Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kematian ibu adalah kematian seorang wanita terjadi saat hamil, bersalin, atau
42 hari setelah persalinan dengan penyebab yang berhubungan langsung atau
tidak langsung terhadap persalinan. World Health Organization (WHO)
memperkirakan 800 perempuan meninggal setiap harinya akibat komplikasi
kehamilan dan proses kelahiran sekitar 99% dari seluruh kematian ibu terjadi di
negara berkembang. Sekitar 80% kematian maternal merupakan akibat
meningkatnya komplikasi selama kehamilan, persalinan dan setelah persalinan.
(ICD-10, 2012 ; WHO, 2014)
Menurut WHO tahun 2015 sebanyak 303.000 perempuan meninggal selama
dan setelah kehamilan dan persalinan. Sekitar 830 wanita meningal akibat
komplikasi kehamilan atau melahirkan terkait diseluruh dunia setiap hari.
Sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi
dinegara-negara berkembang. Ratio kematian ibu dinegara-negara berkembang
merupakan tertinggi dengan 239 kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup
jika dibandingkan dengan ratio kematian ibu di 12 negara maju dan 51 negara
persemakmuran. (WHO, 2015)
Jumlah angka kematian ibu di Indonesia masih tergolong tinggi diantara
negara-negara ASEAN lainnya. Jika dibandingkan AKI Singapura adalah 6 per
100.000 kelahiran hidup, AKI Malaysia mencapai 160 per 100.000 kelahiran
hidup. Bahkan AKI Vietnam sama seperti Negara Malaysia, sudah mencapai 160
per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di Indonesia 228 per 100.000 kelahiran
hidup. Menurut depkes pada tahun 2010, penyebab langsung kematian maternal
di Indonesia terkait kehamilan dan persalinan terutama yaitu perdarahan 28%.
Sebab lain, yaitu eklamsi 24%, infeksi 11%, partus lama 5%, dan aborsi 5%.
1
2

Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia merupakan yang tinggi se-ASEAN,


mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup, menurut data SDKI 2007.
Pemerintah masih dituntut bekerja keras menurunkannya, hingga tercapai target
Millennium Development Goal (MDG) menurunkan AKI menjadi 102 per
100.000 pada tahun 2015. (ASEAN, 2013)
Berdasarkan laporan rutin program kesehatan ibu 2013, Jawa Barat
menduduki peringkat tertinggi dalam jumlah AKI di Indonesia. Sekitar 765 kasus
kematian ibu terjadi di Jawa Barat dari total 5.019 kasus di Indonesia. Jawa Barat
menjadi penyumbang 50% jumlah kematian ibu. Daerah lain penyumbang AKI
terbanyak Sumatera Utara 249 kasus, Banten 216 kasus , Jawa Tengah 668
kasus, Jawa Timur 642 kasus , berbagai penyebab AKI tertinggi yaitu 27%
jumlah kelahiran pada ibu berumur di bawah 20 tahun, 40% pendarahan saat
persalinan, 14% hipertensi , 22% infeksi, 27% Lain-lain.
(www.koran-sindo.com)
Berdasarkan Survai Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,
mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi mencapai 32
per 1000 kelahiran hidup. (KemenKes, 2014)
Di Provinsi Banten Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 264 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2015. Penyebab langsung kematian ibu masih
didominasi oleh jumlah perdarahan 75 orang , jumlah hipertensi dalam
kehamilan 68 orang dan penyebab lainnya 66 orang. Penyebab tidak langsung
kematian ibu yaitu gangguan sistem peredaran darah (jantung, stroke,dll),, infeksi
25 orang dan gangguan metabolik (DM,dll) 1 orang, yang terkait erat dengan
kualitas pelayanan persalinan dan kondisi kesehatan ibu hamil. Angka Kematian
Bayi (AKB) sebesar 752 pada tahun 2015 dan jumlah bayi lahir hidup yaitu
178,254 orang. AKI sebesar 264 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar
752 per 1000 kelahiran hidup. (Profil Provinsi Banten, 2015)
Dikota Cilegon pada tahun 2015 jumlah kematian ibu tercatat 15 per 100.000
kelahiran hidup yang banyak disebabkan oleh HDK 3 orang, perdarahan 2 orang,
3

