Anda di halaman 1dari 20

QUANTUM TEACHING DAN LEARNING

A. PENDAHULUAN
Salah satu faktor yang mepengaruhi kualitas atau mutu pendidikan
adalah kompetensi siswa. Sementara itu, kompetensi siswa
dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam diri siswa, seperti
intelegensi, minat, motivasi dan faktor lingkungan seperti guru,
kurikulum, fasilitas, dan lain-lain. Salah satu faktor yang banyak
mempengaruhi proses dan kualitas pengajaran adalah faktor dari
dalam diri siswa itu sendiri, yaitu motivasi belajar siswa, oleh karena itu
guru harus mampu menciptakan situasi yang dapat menunjang
perkembangan belajar siswa, termasuk dalam menumbuhkan motivasi
belajar siswa sehingga akan dapat meningkatkan hasil belajar.
Sekolah sebagai wahana pendidikan formal mempunyai tujuan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Oleh karena itu mempersiapkan sekolah dengan segala sarana maupun
prasarana pendidikan seperti perbaikan kurikulum, peningkatan kualitas guru dan
peningkatan pelayanan sekolah pada masyarakat merupakan pekerjaan yang utama selain
pekerjaan-pekerjaan yang lainnya. Kurikulum yang telah direvisi menyarankan agar
kegiatan pengajaran tidak hanya satu arah dari guru saja melainkan dua arah, timbal balik
antara guru dan siswa. Dalam komunikasi dua arah tersebut guru harus aktif
merencanakan, memilih, membimbing, dan menganalisa berbagai kegiatan yang
dilakukan siswa, sebaliknya siswa diharapkan untuk aktif terlebih mental maupun
emosional.
B. SEJARAH PEMBELAJARAN QUANTUM
Bobbi DePorter adalah seorang tokoh utama dibalik pembelajaran,
seorang ibu rumah tangga yang kemudian terjun di bidang bisnis
properti dan keuangan, dan setelah semua bisnisnya bangkrut akhirnya
menggeluti bidang pembelajaran. Dialah perintis, pencetus, dan
pengembang utama pembelajaran.
Semenjak tahun 1982 DePorter mematangkan dan mengembangkan
gagasan pembelajaran di Super Camp, sebuah lembaga pembelajaran
yang terletak Kirkwood Meadows, Negara Bagian California, Amerika
Serikat. Super Camp sendiri didirikan atau dilahirkan oleh learning
forum, sebuah perusahahan yang memusatkan perhatian pada hal-
ihwal pembelajaran guna pengembanga potensi diri manusia. Dengan

1
dibantu oleh teman-temannya, terutama Eric Jansen, Greg Simmons,
Mike Hernacki, Mark Reardon, dan Sarah Singer Nourie, DePorter
secara terprogram dan terencana mengujicobakan gagasan-gagasan
pembelajaran kepada para remaja di Super Camp pada awal 1980an.
Di SuperCamp inilah prinsip-prinsip dan metode-metode quantum
learning menemukan bentuknya.
Dia belajar dari Dr. Georgi Lozanov, seorang pendidik
berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang
disebutnya sebagai Suggestology atau Suggestopedia. Prinsipnya
adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi
belajar, dan setiap detail apapun dapat ,memberikan sugesti positif
ataupun negatif. Istilah lain dari suggestology adalah accelerated
learning (pemercepatan belajar).
Kemudian metode pembelajaran merambah ke berbagai tempat dan
bidang kegiatan manusia, mulai lingkungan pengasuhan di rumah
(parenting), lingkungan bisnis, lingkungan perusahaan, sampai dengan
lingkungan kelas (sekolah). Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya
pembelajaran merupakan falsafah dan metodologi pembelajaran yang
bersifat umum, tidak secara khusus diperuntukkan bagi pengajaran di
sekolah.
Quantum teaching dan learning merupakan model pembelajaran
yang sama-sama dikemas Bobbi DePorter yang diilhami dari konsep
kepramukaan, sugestopedia, dan belajar melalui berbuat. Teaching
diarahkan untuk proses pembelajaran guru saat berada di kelas,
berhadapan dengan siswa, merencanakan pembelajaran, dan
mengevaluasinya. Pola teaching terangkum dalam konsep TANDUR,
yakni Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan
Rayakan. Sementara itu, learning merupakan konsep untuk pembelajar
agar dapat menyerap fakta, konsep, prosedur, dan prinsip sebuah ilmu
dengan cara cepat, menyenangkan, dan berkesan. Jadi, teaching
diperuntukkan guru dan learning diperuntukkan siswa atau masyarakat
umum sebagai pembelajar. Sebagai guru, Ibu tentunya perlu
mendalami keduanya agar bisa menyerap konsep secara utuh dan
terintegrasi.

