DISUSUN OLEH :
13.11.4101.48401.0.078
Disetujui Oleh :
Pembimbing Akademik
Mengetahui,
Direktur
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas karunia
dan petunjukNya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kunjungan Kerja
Lapangan (KKL) tentang Industri Farmasi.
Laporan Kunjungan Kerja Lapangan ini dikerjakan setelah selesainya
kegiatan Kunjungan Kerja Lapangan Industri yang penyusun laksanakan mulai
tanggal 28 September 03 Oktober 2015 di PT. Matina Berto, Tbk., PT. Kimia
Farma, Tbk., NEWater Singapore, dan Nasuha Herbs and Spices.
Penyelesaian Laporan Kunjungan Kerja Praktek Kerja Lapangan ini tidak
lepas dari bantuan dan doa dari keluarga, relasi dan teman yang telah mendukung
dan meluangkan waktu untuk ikut berpartisipasi. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini tidak lupa penyusun megucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt. Selaku Direktur Akademi Farmasi ISFI
Banjarmasin.
2. Anna Khumaira Sari, S.Farm., M.Farm., Apt. Selaku Pembimbing
Akademik
3. Pimpinan beserta seluruh staff dan karyawan PT. Martina Berto, Tbk.
4. Pimpinan beserta seluruh staff dan karyawan PT. Kimia Farma, Tbk.
5. Pimpinan beserta seluruh staff dan karyawan NEWater Singapore.
5. Pimpinan beserta seluruh staff dan karyawan Nasuha Herbs and Species.
6. Seluruh dosen, staff dan karyawan Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin.
7. Orang tua dan suami.
Semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu per satu yang telah
banyak membantu penulis dalam hal material dan spiritual dalam pelaksanaan
KKL dan dalam menyelesaikan penyusunan laporaran ini.
4
DAFTAR ISI
Halaman
5
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................... ii
KATA PENGANTAR...............................................................................iii
DAFTAR ISI..............................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................ix
DAFTAR TABEL......................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
A. Maksud dan Tujuan Kunjungan Kerja Lapangan..................................1
B. Pengertian pengertian.........................................................................1
BAB II URAIAN OBJEK KUNJUNGAN KERJA LAPANGAN
A. PT. MARTINA BERTO, Tbk................................................................6
1. Gambaran Umum..............................................................................6
1.1 Sejarah........................................................................................6
1.2 Visi dan Misi...............................................................................6
2. Struktur Organisasi............................................................................7
3. Proses Produksi.................................................................................7
3.1 Bahan Baku.................................................................................8
4. Pengawasan Mutu...........................................................................31
5. Pengemasan.....................................................................................33
6. Pengolahan Limbah.........................................................................35
C. NEWater SINGAPORE.......................................................................38
1. Gambaran Umum............................................................................38
1.1 Sejarah......................................................................................38
1.2 Slogan PUB..............................................................................39
2. Lembaga Pengolahan dan Pendistribusian Air................................40
3. Sumber Air Bersih di Singapura......................................................40
4. Proses Produksi...............................................................................42
4.1 Pengumpulan............................................................................42
4.2 Produksi....................................................................................43
5. Pemantauan Kebersihan Air............................................................45
5.1 Parameter Pengganti Secara Online.........................................45
5.2 Biosensor..................................................................................45
5.3 Sampling Rutin.........................................................................46
6. Menjaga Kualitas Air di Konsumen................................................47
7. Distribusi.........................................................................................47
8. Sistem Manajemen..........................................................................49
D. NASUHA HERBS AND SPICES.......................................................50
1. Gambaran Umum............................................................................50
1.1 Sejarah......................................................................................50
2. Proses Produksi...............................................................................50
3. Produk.............................................................................................51
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................55
B. Saran ...................................................................................................56
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................57
LAMPIRAN.............................................................................................58
7
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
DAFTAR TABEL
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
B. Pengertian-Pengertian
1. Industri Farmasi
Menurut PERMENKES RI NO.1799/MENKES/PER/XII2010 tentang
Industri Farmasi.
Industri Farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri
Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat.
2. Pedagang Besar Farmasi (PBF)
Menurut PERMENKES No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian.
