Preeklamsia Berat
Disusun oleh:
KLATEN-JAWA TENGAH
DESEMBER 2016
5. Riwayat Kebiasaan
Riwayat merokok : disangkal
Riwayat minum alkohol : disangkal
6. Riwayat Alergi
Riwayat alergi obat : disangkal
Riwayat alergi makanan : disangkal
7. RiwayatObstetri :
Riwayat Haid : pasien mengaku haid teratur 1x/ bulan, selama 5 hari
Riwayat Pernikahan : 1x dengan suami sekarang selama 4 tahun
Riwayat Persalinan :1. Perempuan , 3000 gr, dengan SC , 24 tahun
: 2. Hamil ini,Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) : 15 Maret 2016
Riwayat Kontrasepsi : pasien mengaku menggunakan jenis kontrasepsi suntik KB suntik 3 bulan
8. Riwayat Sosio-Ekonomi
Suami pasien bekerja sebagai karyawan swasta. Pasien merupakan ibu rumah tangga. Pasien berobat dengan menggunakan fasilitas
BPJS
KASUS : PEB
1. Subjektif
G2P1A0 38 minggu, 28 tahun, nyeri kepala seharian ini, nyeri kepala terus menerus yang dirasakan seperti diikat tali, berkurang
jika pasien istirahat, demam (-), mual/muntah (-),nyeri ulu hati (-), sesak nafas (-) kenceng kenceng (-) lendir (-), darah (-), cairan (-),
pandangan kabur (-) , kaki bengkak (+) sejak 2minggu yang lalu, kejang (-), Gerakan janin masih dirasakan , Buang air kecil lancar.
2. Objektif
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 7 Desember 2016 pukul 22.45
A. Keadaan Umum : tampak sakit ringan
B. Kesadaran : compos mentis GCS E4V5M6
C. Tanda Vital
Tekanan Darah : 179/90 mmHg
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 20 x / menit
Suhu : 36 C (per axiller)
SpO2 : 100 % dengan nasal kanul
D. Kulit : ikterik (-), pucat (-), petechie (-), sianosis (-) Turgor normal
E. Kepala : mesocephal
F. Mata : CA (-/-), SI (-/-), pupil (2mm/2mm)
G. Telinga : discharge (-/-), nyeri (-/-).
N. Abdomen
- Inspeksi : membesar sesuai status obstetri
- Palpasi : nyeri tekan (-)
P. Status Obstetri
Abdomen
Leopod I : Teraba bagian lunak ( bokong )
Leopod II : Teraba tahanan memanjang di perut bagian kanan ( puka )
Leopod III : Teraba bagian bulat keras ( kepala )
Leopod IV : Letak kepala , belum masuk pintu atas panggul
Tinggi Fundus Uteri (TFU) : 33 cm
Denyut Jantung Janin (DJJ) : 138 x/menit reguler
Pemeriksaan Dalam Vagina :
VT : Belum terdapat pembukaan, Lendir (-), Darah (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Pemeriksaan Labolatorium :
B. Pemeriksaan EKG
1. IGD
- O2 4 lpm dengan nasal kanul
- Pasang IV line
- Infus RL 20 tpm
2. Konsul dr. Munir, SpOG
- Pasang DC
- Inj MgSO4 4 gr IV bolus pelan 15 menit
- Nivedipin 3 x 10 mg
- Metildopa 3 x 500 mg
- Masuk ICU
- MgSO4 pada syring pump 1 gr (sampai jam 03:00)
- Rencana SC jam 05:30
Definisi
Menurut American College Obstetric and Gynaecologist (ACOG). Hipertensi adalah suatu keadaan dengan tekanan darah diastolik
minimal 90 mmHg atau tekanan sistolik minimal 140 mmHg atau kenaikan tekanan diastolik minimal 15 mmHg atau kenaikan tekanan sistolik
minimal 30 mmHg. Tekanan darah harus diukur 2 kali dengan selang waktu 6 jam.
Beberapa definisi yang berhubungan dengan hipertensi dalam kehamilan adalah sebagai berikut :
Preeklampsia adalah suatu keadaan hipertensi yang disertai proteinuria, edema, atau keduanya (trias) yang terjadi akibat kehamilan di atas
20 minggu dan paling sering mendekati aterm dan dapat timbul sebelum kehamilan 20 minggu bila terjadi penyakit trofoblas.
Eklampsia adalah keadaan terjadinya kejang-kejang pada wanita dengan kriteria klinis preeklampsia yang bukan disebabkan penyakit
neurologi seperti epilepsi.
Superimposed preeklampsia adalah suatu keadaan preeklampsia-eklampsia yang terjadi pada wanita yang sebelumnya telah menderita
hipertensi vaskuler kronis atau penyakit ginjal.
Hipertensi kronis adalah keadaan hipertensi yang menetap dengan penyebab apapun yang sudah diderita sebelum konsepsi atau sebelum
kehamilan 20 minggu atau menetap selama 6 minggu post partum.
Transient hipertensi yaitu timbulnya hipertensi dalam kehamilan sesudah trimester II atau dalam 24 jam pertama post partum tanpa ada
tanda-tanda hipertensi kronis atau preeklampsia-eklampsia dan gejala ini akan hilang setelah 10 hari post partum.
Insiden
Spellacy dkk, melaporkan bahwa pada wanita > 40 tahun insiden hipertensi meningkat 3 kali lipat dibandingkan dengan wanita usia 20-
30 tahun. Hansen melaporkan peningkatan insiden preeklampsia sebesar 2-3 kali pada nullipara yang berusia di atas 40 tahun bila dibandingkan
Klasifikasi
Hipertensi dalam kehamilan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Hipertensi karena kehamilan dan sembuh setelah persalinan.
a. Hipertensi tanpa proteinuria atau edema patologis.
b. Preeklampsia dengan proteinuria dan atau edema patologik.
i. Preeklampsia berat.
ii. Preeklampsia ringan.
c. Eklampsia yaitu proteinuria dan atau edema patologik disertai kejang.
2. Hipertensi yang sudah ada sebelumnya dan diperberat oleh kehamilan.
a. Superimposed preeklampsia.
b. Superimposed eklampsia.
3. Hipertensi bersamaan dengan kehamilan, yaitu hipertensi kronis yang sudah ada sebelum kehamilan atau menetap setelah persalinan.
Epidemiologi Preeklampsia
Frekuensi preeklampsia untuk tiap negara berbeda-beda karena banyak faktor yang mempengaruhinya, jumlah primigravida, keadaan
sosial ekonomi, perbedaan kriteria dalam penentuan diagnosis dan lain-lain.
Di Indonesia frekuensi kejadian preeklampsia sekitar 3-10% (Triatmojo, 2003). Sedangkan di Amerika Serikat dilaporkan bahwa
kejadian preeklampsia sebanyak 5% dari semua kehamilan (23,6 kasus per 1.000 kelahiran) (Dawn C Jung, 2007). Pada primigravida frekuensi
preeklampsia lebih tinggi bila dibandingkan dengan multigravida, terutama primigravida muda. Sudinaya (2000) mendapatkan angka kejadian
preeklampsia dan eklampsia di RSU Tarakan Kalimantan Timur sebesar 74 kasus (5,1%) dari 1.431 persalinan selama periode 1 Januari 2000
sampai 31 Desember 2000, dengan preeklampsia sebesar 61 kasus (4,2%) dan eklampsia 13 kasus (0,9%). Di samping itu, preeklampsia juga
dipengaruhi oleh paritas. Surjadi dkk, mendapatkan angka kejadian dari 30 sampel pasien preeklampsia di RSU Dr. Hasan Sadikin Bandung
paling banyak terjadi pada ibu dengan paritas 1-3 yaitu sebanyak 19 kasus dan juga paling banyak terjadi pada usia kehamilan diatas 37 minggu
yaitu sebanyak 18 kasus. Peningkatan kejadian preeklampsia pada usia > 35 tahun mungkin disebabkan karena adanya hipertensi kronik yang
tidak terdiagnosis dengan superimposed PIH (Deborah E Campbell, 2006).
Etiologi Preeklampsia
Penyebab preeklampsia sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti, sehingga penyakit ini disebut dengan The Diseases of
Theories. Beberapa faktor yang berkaitan dengan terjadinya preeklampsia adalah:
a. Faktor Trofoblast
Semakin banyak jumlah trofoblast semakin besar kemungkina terjadinya Preeklampsia. Ini terlihat pada kehamilan Gemeli dan
Molahidatidosa. Teori ini didukung pula dengan adanya kenyataan bahwa keadaan preeklampsia membaik setelah plasenta lahir.
b. Faktor Imunologik
Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan jarang timbul lagi pada kehamilan berikutnya. Secara Imunologik dan diterangkan
bahwa pada kehamilan pertama pembentukan Blocking Antibodies terhadap antigen plasenta tidak sempurna, sehingga timbul respons
Patofisiologi Preeklampsia
Pada preeklampsia yang berat dan eklampsia dapat terjadi perburukan patologis pada sejumlah organ dan sistem yang kemungkinan
diakibatkan oleh vasospasme dan iskemia. Wanita dengan hipertensi pada kehamilan dapat mengalami peningkatan respon terhadap berbagai
substansi endogen (seperti prostaglandin, tromboxan) yang dapat menyebabkan vasospasme dan agregasi platelet. Penumpukan trombus dan
pendarahan dapat mempengaruhi sistem saraf pusat yang ditandai dengan sakit kepala dan defisit saraf lokal dan kejang. Nekrosis ginjal dapat
menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus dan proteinuria. Kerusakan hepar dari nekrosis hepatoseluler menyebabkan nyeri epigastrium
dan peningkatan tes fungsi hati. Manifestasi terhadap kardiovaskuler meliputi penurunan volume intavaskular, meningkatnya cardiac output dan
peningkatan tahanan pembuluh perifer.
Peningkatan hemolisis microangiopati menyebabkan anemia dan trombositopeni. Infark plasenta dan obstruksi plasenta menyebabkan
pertumbuhan janin terhambat bahkan kematian janin dalam rahim.
Perubahan pada organ-organ :
1) Perubahan kardiovaskuler.
Gangguan fungsi kardiovaskuler yang parah sering terjadi pada preeklampsia dan eklamsia. Berbagai gangguan tersebut pada dasarnya
berkaitan dengan peningkatan afterload jantung akibat hipertensi, preload jantung yang secara nyata dipengaruhi oleh berkurangnya secara
patologis hipervolemia kehamilan atau yang secara iatrogenik ditingkatkan oleh larutan onkotik atau kristaloid intravena, dan aktivasi
endotel disertai ekstravasasi ke dalam ruang ektravaskular terutama paru.
2) Metabolisme air dan elektrolit
Hemokonsentrasi yang menyerupai preeklampsia dan eklamsia tidak diketahui penyebabnya. Jumlah air dan natrium dalam tubuh lebih
banyak pada penderita preeklampsia dan eklamsia daripada pada wanita hamil biasa atau penderita dengan hipertensi kronik. Penderita
Diagnosis Preeklampsia
Diagnosis preeklampsia dapat ditegakkan dari gambaran klinik dan pemeriksaan laboratorium. Dari hasil diagnosis, maka preeklampsia
dapat diklasifikasikan menjadi 2 golongan yaitu :