2
Dalam pembelajaran, guru sangat diharapkan sebagai aktor yang
mampu memainkan berbagai gaya belajar anak, mengorkestrakan
kelas, menghipnotis kelas dengan daya tarik, dan menguatkan konsep
ke dalam diri anak. Prinsipnya, bawalah dunia guru ke dunia siswa dan
ajaklah siswa ke dunia guru. Dalam teaching, tidak ada siswa yang
bodoh, yang ada adalah siswa yang belum berkembang karena titik
sentuhnya belum cocok dengan titik sentuh yang diberikan guru.
Berarti, guru perlu penyesuaian sesuai dengan kondisi siswa dengan
berpedoman pada segalanya bertujuan, segalanya berbicara,
mengalami sebelum pemberian nama, akui setiap usaha, dan rayakan.
Learning merupakan strategi belajar yang bisa digunakan oleh siapa
saja selain siswa dan guru karena memberikan gambaran untuk
mendalami apa saja dengan cara mantap dan berkesan. Caranya,
seorang pembelajar harus mengetahui terlebih dahulu gaya belajar,
gaya berpikir, dan situasi dirinya. Dengan begitu, pembelajar akan
dengan cepat mendalami sesuatu. Banyak orang yang telah
merasakan hasilnya setelah mengkaji sesuatu dengan cara learning.
Segalanya dapat dengan mudah, cepat, dan mantap dikaji dan
didalami dengan suasana yang menyenangkan.
C. PENGERTIAN QUANTUM TEACHING
Istilah kata Quantum berasal dari bahasa Latin, berarti Seberapa
banyak?, menggambarkan satuan terkecil yang bisa berarti
menyerupai partikel. Selanjutnya Kata Quantum sendiri berarti
interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Jadi Quantum
Teaching menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan cara
menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya
melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas.
Persamaan Quantum Teaching ini diibaratkan mengikuti konsep
Fisika Quantum yaitu :
E = MC2
E = Energi (antusiasme, efektivitas belajar-mengajar,semangat)
M = massa (semua individu yang terlibat, situasi, materi, fisik)
c = interaksi (hubungan yang tercipta di kelas)

3
Berdasarkan persamaan ini dapat dipahami, interaksi serta proses
pembelajaran yang tercipta akan berpengaruh besar sekali terhadap
efektivitas dan antusiasme belajar pada peserta didik.
Dengan demikian quantum teaching adalah panduan praktis dalam
mengajar yang berusaha mengakomodir setiap bakat siswa atau dapat
menjangkau setiap siswa. Metode ini sarat dengan penemuan-
penemuan terkini yang menimbulkan antusiasme siswa. Quantum
teaching menjadikan ruang-ruang kelas ibarat sebuah konser musik
yang memadukan berbagai instrumen sehingga tercipta komposisi
yang menggerakkan dari keberagaman tersebut. Sebagai guru yang
akan mempengaruhi kehidupan murid, anda seolah-olah memimpin
konser saat berada di ruang kelas.
Quantum teaching adalah pengubahan belajar yang meriah dengan
segala nuansanya. Dalam quantum teaching juga menyertakan segala
kaitan interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar.
Quantum teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan
kelas. Interaksi yang menjadikan landasan dan kerangka untuk belajar.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa quantum teaching adalah
orkrestasi atau simfoni bermacam-macam interaksi yang ada
mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi
kesuksesan siswa. Unsur tersebut terbagi menjadi dua kategori yaitu:
konteks dan isi. Konteks adalah latar belakang pengalaman guru.
Sedangkan isi adalah bagaimana tiap frase musik dimainkan
(penyajian) seperti fasilitasi dari ahli sang maestro terhadap orchestra
dan pemanfaatan dari bakat setiap pemain musik dan potensi setiap
instrumen.
Interaksi dari konteks dan isi dapat mengubah kemampuan dan
bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi
mereka sendiri dan orang lain. Jika dikaitkan dengan situasi belajar-
mengajar sekolah, unsur-unsur yang sama tersusun dengan baik yaitu
suasana, lingkungan, landasan, rancangan, penyajian, dan fasilitas.
Dengan quantum teaching guru dapat mengajar dengan
memfungsikan kedua belahan otak kiri dan otak kanan pada fungsinya
masing-masing. Penelitian di Universitas California mengungkapkan

