HT Non Equlibrium
HT Non Equlibrium
ISI
2.1 Pendahuluan
Perlakuan panas adalah suatu proses pemanasan dan pendinginan logam
dalam keadaan padat untuk mengubah sifat-sifat mekaniknya. Baja dapat
dikeraskan sehingga tahan aus dan kemampuan memotong meningkat atau dapat
dilunakan untuk memudahkan proses pemesinan lanjut. Melalui perlakuan panas
yang tepat, tegangan dalam dapat dihilangkan, ukuran butir dapat diperbesar atau
diperkecil. Selain itu ketangguhan ditingkatkan atau dapat dihasilkan suatu
permukaan yang keras disekeliling inti yang ulet. Untuk memungkinkan
perlakuan panas tepat, komposisi kimia baja harus diketahui karena perubahan
komposisi kimia, khususnya karbon dapat mengakibatkan perubahan sifat-sifat
fisis.
Sifat-sifat logam, terutama sifat mekaniknya sangat dipengaruhi oleh struktur
mikrologam disamping posisi kimianya, contohnya suatu logam atau paduan akan
mempunyai sifat mekanis yang berbeda-beda apabila struktur mikronya diubah.
Strukturmikro bergantung pada proses pengerjaan yang dialami logam dan
paduannya,terutama proses laku-panas yang diterima selama proses
pengerjaan.Adanya pemanasan atau pendinginan dengan kecepatan tertentu pada
proses heat treatment akan mengakibatkan perubahan pada struktur mikro logam
dan paduannya.
Perlakuan panas dapat juga didefinisikan sebagai proses kombinasi antara proses
pemanasan aatu pendinginan dari suatu logam atau paduannya dalam keadaan
padat untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu. Untuk mendapatkan sifat-sifat ini
kecepatan pendinginan dan batas temperature sangat menentukan.
Proses heat treatment terdiri dari beberapa tahapan :
1. Pemanasan sampai ke temperatur tertentu.
2. Penahanan selama beberapa saat.
3. Pendinginan dengan kecepatan tertentu.
Proses heat treatment terdiri dari 2 pendekatan yaitu Near Equilibrium (mendekati
kesetimbangan) dan Non Equilibrium (tidak setimbang).
2.2 Hardening
Hardening atau pengerasan dan disebut juga penyepuhan merupakan salah
satu proses perlakuan panas yang sangat penting dalam produksi komponen-
komponen mesin. Untuk mendapatkan struktur baja yang halus, keuletan,
kekerasan yang diinginkan, dapat diperoleh melalui proses ini. Hardening adalah
perlakuan panas terhadap logam dengan sasaran meningkatkan kekerasan alami
logam. Perlakuan panas menuntut pemanasan benda kerja menuju suhu
pengerasan, jangka waktu penghentian yang memadai pada suhu pengerasan dan
pendinginan (pengejutan) berikutnya secara cepat dengan kecepatan pendinginan
kritis. Akibat pengejutan dingin dari daerah suhu pengerasan ini, dicapailah suatu
keadaan paksaan bagi struktur baja yang merangsang kekerasan, oleh karena itu
maka proses pengerasan ini disebut pengerasan kejut.
Menurut Kenneth Budinski (1999: 167), pengerasan baja membutuhkan
perubahan struktur kristal dari body-centered cubic (BCC) pada suhu ruangan ke
struktur kristal face-centered cubic (FCC). Dari diagram keseimbangan besi
karbon dapat diketahui besarnya suhu pemanasan logam yang mengandung
karbon untuk mendapatkan struktur FCC. Logam tersebut harus dipanaskan
dengan sempurna sampai daerah austenit. Gambar 2 menunjukkan daerah
temperatur pengerasan untuk baja karbon.
Hardening dilakukan untuk memperoleh sifat tahan aus yang tinggi dan
kekuatan yang lebih baik. Kekerasan yang dapat dicapai tergantung pada kadar
karbon dalam baja dan kekerasan yang terjadi akan tergantung pada temperatur
pemanasan (temperatur autenitising), holding time dan laju pendinginan yang
dilakukan serta seberapa tebal bagian penampang yang menjadi keras banyak
tergantung pada hardenabiliti.
a. Baja Konstruksi dari Baja Karbon dan Baja Paduan Rendah Yang
mengandung karbida yang mudah larut, diperlukan holding time
yang singkat, 5 15 menit setelah mencapai temperatur
pemanasannya dianggap sudah memadai.
