SISWA KELAS IV SDN 2 KALIBEJI TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: Rovey Widianto 1, Suripto 2, Kartika Chrysti Suryandari 3 PGSD FKIP UNS Surakarta Jl Kepodang 67 A Panjer Kebumen e-mail: roveywidianto@yahoo.com 1 Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2, 3 Dosen PGSD FKIP UNS
Abstract: The Application of Whole Language Approach in The Increasing of
Comprehension Reading Skills on 4th Grade SDN 2 Kalibeji. The purpose research to describe of whole language approach increasing reading comprehension skills in SDN 2 Kalibeji. The data taken from observers, teacher and students on 4th grade elementary school of Kalibeji 2. This research utilize Classroom Action Research (CAR). Actions observational procedure consists of planning, action, observation, and reflection. Action performing is performed in three cycles. The subjects were 4th grade in SDN 2 Kalibeji with total 38 students. The data collection technique using observation, questionnaires, interview, and test. The conclusion of this study is the application of whole language approach can increasing the comprehension reading skills on 4th grade SDN 2 Kalibeji.
Keyword: Whole Language, Reading Comprehension
Abstrak: Penerapan Pendekatan Whole Language dalam Peningkatan Keterampilan
Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Kalibeji. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan prosedur penggunaan pendekatan Whole Language yang dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman di SDN 2 Kalibeji. Penelitian ini menggunakan teknik Penelitian Tindakan Kelas. Prosedur penelitian tindakan kelas berupa perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam tiga siklus. Subjek penelitian siswa kelas IV SDN 2 Kalibeji sejumlah 38 siswa. Teknik pengumpulan datanya observasi, kuesioner, wawancara, dan tes. Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan pendekatan Whole Language dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IV SDN 2 Kalibeji.
Kata Kunci: Whole Language, Membaca Pemahaman
intelektual (Depdiknas, 2004). Sedangkan
PENDAHULUAN keterampilan membaca merupakan salah satu standar kompetensi Bahasa dan sastra Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia yang harus dicapai pada semua Indonesia di sekolah adalah agar peserta jenjang termasuk di jenjang Sekolah didik memiliki kemampuan berkomunikasi Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (MI). Melalui secara efektif dan efisien sesuai dengan keterampilan membaca tersebut diharap etika yang berlaku baik secara lisan kan siswa mampu membaca dan maupun tulis, menghargai dan bangga memahami teks bacaan dengan kecepatan menggunakan bahasa Indonesia sebagai yang memadai (Depdiknas, 2004). Tanpa bahasa persatuan dan bahasa negara, memiliki keterampilan membaca yang memahami bahasa Indonesia dan dapat memadai sejak dini anak akan mengalami menggunakannya dengan tepat dan kreatif kesulitan belajar dikemudian hari. Dengan untuk meningkatkan kemampuan terbatasnya keterampilan membaca sangat mengganggu aktivitas belajar mengajar, menerima pelajaran yang disampaikan tidak hanya pada guru sendiri tetapi juga oleh guru. pada siswa. Keterampilan membaca Berdasarkan hasil pratindakan menjadi dasar utama tidak saja bagi membaca pemahaman, rerata hasil belajar pengajaran bahasa sendiri, tetapi juga bagi masih dibawah KKM (75), dan pengajaran mata pelajaran lain. ketuntasannya hanya mencapai 39% Berdasarkan informasi yang dengan rerata nilai 73,68. Hal ini diperoleh dari guru SD Negeri 2 Kalibeji, menunjukkan bahwa keterampilan ketrampilan membaca pemahaman siswa membaca pemahaman di SDN 2 Kalibeji kelas IV masih rendah. Hal tersebut dapat masih rendah. Berdasarkan masalah dilihat dari nilai ulangan harian mata tersebut, perlu dilakukan perbaikan agar pelajaran bahasa Indonesia siswa yang pembelajaran menjadi lebih baik sehingga kebanyakan nilainya masih dibawah batas hasilnya pun dapat meningkat. Salah satu ketuntasan minimal. cara yang dapat dilakukan adalah Permasalahan rendahnya keteram- menggunakan pendekatan pembelajaran. pilan membaca para siswa disebabkan