Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya akhirnya
kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Mikrobiologi Industri dengan membahas
PERAN MIKRO ORGANISME DALAM BIDANG INDUSTRI dalam bentuk makalah.
Industri yang dibahas di makalah ini melainkan, Industri Bioteknologi, Industri Pangan,
Industri Kimia dan Industri Farmasi. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas yang
diberikan sebagai bahan pertimbangan nilai.
Semoga makalah ini, dapat bermanfaat dan menjadi sumber pengetahuan bagi
pembaca. Dan apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan kiranya pembaca
dapat memakluminya. Akhir kata dengan kerendahan hati, kritik dan saran sangat kami
harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Sekian dan terima kasih.
Penyusun
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat menemukan dan menjelaskan potensi mikroorganisme untuk
kemudahan manusia.
2. Mahasiswa dapat menemukan dan menjelaskan produk-produk industry yang
dihasilkan dengan peran mikroorganisme
1.4
2. Vitamin
- B1 oleh Assbya gossipii
- B12 oleh Propionibacterium dan Pseudomonas
3. Enzim
Fermentasi
Terdapat beberapa kelompok bakteri yang mampu melakukan proses fermentasi dan
hal ini telah banyak diterapkan pada pengolahan berbagi jenis makanan. Bahan pangan yang
telah difermentasi pada umumnya akan memiliki masa simpan yang lebih lama, juga dapat
meningkatkan atau bahkan memberikan cita rasa baru dan unik pada makanan tersebut.
Beberapa makanan hasil fermentasi dan mikroorganisme yang berperan:
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang
lalu.Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju
yang sudah dikenal sejak abad ke-9.Bioteknologi dengan menggunakan mikroorganisme
dapat menghasilkan makanan dan minuman karena dapat tumbuh dengan cepat, mengandung
protein yang cukup tinggi dan dapat menggunakan produk-produk sisa sebagai substratnya
misalnya dari limbah dapat menghasilkan produk yang tidak toksik dan reaksi biokimianya
dapat dikontrol oleh enzim organisme itu sendiri.
Mikroorganisme dapat menjadi bahan pangan ataupun mengubah bahan pangan
menjadi bentuk lain. Proses pembuatan pangan yang dibantu oleh mikroorganisme misalnya
melalui fermentasi, seperti keju, yoghurt, dan berbagai makanan lain termasuk kecap dan
tempe. Pada masa mendatang diharapkan peranan mikroorganisme dalam penciptaan
makanan baru seperti mikroprotein dan protein sel tunggal. Mengenal sifat dan cara hidup
mikroorganisme juga akan sangat bermanfaat dalam perbaikan teknologi pembuatan
makanan.
10 | E k s p l o i t a s i P o t e n s i M i k r o o r g a n i s m e
a) Pembuatan Tape
Tape merupakan makanan hasil fermentasi yang mengandung
alkohol.Makanan ini dibuat dari beras ketan ataupun singkong dengan jamur
Endomycopsis fibuligera, Rhizopus oryzae, ataupun Saccharomyces cereviceae
sebagai ragi. Ragi tersebut tersusun oleh tepung beras, air tebu, bawang merah dan
putih, kayu manis. Sebelum membuat tape perlu diperhatikan untuk menghasilkan
kualitas yang bagus, warnanya menarik, rasanya manis dan strukturnya lembut
dengan menggunakan cara antara lain:
a. bahan dasar singkong atau beras ketan memiliki kualitas baik;
b. memperhitungkan macam dan banyak ragi yang digunakan;
c. memilih cara pemasakan bahan dasar (ditanak atau direbus);
d. memilih cara menyimpan tape (dengan plastik atau daun);
e. memperhatikan keadaan lingkungan pada saat menyimpannya.
Adakalanya pembuatan tape ketan dilanjutkan yang akhirnya akan
menghasilan brem,
baik untuk diminum atau untuk kue.
b) Pembuatan Tempe
11 | E k s p l o i t a s i P o t e n s i M i k r o o r g a n i s m e
Tempe adalah makanan yang populer di negara kita. Meskipun merupakan
makanan yang sederhana, tetapi tempe mempunyai atau mengandung sumber protein
nabati yang cukup tinggi. Tempe terbuat dari kedelai dengan bantuan jamur Rhizopus
sp. Jamur ini akan mengubah protein kompleks kacang kedelai yang sukar dicerna
menjadi protein sederhana yang mudah dicerna karena adanya perubahan-
perubahankimia pada protein, lemak, dan karbohidrat. Selama proses fermentasi
kedelai menjadi tempe, akan dihasilkan antibiotika yang akan mencegah penyakit
perut seperti diare.
