Analisisperbedaankurikulumktspdankurikulum2013 131116192106 Phpapp02
Analisisperbedaankurikulumktspdankurikulum2013 131116192106 Phpapp02
ANALISIS KURIKULUM:
PERBEDAAN TUJUAN, SK_KD, DAN EVALUASI DALAM KURIKULUM KTSP DAN KURIKULUM 2013
Oleh:
Suhartono, S.Pd.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia yang berlandaskan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman, dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui sistem pendidikan
antara lain dilakukan melalui proses pendidikan yang terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien, sehingga
diharapkan setiap individu diberi kesempatan untuk mengembangkan semua potensi pribadinya.
Sekolah merupakan salah satu sistem pendidikan yang merfungsi untuk membantu meningkatkan kualitas sumber
daya manusia. Dari pendidikan ang diterima anak bangsa di bangku sekolah, akan mampu mengubah pola pikir
dan daya kreativitas untuk menciptakan negara dengan taraf kesejahteraan yang baik dan perekonomian yang
meningkat. Sekolah ada merupakan bagian dari rancangan yang dibuat oleh pemeritah di bidang pendidikan
dengan landasan operasionalnya adalah kurikulum. Dari kurikulum inilah tujuan dari pendidikan bangsa diharapkan
dapat tersusun dengan sistematis untuk mencapai tujuan bangsa dan negara Indonesia.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang tujuan, isi dan bahan pelajaran yang
dikembangkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan
potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik serta kebutuhan lapangan kerja. Subandiyah (2001:4-6)
mengemukakan ada 4 komponen kurikulum yaitu, komponen tujuan, komponen isi/materi, komponen media
(sarana dan prasarana), komponen strategi, dan komponen proses belajar mengajar.
Kurikulum yang digunakan saat ini di Indonesia adalah kurikulum KTSP. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah tersebut memberikan arahan tentang
perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu: standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Namun, isu terhangat saat ini adanya penyempurnaan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 yang mendapatkan
pro dan kontra dari berbagai pihak baik dari kalangan pendidikan maupun dari masyarakat umum. Kurikulum 2013
justru dianggap dapat memasung kreativitas dan otonomi di bidang pendidikan karena kurikulum dan persiapan
proses pembelajaran akan disediakan dalam bentuk produk jadi (completely-built up product). Di sisi lain, sebagian
orang beranggapan justru dengan adanya kurikulum 2013 dapat memicu pengembangan kompetensi siswa kearah
yang lebih analisis dan tuntutan guru agar lebih kreatif dan inovatif dalam pembelajaran karena guru dianggap
mampu semua hal yang dapat membantu siswa berkembang.
Hal ini sangat menarik untuk menjadi bahan analisis dan diskusi bagi kita, apakah kurikulum KTSP lebih baik dari
kurikulum 2013, atau justru adanya pengembangan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 ini akan melahirkan
output yang sesuai dengan tuntutan masyarakat saat ini dan yang akan datang.
B. Tujuan Analisis
Tujuan dari analisis kurikulum ini adalah untuk mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:
1. Melihat bagaimana bentuk tujuan, SK-KD, dan evaluasi kurikulum KTSP.
2. Melihat bagaimana bentuk tujuan, SK-KD, dan evaluasi kurikulum 2013.
3. Mengetahui perbedaan tujuan, SK-KD, evaluasi antara kurikulum KTSP dan kurikulum 2013.
C. Manfaat Analisis
1. Bagi penulis adalah memberikan pengetahuan tentang pengembangan kurikulum yang ada saat ini di
indonesia, khususnya kurikulum yang sedang digunakan saat ini yaitu kurikulum KTSP dan isu terbaru tentang
penyempurnaan kurikulum lama menjadi kurikulum 2013 yang sedang dalam proses percobaan di beberapa
sekolah yang sudah dalam tahap pelaksanaan.
