A. Pengertian
A. Pengertian
PENGERTIAN
B. KLASIFIKASI
Tersering adalah sindrom cushing, pada anak yang sensitive pada pengobatan
dengan hormon steroid.
Obesitas pada kelainan ini hampir selalu disertai mental retardasi dan kelainan
ortopedi.
c. Kelainan hipotalamus
C. PENYEBAB
Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori yang lebih banyak
dari yang diperlukan oleh tubuh / pemasukan makan yang berlebihan ke dalam
tubuh. Penyebab terjadinya ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran
kalori ini masih belum jelas.Terjadinya obesitas melibatkan beberapa factor:
a. Pada Bayi
- Bayi yang minum susu botol yang selalu dipaksakan oleh ibunya, bahwa
setiap kali minum harus habis.
- Pemberian makanan tambahan tinggi kalori pada usia yang terlalu dini.
b. Faktor Psikis
Ada dua pola makan abnormal yaitu: makan dalam jumlah yang sangat
banyak (binge)dan makan di malam hari (sindroma makan pada malam hari).
Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stress dan kekecewaan. Binge mirip
dengan bulimia nervosa, dimana seseorang makan dalam jumlah yang sangat
banyak, bedany pada binge hal ini tidak diikuti dengan memuntahkan kembali
apa yang telah dimakan. Sebagai akibatnya kalori yang dikonsumsi sangat
banyak. Pada sindroma makan pada malam hari, adalah berkurangnya nafsu
makan di pagi hari dan diikuti dengan makan yang berlebihan, agitasi dan
insomnia pada malam hari.
Berkurangnnya pemakaian energi dapat terjadi pada anak yang kurang aktivitas
fisiknya, seharian nonton TV, dll. Lebih-lebih kalau nonton TV sambil tidak
berhenti makan, maka cenderungan menjadi obesitas akan menjadi besar.
3. Faktor lingkungan
Gen merupakan factor yang penting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi
lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan
ini termasuk perilaku / pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa
kali seseorang makan sertabagaimana aktifitasnya). Seseorang tentu saja tidak
dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan
aktifitasnya.
4. Faktor kesehatan
- Hormonal
Penyebab yang jarang dari obesitas adalah fungsi hipotalamus yang abnormal.
Sehingga terjadi hiperfagia (nafsu makan yang berlebihan) karena gangguan
pada pusat kenyang di otak.
6. Aktivitas fisik
Kurang aktifitas fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab utama dari
meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah masyarakat yang makmur.
Orang-orang yang tidak aktif memerlukan sedikit kalori. Seseorang yang
cenderung mengkonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktifitas
fisik yang seimbang, akan mengalami obesitas.
Kecenderungan menjadi gemuk pada keluarga tertentu. Kalau salah satu orang
tuanya obesitas, maka anaknya mempunyai resiko 40% menjadi obesitas,
sedangkan kalau kedua orang tuanya obesitas, maka resiko menjadi 80%.
2. Suku / Bangsa
3. Pandangan masyarakat yang salah, yaitu bayi yang sehat adalah yang
bayi yang gemuk.
5. Umur orang tua yang sudah lanjut baru punya anak, anak tunggal, anak
mahal, anak dari orang tua tunggal, dll.
Orang tua yang dulunya berasal dari keluarga yang kurang mampu, maka
mereka cenderung memberikan makanan sebanyak-banyaknya pada anak-
anaknya. Atau keluarga yang migrasi dari Negara berkembang ke Negara yang
maju atau kaya.
7. Obat-obatan
Obat-obat tertentu (misalnya steroid dan beberapa anti-depresi) bisa
menyebabkan penambahan berat badan.
D. PATOFISIOLOGI
Penambahan dan pembesaran jumlah sel lemak paling cepat pada masa anak-
anak dan mencapai puncaknya pada masa meningkat dewasa. Setelah masa
dewasa tidak akan terjadi penambahan jumlah sel, tetapi hanya terjadi
pembesaran sel. Obesitas yang terjadi pada masa anak selain hiperplasi juga
terjadi hipertrofi. Sedangkan obesitas yang terjadi setelah masa dewasa pada
umumnya hanya terjadi hipertrofi pada sel lemak.
Obesitas pada anak terjadi kalau intake kalori berlebihan, terutama pada tahun
pertama kehidupan. Rangsangan untuk meningkatkan jumlah sel terus berlanjut
sampai dewasa, setelah itu terjadi pembesaran sel saja. Sehingga kalau terjadi
penurunan berat badan setelah masa dewasa, bukan karena jumlah sel
lemaknya yang berkurang tetapi besarnya sel yang berkurang.
Disamping itu, pada penderita obesitas juga menjadi resisten terhadap hormone
insulin, sehingga kadar insulin dalam peredaran darah akan meningkat. Insulin
berfungsi untuk menurunkan lipolisis dan meningkatkan pembentukan jaringan
lemak.