infeksi 1 orang, gangguan system peredaran darah (jantung, stroke,dll), gangguan


metabolik (DM, dll) 1 orang dan lain-lain 7 orang. Sedangkan jumlah kematian
bayi adalah 44 per 1000 kelahiran hidup . ( Dinas Kesehatan Kota Cilegon, 2015)
Dari hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan penulis di RSUD Cilegon
jumlah persalinan pada tahun 2015 mencapai 2.738 orang, kejadian komplikasi
persalianan tahun 2015 penyebab utama disebabkan karena ketuban pecah dini
(KPD) < 24 jam sebanyak 155 orang, KPD > 24 jam sebanyak 53 orang,
preeklamsia berat sebanyak 22 orang, preeklamsia ringan sebanyak 118 orang,
dan masih banyak beberapa sebab lainnya. (RSUD Kota Cilegon, 2015)
Data di RSUD Cilegon ruangan bersalin, AKI pada tahun 2015 sebesar 16
orang yang disebabkan oleh sepsis 2 orang, Hemorragia Post Partum (HPP) 2
orang, Post Partum Cardiomyopathy (PPCM) 2 orang, preeklamsia berat +
Congestive Heart Failure (CHF) 1 orang, cardiac arrest post Seksio Cesarea (SC)
1 orang, keganasan (mola) 1 orang, preeklamsia berat 1 orang, eklamsi 1 orang,
abses tonsil + anemia 1 orang dan lain-lain 4 orang. Jumlah persalinan normal
sebesar 514 orang, persalinan dengan tindakan yaitu induksi 244 orang,
premature 81 orang, presentasi bokong 45 orang, vakum ekstraksi 19 orang,
gemelli 13 orang. Dan jumlan persalinan pervaginam 916 orang, persalinan
seksio cesarean 871 orang, abortus 189 orang, Hemorrargia Ante Partum (HAP)
32 orang, Hemorragia Post Partum (HPP) 57 orang, preeklamsi 110 orang,
eklamsi 10 orang, infeksi 7 orang dan lain-lain 2 orang.
(Ruang Bersalin di RSUD Kota Cilegon, 2015)
Karya Tulis Ilmiah ini diambil karena masih tingginya angka kejadian ketuban
pecah dini dan preeklamsia ringan di RSUD Cilegon. Berdasarkan permasalahan
diatas penulis tertarik untuk mengambil dan menyusun karya tulis ilmiah dengan
judul Manajemen Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Pada Ny. Z Umur 25 Tahun
G1 P0 A0 Hamil 38 minggu 5 hari dengan Ketuban Pecah Dini dan Preeklamsia
Ringan Di RSUD Kota Cilegon.
4

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan manajemen kebidanan ibu bersalin pada Ny. Z dengan
Ketuban Pecah Dini dan Preeklamsia Ringan di RSUD Kota Cilegon Tahun
2016 dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan (7 langkah
varney) dan pendokumentasian SOAP
2. Tujuan Khusus
a) Mampu melakukan pengumpulan data dasar pada ibu bersalin pada Ny. Z
Umur 25 tahun G1 P0 A0 Hamil 38 minggu 5 hari dengan Ketuban
Pecah Dini dan Preeklamsia Ringan di RSUD Kota Cilegon tahun 2016.
b) Mampu melakukan interpretasi data dasar pada ibu bersalin pada Ny. Z
Umur 25 tahun G1 P0 A0 Hamil 38 minggu 5 hari dengan Ketuban Pecah
Dini dan Preeklamsia Ringan di RSUD Kota Cilegon tahun 2016.
c) Mampu melakukan antisipasi masalah atau diagnosa potensial ibu
bersalin pada Ny. Z Umur 25 tahun G1 P0 A0 Hamil 38 minggu 5 hari
dengan Ketuban Pecah Dini dan Preeklamsia Ringan di RSUD Kota
Cilegon tahun 2016.
d) Mampu melakukan tindakan segera atau kolaborasi ibu bersalin pada Ny.
Z Umur 25 tahun G1 P0 A0 Hamil 38 minggu 5 hari dengan Ketuban
Pecah Dini dan Preeklamsia Ringan di RSUD Kota Cilegon tahun 2016.
e) Mampu melakukan perencanaan ibu bersalin pada Ny. Z Umur 25 tahun
G1 P0 A0 Hamil 38 minggu 5 hari dengan Ketuban Pecah Dini dan
Preeklamsia Ringan di RSUD Kota Cilegon tahun 2016.
f) Mampu melakukan pelaksanaan ibu bersalin pada Ny. Z Umur 25 tahun
G1 P0 A0 Hamil 38 minggu 5 hari dengan Ketuban Pecah Dini dan
Preeklamsia Ringan di RSUD Kota Cilegon tahun 2016.
g) Mampu melakukan evaluasi pada Ny. Z Umur 25 tahun G1 P0 A0 Hamil
38 minggu 5 hari dengan Ketuban Pecah Dini dan Preeklamsia Ringan di
RSUD Kota Cilegon tahun 2016.
h) Mampu melakukan pendokumentasian SOAP pada Ny. Z Umur 25 tahun
G1 P0 A0 Hamil 38 minggu 5 hari dengan Ketuban Pecah Dini dan
Preeklamsia Ringan di RSUD Kota Cilegon tahun 2016.
5

C. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Pendidikan
a. Sebagai bahan bacaan ilmiah, bahan acuan atau pedoman dan sebagai
kerangka perbandingan untuk perkembangan kualitas ilmu kebidanan dan
menjadi bahan untuk penulisan karya tulis ilmiah selanjutnya.
b. Sebagai masukan tambahan informasi dalam mengembangkan bahan
materi secara teoritis baik di kampus maupun di lapangan terutama tentang
asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan Ketuban Pecah Dini dan
Preeklamsia Ringan.
2. Bagi Lahan Praktik
Sebagai bahan masukan dalam melaksanakan asuhan kebidanan ibu bersalin
dengan Ketuban Pecah Dini dan Preeklamsia Ringan dan untuk meningkatkan
mutu pelayanan yang berkualitas sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.
3. Bagi Mahasiswa
Menjadi pengalaman berharga yang dapat meningkatkan pengetahuan,
menambah wawasan dan keterampilan dalam proses manajemen asuhan
kebidanan dengan Ketuban Pecah Dini dan Preeklamsia Ringan merupakan
sarana pengembangan ide dan kreatifitas penulis dalam mengembangkan
potensi pribadi dan profesi kebidanan.

D. Ruang Lingkup

Karya tulis ilmiah ini menggambarkan tentang Manajemen Kebidanan Ibu


Beralin Pada Ny. Z dengan Ketuban Pecah Dini dan Preeklamsia Ringan, di
RSUD Kota Cilegon pada tanggal 01 Februari 2016. Karya tulis ilmiah ini
diambil karena masih tingginya angka kejadian Ketuban Pecah Dini dan
Preeklamsia Ringan di RSUD Kota Cilegon, yang apabila tidak dideteksi dan
ditangani sejak dini akan berlanjut menjadi preeklamsia berat atau eklamsi yang
dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin. Pengolahan kasus ini dilakukan
6

dengan menggunakan pendekatan Manajemen Kebidanan Varney dan


pendokumentasian SOAP.

E. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran pengetahuan umum tentang karya tulis ilmiah ini,
yang terdiri dari lima bab sebagai titik tolak pembahasan. Dalam karya tulis ini
dapat dilihat secara garis besar tentang sistematika penulisan sebagai berikut :
1. BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Tujuan Penelitian
c. Manfaat Penelitian
d. Ruang Lingkup Penelitian
e. Sistematika Penulisan
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
a. Persalinan
b. Preeklamsia
c. Ketuban Pecah Dini
d. Induksi dan Akselerasi Persalinan
e. Manajemen Kebidanan Varney
f. Pendokumentasian SOAP

3. BAB III TINJAUAN KASUS


a. Manajemen Kebidanan Ibu Bersalin
b. Metode Pendokumentasian SOAP
4. BAB IV PEMBAHASAN
a. Manajemen Kebidanan (7 Langkah Varney)
5. BAB V PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran
6. DAFTAR PUSTAKA
7. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai