Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL

1. PEK. PERKERASAN ASPAL


a. Lapis Resap Pengikat Dan Lapis Perekat ( Frame Coat/Tack Coat )
b. Burtu ( Laburan Aspal Satu Lapis ) Dan Burda ( Laburan Aspal Dua Lapis )
c. Campuaran Aspal Panas ( HRS, ATB, ATBL, AC,LASTON )
d. Lasbutag Dan Latasbusir
e. Campuran Aspal Dingin
f. Lapis Perata Penetrasi Makadam

2. Lapis Resap Pengikat Dan Lapis Perekat ( Prime Coat / Tack Coat )
a. Bahan baku aspal Pen 60/70 atau Pen 80 / 100 lengkap dengan sertifikat
b. Lapis Resap Pengikat ( Prime Coat )
Aspal Emulsi ( MS, SS ), tidak diencerkan
AC Pen 80 /100 atau Pen 60 /70 diencerkan dengan minyak tanah 80 pph,
ekuvalen MC 30
c. Lapis Perekat ( Tack Coat )
Aspal Emulsi ( RS ) atau diencerkan dengan air perbandingan 1 : 1
AC Pen 60 / 70 atau 80 / 100 diencerkan dengan minyak tanah 25 30
pph

3. Laburan Aspal Satu Lapis ( BURTU ) Dan Laburan Aspal Dua Lapis ( BURDA )
a. Agregat Penutup
Kerikil pecah atau batu pecah keras, awet, bersih, berbentuk
kubikal/Bidang pecah harus merata, min. 2 bidang pecah
Keausan dengan mesin LA maks. 30 %
Kelekatan Min. 95 %
Min. 90 % kerikil pecah ( Tertahan Sa. 4.75 mm ) punya 2 bidang pecah,
AGD / ALD < 2,3

b. Agregat BURTU dan Lapis Pertama BURDA


Ukuran nominal : 13 mm
Ukuran terkecil rata-rata ( ALD ) : 6,4 9,5
Persen maksimum lewat Sar. 4,7 :2

c. Agregat Penutup kedua BURDA


Ukuran Saringan % Berat Lewat
9,5 mm 100
6.35 95 - 100
2,46 0 - 15
0,075 0-8
Mengunci rongga rongga lapisan pertama

4. ASPAL
a. Aspal semen Pen 80/100 atau Pen 60/70 diencerkan dengan minyak tanah
sesuai
Suhu Udara Perb. Minyak Tanah Suhu Penyemprotan
Pen 80/100 Pen 60/70
20,0 11 13 157
22,5 9 11 162
25 7 9 167
27,5 5 7 172
Untuk kepratisan diambil 60/70 + 10 pph kerosin untuk pen 80/100 + 8 pph
kerosin
Bahan aspal tidak boleh dipanaskan pada suhu penyemprotan lebih dari 10
jam

b. Dalam hal tertentu dapat digunakan bahan anti pengelupas (Anti stripping
agent )

5. Takaran Penyemprotan Aspal antara lain


R = ( 0,138 x ALD + E ) x Tf
R = Takaran Penyemprotan liter / m2
ALD = Ukuran rata-rata terkecil ( mm )
E = Jumlah aspal yang diperlukan mengisi tektur permukaan jalan
Lama
Tf = Angka factor yang tergantung pada volume lalu lintas

6. Campuran Aspal Panas


a. Aspal
Jenis aspal keras Pen. 40, Pen 60, Aspal Polimer, Aspal dimodifikasi Asbuton dan
aspal Multigrade ( Sesuai Tabel Persyaratan Aspal )

b. Peralatan
Asphalt Mixing Plant ( AMP ) adalah Instalasi Pencampur Aspal
Wheel Loader
Dump Truck
Bak terbuat dari logam yang rapat bersih, disemprot sedikit air
sabun atau larutan kapur
Bak ditutup rata untuk menjamin suhu campuran
Asphalt Finisher
Penghamparan mekanis bermesin sendiri, mampu menghampar,
membentuk sesuai kelandaian dan penampang melintang
There Wheel Roller ( Tandem )
Pneumatic Tire Roller
Berat statis ketiga alat pemadat tidak kurang dari 6 Ton

c. Toleransi Dimensi
Tebal Lapisan

Dipantau dengan benda Uji Inti ( COR ), 2 pada


arah melintang dengan jarak 200 m. Toleransi tebal 3
mm / Tebal 3 Cm dan 5 mm / tebal lebih dari 3 Cm
Tebal actual rata-rata semua benda uji inti perluas
Kerataan Permukaan
Diperiksa dengan mistar lurus panjang 3 m
Perbedaan tiap 2 titik pada setiap penampang melintang tidak
melampaui 5 mm dari Elevasi
Ketidakrataan arah sumbu memanjang tidak boleh melampaui 5
mm