2. Bagi pembaca dan pemerintah, memberikan sumbangan pada pengembangan ilmu dan wawasan dalam
pengembangan kurikulum yang ada di indonesia dan mencari solusi bersama untuk terus mengembangkan
kurikulum ke arah yang lebih baik dari saat ini untuk memenuhi tuntutan zaman yang akan datang guna
mencerdaskan bangsa.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Landasan KTSP
KTSP disusun dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PeraturanPemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Muslich, 2008:1). Dalam penyusunannya, KTSP jenjang pendidikan
dasar dan menengah mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23
Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, dan berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Landasan penyusunan KTSP sekurang-kurangnya menunjukkan (1) adanya undang-undang yang jelas sebagai
acuan dalam penyusunan KTSP; (2) adanya PP dan Permendiknas yang dijadikan acuan dalam penyusunan
KTSP; (3) khusus untuk madrasah, adanya Surat Keputusan/Edaran Dirjen Pendidikan Islam atau Direktur
Pendidikan Madrasah yang dijadikan acuan dalam penyusunan KTSP; dan (4) adanya rencana pengembangan
sekolah/madrasah yang dijadikan acuan dalam penyusunan KTSP (Muhaimin, Sutiah, dan Sugeng Listyo,
2008:46). Berikut ini akan dikemukakan landasan penyusunan KTSP adalah:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Ketentuan di
dalam UU No. 20 Tahun 2003 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal
32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1),
(2).
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Ketentuan di dalam PP
No. 19 Tahun 2005 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (5), (13), (14), (15); Pasal 5 ayat (1), (2); Pasal 6
ayat (6); Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10 ayat (1), (2), (3); Pasal 11
(1), (2), (3), (4); Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5); Pasal
17 ayat (1), (2); Pasal 18 ayat (1), (2), (3); dan Pasal 20.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
Dengan adanya landasan penyusunan KTSP berupa undang-undang, peraturan pemerintah, dan peraturan menteri
pendidikan nasional menjadi landasan yang sangat kuat dalam mengelola penyelenggaraan otonomi pendidikan di
sekolah. Kebijakan otonomi pendidikan ini merupakan suatu keniscayaan dan harus diimplementasikan pada
tataran praktis, tidak hanya sebuah wacana semata-mata. Kebijakan desentralisasi pendidikan akan berhasil
dengan baik apabila didukung oleh stakeholders dan anggota masyarakat yang sangat peduli dengan urgensi
pendidikan bagi masa depan bangsa Indonesia.
3. Karakteristik KTSP
Pada KTSP, kewenangan tingkat satuan pendidikan atau sekolah untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum
lebih diperbesar. Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
memungkinkan berkurangnya materi pembelajaran yang banyak dan padat, tersusunnya perangkat standar dan
patokan kompetensi yang perlu dikuasai oleh peserta didik, berkurangnya beban tugas guru yang selama ini sangat
banyak dan beban belajar siswa yang selama ini sangat berat, serta terbukanya kesempatan bagi sekolah untuk
mengembangkan kemandirian sesuai dengan kondisi yang ada di sekolah. Sebagai sebuah konsep dan program,
KTSP memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) KTSP menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik
secara individual maupun klasikal.
Dalam KTSP peserta didik dibentuk untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap,
dan minat yang pada akhirnya akan membentuk pribadi yang terampil dan mandiri; (2) KTSP berorientasi pada
hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman; (3) penyampaian dalam pembelajaran menggunakan
pendekatan dan metode yang bervariasi; (4) sumber belajar bukan hanya guru, tetapi sumber belajar lainnya yang
memenuhi unsur edukatif; (5) penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau
pencapaian suatu kompetensi (Kunandar, 2007:138).
Dalam KTSP hanya dideskripsikan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Guru sendiri yang harus
menentukan indikator dan materi pokok pelajaran, disesuaikan dengan situasi daerah dan minat peserta didik. Oleh
karena itu, dalam mengimplementasikan KTSP di sekolah (kepala sekolah dan guru) diberikan otonomi yang lebih
besar dalam pengembangan kurikulum dengan tetap memperhatikan karakteristik KTSP, karena masing-masing
sekolah dipandang lebih tahu tentang kondisi satuan pendidikannya. Keberhasilan atau kegagalan implementasi
kurikulum di sekolah sangat bergantung pada kepala sekolah dan guru, karena dua figur tersebut merupakan kunci
yang menentukan dan menggerakkan berbagai komponen di lingkungan sekolah. Setiap sekolah dapat mengelola
dan mengembangkan berbagai potensinya secara optimal dalam kaitannya dengan implementasi KTSP.
7. Pengembangan Silabus
a. Pengertian Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup
standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
b. Prinsip Pengembangan Silabus
Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat
perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.
Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok/pembelajaran,
pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
Memadai
Cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup
untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan
perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika
perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).
c. Unit Waktu Silabus
Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk mata pelajaran
selama penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan.
Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per semester, per tahun, dan alokasi
waktu mata pelajaran lain yang sekelompok.
Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan silabus sesuai dengan Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur kurikulum. Bagi
SMK/MAK menggunakan penggalan silabus berdasarkan satuan kompetensi.
d. Pengembang Silabus
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah
sekolah/madrasah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat
Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendikan.
Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu mengenali karakteristik peserta
didik, kondisi sekolah/madrasah dan lingkungannya.
Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan pengembangan silabus secara
mandiri, maka pihak sekolah/madrasah dapat mengusahakan untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran
untuk mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah/madrasah tersebut.
Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun silabus secara bersama. Di
SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu disusun secara bersama oleh guru yang terkait.
Sekolah/Madrasah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya bergabung
dengan sekolah sekolah/madrasah-madrasah lain melalui forum MGMP/PKG untuk bersama-sama
mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah/madrasah-madrasah dalam lingkup
MGMP/PKG setempat.
Dinas Pendidikan/Departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama setempat dapat
memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di
bidangnya masing-masing.
e. Langkah-langkah Pengembangan Silabus
Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana tercantum pada Standar Isi,
dengan memperhatikan hal-hal berikut:
1) urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai
dengan urutan yang ada di SI;
2) keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
3) keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar dengan
mempertimbangkan:
1) potensi peserta didik;
2) relevansi dengan karakteristik daerah,
3) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;
4) kebermanfaatan bagi peserta didik;
5) struktur keilmuan;
6) aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
7) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
8) alokasi waktu.
Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik
melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam
rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan
pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat
kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.
1) Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar
dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
2) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan
untuk mencapai kompetensi dasar.
3) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran.
4) Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang
mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.
Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat
diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik
peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional
yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
Penentuan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan
menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap,
penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Penilaian
merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil
belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang
bermakna dalam pengambilan keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.
1) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
2) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah
mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
3) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua
indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang
belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik.
4) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses
pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria
ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.
5) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran.
Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan
baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi
lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.
Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu
mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat
kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan
perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.
Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa
media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber
belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
f. Contoh Model Silabus
Dalam menyusun silabus dapat menggunakan salah satu format yang sesuai dengan kebutuhan satuan
pendidikan. Pada dasarnya ada dua jenis, yaitu jenis kolom (format 1) dan jenis uraian (format 2). Dalam menyusun
format urutan KD, urutan penempatan materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator dan seterusnya
dapat ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan, sejauh tidak mengurangi komponen-komponen dalam
silabus.
Format 1
CONTOH SILABUS
Nama Sekolah : SD ... Kediri, Jawa Timur
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/semester : IV/2 (dst, sama dengan format secara umum)
Standar Kompetensi : 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan
kabupaten/kota dan provinsi
Kompetensi Dasar : 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta
pengalaman menggunakannya
Alokasi Waktu : 12 x 35 Menit
Format 2
CONTOH SILABUS
Nama Sekolah : SMP ... Padang, Sumatera Barat
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : VII/1
I. Standar Kompetensi: Menunjukkan sikap positif terhadap norma-norma yang berlaku dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
II. Kompetensi Dasar: Mendeskripsikan hakikat norma-norma, kebiasaan, adat istiadat, peraturan, yang berlaku
dalam masyarakat
III. Materi Pokok/Pembelajaran: Sikap positif terhadap norma-norma, kebiasaan, adat istiadat, peraturan yang
berlaku di masyarakat.
IV. Kegiatan Pembelajaran:
Mencari informasi dari berbagai sumber tentang norma-norma yang berlaku dalam masyarakat Minang
Kabau
Mencari informasi dari berbagai sumber tentang kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat Minang Kabau
Mencari informasi dari berbagai sumber tentang adat-istiadat yang berlaku dalam masyarakat Minang Kabau
Mencari informasi dari berbagai sumber tentang peraturan yang berlaku dalam masyarakat Minang Kabau
Mendiskusikan perbedaan macam-macam norma yang berlaku di masyarakat Minang Kabau
Mencari informasi akibat dari tidak mematuhi norma-norma, kebiasaan, adat istiadat, peraturan yang berlaku
dimasyarakat Minang Kabau
Membuat laporan
V. Indikator:
Menjelaskan pengertian norma-norma dan peraturan yang berlaku dalam masyarakat
Menjelaskan pengertian kebiasaan dan adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat
Memberi contoh norma-norma, kebiasaan, adat istiadat, peraturan, yang berlaku dalam masyarakat
Menunjukkan sikap mematuhi norma, kebiasaan, adat istiadat, peraturan yang berlaku dalam masyarakat
VI. Penilaian:
Tes tertulis dalam bentuk uraian
Perilaku siswa dalam bentuk laporan
VII. Alokasi Waktu: 4 x 40 menit
VIII. Sumber Belajar:
Buku Teks PKn Kelas VII
Perpustakaan
Narasumber
g. Pengembangan Silabus Berkelanjutan
Dalam implementasinya, silabus dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, dilaksanakan, dievaluasi,
dan ditindaklanjuti oleh masing-masing guru. Silabus harus dikaji dan dikembangkan secara berkelanjutan dengan
memperhatikan masukan hasil evaluasi hasil belajar, evaluasi proses (pelaksanaan pembelajaran),dan evaluasi
rencana pembelajaran.
Struktur Kurikulum SMA untuk Mata Pelajaran Wajib menurut Kurikulum 2013
c. Kelompok Mata Pelajaran Peminatan
Kelompok mata pelajaran peminatan bertujuan (1) untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
mengembangkan minatnya dalam sekelompok mata pelajaran sesuai dengan minat keilmuannya di perguruan
tinggi, dan (2) untuk mengembangkan minatnya terhadap suatu disiplin ilmu atau keterampilan tertentu.
Struktur mata pelajaran peminatan dalam kurikulum SMA/MA adalah sebagai berikut:
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari
Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang
terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti
yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran.
Mata pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi
bersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat
berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat
dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang
diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial, progresif atau pun
humanisme. Karena filosofi yang dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian
landasan filosofi maka nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran
untuk kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu terikat pada kaedah filosofi esensialisme dan
perenialisme.
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari
Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar SMA/MA untuk setiap mata pelajaran
tercantum pada Lampiran 1A s.d. Lampiran 5F yang mencakup: mata pelajaran Wajib
Kelompok A, Wajib Kelompok B, Kelompok Peminatan Matematika dan Sains, Kelompok Peminatan Sosial,
dan Kelompok Peminatan Bahasa.
Contoh bentuk KI dan KD untuk SMA/MA Mata Pelajaran Ekonomi/Akuntansi:
Kelas X
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran 1.1. Mensyukuri sumber daya karunia Tuhan YME
agama yang dianutnya dalam rangka pemenuhan kebutuhan
1.2. Mengamalkan ajaran agama dalam pengelolaan
keuangan bank dan lembaga keuangan lainnya
2. Mengembangkan perilaku (jujur, 2.1. Bersikap peduli, disiplin, tanggung jawab dalam
disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, mengatasi kelangkaan sumber daya
ramah lingkungan, gotong royong, 2.2. Bersikap peduli, kreatif, kerja sama, dan mandiri
kerjasama, cinta damai, responsif dan dalam mengatasi permasalahan ekonomi di lingkungan
proaktif) dan menunjukan sikap sebagai sekitar
bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan 3.1. Memahami konsep dasar ilmu ekonomi
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural 3.2. Menganalisis kelangkaan (hubungan antara sumber
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, daya dengan kebutuhan manusia) dan strategi untuk
budaya, dan humaniora dengan wawasan mengatasi kelangkaan sumber daya
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan 3.3. Menganalisis masalah pokok ekonomi (apa,
peradaban terkait fenomena dan kejadian, bagaimana, dan untuk siapa) serta alternatif
serta menerapkan pengetahuan prosedural pemecahannya melalui berbagai sistem ekonomi
pada bidang kajian yang spesifik sesuai 3.4. Memahami perilaku konsumen dan produsen serta
dengan bakat dan minatnya untuk peranannya dalam kegiatan ekonomi
memecahkan masalah. 3.5. Memahami pasar dan bentuk-bentuk pasar
(monopoli, oligopoli, persaingan sempurna, persaingan
monopolistik, dll) dan peranannya terhadap perskonomian
3.6. Menganalisis masalah dan kebijakan ekonomi
(mikro dan makro)
3.7. Memahami konsep, metode, dan manfaat
perhitungan pendapatan nasional
3.8. Memahami lembaga keuangan Bank dan lembaga
keuangan lain (konsep, fungsi, peran, dan produk).
3.9. Memahami konsep pasar modal dan perannya
dalam perekonomian
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam 4.1. Menyajikan konsep permintaan, penawaran, dan
ranah konkret dan ranah abstrak terkait harga keseimbangan dalam bentuk skedul/tabel, fungsi,
dengan pengembangan dari yang dan kurva
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan 4.2. Menyajikan fungsi konsumsi, tabungan, investasi,
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah dan pendapatan keseimbangan dalam bentuk grafik (dalam
keilmuan. perekonomian tertutup sederhana/ekonomi dua sektor)
4.3. Menghitung indeks harga dan inflasi (konsep, faktor
penyebab dan dampak inflasi terhadap perekonomian
Indonesia)
4.4. Menyajikan konsep permintaan dan penawaran
uang dalam bentuk fungsi dan grafik
Kelas XI
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
1. Menghayati dan 1.3. Mensyukuri sumber daya karunia Tuhan
mengamalkan ajaran agama yang YME dalam rangka pemenuhan kebutuhan
dianutnya 1.4. Mengamalkan ajaran agama dalam
pengelolaan keuangan bank dan lembaga
keuangan lainnya
2. Mengembangkan perilaku 2.1. Bersikap kreatif, kerjasama, mandiri dan
(jujur, disiplin, tanggung jawab, tanggung jawab dalam upaya mengatasi
peduli, santun, ramah lingkungan, permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia
gotong royong, kerjasama, cinta 2.2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, dan
damai, responsif dan proaktif) dan tanggung jawab dalam kegiatan penyusunan
menunjukkan sikap sebagai bagian keuangan perusahaan
dari solusi atas berbagai 2.3. Menunjukkan perilaku kreatif, percaya
permasalahan bangsa dalam diri, disiplin, tanggung jawab, jujur, kerjasama
berinteraksi secara efektif dengan dan mandiri dalam menerapkan
lingkungan sosial dan alam serta kegiatan rencana usaha/bussines plan secara
dalam menempatkan diri sebagai sederhana
cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan 3.1. Menganalisis konsep dasar
menjelaskan pengetahuan faktual, pembangunan ekonomi, permasalahan
konseptual, prosedural, dan pembangunan ekonomi, faktor yang
metakognitif dalam ilmu mempengaruhi, dan strategi untuk
pengetahuan, teknologi, seni, mengatasinya
budaya, dan humaniora dengan 3.2. Memahami pengertian, fungsi, dan
wawasan kemanusiaan, tujuan, APBN maupun APBD
kebangsaan, kenegaraan, dan 3.3. Menganalisis permasalahan
peradaban terkait penyebab ketenagakerjaan, faktor penyebab dan upaya
fenomena dan kejadian, serta untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan di
menerapkan pengetahuan Indonesia
prosedural pada bidang kajian yang 3.4. Memahami kebijakan
spesifik sesuai dengan bakat dan pemerintah dalam bidang fiskal dan moneter
minatnya untuk memecahkan 3.5. Memahami konsep manajemen, unsur-
masalah. unsur manajemen, dan fungsi manajemen
dalam pengelolaan perusahaan
3.6. Memahami konsep kewirausahaan ,
cara mengelola usaha/bisnis secara sederhana
dan peran wirausaha dalam perekonomian
3.7. Memahami akuntansi sebagai sistem
informasi
3.8. Memahami konsep persamaan
akuntasi
3.9. Memahami konsep perusahaan jasa
4. Mengolah, menalar, dan 4.1. Menerapkan prinsip penyusunan dan
menyaji dalam ranah konkret dan penutupan siklus akuntansi perusahaan jasa
ranah abstrak terkait dengan 4.2. Membuat perencanaan usaha/bussines
pengembangan dari yang plan sederhana dan menerapkannya secara
dipelajarinya di sekolah secara efektif dan kreatif
mandiri, bertindak secara efektif
dan kreatif, serta mampu
menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
Kelas XII
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran 1.1. Mensyukuri sumber daya karunia Tuhan YME
agama yang dianutnya dalam rangka pemenuhan kebutuhan
1.2. Mengamalkan ajaran agama dalam pengelolaan
keuangan bank dan lembaga keuangan lainnya
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, 2.1. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, mandiri, dan
tanggung jawab, peduli, santun, ramah tanggung jawab dalam melakukan perhitungan dan
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta pencatatan akuntansi
damai, responsif dan proaktif), menunjukkan 2.2. Menghargai ajaran agama dalam melakukan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai kerjasama dan perdagangan internasional
permasalahan bangsa, serta memosisikan diri 2.3. Mengembangkan kerjasama dalam perdagangan
sebagai agen transformasi masyarakat dalam internasional yang responsif dan proaktif dan
membangun peradaban bangsa dan dunia. bertanggung jawab
2.4. Menunjukkan perilaku kreatif, percaya diri,
disiplin, tanggung jawab, jujur, kerjasama dan mandiri
dalam melakukan praktik mengelola koperasi sekolah
3. Memahami, menerapkan, dan 3.1. Memahami konsep, manfaat, keuntungan, dan
menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual, faktor pendorong perdagangan internasional
prosedural, dan metakognitif dalam ilmu 3.2. Menganalisis kerjasama internasional dibidang
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan ekonomi dan dampaknya terhadap perekonomian
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, Indonesia
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban 3.3. Menganalisis peran pelaku ekonomi dalam
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta sistem perekonomian Indonesia (BUMN, BUMS,
menerapkan pengetahuan prosedural pada Koperasi).
