Anda di halaman 1dari 5

Legenda La Sirimbone yang Beruntung

Verrell Rahardjo

La Sirimbone adalah seorang anak laki-laki yang baik hati. Ia tinggal bersama ibunya, Wa
Roe. Ayahnya meninggal saat ia masih kecil. Suatu hari, seorang pedagang kain dari Desa
La Patamba datang menemui mereka. Saat melihat Wa Roe, La Patamba langsung jatuh
hati. Seusai berdagang, La Patamba pergi menemui sesepuh desa untuk meminta izin
menikahi Wa Roe. Dengan restu para sesepuh desa, akhirnya Wa Roe bersedia menikah
dengan La Patamba. Apalagi La Patamba berjanji akan menyayangi La Sirimbone seperti
anak kandungnya sendiri.

Namun, setelah menikah, rupanya La Patamba mengingkari janjinya. Ia meminta Wa Roe


untuk membuang anaknya itu ke hutan. Betapa hancur hati Wa Roe, tapi ia tak berani
membantah permintaan suaminya.

Apalagi La Patamba mengancam akan membunuh La Sirimbone jika ia menolak


permintaanya. Dengan berat hati terpaksa Wa Roe membuang anak satu-satunya. Sambil
berurai air mata, Wa Roe berpesan, "Jaga dirimu baik-baik anaku. Ibu yakin Tuhan selalu
akan melindungimu. Ibu tidak akan pernah berhenti mendoakanmu. La Sirimbone ikut
menangis. Ia takut tinggal di hutan itu sendirian. Namun ia sadar sebagai anak laki-laki, ia
tak boleh cengeng.
Sepeninggal ibunya, La Sirimbone meneruskan perjalanannya ke dalam hutan. Setelah
beberapa hari berjalan, ia menemukan jejak kaki. Bukan sembarang jejak kaki, karena jejak
kaki itu sangat besar. "Wah, makhluk apa yang punya kaki sebesar ini?" ucap La Sirimbone
dalam hati. Ia lalu mengikuti jejak kaki itu, dan tibalah ia di sebuah rumah yang sangat
besar sekali.

Tiba-tiba Bumi bergetar. Buuummm... buuummmm... buuummm.... La Sirimbone limbung.


Ternyata getaran itu disebabkan oleh perempuan raksasa yang sedang menumbuk. La
Sirimbone berlari mendekati raksasa itu.

"Hei, siapakah kau anak manusia? Bagaimana kau bisa berada di sini?" tanya raksasa itu
dengan heran.

Dengan takut, La Sirimbone menceritakan asal-usulnya. Ternyata raksasa itu adalah raksasa
yang baik hati. Ia merasa iba pada La Sirimbone dan mengizinkannya untuk tinggal di situ.
Ia berpesan, "La Sirimbone, kau boleh tinggal di sini, tapi kau harus hati-hati. Di sini
banyak jin dan hewan buas yang bisa mencelakaimu. Sebaiknya, kau tak usah ke mana-
mana. Tinggallah di rumah saja."

La Sirimbone menurut. Namun setelah beberapa hari, ia mulai bosan. Karena itu ia
meminta izin untuk pergi menangkap ikan. Ternyata, hari itu La Sirimbone sangat
beruntung, ia mendapat banyak ikan. Sebelum pulang, ia meninggalkan bubunya dan
berharap esok pagi bubu itu akan penuh dengan ikan.

Keesokan harinya, ia meminta izin lagi untuk keluar rumah. Ia kembali ke sungai untuk
memeriksa bubunya. Aneh, tak seekor ikan pun yang masuk. Ia memasang umpan lagi dan
menunggu. Karena lelah menunggu, ia memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar.
Alangkah kagetnya ia saat kembali ke sungai. Ikan-ikan dalam bubunya dimakan oleh jin!
Dengan marah La Sirimbone menyerang jin itu. Karena tak siap, jin itu kalah.

"Ampun Anak manusia, lepaskan aku. Sebagai ganti ikan-ikan yang telah kucuri, terimalah
cincin ini. Cincin ini dapat menyembuhkan orang sakit dan membangkitkan orang yang
meninggal," katanya.

La Sirimbone menerima cincin itu dan membiarkan jin itu pergi, Kemudian ia pulang ke
rumah si raksasa perempuan. Ketika ia melintasi sebuah sungai, dilihatnya seekor babi yang
sedang berjalan di atas air. Penasaran, ia bertanya, "Babi yang baik, bagaimana kau bisa
berjalan di atas air?"

Babi itu lalu menunjukkan jimat kalung miliknya, "Dengan kalung ini, kau bisa berjalan di
atas air. Jika kau mau, kau boleh memilikinya. Aku tak Iagi membutuhkannya," jawab babi
itu. Dengan suka cita, La Sirimbone menerimanya. Setelah itu ia meneruskan perjalanan,
Tak berapa lama, ia bertemu dengan seorang nelayan yang sedang menangkap ikan.
"Wah, banyak sekali ikan yang Bapak tangkap. Hebat," kato La Sirimbone. "Aku
menggunakan keris pusaka, Nak. Keris ini bisa menikam sendiri jika diperintah," jawab
nelayan itu. Singkat cerita, nelayon itu juga memberikan keris pusakanya pada La
Sirimbone.

Sejak memiliki ketiga benda pusaka itu, La Sirimbone sering membantu orang. la
menyembuhkan orang sakit, menghidupkan orang yong meninggal, dan menangkap hewan-
hewan buruan, serta membagi-bagikannya pada yang membutuhkan. Sekarang, raksasa
perempuan itu tak khawatir lagi pada keselamatan La Sirimbone.

Suatu hari, saat La Sirimbone sedang berjalan-jalan ke desa tetangga, ia mendengar suara
tangis seorang gadis. "Hai, namaku La Sirimbone. Jika aku boleh tahu, mengapa kau
menangis?" tanyanya.

Gadis yang bernama Wa Ngkurorio itu menjawab, "Sebentar lagi aku akan mati. Ketujuh
kakakku meninggal karena disantap seekor naga. Hari ini adalah giliranku."

La Sirimbone tersenyum, "Jangan khawatir. Aku akan membantumu. Aku akan membunuh
naga itu dengan keris pusakaku," katanya.
Benar saja, siang itu, naga itu datang dan siap menyantap Wo Ngkurorio. Gadis itu gemetar.
la takut luar biasa. Namun La Sirimbone menenangkannya. Dengan tenang, ia berbisik
memberi perintah pada keris pusakanya untuk menikam naga itu. Dalam sekejap, keris itu
menusuk perut naga tersebut don mengoyak-oyak perutnya.

Naga itu mati seketika. Wa Ngkurorio sangat takjub melihat kejadian tersebut, demikian
pula dengan orangtuanya dan Seluruh warga desa. Mereka sangat berterima kasih karena
La Sirimbone telah berhasil melenyapkan naga jahat yang selama ini mengganggu warga.
Berkat pertolongan La Sirimbone desa menjadi aman.

Sebagai ucapan terima kasih mereka meminta La Sirimbone untuk tinggal di desa mereka.
La Sirimbone pun bersedia. Ia kemudian pulang untuk berpamitan pada raksasa yang telah
membantunya selama ini. Mulai saat itu La Sirimbone hidup bahagia dan damai bersama
sahabat-sahabat barunya.

Pesan Moral: Bersabarlah saat mendapat masalah. Semua masalah pasti ada jalan
keluarnya. Dan jangan lupa, terkadang keajaiban bisa terjadi.

http://dongengceritarakyat.com/cerita-rakyat-sulawesi-tenggara-kisah-la-sirimbone/

Anda mungkin juga menyukai