Anda di halaman 1dari 8

Rangkuman Materi Kuliah 1-7

Nama : Era Pandriani


NIM : F1061141013
Prodi : Pendidikan Kimia
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu

Pertemuan pertama : 26/2/2015


Cabang-cabang ilmu filsafat
Terdapat 3 cabang ilmu filsafat, antara lain;
1. Epistemologi
Epistemologi merupakan cabang ilmu filsafat berupa cara-cara
menemukan pengetahuan itu sendiri. Terdapat banyak cara dalam
mencari pengetahuan, salah satunya ialah dengan cara peneltian.
Dengan cara penelitian, seorang pencari pengetahuan mengamati
sebuah realita yang ada di alam ini sehingga menjadi sebuah
pengetahuan.
2. Ontologi
Ontologi merupakan cabang ilmu filsafat mengenai hakikat
pengetahuan itu sendiri. Pengetahuan yang telah diperoleh belum
tentu akan menjadi sebuah ilmu, maka dari itu perlu dikatehui
hubungan antara hakikat pengetahuan dengan hakikat manusia.
Jika pengetahuan itu bermanfaat bagi manusia yang bisa digunakan
dalam menyelesaikan masalah, maka terdapat kemungkinan besar
pengetahuan itu untuk berkembang menjadi sebuah ilmu
pengetahuan.
3. Aksiologi
Aksiologi merupakan cabang ilmu filsafat mengenai bagaimana
manusia menggunakan ilmu pengetahuannya. Apabila terdapat
suatu masalah, peran intelektual sangat diharapkan untuk
menyelesaikan masalah tersebut dengan ilmu yang telah
dimilikinya. Hal ini menyangkut masalah ketuhanan dan moral
intelektual itu sendiri.

Pertemuan kedua : 5/3/2015


Paradigma lama vs paradigma baru
Old paradigm New paadigm Implications
Determinism indeterminism Each person moment

1
is open to new
oppotunity
Machine Organism Relation to the world is
modelied on relation
to living creatures
Separate Interconnecti Empathy for people
and other than human
is physically real
Atoms Fields Each of my actions
propagates infinite
effects
Exact quantities Articulated structure My sensitivity to
patterns is a kay to
understanding
Observation Interaction I accept being
changed by what I
encounter
Control Participation I am commited to
engagement with teh
world
Competition Cooperation I look for mutual
benefit
Freedom is illusory Creativity I am willing to shift to
new ways of
perceiving
Grethe Hooper The Quantum Revolution in Education:Organis Learneing
presenred at the SEAL conference Canterbury March/April 2001Kondisi
masayarakat indonesia
Indonesia dalam hubungan antara output ekonomi (PDB per kapita) dan Global Creativity Index

Berikut data peringkat sepuluh besar teratas dan negara-negara yang


tergolong papan bawah dalam hal kreativitas.

Sepuluh negara paling kreatif di dunia (sumber: Global Creativity Index 2011)

2
Negara papan bawah dalam hal kreativitas (sumber: Global Creativity Index 2011)

(Rumah Pena, 2012).

Berdasarkan data-data tersebut, kita dapat melihat posisi indonesia


di kancah internasional. Indonesia berada dalam negara papan bawah
dalam hal kreativitas. Artinya Indonesia memiliki tingkat kreativitas yang
rendah. Maka dari itu, untuk menjawab tantang global, bangsa Indonesia
haruslah lebih kreatif dengan paradigma baru dalam mengembangkan
kreativitasnya. Sekarang bukanlah lagi mengembangkan eksploitasi
sumber daya alam untuk menjadi negara maju, tetapi sumber daya
manusiannya juga harus dikembangkan. Terlebih lagi dalam bidang
pendidikan

3
Pertemuan ketiga : 12/3/2015
Mencari pengetahuan
Sikap ilmuan dalam mencari pengetahuan
1. Menangkap realita
Pertanyaan kritis yang perlu dimunculkan Apakah pengamatannya
tepat sasaran?
Untuk menjawab dari pertanya tersebut ada dua cara
a. Langsung
b. Tidak langsung
2. Mengumpulkan data
Pertanyaan yang perlu dimunculkan Apakah prosedurnya benar?
Untuk menjawabnya ada dua cara
a. Langsung
b. Tidak langsung
3. Analisis data
Pertanyaan kritis yang perlu dimunculkan Apakah analisisnya
shahih?
4. Kesimpulan
Pertanyaan kritis yang perlu dimunculkan Apakah kesimpulannya
betul?
Jika pengamatannya tepat pada sasaran, prosedurnya benar, serta
penalarannya yang shahih, maka dihasilkan kesimpulan yang betul.
Apabila pengamatannya tidak tepat, prosedrunta tidak benar, dan
penalarannya tidak shahih, maka kesimpulannya keliru.
Seorang ilmuan haruslah bersikap kritis dalam mencari sebuah
pengetahuan, karena ilmu pengetahuan berkembang seiring berjalanya
waktu, saat seorang ilmuan mendapatkan penemuannya yang baru dari
penelitiannya, maka orang lain akan mencari kelemahan setiap temuan
baru serta akan dikaji lebih dalam. Maka dari itu setiap langkah atau kerja
yang kita lakukan haruslah beralasan yang kuat

