Osce Review PDF
Osce Review PDF
Pemeriksaan obstetrik :
1. Abdomen:
a. Observasi adanya bekas operasi.
b. Mengukur tinggi fundus uteri.
c. Melakukan palpasi dengan
manuever Leopold I-IV.
d. Mendengarkan bunyi jantung
janin (120-160x/menit).
2. Vulva/vagina
a. Observasi varises,kondilomata,
edema, haemorhoid atau
abnormalitas lainnya.
b. Pemeriksaan vaginal toucher:
memperhatikan tanda-tanda
tumor.
c. Pemeriksaan inspekulo untuk
memeriksa serviks,tanda-tanda
infeksi, ada/tidaknya cairan keluar
dari ostium uteri.
2 Hiperemesis Anamnesis: 1. Pemeriksaan tanda vital: nadi Pemeriksaan laboratorium 1. Non Medikamentosa a.
Gravidarum 1. Mual dan muntah hebat meningkat 100x/mnt, tekanan Mengusahakan kecukupan
(Mual dan 2. Ibu terlihat pucat darah menurun (pada keadaan 1. Darah: kenaikan relatif nutrisi ibu, termasuk
Muntah Pada 3. Kekurangan cairan berat), subfebris, dan gangguan hemoglobin dan hematokrit. suplemantasi vitamin dan asam
Kehamilan) 4. Mual dan sakit kepala terutama kesadaran (keadaan berat). folat di awal kehamilan.
pada pagi hari (morning sickness) 2. Urinalisa : warna pekat,
5. Nafsu makan turun 2. Pemeriksaan tanda-tanda berat jenis meningkat, b. Makan porsi kecil, tetapi
6. Berat badan turun dehidrasi: mata cekung, bibir pemeriksaan ketonuria, dan lebih sering.
7. Nyeri epigastrium kering, turgor berkurang. proteinuria,
8. Lemas c. Menghindari makanan yang
9. Rasa haus yang hebat 3. Pemeriksaan generalis: kulit berminyak dan berbau lemak.
10. Gangguan kesadaran pucat, sianosis, berat badan turun>
5% dari berat badan sebelum d. Istirahat cukup dan hindari
Mual dan muntah yang terjadi hamil, uterus besar sesuai usia
5
mg/jam
5 Ekalampsi Keluhan Kejang yang diawali 1. Pemeriksaan keadaan umum: Pemeriksaan Penunjang Dari 1. MgSO4 diberikan intravena
dengan gejala-gejala prodromal sadar atau penurunan kesadaran pemeriksaan urinalisa dengan dosis awal 4 g (10 ml
eklampsia, antara lain: Glasgow Coma Scale dan Glasgow- didapatkan proteinuria 2+ MgSO4 40%, larutkan dalam 10
1. Nyeri kepala hebat Pittsburg Coma Scoring System. ml akuades) secara perlahan
2. Gangguan penglihatan selama 20 menit, jika
3. Muntah-muntah 2. Pada tingkat awal atau aura yang pemberian secara intravena
4. Nyeri ulu hati atau abdomen berlangsung 30 sampai 35 detik, sulit, dapat diberikan secara IM
bagian atas tangan dan kelopak mata bergetar, dengan dosis 5 mg masing
5. Kenaikan progresif tekanan mata terbuka dengan pandangan bokong kanan dan kiri. Adapun
darah kosong. syarat pemberian MgSO4
a. tersedianya Ca Glukonas10%
3. Tahap selanjutnya timbul kejang b. ada refleks patella,
c. jumlah urin minimal 0,5
ml/kgBB/jam
4. Pemeriksaan tanda vital Adanya
d. frekuensi napas 12-
peningkatan tekanan darah diastol
16x/menit.
>110 mmHg
3. Abortus inkomplit
Evaluasi tanda-tanda syok, bila
terjadi syok karena perdarahan,
pasang IV line (bila perlu 2 jalur)
segera berikan infus cairan NaCl
fisiologis atau cairan ringer
laktat disusul dengan darah.
4. Abortus komplit
Tidak memerlukan pengobatan
khusus, hanya apabila
menderita anemia perlu
diberikan sulfas ferosus dan
dianjurkan supaya makanannya
mengandung banyak protein,
vitamin dan mineral.
7 KPD 1. Terasa keluar air dari jalan lahir 1. Tercium bau khas ketuban 1. Pemeriksaan pH vagina 1. Pembatasan aktivitas pasien.
2. Biasanya tanpa disertai dengan (cairan ketuban) dengan 2. Apabila belum inpartu
kontraksi atau tanda inpartu 2. Apakah memang air ketuban kertas lakmus (Nitrazin test) berikan Eritromisin 4x250 mg
keluar dari kanalis servikalis pada dari merah menjadi biru , selama 10 hari.
Adanya riwayat keluarnya air bagian yang sudah pecah, lihat dan sesuai dengan sifat air 3. Segera rujuk pasien ke
ketuban berupa cairan jernih perhatikan atau terdapat cairan ketuban yang alkalis fasilitas pelayanan sekunder
keluar dari vagina yang kadang- ketuban pada forniks posterior. 4. Di RS rujukan :
kadang disertai tanda-tanda lain 2. Pemeriksaan mikroskopis a. 34 minggu : lakukan induksi
dari persalinan. Pada anamnesis, 3. Menentukan pecahnya selaput tampak gambaran pakis yang persalinan dengan oksitosin bila
hal-hal yang perlu digali adalah ketuban dengan adanya cairan mengering pada sekret tidak ada kontraindikasi
menentukan usia kehamilan, ketuban di vagina. Pastikan bahwa
12
adanya cairan yang keluar dari cairan tersebut adalah cairan serviko vaginal.
vagina, warna cairan yang keluar amnion dengan memperhatikan b. 24-33 minggu: Bila terdapat
dari vagina, dan adanya demam. bau cairan ketuban yang khas. 3. Dilakukan dengan amnionitis, abruptio plasenta,
meneteskan air ketuban pada dan kematian janin, lakukan
4. Jika tidak ada cairan amnion, gelas objek dan dibiarkan persalinan segera.
dapat dicoba dengan mengering. Pemeriksaan
menggerakkan sedikit bagian mikroskopik menunjukkan Berikan Deksametason 6 mg IM
terbawah janin atau meminta gambaran daun pakis. 4. tiap 12 jam selama 48 jam atau
pasien batuk atau mengejan Pemeriksaan darah rutin, betametason 12 mg IM tiap 24
leukosit> 15.000/mm3. jam selama 48 jam.
5. Tidak ada tanda inpartu 6.
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk Penegakan Diagnostik Lakukan pemeriksaan serial
menilai adanya tanda-tanda infeksi (Assessment) untuk menilai kondisi ibu dan
pada ibu dengan mengukur suhu janin. Bayi dilahirkan di usia 34
tubuh (suhu 380C). minggu, bila dapat dilakukan
pemeriksaan kematangan paru
dan hasil menunjukan bahwa
paru sudah matang.
2. Passenger : malpresentasi,
malposisi, janin besar
Nyeri ulu hati Jika disertai pendarahan SCBA Test ph nafas 4dd tab 1 ac
Terasa kembung tanda anemia (lemah, letih, lesu
Muntah lunglai) R/Domperidone 10 mg tab no
Sering sendawa/kentut TTV: DDx X
Psikoneurosis Dalam batas normal 1. Gastritis 3dd tab 1 ac
Riwayat Penyakit Sekarang: Lokalis: 2. GERD
Keluhan dari salah satu butir Konjungtiva pucat apabila 3. NERD Apabila H. Pylori (+)
anamnesis terdapat anemia 4. Tukak peptik R/Omeprazole 20 mg tab no X
Nyeri di ulu hati saja PF Abdomen 1dd tab 1 ac
Riwayat Penyakit Dahulu: 1. Inspeksi normal
Pernah mengalami keluhan 2. Auskultasi: bising usus R/Claritromycin 500 mg no XIV
seperti ini / pernah terdiagnosa normal 2dd tab 1 pc
gastritis/ pendarahan SCBA 3. Perkusi: Timpani
hipertimpani (regio R/Amoxicylin 500mg tab no XXI
Pernah mengalami refluks
kandung empedu epigastrium, hipokondrium 3 dd tab 1 pc
Riwayat Penyakit Keluarga sinistra, umbilicus, dan
- lumbal dextra)
Riwayat Pribadi 4. Palpasi: nyeri tekan ringan- Edukasi:
Pola makan tidak teratur berat (regio epigastrium, Makan teratur sesuai pola
hipokondrium sinistra, makan
Minum obat NSAID tanpa makan
lebih dulu umbilicus, dan lumbal dextra) Hindari makanan dan
minuman asam
Konsumsi alcohol
Kurangi makanan pedas
Stress psikologis
Kurangi makanan berlemak
Sering makan/minum asam
4. Tukak Anamnesis: General Survey: Darah lengkap: normal Farmakologi :
Peptik TUKAK GASTER TUKAK DUODENUM Tampak sakit ringan-berat Tes H.Pylori non invasive R/Alumunium Hidroksida
1. Nyeri ulu hati 1. Terbangun tengah
2. Muntah malam akibat nyeri tergantung drajat penyakit Endoskopi 500mg tab no XX
3. Serangan 2. Nyeri hilang setelah Jika disertai pendarahan SCBA Test ph nafas 4dd tab 1 ac
setelah minum antacid
makan 3. Serangan terjadi saat
tanda anemia (lemah, letih, lesu
4. Di sebelah lapar lunglai) R/Domperidone 10 mg tab no
kiri garis 4. Sebelah kanan garis TTV: XV
umbilikus umbilikus
Dalam batas normal DDx 3dd tab 1 ac
Biasanya pada orangtua yang
Lokalis: 1. Gastritis R/Sukralfat 500mg tab no. XXX
konsumsi NSAID rutin
Riwayat Penyakit Sekarang: Konjungtiva pucat apabila 2. GERD 4dd tab 1 ac
terdapat anemia 3. NERD
Keluhan dari salah satu butir
19
-
Riwayat Penyakit Keluarga
-
Riwayat Pribadi
-
6. Apendisitis Anamnesis: General Survey: Darah lengkap Tatalaksana
Nyeri abdomen Tampak sakit sedang Leukosit: 11.000-14.000 shift Tirah baring
Anorexia,nausea dan vomitus. Lokalis: to the left 75%. Cairan IV untuk rehidrasi RL
Localized right lower quadrant PF Abdomen Jika >18.000 (20 tetes/menit) atau
abdominal tenderness. Inspeksi normal, sedikit perforasi/peritonitis sesuai indikasi apabila
Low grade fever(37,8 C ). membuncit. Appendicular LED meningkat terdapat dehidrasi
Nyeri somatic abses: penonjolan pada titik Foto polos abdomen Pasang NGT untuk
Nyeri visceral mc. burney terdapat fecalith, infiltrat dekompresi lambung dan
Nyeri menyebar Auskultasi: bising usus USG mencegah muntah
Riwayat Penyakit Sekarang: menurun Laparoskopi Makanan sebaiknya tidak
Nyeri awalnya di ulu hati, tapi Perkusi: nyeri ketok (+) Appendicogram diberikan peroral
lama kelamaan menyebar Palpasi: Nyeri tekan di area
Demam hilang timbul dan tidak Mc Burney, nyeri tekan lepas, Antibiotik diberikan pada
terlalu tinggi defans muscular (+) DDx: appendicitis gangrenosa dan
Nafsu makan menurun Rovsing Sign nyeri tekan pada Kolesistitis akut perforata
Trias Murphy: Pain, Vomit, Fever bagian kanan apabila di tekan di Diverticulum Meckel
Obstipasi bagian kiri Enteritis regional Operatif
Riwayat Penyakit Dahulu: Obturator Signnyeri apabila Pankreatitis 1. Surgical dilakukan
- panggul dan lutut di fleksikan lalu Batu ureter Appendectomi terbuka
Riwayat Penyakit Keluarga diputar (endorotasi dan Cystitis atau Appendectomi
- eksorotasi) Salpingitis akut Laparascopik.
