Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
FARMAKOLOGI DASAR
Penyususn
Tim Teaching
LABORATORIUM FARMAKOLOGI-TOKSIKOLOGI
JURUSAN FARMASI
2017
PERCOBAAN I
1. Setiap orang, baik praktikan maupun pengawas, yang bekerja di labomtorium dengan
menggunakan binatang percobaan sebaiknya membaca :
a) Petunjuk memelihara dan menggunakan binatang percobaan.
b) Dasar-dasar memelihara binatang percobaan.
Karakteristik mencit
Dalam laboratorium mencit mudah ditangani, ia bersifat penakut, fotofobic, cenderung
berkumpul sesamanya, mempunyai kecenderungan untuk bersembunyi dan lebih aktif
pada malam hari. Kehadiran manusia akan menghambat mencit. Suhu tubuh normal :
37,4C. Laju respirasi normal 163 tiap menit.
Karakteristik tikus
Relatif resisten terhadap infeksi dan sangat cerdas. Tikus putih pada umumnya tenang
dan mudah ditangani, tidak begitu bersifat fotofobik seperti halnya mencit serta
kecenderungan untuk berkumpul sesamanya juga tidak begitu besar. Aktifitas tidak begitu
terganggu dengan adanya manusia di sekitarnya. Suhu tubuh normal : 37,5 0C. Laju
respirasi normal 210 tiap menit. Bila diperlakukan kasar atau mengalami defisiensi
nutrisi, tikus menjadi galak dan sering menyerang si pemegang. Tabel 1.1. menunjukan
karakteristik secara umum mencit dan tikus
2. Perlakukan binatang percobaan dengan kasih sayang dan jangan disakiti.
3. Cara memperlakukan mencit dan tikus:
Mencit
Mencit diangkat dengan memegangnya pada ujung ekornya dengan tangan kanan dan
dibiarkan menjangkau kawat kandang dengan kaki depannya. Dengan tangan kiri kulit
tengkuknya dijepit diantara telunjuk dan ibu jari. Kemudian ekornya dipindahkan dari
tangan kanan ke antara jari manis dan jari kelingking tangan kiri, sehingga mencit cukup
erat dipegang. Pemberian obat kini dapat dimulai.
Tikus
Tikus dapat diperlakukan sama seperti mencit, hanya harus diperhatikan bahwa sebaiknya
bagian ekor yang dipegang adalah bagian pangkal ekor. Tikus dapat diangkat dengan
memegang perutnya ataupun dengan cara sebagai berikut : tikus diangkat dari
kandangnya dengan memegang tubuh/ekornya dari belakang kemudian letakan di atas
permukaan kasar. Tangan kiri diluncurkan dari belakang tubuhnya menuju kepala dan ibu
jari diselipkan ke depan untuk menjepit kaki kanan depan tikus antara jari ini dengan
telunjuk. Untuk melakukan pemberian obat secara ipim tikus dipegang pada bagian
belakangnya. Hal ini hendaknya dilakukan dengan mulus tanpa ragu-ragu. Tikus tidak
mengelak bila dipegang dari atas, tapi bila dipojokan ke sudut ia akan menjadi panik dan
menggigit.
Catatan:
Adakalanya diperlukan kaos tangan dari kulit atau karet yang cukup tebal untuk
melindungi tangan dari gigitan binatang. Akan tetapi bagi yang sudah terbiasa lebih baik
tanpa kaos tangan sebab kontak langsung dengan binatang akan lebih mudah mengontrol
gerakan binatang.
4. Menggunakan kembali binatang yang telah dipakai.
Untuk menghemat biaya, bila memungkinkan diperbolehkan memakai binatang
percobaan lebih dari satu kali. Walaupun demikian jika binatang tersebut telah digunakan
dalam suatu periode dan obat yang digunakan pada percobaan sebelumnya masih berada
di dalam tubuh binatang, kemungkinan hasil percobaan berikutnya akan memberikan data
yang tidak benar. Hal ini terutama terdapat pada kasus pemberian inductor atau inhibitor
enxim. Dengan dalih ini maka binatang tersebut baru boleh digunakan untuk percobaan
berikutnya setelah selang waktu minimal 14 hari. Disamping itu, kelinci harus digunakan
sebagai alternatif untuk cara pemberian internal maupun eksternal, meskipun percobaan
menjadi tidak berurutan.
E. MEMUSNAKAN HEWAN
1. Cara terbaik untuk membunuh hewan ialah dengan memberikan suatu anastetik over
dosis. Injeksi barbiturat (Na. Pentobarbital 300 mg/ml) secara intravena untuk kelinci dan
anjing. Intraperitonial atau intrathoracical untuk marmut, tikus dan mencit, atau dengan
inhalasi menggunakan kloroform, karbon dioksida, nitrogen, dan lain-lain dalam wadah
tertutup untuk semua jenis hewan tersebut.
