ISI (1) Psikiatri
ISI (1) Psikiatri
PENDAHULUAN
Kepribadian adalah totalitas dari ciri perilaku dan emosi yang merupakan
karakter atau ciri seseorang dalam kehidupan sehari-hari dalam kondisi biasa,
sifatnya stabil dan dapat diramalkan.2
1.2. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
a) Faktor genetik
Hal ini dibuktikan melalui penelitian pada 15000 pasang anak kembar
bahwa faktor genetik berperan terhadap timbulnya gangguan
kepribadian. Pada kembar monozigotik persamaan dalam gangguan
kepribadian beberapa kali lebih besar dibandingkan dengan kembar
dizigotik. Hal itu juga ditemukan walaupun kembar monozigotik itu
dibesarkan secara terpisah sejak kecil. Persamaannya meliputi : ciri
kepribadian, tempramen, pilihan atau minat pekerjaan dan pengguanaan
waktu tenggang serta sikap sosial. 2
b) Faktor Biologi
- Hormon
- Neurotransmitter
Endorfin memiliki efek yang serupa dengan efek morfin eksogen, seperti
analgesia dan supresi perangsangan. Tingginya kadar endorphin endogen
mungkin terkait dengan sikap yang dingin. Studi pada ciri kepribadian
dan system dopaminergic serta serotoninergic menunjukkan adanya
fungsi mengaktifkan rangsangan untuk neurotransmitter ini. Kadar asam
5-hidrosiindolasetat (5-HIAA) yang merupakan suatu metabolit serotonin
rendah pada orang yang mencoba bunuh diri dan pada pasien yang
impulsif dan agresif. Peningkatan kadar serotonin akibat agen
serotonigergik seperti fluoxetine dapat menghasilkan perubahan dramatis
dalam beberapa ciri karakter kepribadian. Peningkatan dopamine, di
dalam sistem saraf pusat yang dihasilkan oleh psikostimulan tertentu
(seperti amfetamin) dapat menimbulkan euphoria.3
- Elektrofisiologi
c) Faktor Psikososial
2.1.5 Klasifikasi
1. Kelompok A
Banyak persamaannya, dan sering kali ditemukan dalam keluarga
yang menderita skizofrenia dibandingkan dengan penduduk rata-rata.
Yang termasuk kelompok ini adalah Gangguan kepribadian skizotipal,
gangguan kepribadian paranoid, dan gangguan kepribadian skizoid.
Gangguan kepribadian skizotipal oleh DSM IV dikategorikan ke dalam
kelompok ganguan kepribadian, sedangkan oleh PPDGJ III
dimasukkan ke dalam kelompok skizofrenia. Gangguan kepribadian
skizotipal secara bermakna banyak ditemukan dalam keluarganya
menderita skizofrenia, sedangkan hubungan kekeluargaan antara
gangguan kepribadian paranoid dan gangguan kepribadian skizoid
dengan keluarga yang menderita skizofrenia tidaklah demikian.
2. Kelompok B
Dalam kelompok ini termasuk gangguan kepribadian antisosial,
gangguan kepribadian ambang, gangguan kepribadian narsistik dan
gangguan kepribadian histrionik. Gangguan kepribadian yang
tergolong kelompok ini nampaknya ada latar belakang faktor genetik.
Gangguan kepribadian antisosial sering ada kaitannya dengan
gangguan penggunaan alkohol. Pada gangguan kepribadian ambang
seringkali juga ditemukan gangguan mood (alam perasaan), khususnya
depresi. Sedangkan pada penderita gangguan kepribadian histrionik
seringkali ada gangguan Somatisasi (Sindrom Briquet).
3. Kelompok C
Dalam kelompok kini termasuk kepribadian menghindar, gangguan
kepribadian obsesif kompulsif (Anankastik), gangguan kepribadian
2.2.2 Epidemiologi
Secara epidemiologis, gangguan kepribadian dependen lebih sering
ditemukan pada perempuan dibandingkan laki-laki. Sebuah penelitian
menyebutkan 2,5% gangguan kepribadian yang terjadi merupakan
gangguan kepribadian dependen. Gangguan ini lebih lazim ditemukan
2.2.5 Diagnosis
2.2.7 Terapi
a. Psikoterapi
b. Farmakoterapi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan