Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
FUAIDAH SALIMAH
NURRISQIANI
IMMA SURYANDARI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan kesehatan mental dan psikiatrik adalah suatu bidang spesialisasi praktek
keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan
diri sendiri secara terapeutik sebagai kiatnya ( ANA ). Semuanya didasarkan pada
diagnosis dan intervensi dari adanya respons individu akan masalah kesehatan mental
yang actual maupun potensial. Ada empat karakteristik keperawatan :
1. Fenomena yaitu rentang respons-respons yang berkaitan dengan kesehatan yang
teramati pada orang sakit dan sehat yang menjadi focus diagnosa dan penanganan
keperawatan.
2. Teori yaitu konsep-konsep, prinsip-prinsip dan proses yang memandu intervensi
keperawatan dan pemahaman tentang respons yang berhubungan dengan
kesehatann.
3. Tindakan-tindakan yaitu intervensi untuk mencegah kesehatan.
4. Pengaruh yaitu evaluasi tindakan keperawatan yang berhubungan dengan respon
kesehatan yang teridentifikasi dan hasil asuhan keperawatan yang diantisipasi.
Sejarah Perkembangan Keperawatan Jiwa Dalam sejarah evolusi keperawatan jiwa, kita
mengenal beberapa teori dan model keperawatan yang menjadi core keperawatan jiwa,
yang terbagi dalam beberapa periode. Pada awalnya perawatan pasien dengan gangguan
jiwa tidak dilakukan oleh petugas kesehatan (Custodial Care). Perawatan bersifat isolasi
2
dan penjagaan. Mereka ditempatkan dalam suatu tempat khusus, yang kemudian
berkembang menjadi Primary Consistend of Custodial Care.
Kesehatan Jiwa adalah Perasaan Sehat dan Bahagia serta mampu mengatasi tantangan
hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya serta mempunyai sikap positif
terhadap diri sendiri dan orang lain.
Kesehatan jiwa meliputi:
1. Bagaimana perasaan anda terhadap diri sendiri
2. Bagaimana perasaan anda terhadap orang lain
3. Bagaimana kemampuan anda mengatasi persoalan hidup anda Sehari - hari.
Keperawatan jiwa dimulai antara tahun 1770 dan 1880 seiring dengan
kejadian penanganan pada seorang penyakit mental. Sebelumnya, pada masa peradaban
dimana roh-roh dipercaya sebagai penyebab gangguan dan mengusirnya agar sembuh.
Para leluhur Yunani, Romawi dan Arab percaya bahwa gangguan emosional diakibatkan
tidak berfungsinya organ pada otak. Mereka menggunakan berbagai pendekatan tindakan
seperti : ketenangan, gizi yang baik, kebersihan badan yang baik, musik dan aktivitas
rekreasi.Selama abad 7 sebelum masehi, Hippocrates menjelaskan perubahan perilaku
atau watak dan gangguan mental disebabkan oleh perubahan 4 cairan tubuh atauhormon,
yang dapat menghasilkan panas, dingin, kering dan kelembaban. Aristotle melengkapi
dengan hati, dan Seorang Dokter Yunani, Galen :menyatakan emosi atau kerusakan
mental dihubungkan dengan otak. Orang Yunani menggunakan kuil sebagai rumah sakit
dan memberikan lingkungan udara bersih, sinar matahari dan air bersih untuk
menyembuhkan penyakit jiwa/mental. Bersepeda, Jalan-jalan, dan mendengarkan suara
air terjun ini sebagai contoh penyembuhan.
Falsafah biasanya diartikan sebagai suatu pandangan dan pengetahuan yang mendasar,
yang selanjutnya digunakan untuk mengembangkan dan membangun suatu persepsi atau
asumsi tertentu tentang kehidupan. Falsafah memberikan suatu gambaran atau
pandangan terhadap suatu sistem nilai dan keyakinan. Bagi setiap individu, falsafah
berperan dalam membantu seseorang memahami makna dari pengalaman hidup yang
dijalaninya serta berfungsi sebagai penuntun dalam bersikap dan berperilaku. Falsafah
hidup seseorang berkembang melalui dari hasil belajar, hubungan interpersonal,
pendidikan formal maupun informal, agam, dan dipengaruhi oleh latar belakang budaya
serta lingkungan.
3
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliyah Keperawatan Jiwa II serta mengetahui
bagaimana bentuk keperawatan kesehatan jiwa masyarakat.
2. Tujuan Khusus:
a. Mengetahui pengertian keperawatan kesehatan jiwa masyarakat.
b. Mengetahui tujuan dari program keperawatan kesehtan jiwa masyarakat.
c. Mengetahui tentang prinsip-prinsip dalam keperawatan kesehatan jiwa
masyarakat.
d. Mengetahui peran perawat dalam melakuan tindakan keperawatan kesehatan jiwa
masyarakat.
C. Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan oleh penulis adalah sebagai berikut :
1. Untuk masyarakat: sebagai bahan informasi untuk menambah pengetahuan
kesehatan
2. Untuk Mahasiswa: di harapkan makalah ini dapat bermanfaat sebagai bahan
pembanding tugas serupa.
3. Untuk tenaga kesehatan: makalah ini bisa di jadikan bahan acuan untuk melakukan
tindakan asuhan keperawatan pada kasus keperawatan kesehatan jiwa masyarakat.
BAB II
4
PEMBAHASAN
Kesehatan jiwa adalah kondisi seseorang yang terus tumbuh berkembang dan
mempertahankan keselarasan dalam pengendalian diri, serta terbebas dari stress yang
serius (Rosdahi, 1999).
Kesehatan Jiwa adalah Perasaan Sehat dan bahagia serta mampu mengatasi
tantanganhidup, dapat menerima orang lainsebagaimana adanya serta mempunyai sikap
positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
5
dan masyarakat yang memungkinkan setiap individu hidup lebih produktif secara sosial
dan ekonomi.
2. Pelayanan keperawatan yang holistic yaitu pelayanan yang difokuskan pada aspek
bio-psiko-sosio-kultural & spiritual. Perawatan mandiri Individu dan keluarga :
a. Masyarakat baik individu maupun keluarga diharapkan dapat secara mandiri
memelihara kesehatan jiwanya.
b. Pada saat ini sangat penting pemberdayaan keluarga
c. Perawat dan petugas kesehatan lain dapat mengelompokkan masyarakat dalam
masyarakat sehat jiwa, masyarakat yang mempunyai masalah psikososial,
masyarakat yang mengalami gangguan jiwa
6
c. Tim bertanggung jawab terhadap program pelayanan kesehatan jiwa di daerah
pelayanan kesehatan kabupaten / kota
d. Tim bergerak secara periodik ke tiap puskesmas untuk konsultasi, surveisi,
monitoring dan evaluasi
e. Pada saat tim mengunjungi puskesmas, maka penanggung jawab pelayanan
kesehatan jiwa & komunitas di puskesmas akan mengkonsultasikan kasus-kasus
yang tidak berhasil atau melaporkan hasil dan kemajuan pelayanan yang telah
dilakukan Unit pelayanan Kesehatan Jiwa di RSU :
Rumah sakit Umum daerah pada tingkat kabupaten / kota diharapkan
mampu menyediakan pelayanan rawat inap bagi klien gangguan jiwa
dengan jumlah tempat tidur terbatas sesuai dengan kemampuan
Sistem rujukan dari puskesmas / tim kesehatan jiwa masyarakat
kabupaten / kota ke rumah sakit umum harus jelas
f. Rumah Sakit Jiwa :
Rumah sakit jiwa merupakan pelayanan spesialistik kesehatan jiwa yang
difokuskan pada klien gangguan jiwa yang tidak berhasil di rawat di
keluarga/puskesmas/ RSU
Pasien yang telah selesai di rawat di RSJ dirujuk lagi ke puskesmas.
