Gelar kebangsawanan di Indonesia pada umumnya diberikan kepada masyarakat keraton dan orang-
orang di luar keraton yang dianggap berjasa kepada keraton.
Seorang raja di kerajaan Mataram biasanya memiliki beberapa orang istri / selir (garwa ampeyan)
dan seorang permaisuri / ratu (garwa padmi). Dari beberapa istrinya inilah raja tersebut
memperoleh banyak anak lelaki dan perempuan dimana salah satu anak lelakinya akan meneruskan
tahtanya dan diberi gelar putra mahkota. Sistem pergantian kekuasaan yang diterapkan biasanya
adalah primogenitur lelaki (bahasa Inggris: male primogeniture) dimana anak lelaki tertua dari
permaisuri berada di urutan teratas disusul kemudian oleh anak lelaki permaisuri lainnya dan
setelah itu anak lelaki para selir.
Gelar Kasunanan
Gelar yang dipakai di Kasunanan Surakarta:
Penguasa Kasunanan: Sampeyan Dalem ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Prabu Sri Paku Buwana
Senapati ing Alaga Ngabdulrahman Sayidin Panatagama Kaping ... (SISKS)
Permaisuri Susuhunan Pakubuwana: Gusti Kanjeng Ratu (GKR), dengan urutan:
Selir Susuhunan Pakubuwana: Kanjeng Bendara Raden Ayu (KBRAy), dengan urutan:
Pewaris tahta Kasunanan (putra mahkota): Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anum Amangku Negara
Sudibya Rajaputra Nalendra ing Mataram.
Anak lelaki selain putra mahkota dari permaisuri ketika masih muda: Raden Mas Gusti (RMG)
Anak lelaki selain putra mahkota dari permaisuri ketika sudah dewasa:
Mangku Bumi
Bumi Nata
Purbaya
Puger
Anak lelaki dari selir ketika masih muda: Bendara Raden Mas (BRM)
Anak lelaki dari selir ketika sudah dewasa: Bendara Kanjeng Pangeran (BKP)
Cucu lelaki dari garis pria: Bendara Raden Mas (BRM)
Cicit lelaki dan keturunan lelaki lain dari garis pria: Raden Mas (RM)
Anak perempuan dari permaisuri ketika belum dinikahkan: Gusti Raden Ajeng (GRA)
Anak perempuan dari permaisuri ketika sudah dinikahkan: Gusti Raden Ayu (GRAy)
Anak perempuan tertua dari permaisuri ketika sudah dewasa: Gusti Kanjeng Ratu (GKR), dengan
urutan:
Sekar-Kedhaton.
Pembayun.
Maduratna.
Bendara.
Angger.
Timur.
Anak perempuan dari selir ketika belum dinikahkan: Bendara Raden Ajeng (BRA)
Anak perempuan dari selir ketika sudah dinikahkan: Bendara Raden Ayu (BRAy)
Anak perempuan tertua dari selir ketika sudah dewasa: Ratu Alit
Cucu perempuan dan keturunan perempuan lain dari garis pria, sebelum dinikahkan:
Raden Ajeng (RA)
Cucu perempuan dan keturunan perempuan lain dari garis pria, sesudah dinikahkan: Raden Ayu
(RAy)
Gelar Kesultanan
Gelar yang dipakai di Kesultanan Yogyakarta
Penguasa Kesultanan: Sampeyan Dalem ingkang Sinuhun Kanjeng Sri Sultan Hamengku Buwana
Senapati ing Alaga Ngabdurrokhman Sayidin Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng Kaping ...