Riwayat Pribadi Psoas sign nyeri apabila fleksi Kehamilan ektopik 2. Peritonitis atau
Jajan sembarangan pada articulatio coxae dextra Appendiculer infiltrat
Atau nyeri pada saat pasien posisi dilakukan Laparatomi.
miring kiri dengan tungkai kanan
hiperekstensi (nyeri di perut kanan
bawah)
7. Peritonitis Anamnesis: General Survey: Darah lengkap Tatalaksana
Nyeri hebat pada abdomen Tampak sakit sedang-berat >18.000 Perbaiki KU pasien
dirasakan terus menerus Demam, suhu >38.3oC perforasi/peritonitis Pasien puasa
Demam Takikardi LED meningkat Dekompresi saluran cerna
21
DDx
Kondiloma akuminata,
proktitis, prolapse rektal
11. Hepatitis A Anamnesis General Survey Pemeriksaan Penunjang Farmakologi
1. Demam Sakit ringan-sedang 1. Tes lab. Urin (bilirubin R/Paracetamol 500 mg tab No.
2. Mata kuning kulit kuning dalam urin) X
3. Nafsu makan turun Pemeriksaan Fisik: 2. Pem. Darah: peningkatan 3 dd tab 1 p.c
4. Nyeri otot dan sendi 1. Febris kadar bilirubin dalam
5. Lemah, letih, lesu 2. Sklera ikterik darah, SGOT dan SGPT R/Domperidone 10 mg tab no
6. Mual dan muntah 3. Hepatomegaly >2x normal X
7. Warna urin seperti the 3. IgM anti HAV 3dd tab 1 ac
8. Feses dempul
DDx R/Curcuma 200 mg tab no. XX
Riwayat Pribadi Ikterus Obstruktif 3 dd tab 1 p.c
Sering jajan sembarangan Hepatitis B akut
Serumah bersama penderita Sirosis hepatis Edukasi
hepatitis 1. Istirahat yang cukuk
2. Banyak minum air
3. Makan makanan tinggi
kalori
4. Perbaiki sanitasi dan jaga
kebersihan
5. Pisahkan alat makan untuk
pasien
12. Kolesistitis Anamnesis General Survey Pemeriksaan Penunjang Farmakologi
1. Demam Sakit ringan-sedang 1. Leukositosis ringan
2. Nyeri mirip nyeri angina 12.000-14.000 R/Paracetamol 500 mg tab No.
3. Serangan muncul setelah Pemeriksaan Fisik: 2. Bilirubin meningkat X
konsumsi makan 1. Ikterik penyebab adanya ringan 3 dd tab 1 p.c
24
No Penyakit Manifestasi Klinik Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang Terapi Dx, DDx
1. Demam Tifoid Anamnesis: Pemeriksaan Fisik: Pemeriksaan Penunjang: Tindakan: Suspek demam tifoid
1. Demam turun naik KU: biasanya tampak 1. Darah perifer lengkap -Vena puncture (Suspect case):
terutama sore dan sakit sedang atau sakit beserta hitung jenis -Skin test Demam, gangguan
malam hari dengan berat. leukosis. -Pemasangan infus saluran cerna dan
pola intermiten dan Kesadaran: dapat Dapat menunjukkan: petanda gangguan
kenaikan suhu step- compos mentis atau leukopenia / leukositosis / Farmakoterapi: kesadaran. Diagnosis
ladder. Demam tinggi penurunan kesadaran jumlah leukosit normal, Terapi definitif: suspek tifoid hanya
dapat terjadi terus (mulai dari yang limfositosis relatif, R/ Kloramfenikol caps 500 mg dibuat pada pelayanan
menerus (demam ringan, seperti apatis, monositosis, No. XX kesehatan primer.
kontinu) hingga somnolen, hingga yang trombositopenia (biasanya S 4 d.d 1 caps p.c Demam tifoid klinis
minggu kedua. berat misalnya ringan), anemia. (Probable case):
2. Sakit kepala delirium atau koma) 2. Serologi Terapi simptomatis: Suspek demam tifoid
(pusing-pusing) yang TTV: a. IgM antigen O9 R/ Paracetamol tab 500 mg No. didukung dengan
sering dirasakan di 1.Demam, suhu > Salmonella thypi (Tubex- XV gambaran laboratorium
area frontal. 37,5oC. TF) S 3 d.d tab 1 p.c yang menunjukkan
3. Gangguan 2.Dapat ditemukan - Hanya dapat mendeteksi tifoid.
gastrointestinal bradikardia relatif, antibody IgM Salmonella Edukasi: Diagnosis Banding:
berupa konstipasi dan yaitu penurunan typhi 1. Tirah baring DBD,
meteorismus atau frekuensi nadi - Dapat dilakukan pada 4-5 2. Menjaga kecukupan cairan malaria,leptospirosis,
diare, mual, muntah, sebanyak 8 denyut per hari pertama demam (minum yang banyak) infeksi saluran kemih,
nyeri abdomen dan menit setiap kenaikan b. Enzyme Immunoassay 3. Diet tetap makan nasi, Hepatitis A, sepsis,
BAB berdarah. suhu 1oC. test (Typhidot) konsistensi lembut, tinggi kalori tuberkulosis milier,
4. Gejala penyerta Head to toe: - Dapat mendeteksi IgM dan dan protein, rendah serat endokarditis infektif,
lain, seperti nyeri otot 1.Ikterus IgG Salmonella typhi 4. Hygiene pribadi dan demam rematik akut,
dan pegal-pegal, 2. Pemeriksaan mulut: - Dapat dilakukan pada 4-5 lingkungan abses dalam, demam
batuk, anoreksia, typhoid tongue, hari pertama demam (Sumber: IPD UI) yang berhubungan
insomnia. tremor lidah, halitosis c. Tes Widal tidak dengan infeksi HIV.
5. Pada demam tifoid 3. Pemeriksaan direkomendasi
berat, dapat dijumpai abdomen: nyeri - Dilakukan setelah demam
penurunan kesadaran (terutama regio berlangsung 7 hari.
atau kejang. epigastrik), - Interpretasi hasil positif
Faktor Risiko: hepatosplenomegali bila titer aglutinin O
1. Higiene personal 4. Delirium pada kasus minimal 1/320 atau
yang kurang baik, yang berat terdapat kenaikan titer
terutama jarang hingga 4 kali lipat pada
27
demam berdarah
dengue (DBD) di
sekitar pasien.
4. Askariasis Anamnesis: Gejala Klinis : Pemeriksaan Penunjang: Tindakan: Diagnosis:
Nafsu makan -Karena larva di -Terdapat larva atau cacing -Pemeriksaan feses Ditemukan larva atau
menurun, perut paru:Batuk, demam, dalam tinja cacing dalam tinja
membuncit, lemah, dan eosinofilia. -Eosinofilia 10% Farmakoterapi:
pucat, berat badan PP: -Pirantel pamoat atau Oksantel- DDx:
menurun, mual, Foto thoraks tampak pirantel pamoat 10 Infeksi cacing lain
muntah. infiltrat yang mg/kgBB/hari dosis tunggal
menghilang dalam -Mebendazol 100 mg
waktu 3 minggu. 2 d.d 1 selama 3 hari
Keadaan ini disebut -Albendazol 400 mg
sindroma Loeffler. 2 tablet dosis tunggal/ 20 ml
suspensi dosis tunggal
Gejala Klinis :
-Karena cacing dewasa Edukasi:
di usus: -Sanitasi dan Hygiene
Mual, nafsu makan -Cuci tangan dan kaki setelah
berkurang, diare, atau main di tanah
konstipasi, rasa tidak
enak di perut, kolik
akut pada daerah
epigastrium, gangguan
selera makan,
mencret, terkadang
demam.
