Asiyanti T. Lando
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea - Makassar, 90245
Telp./Fax: (0411) 587636/(0411) 580505
E-mail: asiyanti_sipil@yahoo.co.id
Abstrak
Teknik perataan atau hitung perataan mempunyai tujuan untuk menentukan nilai yang paling
sesuai (the most plausible value) dengan sederetan hasil pengukuran yang bersifat acak,
yaitu pengukuran yang telah bebas dari kesalahan besar dan kesalahan sistematik. Nilai
yang paling sesuai ( ) dengan data pengukuran ( )tersebut didapatkan setelah data
pengukuran ( )diberi koreksi yang mempunyai sifat acak. Dalam penelitian ini akan
dibahas mengenai Teknik Perataan Parameter dan Teknik Perataan Bersyarat dalam
menentukan tinggi titik. Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa penentuan
tinggi titik dengan Teknik Perataan Parameter dan Teknik Perataan Bersyarat menghasilkan
tinggi titik yang relatif sama, demikian juga hasil dari penentuan kecepatan perubahan
tinggi titik. Dalam penentuan tinggi titik pada kala yang berbeda dapat menggunakan satu
metode saja, Teknik Perataan Parameter atau Teknik Perataan Bersyarat karena keduanya
memberikan hasil yang relatif sama.
Kata Kunci: Teknik Perataan Parameter, Teknik Perataan Bersyarat
ABSTRACT
The adjustment computation have a purpose to determine the most appropriate value with a
series of measurement results are random, the measurements that have been free of major
errors and systematic errors. The most appropriate value ( ) with the measurement data ()
is obtained after the measurement data ( )is given the correction that have a random
nature. This research will be studied about adjustment computation of parameters and
conditional adjustment computation in determining the height of point. From the result of
research can be concluded that adjustment computation of parameters and conditional
adjustment computation give the same result relatively, its also the same with the
determination of the speed change of height of point. In determining the height of point on
different times may use one method only, adjustment computation of parameters and
conditional adjustment computation because they gave relatively similar results.
Keywords: adjustment computation of parameters, conditional adjustment computation
PENDAHULUAN
Saat ini kita hidup dalam abad informasi. Kemajuan teknologi telah memungkinkan data dikumpulkan dengan
kecepatan yang amat tinggi. Sebagai contoh, di bidang surveying tersedia berbagai peralatan baru yang dapat
mengumpulkan data dalam jumlah yang sangat besar dan dilakukan dengan kecepatan yang amat tinggi.
Peralatan itu antara lain, adalah : Total Station, kamera metrik, sistem pencitraan satelit, dan satelit GPS
[Global Positioning System]. Teknologi SIG (Sistem Informasi Geografis) yang saat ini diaplikasikan secara
luas dan berkembang pesat sejalan dengan perkembangan peralatan akuisisi data modern. Implementasi SIG
tergantung pada data dalam jumlah besar yang berasal dari berbagai sumber, antara lain diperoleh
menggunakan alat-alat yang tersebut di atas.
Sebelum dapat dilakukan untuk berbagai keperluan, baik untuk proyek survei dan pemetaan, desain
engineering, atau untuk digunakan dalam SIG, data terlebih dahulu harus diproses. Salah satu aspek penting
yang harus diperhatikan adalah kenyataan bahwa data ukuran tidak ada yang eksak karena selalu mengandung
kesalahan [errors]. Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk memperlakukan data ukuran yang
mengandung kesalahan adalah dengan melakukan analisis statistika dan hitung perataan [adjustment
computation].
Teknik perataan atau hitung perataan mempunyai tujuan untuk menentukan nilai yang paling sesuai (the most
plausible value) dengan sederetan hasil pengukuran yang bersifat acak, yaitu pengukuran yang telah bebas dari
kesalahan besar dan kesalahan sistematik. Nilai yang paling sesuai ( ) dengan data pengukuran ( )tersebut
didapatkan setelah data pengukuran ( )diberi koreksi yang mempunyai sifat acak.
Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai penentuan tinggi titik dengan pengamatan 2 kala (epok)
menggunakan teknik perataan parameter dan teknik perataan bersyarat. Salah satu proses pemrosesan data
adalah dengan melalui hitung perataan atau adjustment computation. Hitung perataan ini dilakukan untuk
menghitung dan mengoreksi hasil pengukuran, serta digunakan untuk memperkecil kesalahan yang terjadi pada
pengukuran. Terdapat 3 [tiga] jenis perataan yang dapat digunakan dalam hitung perataan jaring titik-titik, yaitu
antara lain :
1). Teknik Perataan Parameter
2). Teknik Perataan Bersyarat
3). Teknik Perataan Parameter Bersyarat [Kombinasi]
METODA PENELITIAN
V
10
11 6
3
W X
13
Diketahui :
Ditanyakan :
Tentukan tinggi titik V, W, X pada kala-1 dan kala-2
Tentukan kecepatan penurunan tinggi titik
Penyelesaian Dengan Teknik Perataan Parameter
Dalam hal penentuan nilai tinggi pendekatan, berapapun nilai tinggi pendekatan yang digunakan, dalam hal ini
baik nilai tinggi pendekatan dari data pengamatan kala-1 maupun dari data pengamatan kala-2, akan
memberikan nilai tinggi, koreksi, dan variansi yang sama bagi masing-masing kala. Oleh karena itu untuk
masing-masing kala pengamatan yaitu kala-1 dan kala-2 digunakan tinggi pendekatan yang sama yang diambil
dari data pengamatan kala-1.
Secara singkat,
L1 = 0
L11 = 0
L = L10 = - 0,01
L13 = - 0,04
L6 = 0
L3 = 0,02
X1 = 0,001486
X = X2 = 0,002032
X2 = -0,008789
V = AX - L
V1 = 0,001486
V11 = 0,002032
V = V10 = 0,010546
V13 = 0,029179
V6 = -0,008789
V3 = -0,030275
Matriks VT
V T PV
02 = = VTPV/3 = 21,8783 = 21,88
nu
0 = 4, 677425 = 4, 68
Variansi kesalahan atau tingkat ketelitian tinggi titik V,W, X diperoleh dari diagonal utama matriks variansi
kovariansi XX.
Tinggi Titik V, W, X
Jadi, Tinggi Titik V [HV] = 1072,33 m
Tinggi Titik W [HW] = 1043,48 m
Tinggi Titik X [HX] = 1065,37 m
X1 = 0,424715
X = X2 = -0,331811
X2 = 0,142925
V1 = 0,054715
V11 = 0,038189
V = V10 = 0,093474
V13 = 0,384736
V6 = -0,177075
V3 = -0,211790
Matriks VT
VT = [0,054715 0,038189 0,093474 0,384736 -0,177075 -0,211790]
Variansi kesalahan atau tingkat ketelitian tinggi titik V,W, X diperoleh dari diagonal utama matriks variansi
kovariansi XX.
Tinggi Titik V, W, X
Jadi, Tinggi Titik V [HV] = 1072,75 m
Tinggi Titik W [HW] = 1043,15 m
Tinggi Titik X [HX] = 1065,52 m
H i2 H i1
Ki =
t
Dimana;
Ki = Kecepatan Perubahan [Penurunan/Kenaikan] Tinggi Titik
Penyelesaian Penentuan Perubahan Tinggi Titik dan Kecepatan Perubahan Tinggi Titik Secara
Simultan
Matriks parameter
X1 = HV
X = X2 = HW
X2 = HX
Karena L = L + V, maka :
h1 + V1 - X1 = 0
h11 + V11 - X2 = 0
h10 + V10 - X2 + X1 = 0
h13 + V13 - X3 + X2 = 0
h6 + V6 - X3 = 0
h3 + V3 - X3 + X1 = 0
V6 = X3 - h6
V3 = X3 - X1 - h3
Matriks V = A X - L
V = A X - L
V1 1 0 0 h1
V11 0 1 0 X1 h11
V10 = -1 1 0 X2 - h10
V13 0 -1 1 X3 h13
V6 0 0 1 h6
V3 -1 0 1 h3
Matriks AT
1 0 -1 0 0 -1
AT = 0 1 1 -1 0 0
0 0 0 1 1 1
Matriks P
1/12 0 0 0 0 0
0 1/112 0 0 0 0
P = 0 0 1/102 0 0 0
0 0 0 1/132 0 0
0 0 0 0 1/62 0
0 0 0 0 0 1/32
1
0 0 0 0 0
(0,006)2
1
0 0 0 0 0
(0,002)2
1
P = 0 0 0 0 0
(0,004) 2
1
0 0 0 0 0
(0,005)2
1
0 0 0 0 0
(0,004)2
1
0 0 0 0 0
(0,007)2
27777,77778 0 0 0 0 0
0 250000 0 0 0 0
P = 0 0 62500 0 0 0
0 0 0 40000 0 0
0 0 0 0 62500 0
0 0 0 0 0 20408,16327
L1 = h1 0,37
L11 = h11 -0,37
L = L10 = h10 = -0,84
L13 = h13 0,13
L6 = h6 0,32
L3 = h3 -0,09
X1 HV 0,423229
X = X2 = HW = -0,333843
X2 HX 0,151714
V1 = 0,053229
V11 = 0,036157
V = V10 = 0,082928
V13 = 0,355557
V6 = -0,168286
V3 = -0,181515
Matriks VT
V T PV
02 = = VTPV/3 = 2778,198588 = 2778,2
nu
Variansi kesalahan atau tingkat ketelitian tinggi titik V,W, X diperoleh dari diagonal utama matriks variansi
kovariansi XX.
