW

c. Kapasitas gardu traksi Bojong Indah terhadap gardu traksi Kalideres dalam

waktu satu jam atau sebaliknya adalah:

Y = C . D . ( 60 / H ) . N . P . ( W / 1000 )

Y = 2 . 3,8 . ( 60 / 10 ) . 1 . 50 . ( 426 / 1000 )

Y = 971,28 KW

d. Kapasitas gardu traksi Kalideres terhadap gardu traksi Tangerang dalam waktu

satu jam atau sebaliknya adalah:

Y = C . D . ( 60 / H ) . N . P . ( W / 1000 )

Y = 2 .7,3. ( 60 / 10 ) . 1 . 50 . ( 426 / 1000 )

Y = 1865,88 KW

B. Headway 5 menit:

a. Kapasitas gardu traksi Duri terhadap gardu traksi Grogol dalam waktu satu jam

atau sebaliknya adalah:

Y = C . D . ( 60 / H ) . N . P . ( W / 1000 )

Y = 2 . 1 . ( 60 / 5 ) . 1 . 50 . ( 426 / 1000 )

Y = 511,2 KW

42
b. Kapasitas gardu traksi Grogol terhadap gardu traksi Bojong Indah dalam waktu

satu jam atau sebaliknya adalah:

Y = C . D . ( 60 / H ) . N . P . ( W / 1000 )

Y = 2 . 6,6. ( 60 / 5 ) . 1 . 50 . ( 426 / 1000 )

Y = 3373,92 KW

c. Kapasitas gardu traksi Bojong Indah terhadap gardu traksi Kalideres dalam

waktu satu jam atau sebaliknya adalah:

Y = C . D . ( 60 / H ) . N . P . ( W / 1000 )

Y = 2 . 3,8. ( 60 / 5 ) . 1 . 50 . ( 426 / 1000 )

Y = 1942,56 KW

d. Kapasitas gardu traksi Kalideres terhadap gardu traksi Tangerang dalam waktu

satu jam atau sebaliknya adalah:

Y = C . D . ( 60 / H ) . N . P . ( W / 1000 )

Y = 2 . 7,3 . ( 60 / 5 ) . 1 . 50 . ( 426 / 1000 )

Y = 3737,76 KW

Keterangan : KG T = Kapasitas Gardu Terpasang

KGTI = Kapasitas Gardu Traksi Ideal

Dari hasil perhitungan diatas dapatlah disimpulkan bahwa,bila headway lebih

singkat, maka daya yang harus disediakan oleh gardu traksi setiap jamnya untuk

menjamin kontinuitas penyaluran daya pada kereta rel listrik menjadi lebih besar

lagi. Daya yang terpasang pada gardu-gardu dari Duri sampai Tangerang saat ini

sudah mampu untuk melayani beban kereta rel listrik yang ada dengan headway

15 menit. Untuk headway 10 menit dan 5 menit, gardu yang terpasang saat ini

43
juga masih mampu untuk memikul beban rel kereta listrik. Ini terbukti dari nilai

kapasitas daya paralel untuk setiap dua buah gardu traksi yang nilainya selalu

lebih besar dari kapasitas gardu traksi ideal untuk tiap jam. KGT > KGTI =

Memenuhi, KGT < KGTI = Tidak Memenuhi.

4.4. Perhitungan kebutuhan daya total yang diperlukan bila ada dua buah
kereta yang disuplai dari dua gardu traksi.

Daya terbesar yang dibutuhkan oleh rangkaian kereta apabila dalam waktu

bersamaan ada dua buah rangkaian kereta yang masing masing terdiri dari satu set

kereta dan dilayani oleh dua gardu traksi.