E. MANIFESTASI KLINIK
Obesitas dapat terjadi pada usia berapa saja, tetapi yang tersering pada tahun
pertama kehidupan, usia 5 6 tahun dan pada masa remaja.
1. Anak dengan obesitas lebih berat dari anak seusianya (terlihat sangat
gemuk).
3. Bentuk muka anak tidak proporsional, hidung dan mulut terlihat kecil,
dagu ganda (double chin).
4. Terdapat timbunan lemak pada daerah payudara adipositas (buah dada
seolah-olah berkembang) yang biasanya terjadi pada anak laki-laki.
5. Penis pada anak laki-laki terlihat kecil, oleh karena sebagian organ
tersebut tersembunyi dalam jaringan lemak pubis.
6. Paha dan lengan atas besar, jari-jari tangan relative kecil dan runcing.
F. KOMPLIKASI
Berbagai keadaan yang erat hubungannya dengan obesitas, baik yang terjadi
pada masa bayi maupun masa dewasa, antara lain :
1. Terhadap kesehatan
2. Saluran pernafasan
3. Kulit
Kulit sering lecet karena gesekan. Anak merasa gerah / panas, sering disertai
miliaria, maupun jamur pada lipatan kulit.
4. Ortopedi
5. Efek psikologis
Kurang percaya diri. Anak pada masa remaja yang obesitas biasanya pasif dan
depresi. Karena sering tidak dilibatkan pada kegiatan yang dilakukan oleh teman
sebayanya, juga sulit mendapatkan pacar karena merasa potongan tubuhnya
jelek, tidak modis, merasa rendah diri sehingga mengisolasi dari pergaulan
teman-temannya.
Gangguan kejiwaan ini juga dapat sebagai penyebab terjadinya obesitas, yaitu
dengan melampiaskan stress yang dialaminya kemakanan.
6. Bila obesitas pada masa anak terus berlanjut sampai masa dewasa, dapat
mengakibatkan :
Diabetes.
G. PENATALAKSANAAN
KEPERAWATAN
4. Menganjurkan penderita untuk olah raga yang teratur atau anak bermain
secara aktif sehingga banyak energi yang digunakan.
Baik terapi diet maupun psikoterapi harus diberikan kepada seluruh keluarga
sehinga seolah-olah turut serta dalam usaha pencapaian berat badan tersebut.
3. Pada anak usia sekolah (pra pubertas) yang obesitas, kita berusaha
mempertahankan berat badan anak dan menaikkan tinggi badannya. Diet
yang diberikan sekitar 1200 kkal/hari atau sekitar 60 kkal/kg.BB perhari.
Mendorong anak melakukan aktifitas fisik secara sendiri-sendiri maupun
secara berkelompok. Hindari menonton tv terlalu lama dan makan
makanan yang berkalori tinggi.
MEDIS
Terapi pengobatan
1. Obat anti obesitas yang mengurangi nafsu makan, obat ini bekerja dengan
cara meningkatkan kadar neurotransmitter pada persambungan diantara ujung-
ujung syaraf di otak ( sinaps ). Macam-macam obat anti obesitas :
2. Obat yang menghalangi penyerapan zat gizi dari usus, antara lain : orlistat
( menghalangi penyerapan lemak di usus.
G. PENCEGAHAN
Mencegah obesitas jauh lebih baik dari pada mengobati kalau sudah terjadi
obesitas. Yang penting adalah bagaimana mengubah pandangan masyarakat
agar mereka tidak mengangap bahwa sehat itu identik denan gemuk.
Pendegahan harus sedini mungkin yang dimulai sejak dari bayi, yaitu dengan
memberikan ASi. Bayi yang minum ASI jarang yang menjadi obesitas, karena
komposisi ASI mempunyai mekanisme tersendiri dalam mengontrol berat badan
bayi. Komposisi ASI pada saat baru mulai disusu ( foremilk ) lemaknya sedikit,
sedangkan pada akhir menyusu ( hind milk ) kadar lemaknya lebih tinggi,
sehingga menimbulkan rasa nek pada bayi, akibatnya bayi akan
menghentikan menyusu. Pemberian ASI eksklusif 4 bulan, kemudian makanan
tambahan diberikan mulai umur 4 bulan, dan pemberian ASI dianjurkan sampai
umur 2 tahun. Tidak memberikan minuman atau makanan setiap anak
menangis, kecuali kalau kita yakin bahwa anak tersebut memang lapar. KMS
( kartu Menuju Sehat ) perlu untuk memantau pertumbuhan anak, sehingga kita
mengetahui setiap penyimpangan arah dari grafik berat badan anak. Anak sedini
mungkin dikenalkan aktifitas disik, baik melalui bermain maupun olah
raga. Menonton tv hanya sebagai selingan saja.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif., dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 2. Jakarta :
Media Aesculapius.
Pudjiad, Solihin. 1990. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Jakarta : FKUI.
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Perawatan Pediatrik Edisi 4. Jakarta : EGC.