Anda di halaman 1dari 20

PROSIDING 2011 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK

Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

PENENTUAN TINGGI TITIK DENGAN


TEKNIK PERATAAN PARAMETER DAN
TEKNIK PERATAAN BERSYARAT

Asiyanti T. Lando
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea - Makassar, 90245
Telp./Fax: (0411) 587636/(0411) 580505
E-mail: asiyanti_sipil@yahoo.co.id

Abstrak
Teknik perataan atau hitung perataan mempunyai tujuan untuk menentukan nilai yang paling
sesuai (the most plausible value) dengan sederetan hasil pengukuran yang bersifat acak,
yaitu pengukuran yang telah bebas dari kesalahan besar dan kesalahan sistematik. Nilai
yang paling sesuai ( ) dengan data pengukuran ( )tersebut didapatkan setelah data
pengukuran ( )diberi koreksi yang mempunyai sifat acak. Dalam penelitian ini akan
dibahas mengenai Teknik Perataan Parameter dan Teknik Perataan Bersyarat dalam
menentukan tinggi titik. Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa penentuan
tinggi titik dengan Teknik Perataan Parameter dan Teknik Perataan Bersyarat menghasilkan
tinggi titik yang relatif sama, demikian juga hasil dari penentuan kecepatan perubahan
tinggi titik. Dalam penentuan tinggi titik pada kala yang berbeda dapat menggunakan satu
metode saja, Teknik Perataan Parameter atau Teknik Perataan Bersyarat karena keduanya
memberikan hasil yang relatif sama.
Kata Kunci: Teknik Perataan Parameter, Teknik Perataan Bersyarat

ABSTRACT
The adjustment computation have a purpose to determine the most appropriate value with a
series of measurement results are random, the measurements that have been free of major
errors and systematic errors. The most appropriate value ( ) with the measurement data ()
is obtained after the measurement data ( )is given the correction that have a random
nature. This research will be studied about adjustment computation of parameters and
conditional adjustment computation in determining the height of point. From the result of
research can be concluded that adjustment computation of parameters and conditional
adjustment computation give the same result relatively, its also the same with the
determination of the speed change of height of point. In determining the height of point on
different times may use one method only, adjustment computation of parameters and
conditional adjustment computation because they gave relatively similar results.
Keywords: adjustment computation of parameters, conditional adjustment computation

PENDAHULUAN

Saat ini kita hidup dalam abad informasi. Kemajuan teknologi telah memungkinkan data dikumpulkan dengan
kecepatan yang amat tinggi. Sebagai contoh, di bidang surveying tersedia berbagai peralatan baru yang dapat
mengumpulkan data dalam jumlah yang sangat besar dan dilakukan dengan kecepatan yang amat tinggi.
Peralatan itu antara lain, adalah : Total Station, kamera metrik, sistem pencitraan satelit, dan satelit GPS
[Global Positioning System]. Teknologi SIG (Sistem Informasi Geografis) yang saat ini diaplikasikan secara
luas dan berkembang pesat sejalan dengan perkembangan peralatan akuisisi data modern. Implementasi SIG
tergantung pada data dalam jumlah besar yang berasal dari berbagai sumber, antara lain diperoleh
menggunakan alat-alat yang tersebut di atas.

Sebelum dapat dilakukan untuk berbagai keperluan, baik untuk proyek survei dan pemetaan, desain
engineering, atau untuk digunakan dalam SIG, data terlebih dahulu harus diproses. Salah satu aspek penting
yang harus diperhatikan adalah kenyataan bahwa data ukuran tidak ada yang eksak karena selalu mengandung
kesalahan [errors]. Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk memperlakukan data ukuran yang

Volume 5 : Desember 2011 Group Teknik Sipil ISBN : 978-979-127255-0-6


TS5 - 1
Penentuan Tinggi Titik dengan Asiyanti T. Lando
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

mengandung kesalahan adalah dengan melakukan analisis statistika dan hitung perataan [adjustment
computation].

Teknik perataan atau hitung perataan mempunyai tujuan untuk menentukan nilai yang paling sesuai (the most
plausible value) dengan sederetan hasil pengukuran yang bersifat acak, yaitu pengukuran yang telah bebas dari
kesalahan besar dan kesalahan sistematik. Nilai yang paling sesuai ( ) dengan data pengukuran ( )tersebut
didapatkan setelah data pengukuran ( )diberi koreksi yang mempunyai sifat acak.

Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai penentuan tinggi titik dengan pengamatan 2 kala (epok)
menggunakan teknik perataan parameter dan teknik perataan bersyarat. Salah satu proses pemrosesan data
adalah dengan melalui hitung perataan atau adjustment computation. Hitung perataan ini dilakukan untuk
menghitung dan mengoreksi hasil pengukuran, serta digunakan untuk memperkecil kesalahan yang terjadi pada
pengukuran. Terdapat 3 [tiga] jenis perataan yang dapat digunakan dalam hitung perataan jaring titik-titik, yaitu
antara lain :
1). Teknik Perataan Parameter
2). Teknik Perataan Bersyarat
3). Teknik Perataan Parameter Bersyarat [Kombinasi]

Ruang lingkup dan batasan masalah dalam penelitian ini, adalah :


1. Hitung perataan yang digunakan adalah Teknik Perataan Parameter dan Teknik Perataan Bersyarat.
2. Teknik Perataan Parameter dan Teknik Perataan Bersyarat dalam penelitian ini digunakan untuk
menentukan tinggi titik.
3. Tinggi titik acuan atau benchmark, beda tinggi, dan simpangan baku pada dua kala (epok)
pengamatan diketahui.
4. Tinggi titik pendekatan digunakan untuk menentukan nilai koordinat titik yang sebenarnya.
5. Menganalisis tinggi titik (hasil perhitungan) yang diperoleh.

METODA PENELITIAN

Metodologi yang digunakan dalam penelitian antara lain adalah :


1. Studi literatur (penelusuran pustaka).
2. Tinggi titik yang akan dicari berada pada jaringan kuadrilateral dengan 2 kala (epok) pengamatan, 1
(satu) tinggi titik yang diketahui (benchmark), serta beda tinggi dan simpangan baku yang diketahui.
3. Tinggi titik pendekatan digunakan untuk menentukan nilai koordinat titik yang sebenarnya.
4. Tinggi titik dicari dengan menggunakan 2 cara, yaitu dengan Teknik Perataan Parameter dan Teknik
Perataan Bersyarat.
5. Untuk Teknik Perataan Parameter, metode yang digunakan :
1) Penentuan nilai tinggi aproksimasi dan tinggi pendekatan, dengan menjumlahkan tinggi titik
yang diketahui dengan beda tinggi yang diketahui pula.
2) Penyusunan matriks parameter [X]
3) Penyusunan matriks koefisien [A]
4) Penyusunan matriks pengamatan [L]
5) Penentuan matriks berat atau bobot pengamatan [P], dimana P = 1/02 , dimana 02 adalah
variansi pengamatan, atau jika terdapat data jarak P = 1/d , dimana d adalah data jarak jalur
dalam satuan km
6) Penentuan nilai parameter X, dengan X = (AT P A)-1 AT P L
7) Penentuan nilai matriks koreksi [V = A X L]
V T PV
8) Penentuan nilai variansi baku dan simpangan baku, 02 =
nu
9) Penentuan matriks variansi dan kovariansi
XX = 02. QXX = 02 (AT P A)-1
Variansi kesalahan atau tingkat ketelitian tinggi titik V,W, X diperoleh dari diagonal utama
matriks variansi kovariansi XX.
10) Penentuan nilai beda tinggi yang sebenarnya setelah perataan
11) Penentuan tinggi titik setelah perataan
6. Untuk Teknik Perataan Bersyarat, metode yang digunakan :
1) Penyusunan nilai matriks pengamatan [L]

ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Sipil Volume 5 : Desember 2011


TS5 - 2
PROSIDING 2011 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil
2) Penentuan matriks kesalahan/kesalahan penutup [W]
3) Penyusunan matriks koefisien [B]
4) Penentuan matriks berat atau bobot pengamatan [P], dimana P = 1/02 , dimana 02 adalah
variansi pengamatan, atau jika terdapat data jarak P = 1/d , dimana d adalah data jarak jalur
dalam satuan km
5) Penentuan matriks yang diketahui [N] = B P-1 BT
6) Penentuan matriks korelat atau matriks pengali Lagrange [K] = N-1 . W
7) Penentuan nilai matriks koreksi [V] = - P-1 BT K
8) Penentuan nilai variansi baku ( 02) dan simpangan baku ( 0)
V T PV WTK
02 = =
r r
9) Penentuan nilai beda tinggi setelah perataan L = L + V
10) Penentuan tinggi titik setelah perataan
7. Menganalisis hasil perhitungan
8. Kesimpulan, yang diperoleh dari hasil perhitungan tersebut.
Secara garis besar, alur metodologi penelitian dapat dilihat dalam Gambar 1.

Volume 5 : Desember 2011 Group Teknik Sipil ISBN : 978-979-127255-0-6


TS5 - 3
Penentuan Tinggi Titik dengan Asiyanti T. Lando
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

Gambar 1. Alur metodologi penelitian

HASIL DAN BAHASAN

Prosedur dan Contoh Perhitungan

V
10
11 6
3

W X
13

Diketahui :

Tinggi Titik A = HA = HBMA = 1060,00 m

Waktu Pengamatan dari Kala-1 ke Kala-2 = 30 hari

ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Sipil Volume 5 : Desember 2011


TS5 - 4
PROSIDING 2011 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil
Tabel Data Pengamatan
No. Jalur Kala ke-1 Kala ke-2
[i] Beda Tinggi (m) Simpangan Baku (m) Beda Tinggi (m) Simpangan Baku (m)
[hi] [0i] [hi] [0i]
1 + 12,33 0,006 + 12,70 0,006
11 -16,52 0,002 - 16,89 0,002
10 -28,86 0,004 - 29,70 0,004
13 + 21,86 0,005 + 21,99 0,005
6 + 5,38 0,004 + 5,70 0,004
3 - 6,93 0,007 - 7,02 0,007

Ditanyakan :
Tentukan tinggi titik V, W, X pada kala-1 dan kala-2
Tentukan kecepatan penurunan tinggi titik
Penyelesaian Dengan Teknik Perataan Parameter

 Penentuan Nilai Tinggi Aproksimasi atau Tinggi Pendekatan

Dalam hal penentuan nilai tinggi pendekatan, berapapun nilai tinggi pendekatan yang digunakan, dalam hal ini
baik nilai tinggi pendekatan dari data pengamatan kala-1 maupun dari data pengamatan kala-2, akan
memberikan nilai tinggi, koreksi, dan variansi yang sama bagi masing-masing kala. Oleh karena itu untuk
masing-masing kala pengamatan yaitu kala-1 dan kala-2 digunakan tinggi pendekatan yang sama yang diambil
dari data pengamatan kala-1.

Penentuan nilai tinggi pendekatan dari data pengamatan kala-1 :


HVO = HBMA + h1 = 1060,00 + 12,33 = 1072,33 m
HWO = HBMA + h11 = 1060,00 + (-16,52) = 1043,48 m
HXO = HBMA + h6 = 1060,00 + 5,38 = 1065,38 m

Penyelesaian Penentuan Tinggi Titik Pada Pengamatan Kala ke-1


Telah diperoleh dalam perhitungan diatas, koordinat pendekatan yang digunakan :
HVO = 1072,33 m
HWO = 1043,48 m
HXO = 1065,38 m

 Persamaan Tinggi Titik Setelah Perataan


HV = X1 + HVO = X1 + 1072, 33
HW = X2 + HWO = X2 + 1043,48
HX = X3 + HXO = X3 + 1065,38

 Penentuan Nilai Matriks Pengamatan L


L1 = h1 - HVO + HBMA = 12,33 - 1072,33 + 1060,00 = 0
L11 = h11 - HWO + HBMA = (-16,52) - 1043,48 + 1060,00 = 0
L10 = h10 - HWO + HVO = (-28,86) - 1043,48 + 1072,33 = - 0,01
L13 = h13 - HXO + HWO = 21,86 - 1065,38 + 1043,48 = - 0,04
L6 = h6 - HXO + HBMA = 5,38 - 1065,38 + 1060,00 = 0
L3 = h3 - HXO + HVO = (-6,93) - 1065,38 + 1072,33 = 0,02

Secara singkat,
L1 = 0
L11 = 0
L = L10 = - 0,01
L13 = - 0,04
L6 = 0
L3 = 0,02

Volume 5 : Desember 2011 Group Teknik Sipil ISBN : 978-979-127255-0-6


TS5 - 5
Penentuan Tinggi Titik dengan Asiyanti T. Lando
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

 Penentuan Nilai Parameter X


X = (AT P A)-1 AT P L

Setelah dihitung dengan menggunakan software Matlab 6.5, diperoleh :

X1 = 0,001486
X = X2 = 0,002032
X2 = -0,008789

 Penentuan Nilai Koreksi V

V = AX - L

Setelah dihitung dengan menggunakan software Matlab 6.5, diperoleh :

V1 = 0,001486
V11 = 0,002032
V = V10 = 0,010546
V13 = 0,029179
V6 = -0,008789
V3 = -0,030275

 Matriks VT

VT = [0,001486 0,002032 0,010546 0,029179 -0,008789 -0,030275]

 Penentuan Nilai Variansi Baku ( 02) Dan Simpangan Baku ( 0)

V T PV
02 = = VTPV/3 = 21,8783 = 21,88
nu

0 = 4, 677425 = 4, 68

 Penentuan Matriks Variansi dan Kovariansi

XX = 02. QXX = 02 (AT P A)-1

Setelah dihitung dengan menggunakan software Matlab 6.5, diperoleh :

0,000235 4,780236.10-5 5,452877. 10-5


XX = 4,780236.10-5 7,418185. 10-5 3,20795. 10-5
5,452877. 10-5 3,20795. 10-5 0,000197

Variansi kesalahan atau tingkat ketelitian tinggi titik V,W, X diperoleh dari diagonal utama matriks variansi
kovariansi XX.

 Penentuan Nilai Beda Tinggi Setelah Perataan


h1 = X1 + HVO - HBMA = 12,331486
h 11 = X2 + HWO - HBMA = -16,517968
h10 = X2 - X1 + HWO - HVO = -28,849454
h 13 = X3 - X2 + HXO - HWO = 21,889179

h6 = X3 + HXO - HBMA = 5,371211


h 3 = X3 - X1 + HXO - HVO = -6,960275

ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Sipil Volume 5 : Desember 2011


TS5 - 6
PROSIDING 2011 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil
 Persamaan Tinggi Titik Setelah Perataan
HV = X1 + HVO = 0,001486 + 1072,33 = 1072,331486 m = 1072,33 m
HW = X2 + HWO = 0,002032 + 1043,48 = 1043,482032 m = 1043,48 m
HX = X3 + HXO = -0,008789 + 1065,38 = 1065,371211 m = 1065,37 m

 Pengujian Terhadap Tinggi Titik Yang Diperoleh


HV = HBMA + h1 = 1060,00 + 12,331486 = 1072,331486 m = 1072,33 m
HW = HBMA + h11 = 1060,00 + (-16,517968) = 1043,482032 m = 1043,48 m
HX = HBMA + h6 = 1060,00 + 5,371211 = 1065,371211 = 1065,37 m

 Tinggi Titik V, W, X
Jadi, Tinggi Titik V [HV] = 1072,33 m
Tinggi Titik W [HW] = 1043,48 m
Tinggi Titik X [HX] = 1065,37 m

Penyelesaian Penentuan Tinggi Titik Pada Pengamatan Kala ke-2


Telah diperoleh dalam perhitungan diatas, koordinat pendekatan yang digunakan :
HVO = 1072,33 m
HWO = 1043,48 m
HXO = 1065,38 m

 Persamaan Tinggi Titik Setelah Perataan


HV = X1 + HVO = X1 + 1072, 33
HW = X2 + HWO = X2 + 1043,48
HX = X3 + HXO = X3 + 1065,38

 Penentuan Nilai Matriks Pengamatan L

L1 = h1 - HVO + HBMA = 12,70 - 1072,33 + 1060,00 = + 0,37


L11 = h11 - HWO + HBMA = (-16,89) - 1043,48 + 1060,00 = - 0,37
L10 = h10 - HWO + HVO = (-29,70) - 1043,48 + 1072,33 = - 0,85
L13 = h13 - HXO + HWO = 21,99 - 1065,38 + 1043,48 = + 0,09
L6 = h6 - HXO + HBMA = 5,70 - 1065,38 + 1060,00 = + 0,32
L3 = h3 - HXO + HVO = (-7,02) - 1065,38 + 1072,33 = - 0,07

 Penentuan Nilai Parameter X


X = (AT P A)-1 AT P L

Setelah dihitung dengan menggunakan software Matlab 6.5, diperoleh :

X1 = 0,424715
X = X2 = -0,331811
X2 = 0,142925

 Penentuan Nilai Koreksi V


V = AX - L

Setelah dihitung dengan menggunakan software Matlab 6.5, diperoleh :

V1 = 0,054715
V11 = 0,038189
V = V10 = 0,093474
V13 = 0,384736
V6 = -0,177075
V3 = -0,211790
 Matriks VT
VT = [0,054715 0,038189 0,093474 0,384736 -0,177075 -0,211790]

Volume 5 : Desember 2011 Group Teknik Sipil ISBN : 978-979-127255-0-6


TS5 - 7
Penentuan Tinggi Titik dengan Asiyanti T. Lando
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

 Penentuan Nilai Variansi Baku ( 02) Dan Simpangan Baku ( 0)



V T PV
02 = = VTPV/3 = 3263,282662 = 3263,28
nu
0 = 57,125149 = 57,13

 Penentuan Matriks Variansi dan Kovariansi


XX = 02. QXX = 02 (AT P A)-1

Setelah dihitung dengan menggunakan software Matlab 6.5, diperoleh :

0,035008 0,00713 0,0081333


XX = 0,00713 0,011065 0,0047849
0,0081333 0,0047849 0,029458

Variansi kesalahan atau tingkat ketelitian tinggi titik V,W, X diperoleh dari diagonal utama matriks variansi
kovariansi XX.

 Penentuan Nilai Beda Tinggi Setelah Perataan

h1 = X1 + HVO - HBMA = 12,754715


h 11 = X2 + HWO - HBMA = -16,851811
h10 = X2 - X1 + HWO - HVO = -29,606526
h 13 = X3 - X2 + HXO - HWO = 22,374736

h6 = X3 + HXO - HBMA = 5,522925

h 3 = X3 - X1 + HXO - HVO = -7,23179

 Persamaan Tinggi Titik Setelah Perataan


HV = X1 + HVO = 0,424715+ 1072,33 = 1072,754715 m = 1072,75 m
HW = X2 + HWO = -0,331811 + 1043,48 = 1043,148189 = 1043,15 m
HX = X3 + HXO = 0,142925 + 1065,38 = 1065,522925 = 1065,52 m

 Pengujian Terhadap Tinggi Titik Yang Diperoleh


HV = HBMA + h1 = 1060,00 + 12,754715 = 1072,754715 = 1072,75 m
HW = HBMA + h11 = 1060,00 + (-16,851811) = 1043,148189 = 1043,15 m
HX = HBMA + h6 = 1060,00 + 5,522925 = 1065,522925 = 1065,52 m

 Tinggi Titik V, W, X
Jadi, Tinggi Titik V [HV] = 1072,75 m
Tinggi Titik W [HW] = 1043,15 m
Tinggi Titik X [HX] = 1065,52 m

Penyelesaian Penentuan Kecepatan Perubahan Tinggi Titik


Diketahui : Waktu Pengamatan dari Kala-1 ke Kala-2 = 30 hari
Persamaan Kecepatan Perubahan [Penurunan/Kenaikan] Tinggi Titik :

H i2 H i1
Ki =
t
Dimana;
Ki = Kecepatan Perubahan [Penurunan/Kenaikan] Tinggi Titik

ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Sipil Volume 5 : Desember 2011


TS5 - 8
PROSIDING 2011 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil
i = Nama Titik
Hi2 = Tinggi Titik i pada kala-2
Hi1 = Tinggi Titik i pada kala-1
t = Waktu
Tanda Positif [+] = Berarti tinggi titik mengalami kenaikan dari posisi awal
Tanda Negatif [-] = Berarti tinggi titik mengalami penurunan dari posisi awal

 Data Tinggi Titik Setelah Perataan


Tinggi Titik Kala-1 [Hi1] Kala-2 [Hi2] Hi = Hi2 - Hi1
Tinggi Titik V 1072,33 1072,75 0,42
Tinggi Titik W 1043,48 1043,15 -0,33
Tinggi Titik X 1065,37 1065,52 0,15

 Penentuan Kecepatan Perubahan [Penurunan/Kenaikan] Tinggi Titik :


H V2 H V1 H V
KV = = = 0,014 m/hari
30 30
H W2 H W1 H W
KW = = = - 0,011 m/hari
30 30
H X2 H 1X H X
KX = = = 0,005 m/hari
30 30

Penyelesaian Penentuan Perubahan Tinggi Titik dan Kecepatan Perubahan Tinggi Titik Secara
Simultan

 Matriks parameter

X1 = HV
X = X2 = HW
X2 = HX

Persamaan Perubahan Beda Tinggi Yang Sebenarnya [Setelah Perataan]


h1 = HV = X1
h11 = HW = X2
h10 = HW - HV = X2 - X1
h13 = HX - HW = X3 - X2
h6 = HX = X3
h3 = HX - HV = X3 - X1

 Karena L = L + V, maka :
h1 + V1 - X1 = 0
h11 + V11 - X2 = 0
h10 + V10 - X2 + X1 = 0
h13 + V13 - X3 + X2 = 0
h6 + V6 - X3 = 0
h3 + V3 - X3 + X1 = 0