c) Pembuatan Oncom
12 | E k s p l o i t a s i P o t e n s i M i k r o o r g a n i s m e
Oncom merupakan makanan yang dikenal di kawasan Jawa Barat.Oncom
terbuat dari ampas tahu, yaitu ampas kedelai dengan bantuan jamur Neurospora
sitophila. Jamur ini dapat menghasilkan zat warna merah atau oranye yang merupakan
pewarna alami. Neurospora dapat mengeluarkan enzim amilase, lipase protease yang
aktif selama proses fermentasi. Selain itu, juga dapat menguraikan bahan-bahan
dinding sel ampas kacang kedelai, singkong, atau kelapa.Fermentasi ini juga
menyebabkan terbentuknya sedikit alkohol dan berbagai ester yang beraroma sedap.
d) Pembuatan Kecap
Kecap terbuat dari kacang kedelai berwarna hitam.Untuk mempercepat
fermentasi biasanya dicampurkan sumber karbohidrat atau energi yang berbentuk
tepung beras atau nasi, sedangkan warna larutan kecap yang terjadi, tergantung pada
waktu.
Perendaman kedelai dilakukan dalam larutan garam, maka pembuatan kecap
dinamakan fermentasi garam. Fermentasi pada proses pembuatan kecap dengan
menggunakan jasmur Aspergillus wentii dan Rhizopus sp. Coba Anda perhatikan
beberapa kecap di pasaran, ada yang kental, ada pula yang encer. Kecap yang kental
karena banyak ditambahkan gula merah, gula aren, atau gula kelapa, sedangkan kecap
yang encer dikarenakan mengandung lebih banyak garam.Ada juga kecap ikan, kecap
udang, dan sebagainya. Itu bisa dilakukan karena selama proses pembuatan ada
penambahan sari ikan ataupun sari udang ke dalamnya.
13 | E k s p l o i t a s i P o t e n s i M i k r o o r g a n i s m e
e) Pembuatan Asinan Sayuran
Asinan sayuran merupakan sayuran yang diawetkan dengan jalan fermentasi
asam.Bakteri yang digunakan adalah Lactobacillus sp., Streptococcus sp., dan
Pediococcus.Mikroorganisme tersebut mengubah zat gula yang terdapat dalam
sayuran menjadi asam laktat. Asam laktat yang terbentuk dapat membatasi
pertumbuhan mikroorganisme lain dan memberikan rasa khas pada sayuran yang
difermentasi atau sering dikenal dengan nama acar.
f) Pembuatan Roti
Proses fermentas pada pembuatan rotii ini dengan bantuan dari yeast atau
khamir yaitu sejenis jamur. Yeast yang ditambahkan pada adonan tepung akan
menjadikan proses fermentasi, yaitu akan menghasilkan gas karbon dioksida dan
alkohol. Gas karbon dioksida tersebut dapat berguna untuk mengembangkan roti,
sedangkan alkohol dibiarkan menguap. Selanjutnya, akan terlihat jika adonan tersebut
dioven akan tampak lebih mengembang dan ukurannya membesar, hal ini dikarenakan
gas akan mengembang jika temperatur tinggi.
g) Pembuatan Keju
Pada umumnya keju disukai banyak orang. Keju dibuat dari air susu yang
diasamkan dengan memasukkan bakteri, yaitu Lactobacillus bulgarius dan
Streptococcus thermophillus. Untuk mengubah gula susu (laktosa) menjadi asam susu
(asam laktat) susu dipanaskan terlebih dahulu pada suhu tertentu dengan maksud
untuk membunuh bakteri yang berbahaya agar berhasil dalam proses pembuatannya.
Selanjutnya, ditambahkan campuran enzim yang mengandung renin untuk
14 | E k s p l o i t a s i P o t e n s i M i k r o o r g a n i s m e
menggumpalkan susu sehingga terbentuk lapisan, yaitu berupa cairan susu yang harus
dibuang, sedangkan bagian yang padat diperas dan dipadatkan. Enzim tersebut akan
menambah aroma dan rasa, juga akan mencerna protein dan lemak menjadi asam
amino.
Umumnya keju dapat dikelompokkan menurut kepadatannya yang dihasilkan
dalam proses pemasakan. Keju menjadi keras apabila kelembabannya kecil dan
pemampatannya besar.Jika masa inkubasinya semakin lama, maka keasamannya
makin tinggi sehingga cita rasanya makin tajam. Misalnya, keju romano, parmesan
sebagai keju sangat keras, keju cheddar, swiss sebagai keju keras yang berperan
Propioniobacterium sp., keju roqueorforti yang berperan Pennicilium reguerforti
sebagai keju setengah lunak, keju camemberti sebagai keju lunak yang berperan
Pennicilium camemberti.
h) Pembuatan Yoghurt
Yoghurt merupakan minuman yang terbuat dari air susu. Apabila
dibandingkan dengan susu biasa, yoghurt dapat memberikan efek pengobatan
terhadap lambung dan usus yang terluka. Selain itu, yoghurt dapat menurunkan kadar
kolesterol dalam darah sehingga mencegah penyumbatan di pembuluh darah.
