TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Stroke Iskemik
a. Definisi
Menurut World Health Organization (WHO),stroke
didefinisikan sebagai suatu gangguan fungsional otak yang terjadi
secara mendadak dengan tanda dan gejala klinik baik fokal maupun
global, yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan
kematian, tanpa ditemukannya penyebab selain gangguan vaskuler
(Harsono, 2009).
Stroke adalah suatu keadaan hilangnya sebagian atau seluruh
fungsi neurologis (defisit neurologis fokal atau global) yang terjadi
secara mendadak, berlangsung lebih dari 24 jam atau menyebabkan
kematian, yang semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran
darah otak karena berkurangnya suplai darah (stroke iskemik) atau
pecahya pembuluh darah secara spontan (stroke hemoragik)
(PERDOSSI, 2011) .
Stroke iskemik didefinisikan secara patologis, sebagai
kematian jaringan otak karena pasokan darah yang tidak adekuat.
Definisi klinis stroke iskemik ialah defisit neurologis fokal yang
timbul akut dan berlangsung lebih dari 24 jam dan tidak disebabkan
oleh perdarahan (Lumbantobing, 2004).
b. Klasifikasi
1) Stroke iskemik berdasarkan perjalanan klinisnya diklasifikasikan
menjadi 4 macam, yaitu : (Gofir, 2009)
a) Transient Ischemic Attack (TIA), adalah suatu gangguan akut
dari fungsi fokal serebral yang gejalanya berlangsung kurang
dari 24 jam dan disebabkan oleh trombus atau emboli.
b) Reversible Ischemic Neurological Deficit (RIND), adalah suatu
gangguan neurologis fokal yang berlangsung lebih dari 24 jam,
bahkan sampai 21 hari. Biasanya RIND akan membaik dalam
waktu 24-48 jam.
5
6
c. Etiologi
Stroke iskemik disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah
otak (infark). Otak dapat berfungsi dengan baik jika aliran darah yang
menuju ke otak lancar dan tidak mengalami hambatan. Penyumbatan
pembuluh darah tersebut dapat disebabkan oleh : (Junaidi, 2011)
1) Ateroma
Pada stroke iskemik, penyumbatan dapat terjadi
disepanjang arteri yang menuju ke otak. Ateroma bisa terbentuk di
8
d. Faktor risiko
Faktor risiko stroke iskemik dapat digolongkan menjadi faktor
risiko yang tidak dapat diubah (nonmodifiable) dan faktor risiko yang
dapat diubah (modifiable) (Junaidi, 2011).
1) Faktor resiko yang tidak dapat diubah (nonmodifiable) :
a) Jenis Kelamin
Insidensi stroke lebih besar terjadi pada pria
dibandingkan wanita. Presentase stroke padapria sebesar 52%,
sedangkan pada wanita 48. Hal ini disebabkan karena
perempuan mempunyai hormon estrogen sehingga dapat
terlindungi dari penyakit jantung dan stroke sampai sebelum
menopause, setelah menopause risiko perempuan dengan laki-
laki sama besarnya.(Patriciaet al, 2015).
b) Usia
9
e. Patofisiologi
Kolesterol HDL berperan dalam membalikkan transport
kolesterol, yang memungkinkan organ hati untuk membuang kelebihan
kolesterol dalam jaringan perifer. Sifat protektif HDL terhadap
produksi sitokin, oksidasi lipid, peningkatan kolesterol, serta
membalikkan transport kolesterol membuat HDL berfungsi sebagai zat
pelindung terhadap aterosklerosis. Penurunankadar kolesterol HDL
dapat menyebabkan terjadinya aterosklerosis (Tuminah, 2009).
Darah yang menuju ke otak disuplai oleh dua arteri karotis
interna dan dua arteri vertebralis. Aliran darah ke otak terhenti karena
penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah atau bekuan
darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah ke otak.
Penyumbatan pada stroke iskemik bisa terjadi di sepanjang jalur
pembuluh darah arteri yang menuju ke otak. Ateroma atau endapan
lemak bisa terbentuk di dalam pembuluh darah arteri karotis sehingga
menyebabkan berkurangnya aliran darah (Misbach, 2006).
Stroke iskemik sangat erat hubunganya dengan aterosklerosis
dan proliferasi atau penebalan dinding arteri kecil dan arteriol
(arteriosklerosis). Aterosklerosis ditandai dengan lesi intima yang
disebut ateroma, atau plak ateromatosa atau fibrofatty plaques, yang
menonjol ke dalam dan menyumbat lumen pembuluh, memperlemah
media dibawahnya, dan mungkin mengalami penyulit serius (Schoen
et al, 2012). Adanya aterosklerosis, perubahan-perubahan dalam
hemodinamik dan kimia darah dapat menimbulkan iskemia dan infark
serebri (Sidharta, 2009).
12
g. Diagnosis
13
Penurunan kesadaran,
ya nyeri kepala, refleks babinski
h. Pencegahan
1) Pencegahan Primer
15
2. Kolesterol
a. Definisi
Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks yang dihasilkan
oleh tubuh untuk bermacam-macam fungsi antara lain membentuk
dinding sel. Kolesterol dalam zat makanan akan meninggalkan kadar
16
b. Klasifikasi
Berdasarkan densitasnya lipoprotein diklasifikasikan menjadi
empat tipe utama yaitu :
1) Very Low Density Lipoprotein (VLDL)
Lipoprotein yang berdensitas sangat rendah mengandung
protein Apo-B-100, konsentrasi trigliserida yang tinggi dalam
darah dan konsentrasi sedang kolesterol dan fosfolipid.
2) Intermediate Density Lipoprotein (IDL)
17
c. HDL Kolesterol
1) Definisi
Kolesterol HDL adalah suatu lipoprotein berdensitas tinggi
yang mengandung protein dalam jumlah yang lebih tinggi dan
persentase triasilgliserolnya yang lebih rendah daripada lipoprotein
darah yang lainnya, sehingga kolesterol HDL disebut sebagai
partikel yang paling tinggi densitas atau kepadatannya. Kolesterol
HDL sendiri disintesis dalam bentuk nascent (imatur) di hati dan
usus halus (Marks et al, 2000).
Kolesterol HDL ini memiliki peran sebagai pengangkut
atau penyerap kolesterol dari permukaan sel dan dari lipoprotein
lain lalu mengubahnya menjadi kolesterol ester. Kolesterol ester ini
lalu dikembalikan ke hati, sehingga HDL dikatakan berperan dalam
transport kolesterol terbalik (reverse cholesterol transport) (Marks
et al, 2000). Untuk dapat menilai tinggi rendahnya kadar HDL,
terdapat suatu standar dari National Cholesterol Education
Program (NECP) yaitu kadar HDL rendah< 40 mg/dl dan kadar
HDL tinggi 60 mg/dl (Soeharto, 2004).
3) Metabolisme
HDL dilepaskan sebagai partikel kecil miskin kolesterol
yang mengandung apolipoprotein (apo) A,C dan E, dan disebut
HDL nascent. HDL nascent berasal dari usus halus dan hati,
mempunyai bentuk gepeng dan mengandung apolipoprotein A1.
HDL nascent akan mendekati makrofag untuk mengambil
kolesterol yang tersimpan di makrofag, setelah mengambil
kolesterol dari makrofag, HDL nascent berubah menjadi HDL
dewasayang berbentuk bulat. Agar dapat diambil oleh HDL
nascent, kolesterol (kolesterol bebas) di bagian dalam dari marofag
harus dibawa ke permukaan membran sel makrofag oleh suatu
transporter yang disebut adenosine triphosphate-binding cassette
transporter-1 (ABC-1)
Setelah mengambil kolesterol bebas dari makrofag,
kolesterol bebas akan diesterifikasi menjadi kolesterol ester oleh
enzin lecithin cholesterol acyltransferase (LCAT). Kolesterol ester
yang dibawa oleh HDL akan mengambil dua jalur yaitu :
a) Jalur pertama ialah ke hati dan ditangkap oleh scavenger
receptor class B type 1 dikenal dengan SR-B1.
b) Jalur kedua adalah kolesterol ester dalam HDL akan
dipertukarkan dengan trigliserid dari VLDL dan IDL dengan
bantuan cholesterol ester transfer protein (CETP).
Dengan demikian fungsi HDL sebagi penyerap kolesterol
dari marofag mempunyai dua jalur yaitu langsung ke hati dan jalur
21
b) Vitamin C
Penelitian yang dilakukan oleh Hallfrich et alpada
tahun 2013 menemukan adanya faktor lain yang dapat
meningkatkan kadar kolesterol HDL yaitu dengan
mengkonsumsi vitamin C. konsumsi vitamin C dengan dosis
optimal 345 mg/hari akan meningkatkan kadar kolesterol HDL
jika kadar kolesterol plasma vitamin C mencapai jumlah
tertinggi (Gani et al, 2013).
c) Serat Chitosan
Serat chitosan merupakan polisakarida alami larut air yang
dihasilkan dari proses deasetilasi eksoskeleton kerang-
kerangan. Serat chitosan merupakan suplemen makanan yang
efektif menurunkan kadar kolesterol darah. Dosis suplementasi
3-6 g/hari selama 8 minggu secara signifikan dapat
menurunkan kadar kolesterol total (188 mg/dl menjadi 177
mg/dl) dan meningkatkan kadar kolesterol HDL (51 mg/dl
menjadi 56 mg/dl) (Syarief, 2011).
3. Trigliserida
Trigliserida adalah salah satu jenis lemak yang terdapat dalam
darah dan berbagai organ tubuh baik dalam tubuh manusia, hewan dan
tumbuhan, maupun dalam mikroorganisme. Senyawa lipid terbesar yang
terdapat di dalam makanan adalah trigliserida. Kurang lebih 20-40%
kebutuhan energi manusia diperoleh dari trigliserida dalam makanan.
Trigliserida dibentuk dari gliserol dan lemak yang berasal dari makanan
dengan rangsangan insulin atau kelebihan dari kalori akibat makan
berlebihan. Kelebihan kalori akan diubah menjadi trigliserida dan
disimpan sebagai lemak dibawah kulit (Soeharto, 2001; Sinaga, 2012).
25
B. Kerangka Konsep
Formasi Atheromatous
Plaque ditunika Intima
Aterosklerosis
Pembuluh Darah Otak
Arteriosklerosis
Stenosis Arteri
Trombus
Stroke Iskemik
Keterangan : Diteliti
C. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka diatas dapat diambil hipotesis yaitu :
Ada hubungan antara tingkat kadar kolesterol HDL dengan kejadian
stroke iskemik di RSUD Dr. Moewardi.