Cabang-cabang ilmu filsafat Terdapat 3 cabang ilmu filsafat, antara lain; 1. Epistemologi Epistemologi merupakan cabang ilmu filsafat berupa cara-cara menemukan pengetahuan itu sendiri. Terdapat banyak cara dalam mencari pengetahuan, salah satunya ialah dengan cara peneltian. Dengan cara penelitian, seorang pencari pengetahuan mengamati sebuah realita yang ada di alam ini sehingga menjadi sebuah pengetahuan. 2. Ontologi Ontologi merupakan cabang ilmu filsafat mengenai hakikat pengetahuan itu sendiri. Pengetahuan yang telah diperoleh belum tentu akan menjadi sebuah ilmu, maka dari itu perlu dikatehui hubungan antara hakikat pengetahuan dengan hakikat manusia. Jika pengetahuan itu bermanfaat bagi manusia yang bisa digunakan dalam menyelesaikan masalah, maka terdapat kemungkinan besar pengetahuan itu untuk berkembang menjadi sebuah ilmu pengetahuan. 3. Aksiologi Aksiologi merupakan cabang ilmu filsafat mengenai bagaimana manusia menggunakan ilmu pengetahuannya. Apabila terdapat suatu masalah, peran intelektual sangat diharapkan untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan ilmu yang telah dimilikinya. Hal ini menyangkut masalah ketuhanan dan moral intelektual itu sendiri.
Pertemuan kedua : 5/3/2015
Paradigma lama vs paradigma baru Old paradigm New paadigm Implications Determinism indeterminism Each person moment is open to new oppotunity Machine Organism Relation to the world is modelied on relation to living creatures Separate Interconnecti Empathy for people and other than human is physically real Atoms Fields Each of my actions propagates infinite effects Exact quantities Articulated structure My sensitivity to patterns is a kay to understanding Observation Interaction I accept being changed by what I encounter Control Participation I am commited to engagement with teh world Competition Cooperation I look for mutual benefit Freedom is illusory Creativity I am willing to shift to new ways of perceiving Grethe Hooper The Quantum Revolution in Education:Organis Learneing presenred at the SEAL conference Canterbury March/April 2001Kondisi masayarakat indonesia Indonesia dalam hubungan antara output ekonomi (PDB per kapita) dan Global Creativity Index
Berikut data peringkat sepuluh besar teratas dan negara-negara yang
tergolong papan bawah dalam hal kreativitas.
Sepuluh negara paling kreatif di dunia (sumber: Global Creativity Index 2011) Negara papan bawah dalam hal kreativitas (sumber: Global Creativity Index 2011)
(Rumah Pena, 2012).
Berdasarkan data-data tersebut, kita dapat melihat posisi indonesia
di kancah internasional. Indonesia berada dalam negara papan bawah dalam hal kreativitas. Artinya Indonesia memiliki tingkat kreativitas yang rendah. Maka dari itu, untuk menjawab tantang global, bangsa Indonesia haruslah lebih kreatif dengan paradigma baru dalam mengembangkan kreativitasnya. Sekarang bukanlah lagi mengembangkan eksploitasi sumber daya alam untuk menjadi negara maju, tetapi sumber daya manusiannya juga harus dikembangkan. Terlebih lagi dalam bidang pendidikan Pertemuan ketiga : 12/3/2015 Mencari pengetahuan Sikap ilmuan dalam mencari pengetahuan 1. Menangkap realita Pertanyaan kritis yang perlu dimunculkan Apakah pengamatannya tepat sasaran? Untuk menjawab dari pertanya tersebut ada dua cara a. Langsung b. Tidak langsung 2. Mengumpulkan data Pertanyaan yang perlu dimunculkan Apakah prosedurnya benar? Untuk menjawabnya ada dua cara a. Langsung b. Tidak langsung 3. Analisis data Pertanyaan kritis yang perlu dimunculkan Apakah analisisnya shahih? 4. Kesimpulan Pertanyaan kritis yang perlu dimunculkan Apakah kesimpulannya betul? Jika pengamatannya tepat pada sasaran, prosedurnya benar, serta penalarannya yang shahih, maka dihasilkan kesimpulan yang betul. Apabila pengamatannya tidak tepat, prosedrunta tidak benar, dan penalarannya tidak shahih, maka kesimpulannya keliru. Seorang ilmuan haruslah bersikap kritis dalam mencari sebuah pengetahuan, karena ilmu pengetahuan berkembang seiring berjalanya waktu, saat seorang ilmuan mendapatkan penemuannya yang baru dari penelitiannya, maka orang lain akan mencari kelemahan setiap temuan baru serta akan dikaji lebih dalam. Maka dari itu setiap langkah atau kerja yang kita lakukan haruslah beralasan yang kuat