Dalam proses pembuatannya, air susu dipanaskan terlebih dahulu agar tidak
terkontaminasi bakteri yang lain. Setelah dingin, ke dalam air susu dimasukkan
bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus termophillus. Susu dibiarkan
15 | E k s p l o i t a s i P o t e n s i M i k r o o r g a n i s m e
selama 4-6 jam pada suhu 38 C 44 C atau selama 12 jam pada suhu 32 C. Pada masa
inkubasi akan dihasilkan asam laktat, asam inilah yang membuat yoghurt berasa
asam, dapat juga ditambahkan dengan buah, kacang, atau rasa lain yang diinginkan.
j) MINUMAN KERAS
Hampir semua pembuatan minuman beralkohol, seperti bir, ale, dan anggur
memerlukan jasa mikroorganisme. Bir dan ale dibuat dari tepung biji padi-padian
yang difermentasi oleh ragi. Ragi tidak dapat menggunakan tepung secara langsung.
16 | E k s p l o i t a s i P o t e n s i M i k r o o r g a n i s m e
Tepung tersebut diubah terlebih dahulu menjadi glukosa atau maltosa. Selanjutnya,
glukosa dan maltosa difermentasi menjadi etanol dan CO2. Dalam proses pembuatan
minuman ini, malting, yaitu biji padi-padian dibiarkan berkecambah, terus
dikeringkan, selanjutnya digiling menghasilkan malt. Malt ini mengandung enzim
amilase yang mampu mengubah amilum menjadi glukosa dan maltosa sehingga dapat
difermentasi oleh ragi. Pada pembuatan minuman keras berkadar alkohol tinggi,
seperti vodka, wiski, dan rum, karbohidrat dari biji padi-padian, kentang dan sirup
atau tetes gula difermentasi menghasilkan alkohol. Selanjutnya, alkohol ini disuling
untuk menghasilkan minuman berkadar alkohol tinggi. Minuman anggur atau wine
dapat dibuat dari buah anggur maupun dari buah lain. Karena buah anggur
mengandung gula, maka langsung dapat difermentasikan oleh ragi. Jika bahannya
selain buah anggur, untuk meningkatkan produksi alkoholnya perlu ditambah gula.
17 | E k s p l o i t a s i P o t e n s i M i k r o o r g a n i s m e
Streptococcus lactis
4 Kefir Susu Lactobacillus bulgaricus Asia Barat Daya
Candida sp.
L. bulgaricus
Susu kuda atau Lactobacillus
5 Kurmiss Rusia
Domba leichmannii
Candida sp.
Streptococcus
Meliputi seluruh
6 Yogurt Susu thermophilus
dunia
L. bulgaricus
7 Taette Susu S. lactis var taette Skandinavia
Produk Daging
dan Ikan
Eropa, Amerika
1 Sosis kering Daging sapi Pediococcus cereviceae
Serikat
2 Saus ikan Ikan kecil Halophilic becillus sp Asia Tenggara
Ikan segar
3 Izushi Lactobacillus sp. Jepang
beras sayuran
Produk Tanaman
Bukan Minuman
Candida krussek Afrika, Amerika
1 Biji cokelat Buah cokelat
Geitrichum sp. Serikat
Brasil, Kongo,
Erwinia dissolvens
2 Biji kopi Buah kopi Hawaii,
Saccharomyces sp.
India
Kubis dan
3 Kimchi Bakteri asam laktat Korea
sayuran lainnya
Aspergillus oryzae
4 Miso Kacang kedelai Jepang
Saccharomyces ruoxii
Leuconostic
Meliputi seluruh
5 Olive Olive hijau mesenterodes
dunia
Lactobacillus pantarum
6 Tauco Kedelai Aspergillus oryzae Asia
A. oryzae atau
Aspergillus
7 Kecap Kedelai Jepang, Indonesia
soyae
S. ruoxii
8 Tempe Kedelai Rhizopus oligosporus Indonesia,
18 | E k s p l o i t a s i P o t e n s i M i k r o o r g a n i s m e
Suriname, Irian
Rhizopus oryzae
Timur (Papua)
Roti
Tepung beras & Leuconostoc India bagian
1 Idli
tepung kacang mesenteroides selatan
Saccharomyces Meliputi seluruh
2 kue-kue Tepung gandum
cerevisiae dunia
California bagian
3 Roti adonan Masaur Tepung gandum Saccharomyces exyguus utara
(Amerika Serikat)
19 | E k s p l o i t a s i P o t e n s i M i k r o o r g a n i s m e
2.3 Peran Mikroorganisme pada Industri Kimia
Dari segi perindustrian mikroba merupakan pabrik zat kimia yang mampu
melakukan perubahan yang dikehendaki.Mikroba merombak bahan mentah dan
mengubah bahan mentah menjadi suatu produk baru. Beberapa prasyarat yang perlu
dipenuhi bagi suatu proses dalam mikrobiologi adalah:
a. Organisme Organisme
Yang akan dipakai proses harus dapat menghasilkan produk yang dikehendaki
dalam jumlah yang cukup banyak. Harus memiliki sifat-sifat yang stabil dan
mampu tumbuh pesat dan hebat, serta tidak patogenik.Mikroba yang
digunakan dalam industry adalah kapang, khamir, bakteri, dan virus.
b. Medium Medium,
Termasuk substrat yang digunakan oleh organisme untuk membuat produk
baru harus murah dan tersedia dalam jumlah yang banyak. Misalnya, limbah
yang banyak mengandung nutrient dari industri persusuan dan industri kertas
untuk menghasilkan bahan-bahan yang bernilai tinggi.
c. Hasil
Fermentasi industri dilakukan dalam tangki-tangki besar. Produk metabolisme
mikroba biasanya merupakan campuran heterogen yang terdiri dari sel-sel
mikroorganisme dalam jumlah yang luar biasa banyaknya, komponen-
komponen medium yang tidak terpakai, dan produk-produk metabolisme yang
tidak dikehendaki.Karena itu, harus dikembangkan metode-metode yang
mudah dilaksanakan dalam skala besar untuk memisahkan dan memurnikan
produk akhir yang diinginkan.
20 | E k s p l o i t a s i P o t e n s i M i k r o o r g a n i s m e
Asam laktat Lactobacillus delbrueckii Produk pangan, tekstil dan penatu,
pembuatan bahan kimia,
menghilangkan kapur dari kulit
binatang
21 | E k s p l o i t a s i P o t e n s i M i k r o o r g a n i s m e
Asam laktat Rhizopus oryzae Merangsang pembuahan, produksi
bijiBahan makanan dan farmasi
22 | E k s p l o i t a s i P o t e n s i M i k r o o r g a n i s m e
rendah ataukebal insulin, dan kadang kala membutuhkan pengaturan insulin bila
pengobatan lain tidak cukup untuk mengatur kadar glukosa darah.
Sejenis mikroba berupa Eschericia coli yang dapat melakukan proses
metabolisme. Dari hasil metabolisme tersebut dapat menghasilkan insulin yang dapat
digunakan penderita DM.
Sebelum era rekayasa genetika, insulin yang diperlukan untuk mengobati
penderita DM diperoleh dari hewan. Insulin yang dihasilkan oleh pankreas sapi atau
babi digunakan untuk pengobatan DM pada manusia. Jika dibandingkan dengan
insulin dari ekstraksi pankreas sapi yang hanya menghasilkan cc saja, insulin babi
dapat menghasilkan sekitar 1 L insulin dari gen pankreas yang diklon dalam ragi pada
tabung fermentor kapasitas 1000 L. Bila diamati dengan cermat, secara ilmiah organ
yang ada pada babi memiliki perwujudan yang sangat serasi dengan manusia.
Perbandingan lain juga ditemukan dari hasil struktur kimia yang dimiliki oleh babi,
ternyata struktur insulin yang dimiliki oleh pankres babi memiliki bentuk yang hampir
sama dengan insulin manusia, yaitu :
Insulin Manusia : C256H381N65O76S6 MW = 5807,7
Insulin Babi : C257H383N65O77S6 MW = 5777,6
Namun cara ini mempunyai kelemahan, yaitu terbatasnya insulin yang dapat
diproduksi oleh pankreas, yang tidak sebanding dengan jumlah penderita DM yang
membutuhkan insulin. Selain itu memungkinkan adanya efek samping karena insulin
yang dihasilkan tidak sama persis dengan insulin manusia.
Penemuan teknik rekayasa genetika pada E. coli untuk menghasilkan insulin,
jauh lebih menguntungkan karena yang dihasilkan adalah insulin manusia sehingga
tidak memberikan efek sampingan seperti halnya insulin hewan serta dapat dihasilkan
banyak insulin dalam waktu yang relatif pendek. Hal ini dikarenakan waktu
generasi E. coli yang cukup pendek, yaitu hanya 20 menit, sehingga setiap 20 menit,
satu sel E. coli membelah menjadi 2 sel.
Penggunaan mikroba dalam produksi insulin dengan menggunakan jenis
bakteri E. coli tergolong dalam mikrobiologi industri. E. coli merupakan anggota
bakteri.Selama ini bila kita mendengar kata bakteri, maka yang terbayang di benak
kita adalah sesuatu yang merugikan saja, misalnya penyebab suatu penyakit.Padahal
sebenarnya E. coli tidaklah demikian, bakteri ini dikenal sebagai mikrobia normal
tubuh manusia. E. coli tidak bersifat pathogen selama berada dalam usus dan bahkan
23 | E k s p l o i t a s i P o t e n s i M i k r o o r g a n i s m e
menurut Sujono (1998) bakteri ini bersimbiosis mutualisme dengan manusia. E.
coli membantu membentuk vitamin-vitamin (terutama vitamin K) dan dapat
menghambat terbentuknya gas H2S, sedangkan E. coli juga mendapatkan makanan
dari sisa-sisa metabolisme manusia.
E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetik. Biasa digunakan
sebagai vector untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk
dikembangkan. E. coli dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam
penanganannya.Hormon insulin yang diproduksi dalam tubuh
bakteri E.coli berlangsung secara biosintesis. Escherrichia coli (E. coli), penghuni
saluran pencernaan manusia, adalah pabrik yang digunakan dalam rekayasa genetika
insulin.Ketika bakteri bereproduksi, gen insulin direplikasi bersama dengan plasmid.
E. coli seketika memproduksi enzim yang dengan cepat mendegradasi protein asing
seperti insulin. Hal tersebut dapat dicegah dengan cara menggunakan E. coli strain
mutan yang sedikit mengandung enzim ini. Pada E. coli, B-galaktosidase adalah
enzim yang mengontrol transkripsi gen. Untuk membuat bakteri memproduksi
insulin, gen insulin perlu terikat pada enzim ini.Enzim restriksi secara alami
diproduksi oleh bakteri.Enzim restriksi bertindak seperti pisau bedah biologi, hanya
mengenali rangkaian nukleotida tertentu, misal salah satunya rangkaian kode untuk
insulin. Hal tersebut memungkinkan peneliti untuk memutuskan pasangan basa
nitrogen tertentu dan menghapus bagian DNA yang berisi kode genetik dari
kromosom sebuahorganisme sehingga dapat memproduksi insulin. Sedangkan DNA
ligase adalah suatu enzim yang berfungsi sebagai perekat genetik dan pengelas ujung
nukleotida.
Sumber: http://www.li ttletree.com.au/dna.ht
m
Langkah pertama
pembuatan humulin adalah
mensintesis rantai DNA yang
membawa sekuens nukleotida
spesifik yang sesuai karakteristik
rantai polipeptida A dan B
dari insulin. Urutan DNA yang
diperlukan dapat ditentukan
karena komposisi asam amino dari kedua rantai telah dipetakan. Enam puluh tiga
24 | E k s p l o i t a s i P o t e n s i M i k r o o r g a n i s m e
nukleotida yang diperlukan untuk mensintesis rantai A dan sembilan puluh untuk
rantai B, ditambah kodon pada akhir setiap rantai yang menandakan pengakhiran
sintesis protein.
Antikodon menggabungkan asam amino, metionin, kemudian ditempatkan di
setiap awal rantai yang memungkinkan pemindahan protein insulin dari asam amino
sel bakteri itu. Gen sintetik rantai A dan B kemudian secara terpisah dimasukkan ke
dalam gen untuk enzim bakteri, B-galaktosidase, yang dibawa dalam plasmid vektor
tersebut. Pada tahap ini, sangat penting untuk memastikan bahwa kodon gen sintetik
kompatibel dengan B-galaktosidase. Plasmid rekombinan tersebut kemudian
dimasukkan ke dalam sel E.
Sumber: http://www.littletree.com.au/dna.htm
Sumber: http://www.littletree.com.au/dna.htm
25 | E k s p l o i t a s i P o t e n s i M i k r o o r g a n i s m e
Protein yang terbentuk, sebagian terdiri dari B-galaktosidase, bergabung ke
salah satu rantai insulin A atau B. Rantai insulin A dan rantai B kemudian diekstraksi
dari fragmen B-galaktosidase dan dimurnikan
Sumber: http://ww
w.littletre e.com.au/dna.htm
Kedua rantai dicampur
dan dihubungkan
kembali dalam reaksi yang
membentuk jembatan silang
disulfida, menghasilkan
Humulin murni (insulin manusia
sintetis).
Sumber: http://www.littletree.com.au/dna.htm
Implikasi biologis dari rekayasa genetika Humulin rekombinan: Humulin
merupakan protein hewani yang dibuat dari bakteri sedemikian rupa sehingga
strukturnya benar-benar identik dengan molekul alami. Hal ini akan mengurangi
kemungkinan komplikasi yang disebabkan produksi antibodi oleh tubuh manusia.
Dalam studi kimia dan farmakologi, insulin rekombinan DNA manusia yang
diproduksi secara komersil telah terbukti bisa dibedakan dari insulin pankreas
manusia.
Awalnya, kesulitan utama yang dihadapi adalah kontaminasi produk akhir oleh
sel inang, sehingga meningkatkan resiko kontaminasi dalam kaldu fermentasi. Bahaya
ini diatasi dengan ditemukannya proses pemurnian. Ketika dilakukan tes pada produk
akhir insulin, termasuk teknik terbaik radio-immuno assay, tidak ada kotoran yang
terdeteksi.
26 | E k s p l o i t a s i P o t e n s i M i k r o o r g a n i s m e
Seluruh prosedur, sekarang dilakukan dengan menggunakan sel ragi sebagai
media pertumbuhan, karena sel ragi dapat menghasilkan sebuah molekul insulin
manusia yang hampir lengkap dengan struktur tiga dimensi yang sempurna.Ini
meminimalkan kebutuhan untuk prosedur pemurnian kompleks dan mahal.
27 | E k s p l o i t a s i P o t e n s i M i k r o o r g a n i s m e
tersebut akan diubah oleh reaksi reduksi dengan katalis enzim menjadi bentuk
lain (Winarno, 1990).
Fermentasi dapat terjadi karena adanya aktifitas mikroba penyebab
fermentasi pada substrat organik yang sesuai.Terjadinya fermentasi dapat
menyebabkan perubahan sifat bahan pangan sebagai akibat dari pemecahan-
pemecahan kandungan bahan pangan tersebut.Hasil-hasil fermentasi terutama
tergantung pada jenis bahan pangan (substrat), macam mikroba dan kondisi
sekelilingnya yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba dan metabolisme
mikroba tersebut (Winarno, 1990).
Bakteri yang banyak digunakan dalam pembuatan MSG adalah
bakteri Brevibacterium lactofermentum. Pertama-tama biarkan kultur yang
telah diinokulasi dimasukkan kedalam tabung berisi medium pra-starter dan
diinkubasi selama 16 jam pada suhu 310C. Selanjutnya biarkan prastarter
diinokulasi kedalam tangki starter (Judoamidjojo, dkk. 1990).
Penurunan pH akibat terbentuknya asam pada proses pembentukan
pra-starter tidak diinginkan karena akan menghambat pola pertumbuhan.
Penambahan garam (CaCO3) sebanyak 3 % kedalam tebu prastarter berguna
untuk mencegah agar pH tidak rendah dari 7. Didalam tangki pembibitan
penggunaan CaCO3 tidaklah mungkin karena akan menyebabkan efek
samping berupa kerak dan endapan serta akan mengurangi efek pertumbuhan
mikroba. Penambahan urea ke dalam tangki pembibitan akan mengurangi pH
dan dapat menggantikan fungsi CaCO3. Nilai pH tertinggi yang terjadi akibat
peruraian urea diharapkan tidak lebih dari 7,4 sedangkan pH terendah tidak
kurang dari 6,8. Hasil dari fermentasi adalah asam glutamat dalam bentuk cair
yang masih tervampur dengan sisa fermentasi (Said, 1991).
3. Kristalisasi dan Netralisasi
Kristalisasi merupakan metode yang terpenting dalam purifikasi
senyawa-senyawa yang mempunyai berat molekul rendah (Mc Cabe, et al.
1994). Kristal murni asam glutamat yang berasal dari proses pemurnian asam
glutamat digunakan sebagai dasar pembuatan MSG. Asam glutamat yang
dipakai harus mempunyai kemurnian lebih dari 99 % sehingga bisa didapatkan
MSG yang berkualitas baik. Kristal murni asam glutamat dilarutkan dalam air
sambil dinetralkan dengan NaOH atau dengan Na2CO3 pada pH 6,6-7,0 yang
kemudian berubah menjadi MSG. Pada keadaan asam glutamat akan bereaksi
28 | E k s p l o i t a s i P o t e n s i M i k r o o r g a n i s m e
dengan Na dan membentuk larutan MSG. Larutan ini mempunyai derajat
kekentalan 26 -280Be. Pada suhu 300C dengan konsentrasi MSG sebesar 55
gram/larutan (Winarno, 1990).