Gejala Klasik:
Nyeri abdomen
sangat, diare dengan
atau tanpa darah,
mual, muntah
Faktor risiko:
-Baru berpergian ke
daerah tropis, pekerja
sukarela, sering
berkemah
-Makan makanan
mentah, fast food
-Homoseksual,
pekerja seks,
pengguna obat IV,
risiko infeksi HIV
33
BLOK NEUROPSYCHIATRY
34
2 Insomnia Riwayat penyakit sekarang: General survey : Quitionare Cognitive behavioral therapy
Sulit memuali tidur, sulit Penampilan pasien CT untuk exclude Gangguan
mempertahankan tidur, sulit Mental Organik Farmakologi:
mencapai tidur yang berkualitas TTV: normal-decrease Sedative dan hypnotic
Disertai gejala myalgia, tiredness, Zaleplon 10 mg PO 1X perhari
irritabillity, reduce work Lokalis: (kurang dari 4 minggu) 4 miggu
performance, dificult Ekslusi gejala sleep apnea
concentrating. dikarenakan insomnia dapat Zolpidem 5 mg PO 1X ketika ingin
diabatkan oleh sleep apnea tidur
Terjadi gangguan dalam 2 minggu Sleep apnea: malampati score 3-
4, tonsil membesar, leher Antidepresan
Riwayat penyakit terdahulu: membesar Amitripilin
Pernah mengonsumsi obat
seperti: Pemeriksaan Status Mental :
Betablocker Pasien insomnia cenderung
Clonidine diakibatkan oleh gejala ansietas
36
10 Gangguan Allo dan Auto Anamnesis General survey antidepresan dosis rendah, dapat
depresi tambahan: 1. Adanya gejala Compos mentis dinaikkan apabila tidak ada
seperti minat dalam melakukan Berkeringat, gelisah perubahan yang signifikan setelah 2-
aktivitas/semangat yang 3 minggu: fluoksetin 1x10-20
menurun, merasa sedih/ murung, TTV: dbn mg/hari atau
nafsu makan berkurang atau sertralin 1x25-50
meningkat berlebihan, sulit Mental State: mg/hariatauamitriptilin 1x12,5-50
berkonsentrasi, kepercayaan diri Mood dan Afek mg/hariatau imipramin12x10-25
yang menurun, pesimistis. 2. Mood: depresed mg/hari. Catatan: amitriptilin dan
Keluhan biasanya sering terjadi, Afek : dangkal imipramin tidak boleh diberikan
atau berlangsung lama, dan Keserasian: serasi pada pasien dengan penyakit
terdapat stresor kehidupan. 3. Pikiran dan Persepsi: dbn jantung, dan pemberian berhati-hati
Menyingkirkan riwayat penyakit Bentuk pikir untuk pasien lansia karena efek
fisik dan penggunaan zat (alkohol, (produktivitas, arus pikir, hipotensi ortostastik (dimulai
tembakau, stimulan, dan lain-lain) gangguan dengan dosis minimal efektif).
bahasa(normal)
Keluhan tambahan: Isi Pikir(normal)( terpaku
pada sakit yang dialami)
suasana perasaan sedih/murung, Gangguan pikir (normal)
kehilangan minat/kesenangan Persepsi (normal)
(menurunnya semangat dalam Fungsi Kognisi (normal): intak
melakukan aktivitas), mudah, Kesadaran
lelah, gangguan tidur, konsentrasi Orientasi
menurun, gangguan pola makan, Daya ingat
kepercayaan diri yang berkurang, Tingkat pikiran
pesimistis , rasa tidak
berguna/rasa bersalah
11 Kejang Anamnesis : General Survey: Penunjang: Tata Laksana Kejang:
Demam Simplex: Bangkitan kejang yang Kesadaran: pasca kejang compos Digunakan untuk mencari Dirumah:
terjadi ketika suhu tubuh tinggi. mentis, kejang: bisa concious dan etiologi demam Diazepam rectal 5 mg (BB>10), 10
Diawali dengan demam pada unconciouss Darah Rutin: mg(BB>10). Atau 5 mg (<3 tahun)
ANAK dibwah 5 tahun, kejang Tampilan: Sakit Leukosistosis 7,5 mg(>3 tahun)
yang terjadi <15 menit, berhenti TTV: Elektrolit: normal, apabila Evaluasi 5 menit. Apabila masih
dengan sendirinya, bentuk kejang TD: dbn terdapat gangguan pada berikan diazepam rektal kembali.
berupa umum tanpa gerakan RR: terkadang meningkat elektrolit dipastikan bahwa Apabila setelah diberikan masih
39
fokal dan tidak muncul dalam 24 Nadi: terkadang meningkat isi bukan kejang demam. kejang bawa ke RS.
jam. cukup GDS: normal,
Suhu: >38 derajat. Di RS:
Kompleks: bangkitan >15 menit, Pungsi Lumbar: dilakukan Diazepam 1v 0,3-0,5 mg/kg dengan
muncul 24 jam dan berubah PF neurologi: apabila suspek meningitis kec 1-2 mg/menit dalam waktu 3-5
parsial menjadi umum. Dbn, tidak ada defek neurologis menit (maks 20mg).
12 Menigitis Anamnesia : General Survey : Delirium dan Darah Rutin; Menigitis bakteri
Riwayat penyakit sekarang: sakit Polimononuclear leucocytosis anak 1 bulan :
Triad menigitis : nyeri kepala, with shift to the left. 50mg/kgBB iv setiap 8 jam
demam dan kaku kuduk. TTV: Anak 1-3 bulan
Onset: jam dan 1-2 hari TD: dbn Elektrolit 50mg/kgBB setiap 6 jam hingga
Keluhan tambahan: nausea, RR: dbn to increase 12g/hari.
vomit, photfobia, sleepiness, Nadi: dbn to increase Serum
confusion, irritability, delirium. Suhu: meningkat Glukosa=(dibandingkan 7 dewasa:
dengan glukosa CSF) Pediatrik:
Riwayat penyakit dahulu: pernah Pemeriksaan Fisik: Cefotaxime 50mg/kg BB setiap 6
mengalami atau pertama kali. General Inspection: lihat dan cari Kultur dan Test Antigen jam maks. 12gr/hari
Atau pernah mengalami sinusitis, mastoiditis kronis, sinusitis kronis, Bakteri Ceftriaxone 75mg/kgBB setiap 12
otitis media kronik, atau tb kronis, influnza kronis jam maks. 4g/day
mengalami TB kronis. Atau Pungsi Lumbar: (Analisis CSF)
berpergian ke negara endemis Local Examination: Bacterial Menigitis: Dewasa:
menigitis (pergi haji) Neurological: 1. 200-300 mmH20 Cefotaxime 2gr IV 4 jam
PF nervus kranialis : 2. 100-5000 PMN Ceftriaxone 2 g IV 12 jam
Abnormal pada nervus kranial 3. Glukosa <40 mg/dL
3,4,6 dan 7 akibat TTIK 4. Protein>100 mg/dL
Papiledema pda PF kranial 2. 5. Microbiologi: Gram
stain (+)
Gejala Iiritas Menigens Viral Menigitis:
Kaku kuduk 1. 90-200 mm H20
40
Neuro imaging :
Nonenhacement axial,
ventriculomegaly, with
subdural empyema
20 Tension Anamnesis: General Survey: Compos mentis + Diagnosis dapat ditegakan NSAID :
Headche Nyeri pada kepala yang bersifat sakit dari anamnesis dan Asetaminofen 350 mg kuramg dari 2
terjerat dan biasanya bersifat TTV : dbn pemeriksaan fisik minggu
gradual PF neurologis: dbn Amitripilin 25-350 mg kurang dari 2
Onset 10-40 tahun. Diagnosis Banding: minggu
durasi : 30 menit hingga 7 hari Migrain Analgesik
Sifat nyeri: menekan atau Cluster
memeras kepala.
Lokasi : oksipital dan frontal
terkadang bilateral
Tidak diperberat oleh aktivitas
fisik.
21 Migrain Nyeri pada kepala bersifat Geral survey : tampak sakit Diagnosis banding: Terapi : menghindari pencetus
throbing (berdenyut) yang TTV: DBN Migraine seperti suara, cahaya dan pencetus
bersifat variasi. PF neurologis: Cluster lainnya
Kualitas nyeri: ringan hingga Migren tanpa aura : dbn
sedang Migren dengan aura: Farmakologi:
Lokasi : hemicranial PF Nervus kranial 2 bermasalah: Terapi abortif:
Durasi : 4-72 jam 1. Ditemukan cahaya yang Rx:
Onset 10-40 tahun berkedipkedip Asam asetisalisilat 500-1000 mg 3X
Keluhan tambahan : mual, PF Saraf sensoris bermasalah: sehari.
muntah, fotofobia, fonofobia, 1. Positif: pins atau needle
scotomota dan neurological anesthesia atau Ibuprofen 100-300 mg 3 x perhari.
defisit. paraethesia
Ergotamin 2 mg diikuti 1-2 mg
migren tanpa aura: tidak ada setiap 30 menit hingga gejala hilang.
gejala aura
migren dengan aura: gejala sama Sumatriptan 25 mg/50mg/100mg
ditambah adanya aura, nyeri diminum bersama dengan air sehari
kepala mengikuti aura dalam 650 setiap 2 jam PRO RENATA.
menit dlm 2 kali sekarang
Terapi Preventif :
Trisiklik antidepresan
Ca Channel Blocker
22 TIA Anamnesis: General Survey: Laboratory Studies Farmakologi Terapi:
Gejala dari TIA beripa Pasca TIA biasaya ditemukan 1. Darah Rutin
neurological defisit yang Cranial Nerve Dyfunction berupa: 2. Kimia darah Antiplatelet
berlangsung kurang dari 1 jam. 1. Ocular dysmotility 3. Faktor koagulasi Aspirin
Gangguan yang muncul dapat 2. Forehead wrinkling (fibrinogen, D Clopidogrel 75 mgPO qDay
berupa: gangguan perilaku, asymetry dimer,) Ticlopidine 250 mg PO q12hr dc
bicara, berjalan, pergerakan dan 3. Incomplete eyelid 4. Enzim kardia
ingatan. closure 5. Lipid profile Anticoagulan
Riwayat Penyakit Dahulu: 4. Asymetry mouth Warfarin: 2-5mg PO qDay for 2 day
1. Recent surgery retraction Noncontrast Cranial
2. Previous stroke 5. Swalowing dificulties Computed Tomographt:
42
PF Neurologi:
PF Saraf Kranial:idem mirip
dengan tanda diatas
26 Epilepsi Anamnesis : General survey : Tampak sakit Pemeriksaan Penunjang: Terapi Farmakologi :
Onset: <15 atau >15 menit Neuroimaging : Kejang Lena
44
frekuensi kejang: bangkitan TTV: dbn atau abnormal. CT Scan dan MRI Valproic acid: 10-15mg/kgBB IV
muncul 1> atau tidak. q12h diberikan dalam infus selama 1
bentuk kejang: parsial atau Head to Toe Exam : CSF evaluation jam.
general, myoklonik atau lena atau Mecari penyebab kejang ex:
atonik. (spondilitis TB, tuberoscelerosis). EEG (Elektro Ensepalo Graph) Valproic acid: 15mg/kgBB PO q6-
area adversing: lateralisasi lesi 12hr; taikan 5-10mg/kg/day setiap
otak Pemeriksaan Neurologis : Diagnosis Banding: minggu.
gejala otamatisasi: mengecap Seluruh pemeriksaan Neurologis Syncope
lidah, berjalan tanpa arah dan dilakukan untuk melihat bagian Arrythmia Iamotrigine: 50 mg qDay selama 2
gerakan tanpa arti. mana yang mengalami defisit minggu.