7. Pembuatan Campuran Aspal


Penyiapan Bahan Aspal
Aspal dipanaskan dengan suhu antara 140 C sampai 160 C
Penyiapan agregat
Tiap fraksi disalurkan melalui pemasok dingin ( Cold Bin )
Agregat dipanaskan pada alat pengering, sebelum dimasukkan ke
alat pencampur
Bila diperlukan filler ditambahkan dan ditakar secara terpisa

Penyiapan Pencampuran
Agregat kering / panas dicampur di pencampur dengan proporsi
tiap fraksi yang tepat, waktu pencampuran kira-kira 45 detik
( Back Plant )
Suhu campuran saat keluar dari alat pencampur harus memenuhi
syarat
Pengangkutan dan Penyerahan di lapangan
Campuran masuk kealat penghampar ( Asphalt Finisher ) dalam rentang
Suhu 135 C 150 C
Pemadatan
Suhu campuran / hamparan selalu dipantau
Pemadatan awal dgn Pemadat Roda Baja, suhu 125 145 C
Pemadatan kedua dgn Pemadat Roda Karet, suhu 100 125 C
Pemadatan akhir dgn Pemadat Roda Baja, suhu > 95 C
Pemadatan sejajar sumbu jalan, dari tepi menuju arah sumbu, kecuali
superelevasi, dimulai dari yang rendah kearah tinggi. Lintasan yang berurutan
harus tumpang tindih
Kecepatan Pemadat Roda Baja Maksimum 4 km / jam, Roda Karet
Maksimum 10 Km / Jam
Operasi penggilasan dilaksanakan secara menerus
Roda Baja dibasahi secukupnya dan Roda Karet diminyaki sedikit untuk
mencegah lengket
Alat Berat dan Pemadat tidak diijinkan diatas permukaan yang baru
dikerjakan, sampai permukaan dingin
Tepi Perkerasan dipangkas agar bergaris rapi

8. BASE
Lapisan Base adalah Suatu material yang dipasang tepat dibawah lapis permukaan

9. SUB BASE
Lapisan Sub Base adalah Material yang dipasang dibawah Base di atas Sub Grade

10. Lapis Pondasi Agregat


Terbuat dari campuran Batu Pecah dan sirtu

11. STANDAR RUJUKAN LAPIS PONDASI AGREGAT


SNI 03-1967-1990 (AASHTO T 89-90) Metode Pengujian Batas cair
dengan Alat Cassagrande
SNI 03-1966-1990 (AASHTO T 90-87) Metode Pengujian Batas Plastis
SNI 03-2417-1991 (AASHTO T 96-87) Metode Pengujian Keausan Agregat
dengan Mesin Los Angeles
SK SNI M-01-1994-03 (AASHTO T 112-87) Metode Pengujian Gumpalan
Lempung dan Butir-butir mudah pecah dalam Agregat
SNI 03-1743-1989 (AASHTO T 180-90) Metode Pengujian Kepadatan
Berat untuk Tanah
SNI 03-2827-1992 (AASHTO T 191-86) Metode Pengujian Kepadatan
Lapangan dengan alat Konus Pasir
SNI 03-1744-1989 (AASHTO T 193-81) Metode Pengujian CBR
Laboratorium

12. GRADASI LAPIS PONDASI AGREGAT

Ukuran Saringan Persen Berat Yang Lolos, % Lolos


ASTM ( mm ) Kelas A Kelas B Kelas C
3 75 100
2 50 100 75-100
11/2 37,5 100 88-100 60-90
1 25,0 77-100 70-85 45-78
3/8 9,50 44-60 40-65 22-55
No.4 4.75 27-44 25-52 13-45
No.10 2,0 17-30 15-40 8-36
No.40 0,425 7-17 8-20 7-23
No.200 0.075 2-8 2-8 5-15