 Karena V = L - L, maka persamaan di atas menjadi :


V1 = X1 - h1
V11 = X2 - h11
V10 = X2 - X1 - h10
V13 = X3 - X2 - h13

Volume 5 : Desember 2011 Group Teknik Sipil ISBN : 978-979-127255-0-6


TS5 - 9
Penentuan Tinggi Titik dengan Asiyanti T. Lando
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

V6 = X3 - h6
V3 = X3 - X1 - h3

 Matriks V = A X - L

V = A X - L

V1 1 0 0 h1
V11 0 1 0 X1 h11
V10 = -1 1 0 X2 - h10
V13 0 -1 1 X3 h13
V6 0 0 1 h6
V3 -1 0 1 h3

 Matriks AT

1 0 -1 0 0 -1
AT = 0 1 1 -1 0 0
0 0 0 1 1 1

 Matriks P
1/12 0 0 0 0 0
0 1/112 0 0 0 0
P = 0 0 1/102 0 0 0
0 0 0 1/132 0 0
0 0 0 0 1/62 0
0 0 0 0 0 1/32

1
0 0 0 0 0
(0,006)2
1
0 0 0 0 0
(0,002)2
1
P = 0 0 0 0 0
(0,004) 2
1
0 0 0 0 0
(0,005)2
1
0 0 0 0 0
(0,004)2
1
0 0 0 0 0
(0,007)2

27777,77778 0 0 0 0 0
0 250000 0 0 0 0
P = 0 0 62500 0 0 0
0 0 0 40000 0 0
0 0 0 0 62500 0
0 0 0 0 0 20408,16327

ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Sipil Volume 5 : Desember 2011


TS5 - 10
PROSIDING 2011 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil
 Penentuan Nilai Matriks Pengamatan L

L1 = h1 0,37
L11 = h11 -0,37
L = L10 = h10 = -0,84
L13 = h13 0,13
L6 = h6 0,32
L3 = h3 -0,09

 Penentuan Nilai Parameter X


X = (AT P A)-1 AT P L

Setelah dihitung dengan menggunakan software Matlab 6.5, diperoleh :

X1 HV 0,423229
X = X2 = HW = -0,333843
X2 HX 0,151714

 Penentuan Nilai Koreksi


V = AX - L

Setelah dihitung dengan menggunakan software Matlab 6.5, diperoleh :

V1 = 0,053229
V11 = 0,036157
V = V10 = 0,082928
V13 = 0,355557
V6 = -0,168286
V3 = -0,181515

 Matriks VT

VT = [0,053229 0,036157 0,082928 0,355557 -0,168286 -0,181515]

 Penentuan Nilai Variansi Baku ( 02) Dan Simpangan Baku ( 0)

V T PV
02 = = VTPV/3 = 2778,198588 = 2778,2
nu

0 = 57, 708620 = 57,71

 Penentuan Matriks Variansi dan Kovariansi

XX = 02. QXX = 02 (AT P A)-1

Setelah dihitung dengan menggunakan software Matlab 6.5, diperoleh :

0,029804 0,0060702 0,0069243


XX = 0,0060702 0,0094199 0,0040736
0,0069243 0,0040736 0,025079

Variansi kesalahan atau tingkat ketelitian tinggi titik V,W, X diperoleh dari diagonal utama matriks variansi
kovariansi XX.

Volume 5 : Desember 2011 Group Teknik Sipil ISBN : 978-979-127255-0-6


TS5 - 11
Penentuan Tinggi Titik dengan Asiyanti T. Lando
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

 Penentuan Nilai Perubahan Beda Tinggi Setelah Perataan

h1 = 0,423229
h11 = -0,333843
h10 = -0,757072
h13 = 0,485557
h6 = 0,151714
h3 = -0,271515

 Persamaan Perubahan Tinggi Titik Setelah Perataan


HV = X1 = 0,423229 m
HW = X2 = -0,333843 m
HX = X3 = 0,151714 m

 Perubahan Tinggi Titik V, W, X


Jadi, Perubahan Tinggi Titik V [ HV] = 0,423229 m
Perubahan Tinggi Titik W [ HW] = -0,333843 m
Perubahan Tinggi Titik X [ HX] = 0,151714 m

 Penentuan Kecepatan Perubahan [Penurunan/Kenaikan] Tinggi Titik :


Diketahui : Waktu Pengamatan dari Kala-1 ke Kala-2 = 30 hari
H V
KV = = 0,014108 m/hari = 0,014 m/hari
30
H W
KW = = - 0,0111281 m/hari = - 0,011 m/hari
30
H X
KX = = 0,00506 m/hari = 0,005 m/hari
30
Penyelesaian Dengan Teknik Perataan Bersyarat
 Persamaan Tinggi Titik Setelah Perataan
HV = HBMA + h1
HW = HV + h10 = HBMA + h11

HX = HW + h13 = HBMA + h6
Untuk tujuan pembuktian :
HBMA = HW - h11 = HV - h1 = HX - h6

 Penentuan Matriks B

h1 h11 h10 h13 h6 h3


1 -1 0 -1 0 1
B = 1 0 0 0 -1 1
1 -1 1 0 0 0

 Matriks BT
1 1 1
-1 0 -1
BT = 0 0 1
-1 0 0
0 -1 0
1 1 0

ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Sipil Volume 5 : Desember 2011