2.3 Martempering
Perubahan bagian dari inti baja dari austenit menjadi martensit selalu
disertai dengan perubahan volume ditambah pula perbedaan suhu antara kulit dan
inti dari baja yang di quenching (kulit lebih cepat menjadi martensit)
menyebabkan terjadinya tegangan maupun deformasi, pada pemanasan bertahap
ini ( martempering ) kemungkinan diatas dapat diperkecil karena perubahan dari
austenit ke martensit berlangsung serentak.
2.4 Austempering
Austempering merupakan salah satu metode pengerasan pada logam
dengan cara perlakuan panas, Pada austempering merupakan transformasi
isotermal dari paduan besi pada suhu di bawah perlit pembentukan dan di atas
pembentukan martensit. Austempering baja menawarkan Beberapa potensi
keuntungan: Peningkatan keuletan, ketangguhan, dan kekuatan pada kekerasan
tertentu ,Mengurangi distorsi, penyortiran, pemeriksaan, dan memo siklus waktu
singkat secara keseluruhan untuk mengeras dalam rentang kekerasan 35 sampai
55 HRC, dengan yang menghasilkan penghematan energi dan investasi modal.
Austemper Steel dipanaskan hingga mencapai suhu dalam kisaran austenitizing,
biasanya 790-915 C (1450-1675 F) Didinginkan cepat dan dipertahankan pada
suhu konstan, dengan kisaran 260-400 C (500-750 F) dan dibiarkan berubah
secara isothermal menjadi bainit hingga ke suhu kamar, tanpa terjadi perubahan
dari austenit menjadi martensit. Untuk itu diperlukan laju pedinginan yang cepat
untuk mencegah struktur perlit.[1]
Gambar 2. Struktur mikro baja EN 1564 Standard of ADI ,(a) Sebelum dan (b)
Sesudah Austempering
2.5.2 Nitriding
Nitriding merupakan proses laku panas pada logam secara
thermochemical dimana atom nitrogen aktif akan berdifusi kedalam baja
membentuk nitrida. Nitrida yang terbentuk ini sangat keras dan stabil.
Nitrogen aktif ini bisa diperoleh dari gas ammonia dan bila dipanaskan
pada temperatur nitriding antara (500-600 )C akan berdisosiasi menjadi
nitrogen aktif dan gas hidrogen :
1. Gas nitriding Menggunakan gas nitrogen (Moraes, 2001)
1
2
N2 Naktif
Naktif akan mengikat unsur paduan membentuk nitride:
Al + Naktif AlN (Aluminium nitrides)
2. Gas nitriding menggunakan gas ammonia (Zakharov, 1962) :
2NH3 N2 + 3H2
Adapun tujuan dilakukannya proses nitriding adalah :
a) Mendapatkan kekerasan permukaan yang tinggi
b) Meningkatkan ketahanan pakai dan sifat anti galling
c) Meningkatkan ketahanan terhadap umur kelelahan
d) Meningkatkan ketahanan terhadap korosi
e) Meningkatkan ketahanan kekerasan permukaan terhadap kenaikkan
temperature sampai temperatur nitriding.
Pada dasarnya semua baja dapat di nitriding tetapi hasil yang
optimal dapat diperoleh bila baja membentuk unsur paduan yang
membentuk nitrida ( Nitride Forming Element ) seperti aluminium,
titanium, nikel, chrom dan molybdenum. Pengaruh unsur paduan setelah
nitriding dapat dilihat pada gambar 1.
a) Suhu Tungku
b) Control Proses
c) Waktu
d) Aliran Gas
e) Pengendali Aktivitas Gas
f) Pemeliharaan Ruang Proses.
