Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH PENGENDALIAN MUTU

TENTANG ISO 14000

Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
PENGENDALIAN MUTU
Dosen Pengampuh: Dr. Eka Daryanto, MT

Disusun Oleh:
KELOMPOK 11
Hotbin Asido Sitorus ( 5143321009 )
Selamat S.V Sinaga ( 5143321022 )

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


Fakultas Teknik
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat,
karunia, kesehatan, kekuatan dan kemudahan sehingga kami dapat selesai dalam
penyusunan makalah dengan judul ISO 14000. Makalah ini dibuat dalam
rangka memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Pengendalian
Mutu.
Ucapan terimakasih kami kepada Bapak Dr. Eka Daryanto, MT selaku
dosen mata kuliah Pengendalian Mutu yang telah memberikan kami kesempatan
dalam menyusun makalah ini. Serta semua pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah yang kami susun ini
terdapat banyak kekurangan, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran demi
perbaikan dan kesempurnaan makalah ini kedepannya.

Medan, 25 November 2015

Kelompok 11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem Manajemen Lingkungan merupakan bagian integral dari sistem
manajemen perusahaan secara keseluruhan yang terdiri dari satu set pengaturan-
pengaturan secara sistematis yang meliputi struktur organisasi, tanggung jawab,
prosedur, proses, serta sumber daya dalam upaya mewujudkan kebijakan
lingkungan yang telah digariskan oleh perusahaan.
Sistem manajemen lingkungan memberikan mekanisme untuk mencapai
dan menunjukkan performasi lingkungan yang baik, melalui upaya pengendalian
dampak lingkungan dari kegiatan, produk dan jasa. Sistem tersebut juga dapat
digunakan untuk mengantisipasi perkembangan tuntutan dan peningkatan
performasi lingkungan dari konsumen, serta untuk memenuhi persyaratan
peraturan lingkungan hidup dari pemerintah.
Tujuan secara menyeluruh dari penerapan sistem manajemen lingkungan
(SML) ISO 14000 sebagai standar internasional yaitu untuk mendukung
perlindungan lingkungan dan pencegahan pencemaran yang seimbang dengan
kebutuhan sosial ekonomi. Manajemen lingkungan mencakup suatu rentang isu
yang lengkap meliputi hal-hal yang berkaitan dengan strategi dan kompetisi.
Penerapan ISO 14000 juga memberikan banyak manfaat bagi perusahaan.
Beberapa manfaat yang penting yaitu meningkatkan kinerja lingkungan,
mengurangi biaya dan meningkatkan akses pasar. Sampai saat ini tercatat lebih
dari 248 sertifikat ISO 14000 untuk berbagai unit perusahaan di Indonesia
(www.menlh.go.id).

1.2 Rumusan Masalah


Sesuai dengan judul makalah ini yaitu ISO 14000 maka berkaitan
dengan judul tersebut, masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
yaitu:
1.2.1 Kedudukan/manfaat ISO 14000 dalam industri
1.2.2 Persyaratan untuk mendapatkan ISO 14000
1.2.3 Contoh perusahaan yang memperoleh sertifikasi ISO 14000 seri 1-
60

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya, maka
tujuan dari pembahasan makalah ini yaitu:
1.3.1 Mengetahui seberapa penting kedudukan dan manfaat ISO 14000
dalam industri

1.3.2 Mengetahui persyaratan-persyaratan untuk mendapatkan ISO


14000

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian ISO 14000


ISO 14000 adalah standar internasional mengenai manajemen lingkungan yang
dikeluarkan oleh International Organization for Standardisation (ISO) dan
penerapannya bersifat sukarela.
Standar ISO seri 14000 mulai diperkenalkan pada awal tahun 1990-an yang
merupakan suatu perkembangan aspek manajemen atau pengelolaan mutu. Tidak
semata-mata aspek teknis atau ekonomis saja.

