BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan Khusus
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Neoplasma / Kanker adalah pertumbuhan baru (atau tumor) massa yang
tidak normal akibat proliferasi sel-sel yang beradaptasi tanpa memiliki
keuntungan dan tujuan. Neoplasma terbagi atas jinak atau ganas. Neoplasma
ganas disebut juga sebagai kanker (cancer). (SylviaA Price, 2005).
Karsinoma atau kanker kolon ialah keganasan tumbuh lambat yang paling
sering ditemukan daerah kolon terutama pada sekum, desendens bawah, dan
kolon sigmoid. Prognosa optimistik; tanda dan gejala awal biasanya tidak
ada. (Susan Martin Tucker, 1998).
Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena penyakit ini sering tidak
diketahui sampai tingkat yang lebih parah.Pembedahan adalah satu-satunya
cara untuk mengubah kanker Colon.
2.2 Etiologi
Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan
waktu peredaran pada usus besar (Aliran depan feces) yang meliputi faktor
kausatif. Petunjuk pencegahan yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer
Society, The National Cancer Institute, dan organisasi kanker lainnya.
- Daging merah
- Lemak hewan
- Makanan berlemak
Faktor yang menyebabkan adanya adenoma benigna atau manigna tumor tidak
diketahui poliposis yang bergerombol bersifat herediter yang tersebar pada gen
autosom dominan. Ini di karakteristikkan pada permulaan adematus polip pada
colon dan rektum. Resiko dari kanker pada tempat femiliar poliposis mendekati
100 % dari orang yang berusia 20 30 tahun.
Orang-orang yang telah mempunyai ucerative colitis atau penyakit Crohns juga
mempunyai resiko terhadap kanker Colon. Penambahan resiko pada permulaan
usia muda dan tingkat yang lebih tinggi terhadap keterlibatan colon. Resiko dari
kanker Colon akan menjadi 2/3 kali lebih besar jika anggota keluarga menderita
penyakit tersebut.
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi
segmen usus tempat kanker berlokasi. Gejala paling menonjol adalah perubahan
kebiasaan defekasi. Pasase darah dalam feses gejala paling umum kedua. Gejala
dapat juga anemia yang tidak diketahui penyebabnya, anoreksi, atau penurunan
berat badan dan keletihan. Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah
kanan adalah nyeri dangkal abdomen dan melena (feses hitam, seperti ter).
Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kiri adalah yang
berhubungan dengan obstruksi (nyeri abdomen dan kram, penipisan feses,
konstipasi dan distensi) serta adanya darah merah segar dalam feses. Gejala
yang dihubungakan dengan lesi rektal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap
setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah.
2.4 Patofisiologi
Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun
makanan merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu
berkorelasi dengan faktor makanan yang mengandung kolesterol dan lemak
hewan tinggi, kadar serat yang rendah, serta adanya interaksi antara bakteri di
dalam usus besar dengan asam empedu dan makanan, selain itu dapat juga
dipengaruhi oleh minuman yang beralkohol, khususnya bir.
Stadium pada pasien kanker kolon menurut Syamsu Hidyat (1197) diantaranya:
1. Stadium I bila keberadaan sel-sel kanker masih sebatas pada lapisan dinding
usus besar (lapisan mukosa).
2. Stadium II terjadi saat sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot di bawah
lapisan mukosa.
3. Pada stadium III sel kanker sudah menyebar ke sebagian kelenjar limfe yang
banyak terdapat di sekitar usus.
4. Stadium IV terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang seluruh kelenjar limfe
atau bahkan ke organ-organ lain.
2.5 Klasifikasi
T Tumor primer
N Kelenjar limfa
M Metastasis jauh
- Ginjal
- Kulit
- Tulang
- Otak
2.6 Komplikasi
Komplikasi pada pasien dengan kanker kolon yaitu:
3. Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar kolon
yang menyebabkan hemorragi.
6. Pembentukan abses
2.7 Pencegahan
5. Berolahraga dan banyak bergerak sehingga semakin mudah dan teratur untuk
buang air besar.