4
bahwa masing-masing otak tersebut mengendalikan aktivitas
intelektual yang berbeda. Otak kiri menangani angka, susunan, logika,
organisasi, dan hal lain yang memerlukan pemikiran rasional,
beralasan dengan pertimbangan yang deduktif dan analitis. Bagian
otak ini yang digunakan berpikir mengenai hal-hal yang bersifat
matematis dan ilmiah. Kita dapat memfokuskan diri pada garis dan
rumus, dengan mengabaikan kepelikan tentang warna dan irama.
Otak kanan mengurusi masalah pemikiran yang abstrak dengan
penuh imajinasi. Misalnya warna, ritme, musik, dan proses pemikiran
lain yang memerlukan kreativitas, orisinalitas, daya cipta dan bakat
artistik. Pemikiran otak kanan lebih santai, kurang terikat oleh
parameter ilmiah dan matematis. Kita dapat melibatkan diri dengan
segala rupa dan bentuk, warna-warni dan kelembutan, dan
mengabaikan segala ukuran dan dimensi yang mengikat.
D. ASAS UTAMA PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING
Menurut De Porter dalam Ary Nilandari quantum teaching bersandar
pada konsep Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan
Dunia Kita ke Dunia Mereka. Ini adalah Asas Utama sebagai alasan
dasar di balik strategi, model, dan keyakinan quantum teaching.
Maksudnya bahwa langkah awal yang harus dilakukan dalam
pengajaran yaitu mencoba memasuki dunia yang dialami oleh peserta,
seorang guru harus membuat jembatan autentik memasuki kehidupan
murid. Cara yang dilakukan seorang pendidik meliputi untuk apa
mengajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran atau perasaan yang
diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, musik, seni, rekreasi atau
akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, bawalah mereka ke
dunia kita sehingga siswa dapat membawa apa yang dipelajari ke
dalam dunianya dan menerapkannya pada situasi baru. Dunia kita
diperluas mencakup tidak hanya para siswa, tetapi juga guru. Dalam
konteks inilah materi pelajaran dibeberkan berupa kosa kata baru,
model mental, rumus, dan lain-lain.
E. PARADIGMA BELAJAR MODEL QUANTUM LEARNING
Dalam belajar model quantum learning agar dapat berjalan dengan
benar ini paradigma yang harus dianut oleh siswa dan guru adalah
sebagai berikut :

5
a. Setiap orang adalah guru dan sekaligus murid sehingga bisa saling
berfungsi sebagai fasilitator.
b. Bagi kebanyakan orang belajar akan sangat efektif jika dilakukan
dalam suasana yang menyenangkan, lingkungan dan suasana yang
tidak terlalu formal, penataan duduk setengah melingkar tanpa
meja, penataan sinar atau cahaya yang baik sehingga peserta
merasa santai dan nyaman.
c. Setiap orang mempunyai gaya belajar, bekerja dan berpikir yang
unik dan berbeda yang merupakan pembawaan alamiah sehingga
kita tidak perlu merubahnya dengan demikian perasaan nyaman
dan positif akan terbentuk dalam menerima informasi atau materi
yang diberikan oleh fasilitator.
d. Modul pelajaran tidak harus rumit tapi harus dapat disajikan dalam
bentuk sederhana dan lebih banyak kesuatu kasus nyata atau
aplikasi langsung.
F. PRINSIP-PRINSIP QUANTUM TEACHING
Secara umum, quantum teaching (pembelajaran kuantum)
mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a. Berpangkal pada psikologi kognitif. Bukan fisika kuantum meskipun
serba sedikit istilah dan konsep kuantum dipakai.
b. Bersifat humanistik, manusia selaku pembelajar menjadi pusat
perhatian. Potensi diri, kemampuan pikiran, daya motivasi dan
sebagainya dari pembelajar dapat berkembang secara optimal
dengan meniadakan hukuman dan hadiah karena semua usaha
yang dilakukan pembelajar dihargai. Kesalahan sebagai manusiawi.
c. Bersifat konstruktivistis, artinya memadukan, menyinergikan, dan
mengolaborasikan faktor potensi diri manusia selaku pembelajar
dengan lingkungan (fisik dan mental) sebagai konteks
pembelajaran. Oleh karena itu, baik lingkungan maupun
kemampuan pikiran atau potensi diri manusia harus diperlakukan
sama dan memperoleh stimulant yang seimbang agar pembelajaran
berhasil baik.
d. Memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna.
Dalam proses pembelajaran dipandang sebagai penciptaan intekasi-
interaksi bermutu dan bermakna yang dapat mengubah energi
kemampuan pikiran yang dapat mengubah energi kemampuan

6
pikiran dan bakat alamiah pembelajar menjadi cahaya yang
bermanfaat bagi keberhasilan pembelajar.
e. Menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf
keberhasilan tinggi. Dalam prosesnya menyingkirkan hambatan dan
halangan sehingga menimbulkan hal-hal yang seperti: suasana yang
menyengkan, lingkungan yang nyaman, penataan tempat duduk
yang rileks, dan lain-lain.
f. Menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran.
Dengan kealamiahan dan kewajaran menimbulkan suasana nyaman,
segar sehat, rileks, santai, dan menyenangkan serta tidak
membosankan.
g. Menekankan kebermaknaan dan dan kebermutuan proses
pembelajaran. Dengan kebermaknaan dan kebermutuan akan
menghadirkan pengalaman yang dapat dimengerti dan berarti bagi
pembelajar, terutama pengalaman perlu diakomodasi secara
memadai.
h. Memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran.
Konteks pembelajaran meliputi suasana yang memberdayakan,
landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung, dan rancangan
yang dinamis. Sedangkan isi pembelajaran meliputi: penyajian yang
prima, pemfasilitasan yang fleksibel, keterampilan belajar untuk
belajar dan keterampilan hidup.
i. Menyeimbangkan keterampilan akademis, keterampilan hidup dan
prestasi material. Menanamkan nilai dan keyakinan yang positif
dalam diri pembelajar. Ini mengandung arti bahwa suatu kesalahan
tidak dianggapnya suatu kegagalan atau akhir dari segalanya.
Dalam proses pembelajarannya dikembangkan nilai dan keyakinan
bahwa hukuman dan hadiah tidak diperlukan karena setiap usaha
harus diakui dan dihargai.
j. Mengutamakan keberagaman dan kebebasan sebagai kunci
interaksi. Dalam prosesnya adanya pengakuan keragaman gaya
belajar siswa dan pembelajar.
k. Mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses
pembelajaran, sehinga pembelajaran bisa berlangsung nyaman dan
hasilnya lebih optimal.