Pertemuan keempat : 19/3/2015
Pada pertemuan kali ini, masih membahas tentang mencari pengetahuan. Perlu diingat bahwa pencari pengetahuan yang tidak tepat dalam mengamati maka akan menghasilkan kesimpulan yang tidak betul. Contoh kasus: Seseorang ingin mengamati 4 ekor burung dalam waktu bersamaan, namun yang dilakukan orang tersebut adalah mengamati keempat ekor burung yaitu menggunakan teropong bintang dengan jarak yang dekat dari burung yang akan diamati. Dalam pemilihan alat, orang tersebut sudah tepat. Namun jarak antara pengamat dan objek yang diamati terlalu dekat. Sehingga burung yang dapat diamati sebagian saja. Artinya pengamatan yang dilakukan pengamat tersebut tidak tepat. Akibatnya terkendala untuk mengumpul data, menganalisis data serta membuat kesimpulan. Langkah yang harus dilakukan seorang pengamat tersebut ialah, harus mundur. sehingga jarak antara pengamat dengan buruk agak berjauhan. Dengan begitu keempat burung tadi terlihat secara keseluruhan dan dapat diamati dalam waktu yang bersamaan. Selain itu, dalam kasus tersebut juga terdapat orang lain di samping si pengamat. Orang lain ini perannya membantu si pengamat dalam mengumpulkan data. Setelah itu dianalisis data yang telah didapatkan. Kemudian dibuat kesimpulannya. Berikut adalah tabel, hubungan antar keempat langkah-langkah dalam penelitian; Pengumpulan Pengamatan Analisis Data Kesimpulan Data Tepat Benar Shahih Betul Tepat Benar Tidak Shahih Tidak betul Tepat Tidak Benar Shahih Tidak Betul Tidak Tepat Benar Shahih Tidak Betul
Pertemuan kelima : 26/3/2015
Struktur mengerti Jika ingin membahas tentang mengerti, akan ada banyak arti dari mengerti itu sendiri. Pembahasan kali ini yaitu kata mengerti mengenai tahu akan pengetahuan tertentu. Mengerti bagian terpenting dalam kehidupan, seseorang apabila sudah mengerti maka akan menghasilkan sebuah karya berupa ungkapan isi hatinya. Pembahasan kali ini adalah membahas tentang tahap-tahap untuk mengerti sesuatu, sehingga menghasilkan sebuah karya miliknya sendiri. 1. Menangkap Realita 2. Mendapat Pengalaman 3. Menyadari 4. Mengerti 5. Mengungkapkan Pertama yaitu menangkap realita, ini bisa dilakukan baik secara kontak langsung maupun kontak tidak langsung. Secara kontak langsung, si pengamat berinteraksi secara langsung denga objek yang diamati. Maka dari itu akan langsung menjadi sebuah pengalamannya sendiri. sedangkan secara kontak tidak langsung, pengamat tidak berinteraksi secara langsung dengan objek yang akan diamati. Menangkap realita secara tidak langsung memerlukan pernyataan otoritas dari seseorang. Pernyataan otoritas ini berupa kesaksian seseorang yang mempunyai pengalaman akan objek yang akan diamati. Hal perlu dijadikan catatan penting untuk menerima pernyataan otoritas dari seseorang itu ialah perlu memperhatikan pengalaman, pendidikan, kemahsyuran dan konsistensi dengan kamajuan orang tersebut. Jika sudah dapat dipercaya, maka jadilah itu sebuah pengalaman bagi si pengamat. Setelah pengalaman didapatkan, seorang pengamat haruslah sadar dengan pengalaman yang di dapatkan. Sikap kritis menjadi penting untuk dimiliki setiap orang, karena pengalaman tersebut menjadi sebuah pengetahuan yang dimengerti. Pertanyaan yang perlu dimunculkan untuk menumbuhkan sikap kritis ini yaitu mengenai ketepatan pengamatan terhadap sasaran, kebenaran prosedur yang dilakukan serta keshahihan dari penalaran yang dilakukan. Ketika sudah disadari dan dimengerti, maka untuk mengasilkan sebuah karya miliki kita sendiri ialah dengan mengungkapkan apa yang telah kita mengerti. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengungkapkan sesuatu yang kita mengerti. Salah satunya ialah dengan menulis, baik yang argumentatif, eksposisi, deskripsi, dan naratif. Dan jenis penulisan yang menggambarkan sebuah kekritisan seseorang ialah tulisan argumentatif. Tulisan ini mendorong pembaca untuk menyetujui pendapat si penulis.
