Anda di halaman 1dari 6

Dampak pada kehamilan da persalinan

a. Penularan pada janin dapat terjadi hemalogen pada plasenta.


b. Penularan pada ja in dapat terjadi akibat perjalanan dari vagina ke janin apabila ketuban
pecah.
c. Penularan pada bayi dapat terjadi melalui kontak langsung pada waktu bayi lahir
d. Wanita dengan infeksi primer selama kehamilan akan meningkatkan resiko untuk PTD dan
BBLR bayi.
e. Bayi dari ibu dengan infeksi primer yang terjadi selama kehamilan berada pada resiko
terbesar. Potensi gejala sisa meliputi : kulit, mulut, atau mata lesi dengan potensi kerusakan
permanen pada saraf atau mata. HSV pada bayi baru lahir sering dapat menyebar ke otak dan
organ internal lainnya ( perkiraan kematian 50% ). Sekitar 50% dari korban mengalami
keterbelakangan mental, cerebral pulsy, kejang, buta atau tuli.

Pemeriksaan diagnostic
Pemeriksaan laboratorium, yaitu Anti-HSV II IgG dan Igm sangat penting untuk
mendeteksisecara dini terhadap kemungkinan terjadinya infeksi oleh HSV II dan mencegah
bahaya lebih lanjut pada bayi bila infeksi terjadi pada saat kehamilan.
Seorang bayi dianggap terinfeksi herpes jika salah satu tes berikut positif serum HSV IgM,
HSV PCR dari CSF, atau memiliki HSV setelah dilakukan culture lesi atau lainnya di permukaan
mukosa. Karena tinggi sensitifitas ( berkisar 75 % sampai 100% ), HSV PCR adalah ujian pilihan
untuk evaluasi CSF. Hal ini penting untuk dicatat bahwa PCR CSV mungkin negative 5 hari
pertama sakit. Jika HSV tetap diduga kuat, meskipun hasil negative awal, CSV PCR harus
diulang. Untuk penyakit SEM, cultur HSV dari kulit yang atau lesi mukosa adalah uji pilihan.
Baik PCR maupun culture darah memiliki sensitivitas sangat tinggi. HSV serologi mungkin
berguna, antibody IgG Ibu HSV juga dapat hadir dalam bayi.

Penatalaksanaan
2. Epidemiologi

Penyebaran HPV dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti: leak geoggrafis, genetic, status sosial
ekonomi rendah, nutria, system imun alami, banyak pasangan seks, usia, dan rokok (nikotin). Tipe
umum yang paling dijumpai justru yang paling berbahaya, yakni 16 dan 18. Tipe 16 biasa ditemukan
di wilayah Eropa, Amerika serikat, dan wilayah lainnya. Sementara tipe lebih banyak ditemukan di
Asia.

c. Etiologi

Infeksi HPV dapat terjadi saat hubungan seksual pertama, biasanya pada masa awal remaja
dan dewasa. Prevelensi tertinggi ( sekitar 20% ) ditemukan pada wanita usia kurang dari 25 tahun.
Pada wanita usia 25-55 tahun dan masih aktif berhubungan seksual beresikoterkena kanker serviks
sekitar 5-10 persen. Meski fakta memperlihatkan, terjadi pengurangan resiko infeksi HPV seiring
pertambahan usia, namun sebaliknya resiko infeksi menetap/persisten malah meningkat. Hal ini
diduga karena seiring pertambahan usia terjadi perubahan anatomi (retraksi) dan histology
(metaplasia). Selama serviks matang melebihi masa reproduksi seorang wanita, maka cervical
ectropion digantikan melalui suatu proses squamous metaplasia, untuk membagi secara bertingkat
epitel skuamosa. Epitel skuamosa bertingkat ini diperkirakan lebih protektif pada banyak orang
melawan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Selain itu, hasil imunitas dari paparan
infeksi sebelumnya, juga diduga sebagai biang dibalik penurunan insiden tersebut.

