Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Aedes aegypti merupakan nyamuk yang dapat berperan sebagai vektor
berbagai macam penyakit diantaranya Demam Berdarah Dengue (DBD).
Walaupun beberapa spesies dari Aedes sp. dapat pula berperan sebagai vektor
tetapi Aedes aegypti tetap merupakan vektor utama dalam penyebaran penyakit
DBD.1 Di Indonesia dikenal ada dua vektor, vektor utama nyamuk Aedes aegypti
dan Aedes albopictus sebagai vektor potensial, keduanya tersebar di seluruh
pelosok tanah air, kecuali yang ketinggiannya lebih dari 1000 meter di atas
permukaan air laut.2
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang banyak
ditemukan di sebagian besar wilayah tropis dan subtropis, terutama asia tenggara,
Amerika tengah, Amerika dan Karibia. Host alami DBD adalah manusia, agentnya
adalah virus dengue yang termasuk ke dalam famili Flaviridae dan genus
Flavivirus, terdiri dari 4 serotipe yaitu Den-1, Den-2, Den-3 dan Den -4.3
Ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi, khususnya
nyamuk Aedes aegypti dan Ae. Albopictus. 4
World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai
negara dengan kasus Demam Berdarah tertinggi di Asia Tenggara. Dari jumlah
keseluruhan kasus tersebut, sekitar 95% terjadi pada anak di bawah 15 tahun.5
Hingga saat ini pengendalian nyamuk belum bisa di tanggulangi dengan optimal.
Disamping penyebarannya yang sangat luas dari wilayah perkotaan hingga ke
pelosok pedesaan, nyamuk tersebut juga sangat mudah berkembang biak terutama
dilingkungan sekitar tempat manusia beraktivitas. Tempat perindukan nyamuk
tersebut sangat bervariasi, tetapi umumnya lebih menyukai berbagai macam
tempat penampungan air jernih yang banyak terdapat disekitar pemukiman
penduduk, seperti bak mandi, tempayan dan barang-barang bekas yang
menampung sisa-sisa hujan.6
Upaya pemberatasan terhadap jentik Aedes Sp yang dikenal dengan istilah
pemberatasan sarang nyamuk (PSN) DBD yang dilakukan dengan cara 3M plus
terdiri dari : menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan
air, mengubur barang bekas, menggganti air vas bunga dan tempat minuman

1
2

hewan, memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar atau rusak, menutup
lubang-lubang pada potongan bambu dan pohon dengan tanah, menabur bubuk
abate, memelihara ikan pemakan jentik, memasang kawat kasa, menghindari
kebiasaan menggantung pakaian, menggunakan kelambu, dan memakai obat yang
dapat mencegah gigitan nyamuk.7
Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dengan Ketua RW 15
Kelurahan Kulim Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru bahwa terdapat
wabah DBD di lingkungan RW 15 pada tahun 2015, telah dilakukan upaya
pengendalian DBD dengan dilakukannya foging, pemberian bubuk abate serta
sosialisasi gerakan 3M plus yang diberikan oleh petugas kesehatan dari
PUSKESMAS Tenayan Raya dan telah dibentuknya kader juru pemantau jentik
(jumantik) di RW 15 sebanyak 5 kader. Satu bulan terakhir warga sekitar
mengeluhkan semakin banyaknya nyamuk di sekitar lingkungan RW 15. Dari
observasi di lapangan didapatkan masih ditemukan banyaknya jentik nyamuk di
barang barang bekas dan tempat penampumgan air yang ada disekitar rumah
warga di RW 15.
Sampai saat ini masih belum ditemukan obat dan vaksin yang efektif
untuk penyakit DBD, sehingga PSN-3M Plus merupakan cara pengendalian
vektor sebagai salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
penyakit DBD.7 Oleh karena itu, pencegahan DBD sangat diperlukan dengan
melakukan pengendalian ditempat-tempat berkembang biaknya jentik Aedes Sp
melalui 3M Plus. Dari hasil wawancara terhadap ketua RW dan kader jumantik
bahwa kader belum memiliki informasi yang memadai untuk melakukan
sosialisasi gerakan 3M plus, serta hasil wawancara penulis dengan warga
didapatkan hanya 6 dari 9 (66,6%) warga yang melakuakan 3M Plus.
Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk mengoptimalkan gerakan
3M Plus di RW 15 Kelurahan Kulim Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru.

1.2 Tujuan kegiatan


Adapun tujuan dari kegiatan ini terbagi menjadi tujuan umum dan tujuan
khusus, antara lain:
1.2.1 Tujuan umum
3

Mengoptimalkan sosialisasi gerakan 3M Plus di RW 15 Kelurahan Kulim


Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru.
1.2.2 Tujuan khusus
Tujuan khusus dari makalah ini antara lain:
a. Mengidentifikasi masalah belum optimalnya sosialisasi gerakan 3M plus
kepada warga RW 15 Kelurahan Kulim Kecamatan Tenayan Raya Kota
Pekanbaru..
b. Memprioritaskan masalah belum optimalnya sosialisasi gerakan 3M plus
kepada warga RW 15 Kelurahan Kulim Kecamatan Tenayan Raya Kota
Pekanbaru.
c. Menganalisis penyebab belum optimalnya sosialisasi gerakan 3M plus
kepada warga RW 15 Kelurahan Kulim Kecamatan Tenayan Raya Kota
Pekanbaru.Menyusun rencana tindakan pemecahan masalah belum
optimalnya pelaksanaan gerakan 3M Plus di RW 15 Kelurahan Kulim
Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru.
d. Didapatkannya sebuah action terkait dengan kegiatan pemecahan masalah
belum optimalnya sosialisasi gerakan 3M plus kepada warga RW 15
Kelurahan Kulim Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru.

1.3 Manfaat Kegiatan


a. Masyarakat
Meningkatkan pemahaman warga tentang gerakan 3M plus guna
terbentuknya status kesehatan lingkungan yang lebih baik di RW 15
Kelurahan Kulim Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru.
b. Kader Jumantik
Meningkatkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan tentang
gerakan 3M plus untuk mengendalikan vektor penyakit DBD di RW 15
Kelurahan Kulim Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru.
c. Dokter muda
Menambah wawasan bagi penulis mengenai gerakan 3M Plus dalam
rangka optimalisasi peran kader jumantik dalam sosialisasi gerakan 3M
plus kepada warga RW 15 Kelurahan Kulim Kecamatan Tenayan Raya
Kota Pekanbaru.
4

Anda mungkin juga menyukai