Tujuan ISO 14000 antara lain adalah :


- Mendorong upaya dan melakukan pendekatan untuk pengelolaan
Lingkungan hidup dan sumberdaya alam dan kualitas pengelolaannya
diseragamkan pada lingkup global.
- Meningkatkan kemampuan organisasi untuk mampu memperbaiki kualitas
dan kinerja Lingkungan Hidup dan Sumberdaya Alam.
- Memberikan kemampuan dan fasilitas pada kegiatan ekonomi dan
industri, sehingga tidak mengalami rintangan dalam berusaha.

Untuk mencapai tujuan tersebut dibentuk SAGE (Startegic Advisory Group on the
Environment). Kemudian TC 207 (Komisi Teknis) pada tahun 1993 dibentuk oleh
Organisasi Internasional untuk Standarisasi (ISO). Komisi ini terdiri dari berbagai
negara dan bertugas merumuskan konsep standar internasional di bidang
lingkungan. Adapun pembagian tugasnya adalah sbb. :
- Sub komisi yang menangani Environmental Management System (Sistem
pengelolaan Lingkungan dan sumberdaya alam),
- Sub komisi yang menangani Environmental Auditing (Odit Lingkungan),
- Sub komisi yang menangani Environmental Labelling (Label
Lingkungan),
- Sub komisi yang menangani Environmental Performance Evaluating
(Evaluasi Kinerja Lingkungan),
- Sub komisi yang menangani Life Cycle Analysis (Analisis Daur Hidup),
- Sub komisi yang menangani Environemental aspect in Product Standard
(Aspek Lingkungan dalam Bakumutu Produk),
- dan Sub komisi yang bertugas menyusun Term and Definitions (Istilah dan
Definisi)
ISO seri 14000 terdiri dari beberapa seri yaitu :
1. ISO seri 14001-14009 tentang Environmental Manajemen Sistem (EMS) atau
Sistem Manajemen Lingkungan.
Dari seluruh seri ISO 14000, ISO 14001 tentang sistem manajemen lingkungan
adalah seri yang paling banyak dikenal karena sertifikasi ISO 14000 sebenarnya
adalah sertifikasi untuk ISO 14001 ini. Ada 3 komponen besar dalam ISO 14001
yaitu program lingkungan tertulis; pendidikan dan pelatihan; dan pengetahuan
mengenai peraturan perundang-undangan lokal dan nasional.

2. ISO seri 14010-14019 tentang Environmental Auditing (Audit Lingkungan)


ISO seri ini merupakan suatu alat (tools) dalam penerapan sistem manajemen
lingkungan, jadi tidak memerlukan sertifikasi. Audit lingkungan mirip dengan
medical check up yaitu evaluasi secara rutin mengenai kondisi suatu
perusahaan. Audit lingkungan dapat dilakukan oleh intern perusahaan (internal
audit) maupun oleh pihak luar (eksternal audit). Untuk audit sistem
manajemen lingkungan seorang auditor harus memenuhi kriteria auditor
seperti yang ditetapkan dalam ISO 14012.
3. ISO seri 14020-14029 tentang Environmental Labelling (Ekolabel) ISO seri
ini juga dimaksudkan untuk sertifikasi, tetapi yang disertifikasi adalah
produknya sedangkan EMS yang disertifikasi adalah sistemya. Jadi suatu
perusahaan yang sudah mendapat sertifikat ISO 14001, bila diperlukan maka
dapat juga mengusulkan untukk memperoleh ekolabeling. Yang mana yang
akan didahulukan untuk perolehannya tergantung dari permintaan pasar.
4. ISO seri 14030-14039 tentang Environmental Performance Evaluation (EPE)
atau Evaluasi Kinerja Lingkungan.
Environmental Performance Evaluation diukur dengan mengkuantifikasi dampak
kegiatan terhadap lingkungan. Hal-hal tersebut dapat diidentifikasi secara dini
dengan menginventarisasi dampak seperti emisi udara, effluen limbah cair, dan
sebagainya. Penetapan baseline dari hasil inventarisasi, perusahaan kemudian
mengidentifikasi indikator adanya peningkatan kinerja.
5. ISO seri 154040-14049 tentang Life Cycle Assessment (LCA) atau Analisis
Daur Hidup Produk
LCA juga merupakan suatu alat, jadi standar ini tidak dimaksudkan untuk
sertifikasi. Setiap produk mempunyai siklus hidup yaitu : lahir (fabrikasi), hidup
(dioperasikan) dan mati (dibuang).