2. Ion Nitriding
Plasma nitriding biasanya juga dikenal sebagai ion
nitriding atau glow-discharge nitriding. Plasma nitriding
merupakan pengembangan dari konvensional gas nitriding dimana
sumber gas bisa diperoleh dari ammonia atau campuran antara
nitrogen dan hidrogen. Proses tersebut berlangsung pada tekanan
gas (10-800) Pa dengan menggunakan tegangan listrik antara (300-
800 ) V. Sehingga gas terionisasi dan akan melakukan
bombardment pada benda kerja. Plasma nitriding dilakukan pada
temperatur 400-800C .
Ion nitriding adalah metode pengerasan permukaan dengan
menggunakan teknologi pelucutan cahaya untuk memasukkan
unsur nitrogen ke permukaan logam untuk selanjutnya disebarkan
ke material. Dalam ruang hampa, energi listrik tegangan tinggi
digunakan untuk membentuk plasma, dimana ion nitrogen
dilucutkan untuk menempa benda kerja. Ion ini menembak benda
kerja sehingga membentuk panas, membersihkan permukaan dan
mengaktivasi nitrogen. Ion nitriding memberikan kontrol yang
lebih baik pada sifat kimia lapisan dan keseragaman dan memiliki
keuntungan lain, seperti rendahnya distorsi benda lebih rendah dari
gas nitriding. Perbedaan utama antara gas dan ion nitriding adalah
mekanisme yang digunakan untuk menghasilkan nitrogen baru
pada permukaan kerja.[1]
a. Struktur lapisan ion-nitriding
Dalam proses ini, gas nitrogen(N2) digunakan sebagai
pengganti amonia karena gas diuraikan untuk membentuk
nitrogen baru di bawah pengaruh lucutan cahaya. Oleh karena
itu potensi nitriding dapat dikontrol secara tepat dengan
pengaturan isi N2 di dalam proses gas. Kontrol ini
memungkinkan ketepatan penentuan komposisi dari seluruh
lapisan nitrida, pemilihan lapisan fase tunggal dari salah satu
besi atau , atau jumlah pencegahan pembentukan lapisan
putih(white-layer). Gambar 4
Gambar. 4 komposisi gas khas dan hasil konfigurasi metalurgi
baja ion-nitrided
2.5.3 Cyanidasi
Cyanidasi merupakan suatu proses perlakuan panas pada kondisi
non equilibrium. Cyanidasi pada umumnya dilakukan untuk baja dengan
kandungan karbon rendah dan memiliki ukuran yang sangat kecil. Proses
cyanidasi ini dengan memanfaatkan mekanisme dari difusi atom karbon
atau nitrogen. Baja yang akan di cyanidasi secara umumnya dipanaskan
dalam molten bath yang mengandung cyanide carbonate chloride salts 30-
95% atau dengan sodium cyanide[1].
Proses quenching dengan metode cyanidasi ini dapat menggunakan
air, oli ataupun dengan udara. Proses perlakuan dengan metode ini, pada
umumnya baja dipanaskan pada temperatur sedikit diatas Ac 1 atau lebih
tepatnya pada temperatur 760-840oC atau 1400-1600oF. Proses dengan
cyanidasi ini pada umumnya dapat meningkatkan baja dengan skala
kekerasan 50-65 HRC[2].
Baja yang akan dilakukan proses cyanidasi ini dilakukan
pemanasan awal pada temperatur proses, kemudian dilakukan proses
dipping dalam serbuk cyanide dan dilanjutkan dengan proses quenching.
Kedalaman kekerasan yang terbentuk tergantung dari proses waktu yang
diperlukan berdasarkan fungsi temperatur dan waktu yang merupakan
proses dari difusi. Semakin tinggi temperatur maka proses difusi akan
semakin berjalan cepat.
c ase depth=K Time
[2] ASM Handbook, Volume 4A, Steel Heat Treating Fundamentals and
[4] Diggrd, G. Thomas. Heat Treatment and Properties Of Iron and Steel.
Washington.1966
[5] Theling, K. E., 1984, Steel And Its Heat treatment, Second Edition,
Butterworth
[7] Digilib.unila.ac.id/13894/16/BABII.pdf
[8] https://www.academia.edu/7853478/Material_Teknik_-
HEAT_TREATMENT_HARDENABILITY
[9] Staff.uny.ac.id/sites/default/files/Bab2CARBURIZING.pdf
[10] http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/124887-R040830Pengaruh
25 mei 2016)