(yang berarti pemimpin yang menguasai dunia, komandan besar, pelayan Tuhan, Tuan semua orang
yang percaya)
Permaisuri Sultan Hamengkubuwana: Gusti Kanjeng Ratu (GKR)
Selir Sultan Hamengkubuwana: Kanjeng Bendara Raden Ayu (KBRAy)
Pewaris tahta Kesultanan (putra mahkota): Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anum Amangku Negara
Sudibya Rajaputra Nalendra ing Mataram
Anak lelaki selain putra mahkota dari permaisuri ketika masih muda: Gusti Raden Mas (GRM)
Anak lelaki selain putra mahkota dari permaisuri ketika sudah dewasa: Gusti Bendara Pangeran
Harya (GBPH)
Anak lelaki dari selir ketika masih muda: Bendara Raden Mas (BRM)
Anak lelaki dari selir ketika sudah dewasa: Bendara Pangeran Harya (BPH)
Cucu lelaki dan keturunan lelaki lain dari garis pria: Raden Mas (RM)
Anak perempuan dari permaisuri ketika belum dinikahkan: Gusti Raden Ajeng (GRA)
Anak perempuan dari permaisuri ketika sudah dinikahkan: Gusti Raden Ayu (GRAy)
Anak perempuan tertua dari permaisuri ketika sudah dewasa: Gusti Kanjeng Ratu (GKR)
Anak perempuan dari selir ketika belum dinikahkan: Bendara Raden Ajeng (BRA)
Anak perempuan dari selir ketika sudah dinikahkan: Bendara Raden Ayu (BRAy)
Cucu perempuan dan keturunan perempuan lain dari garis pria, sebelum dinikahkan: Raden Ajeng
(RA)
Cucu perempuan dan keturunan perempuan lain dari garis pria, sesudah dinikahkan: Raden Ayu
(RAy)
Penguasa Paku Alaman: Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Harya Raja Paku Alam Kaping ...
Permaisuri Raja Paku Alam: Kanjeng Bendara Raden Ayu (KBRAy)
Selir Raja Paku Alam: Bendara Raden Ayu (BRAy) atau Raden Ayu (RAy)
Pewaris tahta Paku Alaman (putra mahkota): Bandara Pangeran Harya Suryadilaga
Anak lelaki selain putra mahkota dari permaisuri ketika masih muda: Gusti Bendara Raden Mas
(GBRM)
Anak lelaki selain putra mahkota dari permaisuri ketika sudah dewasa: Kanjeng Pangeran Harya
(KPH)
Anak lelaki dari selir ketika masih muda: Raden Mas (RM)
Anak lelaki dari selir ketika sudah dewasa: Bendara Raden Harya (BRH)
Cucu lelaki dan keturunan lelaki sampai generasi ketiga dari garis pria: Raden Mas (RM)
Keturunan lelaki setelah generasi keempat lain dari garis pria: Raden
Anak perempuan dari permaisuri ketika belum dinikahkan: Gusti Bendara Raden Ajeng (GBRA)
Anak perempuan dari permaisuri ketika sudah dinikahkan: Gusti Bendara Raden Ayu (GBRAy)
Anak perempuan dari selir ketika belum dinikahkan: Bendara Raden Ajeng (BRA)
Anak perempuan dari selir ketika sudah dinikahkan: Bendara Raden Ayu (BRAy)
Cucu perempuan dan keturunan perempuan lain dari garis pria, sebelum dinikahkan:
Raden Ajeng (RA)
Cucu perempuan dan keturunan perempuan lain dari garis pria, sesudah dinikahkan:
Raden Ayu (RAy)
Gelar Mangkunagaran
Gelar yang dipakai di Praja Mangkunagaran di Surakarta
Penguasa Mangkunagaran: Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Harya Mangku Negara Senapati ing Ayuda
Kaping ... (KGPAA)
Permaisuri Raja Mangkunagara: Kanjeng Bendara Raden Ayu (KBRAy)
Selir Raja Paku Mangkunagara: Bendara Raden Ayu (BRAy) atau Raden Ayu (RAy)
Pewaris tahta Mangkunagaran (putra mahkota): Pangeran Adipati Harya Prabu Prangwadana
Anak lelaki selain putra mahkota dari permaisuri: Gusti Raden Mas (GRM)
Anak lelaki dari selir: Bendara Raden Mas (RM)
Cucu lelaki dan keturunan lelaki sampai generasi ketiga dari garis pria: Raden Mas (RM)
Keturunan lelaki setelah generasi keempat lain dari garis pria: Raden
Anak perempuan dari permaisuri ketika belum dinikahkan: Gusti Raden Ajeng (GRA)
Anak perempuan dari permaisuri ketika sudah dinikahkan: Gusti Raden Ayu (GRAy)
Anak perempuan dari selir ketika belum dinikahkan: Bendara Raden Ajeng (BRA)
Anak perempuan dari selir ketika sudah dinikahkan: Bendara Raden Ayu (BRAy)
Cucu perempuan dan keturunan perempuan lain dari garis pria, sebelum dinikahkan:
Raden Ajeng (RA)
Cucu perempuan dan keturunan perempuan lain dari garis pria, sesudah dinikahkan:
Raden Ayu (RAy)
Gelar lain
Selain beberapa gelar tersebut di atas, di lingkungan keraton sering juga dijumpai sebutan khusus
seperti:
Putra tertua dari seluruh Garwa Ampeyan bergelar Bendara Raden Mas Gusti dan akan berubah
menjadi Gusti Pangeran setelah diangkat menjadi pangeran. Sedangkan putri tertua dari seluruh
Garwa Ampeyan bergelar Bendoro Raden Ajeng Gusti dan akan berubah menjadi Pembayun setelah
menikah. Khusus untuk putri sulung (tertua) dari Garwa Ampyan mendapat gelar Kanjeng Ratu.