Pedagang Besar Farmasi adalah perusahaan berbebtuk badan hukum yang
memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran perbekalan
farmasi dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
3. Perbekalan Farmasi
Menurut PERMENKES No. 922 / Menkes / PER / 1993 Perbekalan
farmasi adalah perbekalan yang meliputi obat, bahan obat, obat asli
Indonesia, alat kesehatan, kosmetika dan sebagainya.
4. Bahan Baku
SK. Menkes No. 245 / Menkes /SK /V / 1990 Bahan baku adalah semua
bahan, baik berkhasiat maupun tidak berkhasiat yang digunakan dalam
pengolahan obat dengan standar mutu bahan baku farmasi.
5. Bahan Obat
Menurut PERMENKES RI No. 1799 / MENKES / PER / XII / 2010
tentang Industri Farmasi. Bahan obat adalah bahan baik yang berkhasiat
maupun tidak berkhasiat yang digunakan dalam pengolahan obat dengan
standar dan mutu sebagai bahan baku farmasi.
6. Karantina
Karantina adalah status bahan atau produk yang dispisahkan secara fisik
dengan sistem tertentu menunggu keputusan apakah bahan atau produksi
tersebut ditolak atau dapat digunakan untuk pengolahan, pengemasan dan
distribusi (Badan POM, 2003)
7. Pengemasan
12
14. Produksi
Produksi adalah seluruh rangkaian kegiatan yang meliputi penerimaan dan
penyiapan bahan baku serta bahan pengemasan, pengolahan dan
pengendalian mutu sehingga diperoleh produk jadi yang siap
didstribusikan (Badan POM, 2003).
15. Pengemasan
Pengemasan adalah seluruh rangkaian kegiatan mulai dari pengisian,
pembungkusan, pemberian etiket dan atau kegiatan lain yang dilakukan
terhadap produk ruahan untuk menghasilkan produk jadi (Badan
POM,2003).
16. Pengawasan Mutu (Quality Control)
Pengawasan mutu (Quality Control) adalah semua upaya yang dilakukan
selama pembuatan dan dirancang untuk menjamin keseragaman produk
obat yang memenuhi spesifikasi, identitas, kekuatan, kemurnian, dan
karakteristik lain yang ditetapkan (Badan POM, 2003).
17. Sanitasi
Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi
kebersihan lingkungan dari subjeknya (Badan POM, 2003).
18. Bets
Bets adalah sejumlah obat yang mempunyai sifat dan mutu yang seragam
yang dihasilkan dalam satu siklus pembuatan atas suatu perintah
pembuatan tertentu (Badan POM, 2003).
19. Nomor Bets
Nomor Batch adalah penandaan yang terdiri dari angka atau huruf atau
gabungan keduanya, yang merupakan tanda pengenal suatu batch, yang
memungkinkan penelusuran kembali riwayat lengkap pembuatan batch
tersebut, termasuk seluruh tahap produksi, pengawasan dan distribusi
(Badan POM, 2003)
20. Granulasi basah
Granulasi basah adalah cara pembuatan tablet dengan mencampurkan zat
aktif dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan
cairan pengikat dengan jumlah yang tepat sehingga diperoleh masa lembab
yang dapat digranulasi (Depkes RI, 1999).
21. Granulasi kering
14
BAB II
Tilaar. Pada tahun 1986, dibangun kembali pabrik kedua yang sampai
sekarang terletak di daerah Pulogadung, Jakarta Timur.
PT. Martina Berto mengeluarkan produksi kosmetik yang di tata dari
tahun 1998 sampai sekarang berjumlah lebih dari 600 macam produk. PT.
Martina Berto memiliki jumlah tenaga kerja lebih dari 500 orang
sebagaian besar adalah wanita dengan maksud untuk membantu
mendapatkan pekerjaan yang layak. Dengan dihasilkannya produk yang
berkualitas kepada para konsumen, PT. Martina Berto berhasil meraih
penghargaan ISO 9001 pada tahun 1996.
1.2 Visi dan Misi
Visi
Menjadi perusahaan perawatan kecantikan dan spa (Beauty & Spa) yang
terkemuka di dunia dengan produk yang bernuansa ketimuran dan alami,
melalui pemanfaatan teknologi modern dan menempatkan penelitian dan
pengembangan sebagai sarana peningkatan nilai tambah bagi konsumen
dan pemangku kepentingan lainnya.
