PENDAHULUAN
1
2
hewan, memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar atau rusak, menutup
lubang-lubang pada potongan bambu dan pohon dengan tanah, menabur bubuk
abate, memelihara ikan pemakan jentik, memasang kawat kasa, menghindari
kebiasaan menggantung pakaian, menggunakan kelambu, dan memakai obat yang
dapat mencegah gigitan nyamuk.7
Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dengan Ketua RW 15
Kelurahan Kulim Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru bahwa terdapat
wabah DBD di lingkungan RW 15 pada tahun 2015, telah dilakukan upaya
pengendalian DBD dengan dilakukannya foging, pemberian bubuk abate serta
sosialisasi gerakan 3M plus yang diberikan oleh petugas kesehatan dari
PUSKESMAS Tenayan Raya dan telah dibentuknya kader juru pemantau jentik
(jumantik) di RW 15 sebanyak 5 kader. Satu bulan terakhir warga sekitar
mengeluhkan semakin banyaknya nyamuk di sekitar lingkungan RW 15. Dari
observasi di lapangan didapatkan masih ditemukan banyaknya jentik nyamuk di
barang barang bekas dan tempat penampumgan air yang ada disekitar rumah
warga di RW 15.
Sampai saat ini masih belum ditemukan obat dan vaksin yang efektif
untuk penyakit DBD, sehingga PSN-3M Plus merupakan cara pengendalian
vektor sebagai salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
penyakit DBD.7 Oleh karena itu, pencegahan DBD sangat diperlukan dengan
melakukan pengendalian ditempat-tempat berkembang biaknya jentik Aedes Sp
melalui 3M Plus. Dari hasil wawancara terhadap ketua RW dan kader jumantik
bahwa kader belum memiliki informasi yang memadai untuk melakukan
sosialisasi gerakan 3M plus, serta hasil wawancara penulis dengan warga
didapatkan hanya 6 dari 9 (66,6%) warga yang melakuakan 3M Plus.
Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk mengoptimalkan gerakan
3M Plus di RW 15 Kelurahan Kulim Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru.