Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN

NERACA DAN LAPORAN ARUS KAS

Dosen : Ana Fitriana, M.Pd.

Di Susun Oleh :
Nur Ikhsan
Nanja Tia Isa Ajudo

Semester : VI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


STKIP KUMALA LAMPUNG METRO
TAHUN AKADEMIK 2017
NERACA DAN LAPORAN ARUS KAS

A. Neraca
Salah satu laporan keuangan utama yang disiapkan oleh para akuntan
adalah neraca yang menunjukkan status keuangan entitas bisnis pada waktu
tertentu. Neraca kadang-kadang disebut juga sebagai laporan posisi keuangan
yang melaporkan aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemegang saham perusahaan
bisnis pada suatu tanggal tertentu. Neraca memiliki bagian-bagian yang
seimbang. Sisi kiri memuat aktiva yang mencerminkan sumber daya yang
dimiliki perusahaan. Sedangkan sisi kanan memuat kewajiban dan ekuitas
pemilik yang mencerminkan klaim terhadap sumber daya yang dimiliki
perusahaan. Keseimbangan dari persamaan neraca atau sisi kiri dan kanan tidak
dapat diubah oleh transaksi apapun. Seorang akuntan yang menyusun sebuah
neraca yang tidak seimbang mengetahui bahwa suatu kesalahan klerikal telah
terjadi. Dengan melihat apa yang termuat dalam sisi kiri dan kanan neraca maka
neraca dapat juga membantu meramalkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian
arus kas dimasa yang akan datang.

Elemen Neraca:
1. Aktiva Lancar
Aktiva Lancar (current assets), adalah kas dan aktiva lainnya yang
diharapkan akan dapat dikonversi menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi dalam
satu tahun atau dalam satu siklus operasi, tergantung mana yang lebih lama.
Aktiva lancar disajikan dalam neraca menurut urutan likuiditas. Lima pos
penting dari aktiva lancar adalah kas (cash), investasi jangka pendek (short
term investment), piutang (account receivable), persediaan (inventory),
pembayaran dimuka (prepayment).
a. Kas (Cash), dilaporkan pada nilai ditetapkannya. Dimana kas
dilaporkan ? tergantung disposisi dari kas. Suatu kas yang
penggunaannya tidak dibatasi dilaporkan sebagai aktiva lancar, begitu
juga kas yang penggunaannya dibatasi untuk membayar kewajiban yang
segera jatuh tempo, Namun jika pembatasan tersebut terjadi karena akan
digunakan selain pelunasan hutang lancar, maka tidak boleh dilaporkan
sebagai aktiva lancar, tapi sebagai aktiva lain-lain.
b. Investasi Jangka Pendek (dalam sekuritas), dikelompokkan ke dalam
tiga portfolio yang terpisah untuk tujuan penilaian dan pelaporan.

1
Sekuritas yang dipegang-hingga jatuh tempo (held-to-maturity) dan
sekuritas yang tersedia untuk dijual (available-for-sale) dapat
diklasifikasikan sebagai aktiva lancar atau tidak lancar tergantung
kondisinya, sedang semua sekuritas diperdagangkan (trading) apakah itu
sekuritas hutang atau ekuitas diklasifikasikan sebagai aktiva lancar.
c. Piutang (Account Receivable), semua hal yang terkait dengan piutang
seperti kerugian yang diantisipasi akibat piutang tidak tertagih, jumlah
dan sifat dari piutang non dagang, serta setiap piutang yang
didiskontokan atau digadaikan sebagai jaminan harus diidentifikasi
dengan jelas.
d. Persediaan (inventory), untuk menyajikan persediaan secara tepat, dasar
penilaian yaitu mana yang terendah antara biaya dan harga pasar, serta
metode penetapan harga yaitu FIFO atau LIFO harus diungkapkan.
e. Beban Dibayar di Muka, yang termasuk dalam aktiva lancar adalah
pengeluaran yang telah dilakukan untuk manfaat yang akan diterima
dalam waktu satu tahun atau siklus operasi, tergantung mana yang lebih
panjang.