Kesadaran: hilang atau tidak. neurologis. Topiramate: 25mg PO q12hr,
faktor pencetus ditaikan 50mgPO q12h, ditaikan
riwayat persalinan hingga 200mg PO q12h dalma
interval minggu,
Tonik/atonik/myoklonik/tonikklonik:
Valproic acid
Iamtrigine
Topiramate
General:
Valproic acid
Focal:
Carbamazepine: 200mg PO q12h
Lacosamide
45
Riwayat Pribadi :
Pola makan
Aktivitas fisik
5 Hipertiroidisme (3A) Anamnesis: General Survey: - EKG Tindakan:
TB&BB - Darah rutin, SGOT, SGPT, Farmakologi :
Riwayat Penyakit Sekarang: GDS Pemberian obat simptomatis
Berdebar-debar TTV: takikardia, demam Propanolol 40-80mg dlm 2-4dosis
Tremor
Iritabilitas Edukasi:
Intoleran thd panas PF: - Tidak merokok dan minum
Keringat berlebihan Benjolan di leher depan alkohol
Penurunan BB Exopthalmus
49
Riwayat Pribadi :
6 Adrenal Cortex
Failure (3B)
7 Marasmus (4) Anamnesis: General Survey: 1. Antropometri Tindakan:
Sangat kurus, cengeng, rewel, TB&BB 2. Lab : gula darah, Hb, Ht, Gizi buruk dg komplikasi rujuk
Ddx: Anoreksia, kulit keriput BB/TB < 70% atau <-3SD Preparat apusan darah,
Pneumonia berat, LILA<11,5 cm untuk 6-59bulan urin rutin, feses Farmakologi :
Anemia berat, Riwayat Penyakit Sekarang: 3. Foto thoraks Vit.A dosis tinggi
dehidrasi berat, TTV: normal/HT 4. Uji Tuberkulin
penurunan Riwayat Penyakit Dahulu: Edukasi:
kesadaran, -Faktor risiko - Makanan pemulih gizi
hipoglikemi, BBLR, HIV, TB, pola asuh yang PF: - Anjurna pemberian makan
gangguan elektrolit salah - Tanda Def Vit.A pada mata ; sesuai umur dan kondisi anak
Konjungtiva kering, ulkus
Riwayat Penyakit Keluarga : kornea, keratomalasia
- Ulkus pada mulut
Riwayat Pribadi : - Pucat
- Tanda Dehidrasi
- Baggy pants appearance
- Demam
8 Kwashiorkor (4) Anamnesis: General Survey: 1. Antropometri Tindakan:
Edema, wajah sembab, TB&BB 2. Lab : gula darah, Hb, Ht, Gizi buruk dg komplikasi rujuk
50
Ddx: Anoreksia, pandangan sayu, rambut tipis BB/TB >-3SD Preparat apusan darah,
Pneumonia berat, (kemerahan, rontok), anak LILA<11,5 cm untuk 6-59bulan urin rutin, feses Farmakologi :
Anemia berat, rewel, apatis 3. Foto thoraks Vit.A dosis tinggi
dehidrasi berat, TTV: normal/HT 4. Uji Tuberkulin
penurunan Riwayat Penyakit Sekarang: Edukasi:
kesadaran, - Makanan pemulih gizi
hipoglikemi, Riwayat Penyakit Dahulu: PF: - Anjurna pemberian makan
gangguan elektrolit -Faktor risiko - Edema pd kedua punggung sesuai umur dan kondisi anak
BBLR, HIV, TB, pola asuh yang kaki sampai slrh tubuh
salah - Tanda Def Vit.A pada mata ;
Konjungtiva kering, ulkus
Riwayat Penyakit Keluarga : kornea, keratomalasia
- Ulkus pada mulut
Riwayat Pribadi : - Pucat
- Tanda Dehidrasi
- Baggy pants appearance
- Demam
9 Defisiensi Vitamin (4) Anamnesis: General Survey: Tindakan:
TB&BB Farmakologi :
Riwayat Penyakit Sekarang:
TTV: normal/HT Edukasi:
Riwayat Penyakit Dahulu: -
Riwayat Pribadi :
10 Hiperpoliproteinemia Anamnesis: General Survey: Tindakan:
(4) TB&BB Farmakologi :
Riwayat Penyakit Sekarang:
TTV: normal/HT Edukasi:
Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat Pribadi :
11 Gout (3A) Anamnesis: Nyeri sendi General Survey: - X ray: tampak Tindakan:
51
Riwayat Pribadi :
52
c. Hubungan dengan aktivitas Perubahan EKG pada ATS Diltiazem 30 mg ( 3-4 kali
bersifat sementara dan sehari)
Nyeri dada pada angina pektoris masing-masing dapat
biasanya timbul pada saat b. Antipletelet:
terjadi sendiri-sendiri
melakukan aktivitas, misalnya ataupun bersamaan. Aspirin 160-320 mg sekali
sedang berjalan cepat, tergesa- minum pada akut.
Perubahan tersebut
gesa, atau sedangberjalan
timbul di saat serangan
mendaki atau naik tangga. Pada
kasus yang berat aktivitas ringan angina dan kembali ke Edukasi:
seperti mandi atau menggosok gambaran normal atau a. mengontrol emosi dan
gigi, makan terlalu kenyang, awal setelah keluhan mengurangi kerja yang berat
emosi, sudah dapat menimbulkan angina hilang dalam dimana membutuhkan
nyeri dada. Nyeri dada tersebut waktu 24 jam. Bila banyak oksigen dalam
segera hilang bila pasien perubahan tersebut aktivitasnya
menghentikan aktivitasnya. menetap setelah 24 jam b. mengurangi konsumsi
Serangan angina dapat timbul atau terjadi evolusi makanan berlemak
pada waktu istirahat atau pada
gelombang Q, maka c. menghentikan konsumsi
waktu tidur malam.
disebut sebagai IMA. rokok dan alkohol
d. Lamanya serangan d. menjaga berat badan
b. Foto toraks ideal
Foto rontgen dada sering e. mengatur pola makan
Lamanya nyeri dada biasanya
berlangsung 1-5 menit, kadang- menunjukkan bentuk f. melakukan olah raga
kadang perasaan tidak enak di jantung yang normal; ringan secara teratur
dada masih terasa setelah nyeri pada pasien hipertensi g. jika memiliki riwayat
hilang. Bila nyeri dada dapat terlihat jantung diabetes tetap melakukan
berlangsung lebih dari 20 menit, membesar dan kadang- pengobatan diabetes secara
mungkin pasien mendapat kadang tampak adanya teratur
serangan infark miokard akut dan kalsifikasi arkus aorta. h. melakukan kontrol
bukan angina pectoris biasa. Pada
terhadap kadar serum lipid.
angina pektoris dapat timbul
keluhan lain seperti sesak napas, DD: i. Mengontrol tekanan
perasaan lelah, kadang-kadang darah.
a. Gastroesofageal Refluks
nyeri dada disertai keringat
dingin. Disease (GERD)
b. Gastritis Akut Kriteria Rujukan:
57
Riwayat Pribadi
1. Merokok
2. Konsumsi alkohol
3. Diet tinggi lemak jenuh,
kolesterol dan kalori
4. Aktivitas fisik kurang
5. Stress psikologik
58
Kriteria Rujukan:
Segera rujuk setelah
pertolongan pertama
dengan pemasangan infus
dan oksigen.
62
untuktatalaksana lebih
lanjut.
68
2. Hipertensi stage-2.
b. Hipertensi compelling
indication (lihat tabel).
Kriteria Rujukan:
a. Hipertensi dengan
komplikasi.
b. Resistensi hipertensi.
c. Krisis hipertensi
(hipertensi emergensi dan
urgensi).
71
TB Paru Gejala respiratorik I : tanda-tanda penarikan paru, Bakteriologi (BTA Kultur) R/ Rifampisin tab 150 mg No CLXXX
batuk 3 minggu diafragma & mediastinum Radiologi S 1 dd tab III
batuk darah P : jarang kelainan Tuberkulin R/ Isoniazid tab 75 mg No CLXXX
sesak napas P : Redup PCR, ELISA, BACTEC, S 1 dd tab III
nyeri dada A: suara napas bronkial, Mycodot R/ Pirazinamid tab 400mg No CLXXX
amforik, suara napas melemah, Darah S 1 dd tab III
Gejala sistemik ronki basah kasar dan nyaring HistoPA R/ Etambutol tab 275 mg No CLXXX
Demam . S 1 dd tab III
gejala sistemik lain: malaise,
keringat malam,anoreksia,
berat badan menurun
Limfadenitis
Pneumonia Demam mendadak, disertai TTV : Hiperpirexya, Hipotensi, Pemeriksaan dahak R/ Ceftriaxone vial inj 1 gr
menggigil takipneu Darah : Leukositosis S i.m.m
Batuk, mula-mula mukoid KU : sianosis, konfusi gangguan shift to left
lalu purulen,hemoptisis kesadaran Foto toraks PA / lateral :
Nyeri pleuritik, ringan Inspeksi hemitoraks yg sakit konsolidasi dan air
sampai berat tertinggal bronchogram
Tanda & gejala lain yang tidak Palpasi / Perkusi / Auskultasi Analisa gas darah
spesifik tanda-tanda KONSOLIDASI
mialgia, pusing, - Redup
anoreksia,malaise, diare, - Fremitus raba / suara
mual & muntah. meningkat -
Suara napas bronkovesikuler
bronchial, Suara bisik
74
- ekspirasi memanjang
- bunyi jantung terdengar Pada emfisema terlihat gambaran :
jauh - Hiperinflasi
- Hiperlusen
- Ruang retrosternal melebar
Pink puffer
- Diafragma mendatar6
- Gambaran yang khas pada - Jantung menggantung (jantung
emfisema, penderita kurus, pendulum / tear drop / eye drop
kulit kemerahan dan appearance)
pernapasan pursed -
lipsbreathing Pada bronkitis kronik :
Blue bloater Normal
- Gambaran khas pada Corakan bronkovaskuler
bronkitis kronik, penderita bertambah pada 21 % kasus
gemuk sianosis, terdapat
edema tungkai dan
ronkibasah di basal paru,
sianosis sentral dan perifer
Pursed - lips breathing
- Adalah sikap seseorang
yang bernapas dengan
mulut mencucu dan
ekspirasi yang memanjang.