2. Hewan disembelih, kemudian dimasukan ke dalam kantong plastik dan dibungkus lagi
dengan kertas diletakan di dalam tas plastik, ditutup dan disimpan dalam lemari
pendingin atau langsung diabukan.
1. Pemberian per-oral
Pemberian obat-obatan dalam bentuk suspensi, larutan atau emulsi, kepada tikus dan
mencit dilakukan dengan pertolongan jarum suntik yang ujungnya tumpul (bentuk
bola/kanulla). Kanulla ini dimasukan ke dalam mulut, kemudian perlahan-lahan
dimasukan melalui tepi langit-langit ke belakang sampai esotagus
Penyuntikan biasanya dilakukan di bawah kulit tengkuk atau abdomen; seluruh jarum
langsung ditusukan ke bawah kulit dan larutan obat didesak keluar dari alat suntik.
4. Intravena
5. Intramuskular
Larutan obat disuntikan ke dalam otot sekitar gluteus maximus atau ke dalam otot
paha lain dari kaki belakang; Kalau perlu di cek, apakah jarum tidak masuk ke dalam
vena dengan menarik kembali piston alat suntik.
Tabel I
Karakteristik Hewan Percobaan
Lama hamil 19-21 hari 21-23 hari 63 hari 28-36 hari 62-63 hari
Lama hidup 2-3 tahun 2-3 tahun 7-8 tahun 8 tahun 12-16 tahun
Masa tumbuh 6 bulan 4-5 bulan 15 bulan 4-6 bulan 12-15 bulan
Kecepatan
147/106 130/95 110/80 148/100
respirasi/menit
7,5 7,5 6 5 7,2-9,5
Tekanan darah
Luas
permukaan
tubuh Q = K3g2
Tabel II
Volume Maksimum Larutan Obat Yang di Berikan Pada Hewan
Cara pemerian dan volume maksimum (ml)
Binatang
i.v i.m i.p s.c p.o
1. mencit (20-30g) 0,5 0,05 1,0 0,5-1,0 1,0
2. tikur (100g) 1,0 0,1 2,0-5,0 2,0-5,0 5,0
3. hamster (50g) - 0,1 1,0-5,0 2,5 2,5
4. marmot (250g) - 0,25 2,0-5,0 5,0 10,0
5. Merpati (300g) 2,0 0,5 2,0 2,0 10,0
6. kelinci (2,5kg) 5,0-10,0 0,5 10,0-20,0 5,0-10,0 20,0
7. kucing (3 kg) 5,0-10,0 1,0 10,0-20,0 5,0-10,0 50,0
8. anjing (5 kg) 10,0- 5,0 20,0-50,0 5,0-10,0 100,0
20,0
Keterangan :
BB = Bobot Badan
i.v = Intravena
i.m = Intramuskular
i.p = Intraperitonial
s.c = Subkutan
p.o = per oral
Tabel III
Perbandingan Luas Permuakaan Tubuh Hewan Percobaan
(Untuk Konversi Dosis)
Hewan dan Mencit Tikus Marmo Kelinci Kucing Kera Anjing Manusia
BB rata2x 20 g 200 g t 400 g 1,5 kg 2,0 kg 2,0 kg 12,0 kg 70,0 kg
Mencit
1,0 7,0 12,29 27,8 28,7 64,1 124,2 387,9
20 g
Tikus
0,14 1,0 1,74 3,9 4,2 9,2 17,8 61,5
200 g
Marmot 0,08 0,57 1,0 2,25 2,4 5,2 10,2 31,5
400 g
Kelinci
0,04 0,25 0,44 1,0 1,06 2,4 4,5 14,2
1,5 kg
Kucing
0,03 0,23 0,41 0,92 1,0 2,2 4,1 13,0
2,0 kg
Kera
0,015 0,11 0,19 0,42 0,45 1,0 1,9 6,1
2,0 kg
Anjing
0,008 0,06 0,10 0,22 0,24 0,52 1,0 3,1
12,0 kg
Manusia
0,0026 0,018 0,031 0,07 0,76 0,16 0,32 10
70,0 kg
Tujuan :
1. Membuat rancangan untuk percobaan menggunakan hewan utuh dengan pengamatan efek
spesifik berdasarkan rute pemberian
2. Mengetahui kondisi eksperimen yang harus dikontrol meliputi kondisi hewan uji (fisiologi
dan patologi, kualitas hewan uji)
3. Kemampuan membuat larutan stok dan menghitung dosis dan volume yang sesuai untuk
masing-masing hewan uji
4. Memahami tentang protocol eksperimen dan hubungannya dengan waktu untuk menjamin
reproduksibel hasil
5. Mampu mengkuantifikasi hasil yang didapatkan dan menyajikannya dengan jelas dalam
grafik
6. Menggunakan teknik statistika dengan benar
Dasar Teori
Cepat atau lambatnya obat berefek ditentukan oleh rute pemberian obat. Ada beberapa rute
utama obat, yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jalurnya
bisa melalui oral, transdermal, rektal, dan parenteral.
