Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Indonesia sangat dikenal sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam, salah satu

sumber daya alam yang ada di Indonesia adalah tumbuhan. Tumbuhan diperkaya akan

berbagai bahan aktif yang mempunyai kemampuan sebagai agen imunomodulator untuk

terapi beberapa penyakit seperti infeksi, kanker, diuretik, obat sakit kuning, diabetes,

penurunan kadar kolesterol, penghilang rasa nyeri dan perawatan setelah persalinan

bahkan dapat menyebabkan kematian sel. Salah satu tanaman yang digunakan

masyarakat untuk terapi adalah benalu teh (Scurulla atropurpureaI).

Benalu teh (Scurulla atropurpureaI) memiliki banyak khasiat untuk berbagai macam

organ, salah satu organ yang dapat di terapi dan di rusak oleh benalu teh (Scurulla

atropurpureaI) adalah hapar (hati). Hepar merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh

manusia dengan berat pada pria dewasa antara 1,4-1,6 kg, sedangkan pada wanita

dewasa antara 1,2-1,4 kg (Ilmu Penyakit Hati, 2014, hlm.1).

Dimana salah satu kandungan dari benalu teh (Scurulla atropurpureaI) dapat

menyebabkan kerusakan bahkan kematian sel. Kandungan itu adalah flavanoid,

flavonoid merupakan senyawa polifenol yang banyak terdapat pada sayuran dan buah-

buahan. Flavonoid telah menunjukkan perannya sebagai antioksidan, antimutagenik,

antineoplastik dan aktivitas vasodilatator (Miller, 1996). Ren et al (2003) menyatakan

bahwa senyawa flavonoid diketahui mampu menginduksi terjadinya apoptosis (kematian

sel yang terprogram). Mekanisme flavonoid dalam menginduksi apoptosis adalah melalui

penghambatan aktivitas DNA topoisomerase I/II, pengurangan reactive oxygen species


(ROS), modulasi signaling pathways, penurunan ekspresi gen Bcl-2 dan Bcl-XL,

peningkatan ekspresi gen Bax dan Bak, serta aktivitas endonuklease. Selain itu flavonoid

juga memiliki sifat toksik, dimana ketika suatu obat-obatan yang bersifat toksik maka

akan terjadi kerusakan yang besar terhadap organ (Tan & Raharjo,1978).

Peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan topik pengaruh pemberian

ekstrak benalu teh (Scurulla atropurpureaI) terhadap kerusakan sel hepar secara

histopatologis.

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka didapatkan perumusan masalah yang dapat dilakukan

sebagai berikut:

a. Apakah ada pengaruh pemberian benalu teh (Scurulla atropurpureaI) terhadap

perubahan gambaran histopatologik hepar pada tikus (Rattus norvegicus)?

I.3 Tujuan Penelitian

I.3.1 Tujuan umum

Tujuan umum dari dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh pemberian benalu teh (Scurulla atropurpureaI) terhadap perubahan

gambaran histopatologik hepar pada tikus (Rattus norvegicus)

I.3.2 Tujuan khusus

a. Mengetahui pengaruh pemberian benalu teh (Scurulla atropurpureaI) terhadap

perubahan gambaran histopatologik hepar pada tikus (Rattus norvegicus)

b. Mengetahui pengaruh pemberian benalu teh (Scurulla atropurpureaI) terhadap

kejadian apoptosis hepar pada tikus (Rattus norvegicus).


I.4 Manfaat Penelitian

a. Masyarakat umum

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah

informasi tentang pengaruh pemberian ekstrak benalu teh (Scurulla atropurpureaI)

terhadap kerusakan organ manusia.

b. Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta

Menambah jumlah penelitian di Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta

yang berhubungan dengan bidang Patologi Anatomi dan penelitian secara

eksperimental.

c. Peneliti

Menambah pengetahuan dan wawasan baru dalam dunia penelitian

eksperimental yang telah dilakukan, dan dapat membantu memberikan informasi serta

edukasi pada masyarakat tentang pengaruh pemberian ekstrak benalu teh (Scurulla

atropurpureaI) pada organ tubuh manusia.

Anda mungkin juga menyukai