ASMA Riwayat penyakit / gejala : I : sianosis, hiperventilasi, Spirometri
BRONKIAL Bersifat episodik, hiperinflasi dada, ICS melebar Obstruksi jalan napas
seringkali reversibel P : Ekspansi menurun, Fremitus diketahui dari nilai rasio
dengan atau tanpa tactil menurun VEP1/ KVP < 75% atau
pengobatan P : Hipersonor, diafragma menurun VEP1 < 80% nilai
Gejala berupa batuk , A: wheezing, ekspirasi memanjang prediksi
sesak napas, rasa berat APE
di dada dan berdahak
Gejala timbul/ memburuk Reversibiliti, yaitu
terutama malam/ dini hari perbaikan nilai APE
Diawali oleh faktor 15% setelah inhalasi
pencetus yang bersifat bronkodilator (uji
76
SISTEM DERMATOMUSKULOSKELETAL
78
Edukasi:
Edukasi keluarga dan pasien
bahwa morbili merupakan
penyakit yang menular
Untuk anggota
79
Komplikasi:
otitis media, pneumonia,
ensefalitis, trombositopenia.
2. Varisela Demam, malaise, dan nyeri Pemeriksaan Fisik dengan Bila diperlukan, Penatalaksanaan
(Chickenpox) kepala. Kemudian disusul Lup: pemeriksaan mikroskopis 1. Gesekan kulit perlu
oleh varisela timbulnya lesi kulit berupa Tanda Patognomonis Erupsi dengan menemukan sel dihindari agar tidak
zoster: 4A papul eritem yang dalam kulit berupa papul Tzanck yaitu sel datia mengakibatkan pecahnya
waktu beberapa jam berubah eritematosa yang dalam berinti banyak. vesikel. Selain itu,
menjadi vesikel. Biasanya waktu beberapa jam berubah dilakukan pemberian
80
disertai rasa gatal. Faktor menjadi vesikel. Bentuk nutrisi TKTP, istirahat dan
Risiko 1. Anak-anak. 2. vesikel ini khas berupa mencegah kontak dengan
Riwayat kontak dengan tetesan embun (tear 26 orang lain. 2. Gejala
penderita varisela. 3. drops). Vesikel akan menjadi prodromal diatasi sesuai
Keadaan imunodefisiensi. keruh dan kemudian menjadi dengan indikasi. Aspirin
krusta. Sementara proses ini dihindari karena dapat
berlangsung, timbul lagi menyebabkan Reyes
vesikel-vesikel baru yang syndrome. 3. Losio
menimbulkan gambaran kalamin dapat diberikan
polimorfik khas untuk untuk mengurangi gatal. 4.
varisela. Penyebaran terjadi Pengobatan antivirus oral,
secara sentrifugal, serta dapat antara lain: 27 a.
menyerang selaput lendir Asiklovir: dewasa 5 x 800
mata, mulut, dan saluran mg/hari, anak-anak 4 x 20
napas atas. Gambar 1.2 mg/kgBB (dosis maksimal
Varisela Pemeriksaan 800 mg), atau b.
Valasiklovir: dewasa 3 x
1000 mg/hari. Pemberian
obat tersebut selama 7-10
hari dan efektif diberikan
pada 24 jam pertama
setelah timbul lesi.
Diagnosis Banding
1. Variola
2. Herpes simpleks
disseminata
3. Coxsackievirus
4. Rickettsialpox
Komplikasi:
Pneumonia, ensefalitis,
hepatitis, terutama terjadi
81
Edukasi:
Edukasi bahwa varisella
merupakan penyakit yang
self-limiting pada anak
yang imunokompeten.
Komplikasi yang ringan
dapat berupa infeksi
bakteri sekunder. Oleh
karena itu, pasien
sebaiknya menjaga
kebersihan tubuh.
Penderita sebaiknya
dikarantina untuk
mencegah penularan.
3. Veruka Vulgaris Keluhan Adanya kutil pada Pemeriksaan Fisik : Tidak diperlukan Tatalaksana:
(Viral warts): kulit dan mukosa. Faktor Tanda Patognomonis Papul 1. Pasien harus menjaga
4A Risiko berwarna kulit sampai kebersihan kulit.
1. Biasanya terjadi pada keabuan dengan permukaan 2. Pengobatan topikal
anak-anak dan orang dewasa verukosa. Papul ini dapat dilakukan dengan
sehat. 2. Pekerjaan yang dijumpai pada kulit, mukosa pemberian bahan kaustik,
berhubungan dengan daging dan kuku. Apabila misalnya dengan larutan
mentah. permukaannya rata, disebut AgNO3 25%, asam
3. Imunodefisiensi. dengan veruka Plana. Dengan trikloroasetat 50% atau
82
Diagnosis Banding:
Kalus, Komedo, Liken
planus, Kondiloma
akuminatum, Karsinoma
sel skuamosa
4. Miliaria /Sweat Keluhan yang dirasakan Pemeriksaan Fisik Tanda Tidak diperlukan Penatalaksanaan
gland: 4A adalah gatal yang disertai patognomonis Tergantung Prinsipnya adalah
timbulnya vesikel atau bintil, pada jenis atau klasifikasi mengurangi pruritus,
terutama muncul saat miliaria. Klasifikasi miliaria : menekan inflamasi, dan
berkeringat, pada lokasi 1. Miliaria kristalina a. membuka retensi keringat.
predileksi, kecuali pada Terdiri atas vesikel miliar (1- Penatalaksanaan yang
miliaria profunda. 2 mm), sub korneal tanpa dapat dilakukan adalah: 1.
Faktor Risiko : tanda inflamasi, mudah pecah Melakukan modifikasi
1. Tinggal di lingkungan dengan garukan, dan gaya hidup, yaitu: a.
tropis, panas, kelembaban deskuamasi dalam beberapa Memakai pakaian yang
yang tinggi. hari. b. Predileksi pada badan tipis dan dapat menyerap
2. Pemakaian baju terlalu yang tertutup pakaian. c. keringat. b. Menghindari
ketat. Gejala subjektif ringan dan panas dan kelembaban
tidak memerlukan yang berlebihan c.
pengobatan. 2. Milaria rubra Menjaga kebersihan kulit
a. Jenis tersering, terdiri atas d. Mengusahakan ventilasi
vesikel miliar atau papulo yang baik 2. Memberikan
vesikel di atas dasar farmakoterapi, seperti: a.
eritematosa sekitar lubang Topikal Bedak kocok:
keringat, tersebar diskret. 424 likuor faberi atau bedak
83
Diagnosis Banding :
Campak / morbili,
Folikulitis, Varisela,
Kandidiasis kutis, Erupsi
obat morbiliformis
5. Herpes Zoster Nyeri radikular dan gatal Pemeriksaan Fisik: Pada umumnya tidak Penatalaksanaan 1. Terapi
(4A) terjadi sebelum erupsi. Sekelompok vesikel dengan diperlukan pemeriksaan suportif dilakukan dengan
84
Keluhan dapat disertai dasar eritem yang terletak penunjang. menghindari gesekan kulit
dengan gejala prodromal unilateral sepanjang distribusi yang mengakibatkan
sistemik berupa demam, saraf spinal atau kranial. Lesi pecahnya vesikel,
pusing, dan malaise. Setelah bilateral jarang ditemui, pemberian nutrisi TKTP,
itu timbul gejala kulit namun seringkali, erupsi juga istirahat dan mencegah
kemerahan yang dalam waktu terjadi pada dermatom di kontak dengan orang lain.
singkat menjadi vesikel dekatnya. 2. Gejala prodromal diatasi
berkelompok dengan dasar sesuai dengan indikasi.
eritem dan edema. Aspirin dihindari oleh
karena dapat menyebabkan
Reyes syndrome. 3.
Pengobatan topikal:
Stadium vesikel: bedak
salisil 2% atau bedak
kocok kalamin agar
vesikel tidak pecah.
Apabila erosif, diberikan
kompres terbuka. Apabila
terjadi ulserasi, dapat
dipertimbangkan
pemberian salep antibiotik.
4. Pengobatan antivirus
oral, antara lain dengan: a.
Asiklovir: dewasa 5 x 800
mg/hari, anak-anak 4 x 20
mg/kgBB (dosis maksimal
800 mg), selama 7 hari,
atau b. Valasiklovir:
dewasa 3 x 1000 mg/hari.
Pemberian obat tersebut
selama 7-10 hari dan
efektif diberikan pada 24
85
Diagnosis Banding
1. Herpes simpleks
2. Dermatitis venenata
3. Pada saat nyeri
prodromal, diagnosis dapat
menyerupai migrain, nyeri
pleuritik, infark miokard,
atau apendisitis.
Komplikasi:
Komplikasi
1. Neuralgia pasca-
herpetik 430
2. Ramsay Hunt
Syndrome: herpes pada
ganglion genikulatum,
86
disertai dengan gejala terutama daerah genital untuk lesi atau ada gejala
sistemik seperti demam, HSV-2. Untuk infeksi prodromal.
malaise, mialgia, nyeri sekunder, lesi dapat timbul 3. Gejala prodromal diatasi
kepala, dan adenopati pada tempat yang sama sesuai dengan indikasi.
regional. Infeksi HSV-2 dengan lokasi sebelumnya. Aspirin dihindari oleh
dapat juga mengenai bibir. karena dapat menyebabkan
432 Infeksi rekuren biasanya Reyes syndrome.
didahului gatal atau sensasi
terbakar setempat pada lokasi Edukasi:
yang sama dengan lokasi Untuk pasien dan
sebelumnya. Prodromal ini pasangannya, yaitu
biasanya terjadi mulai dari 24 berupa:
jam sebelum timbulnya 1. Informasi perjalanan
erupsi. alami penyakit ini,
Faktor Risiko termasuk informasi bahwa
1. Individu yang aktif secara penyakit ini menimbulkan
seksual. rekurensi.
2. Imunodefisiensi. 2. Tidak melakukan
hubungan seksual ketika
masih ada lesi atau gejala
prodromal.
3. Pasien sebaiknya
memberi informasi kepada
pasangannya bahwa ia
memiliki infeksi HSV.
4. Transmisi seksual dapat
terjadi pada masa
asimtomatik.