13. Mix Design Untuk LPA Kelas A Dan B


Langka-langka dalam pembuatan MIX DESIGN
Memeriksa semua sifat-sifat Material apakah sudah memenuhi syarat
Mengatur proporsi masing-masing Agregat agar memenuhi amplop gradasi yang
disyaratkan
Mencari proporsi yang paling ekonomis meskipun gradasi yang diperoleh tidak
tepat ditengah-tengah amplop
Kepadatan Berat ( Modifiet Proctor ) yang digunakan dalam pembuatan benda
uji perlu diperhatikan bahwa ukuran butir adalah atau 19 mm, maka semua
material lolos ayakan No. 2 dan tertahan ayakan diganti dengan material
lolos ayakan dan tertahan No. 4 dengan jumlah yang sama
Dari hasil pengujian Kepadatan Berat akan diperoleh Kepadatan Kering
Maksimum ( Maximum Dry Dentity ) MDD dan Kadar Air Optimum
( Optimum Mouisture Content ) OMC
Buat Benda uji dengan MDD dan OMC yang diperoleh diatas untuk pengujian
CBR . Umumnya diambil harga CBR diambil pada Penetrasi 0,1 , Bilamana
harga CBR pada Penetrasi 0,2 lebih besar dari harga CBR pada Penetrasi 0,1
maka percobaan harus diulangi, dan Bilamana percobaan ulang menghasilkan
harga CBR pada penetrasi 0,2 yang tetap lebih tinggi dari harga CBR pada
Penetrasi 0,1 maka harga CBR pada Penetrasi 0,2yang diambil.

14. California Bearing Ratio ( CBR )


CBR adalah Perbandingan beban untuk Penetrasi Pinston seluas 3 inch sedalam 0,1 inch
terhadap beban 3000 Lbs atau 0,2 inch terhadap beban 4500 Lbs

Catatan :
Biasanya diambil yang penetrasi 0,1 inch
Bilamana yang 0,2 inch > Pengujian harus diulang
Bilamana hasil ulang masih sama, diambil yang 0,2 inch

Beban

Piston Penekan

Penetrasi Luas alas 3 Inch

15. AGREGAT KELAS A ( M3 )


Asumsi
Bahan Dasar ( Batu Dan Pasir ) diterima di lokasi Alat Pemecah Batu ( Stone
Cruser ) di Base Camp.
Kegiatan dilakukan di dalam lokasi Base Camp
Proporsi Campuran ( Spesifikasi ) Agregat Halus 45 % Dan Agregat Kasar
55 %

Methode Pelaksanaan
Wheel Loader mengangkut batu/gravel dari tumpukan dan menuangkannya
kealat Pemecah batu
Batu/gravel di pecah dengan alat Pemecah Batu ( Stone Crusher ) sehingga
menghasilkan Agregat Kasar Dan Agregat Halus
Wheel Loader melakukan Pencampuran ( Blending ) Agregat Kasar,
Agregat Halus dan Pasir menjadi AGREGAT KELAS A
Komposisi 1M3 Untuk agregat A
Agregat Kasar = 0,55 M3
Agregat Halus = 0,45 M3 harus ditambah dengan pasir
Disesuaikan dengan JMF ( Job Mix Formula )

16. AGREGAT KELAS B ( M3 )


Asumsi
Bahan Dasar ( Batu Dan Pasir ) diterima di lokasi Alat Pemecah Batu ( Stone
Cruser ) di Base Camp.
Kegiatan dilakukan di dalam lokasi Base Camp
Proporsi Campuran ( Spesifikasi ) Agregat Halus 20 % Dan Agregat Kasar
35 % ditambah dengan Sirtu 45 %

Methode Pelaksanaan
Wheel Loader mengangkut batu/gravel dari tumpukan dan menuangkannya ke
alat Pemecah batu
Batu/gravel di pecah dengan alat Pemecah Batu ( Stone Crusher ) sehingga
menghasilkan Agregat Kasar Dan Agregat Halus
Wheel Loader melakukan Pencampuran ( Blending ) Agregat Kasar,
Agregat Halus dan Pasir menjadi AGREGAT KELAS B
Komposisi 1M3 Untuk agregat B
Agregat Kasar = 0,35 M3
Agregat Halus = 0,20 M3
Sirtu = 0,45 M3
Disesuaikan dengan JMF ( Job Mix Formula )