oleh Pendekatan pembelajaran yang dianggap beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut cocok adalah pendekatan whole language. antara lain: (1) penguasaan gramatika Hedgecock, Jogn & Sandra bahasa Indonesia yang kurang, (2) sikap (1994) mengemukakan bahwa pendekatan siswa terhadap bahasa Indonesia yang whole language telah diperkenalkan pada masih negatif, (3) rendahnya kemampuan tahun 1980-an dan menjadi popular pada kebahasaan para siswa, (4) kemandirian pendidikan di Amerika dan masih popular belajar siswa, (5) status sosial siswa, (6) hingga saat ini. Pada mulanya, whole penerapan pendekatan yang kurang tepat, language digunakan untuk mengajarkan (7) penekanan bahan pelajaran yang terlalu bahasa daerah, namun sejak 1990-an mulai teoritis, (8) kurangnya kegiatan praktis digunakan dalam pengajaran bahasa asing dalam meningkatkan keterampilan (Ling, 2012: 148). membaca siswa, (9) sistem penilaian yang Whole language (bahasa utuh) kurang tepat, (10) ketersediaan waktu yang adalah sebuah falsafah yang didasarkan kurang memadai dan sebagainya. pada pengetahuan tentang perkembangan Berdasarkan wawancara dengan anak. Para penganjur pendekatan ini guru kelas IV SDN 2 Kalibeji, percaya bahwa anak-anak belajar pembelajaran yang dilakukan saat ini membaca dan menulis, dan juga berbicara masih bersifat satu arah atau berpusat dan mendengarkan, melalui trial and error kepada guru dan siswa masih terlihat serta penggunaan praktis dan otentik pasif, sehingga membuat siswa kurang bahasa. Menurut pendekatan ini, alih-alih berminat terhadap pembelajaran terutama mulai dari elemen terkecil ke keseluruhan, Bahasa Indonesia dan menyebabkan belajar membaca dumulai dari keseluruhan ketrampilan membaca siswa rendah. ke bagian dan dari yang sudah sangat Permasalahan yang terjadi adalah siswa dikenal ke yang belum dikenal (Mujis dan kurang kreatif, kurang aktif, kurang Reynolds, 2008). memiliki inisiatif dan kontributif baik Komponen whole language ada secara intelektual, fisik, maupun delapan, dari kedelapan komponen emosional. Keberhasilan belajar siswa tersebut di dalam pembelajaran saling akan tercapai apabila terjadi interaksi dua berhubungan dan saling mendukung. arah antara guru dengan siswa sudah dapat Kedelapan komponen tersebut yaitu: (1) berjalan dengan baik. Oleh karena itu, reading aloud, (2) journal writing, (3) pemilihan model pembelajaran yang tepat sustained silent reading, (4) shared akan meningkatkan motivasi siswa dalam reading, (5) guided writing, (6) guided reading, (7) independent reading, dan (8) independent writing (Ian, 2010). Melalui pilan membaca pemahaman siswa kelas IV pendekatan whole language pembelajaran SDN 2 Kalibeji tahun ajaran 2012/2013? dilaksanakan secara kontekstual, logis, Penelitian ini bertujuan untuk kronologis, dan komunikatif dengan meningkatkan keterampilan membaca menggunakan setting yang nyata dan pemahaman melalui penerapan pendekatan bermakna. Dalam pendekatan ini juga whole language siswa kelas IV SDN 2 terjadi hubungan yang interaktif antara Kalibeji tahun ajaran 2012/2013. empat keterampilan berbahasa yaitu: mendengarkan, berbicara, membaca, dan METODE PENELITIAN menulis. Pada penelitian ini penerapan Penelitian ini dilaksanakan di pendekatan whole language meliputi kelas IV SDN 2 Kalibeji, Kecamatan sepuluh langkah, yaitu (1) persiapan media Sempor, Kabupaten Kebumen. Jumlah dan lokasi mengajar, guru dibantu siswa subjek penelitian ini 38 siswa yang terdiri menyiapkan lokasi belajar, (2) teknik dari 19 siswa laki-laki dan 19 siswa bercerita, guru menyampaikan materi perempuan. Waktu penelitian ini kepada siswa dengan cara bercerita, (3) dilaksanakan mulai bulan desember anak diberikan kebebasan melakukan sampai juni 2013. aktivitas, guru member kebebasan kepada Adapun alat pengumpulan data siswa untuk beraktivitas dengan arahan penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu yang tepat, (4) menggunakan multimedia, instrument tes berupa lembar soal evaluasi guru menggunakan multimedia sebagai hasil belajar siswa, sedangkan instrument alat bantu mengajar, (5) melibatkan non tes terdiri dari lembar observasi, dan berbagai indera, guru mengkondisikan kuesioner yang digunakan sebagai alat siswa untuk melibatkan berbagai indera pengumpul data terhadap pelaksanaan dalam pembelajaran, (6) proses dikaitkan pembelajaran Bahasa Indonesia membaca dengan empat keterampilan berbahasa dan pemahaman sesuai dengan RPP dan empat aspek kebahasaan, (7) multi fungsi, skenario yang telah disusun. Peneliti selama menyampaikan materi guru juga berkolaborasi dengan guru kelas dalam mengevaluasi kemampuan berbahasa menentukan tindakan sesuai dengan siswa, (8) dikaitkan dengan pengalaman/ kondisi siswa kelas IV, kemudian lingkungan, (9) evaluasi menyeluruh pelaksana tindakan dalam penelitian ini (mendengarkan/ menyimak, berbicara, adalah guru kelas. Observer dalam membaca, menulis), (10) penutup, guru penelitian ini terdiri dari tiga orang yaitu: mengakhiri pembelajaran disertai dengan peneliti, dan dua teman sejawat. Data yang pemberian tugas yang berhubungan diperoleh dalam penelitian ini dibagi dengan komponen whole language. menjadi dua yaitu data pratindakan dan Melalui pendekatan whole data tindakan yang berupa hasil observasi language pembelajaran dilaksanakan terhadap penerapan pendekatan whole secara kontekstual, logis, kronologis, dan language, proses belajar siswa, dan hasil komunikatif dengan menggunakan setting belajar. yang nyata dan bermakna. Dalam Analisis data dalam penelitian pendekatan ini juga terjadi hubungan yang ini menggunakan teknik analisis data interaktif antara empat keterampilan statistik deskriptif dan teknik analisis berbahasa yaitu: mendengarkan, berbicara, kritis. Untuk menguji dan menjaga membaca, dan menulis. keabsahan data pada penelitian ini, Berdasarkan uraian tersebut, digunakan teknik triangulasi teknik. rumusan masalah yang muncul adalah Triangulasi sumber dilakukan dengan apakah penerapan pendekatan whole mempertimbangkan data yang bersumber language dapat meningkatkan keteram- dari siswa, guru, observer dan peneliti. Sedangkan dengan triangulasi teknik Berdasarkan tabel 1 dapat dilakukan dengan mempertimbang-kan disimpulkan bahwa skor rerata penerapan teknik observasi, tes, dokumen, dan pendekatan whole language diketahui kuesioner. bahwa terdapat peningkatan dari siklus I Proses penelitian ini mengguna ke siklus II dan siklus III, yakni dari rata- kan metode Penelitian Tindakan Kelas rata nilai siklus I sebesar 2,81 menjadi (PTK) kolaboratif. Pada tahap perencanaan sebesar 2,98 pada siklus II dan menjadi ini, peneliti melakukan koordinasi dengan 3,50 pada siklus III. Skor dan persentase guru kelas untuk menentukan tindakan Skor rata-rata penerapan pendekatan whole yang akan diambil sesuai dengan kondisi language dalam pembelajaran pada siklus siswa kelas IV, menyusun RPP dan I dan siklus II mengalami peningkatan skenario pembelajaran, sosialisasi RPP dan sebesar 0,17. Sedangkan pada siklus II dan skenario pembelajaran kepada guru kelas, siklus III mengalami peningkatan sebesar mempersiapkan sarana pembelajaran dan 0,52. Skor dan persentase penerapan mempersiapkan instrumen penelitian pendekatan whole language mencapai media pembelajaran, dan sosialisasi kategori sangat baik. Hasil ini instrumen obervasi kepada observer II dan menunjukkan bahwa penerapan pendeka- III. Pada pelaksanaannya, setiap tahapan tan whole language sudah mencapai selalu berhubungan dan berkelanjutan indikator kinerja (80%), sehingga tidak dalam prosesnya, serta mengalami perlu dilakukan penelitian ke siklus perbaikan sesuai dengan hasil observasi selanjutnya. dan refleksi hingga memenuhi hasil atau Adapun hasil kuesioner aktivitas tujuan yang diharapkan. belajar siswa dalam proses pembelajaran yang meliputi indikator keaktifan, HASIL DAN PEMBAHASAN kerjasama, dan keseriusan siswa pada siklus I, II, dan siklus III dapat dilihat pada Penelitian terhadap keterampilan tabel sebagai berikut: membaca pemahaman siswa kelas IV SDN Kalibeji ini dilaksanakan dengan Tabel 2 Perbandingan Aktivitas Belajar menerapkan pendekatan whole language Siswa dalam Proses Pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah Siklus I, II, dan