TS5 - 12
PROSIDING 2011 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil
 Penentuan Matriks P
P = 1 / i2

27777,77778 0 0 0 0 0
0 250000 0 0 0 0
P= 0 0 62500 0 0 0
0 0 0 40000 0 0
0 0 0 0 62500 0
0 0 0 0 0 20408,16327

 Matriks P-1
P-1 = i2

3,6.10-5 0 0 0 0 0
0 4.10-6 0 0 0 0
P-1 = 0 0 1,6.10-5 0 0 0
0 0 0 2,5.10-5 0 0
0 0 0 0 1,6.10-5 0
0 0 0 0 0 4,9.10-5

 Penentuan Matriks N
N = B P-1 BT

1,14.10-4 8,5.10-5 3,99.10-5


N = 8,5.10-5 1,01.10-4 3,6.10-5
3,99.10-5 3,6.10-5 5,6.10-5

 Matriks N-1
N = [B P-1 BT]-1

24823,502619 -18902,300159 -5579,594626


N-1 = -18902,300159 27237,531315 -4008,198589
-5579,594626 -4008,198589 24419,266684

Penyelesaian Penentuan Tinggi Titik Pada Pengamatan Kala ke-1


 Penentuan Nilai Matriks Pengamatan L

h1 = 12,33
h11 = -16,52
L = h10 = -28,86
h13 = 21,86
h6 = 5,38
h3 = -6,93

 Penentuan Matriks W
W(a) = h1 + h3 - h13 - h11 = 0,06
W(b) = h1 + h3 - h6 = 0,02
W(c) = h1 + h10 - h11 = -0,01

 Penentuan Matriks K
K = N-1 . W
Setelah dihitung dengan menggunakan software Matlab 6.5, diperoleh :

1167,160100
K = -549,305397
-659,132316

 Penentuan Nilai Koreksi V


V = - P-1 BT K

Volume 5 : Desember 2011 Group Teknik Sipil ISBN : 978-979-127255-0-6


TS5 - 13
Penentuan Tinggi Titik dengan Asiyanti T. Lando
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

Setelah dihitung dengan menggunakan software Matlab 6.5, diperoleh :

V1 = 0,001486
V11 = 0,002032
V = V10 = 0,010546
V13 = 0,029179
V6 = -0,008789
V3 = -0,030275

 Matriks VT
VT = [0,001486 0,002032 0,010546 0,029179 -0,008789 -0,030275]

 Penentuan Nilai Variansi Baku ( 02) Dan Simpangan Baku ( 0)


V T PV WTK
02 = = = VTPV/3 = WTK/3 = 21,8783 = 21,88
r r
0 = 4, 677425 = 4, 68

 Penentuan Nilai Beda Tinggi Setelah Perataan


L = L + V

h1 = 12,331486
h
11 = -16,517968
L = h10 = -28,849454
h
13 = 21,889179

h6 = 5,371211
h3 = -6,960275

 Penentuan Tinggi Titik Setelah Perataan


HV = HBMA + h1 = 1060,00 + 12,331486 = 1072,331486 m = 1072,33 m
HW = HV + h10 = 1072,331486 + (-28,849454) = 1043,482032 m = 1043,48 m
HW = HBMA + h11 = 1060,00 + (-16,517968) = 1043,482032 m = 1043,48 m
HX = HW + h13 = 1043,482032 + 21,889179 = 1065,371211 = 1065,37 m
HX = HBMA + h6 = 1060,00 + 5,371211 = 1065,371211 = 1065,37 m

 Tinggi Titik V, W, X
Jadi, Tinggi Titik V [HV] = 1072,33 m
Tinggi Titik W [HW] = 1043,48 m
Tinggi Titik X [HX] = 1065,37 m

Penyelesaian Penentuan Tinggi Titik Pada Pengamatan Kala ke-2


 Penentuan Nilai Matriks Pengamatan L

h1 = 12,70
h11 = -16,89
L = h10 = -29,70
h13 = 21,99
h6 = 5,70
h3 = -7,02

ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Sipil Volume 5 : Desember 2011


TS5 - 14
PROSIDING 2011 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil
 Penentuan Matriks W
W(a) = h1 + h3 - h13 - h11 = 0,58
W(b) = h1 + h3 - h6 = -0,02
W(c) = h1 + h10 - h11 = -0,11

 Penentuan Matriks K
K = N-1 . W
Setelah dihitung dengan menggunakan software Matlab 6.5, diperoleh :

15389,432931
K = -11067,182874
-5842,120246

 Penentuan Nilai Koreksi V


V = - P-1 BT K
Setelah dihitung dengan menggunakan software Matlab 6.5, diperoleh :

V1 = 0,054715
V11 = 0,038189
V = V10 = 0,093474
V13 = 0,384736
V6 = -0,177075
V3 = -0,211790

 Matriks VT
VT = [0,054715 0,038189 0,093474 0,384736 -0,177075 -0,211790]

 Penentuan Nilai Variansi Baku ( 02) Dan Simpangan Baku ( 0)