7
Namun setidaknya ada tiga macam prinsip utama yang membangun
sosok pembelajaran . Ketiga prinsip utama yang dimaksud sebagai
berikut :
a. Prinsip utama pembelajaran berbunyi: Bawalah Dunia Mereka
(Pembelajar) ke dalam Dunia Kita (Pengajar), dan Antarkan Dunia
Kita (Pengajar) ke dalam Dunia Mereka (Pembelajar). Setiap bentuk
interaksi dengan pembelajar, setiap rancangan kurikulum, dan
setiap metode pembelajaran harus dibangun di atas prinsip utama
tersebut. Prinsip tersebut menuntut pengajar untuk memasuki
dunia pembelajar sebagai langkah pertama pembelajaran selain
juga mengharuskan pengajar untuk membangun jembatan otentik
memasuki kehidupan pembelajar. Untuk itu, pengajar dapat
memanfaatkan pengalaman-pengalaman yang dimiliki pembelajar
sebagai titik tolaknya. Dengan jalan ini pengajar akan mudah
membelajarkan pembelajar baik dalam bentuk memimpin,
mendampingi, dan memudahkan pembelajar menuju kesadaran
dan ilmu yang lebih luas. Jika hal tersebut dapat dilaksanakan,
maka baik pembelajar maupun pembelajar akan memperoleh
pemahaman baru. Di samping berarti dunia pembelajar diperluas,
hal ini juga berarti dunia pengajar diperluas. Di sinilah Dunia Kita
menjadi dunia bersama pengajar dan pembelajar. Inilah dinamika
pembelajaran manusia selaku pembelajar.
b. Dalam pembelajaran juga berlaku prinsip bahwa proses
pembelajaran merupakan permainan orkestra simfoni. Selain
memiliki lagu atau partitur. pemainan simfoni ini memiliki struktur
dasar chord. Struktur dasar chord ini dapat disebut prinsip-prinsip
dasar pembelajaran . Prinsip-prinsip dasar ini ada lima macam
berikut ini.
a) Ketahuilah bahwa segalanya berbicara dalam pembelajaran
quantum, segala sesuatu mulai lingkungan pembelajaran
sampai dengan bahasa tubuh pengajar, penataan ruang sampai
sikap guru, mulai kertas yang dibagikan oleh pengajar sampai
dengan rancangan pembelajaran, semuanya mengirim pesan
tentang pembelajaran.

8
b) Ketahuilah bahwa segalanya bertujuan. Semua yang terjadi
dalam proses pengubahan energi menjadi cahaya mempunyai
tujuan. Tidak ada kejadian yang tidak bertujuan. Baik pembelajar
maupun pengajar harus menyadari bahwa kejadian yang
dibuatnya selalu bertujuan.
c) Sadarilah bahwa pengalaman mendahului penamaan. Proses
pembelajaan paling baik terjadi ketika pembelajar telah
mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk
apa yang mereka pelajari. Dikatakan demikian karena otak
manusia berkembang pesat dengan adanya stimulan yang
kompleks, yang selanjutnya akan menggerakkan rasa ingin tahu.
d) Akuilah setiap usaha yang dilakukan dalam pembelajaran atau
belajar selalu mengandung risiko besar. Dikatakan demikian
karena pembelajaran berarti melangkah keluar dari kenyamanan
dan kemapanan di samping berarti membongkar pengetahuan
sebelumnya. Pada waktu pembelajar melakukan langkah keluar
ini, mereka patut memperoleh pengakuan atas kecakapan dan
kepercayaan diri mereka. Bahkan sekalipun mereka berbuat
kesalahan, perlu diberi pengakuan atas usaha yang mereka
lakukan.
e) Sadarilah bahwa sesuatu yang layak dipelajari layak pula
dirayakan segala sesuatu yang layak dipelajari oleh pembelajar
sudah pasti layak pula dirayakan keberhasilannya. Perayaaan
atas apa yang telah dipelajari dapat memberikan balikan
mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif
dengan pembelajaran.
c. Dalam pembelajaran juga berlaku prinsip bahwa pembelajaran
harus berdampak bagi terbentuknya keunggulan. Dengan kata lain,
pembelajaran perlu diartikan sebagai pembentukan keunggulan.
Oleh karena itu, keunggulan ini bahkan telah dipandang sebagai
jantung fondasi pembelajaran .
G. KERANGKA RANCANGAN BELAJAR QUANTUM TEACHING
Agar proses pembelajarn dengan model quantum teaching ini dapat
benar-benar sedinamis mungkin. Maka, perlu melalui tahap - tahapan