Alat : Spuit injeksi dan jarumnya dan spuit untuk oral, timbangan analitik digital, labu takar 5,
10, 25, dan 50 mL, gelas beker, Erlenmeyer, pengaduk, pipet volume
Bahan : Pentobarbital, Fenobarbital , akuabides, etanol, kapas
Hewan uji : Mencit jantan dewasa, yang berat badannya 20-30 g, hewan uji dipuasakan selama
satu malam dan tetap diberikan minum, ad libitum
Cara kerja :
Metode yang dilakukan adalah Pentobarbitone induced sleeping time :
1. Sebanyak 16 hewan uji dibagi menjadi 4 kelompok (masing-masing terdiri ats 4 mencit)
2. Pentobarbiton diberikan paaaada tiap kelompok dengan dosis ;
a. Kelompok 1 : (40 mg P.O)
b. Kelompok 2 : (40 mg I.V.)
c. Kelompok 3 : (40 mg I.M.)
d. Kelompok 4 : (40 mg I.P)
3. Stopwatch dihitung setelah pemberian pentobarbital (dihitung sebagai menit ke-0)
4. Dicatat waktu mulai terjadinya sleeping time , yaitu hilangnya kemmapuan hewan uji
untuk membalikkan badannya jika diterlentangkan (selama 30 deeetik)
5. Kembalinya reflek balik baaadan berarti dianggap sudah bangun
6. Dicatat waktu bangun tidur untuk ditandai reeflek balik baadan(mulai timbulnya onset
dan kembali bangun diseebut dengan durasi/ lama sleeping time)
PERCOBAAN III
PENGARUH DOSIS PEMBERIAN TERHADAP EFEK FARMAKOLOGI
Tujuan :
1. Membuat rancangan untuk percobaan menggunakan hewan utuh dengan
pengamatan efek spesifik berdasarkan rute pemberian
2. Mengetahui kondisi eksperimen yang harus dikontrol meliputi kondisi hewan uji
(fisiologi dan patologi, kualitas hewan uji)
3. Kemampuan membuat larutan stok dan menghitung dosis dan volume yang sesuai
untuk masing-masing hewan uji
4. Memahami tentang protocol eksperimen dan hubungannya dengan waktu untuk
menjamin reproduksibel hasil
5. Mampu mengkuantifikasi hasil yang didapatkan dan menyajikannya dengan jelas
dalam grafik
6. Menggunakan teknik statistika dengan benar
Dasar Teori
Cepat atau lambatnya obat berefek ditentukan oleh rute pemberian obat. Ada beberapa rute
utama obat, yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jalurnya
bisa melalui oral, transdermal, rectal, dan parenteral.
Alat : Spuit injeksi dan jarumnya dan spuit untuk oral, timbangan analitik digital, labu takar 5,
10, 25, dan 50 mL, gelas beker, Erlenmeyer, pengaduk, pipet volume
Hewan uji : Mencit jantan dewasa, yang berat badannya 20-30 g, hewan uji dipuasakan selama
satu malam dan tetap diberikan minum, ad libitum
Cara kerja :
Metode yang dilakukan adalah Pentobarbitone induced sleeping time :
1. Sebanyak 16 hewan uji dibagi menjadi 4 kelompok (masing-masing terdiri ats 4 mencit)
2. Pentobarbiton diberikan paaaada tiap kelompok dengan dosis ;
a. Kelompok 1 : (10 mg P.O.)
b. Kelompok 2 : (20 mg P.O.)
c. Kelompok 3 : (30 mg P.O.)
d. Kelompok 4 : (40 mg P.O)
3. Stopwatch dihitung setelah pemberian pentobarbital (dihitung sebagai menit ke-0)
4. Dicatat waktu mulai terjadinya sleeping time , yaitu hilangnya kemmapuan hewan uji
untuk membalikkan badannya jika diterlentangkan (selama 30 detik)
5. Kembalinya reflek balik baaadan berarti dianggap sudah bangun
6. Dicatat waktu bangun tidur untuk ditandai reeflek balik baadan(mulai timbulnya onset
dan kembali bangun diseebut dengan durasi/ lama sleeping time)
PERCOBAAN IV
INTERAKSI OBAT
Tujuan :
Alat : Spuit injeksi dan jarumnya dan spuit untuk oral, timbangan analitik digital, labu takar 5,
10, 25, dan 50 mL, gelas beker, Erlenmeyer, pengaduk, pipet volume