Anda di halaman 1dari 3

RINGKASAN

Salah satu jenis wisata yang potensial untuk dikembangkan di Jakarta adalah heritage
tourism (wisata pusaka). Hal itu dilatarbelakangi peran penting Jakarta dalam perjalanan
sejarah bangsa dan tingkat pendidikan penduduk Jakarta yang cukup tinggi. Ada dua alasan
pentingnya pengembangan heritage tourism, yaitu membantu dalam membentuk jati diri
bangsa dan memori kolektif serta pengembangan heritage tourism diharapkan akan
meningkatkan kesadaran, kebanggaan, dan penghargaan masyarakat terhadap nilai-nilai
sejarah bangsa Indonesia. Lokasi yang potensial untuk pengembangan heritage tourism di
Jakarta adalah lokasi-lokasi terkait sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih
kemerdekaan, yaitu Museum Kebangkitan Nasional, Museum Sumpah Pemuda, Museum
Perumusan Naskah Proklamasi, dan Monumen Tugu Proklamasi.
Walaupun memiliki fasilitas penunjang yang baik, sayangnya kunjungan ke lokasi-
lokasi tersebut cukup rendah. Permasalahan utamanya terletak pada akses transportasi yang
sulit. Padahal transportasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sektor
pariwisata. Permasalahan ini akhirnya yang menyebabkan wisatawan tidak mendapatkan
konstruksi peristiwa sejarah secara utuh.
Gagasan yang diajukan oleh penulis adalah pemanfaatan konsep heritage trail yang
menghubungkan lokasi-lokasi tersebut. Tema besar yang dibawa dalam heritage trail ini
adalah Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Meraih Kemerdekaan. Dalam konsep heritage
trail ini akan disediakan bus khusus wisatawan yang aman, bersih, dan waktunya dapat
diprediksi sehingga wisatawan dapat mengunjungi lokasi-lokasi tersebut dalam satu kali
perjalanan dengan mudah. Dalam konsep heritage trail ini, wisatawan juga akan dipandu
oleh pemandu wisata yang akan menyampaikan deskripsi peristiwa sejarah secara aktraktif
serta mendapatkan brosur mengenai informasi mengenai sejarah, peta, dan foto objek
heritage tourism. Titik awal dan akhir heritage trail ini akan berlokasi di Monumen Nasional
(Monas). Pada tahap awal, heritage trail ini akan laksanakan pada hari Sabtu-Minggu dan
hari libur, pukul 09.00-12.00 dan 10.00-13.00. Dengan menggunakan bus berukuran sedang,
dipandu oleh pemandu wisata yang terlatih, dan dilengkapi brosur informasi yang menarik,
diharapkan wisatawan akan mendapatkan pengalaman yang berkesan. Dalam jangka panjang,
heritage trail ini diharapkan juga dapat diterapkan di lokasi wisata lain di Indonesia.
Teknik implementasi dari konsep heritage trail ini dijabarkan ke dalam tiga langkah
strategis, yaitu langkah perencanaan, pengajuan, dan implementasi. Kegiatan heritage trail
ini memiliki dua manfaat utama, yaitu tersedianya akses transportasi publik khusus
wisatawan yang mudah, aman, bersih, dan dapat diprediksi waktunya serta wisatawan akan
memperoleh konstruksi peristiwa sejarah secara utuh terkait perjuangan bangsa Indonesia
dalam meraih kemerdekaan. Selain itu, juga terdapat beberapa manfaat lainnya dalam bidang
ekonomi, pendidikan, konservasi cagar budaya, dan politik.
RINGKASAN

