Bar Lian
Bar Lian
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kemampuan hidup sehat yaitu keadaan sejahtera badan dan jiwa, dan
bertahap.
Salah satu masalah penyakit yang sering terjadi dan menyerang pada
bayi dan balita yaitu Kejang Demam yang penyebabnya belum diketahui
Tabel 1 . Jumlah Rawat map Kasus Kejang Demam di RSUD Kota Makassar.
64,5
1 2009 5 42 1 31 15 31,25 2 4,16 48 100
8
59,4
2 2010 27 43 4 44 32 43,24 2 2,70 74 100
5
53,3
3 2011 7 36 2 24 20 44,44 1 2,22 45 100
3
Keteragan:
a. Pada Tahun 2009 kasus kejang demam rawat map berjumlah 48 orang
dengan jumlah pasien laki laki 31 orang (64,58%) dan jumlah pasien
orang (4,16%)
b. Pada Tahun 2010 kasus kejang demam rawat map berjumlah 74 orang
dengan jumlah pasien laki laki 44 orang (59,45%) dan jumlah pasien
c. Pada Tahun 2011 kasus kejang demam rawat map berjumlah 45 orang
dengan jumlah pasien laki laki 24 orang (53,33%) dan jumlah pasien
suatu karya tulis ilmiah berupa Asuhan Keperawatan pada pasien secara
Persyarafan. Maka pada kesempatan liii penulis dapat menyusun karya tulis
B. Batasan Masalah
Karena luasnya masalah kejang demam, maka bahasan karya tulis mi hanya
0406 Juni2Ol2
C. Tujuan Penulisan
1. TujuanUmum
2. Tujuan Khusus
06 Juni 2012.
2012.
20 12.
padatanggalo4 - 06Juni2Ol2.
D. Manfaat penulisan
1. Penulis
2. Bagi Akademik
3. Bagi Pelayanan RS
Demam.
Ilmiah mi.
2. Studi Kasus
3. Tekhnik
a. Observasi
b. Wawancara
c. Pemeriksan fisik
dengan pasien.
5. Diskusi
F. Sistematika penulisan
Penyusunan karya tulis mi terdiri dan beberapa bab, sub bab dan anak bab
BAB I PENDAHULUAN
B. Batasan masalah
C. Tujuan penulisan
D. Manfaat penulisan
F. Sistematika penulisan
1. Pengertian
2. Ahatomi Fisiologi
3. Insiden
4. Etiologi
5. Patofisiologi
6. Manifestasi Klimk
7. Faktor Resiko
8. Pemeriksaan Penunjang
9. Diagnosa Banding
10. Penatalaksanaan
11. Prognosis
1. Pengkajian
A. Pengkajian
B. Data Fokus
C. Analisa Data
D. Diagnosa Keperawatan
E. Intervensi keperawatan
F. linpiementasi
G. Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
D. Implementasi Keperawatan
E. Evaluasi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BABII
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
terjadi pada saat seorang bayi atau anak mengalami demam tanpa infeksi
sistem saraf pusat. Hal mi dapat tenjadi pada 2-5 % populasi anak.
kenaikan suhu tubuh (suhu rectal lebih dan 3 8C) yang disebabkan oleh
demam adalah suatu kejadian path bayi atau anak-anak, biasanya terjadi
pada umur 3 bulan dan 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi tidak
Anak yang pernah kejang tanpa demam dan bayi berumur kurang dan 4
dkk, 2005.434)
menit dan umum, dan kejang demam kompleks yang berlangsung lebih
dan 15 menit, fokal atau multiple (lebih dan 1 kali kejang dalam 24 jam).
penyokong (Neuoglia dan sel Schawan), kedua jenis sel tersebut demikian
berfungsi sebagai satu unit. Neuron adalah sel-sel syaraf khusus peka
ujung-ujung syaraf perifer khusus atau dan organ reseptor sensorik, dan
Sistem Syaraf Tepi (SST). SSP terdiri dan otak dan medulla spinalis, SST
terdiri dan neuron eferen dan eferen system somatir (SSS) dan neuron
pasang syaraf spinal dan 12 pasang syaraf kranial. (Sylvia A. Price &
sistem saraf sadar. Dan 12 pasang saraf, 3 pasang memiliki jenis sensori
(saraf I, II, VIII), 5 pasang jenis motorik (saraf III, IV, VI, XI, XII) dan 4
pasang jenis gabungan (saraf V. VII, IX, X). Pasangan saraf-saraf mi diberi
utamanya dengan struktur yang ada di kepala dan leher manusia seperti
mata, hidung, telinga, mulut dan lidah. Pasangan 1 dan II mencuat dan
3. Etiologi
gastroenteritis dan infeksi saluran kemih. Kejang tidak selalu timbul pada
pneumonia jenis mi tidak berat dan sembuh thiam waktu singkat. Namun
bila infeksi terjadi bersamaan dengan virus influensa, gangguan bisa berat.