6. ISO 14050 tentang Term and Definition


Dalam dokumen ini terdapat definisi-definisi yang digunakan dalam ISO seri
14000. Standar ISO seri 14000 yang telah ditetapkan menjadi standar
internasional adalah ISO 14001, 14004, 14010, 14011, 14012 dan ISO 14040.
Indonesia pada saat ini telah mengadopsi Standar ISO 14001, 14002, 14010,
14011 dan 14012 menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI).
Pengertian tentang masing-masing standar dan istilah yang di dalam ISO 14000
akan sangat membantu pemahaman tentang konsep ISO seri 14000. Adapun
beberapa pengertian dasar adalah sebagai berikut:
1. Environmental Management System : Bagian dari keseluruhan sistem
manajemen yang termasuk didalamnya struktur organisasi, aktifitas perencanaan,
tanggung jawab, praktek, prosedur-prosedur, proses dan sumber daya untuk
pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan
kebijaksanaan lingkungan.
2. Continual Improvement : Proses peningkatan atau perbaikan sistem pengelolaan
lingkungan untuk mencapai / memperbaiki kinerja lingkungan secara keseluruhan
dan sejalan dengan kebijaksanaan lingkungan dari suatu organisasi.
3. Environment : Lingkungan sekitar operasi suatu perusahaan, termasuk udara,
air, tanah, sumber daya alam, flora, fauna, manusia dan hubungannya satu dengan
lainnya.
4. Environmental Aspect : Elemen dari suatu kegiatan organisasi, produk atau jasa
yang dapat berinteraksi dengan lingkungan
5. Environmental Impact : Perubahan terhadap lingkungan, menguntungkan atau
merugikan, secara keseluruhan ataupun sebagian yang dihasilkan dari kegiatan
suatu organisasi, produk dan jasa.
6. EMS Audit : Proses verifikasi yang sistimatis dan terdokumentasi yang secara
obyektif menentukan dan mengevaluasi bukti audit untuk menentukan apakah
suatu sistem pengelolaan lingkungan suatu organisasi telah sesuai dengan kriteria
EMS audit dan mengkomunikasikan hasil dari proses ini kepada klien.
7. Organisasi : Perusahaan, korporasi, firma, usaha, atau institusi atau secara
bagian ataupun kombinasi, swasta ataupun milik publik, yang memiliki fungsi dan
administrasi
8. Kriteria audit EMS : Kebijaksanaan, hal praktis, prosedur-prosedur atau
persyaratan seperti yang tercantum dalam ISO 14000 dan jika tersedia, berbagai
tambahan persyaratan EMS yang dibandingkan dengan hasil pengumpulan bukti
audit oleh auditor tentang sistem pengelolaan lingkungan (EMS) suatu organisasi.
9. Environmental label/declaration : Klaim yang mengindikasikan atribut
lingkungan dari suatu produk atau jasa yang dapat berupa pernyataan, symbols,
atau grafik pada produk atau label paket, literatur produk, buletin teknis, iklan,
publikasi, dsb.
10. Environmental performance : Kinerja lingkungan, hasil pengelolaan suatu
manajemen terhadap aspek lingkungan (environmental aspects) daripada
kegiatannya, produk dan jasa.
11. Environmental performance evaluation : Proses untuk mengukur,
menganalisis, mengkaji, melaporkan dan mengkomunikasikan kinerja lingkungan
suatu organisasi dibandingkan dengan kriteria yang disetujui oleh manajemen.
12. Life cycle assessment : Prosedur sistimatis untuk mengumpulkan dan menguji
masukan dan keluaran dari bahan dan energi serta dampak lingkungan yang
terkait yang langsung terikut dalam fungsi sistem produk dan jasa melalui siklus
hidup dari produk dan jasa tersebut.