Pertemuan keenam : 2/4/2015
Struktur Mengerti Jika ingin mengerti suatu realita tertentu, terdapat metode yang dapat dilakukan yaitu secara kontak langsung dan kontak tidak langsung. Metode ini dilakukan untuk mendapatkan sebuah pengalaman. Pengalaman ini nantinya akan disadari, maka dari itu tingkat kesadaran menjadi sangatlah penting sebelum memasuki tahap selanjutnya yaitu dapat mengerti sesuatu. Setelah disadari, maka akan dimengerti, lalu diungkapkan ke orang laing. Mengungkapkan apa yang sudah dimengerti merupakan karya kita dari hasil mengerti tadi. Maka dari itu keterampilan berbahasa akan sangat diperlukan dalam mengungkapkan pengetahuan. Jika tidak mempunyai keterampilan berbahasa yang baik dalam mengungkapkan pengetahuan, maka ini berbahaya jikalau salah dalam menyampaikannya. Masalah yang di hadapi bangsa Indonesia saat ini ialah lemahnya dalam menyampaikan ilmu ke orang lain. Karena tidak semua orang bisa mengungkapkan ilmu pengetahuannya. Salah satu penyebabnya di Indonesia ini ialah dalam bidang pendidikan. Sebagian besar sistem pendidikan di Indonesia lebih mengutamakan penggunaan bahasa lain, dan hanya tersisa 10% penggunaan bahasa ibu. Pada kenyataannya bahasa ibulah lebih baik untuk menyampaik sebuah ilmu pengetahuan agar mudah di tangap bila dibandingkan dengan bahasa yang lainnnya. Karena bahasa ibu merupakan bahasa keeharian kita dengan memasukkan unsur perasaan. Sehingga mudah dipahami. Selain masalah tersebut, sebagian besar di dalam sistem pendidikan di Indonesia masih menginginkan peserta didiknya untuk mengikuti apa yang pengajar berikan. Hal ini sulit untuk mengembangkan ilmu yang sudah di dapatkan dari peserta didik tersebut. Maka dari itulah semua siswa di Indonesia hanya menguasai pelajaran sampai level 3 saja di samping karena daya tahan belajar anak Indonesia yang rendah. Sementara negara lain banyak yang sampai level 4, 5, bahkan 6.
Pertemuan ketujuh 9/4/205
Kalimat dalam Tulisan Ilmiah Pembahasan kali ini mengenai berbahasa yang baik dan benar. Sesuai dengan pembahasan sebelumnya mengenai struktur mengerti. Berbahasa yang baik dan benar meruapakan keterampilan yang harus dimiliki seseorang, terutama bagi pencari pengetahuan. Ketika ilmu tersebut telah didapatkan akan mudah diungkapkan untuk memberikan manfaat bagi diri sendiri maupun bagi orang banyak. Kalimat merupakan sebuah gagasan terkecil. Setiap kalimat harus memiliki 2 unsur yaitu term subjek dan term predikat. Term subjek merupakan apa yang ingin disampaikan. Sedangkan term predikat merupakan apa isi atau ide yang akan disampaikan. Kedua unsur tersebut merupakan unsur terpenting untuk membentuk isi dari gagasan yang akan disampaikan. Baiknya kita mematuhi peraturan sederhana ini untuk membuat sebuah kalimat. Jangan jadikan yang terpenting gagasan tersampaikan menjadi sebuah prinsip dalam berbahasa. Melainkan kita haruslah berbahas yang baik dan benar dengan memenuhi kedua unsur tersebut dalam berbahasa. Berbahasa yang baik dan benar merupakan kunci kesuksesan seseorang dalam berkomunikasi. Bahasa yang baik adalah bahasa yang dipahami lawan bicara. Sedangkan bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai aturan. Berikut beberapa karakteristik bahasa yang baik, ialah 1. Padat 2. Teliti 3. Logis 4. Kesatuan gagasan 5. Koheren 6. Ekeftif a. Hidup b. Segar c. Tepat mewakili gagasan penulis Setelah kalimat, ada yang namanya paragraf. Paragraf merupakan unsur kedua dari kalimat, yang terdiri dari beberapa kalimat yaitu satu kalimat utama, dan satu atau lebih kalimat penjelas. Selain itu paragraf ini harus mengandung 1 gagasan yang utuh. Unsur-unsur paragraf, yaitu; 1. Kalimat utama / kalimat topik 2. Kalimat pendukung
Ada 9 cara mengembangkan paragraf dalam pembahasan kali ini, yaitu;