Anda di halaman 1dari 2

Solusio Plasenta : Gejala, Penyebab, dan Pengobatan Solusio plasenta adalah pelepasan

plasenta secara prematur (sebelum persalinan) dari dinding rahim bagian dalam, baik
seluruhnya maupun sebagian. Ini merupakan kondisi kegawatan yang harus segera
mendapatkan pertolongan, untuk menghindari syok hipovolemik akibat pendarahan.
Plasenta itu sendiri merupakan organ yang dibentuk dari jaringan pembuluh darah yang
menghubungkan janin yang sedang berkembang dengan dinding rahim. Organ ini berfungsi
sebagai pemberi nutrisi serta oksigen pada janin yang sedang dikandung, sebagai
pertahanan melawan infeksi, dan memproduksi hormon yang dapat menyokong kehamilan.
Meskipun jarang terjadi, solusio plasenta merupakan penyulit kehamilan serius yang harus
diwaspadai. Solusio plasenta bisa membahayakan nyawa ibu dan bayi yang dikandungnya
apabila tidak segera mendapatkan pertolongan, karena dapat menyebabkan ibu mengalami
pendarahan hebat, dan menyebabkan bayi yang dikandung mengalami kekurangan nutrisi
serta oksigen. Mengenal Solusio Plasenta # Apa Gejala Solusio Plasenta? Solusio plasenta
sering sekali terjadi pada trimester kedua kehamilan hingga beberapa minggu menjelang
persalinan. Beberapa gejala solusio plasenta yang bisa terjadi antara lain: Perdarahan yang
disertai rasa nyeri. Darah bewarna merah kehitaman. Syok dan anemia berat bisa terjadi,
meskipun darah yang keluar hanya terlihat sedikit (padahal banyak perdarahan di dalam).
Dapat terjadi gawat janin hingga menghilangya denyut jantung janin. Kurang bergeraknya
bayi yang berada dalam kandungan atau tidak seperti biasanya. Nyeri punggung dan nyeri
perut. Rahim berkontraksi cepa terus menerus dan nyeri # Apa Penyebab Solusio Plasenta?
Penyebab utama dari solusio plasenta belum diketahui dengan pasti, namun terdapat
beberapa faktor risiko yang telah diketahui memiliki hubungan yang erat dengan kondisi ini
diantaranya: Ibu hipertensi, merupakan Penyebab paling umum, sekitar 44% dari semua
kasus solusio terjadi pada ibu yang hipertensi Ibu Merokok, dapat meningkatkan risiko
mengalami solusio plasenta sebesar 40 % untuk setiap tahun merokok sebelum kehamilan.
Penggunaan Kokain, solusio palsenta pada pasien yang menyalahgunakan kokain telah
dilaporkan sekitar 13 35% dan mungkin tergantung dosis. Ibu mengalami trauma, misalnya
tabrakan kendaraan bermotor tabrakan, atau terjatuh merupakan penyebab solusio pada
sekitar 10% kasus Konsumsi alkohol Tali pusar pendek Dekompresi mendadak rahim
(misalnya, ketuban pecah dini, persalinan pertama anak kembar) Fibromyoma retroplasenta
Perdarahan retroplasenta akibat tusukan jarum (yaitu, postamniocentesis) Idiopatik
(kemungkinan karena kelainan pada pembuluh darah rahim dan desidua) Riwayat solusio
plasenta sebelumnya Infeksi seperti Chorioamnionitis Ketuban pecah dini yang
berkepanjangan (24 jam atau lebih lama) Ibu berusia 35 tahun atau lebih tua Ibu berusia
muda kurang dari 20 tahun Jenis kelamin janin laki laki Status sosial ekonomi rendah
Peningkatan konsentrasi alpha-fetoprotein pada serum ibu selama trimester kedua (terkait
dengan peningkatan risiko solusio sampai 10 kali lipat) Hematoma subkorionik # Langkah
Pengobatan Solusio Plasenta Apabila seorang ibu yang hamil mengalami beberapa gejala
yang menyerupai gejala solusio plasenta pada saat usia kehamilan telah melebihi 20
minggu, ada baiknya untuk segera memeriksakan kehamilan ke dokter kandungan, agar
mendapatkan penanganan lebih lanjut. Secara umum penatalaksanaan solusio plasenta
harus memperhatikan sejumlah hal berikut : Rujuk. Penatalaksanaan kasus solusio plasenta
harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap, jadi tidak boleh dilakukan pada
fasilitas kesehatan primer dengan peralatan terbatas. Resusitasi cairan. Sebelum melakukan
tindakan lainnya resusitasi cairan harus dilakukan terlebih dahulu yaitu dengan pemasangan
infus NaCl/RL sebanyak 2 -3 kali jumlah perdarahan. Ketuban dapat segera dipecahkan
untuk mengurangi regangan uterus tanpa memperdulikan apakah persalinan pervaginam
atau operasi sesar. Periksa Koagulopati. Lakukan juga uji pembekuan darah sederhana
untuk mengetahui ada tidaknya koagulopati (gangguan pembekuan darah). Apabila terdapat
koagulopati, berikan darah lengkap (whole blood) segar. Apabila tidak ada, bisa memilih
salah satu di antara berikut ini, berdasarkan ketersediaannya: fresh frozen plasma (FFP),
packed red cel (PRC), kriopresipitat, atau konsentrasi trombosit Apabila belum terdapat
tanda-tanda syok, atau perdarahan masih ringan hingga sedang, maka tindakan yang akan
dilakukan tergantung pada denyut jantung janin sebagai berikut: Apabila denyut jantung
janin terdengar normal, persalinan dilakukan secara operasi sesar. Apabila denyut jantung
janin terdengar tidak normal (kurang dari 100 atau lebih dari 180/menit): lakukan persalinan
pervaginam atau operasi sesar bila persalinan pervaginam tidak memungkinkan. Apabila
denyut jantung janin tidak terdengar, namun nadi dan tekanan darah ibu normal: persalinan
dilakukan pervaginam. Apabila denyut jantung janin tidak terdengar dan tekanan darah ibu
rendah: segera pecahkan ketuban dengan kokher: lalu lahirkan pervaginam Jika kontraksi
rahim jelek, perbaiki dengan pemberian oksitosin. Jika rahim masih kenyal, tebal, dan
tertutup, lakukan operasi sesar. Apabila sudah ada tanda-tanda tanda tanda syok
hipovolemik yang terjadi akibat perdarahan hebat baik nyata terlihat atau tersembunyi, maka
janin harus segera dilahirkan, dengan ketentuan sebagai berikut: Apabila pembukaan telah
lengkap, janin dilahirkan dengan cara ekstraksi vakum Apabila pembukaan belum lengkap,
janin dilahirkan dengan cara operasi sesar Operasi histerektomi atau pengangkatan rahim
mungkin juga akan dilakukan apabila pendarahan yang terjadi akibat solusio plasenta ini
tidak bisa dikendalikan

Anda mungkin juga menyukai