Diagnosis Banding:
1. Impetigo vesikobulosa.
2. Ulkus genitalis pada
88
7. Moluskum Keluhan Adanya kelainan Pemeriksaan Fisik dengan: Bila diperlukan, Penatalaksanaan 1. Pasien
Kontagiosum kulit berupa papul miliar. 1. Lup melakukan tindakan perlu menjaga higiene
oleh virus pox : Masa inkubasi berlangsung 2. Ekstraktor komedo, jarum enukleasi pada papul kulit. 2. Pengobatan
4A satu sampai beberapa suntik atau alat kuret kulit untuk menemukan badan dilakukan dengan
minggu. Faktor Risiko 1. dpat terlihat: moluskum. mengeluarkan massa yang
Terutama menyerang anak mengandung badan
dan kadang-kadang juga Papul miliar, kadang-kadang moluskum dengan
orang dewasa. 2. lentikular dan berwarna putih menggunakan alat seperti
Imunodefisiensi. seperti lilin, berbentuk kubah ekstraktor komedo, jarum
yang kemudian di tengahnya suntik, atau alat kuret
terdapat lekukan (delle). Jika kulit. Konseling dan
dipijat akan tampak keluar Edukasi Penyebaran dalam
89
Diagnosis Banding:
Komedo, Miliaria,
Karsinoma sel basal
nodular
Komplikasi:
Lesi dapat mengalami
infeksi sekunder.
8. Reaksi Gigitan Pasien datang dengan Pemeriksaan Fisik Tanda Dalam kondisi stabil,
Serangga: 4A keluhan gatal, rasa tidak Patognomonis 1. Urtika dan terapi yang dapat
nyaman, nyeri, kemerahan, papul timbul secara simultan diberikan yaitu: a.
nyeri tekan, hangat atau di tempat gigitan, dikelilingi Sistemik Antihistamin
bengkak pada daerah tubuh zona eritematosa. 2. Di sedatif: klorfeniramin
yang digigit, umumnya tidak bagian tengah tampak titik maleat 3 x 4 mg per hari
tertutup pakaian. Kebanyakan (punctum) bekas selama 7 hari atau
penderita datang sesaat tusukan/gigitan, kadang setirizin 1 x 10 mg per hari
setelah merasa digigit hemoragik, atau menjadi selama 7 hari.
serangga, namun ada pula krusta kehitaman. 3. Bekas Antihistamin non sedatif:
yang datang dengan delayed garukan karena gatal. Dapat loratadin 1 x 10 mg per
90
reaction, misalnya 10-14 hari timbul gejala sistemik seperti hari selama 7 hari. b.
setelah gigitan berlangsung. takipneu, stridor, wheezing, Topikal Kortikosteroid
Keluhan kadang-kadang bronkospasme, hiperaktif topikal potensi sedang-
diikuti dengan reaksi sistemik peristaltic, dapat disertai kuat: misalnya krim
gatal seluruh tubuh, urtikaria, tanda-tanda hipotensi mometason furoat 0,1%
dan angioedema, serta dapat orthostatik 438 Pada reaksi atau krim betametason
berkembang menjadi suatu lokal yang parah dapat timbul valerat 0,5% diberikan
ansietas, disorientasi, eritema generalisata, selama 2 kali sehari
kelemahan, GI upset urtikaria, atau edema selama 7 hari. Konseling
(cramping, diarrhea, pruritus, sedangkan bila dan Edukasi Keluarga
vomiting), dizziness, sinkop terdapat reaksi sistemik diberikan penjelasan
bahkan hipotensi dan sesak menyeluruh dapat diikuti mengenai: 1. Minum obat
napas. Gejala dari delayed dengan reaksi anafilaksis. secara teratur. 2. Menjaga
reaction mirip seperti serum kebersihan lingkungan
sickness, yang meliputi tempat tinggal, memakai
demam, malaise, sakit kepala, baju berlengan panjang
urtikaria, limfadenopati dan dan celana panjang, pada
poliartritis. beberapa kasus boleh
memakai mosquito
repellent jika diperlukan,
dan lain-lain agar terhindar
dari gigitan serangga.
DD: prurigo
9. Skabies: 4A Pruritus nokturna, yaitu gatal Lesi kulit berupa terowongan Pemeriksaan Terdapat 4 tanda kardinal
yang hebat terutama pada (kanalikuli) berwarna putih mikroskopis dari kerokan untuk diagnosis skabies,
malam hari atau saat atau abu-abu dengan panjang kulit untuk menemukan yaitu: 1. Pruritus nokturna.
penderita berkeringat. 2. Lesi rata-rata 1 cm. Ujung tungau. 2. Penyakit menyerang
timbul di stratum korneum terowongan terdapat papul, manusia secara
yang tipis, seperti di sela jari, vesikel, dan bila terjadi berkelompok. 3. Adanya
pergelangan tangan dan kaki, infeksi sekunder, maka akan terowongan (kunikulus)
aksila, umbilikus, areola terbentuk pustul, ekskoriasi, pada tempat-tempat
91
Penatalaksanaan 1.
Melakukan perbaikan
higiene diri dan
lingkungan, dengan: a.
Tidak menggunakan
peralatan pribadi secara
bersama-sama dan alas
tidur diganti bila ternyata
pernah digunakan oleh
penderita skabies. b.
Menghindari kontak
langsung dengan penderita
skabies. 2. Terapi tidak
dapat dilakukan secara
individual melainkan harus
serentak dan menyeluruh
pada seluruh kelompok
orang yang ada di sekitar
92
Diagnosis Banding
Skabies adalah penyakit
kulit yang disebut dengan
the great imitator dari
kelainan kulit dengan
keluhan gatal. Diagnosis
bandingnya adalah:
Pioderma, Impetigo,
Dermatitis, Pedikulosis
korporis
10. Pedikulosis Gejala yang paling sering Lesi kulit terjadi karena Penatalaksanaan
Kapitis : 4A timbul adalah gatal di kepala bekas garukan, yaitu bentuk Pengobatan bertujuan
akibat reaksi hipersensitivitas erosi dan ekskoriasi. Bila untuk memusnahkan
terhadap saliva kutu saat terdapat infeksi sekunder semua kutu dan telur serta
makan maupun terhadap oleh bakteri, maka timbul pus mengobati infeksi
feses kutu. Gejala dapat pula dan krusta yang sekunder. 1. Sebaiknya
93
No. ICPC-2 : infeksi dermatofita, pasien umum: Lesi berbentuk dilakukan pemeriksaan Higiene diri harus terjaga,
S74 datang dengan bercak merah infiltrat eritematosa, berbatas mikroskopis dengan dan pemakaian
Dermatophytosis bersisik yang gatal. Adanya tegas, dengan bagian tepi KOH, akan ditemukan handuk/pakaian secara
No. ICD-10 : riwayat kontak dengan orang yang lebih aktif daripada hifa panjang dan bersamaan harus dihindari.
B35 yang mengalami bagian tengah, dan artrospora. 2. Untuk lesi terbatas,
Dermatophytosis dermatofitosis. konfigurasi polisiklik. Lesi diberikan pengobatan
B35.0 Tinea dapat dijumpai di daerah kulit topikal, yaitu dengan:
barbae and tinea berambut terminal, berambut antifungal topikal seperti
capitis B35.1 velus (glabrosa) dan kuku. krim klotrimazol,
Tinea unguium mikonazol, atau terbinafin
B35.2 Tinea yang diberikan hingga lesi
manuum B35.3 hilang dan dilanjutkan 1-2
Tinea pedis minggu kemudian untuk
B35.4 Tinea mencegah rekurensi. 3.
corporis B35.5 Untuk penyakit yang
Tinea imbricate tersebar luas atau resisten
B35.6 Tinea terhadap terapi topikal,
cruris B35.8 dilakukan pengobatan
Other sistemik dengan: a.
dermatophytoses Griseofulvin dapat
Tingkat diberikan dengan dosis
Kemampuan : 0,5-1 g per hari untuk
4A orang dewasa dan 0,25
0,5 g per hari untuk anak-
anak atau 10-25
mg/kgBB/hari, terbagi
dalam 2 dosis. b.
Golongan azol, seperti
Ketokonazol: 200 mg/hari;
Itrakonazol: 100 mg/hari
atau Terbinafin: 250
mg/hari Pengobatan
95
mengidentifikasi faktor
risiko, menghindari bahan-
bahan yang bersifat
alergen, baik yang bersifat
kimia, mekanis, dan fisis,
memakai sabun dengan pH
netral dan mengandung
pelembab serta memakai
alat pelindung diri untuk
menghindari kontak
alergen saat bekerja.
13. Skrofuloderma: Skrofuloderma biasanya Pemeriksaan Fisik Lokasi : 1. Pemeriksaan dahak Penatalaksanaan Sama
4A dimulai dengan pembesaran leher, ketiak, lipat paha 2. Pemeriksaan biakan dengan TB Paru
kelenjar getah bening tanpa Efloresensi : pembesaran Mycobacterium Pengobatan sistemik:
tanda-tanda radang akut. kelenjar getah bening tanpa tuberculosis Sama dengan TB Paru
Mula-mula hanya beberapa radang akut kecuali tumor
kelenjar diserang, lalu makin dengan konsistensi Laboratorium sederhana Diagnosis Banding
banyak sampai terjadi abses bermacam-macam, untuk pemeriksaan laju Limfosarkoma, Limfoma
memecah dan menjadi fistel periadenitis, abses dan fistel endap darah dan maligna, Hidradenitis
kemudian meluas menjadi multipel, ulkus-ulkus khas, pemeriksaan BTA 2. Tes supurativa,
ulkus. Jika penyakitnya telah sikatriks-sikatriks yang tuberkulin Limfogranuloma venerum
menahun, maka didapatkan memanjang dan tidak teratur Komplikasi :-
gambaran klinis yang serta jembatan kulit.
lengkap. Faktor Risiko Sama
dengan TB Paru
14. Akne Vulgaris: Keluhan berupa erupsi kulit Penatalaksanaan meliputi
4A polimorfi di lokasi predileksi, usaha untuk mencegah
disertai rasa nyeri atau gatal terjadinya erupsi
namun masalah estetika (preventif) dan usaha
umumnya merupakan untuk menghilangkan
keluhan utama. Pemeriksaan jerawat yang terjadi
Fisik Tanda patognomonis (kuratif). Pencegahan yang
97
Sistemik Pengobatan
sistemik ditujukan untuk
menekan aktivitas jasad
renik disamping juga
mengurangi reaksi radang,
menekan produksi sebum.
Dapat diberikan
antibakteri sistemik,
misalnya tetrasiklin 250
mg-1g/hari, eritromisin
4x250 mg/hari.
4. Terdengar suara mendengung 2. Nyeri tarik daun telinga 1. Tidak mengorek telinga
(tinnitus) baik dengan cotton bud
3. Otoskopi: atau alat lainnya
5. Keluhan biasanya dialami pada
satu telinga dan sangat jarang a. OE akut difus: liang telinga luar 2. Selama pengobatan
mengenai kedua telinga dalam sempit, kulit liang telinga luar pasien tidak boleh
waktu bersamaan hiperemis dan edem dengan
berenang
batas yang tidak jelas, dan dapat
6. Keluhan penyerta lain yang ditemukan sekret minimal.
3. Penyakit dapat berulang
dapat timbul: demam atau
meriang, telinga terasa basah b. OE akut sirkumskripta: furunkel sehingga harus menjaga
pada liang telinga luar liang telinga agar dalam
Faktor Risiko kondisi kering dan tidak
4. Tes garputala: Normal atau tuli lembab
1. Riwayat sering beraktifitas di konduktif
air, misalnya: berenang,
berselancar, mendayung.