V T PV WTK
02 = = = VTPV/3 = WTK/3 = 3263,282662 = 21,88
r r

0 = 57,125149 = 57,13

 Penentuan Nilai Beda Tinggi Setelah Perataan

L = L + V

h1 = 12,754715
h11 = -16,851811
L = h10 = -29,606526

h13 = 22,374736

h6 = 5,522925
h3 = -7,23179

 Penentuan Tinggi Titik Setelah Perataan

HV = HBMA + h1 = 1060,00 + 12,754715 = 1072, 754715 m = 1072,75 m


HW = HV + h10 = 1072, 754715 + (-29,606526) = 1043,148189 m = 1043,15 m
HW = HBMA + h11 = 1060,00 + (-16,851811) = 1043,148189 m = 1043,15 m

Volume 5 : Desember 2011 Group Teknik Sipil ISBN : 978-979-127255-0-6


TS5 - 15
Penentuan Tinggi Titik dengan Asiyanti T. Lando
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

HX = HW + h13 = 1043,148189 + 22,374736 = 1065,522925 m = 1065,52 m


HX = HBMA + h6 = 1060,00 + 5,522925 = 1065,522925 m = 1065,52 m

 Tinggi Titik V, W, X
Jadi, Tinggi Titik V [HV] = 1072,75 m
Tinggi Titik W [HW] = 1043,4815 m
Tinggi Titik X [HX] = 1065,52 m

Penyelesaian Penentuan Kecepatan Perubahan Tinggi Titik


Diketahui : Waktu Pengamatan dari Kala-1 ke Kala-2 = 30 hari
Persamaan Kecepatan Perubahan [Penurunan/Kenaikan] Tinggi Titik :

H i2 H i1
Ki =
t
Dimana;
Ki = Kecepatan Perubahan [Penurunan/Kenaikan] Tinggi Titik
i = Nama Titik
Hi2 = Tinggi Titik i pada kala-2
Hi1 = Tinggi Titik i pada kala-1
t = Waktu
Tanda Positif [+] = Berarti tinggi titik mengalami kenaikan dari posisi awal
Tanda Negatif [-] = Berarti tinggi titik mengalami penurunan dari posisi awal

 Data Tinggi Titik Setelah Perataan


Tinggi Titik Kala-1 [Hi1] Kala-2 [Hi2] Hi = Hi2 - Hi1
Tinggi Titik V 1072,33 1072,75 0,42
Tinggi Titik W 1043,48 1043,15 -0,33
Tinggi Titik X 1065,37 1065,52 0,15

 Penentuan Kecepatan Perubahan [Penurunan/Kenaikan] Tinggi Titik :


H V2 H V1 H V
KV = = = 0,014 m/hari
30 30
H W2 H W1 H W
KW = = = - 0,011 m/hari
30 30
H X2 H 1X H X
KX = = = 0,005 m/hari
30 30
Penyelesaian Penentuan Perubahan Tinggi Titik dan Kecepatan Perubahan Tinggi Titik Secara
Simultan

 Persamaan Syarat
Untuk menyelesaikan soal diatas, maka persamaan dasar disusun berdasarkan kelompok syarat 1). Kelompok
(a), (b), (c)
(a). h1 + h3 - h13 - h11 = 0 Jalur AVXWA
(b). h1 + h3 - h6 = 0 Jalur AVXA

(c). h1 + h10 - h11 = 0 Jalur AVWA


 Persamaan Perubahan Tinggi Titik Setelah Perataan
HV = h1
HW = HV + h10 = h11
HX = HW + h13 = h6

ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Sipil Volume 5 : Desember 2011


TS5 - 16
PROSIDING 2011 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil
Penentuan Matriks B

h1 h11 h10 h13 h6 h3


1 -1 0 -1 0 1
B = 1 0 0 0 -1 1
1 -1 1 0 0 0

 Matriks BT
1 1 1
-1 0 -1
BT = 0 0 1
-1 0 0
0 -1 0
1 1 0

 Penentuan Matriks P
P = 1 / i2

27777,77778 0 0 0 0 0
0 250000 0 0 0 0
P= 0 0 62500 0 0 0
0 0 0 40000 0 0
0 0 0 0 62500 0
0 0 0 0 0 20408,16327

 Matriks P-1
P-1 = i2

3,6.10-5 0 0 0 0 0
0 4.10-6 0 0 0 0
P-1 = 0 0 1,6.10-5 0 0 0
0 0 0 2,5.10-5 0 0
0 0 0 0 1,6.10-5 0
0 0 0 0 0 4,9.10-5

 Penentuan Matriks N
N = B P-1 BT

1,14.10-4 8,5.10-5 3,99.10-5


N = 8,5.10-5 1,01.10-4 3,6.10-5
3,99.10-5 3,6.10-5 5,6.10-5

 Matriks N-1
N = [B P-1 BT]-1

24823,502619 -18902,300159 -5579,594626


N-1 = -18902,300159 27237,531315 -4008,198589
-5579,594626 -4008,198589 24419,266684

 Penentuan Nilai Matriks Pengamatan L

h12 - h11 h1 = 0,37


h112 - h111 h11 = -0,37
L = h102 - h101 = h10 = -0,84
h132 - h131 h13 = 0,13
h62 - h61 h6 = 0,32
h32 - h31 h3 = -0,09

Volume 5 : Desember 2011 Group Teknik Sipil ISBN : 978-979-127255-0-6


TS5 - 17
Penentuan Tinggi Titik dengan Asiyanti T. Lando
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

 Penentuan Matriks W
W(a) = h1 + h3 - h13 - h11 = 0,52
W(b) = h1 + h3 - h6 = -0,04
W(c) = h1 + h10 - h11 = -0,1

Dalam bentuk matriks W

0,52
W = -0,04
-0,1

 Penentuan Matriks K
K = N-1 . W
Setelah dihitung dengan menggunakan software Matlab 6.5, diperoleh :