Misi
1. Mengembangkan, memproduksi dan memasarkan produk perawatan
kecantikan dan spa yang bernuansa ketimuran dan alami dengan standar
mutu internasional guna memenuhi kebutuhan konsumen di berbagai
segmen pasar dari premium, menengah atas, menengah dan menengah-
bawah dalam suatu portofolio yang sehat dan setiap merek mampu
mencapai posisi 3 besar di Indonesia di setiap segmen pasar yang
dimasukinya.
Bedak Padat
Lipstik
lulus uji dan dapat disimpan tanpa menghasilkan hal-hal yang tidak
memuaskan.
Lipstik
- Pemeriksaan kekuatan lipstik
Pengamatan dilakukan terhadap kekuatan lipstik dengan
cara lipstik diletakkan horizontal. Pada jarak kira-kira inci dari
tepi lipstik, digantungkan beban yang berfungsi sebagai penekan.
Tiap 30 detik berat penekan ditambah (10 gram). Penambahan
berat sebagai penekanan dilakukan terus menerus sampai lipstik
patah, pada saat lipstik patah merupakan nilai kekuatan lipstiknya.
- Penentuan pH sediaan
Alat pH meter terlebih dahulu dikalibrasi dengan
menggunakan larutan dapar standar netral (pH 7,01) dan larutan
dapar pH asam (pH 4,01) hingga alat menunjukkan harga pH
tersebut. Kemudian elektroda dicuci dengan air suling, lalu
dikeringkan dengan tissu. Sampel dibuat dalamkonsentrasi 1%
yaitu ditimbang 1 g sediaan dan dilebur dalam beker glass dengan
100 ml air suling di atas penangas air. Setelah dingin kemudian
elektroda dicelupkan dalam larutan tersebut. Dibiarkan alat
menunjukkan harga pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan
pH meter merupakan pH sediaan. Penentuan pH dilakukan tiga kali
pada tiga lipstik terhadap masing-masing konsentrasi.
Hasil penimbangan,
Kesesuaian kemasan,
Penampilan produk,
Fungsi kemasan,
Kelengkapan kemasan,
Tahap akhir pengemasan meliputi pengecekan nama dan isi produk,
nomor bets , nomor regestrasi/notifikasi, segel, pengambilan retained
sample, periksa PSP penimbangan, inner box. Untuk produk dry seperti
make up base, lipstik, dan dekoratif dilakukan pemeriksaan outgoing
product . Pemeriksaan ini dilakukan terhadap produk yang telah
dimasukkan dalam inner/master box. Pada pemeriksaannya disesuaikan
nama produk dan nama pada inner box, nomor bets, nomor
registrasi/notifikasi, expired date, jumlah produk, dan kondisi produk
serta kelengkapan produk.
5. Pengemasan
5.1 Sediaan Padat
Pemulas mata atau pipi dan : Dikemas dalam wadah pipih yang
bedak padat
ditentukan oleh pihak produksi.
Lipstik : Dikemas dalam wadah berbentuk tabung.
Bedak tabor : Dikemas dalam wadah yang bermacam-
produk masing-masing
5.2 Sediaan Cair
Sediaan cair dimasukkan pada botol atau tube dengan ukuran tertentu
sesuai ke praktisan dan mek produk masing-masing.
6. Distribusi
Pemasaran produk dilakukan dengan dua cara :
Pemasaran Langsung
30
8. Pengolahan Limbah
8.1 Limbah Padat
Limbah langsung dibakar, contoh limbah yaitu sisa dari bahan
pengemas.
8.2 Limbah Cair
Jika limbah tersebut mengandung bahan berbahaya maka akan
diuji dulu kadarnya, dan yang tidak melewati ambang batas maka
dinetralkan dahulu sebelum dibuang.
HandleRathkamp&Co.Berdasarkankebijaksanaannasionalisasiataseks
perusahaan Belanda di masa awal kemerdekaan, pada tahun 1958,
PemerintahRepublikIndonesiamelakukanpeleburansejumlahperusahaan
farmasi menjadi PNF (Perusahaan Negara Farmasi) Bhinneka Kimia
Farma.Kemudianpadatanggal16Agustus1971,bentukbadanhukum
PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga nama perusahaan
berubahmenjadiPTKimiaFarma(Persero).
Pada tanggal 4 Juli 2001, PT Kimia Farma (Persero) kembali
mengubah statusnya menjadi perusahaan publikPT Kimia Farma
(Persero)Tbk,dalampenulisanberikutnyadisebutPerseroan.Bersamaan
denganperubahantersebut,PerseroantelahdicatatkanpadaBursaEfek
JakartadanBursaEfekSurabaya(sekarangkeduabursatelahmergerdan
kini bernama Bursa Efek Indonesia). Berbekal pengalaman selama
puluhantahun,Perseroantelahberkembangmenjadiperusahaandengan
pelayanan kesehatan terintegrasi di Indonesia. Perseroan kian
diperhitungkan kiprahnya dalam pengembangan dan pembangunan
bangsa,khususnyapembangunankesehatanmasyarakatIndonesia.
PT. Kimia Farma, Tbk. Plant Jakarta memproduksi sediaan tablet,
tablet salut, kapsul, granul, sirop kering, suspensi/sirop, tetes mata, krim,
antibiotika dan injeksi. Unit ini merupakan satu-satunya pabrik obat di
Indonesia yang mendapat tugas dari pemerintah untuk memproduksi obat
golongan narkotika. Industri formulasi ini telah memperoleh sertifikat
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan ISO:9001.
Misi
1. Mengembangkan industri kimia dan farmasi dengan melakukan
penelitian dan pengembangan produk yang inovatif.
2. Mengembangkan bisnis pelayanan kesehatan terpadu (Health Care
Provider) yang berbasis jaringan distribusi dan jaringan apotek.
3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mengembangkan
sistem informasi perusahaan.
Budaya Perusahaan
Kimia Farma memiliki budaya perusahaan yang di sebut I CARE yang
merupakan singakatan dari :
I = INNOVATE
Memiliki budaya berpikir Out OF The Box, dan membangun produk
unggulan
C = COSTUMER FIRST
Mengutamakan pelanggan sebagai rekan kerja / mitra.
A = ACCOUNTABILITY
Bertanggung jawab atas amanah yang dipercayakan oleh perusahaan.
R = RESPONSIBILITY
Memiliki tanggung jawab pribadi untuk bekerja tepat waktu, tepat
sasaran dan dapat diandalkan.
E = ECO-FRIENDLY
Menciptakan dan menyediakan produk maupun jasa layanan yang
ramah lingkungan.
2. Struktur Organisasi
Stuktur organisasi PT. Kimia Farma, Tbk. Plant Jakarta dapat dilihat pada
lampiran.
3. Proses Produksi
3.1 Bahan Baku / Bahan Awal
Bahan baku pada awalnya dipesan oleh Perencanaan Pengendalian
Produksi dan Inventori (PPPI), bahan yang dipesan akan dikirimkan ke
bagian penyimpanan. Penerimaan bahan baku berasal dari lokal dan
impor.
34
Man Hour (MH), Machine Hour (MCH), dan Berita Acara Produksi
(BAP). Pengembangan produk akan memberikan Catatan Pengolahan Bets
(CPB) dan Catatan Pengemasan Bets (CPSB). BPBK akan diteruskan ke
gudang kemas, sedangkan BPBB serta CPB akan dikirimkan ke
penimbangan sentral. Kemudian bahan baku yang telah ditimbang akan
dikirim ke masing-masing bagian produksi untuk melakukan kegiatan
produksi.
3.2.1 Produksi I
Asisten manajer produksi I adalah seorang apoteker, yang
bertanggung jawab terhadap kegiatan produksi I, yaitu produksi tablet
non betalaktam dan ARV. Rifampicin memiliki ruangan khusus untuk
produksi mulai dari proses mixing sampai akhir pencetakan,
sedangakn produksi ARV dilakukan di gedung terpisah dari produksi
1. Asisten manajer dibantu oleh 4 supervisor, yaitu Spv. Granulasi,
Spv. Pencetakan 40 tablet, dan Spv. Penyalutan tablet, Spv. Produksi
dan Pengemasan ARV. Adapun tahapan-tahapan produksi, sebagai
berikut:
a. Granulasi
Metode yang digunakan dalam proses produksi tablet
meliputi granulasi basah, granulasi kering dan metode cetak
langsung.