Bila hal ini terjadi maka arus total yang diserap oleh dua kereta itu adalah:

a). untuk dua buah jenis kereta yang memiliki arus berbeda

ITotal = ( IMT 1 + Iaux ) + ( IMT 2 + Iaux )

Yaitu kereta Hibah dan Hole BN, Hibah dan Hitachi, Hibah dan Nippon Sharyo,

Hibah dan Hyundai, atau dengan kata lain adalah dua buah kereta yang

44
susunannya terdiri dari satu set dan memiliki konsumsi arus yang berbeda

(masing-masing 800 dan 1600 Ampere pada kecepatan 100 km/h ) maka besarnya

arus total yang dikonsumsi oleh kedua kereta pada kecepatan 100 km/h adalah:

ITotal = ( IMT 1 + I aux 2 ) + ( IMT 2 + I aux 2 )

ITotal = ( 1600 A + 200 A ) + ( 800 A + 200 A )

ITotal = 2600 Ampere

b). untuk dua buah jenis kereta yang memiliki arus yang sama

ITotal = 2 x ( IMT + Iaux )

Misal kereta Holec BN dan Hitachi, Holec BN dan Nippon Sharyo, Holec BN

dan Hyundai atau dengan kata lain adalah dua buah kereta yang susunannya

terdiri dari satu set dan memiliki konsumsi arus yang sama (masing-masing 800

Ampere pada kecepatan 100 km/h ada pada suplai gardu traksi yang sama, maka

besarnya arus total terbesar yang dikonsumsi oleh kedua kereta pada kecepatan

100 km/jam adalah:

ITotal = 2 x ( IMT + I aux )

ITotal = 2 x ( 800 A + 200 A )

ITotal = 2000 Ampere.

Dan apabila dua buah kereta yang susunannya terdiri dari satu set adalah kereta

Hibah yang memiliki konsumsi arus (masing-masing 1600 Ampere pada

kecepatan 100 km/h ) maka besarnya arus total terbesar yang di konsumsi oleh

kedua kereta pada kecepatan 100 km/h adalah:

45
ITotal = 2 x ( IMT + I aux )

ITotal = 2 x ( 1600 A + 200 A )

ITotal = 3600 Ampere

arus terbesar yang diserap oleh kereta adalah sebesar 3600 Ampere, yaitu bila

kedua kereta yang beroperasi adalah kereta Hibah .

Dengan mengetahui jumlah arus terbesar yang kemungkinan diserap oleh kereta

yang sedang beroperasi, maka kita dapat mengetahui berapa kebutuhan daya ideal

yang harus disediakan.

Dari hasil analisa diatas, maka daya listrik yang harus disediakan oleh dua buah

gardu traksi untuk menyuplai kereta adalah:

W = Tegangan kerja x Arus terbesar yang mungkin diserap

W = 1750 volt x 3600Ampere

W = 6300 KW

Sedangkan data yang diperoleh dari PT. KAI mengenai penyediaan daya listrik

out-put DC untuk setiap gardu traksi adalah seperti ditunjukan pada tabel 4.2

46
Dari tabel 4.2 dapat ditentukan kapasitas daya paralel antara dua buah gardu traksi

untuk menyuplai kereta rel listrik, sebagai berikut:

a. Kapasitas daya paralel antara gardu traksi Duri dan Grogol

WP = W Duri + W Bojong indah

WP = 3465 KW + 2425 KW

WP = 5890 KW

b. Kapasitas daya paralel antara gardu traksi Grogol dan Bojong Indah
WP = W Grogol + WBojong Indah

WP = 2425 KW + 2285 KW

WP = 4710 KW

c. Kapasitas daya parallel antara gardu taksi Bojong Indah dan Kalideres

WP = WBojong Indah + WKalideres

WP = 2285 KW + 2285 KW

WP = 4570 KW

d. Kapasitas daya parallel antara gardu taksi Kalideres dan Tangerang

WP = WKalideres + WTangerang

WP = 2285 KW + 2425 KW

WP = 4710 KW

47
Dari perhitungan diatas disimpulkan bahwa daya yang terpasang pada gardu

traksi antara Duri sampai Tangerang tidak ideal untuk melayani kebutuhan daya.