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan 3.4. Memahami konsep perusahaan dagang
bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan 4.1. Menerapkan penyusunan siklus akuntansi
mencipta dalam ranah konkret dan ranah perusahaan dagang
abstrak terkait dengan pengembangan dari 4.2. Menerapkan penutupan siklus akuntansi
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri perusahaan dagang
serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan 4.3. Menyajikan penyusunan dan penutupan siklus
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah akuntansi perusahaan dagang
keilmuan. 4.4. Menerapkan teori pengelolaan koperasi sekolah
C. Analisis Perbedaan Tujuan dan SK_KD dalam Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013
Perbedaan Esensial KTSP dan Kurikulum 2013, perbedaan pokok antara KTSP atau kurikulum tingkat satuan
pendidikan (Kurikulum 2006) yang selama ini diterapkan dengan Kurikulum 2013 yang akan dijalankan secara
terbatas mulau Juli 2013 yaitu berkaitan dengan perencanaan pembelajaran. Dalam KTSP, kegiatan
pengembangan silabus merupakan kewenangan satuan pendidikan, namun dalam Kurikulum 2013 kegiatan
pengembangan silabus beralih menjadi kewenangan pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara
khusus dikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan.
Meskipun silabus sudah di kembangkan oleh pemerintah pusat, namun guru tetap dituntut untuk dapat memahami
seluruh pesan dan makna yang terkandung dalam silabus, terutama untuk kepentingan operasionalisasi
pembelajaran. Oleh karena itu, kajian silabus tampak menjadi penting, baik dilakukan secara mandiri maupun
kelompok sehingga diharapkan para guru dapat memperoleh perspektif yang lebih tajam, utuh dan komprehensif
dalam memahami seluruh isi silabus yang telah disiapkan tersebut.
Adapun penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) masih merupakan kewenangan guru yang
bersangkutan, yaitu dengan berusaha mengembangkan dari Buku Babon (termasuk silabus) yang telah disiapkan
pemerintah. Perbedaan esensial dari KTSP dan kurikulum 2013 itu sendiri adalah sebagai berikut:
No KTSP Kurikulum 2013
1 Mata pelajaran tertentuTiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi (Sikap,
mendukung kompetensi tertentu Keteampilan, Pengetahuan)
2 Mata pelajaran dirancang berdiriMata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan memiliki
sendiri dan memiliki kompetensikompetensi dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas
dasar sendiri
3 Bahasa Indonesia sejajarBahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain (sikap dan keterampilan
dengan mapel lain berbahasa)
4 Tiap mata pelajaran diajarkanSemua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama
dengan pendekatan berbeda (saintifik) melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar.
5 Tiap jenis konten pembelajaranBermacam jenis konten pembelajaran diajarkan terkait dan terpadu satu
diajarkan terpisah sama lainKonten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan dijadikan
penggerak konten pembelajaran lainnya
6 Tematik untuk kelas I-III (belum Tematik integratif untuk kelas I-III
integratif)
7 TIK mata pelajaran sendiri TIK merupakan sarana pembelajaran, dipergunakan sebagai media
pembelajaran mata pelajaran lain
8 Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier of knowledge
pengetahuan
9 Untuk SMA ada penjurusan Tidak ada penjurusan SMA. Ada mata pelajaran wajib, peminatan, antar
sejak kelas XI minat, dan pendalaman minat
10 SMA dan SMK tanpa kesamaan SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib yang sama terkait dasar-
kompetensi dasar pengetahuan, keterampilan dan sikap.
11 Penjurusan di SMK sangat detil Penjurusan di SMK tidak terlalu detil sampai bidang studi, didalamnya
terdapat pengelompokkan peminatan dan pendalaman
Struktur Kurikulum meliputi sejumlah mata pelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan. Dalam
Kurikulum sekarang (KTSP), materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian dari muatan
kurikulum. Misal, untuk kurikulum SMP dan MTs, terdiri dari 10 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan
diri yang harus diberikan kepada peserta didik.
Pada Kurikulum 2013 nanti, ada perubahan mendasar dibanding kurikulum sekarang, yaitu antara lain:
1. Untuk SD, meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 10 dapat dikurangi menjadi 6 melalui
pengintegrasian beberapa mata pelajaran:
IPA menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia , Matematika, dll.
IPS menjadi materi pembahasan pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, dll.
Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan.
Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata pelajaran.
2. Untuk SD, menambah 4 jam pelajaran per minggu akibat perubahan proses pembelajaran dan penilaian.
3. Untuk SMP, meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 12 dapat dikurangai menjadi 10 melalui
pengintegrasian beberapa mata pelajaran:
TIK menjadi sarana pembelajaran pada semua mata pelajaran, tidak berdiri sendiri.
Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya.
Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata pelajaran.
4. Untuk SMP, menambah 6 jam pelajaran per minggu sebagai akibat dari perubahan pendekatan proses
pembelajaran dan proses penilaian.
5. Untuk lebih jelas melihat perbedaan struktur kurikulum, dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
6. Struktur Kurikulum SD
A. Simpulan
Berdasarkan BAB II pembahasan di atas, maka penulis dapat simpulkan perbedaan tujuan, SK_KD, maupun
evaluasi secara umum dalam KTSP, kegiatan pengembangan silabus merupakan kewenangan satuan pendidikan,
namun dalam Kurikulum 2013 kegiatan pengembangan silabus beralih menjadi kewenangan pemerintah, kecuali
untuk mata pelajaran tertentu yang secara khusus dikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan.
Rinciannya adalah sebagai berikut:
No KTSP Kurikulum 2013
1 Mata pelajaran tertentu mendukung Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi (Sikap,
kompetensi tertentu Keteampilan, Pengetahuan)
2 Mata pelajaran dirancang berdiriMata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan
sendiri dan memiliki kompetensi dasarmemiliki kompetensi dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap
sendiri kelas
3 Bahasa Indonesia sejajar dengan Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain (sikap dan
mapel lain keterampilan berbahasa)
4 Tiap mata pelajaran diajarkan denganSemua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama
pendekatan berbeda (saintifik) melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar.
5 Tiap jenis konten pembelajaranBermacam jenis konten pembelajaran diajarkan terkait dan
diajarkan terpisah terpadu satu sama lainKonten ilmu pengetahuan diintegrasikan
dan dijadikan penggerak konten pembelajaran lainnya
6 Tematik untuk kelas I-III (belum Tematik integratif untuk kelas I-III
integratif)
7 TIK mata pelajaran sendiri TIK merupakan sarana pembelajaran, dipergunakan sebagai
media pembelajaran mata pelajaran lain
8 Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier of
pengetahuan knowledge
9 Untuk SMA ada penjurusan sejak Tidak ada penjurusan SMA. Ada mata pelajaran wajib, peminatan,
kelas XI antar minat, dan pendalaman minat
10 SMA dan SMK tanpa kesamaan SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib yang sama terkait
kompetensi dasar-dasar pengetahuan, keterampilan dan sikap.
11 Penjurusan di SMK sangat detil Penjurusan di SMK tidak terlalu detil sampai bidang studi,
didalamnya terdapat pengelompokkan peminatan dan pendalaman
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka penulis menyarankan baik pada pihak pemerintah yang membuat kurikulum,
maupun pihak-pihak yang akan secara operasional menjalankan, begitu pula masyarakat luas umumnya, dapat
mendukung penyempurnaan kurikulum KTSP menjadi 2013 dengan sepenuhnya. Ha ini agar apa yang dicita-
citakan atau apa yang menjadi tujuan bangsa indonesia dan pendidikan nasional dalam menghadapai tantangan
kemajuan dapat dicapai.