Dalam lingkup gelar kebangsawanan Mataram Islam, 4 praja nagari (Kesultanan, Kasunanan,
Pakualaman, Mangkunegaraan) juga mengenal Gelar Istimewa. Gelar-gelar ini dibedakan menjadi 2
macam, yakni dapat diteruskan pada generasi berikutnya baik putra maupun putri dengan syarat
sepengetahuan pihak keraton dan yang tidak dapat diturunkan pada generasi berikutnya dengan
alasan merupakan gelar jabatan. Pada gelar istimewa yang dapat diturunkan, untuk keturunan dari
lelaki dapat memperoleh gelar yang sama dengan generasi sebelumnya, khusus keturunan dari
perempuan gelarnya akan diturunkan sesuai tingkatan gelar umum. Jika tingkatan gelar keturunan
dari perempuan habis maka keturunan berikutnya tidak mendaptkan gelar lagi. Contoh gelar yang
dapat diturunkan :
Putra :
Putri :
Perlu diperhatikan untuk poin ketiga dan seterusnya pada gelar putra & putri, gelar-gelar tersebut
dapat diwisudakan pada generasi selanjutnya dengan beberapa pendapat :
1. jika keturunannya sudah dewasa, atau
2. jika sudah diketahui pihak keraton, atau
3. jika disetujui pihak keraton.
Polemik gelar itu masih simpang siur. Namun bagi keturunan yang telah yakin dengan gelar yang
disandang, hendaklah arif menggunakan gelar tersebut karena menyangkut harkat dan martabat
generasi di atasnya. Khusus untuk gelar putri apabila ada seorang putri dengan gelar RA. menikah
dengan priyayi alit (masyarakat biasa) dan mempunyai anak putri maka gelar anaknya tersebut
diturunkan menjadi Rr. dan seterusnya.
Contoh Gelar Istimewa karena Jabatan : Biasa disandang oleh para Priyayi Anom, Adipati, Patih,
Bupati, Wedana, Camat, Mantri dsb. (gelar ini dahulu disandangkan pada laki-laki, karena
pemangku jabatan mayoritas adalah laki-laki, sedangkan istrinya juga mendapatkan gelar istimewa
namun jarang)
Putra Mahkota/Pangeran :
Syarif (atau Sayyid) (nama pribadi) ibni al-Marhum Syarif (atau Sayyid) (nama bapaknya) Al-Idrus
(nama marga/keluarga), Tuan Besar Kubu (aslinya: Yang di-Pertuan Besar).
Anggota laki-laki keluarga Kesultanan yang lain, keturunan pada garis Bapak:
Syarif (atau Sayyid) (nama pribadi) ibni Syarif (or Sayyid) (nama bapaknya) Al-Idrus (nama
marga/keluarga).
Syarifah (nama pribadi) binti Syarif (atau Sayyid) (nama bapaknya) Al-Idrus (nama marga/keluarga).