Penambahan arang aktif sebanyak % (w/v) digunakan untuk
menjernihkan cairan MSG yang berwarna kuning jernih dan juga menyerap
kotoran lainnya, kemudian didiamkan selama satu jam lebih untuk
menyempurnakan proses penyerapan warna serta bahan asing lainnya yang
berlangsung dalam keadaan netral. Cairan yang berisi arang aktif dan MSG
kemudian disaring dengan menggunakan vacum filter yang kemudian
menghasilkan filter serta cake berisi arang aktif dan bahan lainnya. Bila
kekeruhan dan warna filter tersebut telah sesuai dengan yang diinginkan maka
cairan ini dapat dikristalkan (Said, 1991).
Larutan MSG yang telah memiliki kekentalan 260Be diuapkan pada
kondisi vakum bertekanan 64 cmHg atau setara dengan titik didih 69 gram
MSG pelarutan. Pemberian umpan akan menyebabkan terbentuknya MSG
karena larutan dalam keadaan jenuh. Umpan yang diberikan sekitar 2% lalu
inti kristal yang terbentuk secara perlahan-lahan akan diikuti dengan
pemekatan larutan sehingga menghasilkan kristal yang lebih besar. Proses
kristalisasi berlangsung selama 14 jam (Said, 1991).
4. Pengeringan dan pengayakan
Kristal MSG yang dihasilkan dari proses kristalisasi dipisahkan dengan
metode sentrifugasi dari cairannya. Filtrat hasil penyaringan dikembalikan
pada proses pemurnian dan kristal MSG yang dihasilkan setelah disaring
kemudian dikeringkan dengan udara panas dalam lorong pengeringan, setelah
itu diayak dengan ayakan bertingkat sehingga diperoleh 3 ukuran yaitu LLC
(Long Large Crystal), LC (Long Crystal), dan RC (Regular Crystal),
sedangkan FC (Fine Crystal) yang merupakan kristal kecil dikembalikan ke
dalam proses sebagai umpan. Hasil MSG yang telah diayak dalam bentuk
kering kemudian dikemas dan disimpan sementara dalam gudang sebelum
digunakan untuk tujuan lainnya.
29 | E k s p l o i t a s i P o t e n s i M i k r o o r g a n i s m e
Produksi Asam Asetat (cuka)
30 | E k s p l o i t a s i P o t e n s i M i k r o o r g a n i s m e
homofermentatif, sehingga fermentasi substrat hanya menghasilkan satu produk akhir
yaitu asam laktat.
Biakan bakteri disimpan dalam skim milk. Untuk inokulum, bakteri
diinkubasikan dalam susu skim yang secara bertahap ditingkatkan konsentrasi
susunya dan pada tahap terakhir menggunakan whey. Inokulum yang digunakan
sekitar 10% dari bahan yang difermentasikan. Selama fermentasi,
Ca(OH)2 ditambahkan untuk menetralisasikan suasana asam. Setelah 2 hari dalam
fermentor, dilakukan perebusan untuk mengkoagulasikan protein yang kemudian
difiltrasikan dan digunakan sebagai suplemen pakan hewan. Filtrate yang
mengandung asam laktat ini kemudian dipadatkan dengan mengeluarkan cairan
dengan vakum ditambah perlakuan lainnya untuk pemurnian.
31 | E k s p l o i t a s i P o t e n s i M i k r o o r g a n i s m e
yang digunakan untuk membuat bir, roti, dan memproduksi tekstil. serta enzim protease yang
digunakan untuk mengempukan daging, melunakan kulit, membuat detergen dan keju.
Mikrobiologi farmasi modern berkembang setelah perang dunia ke-II dengan
dimulainya produksi antibiotic. Suplai produk farmasi dunia termasuk antibiotic, steroid,
vitamin, vaksin, asam amino,enzim, dan hormone manusia diproduksi dalam jumlah besar
oleh mikroorganisme. streptomyces hydroscopius memiliki strain yang berbeda untuk
membuat hamper 200 antibiotik yang berbeda.Antibiotik pada dasarnya dibuat dalam skala
industri dengan cara menginokulasikan spora dari kapang dalam suatu media pertumbuhan
dan menginkubasinya dalam aerasi yang baik.setelah mencapai konsentrasi yang cukup,
larutan diekstraksi, dipresitipasi dan diperlakukan dengan prosedur standar industry lainnya.
Produksi Antibiotik
Ditemukannya antibiotik penisilin dari fungi Penicilium notatum oleh
Alexander Fleming telah membuka mata dunia akan betapa bergunanya
mikroba. Antibiotik telah menyelamatkan berjuta-juta nyawa manusia dari
serangan kuman patogen.
Produksi antibiotic dilakukan dalam skala besar pada tangki fermentasi
dengan ukuran besar.sebagai contoh, penicillium ditumbuhkan pada 100.000
liter fermentor selam kurang lebih 200 jam. Pada proses produksi penicillin.
Media penutrisi yang mengandung gula asam fenilasetat ditambahkan secara
kontinu. Asam fenilasetat ini digunakan untuk membuat rantai samping benzyl
pada penisilin G.Penisilin G diekstraksi dari filtrat dan dikristalisasi.
Penemuan antibiotik telah menghantarkan pada terapi obat dan industri
obat ke era baru. Karena adanya penemuan penisilin dan produk-produk lain
sekresi fungi, aktinomiset dan bakteri lain, maka kini telah tersedia obat-obat
yang manjur untuk memerangi penyakit infeksi bakteri.
32 | E k s p l o i t a s i P o t e n s i M i k r o o r g a n i s m e
Tabel 1: Beberapa antibiotika yang dihasilkan secara Komersial
Produksi Vaksin
Penggunaan vaksin sangant penting untuk mencegah berbagai penyakit.
pengembangan dan produksi vaksin merupakan salah satu tugas penting industri
farmasi. Produksi vaksin meliputi pengkulturan mikroorganisme yang memiliki
properti antigenetik yang diperlukan untuk meluncurkan respons imun primer. Vaksin
juga dapat dibuat melalui kultur jaringan.
Produksi vaksin yang efektif dalam mencegah infeksi oleh bakteri, fungi dan
protozoa melibatkan pertumbuhan strain mikroorganisme pada media artifisil yang
33 | E k s p l o i t a s i P o t e n s i M i k r o o r g a n i s m e
meminimalkan gangguan berupa respon alergi.vaksin yang diproduksi secara
komersial harus diuji dan distandardisasi sebelum digunakan.
(i) (ii)
Gambar: (i) Pemberian Vaksin (ii) Vaksin
34 | E k s p l o i t a s i P o t e n s i M i k r o o r g a n i s m e
B. KERUGIAN MIKROORGANISME DI DUNIA FARMASI
35 | E k s p l o i t a s i P o t e n s i M i k r o o r g a n i s m e
c. Menimbulkan pencemaran
Materi fekal yang masuk ke dalam badan air, membawa bakteri misalnya
E. coli. Kehadiran bakteri ini dapat digunakan sebagi indicator pencemaran air
oleh materi fekal.
36 | E k s p l o i t a s i P o t e n s i M i k r o o r g a n i s m e
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
37 | E k s p l o i t a s i P o t e n s i M i k r o o r g a n i s m e
DAFTAR PUSTAKA
1. Bioteknologi industri - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm
(Halaman ini terakhir diubah pada 07.44, 15 Oktober 2013.)
2. Guru Ngeblog. Perkembangan bioteknologi dan Penggunaannya di industri serta
pangan. 2009. http://GuruNgeBlog.htm
3. Santhi Mikro. Peran Mikroorganisme bidang pangan. 2011.
http://santhimikro.blogspot.com/2011/12/peranan-mikroorganisme-bidang-
pangan.html
4. Hafizul Hamdi. Pemanfaatan Mikroorganisme dalam pidang pangan. 20 April 2013.
http://www.sibarasok.com/2013/04/pemanfaatan-mikroorganisme-dalam-
bidang_20.html
5. Anonymous. 2010. Protein
SelTunggal.http://wikipedia.org/monosodium_glutamat.html. Diakses 12 Desember
2013
6. Anonymous. 2010. Asam sitrat. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/20603.
Diakses 12 Desember 2013.
7. Anonymous. 2010. Kemajuan Iptek Untuk Kemaslahatan Umat. http:// Wikipedia.org.
Diakses Tanggal 12 Desember 2013
8. Ima Nurha. Manfaat Mikroorganisme dalam bidang farmasi. 2012.
http://mikroboilogi-mikribiologi.blogspot.com/2012/01/manfaat-mikroorganisme-
dalam-bidang.html?m=1
9. Dhini Aulia. Peranan bakteri, jamur&khamir di bidang Industri Farmasi. 2012.
http://dhiniauliaphasa.blogspot.com/2012/06/peran-bakteri-jamur-dan-khamir-
di.html?m=1
10. Anonim. Pengaruh Ekologi Mikroorganisme terhadap Industri Farmasi. 2011.
http://lovethiszzz.blogspot.com/2011/12/Pengaruh-ekologi-mikroorganisme.html?
m=1
11. Yayan Ajuz. Makalah Peran Mikroba dalam Industri. 2012. http:
//yayanajuz.blogspot.com/2012/07/makalah-peran-mikroba-dalam-industri.html?m=1
38 | E k s p l o i t a s i P o t e n s i M i k r o o r g a n i s m e