2.8 Penatalaksanaan
a) Penatalaksanaan medis
d) Penatalaksanaan Keperawatan
2. Meningkatkan kenyamanan.
e) Penatalaksanaan Diet
2. Radiologi. Pemeriksaan radiologi yang dapat dikerjakan antara lain adalah : foto
dada dan foto kolon (barium enema).
Computer Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa dan luas dari
penyakit. Chest X-ray dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang
jauh yang sudahmetastasis.
Pemeriksaan foto dada berguna selain untuk melihat ada tidaknya metastasis
kanker pada paru juga bisa digunakan untuk persiapan tindakan pembedahan.
Pada foto kolon dapat dapat terlihat suatu filling defect pada suatu tempat atau
suatu striktura.
6. Scan (misalnya, MR1. CZ: gallium) dan ultrasound: Dilakukan untuk tujuan
diagnostik, identifikasi metastatik, dan evaluasi respons pada pengobatan.
3.1 Pengkajian
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Biodata :
Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 35 th
Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : PNS
2. Keluhan utama :
3. Riwayat Kesehatan :
Klien masuk ke Rumah Sakit tanggal 5 Mei 2012 akibat mengalami penyakit Ca.
Colon. Klien datang ke RSUD Pringsewu diantar oleh keluarganya melalui IGD,
pada tanggal 5 Mei 2012, dengan keluhan nyeri pada abdomen, kram perut, pola
defekasi bermasalah, sering sembelit, feses berwarna kehitaman dan kadang
disertai darah merah segar, tidak nafsu makan, penurunan berat badan, dan
cepat letih.
b. Riwayat Penyakit Dahulu :
GENOGRAM
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
= Garis Pernikahan
= Garis Keturunan
= Klien
Pekerjaan Tn. A yaitu seorang PNS dan waktu luangnya diisi dengan beristirahat
di rumah dan berkumpul bersama keluarga. Klien jarang berolahraga. Saat sakit,
klien hanya bisa berbaring di tempat tidur, aktifitas terbatas, dan klien dibantu
oleh keluarganya.
Sebelum sakit lama tidur klien 7-8 jam/hari, hanya dipergunakan untuk tidur
malam karena klien jarang sekali tidur siang dan tidak ada gangguan dalam
tidur. Saat sakit lama tidur klien hanya 5 jam dengan tidur siang selama 1 jam.
Klien kadang-kadang kesulitan tidur di rumah sakit karena nyeri yang dialami
klien, klien tampak lemah.
Klien merasakan nyeri pada perutnya dalam 2 bulan belakangan ini. Nyeri akan
lebih terasa menyakitkan jika beraktifitas dan saat defekasi, dan akan berkurang
saat klien beristirahat. Region nyeri yaitu pada abdomen bagian bawah
(dessendens bawah). Skala nyeri klien 8, raut muka klien tampak menahan nyeri.
4. Nutrisi
Sebelum sakit, frekuensi makan Tn. A tidak teratur dikarenakan kesibukan jam
kerja yang mengakibatkan sering telat makan. Berat badan klien 68 kg. Berat
badan dalam 2 bulan terakhir turun drastis menjadi 57 kg. Jenis makanan yang
paling sering dikonsumsi klien yaitu daging hewan dan makanan cepat saji (sate
& gulai). Klien tidak suka sayuran, dan tidak memiliki pantangan terhadap
makanan apapun. Klien tidak pernah mengalami operasi gastrointestinal. Saat
sakit, klien hanya mengkonsumsi nasi lembek, sayuran hijau, buah tapi jarang
habis karena klien mual, tidak nafsu makan, & klien tidak makan yang pedas &
berminyak. Diet di rumah sakit adalah diet rendah lemak hewani dan tinggi
serat. Kebutuhan pemenuhan nutrisi dibantu oleh keluarganya.
6. Oksigenasi
Klien tidak mengalami sesak, tidak ada keluhan saat bernafas, irama teratur,
klien tidak batuk, klien tidak merokok, klien tidak terpasang oksigen.
7. Eliminasi fekal/bowel
Frekuensi BAB klien sebelum sakit 1x sehari di pagi hari. Feses berwani kuning,
konsistensi padat, berbau khas, warna kuning kecoklatan, dan tidak ada keluhan.