d. faktor resiko

Tidak adanya tes pap yang teratur


System imun yang lemah
Usia
Sejarah seksual
Merokok
Terlalu lama menggunakan pil pengontrol kehamilan
Mempunyai banyak anak

e.Pemeriksaan diagnostic

Jika dokter tidak menemukan adanya lesi atau kutil, tes diagnostic berikut mungkin
diperintahkan :

- Pap menguji sampelsel-sel srviks atau sel vagina dikumpulkan dan dikirimke laboratorium. Tes ini
dapat menentukan apakah sel-sel telah berubah struktur mereka (menjadi abnormal). Sel abnormal
biasanya berarti ada resiko lebih tinggi terkena kanker.
- Tes DNA tes ini mendeteksi apakah varietas HPV resiko tinggi yang hadir, orang-orang yang
berkaitan dengan resiko kanker genital. Beberapa sel dari leher rahim diambil dan dikirim
kelaboratorium untuk analisis. Sebuah studi menemukan bahwa tes DNA yang terbaik untuk
wanita diatas usia 30 tahun
- Cuka tes solusi-solusi cuka diterapkan ke daerah genital. Jika ada infeksiHPV, daerah akan
menjadi putih. Beberapa lesi datar sulit dideteksi, tes ini membantu dokter dalamnya diagnosisnya.
F Patofisiologi (lembar terlampir )

g.Manifestasi klinis

HPV bukan jenis virus baru namun, banyak orang tidak menyadarinya karena virus ini jika
menjangkiti manusia tidak menimbulkan gejala dan tidak menyebabkan masalah kesehatan yang serius
sampai infeksi virusnya menjadi parah. Setiap saat HPV dapat menginfeksi tanpa menunjukan gejala.
HPV tidak seperti virus lainnya yang menunjukan gejala fisik menurun apabila terjangkit virus ini
tetapi seseorang baik pria maupun wanita dapat terkena HPV bertahun-tahun sebelum ia
menyadarinya. Tanda-tanda terserang HPV sering hanya ditunjukan oleh tumbuhnya kutil. Kutil yang
tumbuh mungkin berwarna merah muda, putih, abu-abu ataupun coklat. Awalnya hanya berupa bintil-
bintil kecil yang kemudian bersatu membentuk kutilyang lebih besar. Semakin lama kutil dapat
menjadi semakin besar. Pertumbuhan kutil akan semakin besar dan banyak jika tumbuh dikulit lembab
akibat keberhasilan kulit kurang dijaga. Kutil-kutil ini dapat menyebabkan rasa sakit dan gatal
sehingga membuat tidak nyaman dan sering kali baru disadari keberadaannya saat jumlahnya sudah
bertambah banyak dan besar. Kutil dapat bertumbuh dengan cepat segera setelah terinfeksi atau pun
beberapa bulan bahkan beberaapa tahun setelah terinfeksi HPV, dan bahkan tidak pernah tumbuh
sampai dinyatakan kita terunfeksi HPV ( atau sampai kita menyadari bahwa kita terinfeksi HPV ).
Oleh karenanya, untuk menjaga segala sesuatu yang tidak diinginkan maka dianjurkan untuk rutin
melakukan Pap smear/tes Pap minimal setahun sekali bagi wanita diatas usia 21 tahun. Umumnya
dokter dapat menentukan apakah kita mempunyai kutil kelamin dengan melihatnya. Kadang kala alat
yang disebut anoskop dipakai untuk memeriksa daerah dubur. Jika perlu, contoh kutil dipotong dan
diperiksa dengan mikroskop. HPV yang menyebabkan kutil kelamin tidak sama dengan virus yang
menyebabkan kanker. Tetapi jika kita mempunyai kutil, maka kita mungkin terinfeksi jenis HPV lain
yang dapat menyebabkan kanker.

Gejala fisik yang terlihat pada wanita :

1. Kutil pada organ kelamin, dubur atau anus atau pada permukaan vagina.
2. Pendarahan yang tidak normal.
3. Vagina menjadi gatal, panas atau sakit.