Penanggung jawab pelayanan kesehatan jiwa masyarakat di puskesmas
bertanggung jawab terhadap lanjutan asuhan di keluarga
7
1. Mengidentifikasi, mengklasifikasi dan memetakan permasalahan kesehatan jiwa.
Perawat membantu pasien mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah
& meningkatkan fungsi kehidupannya.
2. Pendidikan kesehatan dalam upaya preventif danj promotif penemuan kasus dini,
skiring dan tindakan yang cepat. Perawat memberikan pendidikan kesehatan jiwa
individu dan keluarga untuk mengembangkan kemampuan menyelesaikan
masalah. Perawat mengembangkan kemampuan keluarga dalam melakukan 5
tugas kesehatan keluarga
3. Pemberi asuhan keperawatan pada intervensi kondisi krisis. Memberikan
asuhan secara langsun, peran ini dilakukan dengan menggunakan konsep proses
keperawatan jiwa. Kegiatan yang dilakukan adalah pengelolaan kasus, tindakan
keperawatan individu keluarga, kolaborasi dengan tim kesehatan. Melakukan
pemeriksaan langsung dari keluarga ke keluarga, dapat berkoordinasi dengan
masyarakat serta TOMA tokoh masyarakat.
8
kesehatan jiwa (trauma mental), kematian atau bunuh diri. Kekerasan rumah
tangga juga dapat menjadi salah satu atau kontributor meningkatnya kasus
perceraian, kasus penelantaran anak, kasus kriminalitas anak remaja serta juga
penyalahgunaan Napza.
9
34 diantaranya adalah anak perempuan. Menurut survey Komnas PA penyebab
anak masuk LP Anak adalah 40% karena terlibat kasus Narkoba (Napza), 20%
karena perjudian sedangkan sisanya karena kasus lain-lain. Kira-kira 20% tindak
kekerasan seksual pada tahun 2006 pelakunya adalah anak remaja, 72% anak
remaja pelaku kekerasan seksual mengaku terinspirasi Tayangan TV, setelah
membaca media cetak porno dan nonton film porno. Laporan Komnas PA
menyatakan bahwa 50-70% anak terlibat dalam tindak pidana kriminalitas lalu di
vonis penjara dan masuk LP Anak justru perilakunya menjadi lebih jelek dan
menjadi residivis dikemudian hari.
5. Masalah Narkoba, alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya (Napza) serta
dampaknya (Hepatitis C, HIV/AIDS, dll)
Narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya (Napza) tergolong dalam
zat psikoaktif yang bekerja mempengaruhi kerja sistem penghantar sinyal saraf
(neuro-transmiter) sel-sel susunan saraf pusat (otak) sehingga meyebabkan
terganggunya fungsi kognitif (pikiran), persepsi, daya nilai (judgment) dan
perilaku serta dapat menyebabakan efek ketergantungan, baik fisik maupun
psikis. Penyalahgunaan Napza di Indonesia sekarang sudah merupakan ancaman
yang serius bagi kehidupan bangsa dan negara. Pengungkapan kasusnya di
Indonesia meningkat rata-rata 28,9 % per tahun. Tahun 2005 pabrik extasi
terbesar ke 3 di dunia terbongkar di Tangerang, Banten. Di Indonesia diprediksi
terdapat sekitar 1.365.000 penyalahgunaan Napza aktif dan data perkiraan
estimasi terakhir menyebutkan bahwa pengguna Napza di Indonesia mencapai
5.000.000 jiwa. Mengikuti laju perkembangan kasus tersebut dijumpai pula
peningkatan epidemi penyakit hati lever hepatitis tipe-c dan kasus HIV (Human
Immunodeficiency Virus) AIDS (Acquired Immune-Deficiency Syndrome) yang
modus penularan melalui penggunaan jarum yang tidak steril secara bergantian
pada pengguna Napza suntik (Penasus/injecting drug user/ IDU).
10
Indonesia telah mencapai kurang lebih 120.000 orang dan sekitar 80% dari
jumlah tersebut terinfeksi karena pengunaan jarum yang tidak steril secara
bergantian pada para pengguna Napza suntik, jumlah penderita HIV/AIDS dari
tahun 2000 sampai 2005 meningkat dengan cepat menjadi 4 kali lipat atau 40%.
Data pada akhir tahun 2005 menyatakan bahwa prevalensi penularan HIV AIDS
pada penasun adalah 80- 90% artinya , mencapai 90% dari total penasun
dipastikan terinfeksi HIV/AIDS.
11
juga anggota keluarga, meliputi sikap-sikap penolakan, penyangkalan, disisihkan,
dan diisolasi. Penderita gangguan jiwa mempunyai risiko tinggi terhadap
pelanggaran hak asasi manusia.
Kondisi lain yang perlu mendapat perhatian adalah altruistic suicide atau bunuh
diri karena loyalitas berlebihan yang antara lain bentuk bom bunuh diri.
Banyak ahli mengaitkan hal tersebut sebagi manifestasi dari akumulasi
kekecewaan, perlakuan tidak adil atau tersisihkan. Mengatasi altruistic suicide
tidak mudah dan memerlukan pendekatan multi disiplin antara berbagai pihak
terkait seperti aspek kesehatan jiwa, pendekatan agama, penegakan hukum dan
sosial.
12
Ada beberapa masalah keperawatan yang sering muncul dari pengkajian yang
dilakukan kepada masyarakat. Beberapa masalah tersebut akan dijelaskan satu
persatu.
1. Ansietas
Rencana asuhan keperawatan
Kriteria hasil: pasein akan menunjukkan cara koping adaptif terhadap stress.
Tujuan jangka pendek:
a. Pasien akan mengidentifikasi dan menggambarkan perasaan tentang
ansietas.
Intevensi:
1) Bantu pasien mengidentifikasi dan menggambarkan perasaan yang
mendasari.
2) Kaitkan perilaku pasien dengan perasaan tersebut.
3) Validasi semua perasaan dan asumsi kepada pasien
4) Gunakan pertanyaan terbuka untuk beralih dari topik yang tidak
mengancam ke isu-isu konflik
5) Variasikan besarnya ansietas untuk meningkatkan motivasi pasien
6) Sementara itu gunakan konfrontasi suportif dengan bijaksana
Rasional: untuk mengadopsi respon koping yang baru, pasien pertama
kali harus menyadari perasaan dan mengatasi penyangkalan dan
resistens yang disadari atau yang tidak disadari.
13
3) Dorong pasien untuk menggunakan respon koping adaptif yang
efektif dimasa lalu
4) Fokuskan pada tanggung jawab untuk berubah pada pasien
5) Bantu pasien secara aktif untuk mengaitkan hubungan sebab dan
akibat sambil mempertahankan ansietas yang sesuai
6) Bantu pasien dalam menilai kembali nilai, sifat dan arti stressor pada
saat yang tepat
Rasional: respon koping adaptif yang baru dapat dipelajari melalui
analisi mekanisme koping yagn digunakan dimasa lalu, penilaian
ulang stressor menggunakan sumber-sumber yang tersedia, dan
menerima tanggung jawab untuk berubah
d. Pasien akan mengimplementasikan dua respon adaptif untuk mengatasi
ansietas.
Intervensi:
1) Bantu pasien mengidentifikasi cara untuk membangun kembali
pikiran, memodifikasi perilaku, menggunakan sumber-sumber dan
menguji respon koping yang baru
2) Dorong pasien melakukan aktivitas fisik untuk mengeluarkan energi
3) Libatkan orang terdekat sebagai sumber dan dukungan sosial dalam
membantu pasien dalam mempelajari respon koping yang baru
4) Ajarkan pasien tentang teknik relaksasi untuk meningkatkan kendali
dan percaya diri serta mengurangi stress.
