Instrument Kredit
Instrument Kredit
Instrument Kredit adalah credit instrument yaitu warkat perjanjian penjaminan tertulis yang
dapat berisi kesanggupan bayar atau perintah bayar sebagai bukti pinjaman ; instrumen kredit
yang merupakan kesanggupan bayar, antara lain, ialah promes dan surat aksep; alat kredit
yang merupakan perintah bayar, antara lain, ialah cek , wesel dan L/C.
Promes adalahg surat kesanggupan membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu
sebagaimana disebutkan dalam surat promes tersebut
Wesel adalah surat perintah yang dibuat oleh kreditur ditujukan kepada debitur untuk membayar
sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu sebagaimana disebutkan dalam surat wesel tersebut.
PDF - Published
Version
362Kb
Abstract
Kartu kredit merupakan salah satu instrumen baru di dunia perdagangan yang mempunyai nilai
uang, sehingga dapat dipakai sebagai alat dalam bertransaksi. Namun Kartu kredit belum dapat
disebut sebagai surat berharga karena tidak dapat dipindah tangankan. Sebagai alat pembayaran,
perkembangan penggunaannya semakin meluas sehingga hal ini menimbulkan konsekuensi
hukum bagi pihak-pihak yang terkait dalam penggunaan kartu kredit tersebut, mengingat
peraturan hukumnya relatif masih lemah. Dalam penelitian ini, permasalahan yang diangkat yaitu,
- Bagaimana kajian hukum penggunaan Kartu Kredit sebagai alat pembayaran dalam transaksi
perdagangan. - Bagaimana mekanisme penggunaan Kartu Kredit dalam transaksi jual beli. -
Bagaimana bentuk perlindungan hukum bagi para pihak dalam penggunaan Kartu Kredit sebagai
alat pembayaran dalam transaksi perdagangan. - Bagaimana hambatan-hambatan yang dialami
para pihak dalam penggunaan Kartu Kredit serta cara mengatasinya. Metoda pendekatan yang
dipakai adalah yuridis normatif dengan spesifikasi penelitian bersifat analisis. Penelitian ini
menggunakan data sekunder sebagai bahan utama penelitian, yang diperoleh melalui dokumen-
dokumen pada bank Danamon dan BCA Semarang. Dari data yang diperoleh akan dianalisis
secara normatif kualitatif. Perkembangan kartu kredit di Indonesia dimulai sekitar tahun 1968
dengan masih menggunakan kartu terbitan luar Indonesia oleh American Express Bank, kemudian
tahun 1973 Kartu Kredit telah diterbitkan oleh Bank- Bank di Indonesia. Dalam pengertian di
Indonesia, Kartu kredit adalah suatu fasilitas kredit yang diberikan bank penerbit kepada pengguna
yang dapat digunakan untuk belanja di tempat-tempat tertentu. Hasil penelitian, kajian hukum
dalam penggunaan kartu kredit adalah setiap perjanjian yang terjadi bersifat perjanjian insidentil,
yang timbul pada saat transaksi jual beli atau pelayanan jasa. Mekanisme tiap Bank penerbit kartu
kredit selalu berbeda-beda dalam memberikan persetujuan, tetapi syarat-syarat dan prosedurnya
relatif sama. Perlindungan hukum bagi para pihak dalam menggunakan kartu kredit terjadi pada
saat penandatanganan perjanjian persetujuan kartu kredit antara penerbit dan pengguna kartu
kredit, karena secara yuridis belum ada undangundang yang mengatur secara tegas. Hambatan
yang muncul adalah, sering terjadi pemalsuan, pencurian maupun penipuan. Cara mengatasi
hambatan tersebut adalah dengan menimpan kartu rkedit di tempat yang aman, adanya tadna
tangan dan foto di panel depan kartu serta tidak dapat dipindah tangankan kepada siapapun.
Pemegang kartu kredit segera menghubungi pihak bank penerbit bila terjadi kehilangan Kartu
Kredit.
Kredit subprima
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi , cari
Kredit subprima atau dalam istilah asing disebut subprime lending, ataupun sering juga disebut
B-Paper (surat utang peringkat "B") , near-prime (mendekati prima) atau pinjaman "second
chance"(kesempatan kedua), adalah suatu istilah yang digunakan pada praktik pemberian kredit
kepada peminjam (debitur) yang tidak memenuhi persyaratan kredit untuk diberikan
pinjaman berdasarkan suku bunga pasar oleh karena debitur tersebut memiliki "catatan kredit"
yang kurang baik. Kredit subprimer ini sangat berisiko baik bagi pemberi pinjaman (kreditur)
maupun bagi peminjam (debitur) oleh karena kombinasi antara tingginya suku bunga yang
dikenakan, catatan kredit yang buruk, dan kerap kali dalam permohonan kredit ditemui pula situasi
keuangan debitur yang kurang baik.
Sebab tingginya risiko yang dihadapi pemberi pinjaman maka kredit subprima ini ditawarkan
dengan pengenaan suku bunga yang lebih tinggi daripada suku bunga kredit yang berlaku secara
umum bagi kredit dengan peringkat "A" (A-paper). Pinjaman subprima dapat ditemui pada
berbagai instrumen kredit termasuk juga pada kredit pemilikan rumah , kredit pemilikan
mobil , kartu kredit , dan lain-lain.
Pemrakarsa kredit subprima ini di Amerika sangat berperan besar dalam peningkatan kredit
kepada konsumen yang tidak memiliki akses ke pasar kredit. [1] . Namun para penentang
mengecam industri kredit subprima ini sebagai suatu praktik lintah darat yang mencari sasaran
debitur yang tidak memiliki daya untuk melunasi pinjamannya dalam jangka yang lama. Kecaman
ini meningkat sejak tahun 2006 sebagai reaksi atas meningkatnya krisis dalam industri kredit
subprima di Amerika , dimana ratusan ribu debitur telah dinyatakan gagal bayar dan beberapa
debitur subprimer besar sudah dinyatakan pailit .
Walaupun tidak ada suatu profil kredit resmi yang dapat digunakan sebagai kriteria debitur
subprima, namun kebanyakan debitur subprima ini memiliki nilai kredit [2] [3] dibawah 660.
Daftar isi
1 Sejarah
o 1.1 Kreditur subprima
o 1.2 Debitur subprima
2 Jenis kredit subprima
o 2.1 Kredit pemilikan rumah subprima
o 2.2 Kartu kredit subprima
3 Pandangan para pendukung
4 Pandangan para kritisi
5 Krisis KPR subprima di Amerika
6 Lihat pula
7 Catatan kaki
8 Pranala luar
Sejarah
Kredit subprima ini berkembang seiring dengan kenyataan atas permintaan pasar dan kebutuhan
dunia usaha. Dengan adanya kepailitan dan proposal konsumen yang dapat diperoleh secara
mudah, situasi ekonomi yang berubah-ubah secara terus menerus, maka pemberi pinjaman yang
tradisional menjadi lebih berhati-hati dan mengabaikan sejumlah konsumen yang berpotensi.
Kreditur subprima
Guna memasuki pasar kredit subprimer yang semakin besar, maka kreditur subprima mengambil
suatu risiko dengan memberikan pinjaman kepada orang-orang dengan peringkat kredit yang
rendah ini. Kreditur subprima ini menggunakan berbagai cara untuk mengurangi risiko ini yaitu
antara lain dengan mengenakan bunga yang tinggi. Pada kartu kredit subprima, nasabah juga
dapat dikenakan denda keterlambatan pembayaran yang tinggi, biaya kelebihan batas kredit, iuran
tahunan, ataupun biaya dimuka untuk kartu tersebut, nasabah juga tidak diberikan periode
"tenggang waktu tanpa denda" (grace period) untuk menunda pembayaran. Denda keterlambatan
pembayaran ini dibukukan langsung ke rekening kartu kredit subprima, yang mana seringkali
mengakibatkan terlampauinya batas kredit yang mengakibatkan timbulnya denda atas
dilampauinya batas kredit yang diberikan. Gabungan biaya ini menghasilkan penghasilan yang
besar bagi pemberi pinjaman.
Debitur subprima
Kredit subprima ini menawarkan suatu kesempatan berupa kredit bagi debitur yang dianggap tidak
layak guna mendapatkan kredit. Debitur yang menggunakan kredit ini untuk membeli rumah, atau
untuk pembayaran hutang, pembiayaan yang bersifat konsumtif seperti pembelian mobil,
pembayaran biaya hidup, mengubah model rumah, ataupun untuk pelunasan hutang kartu kredit
yang berbunga tinggi.
Pada umumnya para debitur subprima ini memiliki karakteristik risiko kredit yang merupakan
salah satu dari kejadian tersebut dibawah ini :
Dalam 12 bulan terakhir terdapat dua kali atau lebih keterlambatan pembayaran pinjaman
melebihi 30 hari, atau dalam 24 bulan terakhir terdapat satu kali atau lebih keterlambatan
pembayaran angsuran pinjaman yang melebihi 60 hari.
Adanya suatu putusan pengadilan, penyitaan, pengambil alihan jaminan, ataupun terdapat
hutang yang tidak dibayar dalam 24 bulan terakhir;
Dinyatakan pailit dalam 5 tahun terakhir;
Secara relatif termasuk dakam kriteria "kemungkinan gagal bayar" , misalnya dalam
penilaian nilai kredit berdasarkan (FICO ) 660 atau kurang (tergantung produk dan jaminan
yang diberikan)atau biro penilai kredit lainnya.
WARKAT