17. BASE KELAS B ( M3 )


Methode Pelaksanaan
Wheel Loader memuat Agregat ke dalam Dump Truck di Base Camp
Dump Truck mengangkut Agregat ke lokasi pekerjaan dan dihampar dengan
Motor Grader
Hamparan Agregat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum dipadatkan
dengan Tandem Roller ( Vibro )
Selama Pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan
level permukaan dengan menggunakan Alat Bantu

18. SUB BASE KELAS B ( M3 )


Methode Pelaksanaan
Wheel Loader memuat Agregat ke dalam Dump Truck di Base Camp
Dump Truck mengangkut Agregat ke lokasi pekerjaan dan dihampar dengan
Motor Grader
Hamparan Agregat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum dipadatkan
dengan Tandem Roller Dan Pneumatic Tire Roller
Selama Pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan
level permukaan dengan menggunakan Alat Bantu

19. BASE KELAS A ( M3 )


Methode Pelaksanaan
Wheel Loader memuat Agregat ke dalam Dump Truck di Base Camp
Dump Truck mengangkut Agregat ke lokasi pekerjaan dan dihampar dengan
Motor Grader
Hamparan Agregat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum dipadatkan
dengan Tandem Roller
Selama Pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan
level permukaan dengan menggunakan Alat Bantu

20. ASPHALT TACK COAT ( LITER )


Asumsi
Menggunakan alat Berat ( Cara Mekanik ) Asphalt Sprayer
Komposisi campuran ( Spesifikasi ) Aspal AC 10, 77 % atau AC 20, 77
% Dan Minyak Flux / Pencair 23 %
Berat Jenis bahan, aspal AC 10- atau AC 20, 1,05 Kg / Liter dan
Minyak Flux / Pencair, 0,80 Kg / Liter
Bahan Dasar ( aspal & minyak pencair ) semuanya di terima di lokasi
pekerjaan

Methode Pelaksanaan
Aspal dan Minyak Flux di campur dan di panaskan sehingga menjadi
Campuran Aspal Cair
Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan kotoran dengan Air
Compressor
Campuran Aspal Cair disemprotkan dengan Alphalt Sprayer ke atas
permukaan yang akan dilapis
Angkutan Aspal dan Minyak Flux menggunakan Dump Truck

21. ASPHALT TREATED BASE / ATB ( M3)


Asumsi
Menggunakan alat Berat ( Cara Mekanik )
Faktor kehilangan material Agregat 1.10 dan Aspal 1,05
Komposisi campuran ATB ( Spesifikasi ) Coarse Agregat 40-60 % ( 50 % ),
Fine Agregat 26-49,5 % ( 38 % ), Fraksi Filler 4,5-7,5% (5,50 % Dan Asphalt
minimum 6 % ( 6,50 % )
Berat Jenis Bahan ATB 2,30 Ton/M3, Coarse Agregat & Fine Agregat 1,80
Ton/M3, Fraksi Filler 2,00 Ton/M3, dan Asphalt 1,03 Ton/M3

Methode Pelaksanaan
Wheel Loader memuat Agregat Dan Asphalt ke dalam Cold Bin AMP
Agregat dan Asphalt dicampur dan dipanaskan dengan AMP untuk dibuat
langsung ke dalam Dump Truck dan diangkut ke lokasi pekerjaan
Campuran panas ATB dihampar dengan Finisher Dan dipadatkan dengan
Tandem & Pneumatic Tire Roller
Selama Pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan
level permukaan dengan menggunakan Alat Bantu

22. BITUMINUS PRIME COAT ( LITER )


Asumsi
Menggunakan alat Berat ( Cara Mekanik )
Komposisi campuran ( Spesifikasi ) Aspal AC 10 ( Aspal Cement )/Aspal
Padat atau AC 20 ( 56 % ) Dan Minyak Flux / Pencair ( 44 % )
Berat Jenis bahan, aspal AC 10 atau AC 20, 1,05 Kg / Liter dan
Minyak Flux / Pencair, 0,80 Kg / Liter
Bahan Dasar ( aspal & minyak pencair ) semuanya di terima di lokasi
pekerjaan

Methode Pelaksanaan
Aspal dan Minyak Flux di campur dan di panaskan sehingga menjadi
Campuran Aspal Cair
Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan kotoran dengan Air
Compressor
Campuran Aspal Cair disemprotkan dengan Alphalt Sprayer ke atas
permukaan yang akan dilapis
Angkutan Aspal dan Minyak Flux menggunakan Dump Truck

23. HOT ROLLED SHEET / HRS ( M2)


Asumsi
Menggunakan alat Berat ( Cara Mekanik )
Faktor kehilangan material Agregat 1.10 dan Aspal 1,05
Komposisi campuran HRS ( Spesifikasi ) Coarse Agregat /Agregat Kasar
20-40 % ( 29,50 % ), Fine Agregat/Agregat Halus 47-67 % ( 56,50 % ),
Fraksi Filler/Bahan Pengisi ( Abu batu ) 5-9% (6,49 %) Dan Asphalt
minimum 7,3 % ( 7,51 % )
Berat Jenis Bahan HRS 2,30 Ton/M3, Coarse Agregat & Fine Agregat 1,80
Ton/M3, Fraksi Filler 2,00 Ton/M3, dan Asphalt 1,03 Ton/M3

Methode Pelaksanaan
Wheel Loader memuat Agregat Dan Asphalt ke dalam Cold Bin AMP
Agregat dan Asphalt dicampur dan dipanaskan dengan AMP untuk dibuat
langsung ke dalam Dump Truck dan diangkut ke lokasi pekerjaan
Campuran panas HRS dihampar dengan Finisher Dan dipadatkan dengan
Tandem & Pneumatic Tire Roller
Selama Pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan
level permukaan dengan menggunakan Alat Bantu

24. Perkerasan Aspal


Adalah merupakan campuran dari aspal dan agregat ( Mix Asphalt )
Fungsi dari aspal pada campuran Aspal adalah sabagai Pingikat ( Binder ) antar
agregat
Aspal yang masih padat disebut dengan ASPHALT CEMENT ( AC ), dalam
penggunaannya asphalt cement tersebut harus dipanaskan agar meleleh, Campuran
Asphalt Cement dengan bahan minyak bumi disebut dengan ASPHALT CUTBACK
ini berbentuk Cairan dalam Suhu Ruangan. Bentuk lain dari aspal adalah
ASPHALT EMULSION. Keunggulan dari aspal jenis ini adalah Tidak
menimbulkan api dan dapat dituangkan ke atas Agregat yang basah.
Campuran aspal yang benar dan berkekuatan sesuai yang diinginkan dapat dihitung,
hasil dari perhitungan tersebut disebut sebagai ASPHALT MIX DESIGN
Kriteria dari Asphalt Mix Design yang harus dipenuhi adalah sebagtai berikut :
Stabil, Stabilitas dari aspal ditentukan oleh friksi internal dan kohesi
Tahan Lama, yang dimaksud tahan lama adalah ketahanan campuran terhadap
oksidasi, agregat yang saling berpisah, dan memisahnya binder dari agregat.
Kedap Air, perkerasan aspal harus kedap terhadap air dan udara
Fleksibel, Fleksibilitas yang baik dicapai jika perkerasan dapat berubah jika
terjadi gerakan minor selama umur perkerasan
Tidak Menyebabkan Selip, Permukaan perkerasan aspal diharapkan dapat
menghindari terjadi selip pada roda kendaraan yang lewat diatasnya
Tidak Mengalami Kelalaian Bahan, Dengan lewatnya kendaraan diatas
perkerasan secara terus menerus maka dapat mengakibatkan kelelahan bahan.
Mudah Dikerjakan, Campuran Aspal yang dihasilkan sebaiknya dapat dengan
mudah dituangkan dan dipadatkan.

25. Alat alat Berat yang berhubungan dengan Pekerjaan Pengaspalan


ASPHALT PLANT
ALAT UNTUK PERKERASAN

26. ASPHALT PLANT


Asphalt Plant merupakan tempat campuran aspal diaduk, dipanaskan, dan
dicampur. Ada dua macam asphalt plant yang sering digunakan Yaitu Drum Mix
Dan Batch Plant
Batch Plant, terdiri dari beberapa komponen sebagai beriku :
Cold Feed System atau Cold Bin
Drum Dryer ( Drum Pengering )
Hot Elevator ( Elevator )
Screen ( Saringan )
Hot Bin ( Penampungan )
Pugmill Mixer

27. COLD FEED SYSTEM / COLD BIN


Berfungsi untuk tempat penyimpanan Agregat dan mengatur pengaliran
agregat pada saat pencampuran. Alat ini terdiri dari beberapa tempat
penyimpanan yang terbuka dibagian atas.

28. DRUM DRYER ( DRUM PENGERING )


Berfungsi sebagai pemanas dan pengering agregat. Drum dryer bergerak
berputar dan pada bagian dalamnya terdapat aliran gas yang berfungsi untuk
mengeringkan agregat.

29. HOT ELEVATOR ( ELEVATOR )


Berfungsi untuk agregat yang telah dikeringkan dan dipanaskan kemudian
dituangkan atas Hot Elevator yang akan mengalirkan agregat ke saringan.
30. SCREEN ( SARINGAN )
Berfungsi untuk mengatur gradasi agregat menjadi empat macam ukuran
yang kemudian ditampung ditempat bak penampungan ( HOT BIN )

31. ALAT-ALAT PERKERASAN


Asphalt Distributor ( Distributor aspal )
Berfunsi untuk menghamparkan aspal cair ke atas permukaan fondasi jalan
dengan kecepatan yang sama.
Asphalt Paver ( Asphalt Finisher )
Berfungsi untuk menghamparkan campuran aspal di atas permukaan
fondasi jalan. Dan alat ini beroda Ban ataupun Crawler. Paver dengan roda
ban sebaiknya dipilih jika pada pengaspalan jalan alat tersebut sering
dipindahkan, sedangkan Paver dengan roda Crawler akan lebih mengutungkan
jika kondisi jalan yang akan dibangun menanjak atau menurun.

32. Rumus Perkiraan Awal Kadar Aspal

Pb = 0,035 ( % CA )+0,045% (% FA )+ 0,18 ( % Filler ) + K

Dimana :
Pb = Kadar Aspal
CA = Agregat Kasar
FA = Agregat Halus
K = Konstanta sekitar 0,5 1,0 Untuk AC dan 2,0 3,0 untuk HRS

33. INSTALASI PENCAMPUR ASPAL


Umum
Instalasi Pencampur Aspal atau Asphalt Mixing Plant ( AMP ) dapat berupa
Batching Plant ( Sistem Takaran )
Continuous ( Sistem Menerus )
Kapasitas harus memadai dan dipasang dilokasi yang jauh dari permukiman
Timbangan
Berupa jenis jam tanpa pegas dan merupakan produksi standar
Timbangan untuk aspal harus memenuhi ketentuan untuk agregat
Tangki Aspal
Tangki aspal harus dilengkapi dengan pemanas yang dapat dikendalikan dengan
efektif
Pemasok ( Feeder )
Pemasok harus terpisah untuk masing-masing agregat
Alat Pengering
Berputar dan mampu mengeringkan dan memanaskan agregat sampai suhu yang
dipersyaratkan.
Ayakan ( Saringan )
Mampu mengayak seluruh agregat sampai ukuran dan porsi yang disyaratkan
Penampung Panas ( Hot Bin )
Campu diluar baru masuk ke Hot Bin, Kapasitas cukup, jumlah Bin minimum 3
bh, sehingga menjamin penyimpanan yang terpisah untuk masing-masing fraksi,
tidak termasuk bahan pengisi
Unit Pengendali Aspal
Jenis penimbangan dan jenis meteran harus handal untuk memperoleh jumlah
aspal yang tepat
Pengukur suhu
Thermometer berlapis baja, dipasang ditempat mengalirnya pasokan aspal
Instalasi juga dilengkapi dengan Thermometer
Pengumpul Debu ( Dust Collector )
Instalasi pencampur aspal harus dilengkapi alat pengumpul debu
Pengendali Waktu Campur
AMP dilengkapi dengan perlengkapan pengendali waktu pencampuran
Timbangan Dan Rumah Timbangan
Disediakan untuk menimbang truck bermuatan, dikirim ke tempat hamparan

34. PENGENDALIAN MUTU


a. Ketentuan Viskositas Aspal dan Suhu Campuran

Prosedur Pelaksanaan Viskositas Suhu Campuran


Pencampuran b.u. Marshall 0,2 155 C
Pemadatan b. u. Marshall 0,4 145 C
Pencampuran Maks. Di AMP Tidak Perlu 165 C
Pencampuran 0,2 0,5 145 155 C
Ke alat Penghampar 0,5 1,0 130 150 C
Pemadatan Awal 1,0 2,0 125 145 C
Pemadatan Kedua 2,0 20 100 125 C
Pemadatan Akhir < 20 > 90 C

Anda mungkin juga menyukai