9
di bawah ini yang sering dikenal sebagai kerangka rancangan quantum
teaching TANDUR yaitu :
a. TUMBUHKAN. Tumbuhkan minat dengan memuaskan Apakah
Manfaat Bagiku (AMBAK), dan manfaatkan kehidupan pelajar.
Stategi untuk melaksanakan Tumbuhkan tidak harus dengan tanya
jawab, menuliskan tujuan pembelajaran dipapan tulis, melainkan
dapat pula dengan penyajian gambar/media yang menarik atau
lucu, isu mutakhir, atau cerita pendek tentang pengalaman
seseorang.
b. ALAMI. Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat
dimengerti semua pelajar. Konsep Alami mengandung pengertian
bahwa dalam pembelajaran guru harus memberi pengalaman dan
manfaat terhadap pengetahuan yang dibangun siswa sehingga
menimbulkan hasrat alami otak untuk menjelajah.
c. NAMAI. Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi sebuah
masukan. Dalam memahami konsep Namai yaitu perbedaan apa
yang perlu dibuat dalam belajar? Apa yang harus guru tambahkan
pada pengertian siswa? Strategi, kiat jitu, alat berpikir apa yang
digunakan untuk siswa ketahui atau siswa gunakan? Strategi
implementasi konsep Namai dapat menggunaka gambar susunan
gambar, warna, alat Bantu, kertas tulis dan poster di dinding atau
yang lainnya.
d. DEMONSTRASIKAN. Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk
menunjukkan bahwa mereka tahu. Hal ini sekaligus memberi
kesempatan siswa untuk menunjukkan tingkat pemahaman
terhadap materi yang dipelajari.
e. ULANGI. Tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi dan
menegaskan , Aku tahu dan memang tahu ini.
f. RAYAKAN. Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan
pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan. Dengan maksud
memberikan rasa rampung, untuk menghormati usaha, ketekunan,
dan kesusksesan yang akhirnya memberikan rasa kepuasan dan
kegembiraan. Dengan kondisi akhir siswa yang senang maka akan
menimbulkan kegairahan siswa dalam belajar lehi lanjut.
H. LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING

10
Langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam pembelajaran melalui
konsep quantum learning adalah dengan cara:
1. Kekuatan Ambak.
Ambak adalah motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental
antara manfaat dan akibat-akibat suatu keputusan. Motivasi sangat
diperlukan dalam belajar karena dengan adanya motivasi maka
keinginan untuk belajar akan selalu ada. Pada langkah ini siswa
akan diberi motivasi oleh guru agar siswa dapat mengidentifikasi
dan mengetahui manfaat atau makna dari setiap pengalaman atau
peristiwa yang dilaluinya dalam hal ini adalah proses belajar.
2. Penataan lingkungan belajar.
Dalam proses belajar dan mengajar diperlukan penataan lingkungan
yang dapat membuat siswa merasa aman dan nyaman, dengan
perasaan aman dan nyaman ini akan menumbuhlkan konsentrasi
belajar siswa yang baik. Dengan penataan lingkungan belajar yang
tepat juga dapat mencegah kebosanan dalam diri siswa.
3. Memupuk sikap juara
Memupuk sikap juara perlu dilakukan untuk lebih memacu dalam
belajar siswa, seorang guru hendaknya jangan segan-segan untuk
memberikan pujian atau hadiah pada siswa yang telah berhasil
dalam belajarnya, tetapi jangan pula mencemooh siswa yang belum
mampu menguasai materi. Dengan memupuk sikap juara ini siswa
akan merasa lebih dihargai.
4. Bebaskan gaya belajarnya.
Ada berbagai macam gaya belajar yang dipunyai oleh siswa, gaya
belajar tersebut yaitu: visual, auditorial dan kinestetik. Dalam
quantum Learning guru hendaknya memberikan kebebasan dalam
belajar pada siswanya dan janganlah terpaku pada satu gaya belajar
saja.

5. Membiasakan mencatat
Belajar akan benar-benar dipahami sebagai aktivitas kreasi ketika
siswa tidak hanya bisa menerima, melainkan bisa mengungkapkan
kembali apa yang didapatkan menggunakan bahasa hidup dengan
cara dan ungkapan sesuai gaya belajar siswa itu sendiri. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan memberikan simbol-simbol atau

11
gambar yang mudah dimengerti oleh siswa itu sendiri, simbol-
simbol tersebut dapat berupa tulisan.
6. Membiasakan membaca
Salah satu aktivitas yang cukup penting adalah membaca. Karena
dengan membaca akan menambah perbendaharaan kata,
pemahaman, menambah wawasan dan daya ingat akan bertambah.
Seorang guru hendaknya membiasakan siswa untuk membaca, baik
buku pelajaran maupun buku-buku yang lain.
7. Jadikan anak lebih kreatif
Siswa yang kreatif adalah siswa yang ingin tahu, suka mencoba dan
senang bermain. Dengan adanya sikap kreatif yang baik siswa akan
mampu menghasilkan ide-ide yang segar dalam belajarnya.
8. Melatih kekuatan memori
Kekuatan memori sangat diperlukan dalam belajar anak, sehingga
siswa perlu dilatih untuk mendapatkan kekuatan memori yang baik.

Contoh Realisasi Pelaksanaan langkah-langkah Quantum


Learning dalam pembelajaran

Quantum Realisasi
Learning
Memberi motivasi belajar sebelum pembelajaran
dimulai. Siswa diajak untuk menghayati dan
AMBAK (Apa merenungkan manfaat dan kegunaan belajar dari
Manfaat Bagiku) pelajaran yang sudah dipelajari maupun yang akan
dipelajarinya.

Penataan Memutar musik latar saat pembelajaran


lingkungan berlangsung guna memberikan rasa santai siswa
belajar ketika mengikuti pelajaran. Memasang gambar-
gambar sesuai dengan materi yang akan dipelajari.
Membersihkan dan merapihkan tempat belajar
yaitu ruang kelas.

12
Yang dimaksud membebaskan gaya belajar disini
yaitu pembelajaran yang disajikan guru tidak hanya
terpaku pada satu gaya belajar tetapi
menggunakan beberapa gaya belajar disesuaikan
Bebaskan gaya dengan tingkat modalitas siswa yaitu modalitas
belajar visual, auditorial, dan kinestetik (VAK). Modalits
gaya belajar yang dilaksanakan hanya modalitas VA
( Visual dan Auditorial) yang dituangkan dalam
suatu media pembelajaran interaktif

Tahapan ini hanya dilaksanakan dalam pemberian


Membiasakan tugas rumah untuk membaca dan mempelajari
membaca materi yang akan dipelajari selanjutnya.

Melatih kekuatan memori ini dapat dilaksanakan


Melatih secara sepintas yaitu dengan mengerjakan soal-
kekuatan soal dari media pembelajaran yang dilaksanakan
memori secara serempak oleh siswa tanpa melihat buku.

Menyuruh siswa agar membuat ringkasan materi


yaitu dengan membuat catatan Tulis Susun (TS).
Pemilihan jenis catatan TS ini karena disesuaikan
dengan keadaan siswa agar siswa tidak terpaku
Membiasakan
pada membuat catatan ketika guru menyampaikan
mencatat
materi. Jadi pemilihan jenis catatan TS ini agar
terkesan tidak mewajibkan mencatat sehingga
siswa hanya mencatat yang menurutnya penting.

Tahapan ini terkadang tidak dilaksanakan karena


menyesuaikan dengan waktu dan materi pelajaran
Jadikan siswa
dalam penelitian ini yang kurana mendukung dalam
lebih kreatif
menumbuhkan kekreatifan siswa

Memberikan penghargaan baik berupa tepuk


tangan atau pujian maupun berupa hadiah kepada
siswa yang mampu menjawab pertanyaan dari guru
Memupuk sikap
dan siswa yang memperoleh nilai tertinggi dalam
juara
mengerjakan soal latihan yang terdapat dalam
media pembelajaran.

Adapun tahapan-tahapan dalam pembelajarannya adalah :


1. Tahap Persiapan
b. Mempersiapkan kondisi belajar siswa dengan cara mengatur
ruang kelas agar berbeda dengan kelas biasa dengan menata
kursi berbentuk huruf U untuk memudahkan siswa melakukan
kontak mata.

13
c. Menyiapkan musik yang lembut dipasang ketika siswa memasuki
kelas.
d. Menciptakan kalimat sugestif positif untuk diberikan kepada
siswa.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Presentasi materi
b. Menggunakan kehidupan sehari-hari sebagai bahan pengantar.
c. Adanya interaksi dan umpan balik antara siswa dan guru.
d. Siswa mencatat materi pelajaran.
e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif.
f. Guru dan siswa bersemangat dalam kegiatan pembelajaran.
3. Tahap Evaluasi
a. Siswa diberi latihan soal.
b. Guru memperhatikan permasalahan yang dihadapi siswa.
c. Tidak menyalahkan kesalahan kepada siswa.
d. Mengadakan penelitian melalui tes lisan dan tertulis.
I. STRATEGI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING
Quantum Learning berakar dari upaya Dr. Georgi Lozanov yang
bereksperimen dengan apa yang disebut sugestologi. Prinsipnya
adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi
belajar, dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif maupun
negative. Selain itu quantum learning mecakup aspek-aspek penting
dalam program neurolonguistik (NLP) yaitu penelitian tentang
bagaimana otak mengatus informasi.
Dengan quantum teaching kita dapat mengajar dengan
memfungsikan kedua belahan otak kiri dan otak kanan pada fungsinya
masing-masing. Penelitian di Universitas California mengungkapkan
bahwa masing-masing otak tersebut mengendalikan aktivitas
intelektual yang berbeda.
Otak kiri menangani angka, susunan, logika, organisasi, dan hal lain
yang memerlukan pemikiran rasional, beralasan dengan pertimbangan
yang deduktif dan analitis. Bagian otak ini yang digunakan berpikir
mengenai hal-hal yang bersifat matematis dan ilmiah. Kita dapat
memfokuskan diri pada garis dan rumus, dengan mengabaikan
kepelikan tentang warna dan irama.
Otak kanan mengurusi masalah pemikiran yang abstrak dengan
penuh imajinasi. Misalnya warna, ritme, musik, dan proses pemikiran
lain yang memerlukan kreativitas, orisinalitas, daya cipta dan bakat
artistik. Pemikiran otak kanan lebih santai, kurang terikat oleh