Granulasi Basah
Pada metode granulasi basah diawali dengan membuat
larutan pengikat. Proses pencampuran awal yaitu bahan aktif,
bahan pengisi, sebagian penghancur dan larutan pengikat
dicampur menggunakan mikser Diosna. Bahan yang telah
tercampur kemudian dikeringkan dalam ruang Dehumidifier.
Dilakukan pemeriksaan LOD (Loss On Drying), jika memenuhi
syarat dilakukan pengayakan dengan Communiting
Fitzmill/Oscilating Granulator agar distribusi partikelnya lebih
36
a. Masa cetak granul, diperiksa Loss On Drying (LOD), sifat alir, bobot
jenis.
b. Tablet inti dan tablet salut, diperiksa visual, keseragaman bentuk dan
ukuran, waktu hancur, kekerasan, keragaman bobot, kesragaman
kandungan, waktu hancur kerenggasan, uji disolusi dan penetapan
kadar.
c. Cairan, diperiksa visual, pH, viskositas, keseragaman volume, volume
cairan terpindahkan, bobot jenis, penetapan kadar.
d. Kapsul, diperiksa Loss on Drying (LOD), keragaman bobot dan
keseragaman kandungan
e. Krim, diperiksa pH, homogenitas dan stabilitas krim
f. Sirup kering, diperiksa Loss On Drying
g. Injeksi, diperiksa uji sterilisasi, pH, jumlah partikel, kejernihan dan
keseragaman volume.
4.4 Pemeriksaan Mikrobiologi dan Limbah
Quality Cotrol (QC) atau pengawasan mutu juga memeriksa
mikrobiologi pada bahan baku antibiotik dengan uji potensi antibiotik,
dan untuk bahan non antibiotik, meliputi uji kontaminasi penicillin pada
air produksi setiap satu minggu sekali, pada udara ruang produksi setiap
satu bulan sekali dan uji sterilitas. Pengawasan mutu juga memeriksa
limbah dengan uji pH, suhu, Total Solid Suspended (TSS), kandungan
ammonia (NH3), PO4, Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical
Oxygen Demand (COD).
4.5 Pemeriksaan Produk Jadi
Setelah menjadi produk jadi, produk tetap dilakukan pemeriksaan
laboratorium untuk memastikan kembali mutu produk. Pemeriksaan
meliputi visual, keseragaman kandungan, keseragaman volume dan
penetapan kadar.
4.6 Pengawasan Proses Produksi
Sebelum melakukan proses produksi, QC harus memeriksa terlebih
dahulu hasil produksi awal untuk memastikan alat menghasilkan produk
yang sesuai spesifikasi. Contohnya, QC memeriksa ketebalan, diameter,
42
6. Pengolahan Limbah
Limbah yang dihasilkan industri dibagi 4 macam, yaitu limbah
padat, limbah cair, cemaran debu/gas (Betalaktam dan non Betalaktam) serta
limbah bakteri. Pengolahan limbah Industri dilakukan sebagai berikut :
1) Kegiatan produksi
2) Kegiatan laboratorium
3) Kegiatan sarana penunjang
4) Limbah domestik pencucian
5) Limbah kantin
6.3 Limbah gas atau debu
Limbah gas atau debu berasal dari :
1) Kegiatan sarana penunjang, gas yang berasal dari sisa pembakaran
bahan bakar boiler.
2) Kegiatan produksi : Debu yang berasal dari kegiatan proses, antara lain
dari proses granulasi, proses pencetakan tablet, proses coating dan
proses massa kapsul.
Upaya pengelolaan limbah debu atau gas antara lain :
a. Limbah asap dan gas yang keluar dari boiler.
b. Limbah debu yang terjadi dalam proses produksi dikurangi dengan
pemasangan dust collector pada ruang-ruangan yang banyak
menghasikan debu.
c. Pembersihan debu-debu dengan menggunakan vacuum cleaner,
kemudian ditampung dan dikumpulkan, untuk selanjutnya di tangani
seperti limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
6.4 Sistem Pengolahan Limbah
Limbah kantin diolah dengan cara pemisahan lemak pada instalasi
penyaringan khusus untuk lemak, dimana padatannya diambil secara
berkala untuk mencegah terjadinya penyumbatan pada pipa
penyaluran limbah dan alat penyaringan.
Limbah domestik ditampung pada bak khusus, cairannya dialirkan ke
Instalasi Pengolahan Limbah Sentral, sedangkan padatannya
diendapkan dan dilakukan penyedotan setiap sekali setahun.
46
C. NEWater SINGAPORE
1. Gambaran Umum
1.1 Sejarah
Singapura, dengan luas wilayah 700 km2 mampu menyediakan
kebutuhan air bersih bagi penduduknya melalui manajemen pengelolaan
yang baik.
Singapura mengolah kembali air limbah, melakukan desalinasi
(menghilangkan garam dan mineral dari air laut), memperluas area
tangkapan air, dan mengefisiensikan penggunaan air serta manajemen
pengelolaannya. Saat ini, dua per tiga lahan Singapura digunakan sebagai
lokasi penyimpanan air untuk memenuhi kebutuhan 1,4 juta m3 air bersih
di negeri itu.
Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, Singapura bekerja
keras memproduksi air bersih bagi penduduknya. Negara dengan
penduduk lebih dari 5 juta jiwa ini mengupayakan manajemen
pengelolaan air bersih yang baik. Selain mengimpor, kebutuhan air bersih
Singapura diperoleh dari reservoir dan daerah tangkapan air lainnya
(20% dari total kebutuhan), penyulingan air laut (10%), dan pengolahan
air limbah menjadi air bersih (30%).
Singapura mengalokasikan dua per tiga dari luas daratannya
sebagai daerah tangkapan air. Area ini dilindungi dari alih fungsi dan
penggunaan lahan lainnya dengan tujuan untuk menangkap setiap tetes
air hujan di Singapura. Melalui drainase permukaan, sungai dan
48
ini, PUB memiliki ruang yang lebih besar untuk mengelola sumber daya air
secara efektif, efisien dan berkelanjutan.
Ruang lingkup kewenangan PUB ini meliputi kegiatan
pengumpulan, produksi, distribusi dan pengolahan kembali air yang sudah
dikonsumsi masyarakat.
3. Sumber Air Bersih di Singapura
3.1 Resapan Air Lokal
Dalam proses pengumpulan, air hujan dikumpulkan melalui sungai,
kanal, dan saluran air, lalu disimpan di 17 waduk (reservoir). Berbagai
waduk dihubungkan oleh jaringan pipa sehingga kelebihan air dapat
dipompa dari satu waduk ke waduk lainnya. Hal itu untuk
mengoptimalkan kapasitas penyimpanan. Waduk tersebut sekaligus juga
untuk mencegah terjadinya banjir ketika hujan.
Air dari waduk tersebut kemudian disalurkan ke saluran air untuk
disaring. Setelah itu, air yang sudah disaring disimpan dalam waduk
tertutup sebelum didistribusikan kepada pelanggan.
3.2 NEWater
4. Proses Produksi
4.1 Pengumpulan
52
4.2 Produksi
Air yang terkumpul di reservoir, baik yang langsung berasal dari
air hujan, hasil pencampuran NEWater dan hasil pencampuran desalinasi
air laut selanjutnya dialirkan melalui pipa-pipa air untuk diproses lebih
lanjut menjadi air bersih layak minum.
4.2.1 Pengolahan Kembali Air yang Sudah Dikonsumsi Masyarakat
Air yang sudah digunakan, dikumpulkan melalui Deep Tunnel
Sewerage System (DTSS) dan diolah kembali sehingga menghasilkan
produk NEWater.
DTSS merupakan jaringan pipa bawah tanah sepanjang 48 km yang
terbentang dari utara ke timur Singapura. Jaringan ini ditanam
53
8. Sistem Manajemen
Sistem Manajemen Kualitas Air Terpadu meliputi :
Jenis data
Pengumpulan data
Penggabungan data
Menganalisis dan pelaporan
Pegagan
Nama Latin : Centella Asiatica
Pegagan menjaga sistem urat saraf, luka, masalah kulit, selesma,
sakit tengkuk, gatal-gatal, dan memperbaiki fugsi otak untuk
meningkatkan daya ingatan. Penelitian juga mendapatkan bahwa
pegagan membantu dalam mengobati sakit kusta, komplikasi sifilis,
kerusakan hati, radang sendi, sembelit, wasir, membuang lemak,
menggigil, dan masalh pernafasan.
Kembang Semangkuk
Nama Latin : Scaphium macropodium
Dapat mengobati penyakit batuk dan lelah, mengurangi demam,
dan melegakan sistem penafasan.
