Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DisusunOleh :
KELOMPOK 3
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS TADULAKO
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia Nya kepada tim penulis makalah sehingga dapat terselesaikan tugas makalah
pembuatan makalah ilmu kependudukan.
Penulis berharap agar makalah ini dapat digunakan semestinya dan dapat
membantu para mahasiswa yang sedang belajar dijurusan farmasi khususnya yang
menempuh mata kuliah MIKROBIOLOGI
Pepatah berkata Tidak ada gading yang tak retak sehingga dalam penyususan
makalah ini pun juga banyak terdapat kesalahan dan kekurangan baik yang disengaja
maupun tidak disengaja. Sehingga penyusun mohon kesedian dadi pembaca makalah
agar menyampaikan kritik dan sarannya kepada penulis sehingga dalam penyusun
makalah selanjutnya dapat menjadi lebih baik.
Tidak lupa penyusun sampaikan ucapan terimah kasih kepada dosen pembibing
mikrobiologi yang senangtiasa membingbing kami dalam penyelesaian tugas penulisan
makalah ini. Semoga makalah dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan juga dapat
memperkaya pengetahuan pembaca pada umumnya.
Terima Kasih
Palu, 27 Maret 2016
Kelompok 3
DAFTAR ISI
HALAM JUDUL...............................................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN...................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN........................................................................................
III.2 SARAN................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Sterilisasi pada sediaan farmasi seperti produk parenteral sudah jelas dan
harus dipenuhi. Steril dapat didefinisikan sebagai sesuatu pengertian yang
absolut dan itu berarti bahwa 100% bebas dari mikroorganisme. Namun
pengertian itu kadang-kadang membawa suatu dilema, mengingat
ketidaksempurnaan teknik yang dimiliki dalam proses pembuatan. Jumlah
contoh yang diamati, untuk dianalisis serta metode analisa yang tidak sempurna.
Pengujian sediaan farmasi steril dan alat kesehatan ini merupakan suatu
cara pengujian untuk mengetahui suatu sediaan/bahan Farmasi atau alat-alat
kesehatan yang dipersyaratkan harus dalam keadaan steril. (Lachman : 136).
Daftar I
Jumlah wadah dalam bets Jumlah bagian sampel
Kurang dari 100 10% atau 4, diambil yang lebih besar
Tidak kurang dari 100, tidak lebih
10
dari 500
Lebih dari 500 2% atau 20%, diambil yang kecil
Untuk sediaan yang disterilkan dalam otoklaf pada suhu di atas 100 oC,
jumlah percontoh yang digunakan dapat dikurangi, menjadi 10. Jika isi tiap
wadah 250 ml atau lebih, jumlah percontoh yang digunakan dapat dikurangi
menjadi 3. Jika isi tiap wadah kurang 1 ml cairan atau kurang dari 50 mg zat
padat, maka jumlah percontoh yang digunakan adalah 3 kali jumlah yang tertera
pada Daftar I.
Daftar II
Jumlah zat uji dalam Jumlah zat yang diperlukan untuk
wadah Uji kuman Uji jamur dan ragi
Cairan
Semua isi Semua isi
Kurang dari 1ml
Tidak kurang dari 1 ml Separuh isi Separuh isi
Tidak kurang dari 4 ml
Tidak kurang dari 4 ml
2 ml 2 ml
Tidak kurang dari 20 ml
Lebih dari 20 ml 10% dari isi 10% dari isi
Padat
Semua isi Semua isi
Kurang dari 50 mg
Tidak kurang dari 50 mg
Separuh isi Separuh isi
Tidak lebih dari 200 mg
Lebih dari 200 mg 100 mg 100 mg
FI IV : 858
Prosedur pengujian terdiri dari (1) inokulasi langsung ke dalam media uji
dan (2) teknik penyaringan membran. Uji sterilitas untuk bahan Farmakope, jika
mungkin menggunakan penyaringan membran, merupakan metode pilihan.
Prosedur ini terutama berguna untuk cairan dan serbuk yang dapat larut yang
bersifat bakteriostatik atau fungistatik, untuk memisahkan mikroba kontaminan
dari penghambat pertumbuhan.
Untuk alat yang mempunyai pipa atau saluran seperti alat transfusi
atau infus atau yang ukurannya menyebabkan pencelupan tidak dapat
dilakukan dan hanya saluran cairannya yang harus steril, bilas lumen
masing-masing dari 20 unit dengan sejumlah secukupnya media Tioglikolat
Cair dan Soybean-Casein Digest Medium hingga diperoleh kembali tidak
kurang dari 15 ml tiap media, dan inkubasi dengan tidak lebih dari 100 ml
masing-masing media seperti yang tertera pada prosedur umum. Untuk alat
dan lumen yang sangat kecil sehingga media Tioglikolat Cair tidak mengalir,
gunakan media Tioglikolat alternatif, tetapi inkubasi dilakukan secara
anaerob.