dan kadang menyebabkan kematian, Virus yang menginfeksi pant
akan berkembang biak walau tidak terlihat jaringan pant yang dipenuhi
cairan. Gejala Pneumonia oleh virus sama saja dengan influensa, yaitu
demam, batuk kering sakit kepala, ngilu diseluruh tubuh. Dan letih lesu,
Soetomenggolo, 1989). Selain itu juga infeksi diluar susunan syaraf pusat
2. Gangguan metabolic
4. Keracunan obat
5. Faktor herediter
6. Idiopatik.
4. Insiden
bulan 5 tahun, dan paling sering pada usia 17 -23 bulan, 80% kejang
lebih sering pada anak laki laki. (UKK Neurologi IDAI, 2011 kejang
5. Patofisiologi
kebutuhan oksigen meningkat 20%. Pada anak balita aliran darah ke otak
meneapai 65% dan aliran darah ke seluruh tubuh, sedangkan pada orang
dewasa aliran darah ke otak hanya 15%. Jadi, path balita dengan kenaikan
sel neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dan ion kalium
dan tinggi rendabnya ambang kejang seorang anak. Ada anak yang
ambang kejangnya rendah, kejang telah terjadi pada suhu 38C, sedangkan
pada anak dengan ambang kejang tinggi, kejang baru terjadi path suhu
40C.
dengan asumsi bahwa orang tersebut dalam keadaan istirahat total, tidak
pacla perempuan.
lebih tinggi.
hingga 30%
meningkat hingga 7%
lebih tinggi.
6. Manifestasi Kilnik
bersamaan dengan kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat yang
disebabkan oleh infeksi di luar susunan saraf pusat, otitis media akuta,
Umumnya kejang berhenti sendiri. Namun anak akan terbangun dan sadar
neurologik.
Gejala yang mungkin timbul saat anak mengalami Kejang Demam
antara lain anak mengalami demam (terutama demam tinggi atau kenaikan
suhu tubuh yang teijadi secara tiba-tiba), kejang tonik-kionik atau grand
re!aksasi otot yang kuat dan berirama, biasanya ber!angsung se!ama 1-2
menit), !idah atau pipinya tergigit, gigi atau rabangnya terkatup rapat,
Saat kejang, anak akan mengalami berbagai macam gej ala seperti:
3. Sulit bemapas
4. Busa di mulut
yaitu:
fever)
Kriteria livingston tersebut setelah dimodifikasi dipakai sebagai
Kejang demam yang tidak memenuhi salah sata atau lebih dan ketujuh
7. Komplikasi
d. Epilepsi
8. Pemeriksaan Penunjang
difikirkan untuk melakukan lumbal pungsi dan tidak dianjurkan pada umur
intracranial.
pemeriksaan darah tepi lengkap (Hb, Ht, Leukosit, Trombosit ) atau urine
dan Dehidrasi dilakukan pemeriksaan Na, K, Cl, Mg, Ca, P dan Glukosa.
untuk mengetahui sejak dm1 apabila ada komplikasi dan penyakit kejang
9. Diagnosa Banding
2005.435).
10. Penatalaksanaan
dikerjakan yaitu:
penyuntikan, tunggu sebentar, dan bila tidak timbul kejang lagi jarum
rumat. Untuk 2 han pertama dengan dosis 8-10 mg/kg BB/hari dibagi
suntikan dan setelah membaik per oral. Perhatikan bahwa dosis total
meningitis, misalnya bila ada gej ala meningitis atau kejang demam
berlangsung lama.
3. Pengobatan profilaksis
kejang demani berat yang dapat menyebabkan kerusakan otak tapi tidak
2 dosis. Obat lain yang dapat digunakan adalah asam vaiproat dengan
mikrosefal)
3. Ada riwayat kejang tanpa demma pada orang tua atau saudara
kandung.
waktu anak demam dengan diazepam oral atau rectal tuap 8 jam
demam. html)
11. Prognosis
1. Pengkajian
a. Aktivitas / Istirahat
b. Sirkulasi
c. Integritas Ego
emosional
d. Eliminasi
gingivitis.
f. Neuorosensori
g. Nyeri/Kenyamanan
h. Pernafasan
i. Keamanan
menyeluruh.
j. Interaksi Sosial
social.
2. Diagnosa Keperawatan
dengan hipertermi
hiperthermi
Kriteria hasil
5. Kesadaran composmentis
Intervensi Rasional
Kriteria Hasil :
kejang