14
parameter ilmiah dan matematis. Kita dapat melibatkan diri dengan
segala rupa dan bentuk, warna-warni dan kelembutan, dan
mengabaikan segala ukuran dan dimensi yang mengikat. Otak kanan
anda, yang cenderung terganggu selama rapat, kuliah atau
semacamnya, yang merupakan penyebab mengapa anda kadang-
kadang melamun, mengantuk atau melihat pemandangan diluar ketika
anda berniat untuk konsentrasi. Memasang musik adalah cara efektif
untuk menyibukkan otak kanan anda ketika sedang beronsentrasi pada
aktivitas-aktivitas otak kiri. Jadi alasan ini yang menjadikan mengapa
musik sangat diperlukan dlam proses pembelajaran. Sehingga pada
model quantum teaching ini, musik merupakan unsur yang sangat
penting dalam upaya pencapaian tujuan belajar.
Berdasarkan karakteristik dan prinsip quantum learning, maka
proses pembelajaran dilaksanakan dengan langka-langkah sebagai
berikut :
1. Ciptakan suasana yang menggairahkan.
Untuk menciptakan suasana yang menggairahkan, disamping
menyediakan lingkungan fisik yang indah dan nyaman, perlu pula
disiapkan ligkungan psikis yang baik. Lingkungan psikis adalah
suasana yang berkaitan dengan jalinan rasa, emosional, antar
komunitas belajar yang ada di dalam kelas. Dalam hal ini perlu
dipertimbangkan :
- Perhatikan emosi peserta didik.
Danil Gaeman menilai bahwa terdapat hubungan antara
keterlibatan emosi, memori jangka panjang dan belajar. Ini
menunjukan bahwa emosi sangat meentukan, apakah materi
pembelajaran melekat pada peserta didik atau tidak. Untuk itu
pendidik harus menciptakan kesenangan dalam belajar menjalin
hubungan dan menyingkirkan hal-hal yang dianggap
mengganggu suasana.
- Ciptakan jembatan rasa.
Membangun jembatan rasa bukan perkara mudah, karena
memerlukan mat, kasih sayang dan resiko dari pihak pendidik
terlebih dahulu. Dalam hal ini pertemuan-pertemuan awal
pendidik dapat membangun jembatan rasa tersebut.

15
- Rayakan setiap keberhasilan.
Disadari atau tidak kegembiraan menjadikan belajar lebih
menyenangkan. Ketika dipandang sebagai suatu yang
menyenangkan, maka hasil belajar menaik lebih tinggi dari
biasanya. Kesenangan belajar dapat muncul ketika adanya
pengakuan darji konrunitas belajar. Artinya belajar dipandang
sebagai sesuatu yang mengalir,dinamis dan kegembiraan.
Dengan demikian salah dan benar jawaban yang diberikan
peserta didik mengerti atau belum mengerti materi-materi yang
disampaikan kepadanya, namun ia harus diberi pengakuan
secara seimbang antara positif dan negatif. Di sisi lain
kegembiraan akan muncul ketika setiap usaha selalu dirayakan.
Dalam quantum perayaan akan membangun keinginan untuk
sukses, jadi rayakan sesering mungkin. Bisa dengan tepuk
tangan, berteriak sukses, dengan jentikan jari dan sebagainya.
2. Tentukan landasan yang kukuh serta tujuan yang ingin di capai.
Langkah ini berdasarkan konsep AMBAK (apa manfaatnya bagiku).
Termasuk dalam hal ini aturan main selama pembelajaran
berlangsung. Pada konteks ini pendidik dan peserta didik harus
menetapkan peraturan dan kesepakatan yang akan dijalani
bersama.
3. Ciptakan lingkungan yang kondusif
Lingkungan belajar merupakan salah satu komponen/pembelajaran.
Hal ini berdasarkan prinsip bahwa, segalanya berbicara". Dalam
kaitannya dengan pembelajaran maka lingkungan merupakan
sesuatu yang fleksibel dan dapat diubah sesuai dengan selera
pemakainya.
Penciptaan lingkungan yang kondisional terkait dengan tiga hal :
- Perhatikan lingkungan sekeliling.
- Pergunakan media pembelajaran.
- Perhatikan pengaturan bangku di dalam kelas.
- Perhatikan unsur organik lain.
- Berikan ruangan dengan wewangan.
- Pergunakan musik.
- Komunikasi materi pembelajaran seara komunikatif.
- Memunculkan kesan. Maksudnya kesan terhadap apa yang
dipelajari.