h1 = 0,423229
h11 = -0,333843
h10 = -0,757072
h13 = 0,485557
h6 = 0,151714
h3 = -0,271515
HX = HW + h13 = HBMA + h6
Untuk tujuan pembuktian :
HBMA = HW - h11 = HV - h1 = HX - h6
Penentuan Matriks B
Matriks BT
1 1 1
-1 0 -1
BT = 0 0 1
-1 0 0
0 -1 0
1 1 0
27777,77778 0 0 0 0 0
0 250000 0 0 0 0
P= 0 0 62500 0 0 0
0 0 0 40000 0 0
0 0 0 0 62500 0
0 0 0 0 0 20408,16327
Matriks P-1
P-1 = i2
3,6.10-5 0 0 0 0 0
0 4.10-6 0 0 0 0
P-1 = 0 0 1,6.10-5 0 0 0
0 0 0 2,5.10-5 0 0
0 0 0 0 1,6.10-5 0
0 0 0 0 0 4,9.10-5
Penentuan Matriks N
N = B P-1 BT
Matriks N-1
N = [B P-1 BT]-1
h1 = 12,33
h11 = -16,52
L = h10 = -28,86
h13 = 21,86
h6 = 5,38
h3 = -6,93
Penentuan Matriks W
W(a) = h1 + h3 - h13 - h11 = 0,06
W(b) = h1 + h3 - h6 = 0,02
W(c) = h1 + h10 - h11 = -0,01
Penentuan Matriks K
K = N-1 . W
Setelah dihitung dengan menggunakan software Matlab 6.5, diperoleh :
1167,160100
K = -549,305397
-659,132316
V1 = 0,001486
V11 = 0,002032
V = V10 = 0,010546
V13 = 0,029179
V6 = -0,008789
V3 = -0,030275
Matriks VT
VT = [0,001486 0,002032 0,010546 0,029179 -0,008789 -0,030275]
h1 = 12,331486
h
11 = -16,517968
L = h10 = -28,849454
h
13 = 21,889179
h6 = 5,371211
h3 = -6,960275
Tinggi Titik V, W, X
Jadi, Tinggi Titik V [HV] = 1072,33 m
Tinggi Titik W [HW] = 1043,48 m
Tinggi Titik X [HX] = 1065,37 m
h1 = 12,70
h11 = -16,89
L = h10 = -29,70
h13 = 21,99
h6 = 5,70
h3 = -7,02
Penentuan Matriks K
K = N-1 . W
Setelah dihitung dengan menggunakan software Matlab 6.5, diperoleh :
15389,432931
K = -11067,182874
-5842,120246
V1 = 0,054715
V11 = 0,038189
V = V10 = 0,093474
V13 = 0,384736
V6 = -0,177075
V3 = -0,211790
Matriks VT
VT = [0,054715 0,038189 0,093474 0,384736 -0,177075 -0,211790]
V T PV WTK
02 = = = VTPV/3 = WTK/3 = 3263,282662 = 21,88
r r
0 = 57,125149 = 57,13
L = L + V
h1 = 12,754715
h11 = -16,851811
L = h10 = -29,606526
h13 = 22,374736
h6 = 5,522925
h3 = -7,23179
Tinggi Titik V, W, X
Jadi, Tinggi Titik V [HV] = 1072,75 m
Tinggi Titik W [HW] = 1043,4815 m
Tinggi Titik X [HX] = 1065,52 m
H i2 H i1
Ki =
t
Dimana;
Ki = Kecepatan Perubahan [Penurunan/Kenaikan] Tinggi Titik
i = Nama Titik
Hi2 = Tinggi Titik i pada kala-2
Hi1 = Tinggi Titik i pada kala-1
t = Waktu
Tanda Positif [+] = Berarti tinggi titik mengalami kenaikan dari posisi awal
Tanda Negatif [-] = Berarti tinggi titik mengalami penurunan dari posisi awal
Persamaan Syarat
Untuk menyelesaikan soal diatas, maka persamaan dasar disusun berdasarkan kelompok syarat 1). Kelompok
(a), (b), (c)
(a). h1 + h3 - h13 - h11 = 0 Jalur AVXWA
(b). h1 + h3 - h6 = 0 Jalur AVXA
Matriks BT
1 1 1
-1 0 -1
BT = 0 0 1
-1 0 0
0 -1 0
1 1 0
Penentuan Matriks P
