Anda di halaman 1dari 12

PRESENTASI KASUS POLI

HERPES GENITALIS

Pembimbing :
dr. Ismiralda Oke Putranti, Sp.KK

Disusunoleh :
Nadia Hanifah
G4A015182

SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SODIRMAN
RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO

2017

1
LEMBAR PENGESAHAN

PRESENTASI KASUS POLI


HERPES GENITALIS

Disusun oleh :
Nadia Hanifah G4A015182

DiajukanuntukMemenuhiSebagianSyaratKepaniteraanKlinik
DiBagianIlmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD Prof. MargonoSoekarjoPurwokerto

Telahdisetujuidandipersentasikan
Pada April 2017

Mengetahui,
Pembimbing

dr. Ismiralda Oke Putranti, Sp.KK


NIP. 19790622 2010 12 2 001

2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas


segala limpahan rahmat yang telah diberikan sehingga laporan presentasi kasus
dengan judul Psoriasis ini dapat diselesaikan.
Laporan presentasi kasus ini merupakan salah satu tugas di Kepaniteraan Klinik
SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto. Penulisan presentasi kasus ini dapat terwujud atas bantuan berbagai
pihak, oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. dr. Ismiralda Oke P, Sp.KK selaku dosen pembimbing;
2. Dokter-dokter spesialis kulit dan kelamin di SMF Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto;
3. Orang tua serta keluarga penulis atas doa dan dukungan yang tidak pernah henti
diberikan kepada penulis;
4. Rekan-rekan co-assisten Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin dari FK Unsoed.
5. Seluruh pihak terkait yang telah membantu penulis dalam menyusun tugas ini.
Dalam penyusunan presentasi kasus ini penulis menyadari bahwa masih
memiliki banyak kekurangan. Penulis mengharapkan saran dan kritik demi
kesempurnaan penyusunan presentasi kasus di masa yang akan datang. Semoga
laporan presentasi kasus ini bermanfaat bagi semua pihak yang ada di dalam maupun
di luar lingkungan RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

Purwokerto, April 2017

Penulis

3
I. LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien
Nama : Ny. D
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 23 tahun
Alamat :Bantarwaru RT1 RW 4, Banjarnegara
Agama : Islam
Tanggal Pemeriksaan : 25 Maret 2017
No. CM : 00400087

B. Anamnesis
Keluhan Utama : Lenting-lenting di kemaluan
Keluhan Tambahan : demam, sakit badan, nyeri.
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang kontrol ke Poli Kulit RS. Margono Soekardjo dengan keluhan
lenting-lenting di kemaluan sejak 2 hari yang lalu. Awalnya pasien merasakan
gatal disertai keputihan di kemaluan, rasa gatal dirasakan secara terus menerus
dan sedikit membaik jika kemaluan dibersihkan dengan air hangat. Selain keluhan
gatal, satu hari sebelum memeriksakan diri ke poli tiba-tiba muncul lenting-
lenting yang berisi cairan terasa panas dan nyeri. Lenting-lenting tersebut awalnya
sedikit, tapi semakin hari semakin banyak. Pasien juga mengeluhkan demam,
nyeri badan dan lemas. Demam sempat turun ketika di beri obat paracetamol.
Riwayat Penyakit Dahulu:
a. Riwayat keluhan yang sama sejak 1 tahun terakhir disangkal
b. Riwayat alergi obat dan makanan disangkal
c. Riwayat penyakit asma disangkal
d. Riwayat penyakit kulit sebelumnya disangkal
e. Riwayat dirawat di rumah sakit sebelumnya disangkal

4
Riwayat Penyakit Keluarga :
a. Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama disangkal
b. Riwayat keluarga dengan alergi disangkal
c. Riwayat keluarga dengan penyakit kulit disangkal
d. Riwayat keluarga dengan penyakit kencing manis disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi :
Pasien tinggal bersama suami dan 1 orang anak laki-laki. Pasien adalah ibu rumah
tangga. Pembiayaan kesehatan menggunakan BPJS PBI.

C. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaaan umum : Sedang
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan gizi : Kesan baik, BB: 46 kg, TB: 155 cm
Vital Sign :
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 76 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 37,3 oC
Kepala : Mesochepal, rambut hitam, distribusi merata
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : Simetris, deviasi septum (-), sekret (-)
Telinga : Bentuk daun telinga normal, sekret (-)
Mulut : Mukosa bibir dan mulut lembab, sianosis (-)
Tenggorokan : T1 T1 tenang , tidak hiperemis
Thorax : Simetris, retraksi (-)
Jantung : BJ I II reguler, Murmur (-), Gallop(-)
Paru : SD vesikuler, ronki (-/-), wheezing (-)
Abdomen : Supel, datar, BU (+) normal
KGB : tidak teraba pembesaran

5
.
Ekstremitas : Akral hangat, edema ( ), sianosis ( )

Status Dermatologi
Lokasi : Genitalis Lokasi : Genitalis

UKK : Vesikel bergerombol di


UKK : Vesikel bergerombol di atas kulit eritem atas kulit eritem disertai
disertai dengan discharge putih dengan discharge putih

D. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.