Pertemuan keempat : 19/3/2015


Pada pertemuan kali ini, masih membahas tentang mencari
pengetahuan. Perlu diingat bahwa pencari pengetahuan yang tidak tepat
dalam mengamati maka akan menghasilkan kesimpulan yang tidak betul.
Contoh kasus:

4
Seseorang ingin mengamati 4 ekor burung dalam waktu bersamaan,
namun yang dilakukan orang tersebut adalah mengamati keempat ekor
burung yaitu menggunakan teropong bintang dengan jarak yang dekat
dari burung yang akan diamati. Dalam pemilihan alat, orang tersebut
sudah tepat. Namun jarak antara pengamat dan objek yang diamati
terlalu dekat. Sehingga burung yang dapat diamati sebagian saja. Artinya
pengamatan yang dilakukan pengamat tersebut tidak tepat. Akibatnya
terkendala untuk mengumpul data, menganalisis data serta membuat
kesimpulan.
Langkah yang harus dilakukan seorang pengamat tersebut ialah,
harus mundur. sehingga jarak antara pengamat dengan buruk agak
berjauhan. Dengan begitu keempat burung tadi terlihat secara
keseluruhan dan dapat diamati dalam waktu yang bersamaan.
Selain itu, dalam kasus tersebut juga terdapat orang lain di samping
si pengamat. Orang lain ini perannya membantu si pengamat dalam
mengumpulkan data. Setelah itu dianalisis data yang telah didapatkan.
Kemudian dibuat kesimpulannya.
Berikut adalah tabel, hubungan antar keempat langkah-langkah
dalam penelitian;
Pengumpulan
Pengamatan Analisis Data Kesimpulan
Data
Tepat Benar Shahih Betul
Tepat Benar Tidak Shahih Tidak betul
Tepat Tidak Benar Shahih Tidak Betul
Tidak Tepat Benar Shahih Tidak Betul

Pertemuan kelima : 26/3/2015


Struktur mengerti
Jika ingin membahas tentang mengerti, akan ada banyak arti dari
mengerti itu sendiri. Pembahasan kali ini yaitu kata mengerti mengenai
tahu akan pengetahuan tertentu. Mengerti bagian terpenting dalam
kehidupan, seseorang apabila sudah mengerti maka akan menghasilkan
sebuah karya berupa ungkapan isi hatinya.
Pembahasan kali ini adalah membahas tentang tahap-tahap untuk
mengerti sesuatu, sehingga menghasilkan sebuah karya miliknya sendiri.
1. Menangkap Realita
2. Mendapat Pengalaman
3. Menyadari
4. Mengerti

5
5. Mengungkapkan
Pertama yaitu menangkap realita, ini bisa dilakukan baik secara
kontak langsung maupun kontak tidak langsung. Secara kontak langsung,
si pengamat berinteraksi secara langsung denga objek yang diamati.
Maka dari itu akan langsung menjadi sebuah pengalamannya sendiri.
sedangkan secara kontak tidak langsung, pengamat tidak berinteraksi
secara langsung dengan objek yang akan diamati.
Menangkap realita secara tidak langsung memerlukan pernyataan
otoritas dari seseorang. Pernyataan otoritas ini berupa kesaksian
seseorang yang mempunyai pengalaman akan objek yang akan diamati.
Hal perlu dijadikan catatan penting untuk menerima pernyataan otoritas
dari seseorang itu ialah perlu memperhatikan pengalaman, pendidikan,
kemahsyuran dan konsistensi dengan kamajuan orang tersebut. Jika
sudah dapat dipercaya, maka jadilah itu sebuah pengalaman bagi si
pengamat.
Setelah pengalaman didapatkan, seorang pengamat haruslah sadar
dengan pengalaman yang di dapatkan. Sikap kritis menjadi penting untuk
dimiliki setiap orang, karena pengalaman tersebut menjadi sebuah
pengetahuan yang dimengerti. Pertanyaan yang perlu dimunculkan untuk
menumbuhkan sikap kritis ini yaitu mengenai ketepatan pengamatan
terhadap sasaran, kebenaran prosedur yang dilakukan serta keshahihan
dari penalaran yang dilakukan.
Ketika sudah disadari dan dimengerti, maka untuk mengasilkan
sebuah karya miliki kita sendiri ialah dengan mengungkapkan apa yang
telah kita mengerti. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk
mengungkapkan sesuatu yang kita mengerti. Salah satunya ialah dengan
menulis, baik yang argumentatif, eksposisi, deskripsi, dan naratif. Dan
jenis penulisan yang menggambarkan sebuah kekritisan seseorang ialah
tulisan argumentatif. Tulisan ini mendorong pembaca untuk menyetujui
pendapat si penulis.

