Perusahaan yang bertanggung jawab mendorong para manajernya untuk
melihat jauh diluar apa yang diperbolehkan sistem peraturan dan melakukan hal yang benar. Perusahaan yang bertanggung jawab social melindungi kepentingan jangka panjang konsumen mereka dan lingkungan. Perkembangan pesat dalam pemasaran Internet telah menciptakan sejumlah masalah etika dan social yang baru. Yang dikhawatirkan para kritikus adalah masalah privasi online. Terjadi ledakan dalam jumlah data digitalpribadi yang tersedia. Namun, sebagian besar informasi itu dkembangkan secara sistematis oleh bisnis yang berusaha mempelajari lebih banyak hal tentang pelanggannnya, sering kali konsumen tidak menyadari bahwa mereka sedang diawasi. Meskipun sebagian besar perusahaan transparan menapilkan kebijakan internet mereka dan sebagian besar bekerja menggunakan data untuk memberi keuntungan kepada pelanggan, pelanggaran bias terjadi. Hasilnya konsumen menggugat dan pembuat kebijakan mengambil tindakan untuk melindungi privasi konsumen. Diatas merupakan gambaran sorotan pemasaran yang meringkas kebijakan public dan masalah tanggung jawab social seputa keputusan besar dalam bidang pemasaran. PEMASARAN TERKAIT GERAKAN AMAL Untuk menerapkan tanggung jawab sosial dan membangun citra yang lebih positif, sekarang banyak perusahaan mengkaitkan diri mereka dengan gerakan amal. Pemasaran terkait gerakan amal (cause-related marketing) telah menjadi bentuk utama sedekah perusahaan. Pemasaran semacam ini memungkinkan perusahaan bekerja dengan baik melalui tindakan terpuji dengan cara menghubungkan pembelian produk atau jasa perusahaan dengan pengumpulan dana untuk gerakan amal yang layak atau organisasi amal. Salah satu contoh gerakan amal yaitu Home Depot. Pemasaran terkait gerakan amal telah menimbulkan sejumlah kontroversi. Para kritikus khawatir bahwa pemasaran terkait gerakan amal ini lebih merupakan strategi penjualan dari pada strategi beramal-bahwa pemasaran yang berhubungan dengan gerakan ama sebenarna merupakan pemasaran eksploitasi amal. Oleh karena itu, pemasaran terkait gerakan amal mungkin berada pada batasan tipis antarapenjualan yang meningkat dan citra yang lebih baik, atau menghadapi tuduhan eksploitasi. Namun, jika ditangani dengan baik, pemasaran terkait gerakan amal dapat sangat menguntungkan perusahaan dan gerakan amal. Perusahaan memperoleh alat pemasarn yang efektif sambil membangun citra public yang lebih positif. Organisasi atau gerakan amal meraih keberadaan yang nyata dan sumber dana penting yang baru. LINGKUNGAN BUDAYA Lingkungan budaya (cultural environment) terdiri dari instansi dan kekuatan lain yang mempengaruhi nilai dasar, presepsi, selera, dan perilaku masyarakat. Manusia tumbuh dalam masyarakat tertentu yang membentuk keyakinan dan nilai dasar mereka. Mereka menyerap pandang dinia yang mendefinisikan hubungan mereka denga orang lain. Karakteristik budaya berikut dapat mempengaruhi pengambilan keputusan pemasaran. KETEGUHAN PADA NILAI-NILAI BUDAYA Orang-orang dalam masyarakat tertentu meyakini banyak kepercayaan dan nilai. Kepercayaan dan nila inti mereka mempunyai keteguhan yang sangat tinggi. Seperti contoh, sebagian besar orang Amerika meyakini nilai-nilai kehidupan seperti pekerjaan, menikah, beramal, dan kejujuran. Kepercayaan ini membentuk perilaku khusus dan perilaku yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Kepercayaan dan nilai inti diturunkan dari orang tua kepada anak mereka dan diperkuat oleh sekolah, gereja, bisnis, dan pemerintah. Kepercayaan dan nila sekunder mudah berubah. PERUBAHAN DALAM NILAI BUDAYA SEKUNDER Meskipun nilai-nilai inti cukup teguh, guncangan budaya mungkin terjadi. Pemasar ingin memperkirakan perubahan budaya untuk menemukan peluang dan ancaman baru. Beberapa perusahaan menawarkan ramalan masa depan dalam hubungan ini. Nilai-nila budaya utama dari suatu masyarakat diekspresikan dalam pandangan orang tentang diri mereka dan orang lain, seperti dalam pandangan mereka tentang organisasi, masyarakat, alam dan alam semesta.