2. Aktiva Tidak Lancar


Aktiva tidak lancar adalah seluruh aktiva yang tidak diklasifikasikan
sebagai aktiva lancar. Aktiva tidak lancar disajikan dalam kelompok yang
berbeda-beda, seperti investasi jangka panjang, property, pabrik dan
peralatan, aktiva tidak berwujud, dan aktiva lainnya.
a. Investasi Jangka Panjang. Investasi yang dimiliki untuk tujuan jangka
panjang seperti untuk memperoleh penghasilan rutin laba, kendali atas
kepemilikan perusahaan dikelompokkan dalam investasi. Sekuritas
hutang atau ekuitas yang dibeli untuk tujuan investasi dan tidak untuk
dijual dalam waktu satu tahun diklasifikasikan sebagai investasi jangka
panjang.
b. Properti, Pabrik dan Peralatan (Property, Plant and Equipment / PPE),
yang berwujud dan bersifat permanen (selain tanah) digunakan dalam
operasi bisnis dimasukkan dalam kelompok Propert, Pabrik, dan
Peralatan dan disajikan pada biaya perolehan dikurangi dengan
akumulasi penyusutan. Jika nilai sekarang dari property berwujud lebih
2
kecil dari biaya perolehan yang telah dikurangi akumulasi penyusutan,
maka aktiva tersebut mengalami penurunan manfaat atau nilai
(impairment).
c. Aktiva Tidak Berwujud (Intangible Asset), merupakan asset yang tidak
memiliki substansi fisik dan biasanya mempunyai tingkat ketidakpastian
terkait dengan manfaat masa depannya. Aktiva ini merupakan hak
jangka panjang yang diperoleh perusahaan, digunakan dalam operasi
perusahaan. Aktiva tidak berwujud meliputi goodwill, hak patent, hak
cipta, waralaba (franchise), formula, merek dagang dan sebagainya.
d. Aktiva Lainnya (Other Assets) merupakan semua aktiva yang tidak
dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok sebelumnya. Bentuk aktiva ini
sangat bervariasi dalam praktek. Umumnya meliputi beban yang
ditangguhkan seperti beban pajak yang ditangguhkan yang terjadi akibat
perhitungan laba kena pajak melebihi laba yang dilaporkan pada periode
tersebut, uang muka kepada anak perusahaan dan lain-lain.

3. Kewajiban Lancar
Kewajiban Lancar (short term liabilities), atau kewajiban jangka
pendek adalah kewajiban yang diharapkan akan dibayar dengan
menggunakan aktiva lancar atau dengan menciptakan kewajiban jangka
pendek lain. Secara umum, jika suatu kewajiban diharapkan dapat dibayar
dalam waktu 12 bulan, maka diklasifikasikan sebagai hutang lancar. Hutang
yang timbul dari kegiatan operasi normal walaupun tidak dibayar dalam
waktu 12 bulan dapat diklasifikasikan sebagai lancar selama hutang tersebut
akan dibayar dalam satu siklus operasi yang mungkin lebih dari 12 bulan.
Selain hutang usaha dan pinjaman jangka pendek, kewajiban lancar juga
terdiri dari beban-beban yang masih harus dibayar.

4. Kewajiban Jangka Panjang


Kewajiban Jangka Panjang (Long Term Liabilities), merupakan
kewajiban yang diperkirakan secara memadai tidak akan dilikuidasi dalam
siklus operasi normal, melainkan akan dibayar diluar tanggal waktu tersebut.
Kewajiban jangka panjang disajikan dalam beberapa kelompok seperti,
hutang obligasi, wesel bayar, sebagian pajak penghasilan yang ditangguhkan,
3
kewajiban pensiun dan lain-lain. Secara umum kewajiban jangka panjang
terdiri dari tiga jenis yaitu :
a. Kewajiban yang berasal dari situasi pembiayaan khusus, seperti
penerbitan obligasi, kewajiban leasing jangka panjang, dan wesel bayar
jangka panjang.
b. Kewajiban yang berasal dari operasi normal perusahaan, seperti
kewajiban pensiun, kewajiban pajak penghasilan yang ditangguhkan.
c. Kewajiban yang tergantung pada terjadi tidaknya suatu kejadian di masa
depan atau disebut kewajiban bersyarat (contingent liabilities) seperti
kewajiban garansi.

5. Ekuitas Pemilik
Kelompok ekuitas pemilik (owners equity atau ekuitas pemegang
saham) adalah salah satu bagian yang paling sulit dibuat dan dipahami. Hal
ini disebabkan oleh kerumitan dari perjanjian modal saham dan berbagai
restiksi yang dikenakan atas ekuitas pemilik oleh undang-undang korporasi
negara bagian, perjanjian kewajiban, dan dewan direksi. Bagian ekuitas
pemilik biasanya dibagi kedalam tiga bagian, yaitu :
a. Modal Saham (Common Stock). Nilai pari atau ditetapkan atas saham
yang diterbitkan.
b. Modal Disetor Tambahan (Additional Paid in Capital). Kelebihan
jumlah yang dibayarkan diatas nilai pari atau ditetapkan.
c. Laba Ditahan (Retained Earning). Laba korporasi yang tidak
didistribusikan.

B. Laporan Arus Kas


Penilaian jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan
disajikan sebagai salah satu dari tiga tujuan dasar pelaporan keuangan. Neraca,
laporan laba-rugi, dan laporan ekuitas pemegang saham masing-masing
menyajikan, dalam batas-batas tertentu dan terpisah-pisah, informasi mengenai
arus kas perusahaan selama suatu periode. Namun, tidak satu pun dari ketiga
laporan ini yang menyajikan ikhtisar terinci mengenai semua arus kas masuk
dan arus kas keluar, atau sumber dan penggunaan kas selama suatu periode.
Untuk memenuhi kebutuhan, FASB mewajibkan entitas bisnis membuat laporan
arus kas.

4
Elemen Arus Kas :
Menurut Niswonger, Roilin C, Philip E (2003:145) laporan arus kas
melaporkan arus kas melalui 3 jenis aktivitas, yaitu :

1. Arus kas dari aktivitas operasi (cash flows from operating activities) adalah
arus kas dari transaksi yang mempengaruhi laba bersih. Contoh : mencakup
pembelian dan penjualan barang dagang oleh pengecer.
2. Arus kas dari aktivitas investasi (cash flows investing activities) adalah kas
dari transaksi yang mempengaruhi investasi aktiva tetap. Contoh :
penjualan dan pembelian aktiva tetap, seperti: peralatan dan bangunan.
3. Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah arus kas dari transaksi yang
mempengaruhi ekuitas dan hutang perusahaan. Contoh : penerbitan atau
penarikan ekuitas dan hutang.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, laporan arus kas melaporkan


selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut 3 jenis aktivitas, yaitu :

1. Aktivitas Operasi
Jumlah aliran arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan
indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat
menghasilkan aliran kas yang cukup untuk melunasi pinjaman,
pemeliharaan kemampuannya tersebut membayar deviden dan melakukan
investasi baru tanpa mengandalkan para sumber pendanaan dari luar.
Arus kas masuk yang berasal dari Aktivitas Operasi, misalnya :
a. Kas yang diperoleh dari penjualan barang dan jasa secara tunai.
b. Kas yang diterima dari penagihan piutang dagang dan piutang lainnya.
c. Kas yang diterima dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi
usaha.

Arus kas keluar yang berasal dari Aktivitas Operasi, misalnya :

a. Kas yang dikeluarkan untuk pajak dan biaya administrasi lainnya.


b. Pembayaran hutang-hutang jangka pendek, yang meliputi: hutang
dagang, gaji, bunga dan sebagainya.
c. Pembayaran untuk pembelian barang dan jasa.

5
d. Pengeluaran kas untuk kegiatan operasi termasuk juga untuk
pembayaran biaya gaji, upah, sewa dan biaya operasi lainnya.

2. Aktivitas Investasi
Transaksi kas yang berhubungan dengan perolehan fasilitas investasi
dan non kas lainnya yang digunakan oleh perusahaan. Arus kas masuk
terjadi jika kas yang diterima dari hasil atau pengembalian investasi yang
dilakukan sebelumnya, misalnya: dari hasil atau penjualan.
Arus kas masuk yang berasal dari Aktivitas Investasi, misalnya :
a. Penjualan aktiva tetap.
b. Penjualan surat berharga yang berupa investasi.
c. Penagihan pinjaman jangka panjang (tidak termasuk bunga jika ini
merupakan kegiatan investasi).

Arus kas keluar yang berasal dari aktivitas, misalnya :

a. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap.


b. Pembelian investasi jangka panjang.
c. Pemberian pinjaman ke pihak lain.

3. Aktivitas Pendanaan
Kegiatan pendapatan sumber dana dari pemilik dengan memberikan
prospek penghasilan dari sumber dana tersebut, meminjam dan membayar
hutang kembali, atau melakukan pinjaman jangka panjang untuk membayar
hutang tersebut.
Arus kas yang berasal dari Aktivitas Pendanaan, misalnya :
a. Penerimaan kas dan surat berharga dalam bentuk equity (sewajarnya).
b. Penerimaan dari penerbitan hutang obligasi dan hutang jangka panjang
lainnya.

Arus kas keluar yang berasal dari Aktivitas Pendanaan,misalnya :

a. Pembayaran kas kepada pemegang saham untuk menarik atau menebus


saham perusahaan.
b. Pembayaran deviden dan pembagian lainnya yang diberikan kepada
pemilik.

6
c. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lease) untuk mengurangi
saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna pembiayaan.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/7079498/Materi_Neraca_dan_Laporan_Arus_Kas
http://kodokebo.blogspot.co.id/2011/06/arus-kas.html
Munawir, S., 1983, Analisa Laporan Keuangan, Edisi 2, Yogyakarta:Liberty.

Anda mungkin juga menyukai