16
- Fokus. Misalnya seorang pendidik ingin mendapatkan perhatian
peseta didik. Misalnya pendidik ingin mendapatkan perhatian
peserta didik . Ia berkata : anak-anak, coba lihat kesini !.
- Inklusif. Dalam quantum learning belajar dapat berlangsung
ketika suasana seperti suasana kerja sama, kerja tim dan
keterlibatan Untuk itu komunikasi harus mampu membangun
suasana tersebut. Misalnya, pendidik berkata: "sekarang mari
kita baca kisah ini dengan baik". Atau mungkin dengan
melakukan diskusi melalui pendekatan using multidimensional
tasks untuk menyelesakan tugas atau masalah-masalah bersama
mereka. Eli Zabeth Cohen mengatakan pendekatan ini
menekankan kepada siswa untuk dapat menyelesaikan tugas-
tugas atau masalah-masalah menarik bersama-sama atau
memberikan kontribusi sesuai dengan latar belakang, minat dan
kemampuannya.
- Spesifik. Dalam hal ini seorang pendidik diarahkan untuk
menghemat mengatakan sesuatu sejelas-jelasnya dan dengan
kata-kata sedikit mungkin. Sesuatu yang general akan
melahirkan pemahaman interpersonal. Pendidik berkata: " Kita
akan menterjemahkan ayat 20 surat al-Nisa".
- Komunikasi non verbal. Selain komunikasi verbal dalam
pembelajaran quantum juga dipergunakan komunikasi non
verbal, seperti keteladanan, pembiasaan, kontak mata, ekspresi
wajah, performance, nada suara, dan sebagainya.
J. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MODEL PEMBELAJARAN
QUANTUM
Kelebihan Model Pembelajaran Quantum :
1. Dapat membimbing peserta didik kearah berfikir yang sama dalam satu saluran
pikiran yang sama.
2. Karena quantum teaching lebih melibatkan siswa, maka saat proses pembelajaran
perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru,
sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti.
3. Karena gerakan dan proses dipertunjukan maka tidak memerlukan keterangan-
keterangan yang banyak.
4. Proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.

17
5. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan
kenyataan, dan dapat mencoba melakukannya sendiri.
6. Karena model pembelajaran quantum teaching membutuhkan kreativitas dari seorang
guru untuk merangsang keinginan bawaan siswa untuk belajar, maka secara tidak
langsung guru terbiasa untuk berfikir kreatif setiap harinya.
7. Pelajaran yang diberikan oleh guru mudah diterima atau dimengerti oleh siswa.

Kelemahan Model Pembelajaran Quantum :


1. Model ini memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping
memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu
atau jam pelajaran lain.
2. Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia
dengan baik.
3. Karena dalam metode ini ada perayaan untuk menghormati usaha seseorang siswa
baik berupa tepuk tangan, jentikan jari, nyanyian dll. Maka dapat mengganggu kelas
lain.
4. Banyak memakan waktu dalam hal persiapan.
5. Model ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang hal
itu, proses pembelajaran tidak akan efektif.
6. Agar belajar dengan model pembelajaran ini mendapatkan hal yang baik diperlukan
ketelitian dan kesabaran. Namun kadang-kadang ketelitian dan kesabaran itu
diabaikan. Sehingga apa yang diharapkan tidak tercapai sebagaimana mestinya.
K. PENUTUP
Dapat kita tarik kesimpulan dari rangkaian kata di atas bahwa
pembelajaran quantum merupakan sebuah falsafah dan metodologi
pembelajaran yang umum yang dapat diterapkan baik di dalam
lingkungan bisnis, lingkungan rumah, lingkungan perusahanan,
maupun di dalam lingkungan sekolah (pengajaran). Secara konseptual,
falsafah dan metodologi pembelajaran kuantum membawa angin segar
bagi dunia pembelajaran di Indonesia sebab karakteristik, prinsip-
prinsip, dan pandangan-pandangannya jauh lebih menyegarkan
daripada falsafah dan metodologi pembelajaran yang sudah ada (yang
dominan watak behavioristis dan rasionalisme Cartesiannya). Meskipun
demikian, secara nyata, keterandalan dan kebaikan falsafah dan
metodologi pembelajaran quantum ini masih perlu diuji dan dikaji lebih

18
lanjut. Lebih-lebih kemungkinan penerapannya dalam lingkungan
Indonesia baik lingkungan rumah, lingkungan perusahaan, lingkungan
bisnis maupun lingkungan kelas/sekolah (baca: pengajaran). Khusus
penerapannya di lingkungan kelas menuntut perubahan pola berpikir
para pelaksana pengajaran, budaya pengajaran dan pendidikan, dan
struktur organisasi sekolah dan struktur pembelajaran.Jika perubahan-
perubahan tersebut dapat dilakukan niscaya pembelajaran quantum
dapat dilaksanakan dengan hasil yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Bobbi DePoter & Mike Hernacki. 2003. Quantum Learning. Jakarta : Kaifa

Bobbi DePoter. 2000. Quantum Teaching, Mempraktekkan Quantum


Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta : Kaifa

Deepak Chopra. 2002. Quantum Healing. Bandung : Nuansa

Hamalik, O. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

http://edukasi.kompasiana.com/2011/02/17/quantum-Teaching-and-
Learning/

http://sunartombs.wordpress.com/2009/03/09/pengertian-quantum-
Learning/

Ramayulis. 2010. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta : Kalam


Mulia

19
20

Anda mungkin juga menyukai