E. Resume
Pasien datang kontrol ke Poli Kulit RS. Margono Soekardjo dengan keluhan
lenting-lenting di kemaluan sejak 2 hari yang lalu. Awalnya pasien merasakan
gatal disertai keputihan di kemaluan, rasa gatal dirasakan secara terus menerus
dan sedikit membaik jika kemaluan dibersihkan dengan air hangat. Selain keluhan
gatal, satu hari sebelum memeriksakan diri ke poli tiba-tiba muncul lenting-
lenting yang berisi cairan. Lenting-lenting tersebut awalnya sedikit, tapi semakin
hari semakin banyak. Pasien juga mengeluhkan demam, nyeri badan dan lemas.
Demam sempat turun ketika di beri obat paracetamol. Riwayat keluhan yang

6
sama disangkal, riwayat alergi makanan dan obat disangkal, riwayat penyakit
yang sama pada keluarga disangkal.

F. Diagnosa Kerja
Herpes Genitalis
Kandidiasis Vulvo Vaginalis

G. Diagnosis Banding
1. Sifilis
2. Ulkus Mole
3. Limfogranuloma venereum
4. Trikomoniasis
5. Bakterial Vaginosis

H. Penatalaksanaan
1. Edukasi
a. Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit yang dideritanya
b. Menyarankan untuk menghindari faktor-faktor yang
mencetuskan kekambuhan penyakit
c. Menjaga higienitas kulit
2. Medikamentosa
a. Sistemik:
1) Asiklovir 5x200 mg atau 3x 400 mg (7-10 hari)
2) Flukonazol 150 mg SD
3) Paracetamol 3x500 mg
I. Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad kosmeticum : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam

7
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Herpes simplek adalah infeksi akut yang disebabkan oleh virus herpes simpleks
tipe 1 atau tipe 2 yang ditandai dengan adanya vesikel yang berkelompok di atas
kulit yang lembab dan eritematosa pada daerah dekat dengan mukokutan,
sedangkan infeksi dapat berlangsung baik primer maupun rekuren (Handoko,
2013). Herpes genitalis adalah infeksi akut pada genitalia dengan gambaran khas
vesikel bergerombol pada dasar eritem yang cenderung bersifat rekuren (Siregar,
2004).
B. Epidemiologi

C. Etiologi
D. Patogenesis

E. Manifestasi Klinis
F. Pemeriksaan Penunjang
G. Diagnosis Banding

H. Penatalaksanaan

I. Prognosis

8
III. PEMBAHASAN

Pasien datang kontrol ke Poli Kulit RS. Margono Soekardjo dengan


keluhan gatal hampir di seluruh tubuh sejak 1 tahun yang lalu. Awalnya muncul
bintik-bintik kemerahan di kulit kepala. Semakin hari, bintik kemerahan melebar
menjadi bercak bercak kemerahan dan terdapat sisik yang kering dan halus.
Semakin bertambah hari, terdapat bintik bintik berwarna kecoklatan yang
menyebar ke dada, perut, punggung dan kedua tangan. Kemudian muncul sisik
halus pada bagian punggung. Saat ini, beberapa bercak kemerahan di kulit kepala
serta sisik halus pada punggung sudah berkurang. Gatal bertambah berat apabila
pasien sedang emosi dan membaik apabila mengonsumsi obat serta
menggunakan salep dari dokter.Tidak ada riwayat alergi dan penyakit yang sama
dalam keluarga.
Apabila ditelaah dari kasus diatas, penyakit kulit pada pasien termasuk
bersifat kronik dan residif. Hal itu terdapat dari informasi yang didapatkan dari
informasi pasien yang mengatakan pasien telah mengalami keluhan yang serupa
sudah sejak satu tahun lalu dan kambuh-kambuhan.Penegakan diagnosis penyakit
kulit pada pasien dalam kasus ini adalah psoriasis karena ciri-ciri dan tanda khas
yang ditunjukkannya. Penyakit pasien kasus ini bersifat kronik dan residif serta
ditandai dengan lesi kulit yang berupaplak eritema berbatas tegas multiple
generalisata ditutupi skuama yang tebal dan kasar.Hal tersebut sesuai dengan
definisi dari psoriasis yaitu suatu penyakit kulit golongan eritoskuamosa
disebabkan oleh autoimun, yang bersifat kronik dan residitif dan ditandai dengan
bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama kasar (Djuanda, 2007).
Penyakit autoimun sendiri merupakan penyakit yang terjadi akibat respon imun
seluler atau humoral spesifik terhadap konstituen-konstituen jaringan tubuh
sendiri (Dorland, 2000).

9
IV. KESIMPULAN

1. Psoriasis merupakan suatu penyakit kulit autoimun bersifat kronik dan


residitif ditandai dengan bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama
yang kasar, berlapis-lapis dan transparan.
2. Etiologi psoriasis dicetuskan oleh beberapa faktor, yakni faktor keadaan faktor
imunologik, genetik, dan lingkungan.
3. Efloresensi yang dapat dijumpai adalah plak eritematosa besarnya dapat dari
miliar hingga numular dan dengan bentuk yang beragam, dapat arsinar, sirsinar
ataupun polisklik. Plak eritem sirkumstrip dan merata dan diatasnya terdapat
skuama yang berlapis-lapis, kasar dan berwarna putih mika transparan.
4. Terapi psoriasis dengan menggunakan obat sistemik dan obat
topikal.Pengobatan agresif dan edukasi dapat mengurangi beratnya penyakit ini.
Dengan kontrol teratur dapat memberi kesembuhan, walaupun pada beberapa
penderita dapat terjadi penyembuhan spontan namun dapat juga berlangsung
lama.

10
DAFTAR PUSTAKA

Baratawidjaja, G. Karnen. 2006. Imunologi Kulit. Dalam :Imunologi Dasar. Jakarta:


FK UI. Hal. 269

Barker JNWN, Griffiths CEM. Psoriasis. Rooks Textbook of Dermatology. 8 ed.


Chichester, West Sussex: Wiley-Blackwell; 2010. p. 20.1-.18

Buxton PK. Psoriasis, in: Buxton PK (ed), ABC of Dermatology, 4th ed. BMJ, 2003,
Chapter 2. p. 8-12.

Djuanda, Adhi. 2007. Dermatosis Eritroskuamosa. Dalam : Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Jakarta: FK UI. Hal 189-194

Dorland. 2000. Dalam : Kamus Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta:


EGC. Hal 215.

Fritzpatrick TB et al. 2001. Psoriasis. Color Atlas and Synopsi of Clinical


Dermatology. 5th edition. MacGraw-Hill. Hal 54-58

Gudjonsson JE, Elder JT: Psoriasis, in: Katz GS, Paller BG, Wolff K. (eds),
FitzpatrickDermatology in general Medicine, 7th ed. The McGraw Hill
Companies. 2008. Chapter 18. p. 169-93.

James WD, Berger TG, Elston. DM. Seborrheic Dermatitis, Psoriasis, Recalcitrant
Palmoplantar Eruptions, Pustular Dermatitis, and Erythroderma. Andrews
Diseases of the Skin: Clinical Dermatology. 11 ed. Canada: Elsevier Inc; 2011.
p. 187-202.

Kupetsky EA, Keller M. Psoriasis Vulgaris: An Evidence-Based Guide for Primary


Care. The Journal of the American Board of Family Medicine. 2013:787-801.

Lowes, A. Michael, Anne M. Bowcock, James G. Krueger. 2007. Pathogenesis and


Therapy of Psoriasis. Review Insight. Volume 445. pp : 866-872

Mefret, Jeffrey. 2012. Psoriasis. Review Article :Medscape. Available from


URL :http://emedicine.medscape.com/article/1943419-overview#a0104.Diakses
tanggal 16 Februari 2013.

Peters BP, Weissman FG, Gill MA. Pathophysiology and Treatment of Psoriasis. Am
J Health-Syst Pharm. 2000: 57:645-59.

11
Riveira-Munoz E, He SM, Escarams G, et al. 2011. Meta-Analysis Confirms the
LCE3C_LCE3B Deletion as a Risk Factor for Psoriasis in Several Ethnic
Groups and Finds Interaction with HLA-Cw6. J Invest Dermatol.
May;131(5):1105-9

Siregar, Robert. 2005. Psoriasis. Dalam : Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit.
Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta: EGC Hal. 94-95

Stawiski MA. Psoriasis dan Pitiriasis Rosea. In: Price SA, Wilson LM, editors.
Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. 6 ed. Jakarta: EGC; 2005.
p. 1439-42.

12

Anda mungkin juga menyukai