Hal-hal yang tercakup dalam ISO 14000 dapat dibagi dalam dua bidang yang
terpisah. Pertama berkaitan dengan Pengelolaan / Manajemen Organisasi dan
istem evaluasinya, yang kedua adalah berkaitan dengan Alat / Perangkat
Lingkungan dalam mengevaluasi Produknya.
Bagan ini merupakan Standar Generik dari ISO 14000 yang tertera dalam gambar
gambar
berikut ini
2.2 Kedudukan/Manfaat ISO 14000 dalam Industri
Dalam satu dasawarsa terakhir ini kebutuhan akan suatu sistem
standardisasi semakin dirasakan urgensinya. Hal ini mendorong organisasi
internasional di bidang standardisasi yaitu ISO (International Organization for
Standardization) itu sendiri mendirikan SAGE (Strategic Advisory Group on
Environment) yang bertugas meneliti kemungkinan untuk mengembangkan sistem
standar di bidang lingkungan.
Perusahaan yang memahami hal ini, secara bertahap mempunyai paling
tidak dua alasan utama yaitu untuk menghemat dan memperluas pasar atau
mengakses pasar baru. Alasan-alasan lainnya yaitu mengurangi gangguan sosial
yang berasal dari keberadaan industri itu sendiri misalnya, mengurasi kebisingan,
polusi air, polusi udara, kemacetan, dan social responsibilty.
Yang dimaksud dengan social responsibility yaitu perusahaan sebaiknya
mengembalikan profit kepada masyarakat (pajak) dan kontribusi kepada
masyarakat melalui acara-acara budaya, ilmu pengetahun, seni dan atletik. Sistem
Manajemen Lingkungan ISO 14000 merupakan pendekatan yang sistematik untuk
mengidentifikasi aspek dan dampak lingkungan serta untuk perumusan objektif
dan target. Untuk merespon hal tersebut, biasanya yang mengarah pada efisiensi
proses, dan hal ini pula yang dirasakan manfaatnya oleh perusahaan dimana
dengan menerapkan ISO 14000 terjadi peningkatan pada proses efisiensi (17%).
Sistem Manajemen Lingkungan juga dimaksudkan untuk membantu
perusahaan dalam memenuhi persyaratan dan mengikuti peraturan dan
perundangan mengenai lingkungan, dalam hal ini perusahaan mengalami
peningkatan yang cukup pada tingkat pemenuhan peraturan (7%). Manfaat lain
dari penerapan ISO 14000 yaitu peningkatan pada kinerja manajemen/moral kerja
(17%), meningkatkan kepuasan konsumen (12%), dan meningkatkan penjualan
(7%).
Kedudukan ISO 14000 tidak menggantikan peraturan perundang-undangan
pengelolaan lingkungan. Walaupun bersifat sukarela, penerapan ISO 14000
diharapkan
dapat melengkapi pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan
pengelolaan
lingkungan oleh organisasi pelaksana kegiatan/usaha. KLH senantiasa membuka
dialog dengan berbagai pihak berkepentingan, khususnya para praktisi yang
terlibat
langsung dalam penerapan standar ISO 14000, untuk meningkatkan sinergi dari
penerapan standar ISO 14000 dan pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-
undangan
pengelolaan lingkungan.

Adapun manfaat sertifikasi ISO 14000 adalah (Harrington, H. J, 1999):


- menurunkan potensi dampak terhadap lingkungan;
- meningkatkan kinerja lingkungan;
- memperbaiki tingkat pemenuhan (compliance) peraturan;
- mengurangi dan mengatasi resiko lingkungan yang mungkin timbul;
- dapat mengurangi kecelakaan kerja;
- dapat memelihara hubungan baik dengan masyarakat, pemerintah dan
pihak-pihak yang peduli terhadap lingkungan;
- memberi jaminan kepada konsumen mengenai komitmen pihak
manajemen puncak terhadap lingkungan;
- dapat mengangkat citra perusahaan;
- meningkatkan kepercayaan konsumen dan memperbesar pangsa pasar;
- mempermudah memperoleh izin dan akses kredit bank; serta
- langkah menuju pembangunan yang berkelanjutan.

2.3 Persyaratan untuk Mendapatkan ISO 14000


a) perusahaan harus membuat sistem manajemen lingkungan (EMS);
b) perusahaan harus menetapkan kebijakan lingkungan beserta tujuan;
c) perusahaan harus menunjukkan kepatuhan terhadap undang-undang
lingkungan dan peraturan dimana perusahaan dibangun;
d) perusahaan harus menunjukkan komitmennya untuk terus
meningkatkan dalam perlindungan lingkungan dan pencegahan polusi.
e) perusahaan harus menyediakan untuk implementasi dan
pengoperasian kebijakan termasuk pelatihan personil, komunikasi, dan
kontrol dokumen;
f) perusahaan harus mengatur pemantauan dan perangkat pengukuran
dan prosedur audit untuk memastikan peningkatan berkelanjutan; serta
g) perusahaan harus menyediakan manajemen review.

2.4 ISO 14000 di Indonesia

Indonesia adalah salah satu negara yang menerapkan standar ISO 14000 dalam
pengelolaan lingkungan di dunia industri. Seperti yang disebutkan di atas bahwa
negara Indonesia telah menerapkan standar ISO dari tahun 1993. Hal ini terus
dikembangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Badan Standardisasi
Nasional (BSN) dan Kelompok Kerja Nasional ISO 14000. Berbagai program
seminar dan penelitian mengenai ISO 14000 terus dikembangkan di Indonesia.
Pada tahun 1996-1998, serangkaian seminar, lokakarya, penelitian dan proyek
percontohan Sistem Manajemen Lingkungan telah diprakarsai oleh Kementerian
Lingkungan Hidup, bekerjasama dengan BSN dan berbagai pihak. Rangkaian
kegiatan tersebut dimaksudkan untuk menjadi investasi awal bagi penerapan ISO
14001 di Indonesia dalam menumbuhkan sisi demand maupun supply menuju
mekanisme pasar yang wajar.

Perusahaan perlu memiliki sistem pengelolaan lingkungan yang efisien and


efektif. Hal ini dikarenakan meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap
kelestarian lingkungan, semakin ketatnya peraturan-peraturan lingkungan dan
tekanan dari pasar kepada perusahaan-perusahaan mengenai komitmen terhadap
lingkungan. Di dalam menguji keandalan sistem para pemasoknya, perusahaan-
perusahaan ini telah melakukan kajian atau audit lingkungan untuk menilai kinerja
lingkungannya (atau yang biasa disebut audit pihak kedua). Tetapi untuk
menyakinkan bahwa sistem perusahaan-perusahaan telah memenuhi dan secara
terus menerus dapat memenuhi persyaratan-persyaratan internasional ini maka
banyak perusahaan perlu melibatkan pihak independent sebagai penilai sistem
mereka. Dari perspektif ini maka muncullah badan-badan sertifikasi yang
menjembatani antara kebutuhan calon konsumen dengan para pemasok dalam
masalah kinerja lingkungan.

Kalangan bisnis, perdagangan, manufaktur dan jasa membutuhkan informasi


tentang kualitas manajemen lingkungan suatu perusahaan, tetapi mereka tidak
mungkin melakukan proses verifikasi tersebut sendiri. Kondisi ini yang
mendorong keberadaan Sertifikasi Standar Sistem Manajemen Lingkungan
sebagai alat bantu untuk mendapatkan jaminan bahwa rekan bisnis, pemasok, dan
lain-lain perusahaan-perusahaan terkait juga turut atau bahkan memiliki bukti
komitmen terhadap pelestarian lingkungan.

2.5 Kendala dalam penerapan ISO 14000


Kendala yang ada dalam penerapan ISO 14000 adalah sebagai berikut:
1. Program sebaik apapun tidak akan berhasil secara baik apabila tidak
karyawan tidak mengetahui SML yang diterapkan oleh perusahaan. Sehingga di
perlukan pendidikan dan latihan bagi mereka.
2. SML juga merupakan komitmen pentaatan perusahaan terhadap
perundangan yang berlaku, sehingga mutlak di perlukan pengetahuan mengenai
perundang-undangan bagi perusahaan yg menerapkan ISO-14000.
3. Khusus di Indonesia permasalahan yang menjadi kendala dalam penerapan
SML adalah:
- Kurangnya informasi mengenai standar ISO 14000
- Kurangnya SDM yang memahami dan dapat menerapkan standar iso
14000
- Kurangnya sumber daya kkeungan untuk mengikuti kegiatan pelatihan dan
menerapkan SML
- Masih ada anggapan bahwa mengelola lingkungan hanya pemborosan dan
pengeluaran extra belaka.

2.6 Contoh Perusahaan yang Memperoleh Sertifikasi ISO 14000


Pada saat ini, diperkirakan terdapat lebih dari 230 sertifikat
ISO 14001 yang diberikan oleh berbagai Lembaga Sertifikasi kepada beragam
organisasi
di Indonesia. Di bandingkan dengan negara lain, jumlah ini masih relatif kecil.
Salah satu kendala yang dikemukakan oleh dunia usaha adalah biaya sertifikasi.
Terkait dengan hal ini, banyak organisasi usaha yang tertarik untuk
mengembangkan
Sistem Manajemen Lingkungan namun tidak melakukan sertifikasi. Sementara
itu,
dari pihak pemerintah dan masyarakat pada umumnya masih belum memahami
standar
ISO 14000 dan sertifikasi ISO 14001. Oleh karena itu, program sosialisasi perlu
semakin ditingkatkan. Contoh perusahaan yang telah memperoleh sertifikasi ISO
terlampir.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarakan uraian pembahasan tentang ISO 14000 diatas, dapat
disimpulkan bahwa:
a) Secara sederhana bisa dijelaskan ISO 14000 adalah Sistem
Manajemen Lingkungan dimana suatu organisasi menerapkan sistem
manajemen untuk mengelola permasalahan yang berkaitan dengan
lingkungan (pencemaran, penggunaan sumber daya/energi, pelestarian
lingkungan, dll).
b) Dalam satu dasawarsa terakhir ini kebutuhan akan suatu sistem
standardisasi semakin dirasakan urgensinya. Hal ini mendorong
organisasi internasional di bidang standardisasi yaitu ISO
(International Organization for Standardization) mengembangkan
sistem standar di bidang lingkungan untuk mengurangi gangguan
sosial yang berasal dari keberadaan industri itu sendiri misalnya,
mengurasi kebisingan, polusi air, polusi udara, kemacetan, dan social
responsibilty.
c) Untuk mendapatkan sertifikasi ISO 14000 harus memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan.
d) Contoh salah satu perusahaan yang telah memperoleh sertifikasi ISO
14000 yaitu PT Buana Wiralestari Mas IVOMAS TUNGGAL (PKS
Kijang)

DAFTAR PUSTAKA

www.google.co.id/search/iso.14000/
www.google.co.id/search/kedudukan.iso.14000.dalam.industri/
www.google.co.id/search/persyaratan.untuk.mendapatkan.sertifikasi.iso.14000/
www.google.co.id/search/contoh.perusahaan.yang.telah.mendapat.sertifikasi.iso.1
4000/
www.menlh.go.id

Anda mungkin juga menyukai