Jika karena ukuran dan bentuk alat tidak dapat diuji dengan cara
pencelupan, keseluruhannya ke dalam tidak lebih dari 1000 ml media, uji
bagian alat yang paling sulit disterilisasi, jika mungkin lepaskan 2 atau lebih
bagian yang paling dalam dari alat. Secara aseptik pindahkan bagian tersebut
ke dalam sejumlah tertentu tabung berisi tidak kurang dari 1000 ml media
yang sesuai. Inkubasi seperti yang tertera pada prosedur umum, lakukan
penetapan seperti yang tertera pada cairan, mulai dari Amati pertumbuhan
pada media..
1. ALAT KESEHATAN
Alat yang mempunyai saluran kecil steril dapat diuji sterilitas dengan
teknik penyaringan membran sebagai berikut :
Secara aseptik alirkan sejumlah volume tertentu cairan D melalui tiap
lumen tidak kurang dari 20 alat hingga diperoleh tidak kurang dari 100 ml
dari tiap alat. Kumpulkan cairan dalam wadah aseptik dan saring seluruh
volume melalui penyaring membran seperti yang tertera pada Cairan yang
dapat bercampur dengan Pembawa air, mulai dari Secara aseptik pindahkan
membran dari alat pemegang..
Jika volume alat besar, dan ukuran lot kecil, lakukan uji sejumlah
unit yang sesuai seperti yang tertera pada kasus serupa dalam alat kesehatan,
pada prosedur uji inokulasi langsung ke dalam media uji.
Tahap Kedua
Jumlah spesimen uji yang diseleksi minimum dua kali jumlah tahap
pertama. Volume minimum tiap spesimen yang diuji dan media dan periode
inkubasi sama dengan tertera pada tahap pertama. Jika tidak ditemukan
pertumbuhan mikroba, bahan yang diuji memenuhi syarat. Jika ditemukan
pertumbuhan, hasil yang diperoleh membuktikan bahwa bahan uji tidak
memenuhi syarat. Jika dapat dibuktikan bahwa uji pada tahap kedua tidak absah
karena kesalahan atau teknik aseptik tidak memadai, maka tahap kedua diulang.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemaparan makalah ini tentang uji sterilitas alat
kesehatan ini maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Uji sterilitas merupakan suatu cara pengujian untuk mengetahui suatu sediaan
atau bahan farmasi atau alat-alat kesehatan yang dipersyaratkan harus dalam
keadaan steril. Dengan demikian sediaan dan peralatan tersebut harus bebas
dari mikroorganisme. Jadi, hanya dikenal sediaan dan peralatan tersebut steril
atau tidak steril, tidak ada istilah hampir atau setengah steril.
2. Tujuan dari uji sterilitas adalah untuk menjamin bahwa produk yang melalui
proses pembuatan itu tidak mengandung mikroorganisme atau faktanya
terkontaminasi.
3. Ketentuan umum digunakan untuk alat kesehatan steril yang diproduksi
dalam lot, masing-masing terdiri dari sejumlah unit. Ketentuan khusus
digunakan untuk alat kesehatan steril yang diproduksi dalam jumlah kecil
atau dalam unit individu yang akan mengalami kerusakan bila dilakukan uji
sterilitas biasa. Untuk alat seperti itu, harus dilakukan modifikasi yang sesuai
dan dapat diterima pada uji sterilitas.
III.2 Saran
Makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, misalnya masih ada
kata-kata yang salah dalam pengetikan, tidak mencantumkan kutipan atau
catatan kaki. Hal itu disebabkan karena keterbatasan waktu penulis dalam
membuat makalah ini. Oleh sebab itu penulis berharap agar pembaca dapat
memakluminya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ditjen POM, (1979), Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta.
2. Ditjen POM, (1995), Farmakope Indonesia, Edisi IV, Depkes RI, Jakarta.
3. Gennaro, A.R., (1998), Remingtons Pharmaceutical Science, 18th Edition,
Marck Publishing Co,Easton.
4. Kibbe,A.H., (1994), Handbook of Pharmaceutical Excipient, The
Pharmaceutical Press,London.
5. Lachman, L, et all, (1986), The Theory and Practise of Industrial Pharmacy,
Third Edition, Lea and Febiger,Philadelphia.
6. Turco, S.,dkk., (1970), Sterile Dosage Forms, Lea and Febiger, Philadelphia.
7. Groves,M.J., ( ), Parenteral Technology Manual, Second Edition, Interpharm
Press.
8. http://yayukandina.blogspot.co.id/2013/04/sterilisasi.html
9. https://apotikmakassar.wordpress.com/2012/01/13/uji-sterilitas/