Gejala fisik yang terlihat pada pria :

1. Kutil pada penis, anus atau skrotum


2. Kutil pada uretra (mungkin terjadi penurunan jumlah urin)

h. Penatalaksanaan medis
Pencegahan infeksi HPV kutil umum sulit untuk menghindari. Professional peraatan kesehatan
mengatakan bahwa menggigit kuku meningkatkan resik, jadi tidak menggigit mereka secara logis
mengurangi resiko. Kutil plantar, yang mempengaruhi kaki, dapat dicegah dengan menjaga kaki bersih
dan kering. Mengenakan kaus kaki bersih dan tidak berjalan di sekitar kolam renang umum dan
olahraga kamar ganti dengan kaki telanjang juga dapat membantu.
Semua ibu hamil yang mengalami kontak langsung dengan penderita hepatitis virus A
hendaknya diberi imuno globulines jumlah 0,1 cc/kg berat badan. Gamma globulin ternyata tidak
efektif untuk mencegah hepatitis virus B. Gizi ibu hamil hendaknya dipertahankan seoptimal mungkin,
karena gizi yang buruk mempermudah penularan hepatitis virus. Untuk kehamilan berikutnya
hendaknya diberi jarak sekurang-kurangnya enam bulan setelah persalinan, dengan syarat setelah 6
buln tersebut semua gejala dan pemeriksaan laboratorium telah kembali normal. Setelah persalinan,
pada penderita hendaknya tetap dilakukan pemeriksaan laboratorium dalam waktu dua bulan, empat
bulan dan enam bulan kemudian.
Kutil-kutil ini pada umumnya tumbuh dipermukaan kulit yang lembab dan di daerah sekitar
alat kelamin sehingga disebut kutil kulit dan kutilkelmin. Infeksi HPV pada alat kelamin dapat
disebarkan melalui hubungan seks, sedamgkan penularan kutil kulit pada tangan atau kaki dapat
terjadi tanpa hubungan seks (penularannya dapat melalui sentuhan atau penggunaan barang secara
bersama).
a. Wanita dengan gejala prodromal atau lesi aktif (masih dalam blister atau ulkus tahap) akan diberi
konseling untuk memiliki kelahiran sesar. Perlindungan terbesar bagi janin jika ini dilakukan
sebelum ROM lebih dari 4 jam.
b. Obat anti virus dapat memperpendek durasi serangan herpes, meringankan gejala dan mengurangi
jumlah serangan. Acyclovir oral kadang-kadang digunakan pada akhir kehamilan untuk
mengurangi kebutuhan untuk kelahiran sesar.
c. Bayi baru lahir dilakukan untuk pemeriksaan adanya herpes kongincal dan kalau perlu kultus
virus, kalau ibu aktif menderita herpes genitalis maka bayinya diberi acyclovir 3 dd 10 mg/kg B
selama 5-7 hari.

Pendidikan kesehatan
a. Mendorong wanita dengan riwayat herpes genital untuk menghindari pemicu (panas, gesekan,
hubungan, kacang, coklat, demam atau stress), terutama selama bagian akhir dari kehamilan.
b. Merekomendasikan kondom atau merekomendasikan untuk tidak hamil pada wanita hamil tanpa
HSV yang memiliki pasangan dengan HSV.
c. Mengajari mencuci tangan yang benar untuk mencegah penyebaran HSV kepada orang lain atau
ke bagian lain dari tubuh.
d. Orang dengan lesi aktif harus menghindari mencium orang lain, terutama bayi baru lahir.
e. Mendidik perempuan tentang pentingnya pelaporan gejala prodromal atau lesi ke penyedia
layanan kesehatan.

Infeksi lain
Hepatitis B (hepatitis serum) adalah penyakit virus yang ditularkan seperti penularan HIV.
Cara transmisinya meliputi jarum terkontaminasi, produk darah atau jarum bekas, hubungan seksual,
dan pertukaran cairan tubuh. Apabila terjadi infeksi maternal pada trimester pertama, jumlah neonates
yang menjadi seropositifuntuk antigen permukaan hepatitis B bias mencapai 10%. Jika ibu terinfeksi
secara akut pada trimester ketiga 80% sampai 90% neonates akan terinfeksi.
Hepatitis B (HBV) adalah penyakit virus yang serius dan mengakibatkan 4.000-5.000
kematian setiap tahun di AS karena sirosis dan kanker hati. Infeksi akut terjadi dalam 1 sampai 2
kehamilan per 1000. Memperkirakan bahwa 300 juta orang diseluruh dunia secara kronis terinfeksi
HBV.

Efek maternal
Hepatitis A:
a. Abortus penyebab gagal hati selama kehamilan
b. Demam, malaise, mual, dan rasa tidak nyaman diabdomen
c. Persalinan premature, sirosis dan kankerhati

Hepatitis B:
Ditransmisi melalui hubungan seksual, gejalanya adalah demam, ruam, artalgia, penurunan nafsu
makan, dyspepsia, nyeri abdomen, sakit diseluruh badan, malaise, lemah, ikterik, nyeri tekan dan
pembesaran hati.

Efek pada janin


Hepatitis A:
Pemaparan selama trimester pertama : anomali janin, hepatitis janin atau neonates, kelahiran
premature, kematian janin didalam rahim.

Hepatitis B:
a. Infeksi terjadi pada waktu lahir
b. Vaksinansi maternal selama masa hamil harus tidak menimbulkan resiko pada janin, namun
tidak ada data yang tersedia.
c. Bayi yang terinfeksi pada saat lahir memiliki kesempatan 90% menjadi kronis terinfekso

Pemeriksaan
a. Temuan fisik low-grade demam, mual, anoreksia, sakit kuning, hepatomegali, dan malaise.
b. Temuan diagnostic- +HbsAg, HbeAg+ ( 7-14 hari setelah paparan ).

Penatalaksanaan
a. Pada ibu-ibu hamil yang terpapar HBV harus menerima vaksin dan HBIG. Wanita hamil
yang sudah terinfeksi harus makan dengan baik, mendapatkan istrahat yang cukup,
menghindari stress dan menghindari alcohol. Alpha interferon dan lamivudine tidak
dianjurkan selama kehamilan.
b. Pada Neonatal Bayi perempuan yang terinfeksi harus menerima vaksin HBV dan HBIG.
Pendidikan kesehatan
a. Hepatitis B vaksinasi adalah pencegahan terbaik.
b. Penggunaan yang tepat dan konsisten kondomlateks dapat mencegah penularan seksual.
c. Jangan menggunakan obat-obatan IV dan jangan pernah berbagi jarum, jarum suntik, air.
d. Jangan berbagi barang pribadi yang mungkin memiliki resiko kontak dengan darah penderita
pisau cukur, sikat gigi.
e. Mempertimbangkan resiko sebelum melakukan tato atau tindik
f. Petugas kesehatan harus menggunakan BSP dan penanganan yang aman dari benda tajam.

Pengobatan infeksi hepatitis virus pada kehamlan tidak berbeda dengan wanita tidak hamil.
Penderita harus tirah baring di rumah sakit sampai gejala icterus hilang dan bilirubin dalam serum
menjadi normal. Makanan diberikan dengan sedikit mengandung lemak tetap tinggi protein dan
karbohidrat. Pemakaian obat-obatan hepatotoxic hendaknya dihindari. Kortison baru diberikan bila
terjadi penyulit. Perlu diingat pada hepatitis virus yang aktif dan cukup berat, mempunyai resiko untuk
terjadi perdarahan post-partum, karena menurunnya kadar vitamin K. janin baru lahir hendaknya tetap
diikuti sampai periode post natal dengan dilakukan pemeriksaan trans aminase serum dan pemeriksaan
hepatitis virus anti gen secara periodic. Janin baru lahir tidak perlu diberi pengobatan khusus bila tidak
mengalami penyulit-penyulit lain.

Anda mungkin juga menyukai