Ini terbukti dari nilai kapasitas daya paralel untuk setiap dua buah gardu traksi

yang nilainya lebih kecil dari kapasitas daya ideal berdasarkan hasil perhitungan

yaitu 6300 KW. atau dengan kata lain gardu traksi yang terpasang antara duri

tangerang tidak lagi ideal untuk melayani kebutuhan daya.apabila yang beroperasi

adalah dua buah kereta jenis Hibbah yang terdiri dari 1 set dan berada dalam satu

petak jalan yang mempunyai kapasitas daya sebesar 6300 KW. Untuk memenuhi

kebutuhan diatas, solusi yang dapat dilakukan adalah dengan menambah kapasitas

daya masing masing gardu atau dengan membangun sebuah gardu tambahan (

gardu sisipan ).

48
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Dari perbandingan antara perhitungan kapasitas daya ideal dan perhitungan

daya total, dengan perhitungan kapasitas daya paralel untuk saat ini gardu traksi

yang terpasang pada jalur Duri Tangerang sudah ideal. Ini terbukti dari hasil

perhitungan kapasitas daya paralel yang nilainya selalu lebih besar dari hasil

perhitungan kapasitas daya ideal dan hasil perhitungan kebutuhan daya yang

diserap oleh jenis kereta yang beroperasi saat ini yaitu 1 atau 2 set kereta jenis

Nippon Sharyo sebesar 1750 KW dan 3500 KW.

2. Dan berdasarkan hasil perhitungan kapasitas gardu traksi ideal untuk melayani

hedway 15 menit, 10 menit dan 5 menit. Gardu traksi yang terpasang antara

jalur Duri Tangerang sudah ideal atau dengan kata lain gardu traksi yang

terpasang antara duri sampai tangerang sanggup memenuhi kebutuhan daya

untuk menjalankan kereta untuk headway 15, 10 dan 5 menit. ini terbukti

dengan nilai kapasitas daya paralel yang nilainya selalu lebih besar dari hasil

perhitungan kapasitas gardu traksi ideal untuk headway 15, 10 dan 5 menit.

49
3. Bilamana program PT. KA untuk mengoperasikan dua set kereta jenis hibah,

yang kebutuhan dayanya adalah sebesar 6300 KW, maka kapasitas gardu traksi

antara Duri sampai dengan Tangerang, sudah tidak ideal lagi. Dengan

demikian, untuk menanggulangi penambahan daya tersebut, disarankan untuk

menambahkan kapasitas masing- masing gardu atau dapat dilakukan dengan

cara, menyisipkan gardu tambahan. Untuk saat ini gardu traksi yang terpasang

antara Duri sampai dengan Tangerang tidak terdapat titik kritis (penambahan

daya), dimana bila jenis kereta yang beroperasi adalah Nippon Sharyo.

5.2. Saran

Seiring dengan program rencana PT. Kereta api, untuk memenuhi kebutuhan

pengguna jasa transportasi kereta rel listrik pada jalur duri-tangerang ini, maka

disarankan untuk menambahkan kapasitas masing- masing gardu atau dapat pula

dilakukan dengan cara menyisipkan gardu tambahan.

50
DAFTAR PUSTAKA

Haroen Yanuarsyah, Sistem Saluran Atas 1500 VDC , Diktat Kuliah, Penerbit

Jabotabek K.A Dan LPM ITB, 1989

Wijaya Mochtar, Dasar-dasar Mesin listrik, Jakarta, Penerbit, Djambatan, 2001

Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik Dan Elektronika Daya , Jakarta, Penerbit

Gramedia,1995

Data-data dari ERK 1.3 Tanahabang dan 1.3 B Duri mengenai Listrik Aliran Atas

Japan Railway Teknical Service, ( JARTS )

51

Anda mungkin juga menyukai