Siklus III penerapannya. Penelitian ini dilaksanakan Aktivitas Belajar Siswa dalam tiga siklus. Setiap sikus terdiri dari Kategori Siklus I II III dua pertemuan, dengan alokasi waktu 2x35 Rerata 2,74 3,21 3,39 Sangat Baik menit setiap pertemuan. Data rata-rata % 68,50 80,25 84,75 Sangat Baik hasil observasi yang diperoleh dari 3 observer terkait penerapan pendekatan Dari tabel 2 dapat disimpulkan whole language pada pembelajaran bahwa skor aktivitas belajar siswa dalam membaca pemahaman Bahasa Indonesia proses pembelajaran yang meliputi oleh guru pada siklus I, II, dan siklus III keaktifan, kerjasama, dan keseriusan siswa adalah sebagai berikut: pada siklus I mencapai skor 2,74 dengan persentase 68,50%, sedangkan pada diklus Tabel 1 Perbandingan Penerapan pendeka- II mencapai skor 3,21 dengan persentase tan whole language 80,25% dan pada diklus III mencapai skor Penerapan pendekatan 3,39 dengan persentase 84,75%. Skor dan whole language Kategori persentase aktivitas siswa dalam proses Siklus I II III pembelajaran mencapai kategori sangat Rerata 2,81 2,98 3,50 Sangat Baik baik. Sedangkan tingkat keterampilan % 70,25 74,50 87,50 Sangat Baik membaca siswa dalam membaca pemahaman pada penelitian ini diukur dari keberhasilan siswa dalam mengerjakan Hal ini dibuktikan dengan peningkatan soal tes keterampilan membaca pemaha- yang dialami siswa dalam membaca man yang meliputi indikator rerata kelas pemahaman, baik secara proses maupun (75) dengan persentase ketuntasan hasil belajar. (80%). Perolehan rerata nilai hasil belajar Berkaitan dengan hasil yang siswa pada pratindakan, siklus I, II, dan dicapai penelitian tindakan kelas ini, siklus III disajikan dalam tabel sebagai penelti mengajukan saran kepada: (1) berikut: Sekolah, untuk memberikan fasilitas yang dapat menunjang suksesnya proses Tabel 3 Hasil Belajar Membaca Pemaha- pembelajaran. (2) Guru, hendaknya lebih man siswa kreatif dan inovatif dalam pembelajaran Persentase (%) melalui pendekatan whole language, Tindakan Rerata Tidak khususnya pembelajaran bahasa Indonesia. Tuntas (3) Siswa, harus selalu semangat dalam Tuntas Pratindakan 73,68 39 61 belajar dan berperan aktif dalam proses Siklus I 76,46 59,50 40,50 pembelajaran, siswa juga harus taat dan Siklus II 83,82 80,50 19,50 patuh pada guru serta aktif mengerjakan Siklus III 85,79 85,50 14,50 tugas dari guru. (4) Peneliti, hasil Dari tabel 3 menunjukkan bahwa penelitian ini kiranya dapat dijadikan hasil belajar membaca pemahaman siswa sebagai referensi dalam memberikan kelas IV SD pada pratindakan sebesar informasi tentang pelaksanaan pendekatan 73,68 dengan presentase ketuntasan 39%. whole language. Setelah pembelajaran membaca pemahaman dilakukan dengan menerapkan DAFTAR PUSTAKA pendekatan whole language maka pada siklus I rata-rata nilai meningkat sebesar Daniel, M. & David, R. (2008). Effective 76,46 dengan presentase ketuntasan Teaching. Yogyakarta: Pustaka 59,50% kemudian pada siklus II rata-rata Pelajar. nilai meningkat sebesar 83,82 dengan presentase ketuntasan siswa 80,50% dan Depdiknas. (2004). Kurikulum 2004 pada siklus III meningkat sebesar 85,79 Standar Kompetensi Mata Pelajaran dengan presentase ketuntasan 85,50%. Bahasa Indonesia SD dan MI. Kegiatan pembelajaran bahasa Jakarta: Depdiknas. Indonesia membaca pemahaman dengan menerapkan pendekatan whole language Ling, P. (2012). The Whole Language telah membawa susasana baru di kelas. Theory and Its Application to the Siswa tidak hanya mendengarkan ceramah Teaching of English Reading. guru, namun aktivitas belajar siswa dalam English Language Teaching, 5 (3), proses pembelajaran meningkat, sehingga 147-152. Diperoleh 11 Januari 2013 hasil belajar siswa meningkat, dan dari keterampilan membaca pemahaman siswa http://www.ccsenet.org/journal/index semakin baik. .php/elt/article/ download/15274/10338. SIMPULAN DAN SARAN Tarigan, H.G. (2008). Membaca Sebagai Kesimpulan dari penelitian ini Suatu Keterampilan Berbahasa. adalah penerapan pendekatan whole Bandung: Angkasa language dapat meningkatkan keteram- pilan membaca pemahaman siswa kelas IV SDN 2 Kalibeji tahun ajaran 2012/2013.