2. Otitis Media Akut Keluhan (tergantung stadium General Survey: dbn - Tindakan: -
OMA yang sedang dialami)
TTV: DD: Farmakologi:
1. Stadium oklusi tuba Td : dbn Otitis media serosa akut,
Hr : dbn Otitis eksterna 1. Topikal
Telinga terasa penuh atau nyeri, Suhu: Hiperthermia (tidak selalu)
pendengaran dapat berkurang. RR: dbn Pada stadium oklusi, tujuan
terapi dikhususkan untuk
Lokalis: membuka kembali tuba
2. Stadium hiperemis
Otoskopi eustachius. Obat tetes hidung
Nyeri telinga makin intens, HCl efedrin 0,5% (atau
demam, rewel dan gelisah (pada oksimetazolin 0,025%)
bayi / anak), muntah, nafsu 1. Stadium oklusi tuba: Membran diberikan dalam larutan
timpani suram, retraksi, dan reflex fisiologik untuk anak kurang
makan hilang, anak biasanya
sering memegang telinga yang cahayanya hilang dari 12 tahun dan HCl efedrin
nyeri. 1% (atau oksimetazolin 0,05%)
2. Stadium hiperemis: Membran dalam larutan fisiologik untuk
timpani hiperemis dan edema anak yang berumur lebih dari
3. Stadium supurasi
12 tahun atau dewasa.
3. Stadium supurasi: Membran
Sama seperti stadium hiperemis
timpani menonjol ke arah luar Pada stadium perforasi,
(bulging) berwarna kekuningan diberikan obat cuci telinga
4. Stadium perforasi H2O2 3% selama 3-5 hari,
4. Stadium perforasi : Perforasi dilanjutkan antibiotik adekuat
Keluar sekret dari liang telinga membran timpani, Liang telinga yang tidak ototoksik seperti
luar basah atau dipenuhi sekret ofloxacin tetes telinga sampai 3
5. Stadium resolusi minggu.
5. Stadium resolusi: Membran
Setelah sekret keluar, intensitas timpani tetap perforasi atau utu, 2. Oral sistemik
keluhan berkurang (suhu turun, Sekret di liang telinga luar sudah
nyeri mereda, bayi / anak lebih berkurang atau mengering Dapat diberikan antihistamin
tenang. Bila perforasipermanen, bila ada tanda-tanda alergi.
pendengaran dapat tetap
berkurang. Antipiretik seperti
105
b) Erythromycine: Dewasa/
106
c) Cotrimoxazole: (kombinasi
trimethroprim 80 mg dan
sulfamethoxazole 400 mg
tablet) untuk dewasa 2x2
tablet, anak (trimethroprim 40
mg dan sulfamethoxazole 200
mg) suspense 2x5 ml.
hidung (nasal congestion), nyeri dapat mengancam jiwa anak. 2. Kortikosteroid dapat
kepala, batuk dan demam dengan diberikan jika laringitis
temperatur yang tidak mengalami d. Pada laringitis kronik, dapat berat.
peningkatan dari 38C. ditemukan nodul, ulkus dan
penebalan mukosa pita suara.
g. Obstruksi jalan nafas apabila Edukasi:
ada udem laring diikuti udem
subglotis yang terjadi dalam a. Istirahat yang cukup,
beberapa jam dan biasanya sering
terutama pada laringitis
terjadi pada anak berupa anak
menjadi gelisah, nafas berbunyi,
akibat virus. Istirahat ini
air hunger, sesak semakin juga meliputi
bertambah berat. pengistirahatan pita
suara.
h. Laringitis kronik ditandai b. Menghindari iritan
dengan afonia yang persisten. yang memicu nyeri
Pada pagi hari, biasanya tenggorokan atau batuk.
tenggorokan terasa sakit namun c. Menghindari udara
membaik pada suhu yang lebih kering.
hangat. Nyeri tenggorokan dan d. Minum cairan yang
batuk memburuk kembali banyak.
menjelang siang. Batuk ini dapat e. Berhenti merokok dan
juga dipicu oleh udara dingin atau konsumsi alkohol.
minuman dingin.
Faktor Risiko
d. Rhinitis alergi.
f. Malnutrisi.
pigmentosa.
2. Pada kasus defisiensi vitamin
A, keluarga perlu diedukasi
untuk memberikan asupan
makanan bergizi seimbang dan
suplementasi vitamin A dosis
tinggi.
3 Hordeolum Anamnesis: Pemeriksaan Fisik: Tidak diperlukan Edukasi:
Kelopak yang bengkak Ditemukan kelopak mata 1. Mata dikompres hangat 4-6
dengan rasa sakit dan bengkak, merah, dan nyeri kali sehari selama 15 menit.
mengganjal, merah dan pada perabaan. Nanah Tindakan dilakukan dengan
nyeri bila ditekan, serta dapat keluar dari pangkal mata tertutup.
perasaan tidak nyaman dan rambut (hordeolum 2. Kelopak mata dibersihkan
sensasi terbakar pada eksternum). Apabila sudah
dengan air bersih atau pun
kelopak mata terjadi abses dapat timbul dengan sabun atau sampo yang
undulasi. tidak menimbulkan iritasi,
seperti sabun bayi. Tindakan
dilakukan dengan mata
tertutup.
3. Jangan menekan atau
menusuk hordeolum, hal ini
dapat menimbulkan infeksi yang
lebih serius.
4. Hindari pemakaian make-up
pada mata, karena
kemungkinan hal itu menjadi
penyebab infeksi.
5. Jangan memakai lensa kontak
karena dapat menyebarkan
infeksi ke kornea.
Farmakoterapi:
1. Oxytetrasiklin salep mata
atau kloramfenikol salep mata
setiap 8 jam. Apabila
menggunakan kloramfenikol
112
Edukasi:
Memberitahu keluarga bahwa
kondisi mata dengan glaukoma
akut tergolong kedaruratan
mata, dimana tekanan intra
okuler harus segera diturunkan
118
SISTEM GENITOURINARI
120
5. Kista dan abses Anamnesis: General Survey: Kultur bakteri penyebab Tindakan:
kelenjar 5. Terdapat edema Sakit sedang, Compos mentis Jika kista dan keluhan kecil
Bartholini dependent (pagi didaerah sehingga tidak mengganggu,
periorbital dan tubuh, TTV: diobservasi saja
sore di daerah kaki, normal
skrotum atau labia) Jika besar dilakukan tindakan
6. Hematuria Lokalis: operatif dengan cara
7. Hipertensi Pf dengan posisi litotomi, bartholinectomy (eksisi) atau
8. albuminuria terdapat pembengkakan kista marsupialisasi (mengangkat
Riwayat Penyakit Sekarang: pada posisi jam 5 atau jam 7 pada kista bartholin secara utuh)
4. sebelumnya ada riwayat labium minor posterior
batuk pilek Farmakologi :
5. mengeluhkan urine
berwanra kemerahan Edukasi:
seperti air cucian daging
6. mengeluhkan mata
bengkak di pagi hari
Riwayat Penyakit Dahulu:
3. 7-14 hari sebelumnya
terkena faringitis atau
infeksi saluran nafas
4. Atau 3-6 minggu
sebelumnya terkena
infeksi kulit (pioderm)
Kategori 4
Sebagian besar tidak butuh
terapi tapi sel inflamasi semen
pria perlu terapi antibiotika
Edukasi:
Riwayat Pribadi :
Suka mengkonsumsi makanan
tertentu yang tinggi asam urat
Suka menahan kencing
Duduk lama
127
SISTEM HEMATOIMUNOLOGI
128
gejala yang lebih berat tanda berikut yang disimpan pada suhu diberikan secara
berupa gangguan nafas dan muncul segera tinggi. intramuskuler yang
gangguan sirkulasi. Oleh (beberapa menit b. Sindrom alergi dapat diulangi 510
karena itu setiap gejala kulit hingga beberapa jam) makanan berpolen, menit. Dosis ulangan
berupa gatal, kulit setelah terpapar alergen umumnya buah atau umumnya diperlukan,
kemerahan harus yang mungkin (likely sayur yang mengingat lama kerja
diwaspadai untuk allergen), yaitu: mengandung protein adrenalin cukup singkat.
kemungkinan timbulnya a. Keterlibatan jaringan tanaman yang telah Jika respon pemberian
gejala yang lebih berat. mukosa dan kulit bereaksi silang secara intramuskuler
Manifestasi dari gangguan b. Gangguan respirasi dengan alergen di kurang efektif, dapat
gastrointestinal berupa c. Penurunan tekanan udara diberi secara
perut kram, mual, muntah darah atau gejala yang c. Monosodium intravenous setelah 0,1
sampai diare yang juga berkaitan dengan glutamat atau 0,2 ml adrenalin
dapat merupakan gejala kegagalan organ target Chinese restaurant dilarutkan dalam spuit
prodromal untuk timbulnya d. Gejala gastrointestinal syndrome 10 ml dengan NaCl
gejala gangguan nafas dan yang persisten (misal: fisiologis, diberikan
sirkulasi. d. Sulfit perlahan-lahan.
nyeri kram abdomen,
Faktor Risiko: muntah) e. Keracunan Pemberian subkutan,
Riwayat Alergi makanan sebaiknya dihindari
3. Atau, penurunan pada syok anafilaktik
tekanan darah segera Syok jenis lain karena efeknya lambat
(beberapa menit atau a. Hipovolemik bahkan mungkin tidak
jam) setelah terpapar ada akibat
b. Kardiogenik vasokonstriksi pada
alergen yang telah
diketahui (known c. Distributif kulit, sehingga absorbsi
allergen), sesuai kriteria d. Septik obat tidak terjadi.
berikut: 5. Aminofilin, dapat
a. Bayi dan anak: Kelainan non- diberikan dengan sangat
Tekanan darah sistolik hati-hati apabila
organik
rendah (menurut umur) bronkospasme belum
a. Disfungsi pita hilang dengan
atau terjadi penurunan > suara
30% dari tekanan darah pemberian adrenalin.
sistolik semula. b. hiperventilasi 250 mg aminofilin
b. Dewasa: Tekanan c. Episode diberikan perlahan-
darah sistolik <90 psikosomatis lahan selama 10 menit
mmHg atau terjadi intravena. Dapat
penurunan >30% dari dilanjutkan 250 mg lagi
Peningkatan
tekanan darah sistolik melalui drips infus bila
histamin endogen
dianggap perlu.