Saat sakit, klien kesulitan BAB, mengalami sembelit, baru 1x selama dirawat di
RS, feses berwarna kehitaman, konsistensi keras, kadang disertai darah merah
segar, berbau anyir.
8. Eliminasi urin
Frekuensi BAK klien 2x sehari. Klien tidak mengalami perubahan pola berkemih.
Klien tidak menggunakan kateter, kebutuhan pemenuhan ADL dengan bantuan
keluarga.
Klien tidak memiliki gangguan dan riwayat penyakit yang menyangkut sensori,
persepsi, dan kognitif
a. Keadaan Umum
b. Kepala : kulit kepala normal, tidak ada hematoma, lesi atau kotor. Rambut
mudah patah saat dicabut, hitam tanpa uban, dan bersih.
Mata : mata klien secara umum normal, bentuk simetris, konjungtiva tampak
anemis, sklera tidak ikterik, pupil dapat merespon terhadap cahaya, palpebra
normal, tidak ada oedema. Lensa mata normal, jernih, visus mata kanan dan kiri
normal. Tampak garis kehitaman pada kelopak mata klien bagian bawah.
Hidung : Hidung klien simetris, tidak ada septum deviasi, polip, epistaksis,
gangguan indera pencium, atau secret.
Mulut : Mulut klien normal, dimana gigi klien normal, tidak ada lubang, dan tidak
ada gigi palsu. Bibir klien kering, tidak stomatitis, dan tidak sianosis. Gusi klien
berwarna merah, lidah klien tampak kotor.
Telinga : telinga klien simetris, bersih, dan tidak ada gangguan pendengaran.
Leher : leher klien normal, tidak ada pembesaran thyroid, tidak ada kaku kuduk,
tidak ada hematoma, tida ada lesi.
Tenggorokan klien normal, tidak ada nyeri tekan, tidak hipremis, dan tidak ada
pembesaran tonsil.
Cor : Inspeksi: ictus cordis tidak nampak. Palpasi : Ictus cordis teraba pada mid
clavicula sic 5, Perkusi : menunjukkan batas jantung normal.
Auskultasi : Bunyi jantung I (SI) di ruang intercosta V sebelah kiri, Bunyi jantung
II (SII) di ruang intercosta II sebelah kanan, Bunyi jantung III (SIII) tidak ada,
murmur tidak ada.
f. Rektum : Normal, tidak ada hemoroid, tidak ada prolaps, dan tidak ada tumor.
g. Ekstremitas :
Psikologis :
Perasaan klien setelah mengalami masalah ini adalah gelisah. Cara mengatasi
gelisahnya klien dihibur keluarga. Dukungan yang diberikan oleh keluarga sangat
baik, keluarga memberikan semangat kepada klien agar klien selalu berdoa
supaya cepat sembuh.
Budaya :
Budaya yang diikuti klien adalah budaya jawa. Kebudayaan yang dianut tidak
merugikan kesehatannya.
Spiritual :
6. Pemeriksaan Penunjang
Radiologi :
Colonoscopy
7. Terapi Medis
Bed rest
IVFD RL 20 tetes/menit
Th/oral :
Th/inj :
Kemoterapi
Leukovorin
Pembedahan / Laparaskop
ANALISA DATA
DO :
- Klien mengatakan
tubuhnya masih lemah
DDO :
- Keluarga klien
mengatakan badan klien
hangat
DO :
- Daerah pembedahan
tampak masih baru dan
terfiksasi
- Suhu : 37,5 C
DDO :
DDS :
-
Klien mengatakan Ketidakmampuan
06/05/12 tubuhnya lemas Ketidakseimbang untuk mencerna
an nutrisi kurang makanan
15.00 - Keluarga klien
dari kebutuhan
mengatakan klien belum
tubuh
WIB memakan apapun pasca
operasi
- Klien mengatakan
lidahnya terasa pahit
DDO :
- BB turun + 11 kg selama
sakit
Pre Operasi
Nyeri akut b.d obstruksi tumor pada usus dengan kemungkinan menekan organ
yang lain
Post Operasi
3.3 Pengkajian
Pengkajian pada pasien dengan kanker kolon diperoleh data sebagai berikut sbb:
Aktivitas/istirahat
Sirkulasi
Gejala: Palpitasi, nyeri dada pada pergerakan kerja. Kebiasaan: perubahan pada
tekanan darah.
Integritas ego
Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stress
( misalnya merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan
religius/ spiritual)
Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak
merasakan, rasa bersalah, kehilangan.
Eliminasi
Pada pasien dengan kanker kolerektal dapat dilakukan pemeriksaan fisik dengan
observasi adanya distensi abdomen, massa akibat timbunan faeces.
Makanan/cairan
Gejala: kebiasaan makan pasien di rumah dalam sehari, seberapa banyak dan
komposisi setiap kali makan adakah pantangan terhadap suatu makanan, ada
keluhan anoreksia, mual, perasaan penuh (begah), muntah, nyeri ulu hati
sehingga menyebabkan berat badan menurun.
Neurosensori
Nyeri/kenyamanan
Pemajanan asbes
Keamanan
Tanda: Demam.
Seksualitas
Interaksi sosial
Gejala: Riwayat kanker pada keluarga misalnya ibu atau bibi dengan kanker
payudara
Penyakit metastatik: sisi tambahan yang terlibat; bila tidak ada, riwayat alamiah
dari primer akan memberikan informasi penting untuk mencari metastatik.
Riwayat pengobatan
Kami mengambil diagnosa ini sebagai diagnosa utama karena didasarkan pada
keluhan utama klien yaitu mengalami nyeri perut. Pada kasus ini, nyeri abdomen
tersebut karena adanya obstruksi tumor pada usus dengan kemungkinan
menekan organ yang lain. Hal ini jika tidak segera ditangani akan berakibat fatal
pada klien.
Nyeri disebabkan karena adanya insisi post pembedahan. Nyeri yang dirasakan
oleh klien dalam kasus ini sangat hebat yaitu skala 8 yang menyebabkan klien
kesulitan dalam melakukan aktifitas dan istirahat.
Resiko infeksi pada klien disebabkan karena adanya luka heacting pasca operasi.
Pada kasus tersebut luka pada perut klien mengalami gatal dan kemerahan,
dimana hal tersebut merupakan tanda terjadinya infeksi.
Intoleransi aktifitas terjadi karena adanya luka insisi post operasi menyebabkan
diskontuinitas jaringan sehingga fungsinya terganggu. Pada kasus klien
mengalami luka insisi sehingga kesulitan dalam beraktifitas. Klien mengatakan
apabila bergerak perutnya terasa amat nyeri, sehingga aktifitas klien perlu
dibantu baik oleh keluarga maupun perawat.
Ketidakseimbangan nutrisi pada klien terjadi karena fungsi digestif klien belum
berfungsi secara optimal pasca operasi, sehingga klien belum mampu mencerna
makanan dengan baik.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kanker kolon adalah suatu kanker yang berada di colon. Kanker kolon merupakan
penyakit yang bukan sembarangan namun bukan pula penyakit yang tidak bisa
disembuhkan.Kankerkolon adalah penyebab kedua kematian di Amerika Serikat
setelah kanker paru-paru ( ACS1998). Penyakit ini termasuk penyakit yang
mematikan karena penyakit ini sering tidak diketahui sampai tingkat yang lebih
parah. Kanker usus bila dideteksi dan ditangani dengan cepat maka peluang
untuk sembuh total pun akan semakin besar peluangnya. Pembedahan adalah
satu-satunya cara untuk mengubah kanker kolon.
Pre Operasi
1. Nyeri akut b.d obstruksi tumor pada usus dengan kemungkinan menekan organ
yang lain
Post Operasi
5.2 Saran
Demikianlah makalah ini kami buat untuk meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan kita tentang asuhan keperawatan klien dengan Kanker kolon. Kami
selaku penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para
pembaca agar makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi. Terima Kasih,,.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa:
Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.
Suyono,dkk, 2001, Buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid II, edisi 3, Balai penercit
FKUI, Jakarta.
University IOWA., NIC and NOC Project., 1991, Nursing outcome Classifications,
Philadelphia, USA