14222,272831
K = -10517,877476
-5182,987930

 Penentuan Nilai Koreksi V


V = - P-1 BT K
Setelah dihitung dengan menggunakan software Matlab 6.5, diperoleh :

V1 = 0,053229
V11 = 0,036157
V = V10 = 0,082928
V13 = 0,355557
V6 = -0,168286
V3 = -0,181515

 Matriks VT
VT = [0,053229 0,036157 0,082928 0,355557 -0,168286 -0,181515]

 Penentuan Nilai Variansi Baku ( 02) Dan Simpangan Baku ( 0)

V T PV WTK
02 = = = VTPV/3 = WTK/3 = 2778,198588 = 2778,2
r r
0 = 52,708620 = 52,71

 Penentuan Nilai Beda Tinggi Setelah Perataan


L = L + V

h1 = 0,423229
h11 = -0,333843
L = h10 = -0,757072
h13 = 0,485557
h6 = 0,151714

h3 = -0,271515

ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Sipil Volume 5 : Desember 2011


TS5 - 18
PROSIDING 2011 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil
 Penentuan Perubahan Tinggi Titik Setelah Perataan
HV = h1 = 0,423229 m
HW = HV + h10 = 0,423229 + -0,757072 = -0,333843 m = h11
HX = HW + h13 = -0,333843 + 0,485557 = 0,151714 m = h6

 Perubahan Tinggi Titik V, W, X


Jadi, Perubahan Tinggi Titik V [HV] = 0,423229 m
Perubahan Tinggi Titik W [HW] = -0,333843 m
Perubahan Tinggi Titik X [HX] = 0,151714 m

 Penentuan Kecepatan Perubahan [Penurunan/Kenaikan] Tinggi Titik :


Diketahui : Waktu Pengamatan dari Kala-1 ke Kala-2 = 30 hari
H V
KV = = 0,014108 m/hari = 0,014 m/hari
30
H W
KW = = - 0,0111281 m/hari = - 0,011 m/hari
30
H X
KX = = 0,00506 m/hari = 0,005 m/hari
30

SIMPULAN

Hasil perhitungan tinggi titik dengan Teknik Perataan Parameter pada dua kala yang berbeda:

Penentuan tinggi titik kala 1


Tinggi Titik V [HV] = 1072,33 m
Tinggi Titik W [HW] = 1043,48 m
Tinggi Titik X [HX] = 1065,37 m

Penentuan tinggi titik kala 2


Tinggi Titik V [HV] = 1072,75 m
Tinggi Titik W [HW] = 1043,15 m
Tinggi Titik X [HX] = 1065,52 m

Penentuan Kecepatan Perubahan [Penurunan/Kenaikan] Tinggi Titik :


KV = 0,014 m/hari
KW = - 0,011 m/hari
KX = 0,005 m/hari

Hasil perhitungan tinggi titik dengan Teknik Perataan Bersyarat pada dua kala yang berbeda :

Penentuan tinggi titik kala 1


Tinggi Titik V [HV] = 1072,33 m
Tinggi Titik W [HW] = 1043,48 m
Tinggi Titik X [HX] = 1065,37 m

Penentuan tinggi titik kala 2


Tinggi Titik V [HV] = 1072,75 m
Tinggi Titik W [HW] = 1043,4815 m
Tinggi Titik X [HX] = 1065,52 m

Penentuan Kecepatan Perubahan [Penurunan/Kenaikan] Tinggi Titik :


KV = 0,014 m/hari
KW = - 0,011 m/hari

Volume 5 : Desember 2011 Group Teknik Sipil ISBN : 978-979-127255-0-6


TS5 - 19
Penentuan Tinggi Titik dengan Asiyanti T. Lando
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

KX = 0,005 m/hari

Dari hasil diatas, dapat dilihat bahwa penentuan tinggi titik dengan Teknik Perataan Parameter dan Teknik
Perataan Bersyarat menghasilkan tinggi titik yang relatif sama, demikian juga hasil dari penentuan kecepatan
perubahan tinggi titik. Dapat disimpulkan bahwa dalam penentuan tinggi titik pada kala yang berbeda dapat
menggunakan satu metode saja, Teknik Perataan Parameter atau Teknik Perataan Bersyarat karena keduanya
memberikan hasil yang relatif sama.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Kahar, Joenil. (2002). Teknik Pengadaan Data dan Sistem Pemetaan. Teknik Geodesi Institut Teknologi
Bandung.
[2] Kahar, Joenil. (2003). Catatan Kuliah GD 6101 Teknik Pengadaan Data dan Sistem Pemetaan.
Program Magister Teknik Geodesi ITB.
[3] Piegorsch, W. W. (2002). Notes On Minimum Variance Point Estimation For A Course In The Theory
Statistical Inference. Statistics Technical Report No.195 62F 10-5. University of South Carolina.
[4] Prijatna, Kosasih. (2003). Catatan Kuliah Matrikulasi Penentuan Posisi. Program Magister Teknik
Geodesi ITB.
[5] Sarsito, Dina Anggraeni. (1992). Skripsi : Model Matematika Status Geometrik Deformasi (Studi Kasus
: Dam). Jurusan Teknik Geodesi, Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan, Institut Teknologi Bandung.
[6] Vogel, C. (2003). Mathematics For AO Part II. Estimation Theory. Department Of Mathematical
Sciences, Montana State University, Bozeman, Montana.

ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Sipil Volume 5 : Desember 2011


TS5 - 2 0

Anda mungkin juga menyukai