Rasional: seseorang juga dapat mengatasi stress dengan mengatur
disstress emosional yang menyertainya melalui penggunaan teknik
penatalaksanaan stress
14
15
16
17
III. PROGRAM KESEHATAN JIWA MASYARAKAT
Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas pada masyarakat berfokus pada sehat jiwa,
rentan stress dan pemulihan. Konsep keperawatan kesehatan jiwa komunitas
diaplikasikan dalam pelayanan keperawatan, sehingga membentuk anggota masyarakat
sehat jiwa, masyarakat yang mengalami gangguan jiwa dapat dipertahankan
dilingkungan masyarakat, dan tidak perlu dirujuk segera ke RS.
1. Komprehensif
Pencegahan primer pada anggota masyarakat yang sehat jiwa. Pencegahan sekunder
pada anggota masyarakat yang mengalami masalah psikososial dan gangguan jiwa.
Dan pencegahan tersier pada pasien gangguan jiwa dengan proses pemulihan.
a. Pencegahan Primer
Target pelayanan:
Anggota masyarakat yang belum mengalami gangguan sesuai dengan kelompok
umur yaitu anak-anak, remaja, dewasa dan usia lanjut.
Aktivitas:
1. Program pendidikan kesehatan, progr.stimulasi perkembangan,
prog.sosialisasi, manajemen stres, persiapan menjadi org tua.
2. Program dukungan sosial.
3. Program pencegahan penyalahgunaan obat.
4. Program pencegahan bunuh diri.
b. Pencegahan Sekunder
Target pelayanan:
18
Anggota masyarakat yang beresiko/memperlihatkan tanda-tanda masalah
psikososial & gangguan jiwa..
Aktivitas:
1. Menemukan kasus sedini mungkin
2. Melakukan skrining & langkah-langkah lanjut
3. Penanganan kasus bunuh diri
4. Terapi modalitas
5. Follow up dan rujukan kasus.
c. Pencegahan Tersier
Target pelayanan:
Anggota masyarakat yang mengalami gangguan jiwa pada tahap pemulihan
Aktivitas:
1. Program dukungan sosial dgn menggerakkan sumber-sumber di
masyarakat;
2. Program rehabilitasi dgn memberdayakan pasien & keluarga hingga
mandiri.
3. Program mencegah stigma
2. Holistik
meliputi biologis, psikologis, social cultural, spiritual, dan terus-menerus.
3. Paripurna
Pelayanan Keperawatan paripurna merupakan pelayanan yang lengkap jenjang
pelayanannya yaitu dari pelayanan kesehatan jiwa spesialistik, pelayanan
kesehatan jiwa integratif dan pelayanan kesehatan jiwa yang bersumber daya
masyarakat. Pelayanan paripurna RSU, RSJ, Puskesmas.
19
Perilaku kekerasan
Perencanaan Keperawatan
Rencana Tindakan Keperawatan Standar Asuhan Keperawatan Kesehatan jiwa
1) Tindakan Psikoterapeutik:
Komunikasi teurapeutik
Penkes ttg prinsip-prinsip kes
2) Jiwa & ggn jiwa
Perawatan mandiri
Terapi modalitas
3) Tindakan kolaborasi
Membutuhkan beberapa kali pertemuan
Tercapainya kemampuan yang diharapkan
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesehatan Jiwa adalah Perasaan Sehat dan bahagia serta mampu mengatasi
tantanganhidup, dapat menerima orang lainsebagaimana adanya serta mempunyai sikap
positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
B. Saran
Sehubungan dengan trend masalah kesehatan utama dan pelayanan kesehatan jiwa secara
global, maka fokus pelayanan keperawatan jiwa sudah saatnya berbasis pada komunitas
(Community Based Care) yang memberikan penekanan pada upaya preventif dan
promotif.
21
DAFTAR PUSTAKA
Herman, Ade S. D. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Cetakan 1. Yogyakarta:
Nuha Medika
http://andiselvisulfiani.blogspot.com/2013/03/kesehatan-jiwa-komunitas.html
http://blogilmukeperawatan.blogspot.com/2012/06/asuhan-keperawatan-komunitas-jiwa.html
http://vhychocolatenurse.blogspot.com/2012/06/keperawatan-kesehatan-jiwa-keluarga-
dan.html
22