Pertemuan keenam : 2/4/2015


Struktur Mengerti
Jika ingin mengerti suatu realita tertentu, terdapat metode yang
dapat dilakukan yaitu secara kontak langsung dan kontak tidak langsung.
Metode ini dilakukan untuk mendapatkan sebuah pengalaman.
Pengalaman ini nantinya akan disadari, maka dari itu tingkat kesadaran

6
menjadi sangatlah penting sebelum memasuki tahap selanjutnya yaitu
dapat mengerti sesuatu.
Setelah disadari, maka akan dimengerti, lalu diungkapkan ke orang
laing. Mengungkapkan apa yang sudah dimengerti merupakan karya kita
dari hasil mengerti tadi. Maka dari itu keterampilan berbahasa akan
sangat diperlukan dalam mengungkapkan pengetahuan. Jika tidak
mempunyai keterampilan berbahasa yang baik dalam mengungkapkan
pengetahuan, maka ini berbahaya jikalau salah dalam menyampaikannya.
Masalah yang di hadapi bangsa Indonesia saat ini ialah lemahnya
dalam menyampaikan ilmu ke orang lain. Karena tidak semua orang bisa
mengungkapkan ilmu pengetahuannya. Salah satu penyebabnya di
Indonesia ini ialah dalam bidang pendidikan. Sebagian besar sistem
pendidikan di Indonesia lebih mengutamakan penggunaan bahasa lain,
dan hanya tersisa 10% penggunaan bahasa ibu. Pada kenyataannya
bahasa ibulah lebih baik untuk menyampaik sebuah ilmu pengetahuan
agar mudah di tangap bila dibandingkan dengan bahasa yang lainnnya.
Karena bahasa ibu merupakan bahasa keeharian kita dengan
memasukkan unsur perasaan. Sehingga mudah dipahami.
Selain masalah tersebut, sebagian besar di dalam sistem pendidikan
di Indonesia masih menginginkan peserta didiknya untuk mengikuti apa
yang pengajar berikan. Hal ini sulit untuk mengembangkan ilmu yang
sudah di dapatkan dari peserta didik tersebut. Maka dari itulah semua
siswa di Indonesia hanya menguasai pelajaran sampai level 3 saja di
samping karena daya tahan belajar anak Indonesia yang rendah.
Sementara negara lain banyak yang sampai level 4, 5, bahkan 6.

Pertemuan ketujuh 9/4/205


Kalimat dalam Tulisan Ilmiah
Pembahasan kali ini mengenai berbahasa yang baik dan benar.
Sesuai dengan pembahasan sebelumnya mengenai struktur mengerti.
Berbahasa yang baik dan benar meruapakan keterampilan yang harus
dimiliki seseorang, terutama bagi pencari pengetahuan. Ketika ilmu
tersebut telah didapatkan akan mudah diungkapkan untuk memberikan
manfaat bagi diri sendiri maupun bagi orang banyak.
Kalimat merupakan sebuah gagasan terkecil. Setiap kalimat harus
memiliki 2 unsur yaitu term subjek dan term predikat. Term subjek

7
merupakan apa yang ingin disampaikan. Sedangkan term predikat
merupakan apa isi atau ide yang akan disampaikan.
Kedua unsur tersebut merupakan unsur terpenting untuk membentuk
isi dari gagasan yang akan disampaikan. Baiknya kita mematuhi
peraturan sederhana ini untuk membuat sebuah kalimat. Jangan jadikan
yang terpenting gagasan tersampaikan menjadi sebuah prinsip dalam
berbahasa. Melainkan kita haruslah berbahas yang baik dan benar dengan
memenuhi kedua unsur tersebut dalam berbahasa.
Berbahasa yang baik dan benar merupakan kunci kesuksesan
seseorang dalam berkomunikasi. Bahasa yang baik adalah bahasa yang
dipahami lawan bicara. Sedangkan bahasa yang benar adalah bahasa
yang sesuai aturan.
Berikut beberapa karakteristik bahasa yang baik, ialah
1. Padat
2. Teliti
3. Logis
4. Kesatuan gagasan
5. Koheren
6. Ekeftif
a. Hidup
b. Segar
c. Tepat mewakili gagasan penulis
Setelah kalimat, ada yang namanya paragraf. Paragraf merupakan
unsur kedua dari kalimat, yang terdiri dari beberapa kalimat yaitu satu
kalimat utama, dan satu atau lebih kalimat penjelas. Selain itu paragraf ini
harus mengandung 1 gagasan yang utuh.
Unsur-unsur paragraf, yaitu;
1. Kalimat utama / kalimat topik
2. Kalimat pendukung

Ada 9 cara mengembangkan paragraf dalam pembahasan kali ini, yaitu;


1. Klimaks
2. Antiklimaks
3. Analogi
4. Pertentangan
5. Perbandingan
6. Sudut pandang
7. Proses
8. Sebab-akibat
9. Kluasalitas

Anda mungkin juga menyukai