130
selain obat-obat
emergency, perangkat
infus dan cairannya juga
perangkat resusitasi
(Resuscitation kit) untuk
memudahkan tindakan
secepatnya.
Defisiensi Besi dengan keluhan: 1. Pemeriksaan darah: 1. Anemia defisiensi Prinsip penatalaksanaan
(4A) 1. Lemah 1. Gejala umum hemoglobin (Hb), vitamin B12 anemia harus berdasarkan
2. Lesu hematokrit (Ht), 2. Anemia aplastik diagnosis definitif yang
3. Letih Pucat dapat terlihat pada: leukosit, trombosit, 3. Anemia hemolitik telah ditegakkan. Setelah
konjungtiva, mukosa mulut, jumlah eritrosit, penegakan diagnosis dapat
4. Lelah telapak tangan, dan jaringan morfologi darah tepi 4. Anemia pada diberikan sulfas ferrosus 3
5. Penglihatan berkunang- di bawah kuku. (apusan darah tepi), penyakit kronik x 200 mg (200 mg
kunang MCV, MCH, MCHC, mengandung 66 mg besi
6. Pusing feses rutin, dan urin elemental).
7. Telinga berdenging 2. Gejala anemia defisiensi rutin. Rencana Tindak Lanjut
besi 2. Pemeriksaan Khusus Untuk penegakan
8. Penurunan konsentrasi
a. Disfagia (dilakukan di layanan diagnosis definitif anemia
9. Sesak nafas defisiensi besi
b. Atrofi papil lidah sekunder) .Serum iron,
TIBC, saturasi memerlukan pemeriksaan
c. Stomatitis angularis laboratorium di layananan
transferin, dan feritin
d. Koilonikia serum. sekunder dan
penatalaksanaan
Diagnosis Klinis selanjutnya dapat
dilakukan di layanan
Anemia adalah suatu primer.
sindrom yang dapat
disebabkan oleh Konseling dan Edukasi
penyakit dasar sehingga 1. Memberikan pengertian
penting menentukan kepada pasien dan
penyakit dasar yang keluarga tentang
menyebabkan anemia. perjalanan penyakit dan
Diagnosis ditegakkan tata laksananya, sehingga
berdasarkan anamnesis, meningkatkan kesadaran
pemeriksaan fisik dan dan kepatuhan dalam
hasil pemeriksaan darah berobat serta
dengan kriteria Hb darah meningkatkan kualitas
kurang dari kadar Hb hidup pasien.
normal. 2. Pasien diinformasikan
mengenai efek samping
Nilai rujukan kadar obat berupa mual, muntah,
hemoglobin normal heartburn, konstipasi,
menurut WHO: diare, serta BAB
1. Laki-laki: >13 g/dL kehitaman.
133
5. SLE (3A) Manifestasi klinik LES Pemeriksaan Fisik 1. Laboratorium Diagnosis Banding Penatalaksanaan
136
sangat beragam dan Hampir seluruh sistem organ a. Pemeriksaan DPL Penatalaksanaan berupa
seringkali tidak terjadi saat dapat terlibat dalam LES. (darah perifer lengkap) 1. Mixed connective terapi konservatif
bersamaan. Keluhan awal Manifestasi yang umum dengan hitung tissue disease Pemberian analgetik
dapat berupa: didapatkan antara lain: diferensial dapat 2. Sindrom vaskulitis sederhana atau obat
1. Kelelahan menunjukkan leukopeni, antiinflamasi non steroid,
2. Nyeri sendi yang 1. Gejala konstitusional, trombositopeni, dan misalnya parasetamol 3-4
berpindah-pindah misalnya: kelelahan, demam anemia. x 500-1000 mg, atau
3. Rambut rontok (biasanya tidak disertai b. Pemeriksaan serum ibuprofen 400-800 mg 3-4
menggigil), penurunan berat kreatinin menunjukkan kali perhari, natrium
4. Ruam pada wajah badan, rambut rontok, diklofenak 2-3 x 25-50
peningkatan serum
5. Sakit kepala bengkak, dan sakit kepala. kreatinin. mg/hari pada keluhan
6. Demam 2. Manifestasi c. Urinalisis artritis, artralgia dan
7. Ruam kulit setelah muskuloskeletal dijumpai menunjukkan adanya mialgia.
terpapar sinar matahari lebih dari 90%, misalnya: eritrosit dan proteinuria.
8. Gangguan kesadaran mialgia, artralgia atau artritis Rencana Tindak Lanjut
(tanpa bukti jelas inflamasi 2. Radiologi 1. Segera dirujuk ke
9. Sesak layanan sekunder untuk
sendi). X-ray Thoraks dapat
10. Edema anasarka penegakan diagnosis pasti
menunjukkan adanya
3. Manifestasi efusi pleura. kecuali pada lupus berat
Keluhan-keluhan tersebut mukokutaneus, misalnya misalnya yang
akhirnya akan berkembang ruam malar/ruam kupu-kupu, mengancam nyawa dapat
sesuai manifestasi organ Diagnosis:
fotosensitifitas, alopecia, dan dirujuk ke layanan tersier
yang terlibat pada LES. ruam diskoid. terdekat.
Diagnosis LES dapat
4. Manifestasi paru, ditegakkan berdasarkan 2. Pemeriksaan
Riwayat Keluarga: laboratorium dan follow-
Riwayat keluarga autoimun misalnya pneumonitis gambaran klinik dan
(sesak, batuk kering, ronkhi laboratorium. up secara berkelanjutan
di basal), emboli paru, Berdasarkan American diperlukan untuk
hipertensi pulmonum, dan College of memonitor respon atau
efusi pleura. Rheumatology (ACR) efek samping terapi serta
5. Manifestasi kardiologi, tahun 1982, LES dapat keterlibatan organ baru.
misalnya Pleuropericardial ditegakkan bila 3. Keterlibatan berbagai
friction rubs, takipneu, didapatkan 4 dari 11 organ pada LES
murmur sistolik, gambaran kriteria yang terjadi memerlukan penanganan
perikarditis, miokarditis dan secara bersamaan atau dari berbagai bidang
penyakit jantung koroner. dengan tenggang waktu. misalnya spesialis
reumatologi, neurologi,
6. Manifestasi renal dijumpai
nefrologi, pulmonologi,
pada 40-75% penderita
kardiologi, dermatologi,
setelah 5 tahun menderita
137
Kriteria Rujukan
1. Setiap pasien yang di
diagnosis sebagai LES
atau curiga LES harus
dirujuk ke dokter spesialis
138
Artritis Keluhan Hasil Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan laju endap Penyebab arthritis Penatalaksanaan
Reumatoid Gejala pada awal onset dan penunjang sederhana darah (LED) lainnya, 1. Pasien diberikan
Gejala prodromal: lelah (Objective) Spondiloartropati informasi untuk
(malaise), anoreksia, Pemeriksaan di seronegatif, Lupus memproteksi sendi,
seluruh tubuh terasa lemah Pemeriksaan Fisik pelayanan kesehatan eritematosus istemik, terutama pada stadium
yang berlangsung Manifestasi artikular: sekunder atau rujukan Sindrom Sjogren akut dengan menggunakan
berminggu-minggu atau Bengkak/efusi sendi, nyeri horizontal: decker.
berbulan-bulan. tekan sendi, sendi teraba 1. Faktor reumatoid (RF) 2. Pemberian obat anti
Gejala spesifik pada banyak hangat, deformotas (swan serum. inflamasi non-steroid,
sendi (poliartrikular) secara neck, boutonniere, deviasi 2. Radiologi tangan dan seperti: diklofenak 50-100
simetris, dapat mengenai ulnar) kaki. Gambaran dini mg 2x/hari, meloksikam
seluruh sendi terutama Manifestasi ekstraartikular: berupa pembengkakan 7,515 mg/hari, celecoxib
sendi PIP (proximal 1. Kulit: terdapat nodul jaringan lunak, diikuti 200-400 mg/sehari.
interphalangeal), sendi rheumatoid pada daerah yg oleh osteoporosis juxta- 3. Pemberian golongan
MCP banyak menerima articular dan erosi pada steroid, seperti: prednison
(metacarpophalangeal) atau penekanan, vaskulitis. bare area tulang. atau metil prednisolon
MTP 2. Soft tissue rheumatism, Keadaan lanjut terlihat dosis rendah (sebagai
(metatarsophalangeal), seperti carpal tunnel penyempitan celah bridging therapy).
pergelangan tangan, bahu, syndrome atau frozen sendi, osteoporosis
lutut, dan kaki. Sendi DIP 4. Fisioterapi, tatalaksana
shoulder. difus, erosi meluas okupasi, bila perlu dapat
(distal interphalangeal) 3. Mata dapat ditemukan sampai daerah
umumnya tidak terkena. diberikan ortosis.
kerato-konjungtivitis sicca subkondral.
yang merupakan manifestasi Kriteria rujukan
Gejala sinovitis pada sendi sindrom Sjorgen, 3. ACPA (anti-cyclic
yang terkena: bengkak, 1. Tidak membaik dengan
episkleritis/ skleritis. citrullinated peptide pemberian obat anti
nyeri yang diperburuk Konjungtiva tampak anemia antibody) / anti-CCP
dengan gerakan sehingga inflamasi dan steroid dosis
akibat penyakit kronik. 4. CRP rendah.
139
gerakan menjadi terbatas, 4. Sistem respiratorik dapat 5. Analisis cairan sendi 2. RA dengan komplikasi.
kekakuan pada pagi hari > 1 ditemukan adanya radang 6. Biopsi sinovium/ 3. Rujukan pembedahan
jam. sendi krikoaritenoid, nodul rheumatoid jika terjadi deformitas.
Gejala ekstraartikular: mata pneumonitis interstitial, efusi
(episkleritis), pleura, atau fibrosis paru
kardiovaskular (nyeri dada luas.
pada perikarditis), 5. Sistem kardiovaskuler
hematologi (anemia). dapat ditemukan perikarditis
konstriktif, disfungsi katup,
Faktor Risiko fenomena embolisasi,
1. Wanita, gangguan konduksi, aortritis,
2. Faktor genetik. kardiomiopati.
3. Hormon seks.
4. Infeksi
5. Merokok
140
141