Kayu Manis
Nama Latin : Cinnamomun verum
Mempunyai khasiat mengobati sakit perut,mencret, masalah
haid, dan sakit pinggang.
64
Kayu putih
Nama Latin : Melaleuca leucadendron Linn
Mengatasi perut kembung, sakit kepala, kejang otot, kurang
selera makan, batuk, mencret, lelah, dan masuk angin.
Eucaliptus
Nama Latin : Eucalyptus globulus
Selain batangnya yang dapat dijadikan kertas, dau dan pati
minyaknya juga dapat mengobati tuberkulosis, paru-paru, radang
tenggorokan, sakit tengkuk, pegal linu, sakit sendi, dan dapat digunakan
sebagai antiseptik.
Royal Stevia
Nama Latin : Stevia rebaudiana
Benihnya diimpor dari Jepang yang lebih dikenal sebagai
campuran atau bahan pemanis dalam makanan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kunjungan kerja lapangan diperoleh kesimpulan :
1. PT. Martina Berto adalah perusahaan kosmetika dengan keinginan
mempercantik wanita Indonesia lahir dan bathin dengan memanfaatkan
sumber daya alam Indonesia.
Proses produksi telah berstandar internasional, yaitu ISO 9001, ISO 4001,
Cara Pembuatan Kosmetik yang Benar (CPKB), dan Good Manufacturing
Practices (GMP).
2. PT. Kimia Farma (Persero), Tbk. adalah salah satu perusahaan obat
terkemuka di Indonesia. PT. Kimi Farma, Tbk Plant Jakarta memproduksi
sediaan tablet, tabletsalut, kapsul, granul, sirop kering, suspensi/ sirop,
66
tetes mata, krim, antibiotika, dan injeksi. Perusahaan ini juga menjadi satu-
satunya perusahaan yang memiliki hak khusus untuk mengimpor,
memproduksi, dan mendistribusikan obat-obatan golongan narkotika di
Indonesia. Sehingga sudah pasti Industri farmasi ini telah memperoleh
sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan ISO 9001.
3. NEWater Singapore adalah perusahaan yang bergerak di bawah lembaga
PUB ( Public Utilities Board ) yang megelola secara terpadu pasokan air
untuk Singapura, penampungan air, dan air bekas pemakaian. Hingga saat
ini, dapat dikatakan 100% air limbah di Singapura dikumpulkan melalui
jaringan dan diproses untuk kemudian didistribusikan kembali sebagai air
bersih oleh perusahaan NEWater.
4. Nasuha Enterprise Sdn Bhd. adalah perusahaan milik keluarga yang
didirikan oleh Tuan Haji Nasuha Binti Kasian, sebagai perintis dan
pemimpin dalam industri berbasis herbal dan rempah dengan 108 jenis
produk yang diedarkan. Dan perusahaan ini juga meluncurkan 16 jenis teh
B. Saran
1. Terhadap pelaksanaan kunjungan kerja lapangan :
a. Kiranya waktu penulisan laporan diperpanjang agar dapat menghasilkan
laporan yang lebih baik.
b. Semoga pelaksanaan kunjungan kerja lapangan mendatang akan lebih
mamperhatikan faktor waktu, biaya, dan tenaga pelaksanaanya.
2. Terhadap objek kunjungan kerja lapangan :
a. Sebaiknya objek kunjungan kerja lapangan lebih variatif jenisnya
sehingga mahasiswa mendapat pengalaman yang lebih lama.
67
b. Penjelasan yang diberikan oleh pihak pabrik hendaknya lebih baik dan
terperinci, juga waktu yang diberikan lebih lama agar mahasiswa benar-
benar dapat memahami proses produksi yang dilakukan pabrik tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Badan POM. 2003. Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik. BPOM.
Jakarta
Mathatilaar, 2015, Kunjungan Kerja Lapangan PT. Martina Berto, Tbk. Diaambil
dari https://lehanyai.wordpress.com/farmasi/pkl-industri/. Diakses pada
tanggal 21 Oktober 2015
Nasuha Herbs and Species, 2015, Nasuha Herbs and Spices Paradise. Diambil dari
http://nasuhaherbspices.com/pages/page12.html. Diakses pada tanggal 21
Oktober 2015
LAMPIRAN
69