Deforestasi mengancam kelestarian hutan Indonesia yang menyimpan


keanekaragaman hayati yang tinggi. Untuk mencegah deforestisasi itu, pemerintah Indonesia
telah melakukan upaya konservasi hutan, salah satunya di Taman Nasional Kayan Mentarang.
Namun, upaya ini kurang melibatkan masyarakat yang tinggal di dalam atau sekitar hutan
sehingga kesejahteraan masyarakat tidak meningkat. Masyarakat dengan tingkat
kesejahteraan rendah berpotensi untuk melakukan perusakan hutan di masa depan. Oleh
karena itu, karya tulis ini menawarkan konsep pengelolaan kawasan konservasi dengan
melibatkan partsipasi aktif masyarakat melalui kegiatan ekowisata dan menawarkan gagasan
penggunaan dana PNPM Mandiri Pariwisata untuk mendukung pemberdayaan masyarakat
melalui kegiatan ekowisata.
Berdasarkan metode studi literatur dan berlandaskan pada teori Coase, penulis
mengusulkan agar masyarakat yang hidup di hutan tersebut diberikan hak pengelolaan hutan.
Bentuk pengelolaan hutan yang ditawarkan penulis adalah konsep ekowisata berbasis
masyarakat. Pada ekowisata yang berbasis masyarakat, menitikberatkan pada peran aktif
penduduk setempat secara penuh dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan usaha
ekowisata, tentunya juga keuntungan yang dapat diperoleh secara langsung. Pengembangan
kegiatan ekowisata tersebut akan didukung oleh PNPM Mandiri Pariwisata. PNPM Mandiri
Pariwisata memberdayakan masyarakat dengan mengembangkan desa wisata. Desa wisata
yang diusulkan dalam karya tulis ini adalah Desa Long Pujungan yang terletak di Kecamatan
Pujungan, Desa Long Alango yang terletak di Kecamatan Bahau Hulu, dan Desa Apau Ping
yang terletak di Kecamatan Bahau Hulu. Ketiga desa ini terletak di kawasan Taman Nasional
Kayan Mentarang.
Pelaksanaan ekowisata di ketiga desa tersebut dengan memanfaatkan PNPM Mandiri
Pariwisata diharapkan akan membentuk suatu gugusan pariwisata dengan desa-desa yang
berada di sekitarnya sehingga mendukung dan meningkatkan daya saing serta distribusi
manfaat pengembangan suatu daya tarik wisata terhadap wilayah penyangganya. Ada tiga
prediksi hasil yang akan diperoleh dari penerapan konsep ini, yaitu peningkatan kesejahteraan
masyarakat, meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan
sehingga di masa depan diharapkan masyarakat setempat tidak terlibat dalam illegal logging
dan perambahan hutan, serta upaya pelestarian tradisi, seni, dan budaya asli masyarakat
setempat serta konservasi bangunan rumah tradisional dan tempat peninggalan arkeologi.
BAB V: SIMPULAN DAN SARAN

Penggalakan program minapolitan yang dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan
pada tahun 2009 bisa jadi tidak sejalan dengan program terbaru yang diteraplakkan pada
tahun 2013: blue economy. Hal ini disebabkan karena penggalakan minapolitan secara tidak
langsung akan menyebabkan perusakan lingkungan akibat semakin banyaknya lahan yang
buka untuk digunakan sebagai wilayah minapolitan, termasuk didalamnya untuk budidaya
ikan. Dengan kata lain, penggalakan memperbanyak akuakultur dan akuakultur tersebut
menyebabkan kerusakan lingkungan. Sedangkan blue economy adalah sebuah praktek bisnis
yang mengedepankan efisiensi dan keramahan lingkungan.

Kerusakan lingkungan yang dapat terjadi akibat praktik akuakultur, yang sangat
mungkin terjadi di Indonesia, paling tidak ada dua hal: kerusakan hutan mangrove dan
overfishing ikan non-budidaya untuk keperluan bahan pakan ikan budidaya. Saat ini, regulasi
yang berlaku masih relatif kurang ketat. Keharusan petani/pengusaha untuk melakukan
Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) hanya diwajibkan untuk mereka yang akan
membuka lahan akuakultur intensif seluas 50 hetkar. Kepemilikan SIUP pun tak wajib
dimiliki oleh seluruh pelayan atau petani ikan.

Akuakultur harus segera diregulasi dengan ketat sebelum kerusakan pada lingkungan
yang ditimbulkan menjadi masif. Regulasi yang lebih ketat harus dibuat dengan semangat
mempersulit pelaku bisnis untuk merusak lingkungan dimana mereka bekerja.Regulasi terkait
penggunaan bahan pakan juga harus dipertimbangkan. Selain itu, penelitian mengenai
alternatif bahan baku pakan ikan yang sama besar manfaatnya dengan bahan baku dari ikan
patut untuk didorong dan dilakukan.

Studi lebih lanjut mengenai bagaimana regulasi yang baik untuk pengaturan produksi ikan
budidaya yang berkelanjutan sangat disarankan oleh penulis.

Anda mungkin juga menyukai