P = 1 / i2
27777,77778 0 0 0 0 0
0 250000 0 0 0 0
P= 0 0 62500 0 0 0
0 0 0 40000 0 0
0 0 0 0 62500 0
0 0 0 0 0 20408,16327
Matriks P-1
P-1 = i2
3,6.10-5 0 0 0 0 0
0 4.10-6 0 0 0 0
P-1 = 0 0 1,6.10-5 0 0 0
0 0 0 2,5.10-5 0 0
0 0 0 0 1,6.10-5 0
0 0 0 0 0 4,9.10-5
Penentuan Matriks N
N = B P-1 BT
Matriks N-1
N = [B P-1 BT]-1
Penentuan Matriks W
W(a) = h1 + h3 - h13 - h11 = 0,52
W(b) = h1 + h3 - h6 = -0,04
W(c) = h1 + h10 - h11 = -0,1
0,52
W = -0,04
-0,1
Penentuan Matriks K
K = N-1 . W
Setelah dihitung dengan menggunakan software Matlab 6.5, diperoleh :
14222,272831
K = -10517,877476
-5182,987930
V1 = 0,053229
V11 = 0,036157
V = V10 = 0,082928
V13 = 0,355557
V6 = -0,168286
V3 = -0,181515
Matriks VT
VT = [0,053229 0,036157 0,082928 0,355557 -0,168286 -0,181515]
V T PV WTK
02 = = = VTPV/3 = WTK/3 = 2778,198588 = 2778,2
r r
0 = 52,708620 = 52,71
h1 = 0,423229
h11 = -0,333843
L = h10 = -0,757072
h13 = 0,485557
h6 = 0,151714
h3 = -0,271515
SIMPULAN
Hasil perhitungan tinggi titik dengan Teknik Perataan Parameter pada dua kala yang berbeda:
Hasil perhitungan tinggi titik dengan Teknik Perataan Bersyarat pada dua kala yang berbeda :
KX = 0,005 m/hari
Dari hasil diatas, dapat dilihat bahwa penentuan tinggi titik dengan Teknik Perataan Parameter dan Teknik
Perataan Bersyarat menghasilkan tinggi titik yang relatif sama, demikian juga hasil dari penentuan kecepatan
perubahan tinggi titik. Dapat disimpulkan bahwa dalam penentuan tinggi titik pada kala yang berbeda dapat
menggunakan satu metode saja, Teknik Perataan Parameter atau Teknik Perataan Bersyarat karena keduanya
memberikan hasil yang relatif sama.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Kahar, Joenil. (2002). Teknik Pengadaan Data dan Sistem Pemetaan. Teknik Geodesi Institut Teknologi
Bandung.
[2] Kahar, Joenil. (2003). Catatan Kuliah GD 6101 Teknik Pengadaan Data dan Sistem Pemetaan.
Program Magister Teknik Geodesi ITB.
[3] Piegorsch, W. W. (2002). Notes On Minimum Variance Point Estimation For A Course In The Theory
Statistical Inference. Statistics Technical Report No.195 62F 10-5. University of South Carolina.
[4] Prijatna, Kosasih. (2003). Catatan Kuliah Matrikulasi Penentuan Posisi. Program Magister Teknik
Geodesi ITB.
[5] Sarsito, Dina Anggraeni. (1992). Skripsi : Model Matematika Status Geometrik Deformasi (Studi Kasus
: Dam). Jurusan Teknik Geodesi, Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan, Institut Teknologi Bandung.
[6] Vogel, C. (2003). Mathematics For AO Part II. Estimation Theory. Department Of Mathematical
Sciences, Montana State University, Bozeman, Montana.